Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
NIM : 20190130026
Kelas : B
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Baja karbon banyak dipakai sebagai bahan industri karena sifat-sifatnya yang
bervariasi yaitu bahan tersebut mempunyai sifat dari paling lunak dan mudah dibuat sampai
yang paling keras, olehnya itu mengapa baja disebut bahan yang kaya dengan sifat-sifat
banyak digunakan sebagai peralatan dapur, jembatan, dan konstruksi. Baja karbon adalah
logam campuran yang terdiri dari besi (Fe) dan karbon (C). (Didit"s 2015) Perubahan.
Sifat-sifat dari baja dapat diperoleh dengan memberikan perlakuan heat treatment dimana
kombinasi dari pemanasan dan pendinginan untuk waktu tertentu sehingga mendapatkan
sifat mekanik yang diinginkan.. Dalam banyak hal seringkali keuletan atau ketangguhan
ini juga diperlukan, disamping sifat tahan ausnya. Untuk hal tersebut diperlukan
pengerasan pada permukaan yang merupakan salah satu cara untuk memperoleh bagian
permukaan (kulit) yang keras, tahan aus dan pada bagian dalam (inti) yang ulet dan
tangguh.
Kekuatan material logam ini terutama yang dapat di analisi terdapat di kekuatan
tariknya, maka dalam hal ini dilakukannya pengujian kekuatan tarik. Pengujian Kekuatan
tarik dilakukan untuk mengetahui sifat mekanik dari material dapat diketahui dari kekuatan
dan elastisitasnya untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan.
Banyak material logam yang bagus tetapi kekuatan tarik nya lemah atau getas, hal ini tidak
cocok untuk digunakan di berbagai bidang permesinan seperti hal nya industry perkereta
apian. Didalam industri kereta api terlebih khusus nya di bagian pembuatan gerbong kereta,
pemilihan material sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan untuk mengantisipasi adanya
retakan yang disebabkan oleh lemahnya kekuatan tarik dari material yang di pakai.
Dimana:
P = Gaya tarik (kg)
Aₒ = Luas penampang normal (mm²)
Dimana:
lᵢ = Panjang akhir (mm)
lₒ = Panjang awal (mm)
Δl = Panjang
Dimana:
E = Modulus elastisitas
𝜎 = Panjang akhir (mm)
𝑒 = Panjang awal (mm)
2.2.3 Tempering
Perlakuan panas didefinisikan sebagai kombinasi perlakuan yang
melibatkan pemanasan dan pendinginan yang diatur dengan tujuan untuk
mendapatkan sifat sifat tertentu (Daryanto 2010).
Tempering merupakan proses memanaskan kembali baja yang telah
dipanaskan atau dikeraskan pada suhu dibawah suhu kritis disusul dengan
pendinginan. Dengan proses temper ini ductilities dapat ditingkatkan namun
kekerasan dan kekuatan akan menurun. Temper dimungkinkan oleh karena sifat
struktur martensit yang tidak stabil (Djafrie 1986).
Baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan kurang cocok digunakan.
Melalui temper, kekerasan dan kerapuhan dapat diturunkan sampai memenuhi
syarat penggunaan. Proses temper terdiri dari pemanasan kembali baja yang telah
dipanaskan atau dikeraskan pada suhu di bawah suhu kritis disusul dengan
pendinginan. Meskipun proses ini menghasilkan baja yang lunak, proses ini
berbeda dengan proses anil karena disini sifat-sifat dapat dikendalikan dengan
cermat. Temper dimungkinkan oleh karena sifat struktur martensit yang tidak
stabil.
Struktur logam yang tidak stabil tidak berguna untuk tujuan penggunaan,
karena dapat mengakibatkan pecah. Dengan penemperan, tegangan dan kegetasan
diperlunak dan kekerasan sesuai dengan penggunaan. Ketinggian suhu penemperan
dan waktu penghentian benda kerja tergantung pada jenis baja dan kekerasan yang
dikehendaki. Sebagai pedoman berlaku, bahwa benda kerja distemper sejauh
tercapainya keuletan setinggi-tingginya pada kekerasan yang memadai.
Alat :
- Universal Testing Machine
- Mistar
- Printer
- Jangka sorong
Bahan :
Mulai
Data Primer :
1. Jurnal
Studi Literatur dan
pengambilan data 2. Buku
3. Modul
4. Internet
1. Persiapan Alat
2. Persiapan Material
Pembuatan Spesimen
Proses Tempering
Tidak
Uji Tarik
Analisis Data
Ya
Selesai
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Abdul, and Budi Arto. 2018. "ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR, WAKTU, DAN KUAT ARUS
PROSES ELEKTROPLATING TERHADAP KUAT TARIK, KUAT TEKUK DAN KEKERASAN PADA BAJA
KARBON RENDAH." Rekayasa Mesin 9 (3): 173-182.
Daryanto. 2010. Proses Pengolahan Besi dan Baja (Ilmu Metalurgi). Bandung: cet 1 satu nusa,sarana
tutorial nurani sejahtera.
Haryadi, Gunawan Dwi. 2006. "PENGARUH SUHU TEMPERING TERHADAP KEKERASAN STRUKTUR MIKRO
DAN KEKUATAN TARIK PADA BAJA K-460." ROTASI 7 (3): 1-9.
Miharja, Awan Jaya, Sri Mulyo Bondan Respati, and Helmy Purwanto. 2018. "PENGARUH SUHU
TEMPERING TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR PADA
SAMBUNGAN LAS SHIELDED METAL ARC WELDING (SMAW) BAJA PEGAS DAUN." Momentum 14
(1): 16-22.
Salindeho, Robert Denti, Jan Soukota, and Rudy Poeng. 2013. "PEMODELAN PENGUJIAN TARIK UNTUK
MENGANALISIS SIFAT MEKANIK MATERIAL." Journal Online Poros 1-11.
Teknik, Tim Laboratorium Bahan. 2019. Buku Panduan Praktikum Struktur dan Sifat Material.
Yogyakarta.