Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PEMELIHARAAN HUBUNGAN KERJA DENGAN


KARYAWAN DAN INDUSTRI
MANAJEMEN SDM 1

DOSEN PENGAMPUH : Dr. Sumianti, S.Sos., MM., M.Pd

Nama kelompok :
Sefty Suhaila (211061201112)
Nur Aqilah Suha (211061201224)
Juliansyah (211061201148)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Ibnu Sina
Daftar pustaka

Kata pengantar…………………………………………………………….3
Pendahuluan……………………………………………………………….4
Latar belakang……………………………………………………..4
Tujuan……………………………………………………………...4
Pembahasan………………………………………………………………..5
Pemutusan Hubungan Kerja……………………………………….5
- Pengertian PHK…………………………………………………..5
- Fungsi dan Tujuan PHK………………………………………….5
- Jenis - jenis PHK…………………………………………………6
Hakikat Keberadaan Serikat Pekerja………………………………6
- Pengertian serikat pekerja………………………………………..6
- Fungsi serikat pekerja……………………………………………6
- Hak dan kewajiban serikat pekerja………………………………7
Hubungan industrial………………………………………………8
- pengertian hubungan industrial………………………………….8
Penutup……………………………………………………………………10
Kesimpulan………………………………………………………..10
Daftar pustaka……………………………………………………………..11
Kata pengantar

Alhamdulillah, puji dan syukur tim kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul,
“PEMELIHARAAN HUBUNGAN KERJA DENGAN KARYAWAN DAN
INDUSTRI” dapat kami selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang pemeliharaan
hubungan kerja dengan karyawan dan industri. Begitu pula atas limpahan kesehatan
dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga makalah ini dapat
kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui
media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kepada kedua orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami,
dosen pembimbing kami,Dr. Sumianti, S.Sos., MM., M.Pd dan juga kepada teman-
teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami,
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi
perbaikan makalah kami selanjutnya.
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Memelihara dan menjaga hubungan yang baik antara pekerja
denganpengusaha akan meningkatkan produktifitas suatu perusahaan. Hal inilahyang
disebut pemeliharaan hubungan kerja dalam perusahaan. Suatuperusahaan harus
memelihara hubungan yang baik diantara semua pihakyang berkaitan.Maka dari itu
akan digambarkan tentang materi pemeliharaanhubungan kerja pada makalah ini.
Selain itu latar belakang penulisanmakalah ini adalah sebagai salah satu tugas
individu yang kemudian akandigabungkan dengan berbagai materi lain yang menjadi
makalah. Tugasyang di berikan kepada mahasiswa/i program studi Manajemen
Sumber Daya Manusia dalam memenuhi kriteria pemberian nilai mata kuliahStrategi
Pengembangan SDM

2. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
informasiberkenaan dengan konsep pemeliharaan hubungan kerja di dalam sudut
pandang SDM. Sehingga dapat diharapkan pembaca dapat memahamiteori tentang
Pemeliharaan Hubungan Kerja dengan jelas.
PEMBAHASAN
1. PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA
A. Pengertian PHK
Pemutusan Hubungan Kerja merupakan suatu hal yang pada beberapa tahun
yang lalu merupakan suatu kegiatan yang sangat ditakuti oleh karyawan yang masih
aktif bekerja. Hal ini dikarenakan kondisi kehidupan politik yang goyah, kemudian
disusul dengan carut marutnya kondisi perekonomian yang berdampak pada banyak
industri yang harus gulung tikar, dan tentu saja berdampak pada pemutusan hubungan
kerja yang dilakukan dengan sangat tidak terencana. Maka dengan ini dapat
disimpulkan bahwa Pemutusan Hubungan kerja (PHK) yang juga dapat disebut
dengan pemberhentian, separation atau pemisahan memiliki pengertian sebagai
sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan alasan tertentu yang mengakibatkan
berakhir hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan

B. Fungsi dan Tujuan dari PHK


- Fungsi Pemutusan Hubungan Kerja dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi biaya tenaga kerja
2. Menggantikan kinerja yang buruk. Bagian integral dari manajemen adalah
mengidentifikasi kinerja yang buruk dan membantu meningkatkan kinerjanya.
3. Meningkatkan inofasi PHK meningkatkan kesempatan untuk memperoleh
keuntungan

- Tujuan Pemutusan Hubungan Kerja memiliki kaitan yang erat dengan alasan
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) namun tujuan lebih menitik beratkan pada
jalannya perusahaan (pihak pengusaha). Maka tujuan PHK diantaranya:
1. Perusahaan/ pengusaha bertanggung jawab terhadap jalannya dengan baik dan
efektif salah satunya dengan PHK.
2. Pengurangan buruh dapat diakibatkan karena faktor dari luar seperti kesulitan
penjualan dan mendapatkan kredit, tidak adanya pesanan, tidak adanya bahan baku
produkti, menurunnya permintaan, kekurangan bahan bakar atau listrik, kebijaksanaan
pemerintah dan meningkatnya persaingan.
Tujuan lain pemberhentian yakni agar dapat mencapai sasaran seperti yang
diharapkan dan tidak menimbulkan masalah baru dengan memperhatikan tiga faktor
penting, yaitu faktor kontradiktif, faktor kebutuhan, dan faktor sosial.

C. Jenis-Jenis Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

- Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) permanen


PHK Permanen dapat disebabkan 3 hal, yaitu:
1. Keinginan sendiri
2. Kontrak yang habis
3. Pensiun
4. Kehendak Perusahaan

- Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) Sementara


PHK sementara dapat disebabkan karena keinginan sendiri ataupun karena
perusahaan dengan tujuan yang jelas dan dapat melakukan pekerjaan berdasarkan
proses yang sistimatis.

2. HAKIKAT KEBERADAAN SERIKAT PEKERJA


A. Pengertian
Pengertian serikat pekerja atau buruh menurut pasal 1 ayat 1 Undang-
undang Nomor 21 Tahun 2000 adalah organisasi yang dibentuk oleh, dari, dan untuk
pekerja atau buruh baik di perusahaan maupun diluar perusahaan, yang bersifat bebas,
terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab guna memperjuangkan,
membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja atau buruh serta
meningkatkan kesejahteraan pekerja atau buruh dan keluarganya.

B. Fungsi Serikat Buruh atau Serikat Pekerja


Fungsi Serikat Pekerja/Buruh selalu dikaitkan dengan keadaan
hubungan industrial. Hubungan industrial diartikan sebagai suatu sistem hubungan
yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi dan jasa yang meliputi
pengusaha, pekerja dan pemerintah. Sebagai perwakilan buruh/pekerja maka serikat
pekerja/serikat buruh mempunyai fungsi:
- Sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian
perselisihan industrial
- Wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja sama dibidang ketenagakerjaan
sesuai dengan tingkatannya
- Sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis,
dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang
berlaku

C. Hak dan Kewajiban Serikat Buruh atau Serikat Pekerja


Berdasarkan pengertiannya Serikat Pekerja/Serikat Buruh diberikan jaminan,
seperti yang diatur pada Pasal 25-29, dan Pasal 43 Undang-Undang Nomor 21 Tahun
2000 tentang Serikat Pekerja atau Serikat Buruh. Beberapa hak-hak pekerja sebagai
berikut: Hak atas upah, Hak untuk mendapatkan cuti tahunan dan dapat dijalankan
sesuai dengan aturan yang berlaku, Hak untuk mendapatkan kesamaan derajat dimuka
hukum, Hak utuk menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya masing-
masing, dan Hak untuk mengemukakan pendapat. Hak–hak pekerja ini hanya ada
sewaktu seseorang menjadi pekerja, hak ini melekat pada mereka yang bekerja.
1) membuat perjanjian kerja bersama dengan pengusaha
2) mewakili pekerja/buruh dalam menyelesaikan perselisihan industrial
3) mewakili pekerja/buruh dalam lembaga ketenagakerjaan

Kewajiban Serikat Pekerja/Serikat Buruh


Timbulnya kewajiban bagi seorang adalah ketika seorang melakukan suatu
kesepakatan dan didalamnya termuat hak dan kewajiban, ketika hak itu sudah menjadi
keharusan yang diperoleh, begitu juga dengan kewajiban. Kewajiban adalah
keharusan yang wajib dan harus ditaati tanpa kecuali, karena saling keterikatannya
antara hak dan kewajiban itulah yang mendasari mengapa setiap kita menuntut hak,
kitapun jangan sampai lalai terhadap kewajiban. Kewajiban sebagai pekerja telah
terbagi dalam tiga bagian penting, yaitu:
1) Kewajiban ketaatan adalah kewajiban yang dibebankan kepada pekerja/buruh
untuk mematuhi segala peraturan yang telah ditetapkan atau telah disepakati oleh
pekerja atau serikat pekerja dengan pengusaha;
Melindungi dan membela anggota dari pelanggaran hak-hak dan memperjuangkan
kepentingannya
2) Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarganya
3) Mempertanggungjawabkan kegiatan organisasi kepada anggotanya
sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.

D. Hak Serikat Buruh atau Serikat Pekerja Yang di PHK


Setiap pekerja/buruh memiliki hak-hak pada saat mereka di PHK oleh
pengusaha baik yang tertera dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) maupun menurut
Undang-Undang terkait. Pekerja/buruh mempunyai hak-haknya diantaranya: Uang
Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, Uang Ganti Kerugian. Uang Pesangon
adalah pembayaran dalam bentuk uang dari pengusaha kepada pekerja sebagai akibat
adanya PHK yang jumlahnya disesuaikan dengan masa kerja pekerja.

3. HUBUNGAN INDUSTRIAL
A. Pengertian
Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal
1 angka 16, disebutkan bahwa hubungan industrial adalah suatu sistem hubungan
yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang
terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Dalam proses produksi di perusahaan pihak-pihak yang terlibat secara
langsung adalah pekerja/buruh dan pengusaha, sedangkan pemerintah termasuk
sebagai para pihak dalam hubungan industrial karena berkepentingan untuk
terwujudnya hubungan kerja yang harmonis sebagai syarat keberhasilan suatu usaha,
sehingga produktivitas dapat meningkat yang pada akhirnya akan mampu
menggerakkan pertumbuhan ekonomi dan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh
lapisan masyarakat.
Hubungan antara pekerja/buruh dan pengusaha pada dasarnya adalah suatu
hubungan hukum, yaitu hubungan yang lahir dari suatu perjanjian kerja. Sebagai
suatu hubungan hukum perjanjian, maka pihak yang terlibat dibebani hak dan
kewajiban tertentu. Dalam perkembangannya hubungan kerja tersebut berkembang
menjadi hubungan industrial seiring dengan dianutnya tipe negara kesejahteraan. Hal
ini berarti bahwa hubungan industrial tidak lagi dipandang sebatas hubungan antara
pekerja dan pengusaha, akan tetapi sudah melibatkan kepentingan pihak ketiga yang
diintrodusir sebagai kepentingan publik yang harus dilindungi oleh pemerintah.
Berkaitan dengan pengertian perjanjian kerja yang menimbulkan hubungan
kerja dan ada 3 (tiga) unsur yang harus dipenuhi dalam perjanjian kerja, yaitu :
1. Ada orang di bawah pimpinan orang lain.
Adanya unsur perintah menimbulkan adanya pimpinan orang lain. Dalam
perjanjian kerja, unsur perintah ini memegang peranan yang pokok sebab tanpa
adanya unsur perintah, hal itu bukan perjanjian kerja. Dengan adanya unsur perintah
dalam perjanjian kerja, kedudukan kedua belah pihak tidaklah sama yaitu pihak yang
satu kedudukannya di atas (pihak yang memerintah), sedang pihak lain kedudukannya
di bawah (pihak yang diperintah). Kedudukan yang tidak sama ini disebut hubungan
subordinasi serta ada yang menyebutnya hubungan kedinasan.
4. Penunaian Kerja.
Penunaian kerja dalam melakukan pekerjaan merupakan suatu perjanjian kerja
yang seharuslah adalah suatu pekerjaan yang diperjanjikan dan dikerjakan sendiri oleh
pekerja yang membuat perjanjian kerja tersebut. Pekerjaan mana yaitu yang
dikerjakan oleh pekerja itu sendiri, haruslah berdasarkan dan berpedoman pada
perjanjian kerja. Dalam suatu perjanjian kerja harus ada pekerjaan yang diperjanjian
(objek perjanjian) dan pekerjaan itu haruslah dilakukan sendiri oleh pekerja/buruh.
Secara umum yang dimaksud dengan pekerjaan adalah segala perbuatan yang harus
dilakukan oleh pekerja/buruh untuk kepentingan pengusaha sesuai isi perjanjian kerja.
5. Adanya upah.
Menurut pasal 1 angka 30 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan, bahwa upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan
dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada
pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan atau peraturan perundang-undangan termasuk tunjangan bagi
pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan
dilakukan. Jadi, upah adalah imbalan termasuk tunjangan.
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Berdasarkan pengertian di atas, kami menyimpulkan bahwa
Pemeliharaanadalah:suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
menjagakaryawannya dan mempertahankan kondisi fisik dan jiwa tenaga
kerjanyadalam melakukan pekerjaannya. Pemeliharaan SDM disini
dimaksudkansebagai suatu kegiatan manajemen untuk mempertahankan stamina
SDMdalam melakukan pekerjaannya dalam perusahaan. Untuk memeliharastamina
tenaga kerja maka perlu dilakukan usaha perlindungan fisik, jiwa danraga para
karyawan dari berbagai ancaman yang merugikan.
Adapun beberapa metode yang dapat dilakukan oleh manajer antara lain
dengan proses komunikasi atau proses pemindahan pengertian, memberikan insentif
baik dalam bentuk positif dan negatif. Selain itu perusahaan dapat meningkatkan
kesejahteraan pegawainyadengan memberikan bonus, fasilitas dan pelayanan kepada
karyawannya. Dengan program kesejahteraan tersebut, karyawan dapat memenuhi
kebutuhanfisik dan mental karyawan beserta keluarganya. Pemberian kesejahteraan
akan menciptakan ketenangan, semangat kerja, dedikasi, disiplin, dan sikaployal
karyawan terhadap perusahaan sehingga labour turnover relatif rendah.
DAFTAR PUSTAKA

https://erepository.uwks.ac.id/5184/2/BAB%20I%20ok.pdf

http://e-journal.uajy.ac.id/16404/3/HK107572.pdf

Jurnal Pendas Mahakam, Sulfemi, Wahyu. Bagja. 2018

https://www.scribd.com/doc/59774033/Makalah-Pemeliharaan-Hubungan-Kerja

http://repository.upnjatim.ac.id/2700/2/1.PDF

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan, Rajawali Pers, Jakarta,2002,hlm 64.

Kumara, A., Utami, M.S., Rosyid, H.F., 2003. Strategi mengoptimalkan diri
menjelang pensiun. Makalah Pembekalan Purna Tugas PNS Kabupaten Purworejo,
Juli 2003 (tidak diterbitkan).

http://repository.upnjatim.ac.id/2700/2/1.PDF

https://www.notarisdanppat.com/prinsip-kerja-hukum-ketenagakerjaan-di-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai