Anda di halaman 1dari 192

Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Abdillah, Abu Umar


Menang Melawan Setan / Abu Umar Abdillah
editor , Marzuki. —
Cet. 1 — Klaten : Wafa Press, 2012.
192 hlm. ; 14 x 20,5 cm.

ISBN 978-979-1414-66-1
1. Akidah I. Judul.
II. Abu Umar Abdillah
III. Marzuki
297. 541
MENANG MELAWAN SETAN
Penulis : Abu Umar Abdillah
Editor : Marzuki
Desain Cover : Studio Kacamata
Lay-Out : Abu Nadia
Cetakan : Pertama, Juli 2012

Diterbitkan Oleh:
Magersaren, Rt. 02 Rw. 01 Gatak,
Delanggu, Klaten
Telp. (0272) 552267, HP. 081329399179
e-mail: wafapress@gmail.com
http://www.wafapress.com

Tidak sepantasnya seorang muslim mengambil hak


saudaranya tanpa seizin darinya

Menang Melawan Setan


Daftar Isi

Daftar Isi..................................................................... 5
Muqaddimah .............................................................. 11

BAB 1 : Memahami Strategi Setan Secara Rinci ... 15


Memahami Strategi Setan Secara Rinci................ 17
Setan Menyusun Grand Strategi ...................... 17
Kebodohan: Gerbang Utama Setan ...................... 26
• Awal dari Semua Pintu ............................ 26
• Melestarikan Kebodohan ......................... 27
• Empat Tipe Manusia ................................ 29
Setan Melestarikan Kesyirikan ............................. 31
Banyak Sentuhan, Hilang Kepekaan..................... 33
Tayangan Syirki Berlabel Islami ........................... 34
Penyesatan Perlahan ............................................ 36
Penasihat yang Sesat ............................................ 41

Daftar Isi
Membuka Pintu Kebaikan ................................... 43
Mencitrakan Buruk Suatu Kebenaran .................. 45
• Mencitrakan Buruk Para Nabi.................. 45
• Men-generalisasi Kesalahan .................... 47
• Strategi Perbandingan .............................. 48
• Menampilkan Islam Versi Baru ............... 49

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal ......................... 51


Trik Setan Mencekal Amal ................................... 53
Nasihat untuk Mencegah Ketaatan ...................... 55
Zalal, Menggelincirkan Orang yang Istiqamah .... 58
• Menggelincirkan Orang yang Telah
Bertaubat ................................................ 60
• Kisah Martsad dengan Teman Wanitanya 60
Mengancam dengan Kemiskinan ......................... 63
Menuduh Riya’ ..................................................... 65
Memberikan Iming-iming .................................... 67
Ujub, Celah Setan Menyusup............................... 68
• Pengantar Ujub ........................................ 68
• Tiga Resep Pengusir Ujub ........................ 71
Belenggu Nafsu ................................................... 73
• Pintu Masuk Setan yang Menganga ........ 73
• Pertarungan antara Akal dan Hawa Nafsu 74

Menang Melawan Setan


• Melepaskan Diri dari Belenggu Nafsu ..... 76
• Adil dalam Menyikapi Hawa Nafsu ........ 77
Buruk Sangka dan Permusuhan ........................... 78
• Buruk Sangka Awal Petaka ...................... 79
• Jangan Pula Mengundang Orang Untuk
Berburuk Sangka...................................... 80
• Sekadar Contoh ....................................... 82
Setan Bermain di Ranah Musibah ........................ 83
• Berprasangka Buruk kepada Allah ........... 85
• Berpaling dari Allah, Condong kepada
Selain-Nya ............................................... 86
Judi; Tradisi Setan yang Dilestarikan .................. 88
• Di TV Ada Judi ........................................ 90
• Bedanya dengan Hadiah? ......................... 92

BAB 3: Setan Spesialis ............................................. 93


Qarin; Setan Pendamping..................................... 95
• Bahaya Setan Qarin.................................. 97
• Menghadapi Setan Qarin ......................... 98
Dajjal; Raja Dusta................................................. 100
• Belum Melihat Dajjal ............................... 101
• Kesaktian Dajjal ....................................... 101
• Mengapa Bisa Sakti? ............................... 103

Daftar Isi
Al-Walahan; Setan Spesialis Wudhu .................... 105
• Waspadai Setiap Jurusnya ........................ 106
• Meninggalkan Anggota Wudhu ............... 106
• Boros Menggunakan Air .......................... 108
• Ragu-Ragu Ketika Berwudhu................... 110
Khinzib; Setan Spesialis Shalat ............................ 111
• Melafalkan Niat ....................................... 112
• Ingat Ini..Ingat Itu ! ................................. 114
• Mencuri Shalat ......................................... 116
• Ragu Antara Kentut dan Tidak ................ 117
• Mencuri Perhatian ................................... 118
Dasim; Setan Provokator...................................... 120
• Menghadapi Setan Provokator ................. 121
Masuth; Setan Spesialis Penyebar Gosip .............. 126
• Anak Iblis Penyebar Gosip ....................... 126
• Ciri Khas Orang yang Terprovokasi Setan
Masuth ..................................................... 129
• Dosanya Sesuai dengan Andilnya ............ 130
• Cara Kerja Setan Penyebar Dusta ............ 131
A’war; Spesialis Penyeru Zina .............................. 133
• Dampak Perbuatan Zina .......................... 134
• Memasang Umpan Agar Mata Melihatnya 136
• Perisainya: Menundukkan Pandangan ..... 139
• Nyanyian: Mantra dan Magnet Zina ........ 141

Menang Melawan Setan


• Campur Baur Laki-laki dan Perempuan... 141
• Dibumbui Dengan Istilah Penyedap Rasa 143
Tsabr; Setan Penghalang Sabar ............................. 146
• Setan Mendatangi Orang yang Ditimpa
Musibah .................................................. 147
• Mengalahkan Setan Tsabr ........................ 149
Zaknabur; Setan Penunggu Pasar ......................... 152
• Mengapa Memilih Pasar? ......................... 153
• Menangkal Serangan Zaknabur ............... 155
• Keluar Pasar Membawa Untung .............. 158

BAB 4: Iblis Laknatullah ‘Alaihi ............................. 161


Mengenal Iblis ...................................................... 163
Dari Golongan Malaikat atau Jin? ....................... 163
Nama Person atau Jenis ...................................... 165
Siapa Istrinya ....................................................... 166
Di Mana Posisinya? .............................................. 167
Mengenali Biodata Iblis........................................ 168

BAB 5: Benteng Melawan Setan ............................. 171


Memurnikan Tauhid dan Ikhlas ........................... 174
Membentengi Rumah dari Setan.......................... 175
Tidak Menyerupai Setan ...................................... 180

Daftar Isi
BAB 6: Bila Terlanjur Terbujuk Setan ......................... 185
Hati yang Peka Terhadap Dosa ............................. 188
Membalas Muslihat Setan dengan Ketaatan ........ 190

Menang Melawan Setan


Muqaddimah

ejak diputuskan sesat oleh Allah, iblis memulai

S peperangannya dengan manusia. Perang yang


dilancarkan terhadap seluruh manusia di muka
bumi tanpa henti. Iblis berkata,

\[ZYXW VUT
^]
“Wahai Rabbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa
aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang
baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan
menyesatkan mereka semuanya.” (QS. Al-Hijr: 39)
Setan juga menabuh genderang perang atas manusia
sejak mereka lahir di muka bumi, Nabi mengabarkan hal
ini,

‫ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ ِﻥ‬


‫ِﻦ ﱠ‬ َ ‫ﺎﺡ ﺍﻟْ َﻤ ْﻮﻟُﻮ ِﺩ ِﺣ‬
َ ‫ﲔ ﻳَ َﻘ ُﻊ ﻧَ ْﺰ َﻏ ٌﺔ ﻣ‬ ُ َ‫ِﺻﻴ‬

Muqaddimah
“Jeritan bayi tatkala dilahirkan adalah karena ditusuk oleh
setan.” (HR. Muslim)
Setelah itu pun, manusia tak akan dibiarkan melenggang
di atas jalan fithrah. Dari segala arah setan menggoda,
membujuk, merayu dan menghalangi manusia dari jalan
yang lurus, tekad iblis,

`_ ^ ] \ [ Z Y X W V U
ed cba
“Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau
tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”
(QS. Al-A’raaf: 17)
Pekerjaan itu dilakukan dengan serius, agresif, intensif
dan bahkan tanpa kenal istirahat.
Bukan saja di waktu mata manusia dalam keadaan
berjaga, di saat tidur pun setan melancarkan serangannya.
Nabi n bersabda,

ُ ‫ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ ُﻥ َﻋﻠَﻰ ﻗَﺎﻓِﻴَ ِﺔ َﺭﺃْ ِﺱ ﺃَ َﺣﺪ‬


‫ِﻛ ْﻢ ﺇِﺫَﺍ ُﻫ َﻮ ﻧَﺎ َﻡ ﺛََﻼ َﺙ ُﻋ َﻘ ٍﺪ‬ ‫ﻳَ ْﻌ ِﻘ ُﺪ ﱠ‬
‫َﺎﺭﻗُ ْﺪ ﻓَﺈ ِْﻥ ْﺍﺳﺘَﻴْ َﻘ َﻆ ﻓَ َﺬ َﻛ َﺮ‬
ْ ‫ِﺏ ُﻛ ﱠﻞ ُﻋ ْﻘ َﺪ ٍﺓ َﻋﻠَﻴْ َﻚ ﻟَﻴْ ٌﻞ َﻃﻮِﻳ ٌﻞ ﻓ‬ُ ‫ﻳَ ْﻀﺮ‬
‫ﱠﺖ‬ْ ‫ﱠﺖ ُﻋ ْﻘ َﺪ ٌﺓ ﻓَﺈ ِْﻥ َﺻﻠﱠﻰ ﺍﻧْ َﺤﻠ‬ ْ ‫ﺍﷲﱠَ ﺍﻧْ َﺤﻠ‬
ْ ‫ﱠﺖ ُﻋ ْﻘ َﺪ ٌﺓ ﻓَﺈ ِْﻥ ﺗَ َﻮ ﱠﺿﺄَ ﺍﻧْ َﺤﻠ‬
‫ِﻴﺚ ﺍﻟﻨﱠ ْﻔ ِﺲ‬َ ‫ﻴﻄﺎ َﻃﻴﱢ َﺐ ﺍﻟﻨﱠ ْﻔ ِﺲ َﻭﺇﱠِﻻ ﺃَ ْﺻﺒَ َﺢ َﺧﺒ‬ ً ‫ُﻋ ْﻘ َﺪ ٌﺓ ﻓَﺄَ ْﺻﺒَ َﺢ ﻧَ ِﺸ‬
‫َﻛ ْﺴ َﻼ َﻥ‬
Menang Melawan Setan
“Setan mengikatkan tali ke tengkuk manusia dengan tiga
ikatan di saat tidur, dia mengencangkan talinya setiap kali
mengikat sembari berkata, “Malammu masih panjang, maka
tidurlah.” Maka jika ia bangun dan berdzikir kepada Allah,
lepaslah satu ikatan. Jika dia terus berwudhu, lepaslah satu
ikatan berikutnya. Dan jika dia melanjutkan dengan shalat,
maka lepaslah satu ikatan berikutnya, hingga pagi harinya dia
bersemangat dan jernih jiwanya. Namun jika tidak (melakukan
ketiganya), pagi harinya menjadi keruh jiwanya dan malas.”
(HR Al-Bukhari dan Muslim)
Demikian yang dikabarkan oleh Nabi n tentang upaya
setan meninabobokkan manusia agar kehilangan keutamaan
shalat, dzikir, doa dan istighfar di waktu malam. Setan
kegirangan manakala berhasil membuat manusia tidur
sampai pagi. Tanda kemenangan dan sekaligus penghinaan
terhadap musuhnya dia wujudkan dengan mengencingi
telinganya. Untuk itulah di dalam Shahihain disebutkan
ketika diceritakan kepada Rasulullah n tentang seseorang
yang tidur semalam suntuk hingga subuh, maka Nabi n
bersabda,

‫َﺎﻝ ﻓِﻲ ﺃُ ُﺫﻧِ ِﻪ‬


َ ‫ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ ُﻥ ﻓِﻲ ﺃُ ُﺫﻧَﻴْ ِﻪ ﺃَ ْﻭ ﻗ‬
‫ﺎﻝ ﱠ‬َ َ‫َﺍﻙ َﺭ ُﺟ ٌﻞ ﺑ‬
َ‫ﺫ‬
“Itulah orang yang dikencingi setan kedua telingannya.” Atau
beliau berkata, “Sebelah telingannya.” (HR. Al-Bukhari)
Lalu seberapa girangnya setan sekiranya seseorang tidur
hingga matahari hampir terbit atau bahkan setelah terbit?

Muqaddimah
“Wahai Rabbku, oleh
sebab Engkau telah
memutuskan bahwa
aku sesat pasti aku
akan menjadikan
mereka memandang
baik (perbuatan
maksiat) di muka bumi,
dan pasti aku akan
menyesatkan mereka
semuanya.”
(QS. Al-Hijr: 39)

Menang Melawan Setan


BAB

Memahami Strategi
Setan Secara Rinci

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


“Wahai Rabbku, oleh sebab Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat pasti aku
akan menjadikan mereka memandang
baik (perbuatan maksiat) di muka bumi,
dan pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya.”

(QS. Al-Hijr: 39)

Menang Melawan Setan


Memahami Strategi Setan
Secara Rinci

Setan Menyusun Grand Strategi


Setan tidak pernah bosan dan putus asa menggoda
manusia, di level manapun tingkatan iman mereka, ranjau
selalu dipasang untuk menjerat mangsanya. Jika manusia
tak mau melakukan kesyirikan dan kekafiran, setan meng-
godanya dengan amalan bid’ah. Jika tak mempan juga, setan
membujuk dan memberi fasilitas agar ia melakukan dosa
besar. Jika tak mampu, dosa kecil adalah ranjau berikutnya.
Jika tak mempan, setan menyibukkannya dengan hal-hal
yang mubah. Jika tak mempan juga, jebakan berikutnya
adalah merusak prioritas amal. Target akhirnya adalah,

M LKJ IHGF
“Sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya
supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-
nyala.”(QS. Fathir 6)

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


Bahkan untuk memuluskan tujuannya, masing-masing
setan mengambil spesialisasi tugas dan peranannya sesuai
dengan keahliannya, seperti yang akan dijelaskan nanti
insya Allah l. Jika demikian gencar setan memusuhi kita,
lalu segigih itukah perlawanan kita untuk menghadapinya?
Wallahul musta’an.
Setelah iblis –laknatullah– ditetapkan sesat oleh Allah
dan dia diberi tangguh sehingga tidak akan mati melainkan
pada hari kiamat, maka mulailah ia membuat planing dan
menentukan target-targetnya. Setan memiliki rencana
jangka panjang dan rencana jangka pendek. Adapun rencana
jangka panjang mereka adalah,
“Sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya
supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”
(QS. Fathir: 6)
Adapun rencana jangka pendek, mereka membuat
perangkap-perangkap dari yang paling kasar hingga yang
paling halus. Tidak ada yang luput dari sasaran Iblis
melainkan mukhlashin,
Iblis berkata, ”Ya Rabbku, oleh sebab Engkau telah memutus-
kan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka me-
mandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku
akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba
Engkau yang mukhlis di antara mereka.” (QS. Al-Hijr: 39-
40)
Dan tiada satu celahpun melainkan setan akan mema-
sukinya untuk menyeret manusia kepada kesesatan. Pe-
rangkap-perangkap yang dimaksud adalah sebagai berikut,

Menang Melawan Setan


Pertama, menjerumuskan manusia ke dalam kekufuran
dan kesyirikan.
Setan beserta pasukannya dari golongan manusia, akan
senantiasa menyerukan peribadatan kepada selain Allah
dengan berbagai media dan sarana. Mereka memberikan
sebutan kesyirikan dan kekafiran dengan nama lain,
sehingga manusia tidak lari dari seruannya. Terkadang
mereka menghidupkan budaya kesyirikan dengan dalih
melestarikan kebudayaan, atau dengan membuat opini
kepada manusia bahwa seluruh agama benar, sehingga
tidak apa seseorang berada di luar Islam, atau terkadang
menyerukan bahwa iman hanyalah sekedar keyakinan di
hati. Mereka menyerukan slogan “yang penting hatinya.”
Jebakan setan yang pertama ini, sekalipun begitu
kasarnya, namun ternyata mendapat sambutan baik di
tengah-tengah manusia. Terbukti kelihatan maraknya
upacara adat yang terkesan Islami hingga yang kental dengan
unsur syirik, yang dalam tinjuan akidah dapat mengeluarkan
pelakunya dari Islam.
Mereka yang terperosok ke dalam jerat setan yang
pertama adalah sebodoh-bodoh manusia dalam berma’rifat
kepada Allah dan hak-hak-Nya. Dan merekalah orang yang
paling celaka di akhirat. Sebab Rasulullah bersabda,

ً ‫ﺎﺕ ُﻣ ْﺸﺮ‬
‫ِﻛﺎ َﺩ َﺧ َﻞ ﺍﻟﻨﱠ َﺎﺭ‬ َ ‫َﻣ ْﻦ َﻣ‬
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah
maka dia masuk neraka.” (HR. Muslim)

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


Apabila ada sekelompok hamba Allah yang dengan
bashirah dan hidayah Allah dapat selamat dari perangkap
yang pertama ini, maka setan telah menyiapkan ranjau yang
lebih samar dari yang pertama.

Kedua, menjerumuskan manusia ke dalam bid’ah


Jerat setan yang satu ini menyebabkan manusia jauh
dari kebenaran, sedangkan mereka menyangka telah berbuat
dengan sebaik-baiknya.
Tidak heran jika Ibnul Jauzi t berkata, “Sesungguhnya
bid’ah itu lebih disukai iblis daripada dosa besar. Karena
pelaku dosa besar bisa diharapkan taubatnya (karena
pelakunya menyadari bahwa apa yang dilakukan adalah
dosa), sedangkan pelaku bid’ah sulit diharapkan taubatnya
(karena pelakunya merasa bahwa apa yang dikerjakannya
adalah suatu amal shalih yang mendapatkan pahala).”
Manusia yang masuk dalam perangkap setan yang kedua
ini adalah mereka yang buta akan sunnah Rasulullah, tidak
merasa cukup dengan apa yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah dan mengikuti hawa nafsunya dalam beribadah
kepada Allah.
Kita melihat orang-orang yang menghidupkan bid’ah
demikian semangatnya dalam melaksanakan bid’ahnya,
bahkan seringkali melebihi semangat Ahlus Sunnah dalam
melaksanakan sunnah. Dalam waktu yang bersamaan,
banyak perkara sunnah atau bahkan yang wajib justru
mereka tinggalkan. Apa yang mereka kerjakan itu hanya
akan menjauhkan dirinya dari Allah, walaupun mereka

Menang Melawan Setan


menyangka bahwa apa yang mereka kerjakan itu akan
mendekatkan dirinya kepada Allah. Ayub t berkata,
“Tiada bertambah semangat pelaku bid’ah dalam melakukan
bid’ahnya, melainkan semakin bertambah jauhlah ia dari
Allah.”
Allah berfirman,

mlkjihg fedc
tsr qpo n
“Katakanlah,”Apakah akan Kami beritahukan kepadamu
tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu
orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan
dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104)
Demikian besar bahaya bid’ah sehingga jauh-jauh
Rasululah n telah memperingatkan kepada kita dengan
sabdanya,

َ ‫ﺎﺕ ﺍﻷُ ُﻣﻮ ِﺭ ﻓَﺈِﻧﱠ َﻬﺎ َﺿ‬


‫ﻼﻟٌَﺔ‬ ُ ‫َﻭﺇِﻳﱠ‬
ِ َ‫ﺎﻛ ْﻢ َﻭ ُﻣ ْﺤ َﺪﺛ‬
“Jauhilah oleh kalian mengada-ada (dalam urusan dien) karena
sesungguhnya setiap bid’ah itu sesat.” (HR. Ahmad dan
Tirmidzi)
Jika ada sekelompok hamba Allah yang dapat lolos dari
jerat setan yang kedua tersebut, maka setan masih memiliki
perangkap yang lain untuk menjerat para hamba Allah yang
lolos dari jerat yang pertama dan kedua.

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


Ketiga, menjerumuskan manusia ke dalam kaba’ir (dosa-
dosa besar)
Setan tidak pernah jemu membuat perangkap bagi
manusia, tak pernah berputus asa untuk menjerat mereka
dan tak pernah bosan mencari jurus-jurus baru untuk
menyesatkan mereka.
Perangkap setan yang ketiga ini akan dimasuki oleh
orang-orang yang hanya memahami,

ÌËÊÉÈÇÆ
“Kabarkan kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya
Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
Al-Hijr: 49)
Akan tetapi mereka lupa,

ÒÑÐ Ï ÎÍ
“Dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat
pedih.” (QS. Al-Hijr: 50)
Perangkap setan yang satu ini, banyak menjerat
kebanyakan manusia hari ini. Mereka banyak melakukan
dosa besar, hanya saja saking lumrahnya dikerjakan oleh
manusia, maka mereka mengira bahwa apa yang mereka
kerjakan itu bukanlah dosa besar atau bahkan bukanlah
suatu dosa. Benarlah apa yang dikatakan oleh Anas bin
Malik a, “Sesungguhnya kalian mengerjakan suatu dosa
yang dalam pandangan mata kalian lebih halus dari sehelai
rambut, padahal pada zaman Nabi, kami menganggapnya
sebagai satu dosa yang membinasakan (dosa besar).”

Menang Melawan Setan


Jika kita katakan bahwa berjabat tangan dengan wanita
yang bukan mahramnya itu dosa, maka banyak orang yang
terperanjat dan heran, apalagi jika kita katakan bahwa itu
adalah dosa besar, niscaya kebanyakan mereka semakin
tidak percaya dengan apa yang kita katakan. Karena
minimnya pengetahuan mereka tentang apa saja yang dapat
dikategorikan ke dalam dosa besar.
Ibnu Abbas h mendefinisikan dosa besar atau kaba’ir
adalah setiap dosa yang Allah mengancamnya dengan
neraka, laknat-Nya, murka-Nya maupun adzab-Nya. Ada
pula ulama yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan
‘dosa besar’ adalah setiap dosa yang ada sanksi tertentu
di dunia (semacam potong tangan, rajam, dera 80 kali
dan sebagainya), atau ada ancaman yang keras setelah
matinya.
Jika Anda (dengan karunia Allah) dapat mengetahui
dosa-dosa besar, dan dapat selamat darinya, maka janganlah
Anda lengah, karena setan masih menyiapkan perangkap lain
yang lebih halus dari perangkap yang ketiga tersebut.

Keempat, menjerumuskan manusia ke dalam shagha’ir


(dosa-dosa kecil)
Sehingga seorang hamba akan berpikir, “Tidak apalah
saya melakukan dosa kecil asalkan dosa-dosa besar dapat
saya tinggalkan, toh Allah akan menghapuskan dosa-dosa
kecil jika aku meninggalkan dosa-dosa besar, sebagaimana
firman-Nya,

j ih g fedcb
BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa
yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus
kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil)” (QS.
An-Nisa: 31)
Jalan pikiran seperti ini adalah jalan pikiran yang
telah ternodai oleh bisikan setan dan bujuk rayunya.
Dia tidak menyadari bagaimanakah sebenarnya tabiat
dosa (sekalipun kecil). Sebagaimana yang dikatakan oleh
seorang salaf, “Balasan bagi orang yang berbuat dosa
adalah dia akan mengerjakan dosa yang setelahnya.” Dan
dosa akan menyebabkan lemahnya iradah seseorang untuk
mengerjakan kebaikan dan meninggalkan dosa. Lagi pula,
“Tidak ada istilah dosa kecil jika dilakukan terus menerus,
dan tidak ada istilah dosa besar jika diiringi dengan taubat”
sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas a.
Maka hendaklah kita camkan nasihat seorang ulama
“Janganlah lihat kecilnya dosa akan tetapi perhatikanlah kepada
siapa engkau berbuat dosa.” Sungguh jika urusannya dengan
Allah, maka tidak ada sesuatu yang kecil.
Jangan pula Anda lekas berbangga diri jika Anda dapat
lolos dari perangkap setan yang keempat ini, sebab setan
masih menyiapkan perangkap lain bagi Anda yang dapat
lolos dari keempat perangkap di atas,

Kelima, menyibukkan hamba dengan perkara-perkara


yang mubah.
Ketika setan mengetahui seorang hamba tidak mau
melakukan kemaksiatan, maka setan berupaya untuk

Menang Melawan Setan


memalingkannya dari amal-amal yang utama dengan cara
menyibukkan hamba dengan urusan-urusan yang mubah.
Jika seorang hamba telah sibuk dengannya maka akan banyak
kewajiban-kewajiban yang teledor dan banyak pula sunnah
yang ia tinggalkan. Dan jika sudah demikian berarti dia telah
terjerumus pula ke dalam maksiat, karena meninggalkan
kewajiban itu sendiri merupakan kemaksiatan. Maksiat ada
dua macam, yakni tarkul ma’mur (meninggalkan perintah)
dan fi’lul mahdzur (melanggar larangan).
Allah mensifatkan orang mukmin dengan firman-Nya,

0/ .-,+
“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tak berguna.” (QS. Al-Mukminun: 3)
Maka sudah semestinya kita melihat suatu urusan bukan
dari sisi berdosa atau tidak, akan tetapi adakah manfaatnya
jika kita kerjakan? Barangkali hanya sedikit yang dapat lolos
dari perangkat setan yang kelima ini. Namun setan tidak
akan membiarkan hamba-hamba Allah yang dapat selamat
dari perangkap ini. Setan masih menyiapkan perangkap lain
bagi hamba Allah yang setiap tingkah lakunya jauh dari dosa
dan berpaling dari hal-hal yang tidak berguna.

Keenam, mengacaukan prioritas dalam beramal.


Sehingga, seringkali seorang hamba mengerjakan suatu
amal (sekalipun berpahala), namun dalam waktu yang
bersamaan dia tinggalkan suatu amal yang lebih utama dan
lebih dituntut dalam suatu waktu.

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


Tepatlah apa yang dikatakan seorang ahli bijak,”Bukanlah
orang yang pandai itu orang yang mengetahui mana yang
baik dan mana yang buruk, akan tetapi orang yang pandai
adalah orang yang mengetahui mana yang lebih baik diantara
dua kebaikan dan mana yang lebih buruk diantara dua
keburukan.”

Kebodohan: Gerbang Utama Setan


Setan memiliki beribu cara untuk mencapai tujuannya.
Usahanya bisa sukses besar ketika terdapat potensi pada diri
manusia untuk diserang. Setan akan memanfaatkan peluang
untuk masuk dan merusak iman manusia. Ini yang disebut
oleh para ulama dengan ‘madaakhilusy syaithaan’, pintu-pintu
masuk setan. Pengetahuan ini sangat penting, ketika kita
mengetahui pintu masuknya, maka kita bisa memperketat
penjagaannya, mengunci pintu itu sekuat-kuatnya.

Awal dari Semua Pintu


Pintu masuk yang paling lebar dan mulus adalah
kebodohan. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa
seluruh pintu masuk yang lain berawal dari sini. Setan
memperlakukan orang yang bodoh terhadap agama seperti
seorang anak memainkan bola miliknya. Dia bisa memainkan
sesuka hatinya. Setan bisa menggiringnya ke arah manapun
ia menghendaki. Jurang kesyirikan, kekufuran, atau dosa-
dosa besar, bid’ah dan seterusnya.
Orang yang bodoh tidak mengetahui pintu setan dan
strateginya. Tidak pula bisa membedakan antara yang baik

Menang Melawan Setan


dan yang buruk. Kadang kebenaran dianggapnya sebagai
kebatilan dan sebaliknya. Yang bid’ah dianggapnya sunnah
dan sebaliknya. Jalan ke neraka disangka jalan menuju surga
maupun sebaliknya. Dialah orang yang paling merugi di
dunia meskipun dia mengira telah berbuat yang terbaik.
Allah berfirman,

mlkjihg fedc
wvutsr qpo n
¢¡‫ {|}~ﮯ‬zyx
¤£
“Katakanlah, “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu
tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?”
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam
kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa
mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang
yang telah kufur terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kufur
terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-
amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian
bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.” (QS. Al-Kahfi:
103-105)

Melestarikan Kebodohan
Menghadapi orang yang bodoh terhadap Islam, setan
hanya perlu menghalanginya dari belajar. Agar tetap lestari
dan langgeng kebodohan yang disandangnya. Misalnya, setan
mendatangi orang yang telah lanjut usia dan mengatakan,

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


“Usiamu sudah terlanjur tua, apa tidak malu untuk belajar?”
Lalu makin minderlah orang itu untuk belajar. Padahal,
menjadi orang tua yang mau belajar, jelas lebih baik dari
orang tua yang rela dengan kebodohannya.
Jika ada yang hendak mencari ilmu, setan akan berkata,
“Jika kamu banyak mengetahui ilmu, semakin banyak
tuntutan yang harus kamu kerjakan, tapi kalau kamu tidak
tahu, maka itu menjadi udzur bagimu.” Atau bisikan,
“Buat apa kamu mencari banyak ilmu, paling-paling kamu
tidak mampu mengamalkannya!” Lalu setan menampilkan
bayang-bayang kesulitan dalam menjalankan banyak
perintah dan menjauhi larangan Allah. Dan tetap berada
dalam kebodohan akhirnya menjadi pilihan. Seseorang
pernah berkata kepada Abu Hurairah a, “Aku ingin belajar,
tapi aku takut menyia-nyiakan ilmu.” Maka Abu Hurairah
a berkata, “Cukuplah kamu dikatakan menyia-nyiakan
ilmu jika kamu tidak mau belajar.”
Setan juga menjebak orang yang piawai dalam ilmu
dunia agar meremehkan urusan agama. Menurutnya,
mempelajari agama hanyalah tugas para dai, mubaligh dan
kyai. Maka tidak jarang kita lihat, seseorang yang sangat
antusias mempelajari ilmu dunia, mengorbankan banyak
waktu dan harta, bahkan umurnya habis untuk melakukan
study dan penelitian. Di sisi lain dia merasa puas dengan
ilmu agama yang dia pelajarinya di bangku SD. Bukan karena
ketekunannya belajar ilmu duniawi dia tercela, namun sikap
meremehkan ilmu ukhrawi, itulah yang tercela. Sedangkan
Allah membenci orang yang ahli dalam hal dunia namun
bodoh dalam urusan akhiratnya, bahkan Allah menyebutnya

Menang Melawan Setan


sebagai sifat orang-orang yang tidak beriman. Allah l
berfirman,

8 76 543 210/.
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan
dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah
lalai.” (QS. Ar-Rum: 7)

Empat Tipe Manusia


Al-Khalil bin Ahmad t membagi manusia menjadi
empat golongan dalam masalah ilmu. Pertama, orang yang
tahu dan dia menyadari bahwa dirinya tahu. Inilah orang
alim, bertanyalah kepadanya. Kesadarannya diwujudkan
dengan mengamalkan ilmu yang telah diketahuinya. Inilah
orang yang terpuji.
Kedua, orang yang tahu tapi dirinya tidak menyadari
bahwa dirinya tahu, inilah orang yang alpa, maka ingatkanlah
dia. Dia terjerumus ke dalam dosa, padahal dia tahu akan
keharamannya. Dia seperti lupa bahwa pengetahuannya
menentang tindakannya. Dia butuh seorang pengingat akan
ilmu yang telah dipelajarinya agar mau bertaubat. Pujian
atau celaan tergantung responnya terhadap peringatan
tersebut.
Ketiga, orang yang belum tahu, namun dirinya menyadari
bahwa dirinya belum tahu, inilah orang yang minta
bimbingan, maka ajarilah dia. Ini masih terhitung sebagai
orang yang terpuji, karena kesadarannya akan menuntun
dia untuk menjadi orang yang berilmu.

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


Keempat, orang yang tidak tahu, namun dirinya tidak
menyadari ketidaktahuannya, inilah orang bodoh, jauhilah
ia. Inilah tipe manusia paling buruk, tak tahu diri dan
congkak, paling sulit mendapatkan faedah dari nasihat
dan pelajaran. Dia tidak bisa menerima kebenaran yang
disampaikan orang lain, terutama jika berasal dari yang lebih
muda, lebih rendah kastanya atau lebih miskin darinya.
Sepantasnya kita mengaca diri, termasuk tipe manakah
kita? Yang jelas, selagi kita masih mau belajar, maka
terhitung sebagai orang yang terpuji. Ibnu Jarir Ath-Thabari
t, betul-betul mencintai ilmu sepanjang hidupnya. Jika
dikalkulasi jumlah tulisannya setiap hari dengan jumlah
usianya dari sejak lahir hingga wafat, maka beliau menulis
tidak kurang dari empat puluh atau enam puluh halaman.
Bahkan, ketika seseorang mendoakannya ketika sakit
menjelang wafat, beliau pun tertarik untuk menulis doa
tersebut. Usai menulis, di saat tamunya hendak keluar,
beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Inilah potret
ulama teladan yang mengetahui arti penting ilmu.

v vv

Menang Melawan Setan


Setan Melestarikan
Kesyirikan

da seorang syaikh menulis buku tentang urgensi

A tauhid. Beliau mengajarkan isi buku tersebut


kepada para santrinya, mengulang-ulang
pelajaran itu hingga berkali-kali. Suatu hari murid-muridnya
mengusulkan, “Wahai syaikh, kami ingin mendapatkan
materi yang baru, tentang kisah atau sejarah.” Syaikh
menjawab, “Akan saya pertimbangkan InsyaAllah.
Pagi harinya syaikh itu datang dengan wajah muram,
terlihat sedih kemudian termenung. Para santri pun
bertanya gerangan apakah yang menyebabkan syaikh
berduka. “Saya mendengar ada seseorang di tetangga desa
yang membangun rumah baru. Karena takut gangguan jin,
dia pun menyembelih seekor ayam di depan pintu sebagai
sesaji, meminta restu kepada jin penunggu. Saya telah
mengirim utusan untuk mengecek kebenaran berita itu.”
Syaikh menjelaskan.

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


Tidak ada ekspresi apa pun dari para santri mendengar
ungkapan keprihatinan syaikh mereka. Ada yang mendoakan
hidayah untuk penyembelih ayam tersebut, selebihnya
diam.
Esok harinya syaikh mengabarkan kepada para santrinya,
“Setelah dicek, ternyata kabar yang kemarin tidak valid.
Tapi ada kejadian lain di sana, bukan seorang lelaki yang
menyembelih ayam untuk sesaji tapi seorang lelaki menzinai
ibunya.” Sontak kegeraman tampak di wajah para santri,
kecaman, kutukan dan cercaan keluar dari lisan para santri.
“Dia harus dinasihati…dia harus diberi pelajaran…dia harus
dihukum…kalau perlu dirajam.”
Syaikh justru terkejut dengan reaksi para santrinya.
Beliau berkata, “Alangkah anehnya kalian ini, demikian
hebat reaksi kalian terhadap pelaku dosa besar yang tidak
menyebabkan pelakunya keluar dari Islam, tapi tidak ada
reaksi apapun dari kalian terhadap orang yang terjerumus
ke dalam kesyirikan. Padahal syirik (besar) menyebabkan
pelakunya keluar dari Islam. Sekarang ambil buku tauhid,
kita pelajari lagi dari awal.”
Jangan-jangan kondisi kita jauh lebih parah dari kisah
di atas. Bukan saja sesaji dianggap biasa, bahkan dianggap
sebagai tradisi luhur. Bagaimana kesyirikan seperti itu bisa
lestari?

Menang Melawan Setan


Banyak Sentuhan, Hilang Kepekaan
Target akhir dari godaan setan kepada manusia adalah
kekafiran, juga kesyirikan yang memiliki derajat yang sama
dengan kekafiran. Maka setan pun berusaha melestarikan
dan membudayakan kesyirikan di tengah manusia. Untuk
misi itu, setan tahu betul bahwa katsratul massas (banyak
sentuhan) umumnya akan mengakibatkan qillatul ihsas
(lemahnya kepekaan), seperti orang yang setiap hari
bergumul dengan sampah, maka makin berkuranglah
kepekaannya terhadap bau busuk sampah.
Begitupun halnya dengan kepekaan terhadap kesyirikan.
Setan mengetahui bagaimana cara menumpulkan kepekaan
manusia terhadap dosa besar yang paling besar ini. Setan
akan membisikkan ide-ide yang berbau syirik kepada orang-
orang yang tidak mengimani kehidupan akhirat, mencuri
perhatian mereka, lalu menanamkan rasa cinta, hingga
manusia dengan rela hati mengikuti apa yang dimaui setan.
Allah l berfirman,

Z YXWVUTS
_^]\[
“Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman
kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka
merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa
yang mereka (setan) kerjakan.” (QS. Al-An’am: 113)
Jika banyak yang mengikuti kehendak setan yang berupa
kesyirikan, maka manusia secara umum akan memandang

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


kesyirikan sebagai hal biasa. Atau bahkan sebagian dianggap
sebagai tontonan, huburan, atau obyek wisata.

Tayangan Syirki Berlabel Islami


Banyak acara TV yang berbaju Islami tapi tenyata
berisi syirik. Sebut saja beberapa waktu lalu ada sinetron
Misteri Ilahi. Penulis mengetahui setelah ada SMS yang
masuk ke HP dan meminta komentar penulis tentang
sinetron ‘islami’ ini. Dari judulnya, mestinya sinetron ini
mengajarkan tauhid uluhiyah. Mengajarkan agar manusia
hanya beribadah kepada Allah, memohon pertolongan hanya
kepada-Nya, sebagai konsekuensi dari tauhid rububiyyah.
Yakni keyakinan bahwa Allah yang menciptakan, memberi
rezeki, menghidupkan dan mematikan, serta mengatur
alam semesta ini. Tapi, apa lacur? Justru sinetron di atas
menggambarkan dunia para siluman. Yang paling sering
adalah Nyi Roro Kidul yang suka membantu pengikutnya
ketika menghadapi masalah dengan siluman lain. Sosok
Nyi Roro Kidul pun digambarkan sebagai ratu siluman yang
bijak, santun dan baik hati.
Dan ternyata tayangan ini tak hanya sekali bahkan konon
pernah tayang dua kali dalam sehari. Jika tontonan seperti ini
sudah menjadi menu kebiasaan masyarakat, maka kepekaan
terhadap kesyirikan dari masyarakat Indonesia akan semakin
tumpul. Hingga menganggapnya sebagai hal yang biasa,
dan tidak menganggap masalah jika ada yang terjerumus
ke dalam hal-hal yang sama. Nas’alullah al-afiyat.

Menang Melawan Setan


Sangat dimaklumi bahwa jika syariat sudah sejak awal
memotong kesyirikan dari pangkalnya, dan mencabutnya
dari akarnya. Syariat melarang kita hidup santai di tengah
komunitas musyrikin. Rasulullah n bersabda,
“Barangsiapa yang berkumpul dengan orang musyrik, dan
tinggal bersamanya, maka dia serupa dengannya.” (HR. Abu
Dawud)
Karena tinggal bersama mereka mengandung
konsekuensi terbiasa melihat kesyirikan yang mereka
lakukan. Kebiasaan ini akan menumpulkan kepekaan akan
sesatnya kesyirikan. Puncak paling tragis, terseret mengikuti
arus kesyirikan yang mereka perbuat. Maka sangat beralasan
jika syariat melarang kita tinggal di tengah orang-orang
musyrik. Kecuali memang tidak kuasa untuk berhijrah.
Itu pun dia harus berdakwah dan menampakkan identitas
keislamannya, dan berlepas diri dari kesyirikan yang terjadi
di sekitarnya.

vv v

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


Penyesatan Perlahan

etan tidak tergesa-gesa untuk segera membuat

S manusia sesat. Mereka cukup ‘sabar’ untuk


menuai panen raya, meski harus menunggu
dalam jangka waktu yang lama. Berbagai kamuflase,
cover dan trik dilakukan untuk menyesatkan manusia
secara perlahan. Mereka tahu, ketergesaan hanya akan
menggagalkan tujuan mereka, juga segera terbongkarnya
kesesatan yang diserukannya. Untuk itu, jalan senyap-
senyap dan menyeret setahap demi setahap menjadi pilihan
mereka. Allah mengingatkan langkah demi langkah setan
itu dengan firman-Nya,

ÅÄ Ã Â Á
“Janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan.” (QS.
Al-Baqarah: 168)
Setan akan berpura-pura menjadi teman, penasihat da
menginginkan kebaikan manusia. Hingga ketika manusia

Menang Melawan Setan


telah masuk ke perangkapnya, setanpun berlepas diri. Allah
l berfirman,

ÊÉ ÈÇ ÆÅÄÃÂÁ
"! ÒÑÐÏÎÍÌË
, + * ) (' & % $ #
“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan)
setan ketika dia berkata kepada manusia, “Kafirlah kamu!” Maka
tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata, “Sesungguhnya
aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut
kepada Allah, Rabb semesta alam.” Maka adalah kesudahan
keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam
neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-
orang yang zalim.” (QS. Al-Hasyr: 16-17)
Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir t menyebutkan bahwa
ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan seorang ahli
ibadah dari kalangan Bani Israel yang bernama Barshisha
(atau Barshish). Dia seorang ahli ibadah yang tinggal
di sebuah sinagog untuk menyembah Allah, hanya saja
semangat ibadahnya melampaui kemampuan ilmunya.
Padahal orang yang berilmu lebih ditakuti setan daripada
seribu ahli ibadah.
Suatu hari, datanglah kepadanya sejumlah lelaki dari
kalangan mujahidin Bani Israel. Mereka berkata, “Wahai
Barshisha, sesungguhnya kami bermaksud untuk pergi
berjihad di jalan Allah, sedang kami mempunyai seorang
saudari yang tinggal di rumah kami, di sebelah sinagogmu.

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


Dia tidak memiliki teman sesudah Allah, kecuali hanya
engkau. Oleh karena itu, kami memohon Anda berkenan
ikut menjaganya sampai kami kembali dari jihad.” Barshisha
pun mengiyakannya.
Mereka pun berangkat berjihad di jalan Allah, sedangkan
Barshisha tetap di dalam sinagognya menyembah Allah.
Selanjutnya, datanglah setan kepada Barshisha dan
berkata, “Wahai Barshisha, sesungguhnya gadis itu berada
dalam jaminanmu. Dia adalah gadis muda yang berada dalam
perlindunganmu. Jika engkau biarkan, barangkali dia merasa
kesepian. Sebaiknya engkau julurkan kepalamu setiap pagi
hari, lalu ucapkan salam kepadanya. Itu sama sekali tidak
akan membahayakanmu, karena dia seorang wanita yang
memakai hijab.” Barshisha menerima saran setan. Lalu
setiap pagi dia menjulurkan kepalanya dan mengucapkan
salam kepada wanita itu.
Setan datang lagi untuk kedua kalinya dan berkata,
“Sebaiknya engkau tinggal di sebelah rumahnya, agar ia
tidak didatangi oleh lelaki lain atau ditakut-takuti oleh jin
yang jahat.” Barshisha akhirnya turun dan tinggal di sebelah
rumahnya tanpa melihatnya.
Setan datang untuk ketiga kalinya dan berkata,
“Sesungguhnya dia adalah gadis yang asing lagi kesepian,
keluarganya keluar untuk berjihad, sehingga tidak ada
seorangpun yang bisa menghiburnya, atau mengajaknya
mengobrol.” Barshisha pun menghiburnya dan mengajak
ngobrol, sementara sang gadis tetap memakai hijab.

Menang Melawan Setan


Setan datang lagi keempat kalinya dan berkata, “Engkau
orang yang alim dan dijaga oleh Allah, setan juga takut
kepadamu, maka mendekatlah kamu kepadanya dan ciumlah
dia.” Akhirnya Barshisha terjerumus ke dalam zina hingga
gadis itu hamil.
Setelah itu, setan mendatangi Barshisha dan berkata,
“Apabila saudara-saudaranya pulang, dan mereka melihat
kemungkaran ini, wanita itu pasti akan menceritakan kepada
saudaranya kejadian yang dialaminya denganmu. Lalu orang-
orang akan menuduhmu sebagai pelakunya dan jatuhlah
martabatmu di mata mereka. Sebaiknya kamu bunuh
saja wanita itu, karena itu lebih baik bagimu.” Akhirnya
Barshisha membunuhnya dan menggali kuburan di rumah
wanita itu, lalu menguburnya.
Tidak lama kemudian pulanglah saudara-saudara wanita
itu dari medan jihad, lalu mereka bertanya, “Di manakah
saudari kami?” Barshisha pura-pura menangis lalu berkata,
“Dia sakit keras, lalu meninggal dunia. Dia adalah wanita
yang zuhud dan ahli ibadah, aku telah menguburnya setelah
mendoakannya.”
Mendengar berita itu, mereka menangis dan mempercayai
berita Barshisha. Merekapun tidur malam itu.
Kemudian setan mendatangi saudara tertua wanita
tersebut dalam mimpi. Setan membisikkan bahwa
sebenarnya Barshisha telah berbuat mesum dengan
saudarinya lalu membunuhnya.
Setan juga mendatangi saudaranya yang kedua dan
ketiga dalam mimpinya, lalu menceritakan kepada keduanya

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


sebagaimana yang telah ia ceritakan kepada saudara tertua
mereka.
Keesokan harinya mereka menceritakan mimpinya
masing-masing, lalu mereka sepakat untuk membalas
Barshisha atas perbuatannya kepada saudarinya. Mereka
membongkar kuburan yang telah ditunjukkan oleh setan
dalam mimpi mereka, ternyata mereka menjumpai mayat
adik mereka dalam keadaan hamil.
Setan pun datang kepada Barshisha dan berkata,
“Wahai Barshisha, sekarang tidak akan ada yang dapat
menyelamatkanmu. Kecuali jika kamu mau bersujud
kepadaku sekali saja, agar aku bisa melindungimu.”
Akhirnya Barshisha pun kafir kepada Allah dan bersujud
kepada setan.
Selanjutnya orang-orang Bani Israel menangkap
Barshisha lalu menyalibnya. Kisah ini disebutkan oleh Ath-
Thabari dalam tafsirnya, Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah dan
Ibnu Al-Jauzi dalam Talbis Iblis.

vvv

Menang Melawan Setan


Penasihat yang Sesat

etan tidak mendatangi manusia dengan tampang

S provokator dan mengatakan, “Lakukan dosa ini


dan itu agar kamu mendapatkan siksa.” Tidak.
Bahkan setan akan hadir dengan sosok bak penasihat yang
terpercaya. Dia meyakinkan manusia akan maksud baiknya.
Strategi inilah yang mampu menggoyahkan pendirian Adam
dan Hawa. Allah l berfirman,

Ç ÆÅÄ ÃÂ
“Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya
saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu
berdua.” (QS. Al-A’raaf: 21)
Liciknya Iblis memainkan sihir kata-kata dan
memutarbalikkan fakta, hingga menghasung kepada dosa
yang dia katakan sebagai nasihat. Dia meyakinkan Adam
dan Hawa bahwa Allah melarang keduanya mendekati suatu
pohon di Jannah karena tidak menginginkan keduanya kekal

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


di Jannah. Maka Iblis melancarkan nasihat beracunnya,
menganjurkan keduanya agar memakan buah yang dilarang
agar bisa kekal di dalamnya. Setan menamakannya pohon
‘Khuldi’ (pohon kekal). Padahal, itu hanya tipuan belaka.
Hingga akhirnya terjadilah apa yang terjadi.
Kesuksesan besar ini tidak akan pernah dilupakan
Iblis. Jurus ini tidak pernah ditinggalkan. Karena dengan
kesuksesan yang sama bisa diraih hasil yang sama atau
bahkan lebih. Hanya membutuhkan sedikit tambahan
polesan, secuil hiasan, atau sentuhan teknologi yang
ringan.
Bisa jadi setan mendatangi seorang pemuda lalu berkata,
“Jangan sia-siakan masa mudamu, isilah dengan foya-foya,
setelah itu kamu bisa bertaubat dan memperbanyak amal
shalih.”

v vv

Menang Melawan Setan


Membuka Pintu Kebaikan

ang sangat halus bahkan hampir tidak

Y ketara, setan seringkali menawarkan dan


mengusulkan perbuatan baik, namun setan
telah memasang perangkap di sana. Al-Hasan bin Shalih
berkata, “Sesungguhnya bisa saja setan membuka 99 pintu
kebaikan untuk seorang hamba, akan tetapi yang dituju
adalah suatu dosa.”
Penulis pernah mendengar kisah mengerikan, dimana
seorang mu’allij yang biasa mengobati pasien dengan ruqyah
akhirnya menjadi dukun. Awalnya, dia melakukan ruqyah
syar’iyyah untuk sauadaranya. Jelas ini adalah suatu kebaikan
dan amal shalih. Namun dia tergelincir ketika jin yang
berada dalam tubuh pasien itu berdialog dengannya. Lalu jin
memuji sang mu’allij dan menawarkan diri untuk mengabdi
kepada sang mu’allij. Inilah awal mula terjerumusnya si
ustadz itu ke dalam kesyirikan. Nas-alullah al-‘afiyah.
Perlu ditengok kembali pula, praktik ruqyah yang
dilakukan oleh seorang laki-laki dengan memegang

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


tubuh pasien wanita, karena perbuatan seperti ini bisa
menimbulkan fitnah dan dosa. Untuk itulah para ulama
dahulu, seperti Ibnu Taimiyah dan juga ulama kontemporer
seperti Syaikh Utsaimin melarang praktik ruqyah seperti ini.
Adapun mu’allij laki-laki memegang pasien laki-laki, atau
mu’allijah wanita memegang pasien wanita, atau mu’allij
laki-laki memegang pasien wanita yang masih ada hubungan
mahram, tidak mengapa.
Maka mewaspadai setan dari segala penjuru hendaknya
dilakukan oleh siapapun kita. Termasuk memohon
perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk,
baik dari golongan jin maupun manusia.
Setan bisa saja mewanarkan kepada seorang ustadz
untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada seorang wanita secara
privat, hanya empat mata. Satu sisi setan menganjurkan si
ustadz untuk mengajarkan Al-Qur’an, namun dia hendaknya
menjeratnya dari sisi yang lain. Seperti yang disebutkan Nabi
n bahwa seorang laki-laki yang berduaan dengan seorang
wanita yang bukan mahramnya disertai oleh setan sebagai
pihak ketiga. Tidak terkecuali saat kedua insan tersebut
mempelajari Al-Qur’an.

vvv

Menang Melawan Setan


Mencitrakan Buruk Suatu
Kebenaran

nilah jurus andalan Iblis yang kedua. Ini seperti

I taktik belah bambu. Setan menjunjung tinggi


dosa dengan cara memoles dan meriasnya.
Sementara setan juga memakai taktik yang sebaliknya, yakni
mempengaruhi opini manusia agar memandang miring dan
buruk suatu kebenaran. Target dari serangan ini adalah agar
manusia menjauhi kebenaran.
Karena kebenaran itu indah, mulia dan luhur dalam
pandangan manusia. Untuk itu, setan berupaya mencorengnya
agar manusia mau menjauhinya.

Mencitrakan Buruk Para Nabi


Dahulu, setan telah menyematkan gelar ideot kepada
Nabi Hud q melalui lisan teman-temannya dari golongan
manusia (kaum ‘Ad) Mereka berkata kepada Hud,

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


ÌËÊÉÈ ÇÆÅ
“Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu dalam
keadaan kurang akal dan sesungguhnya kami menganggap kamu
termasuk orang-orang yang berdusta.” (QS. Al-A’raaf: 66)
Setan juga pernah menyebut pengikut Nabi Syu’aib
sebagai orang-orang yang merugi,

r qponml kj ih
ts
“Pemuka-pemuka kaum Syu’aib yang kafir berkata (kepada
sesamanya), “Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu’aib,
tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang
merugi.” (QS. Al-A’raaf: 90)
Nabi Musa dan Harun e, juga dituduh sebagai tukang
sihir oleh Fir’aun dan kroninya agar orang menjauhinya,

Ç Æ ÅÄÃÂÁÀ¿
Ì Ë ÊÉÈ
“Mereka berkata, “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-
benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu
dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu
yang utama.” (QS. Thaha: 63)
Begitu pun dengan setan-setan di zaman Nabi n,
mereka menyebut Nabi dengan tukang sihir, dukun, orang
gila dan sebutan buruk lain agar orang menjauhinya,

Menang Melawan Setan


§¦¥ ¤£ ¢ ¡ ‫ﮯ‬
“Dan orang-orang yang zalim itu berkata, “Kamu sekalian
tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir.”
(QS. Al-Furqan: 8)
Adapun hari ini, mereka menyebut orang yang
komitmen terhadap Islam sebagai kaum radikal, ekstrim,
sok suci dan cupet nalar. Mereka juga menyebut orang
yang menampakkan syiar Islam sebagai orang yang hanya
mementingkan kulit dan simbol, mereka menganggap jilbab
sekedar budaya Arab, dan wanita yang komitmen dengan
pakaian syar’i dianggap ‘kuper’ dan terbelakang. Upaya
mencegah kemungkaran juga dianggap sebagai tindakan
tidak menghargai hak asasi dan tidak toleran.

Men-generalisasi Kesalahan
Di antara strategi setan untuk mencitrakan buruk suatu
kebenaran adalah dengan menampilkan sisi-sisi kurang pada
pelaku kebenaran. Misalnya jika ada seorang wanita berjilbab
ternyata hamil di luar nikah, maka ini akan dijadikan satu
contoh untuk menjustifikasi statemen bahwa jilbab tidak
penting. Padahal, demi Allah, kasus yang menimpa orang
yang tak berjilbab jauh lebih banyak.
Jika ada muslim yang taat dan aktif berdakwah, lalu
ekonominya pas-pasan, maka hal itu akan dimasukkan sebagai
daftar ‘bukti’ bahwa iltizam kepada Islam menyebabkan
kemiskinan.

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


Strategi Perbandingan
Setelah membesar-besarkan Adapun hari
kekurangan orang yang melakukan ini, mereka
ketaatan, fase berikutnya mereka menyebut
akan membandingkannya dengan orang yang
kebaikan orang kafir atau fajir. komitmen
Antara orang yang shalat tapi pelit terhadap
dengan orang yang tidak shalat tapi Islam sebagai
dermawan. Menunjukkan sampel kaum radikal,
santunnya seorang musyrik dan ekstrim,
membandingkannya dengan ahli sok suci dan
tauhid yang kasar. Menampilkan cupet nalar.
figur supelnya seorang wanita yang Orang yang
berpakaian setengah telanjang, lalu menampakkan
membandingkannya dengan contoh syiar Islam
wanita berjilbab yang tak mau sebagai orang
bermasyarakat. Bahkan terkadang yang hanya
mengambil sampel pejabat muslim mementingkan
yang korup dibandingkan dengan kulit dan
pejabat kafir yang jujur. Tujuannya simbol, Jilbab
adalah menghilangkan simpati sekedar budaya
manusia terhadap orang yang rajin Arab, dan
shalat, ahli tauhid, jilbab maupun wanita yang
Islam. komitmen
dengan pakaian
Mereka juga membandingkan
syar’i dianggap
sisi kurang negara yang
‘kuper’ dan
menjalankan syariat Islam, lalu
terbelakang.
membandingkannya dengan negeri

Menang Melawan Setan


Barat lengkap dengan penggambarannya yang serba
wah dan maju. Padahal selama ini musuh-musuh Islam
yang kebetulan memiliki kekuatan besar belum pernah
memberikan kesempatan kepada negeri-negeri Islam untuk
berjalan dengan Islamnya.
Kita lihat, betapa target yang diinginkan setan itu sangat
efektif. Islam kembali menjadi asing di tengah umatnya.
Syariat Islam yang suci dipandang miring oleh penganutnya
sendiri dan hukum Islam dianggap kejam, primitive, dan
tidak berperikemanusiaan.

Menampilkan Islam Versi Baru


Upaya menggambarkan Islam yang asli pada publik
sebagai agama yang berat, keras dan ekstrim diiringi dengan
menghadirkan Islam yang berwajah baru. Islam yang
permisif, inklusif, toleran dan sesuai dengan selera hawa
nafsu. Tidak ada istilah haram, bid’ah, musyrik, kafir atau
sesat setelah dikemukakan cara ‘ijtihad’ baru.
Tentu para pengikut hawa nafsu lebih suka denghan
model berislam seperti ini. Bagaimana tidak, apapun
yang mereka lakukan, meski untuk menuruti hawa nafsu;
bertelanjang, berpacaran dan bahkan berzina asal tidak
mengganggu orang lain, maka akan mendapatkan restu
’Islam’ versi baru tersebut. Secara otomatis mereka
membenci tampilan dan keyakinan Islam sebagaimana
aslinya yang dipandang hawa nafsu sebagai penghambat
kemajuan, membelenggu kebebasan dan tidak menghargai
hak asasi manusia.

BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci


Hasilnya sangat ketara sekarang ini, segala bentuk yang
dianggap tabu, dosa dan maksiat oleh Islam, dibantah dengan
penafsiran Islam cara baru, lalu mereka katakan bahwa itu
hanyalah ikhtilaf yang sama-sama harus dihargai.
Ya Allah, tampakkanlah yang benar itu tampak benar,
agar kami dapat menjalankannya, dan tampakkanlah yang
nista itu tampak nista, agar kami dapat menjauhinya.

Menang Melawan Setan


BAB

Trik Setan Mencekal


Amal

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


“Iblis menjawab, “Karena Engkau telah
menghukum saya tersesat, saya benar-
benar akan (menghalang-halangi) mereka
dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya
akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati
kebanyakan mereka bersyukur (taat).”

(QS. Al-A’raaf: 16-17)

Menang Melawan Setan


Trik Setan Mencekal Amal

abiat setan tak hanya memprovokasi manusia ke

T dalam dosa, atau membuat betah mereka yang


telanjur berbuat dosa. Tapi juga menghalangi
manusia dari ketaatan, membuat gerah mereka yang tengah
melakukan ketaatan. Allah berfirman,

VUTSR QPONM
c b a `_ ^ ] \ [ Z Y X W
ed
“Iblis menjawab, “Karena Engkau telah menghukum saya
tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka
dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi
mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan
dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan
mereka bersyukur (taat).” (QS. Al-A’raaf: 16-17)

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


Dari segala arah, dengan segala cara setan akan
menghalangi manusia dari jalan Allah. Nabi mengisahkan
getolnya setan menghalangi dan mengendurkan semangat
manusia dari jalan Islam.
Dalam sebuah hadits Rasulullah n bersabda, “Sesung-
guhnya setan duduk menghalangi jalan anak Adam. Maka dia
menghalanginya di jalan Islam sembari berkata, “Engkau akan
masuk Islam? Lalu kau tinggalkan agamamu dan agama bapak
dan nenek moyangmu?” Tapi anak Adam itu tak menggubrisnya,
ia pun masuk Islam.
Kemudian setan duduk mencegat di jalan hijrah dan berkata,
“Engkau akan berhijrah, meninggalkan tanah air dan langit yang
menaungimu? Padahal orang berhijrah itu adalah seperti kendaraan
yang diulur tali kekangnya.” Ia pun tak mengindahkan dan tetap
berhijrah.
Kemudian setan mencegatnya di jalan jihad dan berkata,
“Kamu akan berjihad dengan mengorbankan jiwa dan harta?
Lalu kamu akan membunuh dan akhirnya terbunuh? Istrimu akan
dinikahi orang lain, dan hartamu akan dibagi-bagi?” Ia pun tak
menghiraukannya dan maju berjihad. Maka barangsiapa yang
melakukan hal itu, maka sudah menjadi kewajiban Allah untuk
memasukkannya ke dalam jannah.” (HR. An-Nasai)

vvv

Menang Melawan Setan


Nasihat untuk Mencegah
Ketaatan

etan juga berlagak sebagai penasihat ketika

S mencegah manusia dari kebaikan. Dia akan


mendatangi si kaya dan berbisik, “Kamu
bekerja dengan hasil keringatmu sendiri, jangan sampai
orang lain enak-enak mendapatkan sedekah darimu.”
Setan bahkan menakut-nakuti dengan kefakiran,
sedangkan Allah menjanjikan kelapangan karunia-Nya,

« ª ©¨ § ¦ ¥ ¤
´ ³ ² ± °¯ ® ¬
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan
dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah
menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia.

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


Dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.”
(QS. Al-Baqarah: 268)
Terkadang setan juga menghalangi manusia dari amal
shalih yang lebih utama dengan cara menyibukkannya
dengan amal shalih yang kurang utama. Seperti orang
yang didorong untuk mengerjakan shalat sunnah semalam
suntuk, lalu menjelang subuh ia tertidur dan tidak bisa
menghadiri shalat Shubuh berjamaah. Atau membisiki si
kaya dan berkata, “Bukankah banyak cara bersedekah yang
lebih irit tanpa memerlukan biaya? Bukankah tasbih itu
sedekah, takbir adalah sedekah, tahmid adalah sedekah,
senyum kepada saudara juga sedekah? Mengapa harus
mengeluarkan harta untuk sedekah?”
Itulah ranjau setan yang halus. Memang benar bahwa
beberapa amalan tadi adalah sedekah. Tapi keutamaan
amal dalam hal sedekah tergantung kepada kondisi orang
bersedekah dan orang yang akan menerima sedekahnya.
Bukan termasuk amal shalih jika seorang muslim yang
berkecukupan menyaksikan ada saudaranya yang miskin
kelaparan, lalu merasa cukup dengan melepas senyuman
sebagai ganti dari sedekah harta. Bahkan ini bisa berarti
pelecehan dan penghinaan. Yang jelas, setan hendak
merusak prioritas amal, sehingga seseorang kehilangan amal
yang paling utama, sementara dirinya telah merasa berbuat
sebaik-baiknya.
Allah mengingatkan manusia agar tidak terpesona oleh
‘nasihat-nasihat’ setan,

Menang Melawan Setan


cba`_^ ]\[Z
m l k j ih g f e d
y x w v u t s rq p o n
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh
setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu
dari Jannah, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk
memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya
ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat
yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah
menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-
orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’raaf: 27)

vv v

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


Zalal, Menggelincirkan
Orang yang Istiqamah

epada orang yang hidupnya relatif ‘lurus’,

K tanpa dinodai oleh dosa besar, setan akan


membisikkan godaan beracunnya, “Alangkah
menjemukan jalan hidupmu yang monoton. Tak ada
liku-likunya, kurang dramatis, kurang seru…” dan lain-
lain. Setan pun membisikkan agar sasarannya ‘berani’
mencoba warna hidup yang lain, atau kecenderungan
baru yang menurutnya bisa melengkapi warna lembaran
hidupnya. Bisa jadi setan menawarkan segudang tawaran
yang mematikan, “Masa hidup hanya sekali tidak pernah
mencicipi narkoba? Atau mencoba zina? Atau berfoya-foya?
Kapan lagi? Sekadar refreshing tidak apa-apa, toh nanti bisa
bertaubat lagi? Bukankah nanti ada cerita menarik setelah
kamu bertaubat…?”
Kadang juga setan berlagak menasihati, “Lihatlah
fulan, dia bisa menikmati lezatnya ibadah karena pernah

Menang Melawan Setan


melakukan dosa besar, lalu bertaubat. Adapun kamu, tidak
pernah melakukannya, maka tak sehebat dia dalam ibadah.”
itulah bujuk rayu setan yang seandainya dituruti, besar
kemungkinan tidak akan bisa kembali. Setan tidak akan
melepaskan mangsanya setelah berhasil menjeratnya.
Memang benar, Allah memberi karunia kepada banyak
hamba-Nya sehingga bertaubat setelah lama tersesat di
belantara dosa, gelapnya maksiat, atau terpuruk dalam
lembah kesyirikan dan kekafiran. Sebagian besar keadaan
mereka memang menakjubkan. Seringkali lebih hebat dari
keadaan orang yang belum pernah terperosok dalam dosa-
dosa yang fatal.
Tapi, alangkah berbeda keadaan orang yang sebelumnya
tersesat lalu menemukan jalan kebenaran, dengan orang
yang telah menempuh jalan kebenaran lalu menyesatkan
diri. Jelas, orang yang kedua sangat bodoh. Karena belum
tentu ia bisa kembali ke jalan yang benar setelah tersesat.
Sebab janji setan di awal hanyalah tipu daya semata. Allah
l berfirman,

 Á À ¿ ¾ ½ ¼» º
“Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal
setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan
belaka.” (QS. An-Nisa: 120)

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


Menggelincirkan Orang yang Telah Bertaubat
Setan juga berupaya menggiring orang yang sudah
bertaubat menuju jalan sesat yang sudah ia tinggalkan.
Hingga, betapa sering kita mendengar ada berita orang yang
sudah bertaubat, tapi akhirnya kambuh lagi.
Setan akam masuk melalui pintu yang tepat dan kondisi
yang pas. Misalnya saat orang yang sudah bertaubat sedang
down, setan akan menghidupkan memo lama. Kenangan
saat ia bebas meneguk ‘manisnya’ dosa. Berpindah dari
satu kesenangan ke kesenangan yang lain. Kalau saja
bukan karena pertolongan Allah, maka ia akan tergiur oleh
bujukan setan. Apalagi jika ia masih dekat dengan bekas
kawan-kawan lamanya, atau sarana masih tersedia di depan
mata.
Untuk itulah dalil-dalil menunjukkan bahwa kesem-
purnaan taubat akan bisa diraih ketika seseorang memutus
jalan, dan menghilangkan sarana yang memungkinkan
ia kembali dan tergiur melakukan maksiat. Seperti kisah
yang masyhur tentang pertaubatan orang yang membunuh
seratus jiwa, ia diharuskan meninggalkan lingkungannya
yang rusak menuju lingkungan orang-orang shalih.

Kisah Martsad dengan Teman Wanitanya


Tentang cobaan orang yang bertaubat ada kisah menarik
yang dialami seorang shahabat Rasulullah n bersama
mantan pacarnya. Seperti yang dikisahkan dalam Sunan
at-Tirmidzi, bahwa Martsad adalah seorang shahabat yang

Menang Melawan Setan


bertugas melarikan para tawanan dari Mekah menuju
Madinah. Semasa jahiliyah, dia pernah memiliki kekasih
seorang wanita kafir dan pezina yang bernama Anaq.
Suatu kali beliau berjanji kepada seseorang untuk
membawanya ke Madinah. Beliau menceritakan, “Saya
pun mengendap-endap di balik dinding rumah penduduk
Mekah, untuk berlindung dari cahaya purnama. Tiba-
tiba datanglah Anaq dan melihat bayanganku di samping
dinding. Begitu ia mendekat dia langsung mengenaliku
dan bertanya, “Apakah engkau adalah Martsad?” “Ya, saya
adalah Martsad,” jawabku. Anaq terlihat amat senang dan
berkata, “Selamat datang wahai Martsad, marilah bermalam
bersamaku malam ini.” Aku menjawab, “Wahai Anaq, Allah
telah mengharamkan zina.” Karena tidak dituruti tiba-tiba
Anaq berteriak memanggil para penjaga. “Wahai kalian
yang berada di dalam kemah, di sini ada orang yang hendak
melarikan tawanan kalian.” Saya pun segera lari dan dikejar
oleh delapan orang, hingga saya sampai di sebuah bukit
yang bernama Khundamah. Akhirnya saya bersembunyi
dalam sebuah gua di bukit tersebut. Orang-orang yang
berusaha mengejarku datang dan berhenti tepat berada
di atas gua tempat saya bersembunyi. Akan tetapi Allah
menutup penglihatan mereka dariku.
Setelah kondisi aman, saya kembali beraksi, mengambil
temanku dan berhasil membawanya. Sungguh dia
adalah orang yang sangat berat tubuhnya. Sesampai di
padang ilalang, saya melepaskan belenggunya. Kemudian
membawanya menuju Madinah dengan susah payah.
Sesampai di Madinah aku menghadap Rasulullah dan

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


bertanya, “Wahai Rasulullah, bolehkan saya menikahi
Anaq?” Saya mengutarakan pertanyaan itu sampai dua
kali, tapi Nabi masih diam hingga turunlah ayat ke-3 dari
surat An-Nur.
Kemudian Rasulullah n bersabda,

َ ‫ﻳَﺎ َﻣ ْﺮﺛَ ُﺪ ﺍﻟ ﱠﺰﺍﻧِﻰ ﻻَ ﻳَﻨْ ِﻜ ُﺢ ﺇِﻻﱠ َﺯﺍﻧِﻴَ ًﺔ ﺃَ ْﻭ ُﻣ ْﺸﺮ‬


‫ِﻛ ًﺔ َﻭﺍﻟ ﱠﺰﺍﻧِﻴَ ُﺔ ﻻَ ﻳَﻨْ ِﻜ ُﺤ َﻬﺎ‬
‫ﻼ ﺗَﻨْ ِﻜ ْﺤ َﻬﺎ‬
َ َ‫ِﻙ ﻓ‬ ٌ ‫ﺇِﻻﱠ َﺯﺍ ٍﻥ ﺃَ ْﻭ ُﻣ ْﺸﺮ‬
“Wahai Martsad, seorang lelaki pezina tidak akan menikah
melainkan dengan wanita pezina atau musyrik. Dan wanita
pezina tidak boleh dinikahi kecuali oleh lelaki pezina atau
musyrik, maka janganlah kamu menikahinya.” (HR. At-
Tirmidzi)

vvv

Menang Melawan Setan


Mengancam dengan
Kemiskinan

alah satu trik setan dalam mencekal manusia

S dari ketaatan adalah dengan membisikkan hal-


hal menakutkan sebagai akibat dari ketaatan.
Berupa kemiskinan, jatuhnya kehormatan, hilangnya jabatan
hingga hilangnya nyawa. Untuk menghalangi sedekah, setan
mengancam dengan kemiskinan.

« ª ©¨ § ¦ ¥ ¤
´ ³ ² ± °¯ ® ¬
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan
dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah
menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia.
dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.”
(QS. Al-Baqarah: 268)
Nabi juga menegaskan,

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


ٍ ‫ِﻦ َﻣ‬
‫ﺎﻝ‬ ْ ‫َﻣﺎ ﻧَ َﻘ َﺼ ْﺖ َﺻ َﺪﻗَ ٌﺔ ﻣ‬
“Harta tidak akan berkurang dengan disedekahkan.” (HR.
Muslim)
Memang hitungan matematisnya akan berkurang,
jika seseorang memiliki uang satu Milyar lalu dizakatkan
duapuluh lima juta, akan tersisa 975 Juta. Tapi hakikatnya
tidak berkurang. Imam An-Nawawi t menjelaskan
hadits tersebut, “Pertama, harta tersebut diberkahi dan
bisa mencegah dari mudarat. Kedua, meskipun nominalnya
berkurang, tetapi pahalanya lebih banyak dari harta yang
berkurang itu, bahkan ditambah sampai kelipatan yang
banyak.”
Benar, sedekah bisa mencegah mudarat, yang seandainya
ia tidak bersedekah, bisa jadi mudarat akan menimpanya.
Dan untuk melepaskannya harus mengeluarkan harta yang
lebih dari yang ia sedekahkan. Maka hakikatnya harta itu
tidak berkurang dengan disedekahkan. Bisa juga karena
berkahnya, Allah akan mengganti dengan yang lebih banyak
dari arah yang tak terduga. Kesaksian tentang hal ini sangat
banyak. Tapi setan selalu menghembuskan bayang-bayang
kemiskinan karena sedekah.

vv v

Menang Melawan Setan


Menuduh Riya’

etan juga memiliki trik untuk mengurungkan

S niat baik manusia dengan alasan agar tidak


riya’. Seperti orang yang hendak melakukan
Shalat Tahiyyatul Masjid, lalu setan akan mengolok-olok, “Ah,
kamu shalat supaya dilihat orang!” Atau dengan membisiki,
“Tidak perlu shalat, biar orang tidak menganggap kamu
pamer amal!” Maka ia pun mengurungkan niat untuk Shalat
Tahiyyatul Masjid yang jelas-jelas disyariatkan Nabi n,
Rasulullah n bersabda,

‫ِﺲ َﺣﺘﱠﻰ ﻳَ ْﺮ َﻛ َﻊ َﺭ ْﻛ َﻌﺘَﻴْ ِﻦ‬ َ َ‫ﻓَﺈِﺫَﺍ َﺩ َﺧ َﻞ ﺃَ َﺣ ُﺪ ُﻛ ُﻢ ﺍﻟْ َﻤ ْﺴ ِﺠ َﺪ ﻓ‬


ْ ‫ﻼ ﻳَ ْﺠﻠ‬
“Jika salah seorang di antara kalian masuk masjid, janganlah
duduk sebelum shalat dua rekaat.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
Andai saja bisikan seperti itu diikuti, niscaya akan
sirnalah syiar-syiar Islam. Karena manusia menyembunyikan

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


semua amal, termasuk yang layak untuk dilakukan terang-
terangan dengan tetap menjaga ikhlas. Di antara ulama
berkata, “Barangsiapa yang beramal karena manusia, maka
dia melakukan syirik (kecil), dan barangsiapa meninggalkan
amal karena manusia, maka dia riya’.” Kewajiban kita adalah
beramal dan berusaha untuk ikhlas.

v vv

Menang Melawan Setan


Memberikan Iming-iming

etan juga membisikkan angan-angan dusta,

S berupa imbalan yang bisa diperoleh manusia jika


sudi meninggalkan ketaatan, atau menerjang
larangan; hidup berkecukupan, kesempatan meraih banyak
keuntungan dengan menipu, Seperti Iblis yang menjanjikan
Adam kekekalan di Jannah dengan memakan buah dari
pohon yang dilarang. Allah mengisahkan,

nmlkji hg
tsr qpo
“Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya,
dengan berkata, “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada
kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
(QS. Thaha: 120)
Imam Al-Qurthubi menyebutkan bahwa setan
menjanjikan, jika Adam mau memakan buah pohon tersebut,
maka ia akan kekal dan tidak pernah mati, juga memiliki
kerajaan yang tidak akan pernah sirna. Padahal kenyataannya
justru sebaliknya. Janji setan hanya dusta belaka. Maka
jangan pernah sedikitpun percaya kepada janji setan.

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


Ujub, Celah Setan
Menyusup

blis adalah makhluk yang paling sombong.

I Sedangkan ujub adalah kendaraan tercepat untuk


sampai ke derajat sombong. Berbangga diri,
merasa memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain,
dan merasa sedikit celanya dibanding orang lain adalah
sebagian gejala ujub. Ujub juga berarti menganggap besar
nikmat yang ada pada dirinya, tanpa pengakuan bahwa
nikmat itu semata-mata dari Allah. Dari celah inilah setan
masuk, karena umumnya manusia cenderung terhadapnya.
Hadirnya rasa ujub pun senyap-senyap, merambat secara
bertahap. Karenanya, banyak dosa yang dilupakan, banyak
kebaikan dilewatkan, banyak nasihat diabaikan hingga
menjadi penyebab kebinasaan.

Pengantar Ujub
Orang yang ujub adalah orang yang tak mampu
mengukur kadar dirinya secara proporsional. Banyak
hal yang umumnya menjadikan seseorang itu menjadi

Menang Melawan Setan


ujub. Penyakit ini semakin kronis ketika ada orang suka
menyanjung di hadapannya.
Ada yang ujub karena kekuatan fisiknya, kesehatan
badannya atau kebagusan rupanya. Padahal dahulunya
berupa air yang hina, selama hidup membawa kotoran di
perutnya, dan nantinya tubuh itu membusuk dan menjadi
santapan belatung di kuburnya.
Ada pula yang berbangga dengan nasab atau status
sosialnya di masyarakat, baik karena berasal dari kalangan
pejabat, maupun dari kalangan ulama. Pernah, Mutharrif bin
Abdillah melihat seseorang berjalan membanggakan diri.
Lalu beliau menegurnya, “Wahai hamba Allah, mengapa
Anda berjalan dengan gaya yang dibenci oleh Allah dan
Rasul-Nya?” Orang itu menjawab dengan bangga, “Kamu
tahu siapa saya?” Mutharrif menjawab, “Ya, saya tahu persis
siapa Anda. Dahulu Anda hanyalah air yang hina, nanti akan
menjadi bangkai yang busuk, dan sekarang, kemana pun
kamu membawa kotoran dan air kencing.”
Padahal bergaris keturunan ulama, atau bahkan Nabi
sekalipun, bukanlah jaminan keselamatan di sisi Allah. Nabi
n pernah bersabda kepada putri beliau yang sangat beliau
n sayangi, Fathimah s,

ُ ‫ِﻦ ﺍﻟﻨﱠﺎ ِﺭ ﻓَﺈِﻧِّﻲ َﻻ ﺃَ ْﻣﻠ‬


َ ‫ِﻚ ﻟَ ُﻜ ْﻢ ﻣ‬
ِ‫ِﻦ ﺍﷲ‬ َ ‫ِﻤ ُﺔ ﺃَﻧْ ِﻘﺬِﻱ ﻧَ ْﻔ َﺴ ِﻚ ﻣ‬
َ ‫ﻳَﺎ ﻓَﺎﻃ‬
‫َﺷﻴْﺌًﺎ‬
“Wahai Fathimah selamatkanlah dirimu dari neraka, karena
sesungguhnya aku tidak kuasa untuk membantumu sedikitpun
di sisi Allah.” (HR. Muslim)

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


Banyaknya harta, banyaknya kerabat dan kesuksesan
anak-anak kadang menjadi penyebab ujub. Padahal, Andai
dia masuk neraka kelak, maka mereka tidak bisa membantu,
tidak pula bisa dijadikan tebusan sebagai ganti untuk dirinya,
betapapun dia menginginkan. Allah l berfirman,

+ * ) ( ' & % $ # "!


5432 10/.-,
> = < ;: 9 8 7 6
“Orang kafir ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya)
dari azab hari itu dengan anak-anaknya. Dan isterinya dan
saudaranya, dan kaum familinya yang melindunginya (di
dunia). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya, kemudian
(mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkannya. Sekali-
kali tidak dapat.” (QS. Al-Ma’arij: 11-15)
Ada juga yang ujub lantaran merasa telah banyak
amalnya. Padahal dia tidak tahu, apakah amalnya diterima
atau tidak. Masruq t berkata, “Cukuplah seseorang
dikatakan berilmu jika dia takut kepada Allah, dan
cukuplah seseorang dikatakan bodoh, jika dia ujub karena
amalnya.”
Umar bin Khathab a pernah memberikan nasihat, “Ciri
bagusnya taubatmu adalah jika kamu menyadari dosamu.
Tanda bagusnya amalmu adalah bila kamu membuang
ujubmu. Dan ciri bagusnya syukurmu adalah jika kamu
menyadari kekuranganmu.”

Menang Melawan Setan


Tiga Resep Pengusir Ujub
Imam Syafi’i t memberikan resep mujarab untuk
menghilangkan sifat ujub, “Jika Anda khawatir pada amal
Anda terdapat ujub, maka lihatlah, ridha siapa yang Anda
cari, kenikmatan mana yang Anda inginkan, dan dari
kesengsaraan yang mana Anda hendak lari. Barangsiapa
yang memikirkan tiga hal tersebut, niscaya dia akan merasa
bahwa amalnya belum seberapa.”
Benarlah apa yang beliau katakan. Ketika seseorang
menyadari bahwa dia sedang mencari ridha Allah, lalu dia
melihat amalnya, niscaya dia akan tahu, bahwa seluruh
amalnya belum cukup menunjukkan loyalitasnya kepada
Allah. Bukankah perintah dari Allah seringkali kita nomor
duakan dari aktivitas yang lain?
Juga tentang kenikmatan, bukankah Jannah yang kita
dambakan? Jika untuk mendapatkan cukup makan, rumah,
kendaraan, atau kebutuhan lain kita banting tulang, berjam-
jam bekerja untuk mendapatkannya. Maka, berapa jamkah
kita bekerja untuk mendapatkan Jannah yang penuh dengan
segala kenikmatan?
Sudah sesuaikah kerja kita dengan imbalan yang akan
Allah berikan kepada kita di Jannah, berupa rumah yang
batu batanya dari emas dan perak, lantainya adalah kasturi,
kerikilnya adalah mutiara dan permata, tanahnya adalah
za’faran?
Takarlah jerih payah kita dengan apa yang hendak kita
dapatkan berupa kenikmatan yang dikabarkan oleh Nabi
n,

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


“Sesungguhnya yang paling rendah derajatnya di kalangan
ahlul jannah adalah seseorang yang disediakan sepuluh ribu
pembantu, masing-masing pembantu akan membawa dua piring,
satu piring dari emas dan satu piring lagi dari perak. Pada setiap
piring ada makanan yang berbeda jenisnya dengan isi piring
yang lain. Yang terakhir kali dimakan sama enak dan lezatnya
dengan makanan yang pertama dimakan. Kemudian makanan
itu menjadi misk yang wangi, mereka tidak buang air kecil,
tidak buang air besar dan tidak beringus.” (HR. Thabrani
dan Ibnu Abid Dunia) Al-Mundziri menyatakan, “Para
perawinya adalah orang-orang terpercaya.”
Jika siksa neraka yang hendak kita jauhi, sudahkah
kita jauhi segala dosa? Sedangkan untuk menghindari
kegemukan atau mencegah dari suatu penyakit saja kita bisa
bersabar menahan beberapa kenikmatan, lalu bagaimana
halnya dengan ancaman siksa yang disebutkan Nabi n,

ِ ‫ﻮﺿ ُﻊ ﻓِﻲ ﺃَ ْﺧ َﻤ‬


‫ﺺ‬ َ ُ‫ﺇِ ﱠﻥ ﺃَ ْﻫ َﻮ َﻥ ﺃَ ْﻫ ِﻞ ﺍﻟﻨﱠﺎ ِﺭ َﻋ َﺬﺍﺑًﺎ ﻳَ ْﻮ َﻡ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎ َﻣ ِﺔ ﻟَ َﺮ ُﺟ ٌﻞ ﺗ‬
‫ﻗَ َﺪ َﻣﻴْ ِﻪ َﺟ ْﻤ َﺮ ٌﺓ ﻳَ ْﻐﻠِﻲ ِﻣﻨْ َﻬﺎ ِﺩ َﻣﺎ ُﻏ ُﻪ‬
“Sesungguhnya yang paling ringan siksanya pada hari kiamat
nanti adalah seseorang yang diletakkan bara api di kedua
telapak kakinya, lalu otaknya mendidih karenanya.” (HR.
al-Bukhari)
Tidak diragukan lagi, barangsiapa yang memikirkan tiga
hal ini, tentu dia akan merasa bahwa amalnya belum ada
apa-apanya.
vvv

Menang Melawan Setan


Belenggu Nafsu

“Kalian hidup disaat kebenaran memimpin hawa nafsu. Dan


kelak akan datang suatu zaman dimana hawa nafsu yang akan
memimpin kebenaran.”

tulah wejangan Ibnu Mas’ud a kepada para

I shahabat dan tabi’in di zaman keemasan Islam.


Kita telah memasuki era kedua yang disebutkan
oleh shahabat Nabi tersebut. Betapa hawa nafsu bertahta
dan kuat pengaruhnya. Kebenaran tampak terpinggirkan
dan tersisihkan. Para pengumbar nafsu over akting dengan
bebasnya, bahkan menjadi idola.

Pintu Masuk Setan yang Menganga


Mengikuti hawa nafsu adalah pintu masuk setan yang
menganga. Betapa mudahnya setan mengarahkan kendalinya
terhadap penggemar hawa nafsu. Bahkan mereka bisa menjadi
tentara setan yang sangat loyal, berjuang dan berkorban
dibawah panji-panji setan. Mengikuti kemauan syahwat dan

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


bergumul dengannya menyebabkan syahwat menguasai hati,
sehingga hati menjadi hamba dan tawanannya. Sebagaimana
yang dinyatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t,
“Sesungguhnya orang-orang yang mengikuti syahwatnya
terhadap gambar/rupa, makanan, minuman, dan pakaian
menyebabkan syahwat akan menguasai hatinya, ketika
syahwat berselera terhadap sesuatu ia akan memaksa dan
mengendalikannya, sehingga hati menjadi tawanan selera
hawa nafsu, hati akan bergerak kemanapun hawa nafsu
menginginkannya.”
Kemuliaan manusia terletak pada kemampuannya
mengendalikan hawa nafsu. Sedangkan kehinaannya
ada pada sikap memperturutkannya. Imam Al-Mawardi
menukil perkataan para ulama bahwa, “Allah menciptakan
para malaikat dengan menyertakan akal tanpa hawa nafsu.
Sedangkan Allah menciptakan manusia dengan menyertakan
akal sekaligus nafsu. Barangsiapa yang akalnya mengalahkan
hawa nafsunya, maka dia lebih baik dari malaikat. Dan
barangsiapa yang hara nafsunya mengalahkan akal sehatnya,
maka dia lebih buruk daripada hewan.”

Pertarungan antara Akal dan Hawa Nafsu


Perimbangan kekuatan antara akal dan hawa nafsu setiap
manusia berbeda. Secara global, kondisinya terwakili oleh
tiga keadaan:
Pertama, kekuatan hawa nafsu dan pendukungnya lebih
dominan, sehingga berat bagi akal untuk melawannya,

Menang Melawan Setan


meskipun telah jelas keburukannya. Inilah keadaan yang
paling kronis. Orang yang menjadi tawanan hawa nafsu. Dia
tidak berpikir kecuali dengan hawa nafsu, tidak memusuhi
melain berdasarkan hawa nafsu, tidak menjalin hubungan
persahabatan melainkan karena tendensi hawa nafsu, tidak
bersemangat melainkan untuk mendapatkan kepuasan
nafsu. Puncaknya adalah,

ÈÇÆÅÄ ÃÂÁ À
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai Ilahnya. Maka apakah kamu dapat menjadi
pemelihara atasnya?” (QS. Al-Furqan: 43)
Kedua, peperangan antara keduanya seimbang. Terkadang
akal sehat terseret oleh hawa nafsu, namun ia bisa segera
kembali ke jalan yang lurus. Orang yang mengalami keadaan
semacam ini hendaknya memperbanyak teman-teman
yang shalih, yang bisa mengingatkan di saat alpa, dan
membimbingnya disaat dia jahil, memberi semangat di saat
malas, menguatkannya di saat ia lemah dan menggandeng
tangannya meniti jalan istiqamah.
Ketiga, akal mampu mengalahkan hawa nafsunya. Inilah
kondisi paling ideal. Kondisi orang-orang yang disifatkan
oleh Allah dalam firman-Nya,

ÇÆÅ Äà ÂÁÀ¿¾½¼
Ê ÉÈ

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran
Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.
Maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)” (QS.
An-Nazi’at: 40-41)

Melepaskan Diri dari Belenggu Nafsu


Orang yang berakal, dia akan menahan hawa nafsunya
dari kelezatan yang menyebabkan penderitaan setelahnya,
atau syahwat yang menyebabkan penyesalan yang
mengiringinya. Alangkah bagus nasihat Ibnul Jauzi t,
“Ketahuilah bahwa hawa nafsu menyeru kepada kelezatan
yang ada di depan mata, tanpa berpikir akibatnya. Mendorong
untuk memuaskan syahwat yang sementara meskipun hal
itu menjadi sebab penderitaan dan gangguan di belakangnya
dan mencegah kelezatan pada waktu-waktu setelahnya.”
Bersabar dalam menahan diri memperturutkan hawa
nafsu beserta kenikmatan dan kelezatannya, itu lebih mudah
daripada bersabar dalam menghadapi akibat, penderitaan
dan kerugian yang ditimbulkan setelahnya. Karena
syahwat akan mengakibatkan derita dan siksa, atau akan
menghilangkan kelezatan yang lebih sempurna daripada
kenikmatan syahwat tersebut. Atau tercorengnya nama
baik. Terkedang juga menyebabkan kehilangan harta, atau
nikmat lain yang sebenarnya lebih lezat daripada nikmat
syahwatnya. Bisa juga menyebabkan rasa cemas, gelisah,
sedih, perasaan takut yang tidak sebanding dengan kelezatan
syawahwat yang dirasakannya.

Menang Melawan Setan


Adil dalam Menyikapi Hawa Nafsu
Celaan terhadap hawa nafsu yang disebut dalam banyak
ayat, tidak berarti menafikan dan mengharuskan manusia
menghilangkan hawa nafsu itu dari dirinya. Sikap yang adil
dalam menyikapi syahwat adalah sikap pertengahan antara
orang-orang yang fajir (pendosa) dan pencinta tindakan
keji dengan sikap para rahib yang terlapau ekstrim dalam
menolak syahwat. Orang-orang fajir meninggalkan shalat
dan menuruti syahwat, sedangkan para rahib mengharamkan
apa yang dihalalkan oleh Allah, dari yang baik-baik. Adapun
Allah k menjaga kemaslahatan manusia, mengarahkan
nafsu biologis dan syahwat yang memang diciptakan pada
diri manusia ke tempat yang halal. Islam mengakui dan
mengesahkannya, tapi memberikan aturan dan arahan.
Ibnul Qayyim menjabarkan sikap pertengahan tersebut,
“Karena manusia tidak pernah lepas sama sekali dari hawa
nafsu selagi masih hidup, dan memang nafsu itu suatu
keniscayaan yang dimiliki manusia, maka mengharuskan
untuk melepaskan seluruhnya sama halnya dengan
menghilangkan fitrahnya sebagai manusia. Akan tetapi
yang sesuai takaran dan diperintahkan adalah mengalihkan
hawa nafsu dari jurang kebinasaan menuju keamanan dan
keselamatan. Sebagai contoh, Allah l tidak memerintahkan
supaya hati berpaling dari syahwat terhadap wanita secara
keseluruhan, akan tetapi memerintahkan untuk menikahi
seorang wanita, atau hingga empat istri, maka Allah
mengalihkan aliran syahwat dari satu posisi ke posisi yang
lain.
vv v

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


Buruk Sangka dan
Permusuhan

etan tidak hanya berupaya untuk merusak

S hubungan antara hamba dengan Allah, namun


juga hubungan antara sesama muslim. Agar
mereka saling menjauhi, saling berselisih dan saling
memusuhi. Dengan begitu, kekuatan kaum muslimin
menjadi lemah. Di sinilah porsi besar kekuatan yang
dikerahkan oleh setan.

َ ‫ِﺲ ﺃَ ْﻥ ﻳَ ْﻌﺒُ َﺪ ُﻩ ﺍﻟْ ُﻤ َﺼﻠﱡﻮ َﻥ ﻓِﻲ َﺟﺰ‬


‫ِﻳﺮ ِﺓ ﺍﻟْ َﻌ َﺮ ِﺏ‬ َ ‫ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ َﻥ ﻗَ ْﺪ ﺃَﻳ‬
‫ﺇِ ﱠﻥ ﱠ‬
ِ ‫َﻭﻟَ ِﻜ ْﻦ ﻓِﻲ ﺍﻟﺘﱠ ْﺤﺮ‬
‫ِﻳﺶ ﺑَﻴْﻨَ ُﻬ ْﻢ‬
“Sesungguhnya setan telah berputus asa untuk berusaha
disembah oleh orang-orang yang shalat di jazirah Arab, akan
tetapi dia berusaha untuk saling memecah belah di antara
mereka.” (HR. Muslim)

Menang Melawan Setan


Buruk Sangka Awal Petaka
Langkah pertama setan untuk memecah belah kaum
muslimin adalah menanamkan rasa curiga dan prasangka
buruk antara satu dengan yang lain. Ketika buruk sangka
telah tertuju kepada orang lain, maka keburukan lain segera
menyertainya. Allah melarang berburuk sangka karena
hal itu menjadi pemicu untuk melakukan tindakan dosa
berikutnya. Allah berfirman,

- ,+ * ) ( ' & % $ # " !


7 6 5 4 32 1 0 / .
D C B A @ ?> = <; : 9 8
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan pra-
sangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa.
Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah
menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara
kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati?
Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi
Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujuraat: 12)
Pertama, Allah melarang banyak berprasangka, lalu
melarang tajassus atau memata-matai, hingga larangan
berbuat ghibah, yakni menyebutkan keburukan seorang
muslim tanpa kehadirannya. Ketiga, larangan tersebut
sangat terkait dan merupakan dosa yang berantai. Ketika
seseorang telah memiliki prasangka buruk kepada yang
lain, maka yang akan dilakukan adalah tajassus, memata-

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


matai. Sedangkan tabiat memata-matai adalah mencari titik
lemah, aib dan keburukan orang yang dimata-matai. Jika
kebetulan dia menemukan suatu aib, maka dia seperti orang
yang menemukan barangnya yang hilang karena girangnya,
seakan hal itu menjadi bukti kebenaran persangkaannya.
Ketika dia mendapatkan berita itu, maka meluncurlah
ghibah dari lisannya. Aliran sulit dibendung dalam kondisi
seperti ini.
Nabi n bersabda,

ِ ‫ﺍﻟﻈ ﱠﻦ ﺃَ ْﻛ َﺬ ُﺏ ﺍﻟْ َﺤﺪ‬


‫ِﻳﺚ َﻭ َﻻ ﺗَ َﺠ ﱠﺴ ُﺴﻮﺍ َﻭ َﻻ‬ ‫ﺍﻟﻈ ﱠﻦ ﻓَﺈِ ﱠﻥ ﱠ‬ ُ ‫ﺇِﻳﱠ‬
‫ﺎﻛ ْﻢ َﻭ ﱠ‬
ْ ‫َﻀﻮﺍ َﻭ ُﻛﻮﻧُﻮﺍ ﺇ‬
‫ِﺧ َﻮﺍﻧًﺎ‬ ُ ‫ﺗَ َﺤ ﱠﺴ ُﺴﻮﺍ َﻭ َﻻ ﺗَﺒَﺎﻏ‬
“Jauhilah oleh kalian berprasangka (buruk), karena sesung-
guhnya prasangka adalah sedusta-dusta ucapan. Dan janganlah
kalian saling memata-matai (tajassus), saling mencuri dengar
pembicaraan rahasia (tahassus), janganlah kalian saling benci,
jadilah kalian sebagai orang-orang yang bersaudara.” (HR.
Al-Bukhari)
Dalam hadits Nabi di atas tersirat pula bahwa buruk
sangka menjadi awal tumbuhnya rasa saling benci sesama
muslim. Untuk menjaga persaudaraan sesama muslim, Nabi
n melarang berprasangka buruk.

Jangan Pula Mengundang Orang Untuk Berburuk


Sangka
Larangan berburuk sangka mengandung pengertian
agar kita juga menghindari perkara yang bisa mengundang
munculnya prasangka buruk kepada kita. Terlebih posisi

Menang Melawan Setan


sebagai dai, hendaknya menghindar dari tempat dan tindakan
yang mengundang kecurigaan orang. Jika kebetulan berada
dalam posisi yang memungkinkan orang berprasangka buruk
terhadapnya, hendaknya kita menjelaskan posisi kita yang
sebenarnya, meskipun tidak ditanya. Agar kecurigaan sirna
seketika, dan tidak berlanjut pada kerusakan yang lebih
parah. Inilah yang diajarkan Nabi n.
Suatu ketika, Nabi n berjalan bersama seorang istrinya,
Shafiyah binti Huyai. Lalu beliau berpapasan dengan dua
shahabat Anshar, keduanya memperhatikan Nabi lalu
melewatinya begitu saja, seakan pura-pura tidak tahu.
Karena Nabi khawatir keduanya curiga dan berburuk sangka,
maka beliau memanggil keduanya dan bersabda,

‫ﺗَ َﻌﺎﻟَﻴَﺎ ﺇِﻧﱠ َﻬﺎ َﺻﻔِﻴﱠ ُﺔ ﺑِﻨْ ُﺖ ُﺣﻴَ ٍّﻲ‬


“Kemarilah kalian berdua. Wanita ini adalah Shafiyyah binti
Huyai (seorang istrinya) “
Bukan untuk mengenalkan istrinya, apalagi memamer-
kannya, tapi agar kedua shahabat itu tahu bahwa yang berada
di samping beliau adalah istrinya, bukan wanita lain. Kedua
shahabat itu memahami maksud Nabi, keduanya khawatir
kalau Nabi mengira bahwa keduanya mencurigai Nabi. Maka
keduanya berkata, “Subhanallah, wahai Rasulullah!” Yakni
mana mungkin kami mencurigaimu wahai Rasulullah! Maka
Nabi n bersabda,

‫ﻴﺖ ﺃَ ْﻥ‬
ُ ‫ِﻦ ْﺍﻹِﻧْ َﺴﺎ ِﻥ َﻣ ْﺠ َﺮﻯ ﺍﻟ ﱠﺪ ِﻡ َﻭﺇِﻧِّﻲ َﺧ ِﺸ‬َ ‫ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ َﻥ ﻳَ ْﺠﺮِﻱ ﻣ‬ ‫ﺇِ ﱠﻥ ﱠ‬
‫ِﻲ ﻓِﻲ ﺃَﻧْ ُﻔ ِﺴ ُﻜ َﻤﺎ َﺷﻴْﺌًﺎ‬
َ ‫ﻳُْﻠﻘ‬
BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal
“Sesungguhnya setan mengalir bersama aliran darah manusia,
dan saya khawatir dia membisikkan buruk sangka di hati kalian
berdua.” (HR. Al-Bukhari)
Itulah yang dikhawatirkan Nabi n, karena tabiat setan
memang membisikkan prasangka buruk untuk menanam
bibit kebencian dan permusuhan.
Begitulah kehati-hatian guru dan teladan bagi para dai,
Nabi n. Beliau tidak ingin umatnya curiga terhadapnya
karena hal itu akan mempengaruhi perjalanan dakwahnya
di samping menyelamatkan hati banyak orang dari dosa
berburuk sangka.

Sekadar Contoh
Jika kebetulan Anda berada di dalam bus yang full
music seperti layaknya musik di diskotik, sedangkan Anda
tidak kuasa mencegahnya, lalu ringtone HP Anda berbunyi
sebagai tanda Anda mendapatkan telepon, maka jelaskanlah
posisi Anda kepada orang yang menelepon Anda. Meskipun
si penelpon tidak bertanya. Karena bisa jadi ketika Anda
mengangkat HP, maka penelpon tidak hanya mendengar
suara Anda, tapi juga suara musik yang berasal dari bus
yang Anda tumpangi. Kalau tidak, bisa jadi dia akan curiga
dan berburuk sangka. Dia bayangkan Anda sedang berada
di diskotik, atau sedang menikmati pertunjukan musik.
Hal ini bisa menjadi bibit ketidakpercayaan, kebencian dan
saling jauh.
v vv

Menang Melawan Setan


Setan Bermain di Ranah
Musibah

agi orang beriman, semua musibah diyakini

B sebagai ujian, atau bisa pula sebagai peringatan.


Akan tetapi setan tidak ingin orang-orang
beriman lulus dalam ujian. Maka setan berusaha memancing
di air keruh. Momen musibah selalu mereka gunakan untuk
menjarah iman.
Godaan pertama, setan akan membuat manusia
berlarut-larut dalam kesedihan. Setan mengingatkan mereka
dengan kenikmatan yang sudah luluh lantak, rumah yang
roboh, harta yang hilang, keluarga yang meninggal, dan
seterusnya. Berbarengan dengan itu bayangan masa depan
yang suram nan menyedihkan selalu dihembuskan. Sehingga
membuahkan sikap putus asa. Dengan begitu mereka akan
jauh dari rahmat Allah. Allah l berfirman,

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


) ('&%$#"!
6 5 4 3 2 1 0 / . - ,+ *
“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang
Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf: 87)
Padahal, andai saja mereka bersabar, Allah menjanjikan
kebaikan yang berlipat di dunia dan akhirat, melebihi
kenikmatan yang hilang karena petaka. Indah sekali doa
yang diajarkan oleh Rasulullah n bagi orang yang ditimpa
musibah. Beliau n bersabda, “Tiada seorang hamba ditimpa
musibah lalu membaca doa,

ْ ‫ﺍﺟ ُﻌﻮ َﻥ ﺍﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ﺃْ ُﺟ ْﺮﻧِﻰ ﻓِﻰ ُﻣ ِﺼﻴﺒَﺘِﻰ َﻭﺃَ ْﺧﻠ‬


‫ِﻒ ﻟِﻰ‬ ِ ‫ﺇِﻧﱠﺎ ِﷲِ َﻭﺇِﻧﱠﺎ ﺇِﻟَﻴْ ِﻪ َﺭ‬
‫َﺧﻴْ ًﺮﺍ ِﻣﻨْ َﻬﺎ‬
“Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya
kepada-Nya pula kami akan kembali. Dan berilah aku ganti
yang lebih baik darinya.” Melainkan Allah akan memberinya
pahala dan akan memberikan ganti yang lebih baik darinya.”
(HR. Muslim)
Doa yang menyiratkan harapan dan optimisme yang
tinggi, di akhirat mendapat pahala, di dunia mendapat ganti
yang lebih baik. Akan tetapi itu hanya bisa dilakukan oleh
orang yang bersabar dan ridha dengan qadha Allah.

Menang Melawan Setan


Berprasangka Buruk kepada Allah
Ketika setan berhasil menenggelamkan manusia dalam
kesedihan, babak berikutnya setan akan membisikkan
pikiran kotor. Dia akan berkata kepada para korban musibah,
“Lihatlah apa balasan Allah kepadamu. Padahal kamu sudah
berislam, mengerjakan shalat, puasa, membayar zakat,
bahkan berhaji, tapi nyatanya Allah tetap menimpakan
musibah ini kepadamu.”
Dalam kondisi yang kalut, bisa saja provokasi setan
tersebut ditelan. Mereka melupakan semua nikmat yang
sebelumnya sudah mereka rasakan, lupa pula pada hikmah
di balik ujian. Bisa jadi Allah hendak menghapuskan dosa-
dosanya, karena Nabi n bersabda,

‫ َﺣﺘﱠﻰ‬، ‫ﻴﺐ ﺍﻟْ ُﻤ ْﺴﻠ َِﻢ ﺇِﻻﱠ َﻛ ﱠﻔ َﺮ ﺍﷲُ ﺑِ َﻬﺎ َﻋﻨْ ُﻪ‬
ُ ‫ِﻦ ُﻣ ِﺼﻴﺒَ ٍﺔ ﺗُ ِﺼ‬
ْ ‫َﻣﺎ ﻣ‬
ُ ‫ﺍﻟﺸ ْﻮ َﻛ ِﺔ ﻳُ َﺸ‬
‫ﺎﻛ َﻬﺎ‬ ‫ﱠ‬
“Tiada satupun musibah yang menimpa seorang muslim
melainkan dengannya Allah akan menghapuskan dosanya,
hingga duri yang mengenainya.” (Muttafaq alaih)
Atau bisa jadi dengan musibah itu Allah akan memberi
pahala yang besar, dan akan mendudukkannya sebagai
kekasih Allah. Karena Nabi n bersabda,

َ َ‫ﻼ ِﺀ َﻭﺇِ ﱠﻥ ﺍﷲَ ﺇِﺫَﺍ ﺃَ َﺣ ﱠﺐ ﻗ َْﻮ ًﻣﺎ ﺍﺑْﺘ‬


‫ﻼ ُﻫ ْﻢ‬ َ ‫ِﻈ َﻢ ﺍﻟْ َﺠ َﺰﺍ ِﺀ َﻣ َﻊ ﻋ‬
َ َ‫ِﻈ ِﻢ ﺍﻟْﺒ‬ َ ‫ﺇِ ﱠﻥ ﻋ‬
‫ﺍﻟﺴ َﺨ ُﻂ‬‫َﻤ ْﻦ َﺭ ِﺿ َﻰ ﻓَﻠَ ُﻪ ﺍﻟ ِّﺮ َﺿﺎ َﻭ َﻣ ْﻦ َﺳ ِﺨ َﻂ ﻓَﻠَ ُﻪ ﱠ‬ َ‫ﻓ‬

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


“Sesungguhnya besarnya pahala sesuai dengan beratnya ujian.
Sesunnguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah
akan mengujinya dengan bala’. Maka barangsiapa yang ridha,
maka Allah akan meridhainya, namun apabila dia marah, maka
Allah pun akan murka kepadanya.” (HR. At-Tirmidzi dan
beliau mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib)

Berpaling dari Allah, Condong kepada Selain-Nya


Jika setan berhasil menimbulkan prasangka buruk
kepada Allah, maka selanjutnya setan memberikan pilihan
lain. Agar manusia berpaling dari Allah dan condong kepada
selain-Nya. Mungkin setan akan memberi tawaran agar
mereka mempercayai dukun untuk membuang sial, atau
mencegah timbulnya bencana susulan. Terbukti hal seperti
ini banyak terjadi. Atau bisa juga setan membujuk mereka
agar pindah ke agama lain alias murtad, karena memberikan
bantuan finansial lebih banyak daripada suadaranya
seislam. Iman semakin diujung tanduk ketika kebetulan
bantuan dari saudara seiman tidak kelihatan, atau memang
dengan sengaja tidak menampak-nampakkan identitasnya,
sedangkan bantuan dari pihak yang lain membludak.
Kita telah banyak belajar dari kasus di tanah air, gempa
tektonik di berbagai tempat; Aceh, Yogyakarta, Jawa Tengah,
Padang, Bengkulu dan lain-lain. Tempat bencana menjadi
ajang kristenisasi yang sangat subur.
Dalam keadaan demikian, saat tertimpa musibah
sudah seharusnya seorang muslim semakin banyak

Menang Melawan Setan


mendekatkan diri kepada Allah. Bertaubat, dan kembali
kepada-Nya. Demikian pula dengan kita atau mereka yang
masih diberikan afiat, jangan sampai kita membantu setan
mengalahkan saudara kita sendiri. jangan sampai mereka
tidak merasakan perhatian dan bantuan suadara seiman.
Karena hakikatnya bencana yang menimpa mereka juga
merupakan batu ujian bagi kita, untuk melihat siapa diantara
kita yang paling baik amalnya. Adakah kita adalah mukmin
sebagaimana yang disifatkan oleh Nabi n,

‫ِﻢ َﻣﺜَ ُﻞ ﺍﻟْ َﺠ َﺴ ِﺪ ﺇِﺫَﺍ‬


ْ ‫ِﻢ َﻭﺗَ َﻌﺎ ُﻃ ِﻔﻬ‬
ْ ‫ﺍﺣ ِﻤﻬ‬ َ ِ‫َﻣﺜَ ُﻞ ﺍﻟْ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨ‬
ْ ‫ﲔ ﻓِﻰ ﺗَ َﻮﺍ ِّﺩﻫ‬
ُ ‫ِﻢ َﻭﺗَ َﺮ‬
‫ْﺍﺷﺘَ َﻜﻰ ِﻣﻨْ ُﻪ ُﻋ ْﻀ ٌﻮ ﺗَ َﺪﺍ َﻋﻰ ﻟَُﻪ َﺳﺎﺋ ُِﺮ ﺍﻟْ َﺠ َﺴ ِﺪ ﺑ ﱠ‬
‫ِﺎﻟﺴ َﻬ ِﺮ َﻭﺍﻟْ ُﺤ ﱠﻤﻰ‬
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling
mencintai, menyayangi dan mengasihi adalah seperti satu jasad;
jika salahsatu anggota badan sakit, maka turut sakitlah seluruh
jasad dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim)

vvv

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


Judi; Tradisi Setan yang
Dilestarikan

Perjudian adalah salahsatu sarana setan untuk


menggelincirkan manusia. Dan setan tidak akan pernah
menghapus program ini selamanya. Setan pun tidak hendak
menggantinya, selain hanya nama, kemasan dan atau
ornamennya. Allah l berfirman,

* )('& %$#"!
3 210/.-,+
=< ; :987654
F E D C BA @ ? >
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

Menang Melawan Setan


keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)” (QS. Al-Maidah:
90-91)
Sebagaimana khamr, judi adalah candu. Orang yang
sudah mencicipi perjudian akan mengalami ketagihan. Jika
menang keenakan, jika kalah akan penasaran. Dari sini setan
membuka banyak pintuk keburukan. Pejudi selalu mengejar
mimpinya untuk kaya mendadak. Untuk itu dia rela
mengorbankan apa yang dimilikinya, meskipun berakibat
dia harus menelantarkan orang-orang yang menjadi
tanggungannya. Jika apa yang ada ditangannya habis, maka
ia akan mencari segala yang bisa dipertaruhkan. Ujung-
ujungnya, seperti yang diungkapkan dalam ayat di atas;
lalai dari dzikrullah, meninggalkan shalat, dan permusuhan
antar sesama, cepat atau lambat. Allah mengharamkan judi,
bahkan menyebutnya sebagai ‘rijsun’, kotoran. Dan judi
adalah perbuatan setan, yakni hasil kemasan setan sehingga
dipandang baik oleh sebagian orang.
Buruknya perjudian, sehingga syariat memberikan
sanksi bagi orang yang mengajak taruhan meskipun sekadar
untuk guyonan. Nabi n bersabda,
“Barangsiapa yang berkata kepada saudaranya, “Mari kita
bertaruh.” Hendaknya dia bersedekah.” (HR. Al-Bukhari)

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


Di TV Ada Judi
Pada prinsipnya judi adalah segala sesuatu yang
mengandung spekulasi kalah dan menang, dimana pihak
yang kalah harus memberikan sesuatu kepada pihak yang
menang. Sesuatu yang diserahkan itu disebut sebagai barang
taruhan.
Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan
bahwa judi didahului oleh kesepakatan kedua belah pihak
untuk menyerahkan iwadh (barang taruhan), kepada yang
menang.
Mengacu pada penjelasan di atas, maka segala permainan
atau muamalah lain dimana ada salahsatu pihak yang kalah
dan harus menyerahkan barang taruhan tersebut, itu adalah
judi. Meskipun diberi nama dengan kuis, hadiah, sumbangan
berhadiah, atau yang lain.
Seperti yang penulis ungkapkan di atas bahwa setan
akan selalu membuat judi selalu eksis. Untuk itu, kemasan
menarik dan penyamaran yang nyaris sempurna selalu
disiapkan. Ide-ide yang segar dan cemerlang dihembuskan
kepada pengikutnya dari golongan manusia untuk
ditindaklanjuti. Hasilnya, perjudian menjadi hal biasa dan
diterima oleh masyarakat. Bahkan menjadi menu yang
menjanjikan di hampir semua stasiun TV. Arena judi juga
banyak dibuka di sela-sela pergantian acara, ada pula yang
nebeng di acara-acara hiburan.
Tentu bandarnya tidak memegang dadu, tidak pula
bertampang sangar dan kaku. Bahkan tampak cantik

Menang Melawan Setan


dan genit. Teknologi SMS telah dijadikan ajang untuk
melestarikan judi. Ya, kuis SMS di TV adalah judi, nyata-
nyata judi.
Biasanya, acara judi interaktif dilakukan dengan cara
melontarkan pertanyaan yang sangat gampang, semua
bisa menjawabnya. Hadiahnya (baca; taruhannya) cukup
menggiurkan, dari lima juta hingga sepuluh juta rupiah,
atau lebih. Lalu yang mau ikut judi cukup mengirim SMS
premium seharga Rp. 2.000,- sampai Rp. 3.000,- misalnya,
padahal SMS regular hanya rata-rata Rp. 300,. Dimana letak
judinya?
Pengirim SMS telah mempertaruhkan uang Rp.1650,-
untuk mendapatkan lima juta rupiah. Itu jika diasumsikan
bahwa dia mengirim satu SMS. Jika kita asumsikan dia
mengirim sepuluh SMS, maka nominal yang dipertaruhkannya
adalah Rp. 16.500,- di sinilah letak judinya. Ironisnya, acara
yang berbau Islam juga ikut-ikutan melestarikan judi model
ini.
Contoh judi lainnya adalah Super Deal 2 Milyar. Acara
ini juga termasuk cukup menyedot perhatian masyarakat
Indonesia. Memang, setan membuat tontonan yang berbau
gambling dijadikan asyik oleh setan. Di sana ada ketegangan,
muncul rasa penasaran, dan surprise. Seperti di acara ter-
sebut, unsur judi sangat lekat dan jelas. Dimana letak
judinya?
Taruhlah peserta tidak ditarik biaya untuk mengikutinya.
Tapi tatkala sebagian mereka terpilih dalam permainan
tersebut, yang bersangkutan langsung diberi ‘modal’

BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal


beberapa juta rupiah. Maknanya, uang tersebut sudah
menjadi haknya, dan berada ditangannya. Kemudian uang
tersebut dijadikan modal taruhan. Apakah mendapatkan
mobil yang bernilai ratusan juta, atau hanya mendapat
jagung bakar senilai Rp. 2.000,- tidak diragukan lagi inilah
judi yang nyata.

Bedanya dengan Hadiah?


Mungkin ada yang bertanya-tanya apa bedanya dengan
hadiah. Hadiah yang dimaksud adalah hadiah yang semata-
mata hadiah, tidak kurang tidak lebih. Bedanya dengan judi
penerima hadiah tidak mempertaruhkan sesuatu, bukan pula
berasal dari taruhan peserta lain yang tidak mendapatkan
hadiah, tapi hadiah tersebut berasal dari panitia sebagai
apresiasi atas usaha partisipasi penerima hadiah, misalnya
ikut lomba menulis, poling pembaca, kuis tanya jawab
ilmiah, dan sejenisnya.
Untuk memperjelas bagian ini kita ambil sebuah contoh.
Tim redaksi sebuah majalah mengadakan lomba menulis
sebuah artikel dengan dengan topik ‘Judi di Televisi’. Oleh
panitia lomba peserta lomba tidak dikenai biaya apapun,
mereka cukup mengirim naskah dimaksud, dalam batas
waktu yang sudah ditentukan panitia. Peserta yang masuk
nominasi sepuluh terbaik akan mendapatkan hadiah uang
sebesar, Rp.100.000 hingga satu juta. Wallahua’lam.

Menang Melawan Setan


BAB

Setan Spesialis

BAB 3: Setan Spesialis


Rasulullah bersabda, “Setan mendatangi
salah seorang di antara kalian kemudian
membisikkan (pertanyaan), “Siapakah
yang menciptakan anu? Siapa pula yang
menciptakan anu?” Hingga sampai
pertanyaan, “Lantas, siapakah yang
menciptakan Allah?” Jika sampai di situ,
hendaknya ia membaca ta’awudz kepada Allah
dan menyudahinya.” (Ash-Shahihain)

Menang Melawan Setan


Qarin;
Setan Pendamping

da setan yang selalu membuntuti ke mana

A manusia pergi. Sesekali membujuk dan


merayunya untuk jatuh ke dalam jurang maksiat.
Sesekali meninabobokkan ia dari kewajiban. Pada kali lain
setan itu juga membisikkan angan-angan hingga si korban
menunda amal dan taubatnya.
Dialah setan Qarin yang masing-masing manusia pasti
disertai satu qarin. Ibnu Mas’ud meriwayatkan bahwa Nabi
n bersabda,

َ ‫ِﻦ ﺃَ َﺣ ٍﺪ ﺇﱠِﻻ َﻭﻗَ ْﺪ ُﻭ ِّﻛ َﻞ ﺑِ ِﻪ ﻗَﺮِﻳﻨُُﻪ ﻣ‬


‫ِﻦ ﺍﻟْ ِﺠ ِّﻦ‬ ْ ‫َﻣﺎ ِﻣﻨْ ُﻜ ْﻢ ﻣ‬
“Tiada seorangpun dari kalian kecuali disertai satu qarin dari
jin.” (HR. Muslim)
Hadits tersebut tidak menyebutkan akidah jin qarin.
Apakah dia jin yang kafir (setan), ataukah jin yang muslim.
Akan tetapi dalam riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas
disebutkan hadits yang hampir sama, hanya saja kata ‘al-jin’
diganti dengan ‘asy-syaithan’, artinya qarin yang dimaksud
adalah setan. Nabi n bersabda,

BAB 3: Setan Spesialis


‫ﲔ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ‬
ِ ‫ﺍﻟﺸﻴَﺎ ِﻃ‬
‫ِﻦ ﱠ‬َ ‫ِﻦ ﺃَ َﺣ ٍﺪ ﺇﱠِﻻ َﻭﻗَ ْﺪ ُﻭ ِّﻛ َﻞ ﺑِ ِﻪ ﻗَﺮِﻳﻨُُﻪ ﻣ‬
ْ ‫ﻟَﻴْ َﺲ ِﻣﻨْ ُﻜ ْﻢ ﻣ‬
‫َﺎﻝ ﻧَ َﻌ ْﻢ َﻭﻟَ ِﻜ ﱠﻦ ﺍﷲَ ﺃَ َﻋﺎﻧَﻨِﻲ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ ﻓَﺄَ ْﺳﻠ ََﻢ‬ َ ‫َﻭﺃَﻧْ َﺖ ﻳَﺎ َﺭ ُﺳ‬
َ ‫ﻮﻝ ﺍﷲِ ﻗ‬
“Tiada seorangpun dari kalian kecuali disertai satu qarin dari setan.
Para shahabat bertanya, “Termasuk Anda wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “Termasuk juga aku, akan tetapi Allah telah
membantuku sehingga dia tunduk.” (HR. Ahmad)
Disebutkan pula dalam riwayat Muslim dari Aisyah
s, beliau bercerita, “Suatu malam Rasulullah n keluar
meninggalkan kami, lalu aku menjadi cemburu kepadanya,
lalu beliau datang dan melihat apa yang aku lakukan lalu
bersabda, “Mengapa engkau cemburu wahai Aisyah?” Aku
menjawab, “Apakah tidak pantas saya cemburu atasmu?”
Beliau bersabda, “Ataukah telah datang setan (yang menyertai)
mu?” Aisyah bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah ada
setan yang menyertai aku?” Beliau menjawab, “Ya.” Saya
bertanya, ”Apakah setiap manusia ada (yang menyertai)?”
Beliau bersabda, “Ya.” Aku pun bertanya, “Termasuk Anda
wahai Rasululah?” Beliau menjawab, “Begitu pula aku, akan
tetapi Rabbku k telah menolongku atasnya sehingga dia tunduk.”
(HR. Muslim)
Para ulama berbeda pendapat tentang akhir kalimat,
apakah dibaca ‘fa aslamu / hatta aslamu’ yang berarti ‘sehingga
aku selamat’ ataukah ‘fa aslama / hatta aslama’. Ulama yang
berpendapat bahwa bacaannya ‘fa aslama’ masih berbeda
pendapat dalam menafsirkan, apakah berarti ‘maka dia (setan)
itu kemudian berislam’, ataukah ‘maka dia (setan) itu tunduk dan
menyerahkan diri.’

Menang Melawan Setan


Bahaya Setan Qarin
Karena dekatnya, wajar dia sangat hafal terhadap
karakter dan gerak-gerik manusia yang diikutinya,
kelebihan dan kelemahannya. Besar kemungkinan, dia
lebih tahu perwatakan seseorang daripada istri, suami, atau
orangtuanya. Setan ini pula yang paling ahli menirukan
perangai orang yang disertainya. Ketika ada orang yang
telah mati dan di kubur, beberapa hari kemudian terkadang
nampak sosok yang sangat mirip dengan si mayit, terkadang
berbicara dengan suara yang mirip pula dengan si mayit,
besar kemungkinan dia adalah setan qarin yang dahulu
menyertai orang yang mati tersebut. Syaikh Prof. Dr.
Sulaiman Al-Asyqar berkata tentang apa yang dianggap
orang sebagai arwah gentayangan, “Apa yang diklaim orang
sebagai arwah (gentayangan) itu adalah setan. Bisa jadi dia
adalah setan qarin yang dahulu menyertai orang yang mati
tersebut. Telah banyak nash yang menunjukkan bahwa setiap
manusia disertai oleh setan. Maka qarin yang menyertai
manusia itu mengetahui banyak tentang perangai, kebiasaan
dan sifat-sifatnya, juga sanak kerabatnya.” (‘Alamul Jin wa
Asy-Syayathin, hal. 132)
Tapi yang penting untuk diwaspadai bahwa qarin yang
menyertai manusia tersebut mengetahui betul kapan orang
yang didampingi itu lengah. Ibnu Abbas berkata,

َ‫ْﺐ ﺍﺑْ ِﻦ ﺍ َﺩ َﻡ ﻓَﺈِﺫَﺍ َﺳﻬﺎَ َﻭ َﻏ َﻔ َﻞ َﻭ ْﺳ َﻮ َﺱ ﻓَﺈِﺫﺍ‬


ِ ‫ﺍﻟﺸﻴْﻄﺎَ ُﻥ َﺟﺎﺛ ٌِﻢ َﻋﻠَﻰ ﻗَﻠ‬
‫ﱠ‬
‫َﻛ َﺮﺍﷲَ َﺧﻨَ َﺲ‬ َ‫ﺫ‬

BAB 3: Setan Spesialis


“Setan memantau hati anak Adam, jika dia lalai dan lengah,
setan pun menggodanya, dan jika dia berdzikir kepada Allah,
maka setan pun menjauh.” (Tafsir Ibnu Katsir: 4/575)
Inilah karakter setan sehingga disifati dengan ‘al-waswas
al-khannas’ seperti dalam Surat An-Naas.
Setan juga mampu mendeteksi dengan belalainya, apa
yang paling dominan di hati seorang hamba. Setelah itu dia
akan menjerumuskan seorang hamba ke dalam salahsatu
di antara dua jurang, yakni tafrith (meremehkan) ataupun
ifrath (melampaui batas). Sehingga manusia tidak bisa lurus
atau pas kadarnya dalam melaksanakan perintah Allah.
Ibnul Qayyim t berkata, “Tiada satu perintah pun yang
diturunkan oleh Allah, melainkan setan akan menggoda
manusia dengan tafrith atau dengan ifrath (ghuluw), setan
tidak peduli dengan cara yang mana akan berhasil...”

Menghadapi Setan Qarin


Menyibukkan diri dengan berdzikir kepada Allah
dalam segala aktivitas dan kondisi adalah cara tepat untuk
mencegah godaan setan qarin. Karena dzikrullah bisa
menjauhkan manusia dari setan seperti disebutkan oleh
Ibnu Abbas h di atas.
Ketika tiba-tiba ada dorongan kuat untuk bermaksiat,
atau muncul pikiran kotor hendaklah waspada, bisa jadi
itu adalah bisikan setan qarin. Yang paling utama untuk
dilakukan adalah memohon pertolongan kepada Allah
untuk dapat mengusirnya. Karena kita tak akan dapat
mengalahkan setan kecuali dengan pertolongan Allah dan

Menang Melawan Setan


berkat taufik-Nya kepada kita. Seorang salaf pernah bertanya
kepada seorang muridnya, “Apa yang kamu lakukan ketika
setan membujukmu untuk berbuat dosa?” Dia menjawab,
“Aku akan menghalaunya.” Ulama itu berkata, “Itu terlalu
lama, apakah engkau tidak memperhatikan ketika engkau
melewati rombongan domba, lalu anjing yang menjaganya
menggonggong dan menghalangimu untuk lewat, apa
yang akan kamu lakukan?” Dia menjawab, “Aku akan
menghalaunya sekuat tenaga.” Ulama itu berkata, “Itu terlalu
lama bagimu. Mestinya engkau meminta tolong kepada
pemilik kambing, itu cukup bagimu. Maka jika engkau ingin
selamat dari tipu daya setan, mohonlah pertolongan kepada
Penciptanya untuk menghalaunya darimu dan menjagamu
dari bahayanya.”
Membaca ta’awudz ketika merasakan godaannya juga
merupakan senjata ampuh untuk membentengi diri dari
rayuan setan. Disebutkan dalam Ash-Shahihain, bahwa
Rasulullah n bersabda,

‫َﻖ َﻛ َﺬﺍ َﺣﺘﱠﻰ‬


َ ‫َﻖ َﻛ َﺬﺍ َﻣ ْﻦ َﺧﻠ‬ ُ ‫ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ ُﻥ ﺃَ َﺣ َﺪ ُﻛ ْﻢ ﻓَﻴَ ُﻘ‬
َ ‫ﻮﻝ َﻣ ْﻦ َﺧﻠ‬ ‫ﻳَْﺄﺗِﻲ ﱠ‬
‫َﻖ َﺭﺑﱠ َﻚ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺑَﻠَ َﻐ ُﻪ ﻓَﻠْﻴَ ْﺴﺘَ ِﻌ ْﺬ ﺑِﺎﷲِ َﻭﻟْﻴَﻨْﺘَ ِﻪ‬ َ ‫ﻳَ ُﻘ‬
َ ‫ﻮﻝ َﻣ ْﻦ َﺧﻠ‬
“Setan mendatangi salah seorang di antara kalian kemudian
membisikkan (pertanyaan), “Siapakah yang menciptakan anu?
Siapa pula yang menciptakan anu?” Hingga sampai pertanyaan,
“Lantas, siapakah yang menciptakan Allah?” Jika sampai
di situ, hendaknya ia membaca ta’awudz kepada Allah dan
menyudahinya.”
vvv

BAB 3: Setan Spesialis


Dajjal;
Raja Dusta

ejak dahulu tukang sihir selalu identik dengan

S kesesatan dan kejahatan. Bukan saja dalam


pandangan syariat, akan tetapi manusia secara
umum. Karena itulah, setiap kali para nabi menyerukan
dakwahnya, para tokoh kafir selalu memberi cap kepada
para nabi dengan gelar tukang sihir, tujuannya agar manusia
membenci dan menjauhinya.
Tapi hari ini sihir dan sulap malah menjadi favorit,
termasuk oleh sebagaian kaum muslimin. Berbagai
jenis acara dikemas sedemikian rupa agar menarik para
peminatnya; ada yang dikemas dalam bentuk komedi
sehingga mengundang gelak tawa. Ada pula yang dikemas
dalam bentuk pertunjukan seni dan budaya. Bahkan ada
stasiun televisi yang dengan terang-terangan menyebutnya
dengan sihir dan magis. Tak pelak, para dukun, tukang sihir
itu menjadi idola, dan ikutan yang dipatuhi.

Menang Melawan Setan


Belum Melihat Dajjal
Aksi sulap, hipnotis, dan sihir yang belakangan sangat
marak ditayangkan di TV hanyalah sihir kelas teri dan
kacangan bila dibandingkan dengan kesaktian dan fitnah
Dajjal. Jika terhadap pesulap dan penyihir kelas teri orang-
orang sudah terpengaruh dan menaruh simpati, lalu
seberapakah tingkat takjub dan simpati mereka kepada
Dajjal yang jauh lebih sakti dan memukau? Walhasil, yang
ngefans dengan tukang sihir dan sulap, besar kemungkinan
dialah yang paling mengidolakan Dajjal, si raja dusta, fitnah
terbesar sepanjang hidup manusia.

َ ‫ﺍﻟﺴﺎ َﻋ ِﺔ َﺧ ْﻠ ٌﻖ ﺃَ ْﻛﺒَ ُﺮ ﻣ‬
ِ ‫ِﻦ ﺍﻟ ﱠﺪ ﱠﺟ‬
‫ﺎﻝ‬ ‫ْﻖ ﺁ َﺩ َﻡ ﺇِﻟَﻰ ﻗِﻴَﺎ ِﻡ ﱠ‬
ِ ‫َﻣﺎ ﺑَﻴْ َﻦ َﺧﻠ‬
“Tidak ada makhluk sejak Adam hingga hari Kiamat yang lebih
besar daripada Dajjal.” (HR. Muslim)
Imam An-Nawawi t menjelaskan, “Maksudnya
adalah paling besar fitnah dan bahayanya.”
Abu Umamah juga meriwayatkan bahwa Nabi n
bersabda, “Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada fitnah di
muka bumi yang lebih besar daripada fitnah Dajjal, semenjak Allah
tempatkan anak cucu Adam.” (HR. Ibnu Majah)

Kesaktian Dajjal
Banyak kesaktian Dajjal yang membuat orang terbelalak
dan kemudian percaya akan ketuhanan dia. Di antaranya
seperti yang disebutkan Nabi n, “Lalu Dajjal mendatangi

BAB 3: Setan Spesialis


satu kaum dan mengajak mereka. Kemudian orang-orang itu
percaya dan menyambut seruannya. Dajjal pun menyuruh
langit agar menurunkan hujan, langit pun menurunkan
hujan. Kemudian Dajjal menyuruh bumi agar menumbuhkan
tumbuh-tumbuhannya dan bumi pun menumbuhkannya.
Lalu ternak mereka pulang dalam keadaan paling gemuk,
kelenjar susunya menampung air susu terbanyak, dan dalam
keadaan paling kenyang. Kemudian Dajjal mendatangi kaum
lainnya, dan mengajak mereka. Namun mereka menolak
ajakan Dajjal, sehingga Dajjal meninggalkan mereka. Lalu
pagi harinya kaum yang menolak ajakan Dajjal itu dilanda
kelaparan, tidak ada sedikitpun harta yang ada ditangan
mereka.” (HR. Muslim)
Dalam hadits yang lain juga disebutkan bahwa Dajjal
akan membelah tubuh orang mukmin yang mendustakannya
menjadi dua bagian. Lalu Dajjal berjalan di antara dua
belahan badan itu dan mengatakan, “Bangkitlah..!” Maka
tiba-tiba orang itu berdiri tegak.
Dajjal berada di muka bumi selama 40 hari, namun tidak
ada satu pun negeri kecuali didatangi oleh Dajjal, kecuali
Mekah dan Madinah.
Maka bandingkanlah dengan para pesulap hari ini,
adakah mereka lebih hebat dari Dajjal si raja Dusta? Hanya
orang-orang yang bodoh terhadap kebenaran dan tipu
daya setan yang mudah kepincut dan takjub dengan sihir
dan sulap. Seperti halnya orang yang paling cepat percaya
terhadap tipudaya Dajjal adalah orang-orang bodoh dan
tidak beriman. Rasulullah n bersabda,

Menang Melawan Setan


‫ﺎﻙ َﻭﺃُﱠﻣ َﻚ‬ ٍّ ‫ﻮﻝ ِﻷَ ْﻋ َﺮﺍﺑ‬
َ َ‫ِﻰ ﺃَ َﺭﺃَﻳْ َﺖ ﺇ ِْﻥ ﺑَ َﻌﺜْ ُﺖ ﻟَ َﻚ ﺃَﺑ‬ َ ‫ِﻦ ﻓِﺘْﻨَﺘِ ِﻪ ﺃَ ْﻥ ﻳَ ُﻘ‬
ْ ‫َﻭﺇِ ﱠﻥ ﻣ‬
‫ﻮﺭ ِﺓ ﺃَﺑِﻴ ِﻪ‬ ُ ‫ﺃَﺗَ ْﺸ َﻬ ُﺪ ﺃَﻧِّﻰ َﺭﺑﱡ َﻚ ﻓَﻴَ ُﻘ‬
َ ‫ ﻓَﻴَﺘَ َﻤﺜﱠ ُﻞ ﻟَُﻪ َﺷﻴْ َﻄﺎﻧَﺎ ِﻥ ﻓِﻰ ُﺻ‬.‫ﻮﻝ ﻧَ َﻌ ْﻢ‬
‫َﻭﺃُِّﻣ ِﻪ ﻓَﻴَ ُﻘﻮﻻَ ِﻥ ﻳَﺎ ﺑُﻨَ ﱠﻰ ﺍﺗﱠﺒ ِْﻌ ُﻪ ﻓَﺈِﻧﱠ ُﻪ َﺭﺑﱡ َﻚ‬
“Diantara fitnah Dajjal adalah, dia mengatakan kepada seorang
lelaki Badui, “Bagaimana pendapatmu jika aku membangkitkan
kedua orantuamu yang sudah mati, apakah kamu akan percaya
bahwa aku adalah tuhanmu?” Orang itu menjawab, “Ya.” Lalu
dua setan menjelma dalam wujud ibu dan bapak orang Badui
itu dan berkata, “Wahai anakku, ikutilah dia karena dia adalah
tuhanmu.” (HR. Ibnu Majah)
As-Safarayini t mengomentari alasan orang Badui
yang mengikuti Dajjal adalah bahwa, “Orang Badui biasanya
adalah orang-orang bodoh.”

Mengapa Bisa Sakti?


Orang yang mudah merasa kagum dengan berbagai
keanehan dan aksi para pesulap, juga pengikut Dajjal akan
menyanggah dengan mengatakan, “Kalau memang sesat,
mengapa bisa sakti?
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata, “Al-Khaththabi mengatakan
bahwa, “Jika ada yang menyanggah, bagaimana mungkin
Allah memberikan keajaiban kepada orang kafir? Padahal
menghidupkan orang yang sudah mati adalah keajaiban
besar yang merupakan satu tanda di antara tanda-tanda

BAB 3: Setan Spesialis


kenabian. Bagaimana mungkin ini dilakukan oleh Dajjal
padahal ia adalah seorang pendusta? Jawabannya adalah,
ini semua sebagai ujian bagi manusia, kerena para hamba
Allah memiliki bukti yang menunjukkan bahwa Dajjal itu
dusta dalam pengakuannya. Dajjal itu buta sebelah, tertulis
di keningnya ‘KAFIR’ yang bisa dibaca oleh semua orang
muslim.”
Sedangkan Ibnu Arabi t mengatakan, “Keajaiban-
keajaiban yang terjadi pada fitnah Dajjal, seperti menurunkan
hujan, kemakmuran bagi orang yang mempercayainya, dan
paceklik bagi yang tidak mempercayainya, perbendaharaan
bumi yang tunduk kepadanya, surga dan neraka yang
menyertainya, dan air yang mengalir. Semua itu adalah ujian
dan cobaan dari Allah. Tujuannya, agar orang-orang yang
ragu (dalam keimanannya) menjadi binasa, dan orang-orang
yang yakin (kepada Allah) akan selamat.”

v vv

Menang Melawan Setan


Al-Walahan;
Setan Spesialis Wudhu

isa kita bayangkan, bagaimana canggihnya

B seorang pencuri kendaraan bermotor jika setiap


hari yang dipelajari dan dikerjakan adalah
mencuri motor. Ada juga pencuri spesialis elektronik, dia
paling ahli soal bagaimana menggondol barang elektronik
di rumah orang yang sedang lengah.
Ternyata, Iblis juga memiliki bala tentara yang dibekali
ketrampilan khusus dan ditugasi pekerjaan yang khusus
pula. Iblis menggoda manusia di setiap lini, dan di setiap
lini dia siapkan setan-setan ‘spesialis’ yang pakar dalam
bidangnya.
Dalam hal wudhu misalnya, ada jenis setan khusus
yang beraksi di wilayah ini. Pekerjaannya fokus untuk
menggoda orang-orang yang wudhu sehingga menjadi
kacau wudhunya. Setan spesialis wudhu ini disebut Nabi
n dengan ‘Al-Walahan’. Nabi n bersabda,

‫َﺎﺣ َﺬ ُﺭﻭ ُﻩ‬ َ ‫ﺎﻝ ﻟَُﻪ ﺍﻟْ َﻮﻟَ َﻬﺎ ُﻥ ﻓَﺎﺗﱠ ُﻘﻮ ُﻩ ﺃَ ْﻭ ﻗ‬
ْ ‫َﺎﻝ ﻓ‬ ُ ‫ﻟِﻠ ُْﻮ ُﺿﻮ ِﺀ َﺷﻴْ َﻄﺎ ٌﻥ ﻳُ َﻘ‬

BAB 3: Setan Spesialis


“Pada wudhu itu ada setan (yang menggoda), disebut dengan Al-
Walahan, maka hati-hatilah terhadapnya.” (HR. Ahmad)
Setan jenis ini menggoda tidak hanya mengandalkan
satu jurus saja untuk memperdayai mangsanya. Untuk
masing-masing karakter pelaku wudhu, disiapkan satu jurus
untuk melumpuhkannya.

Waspadai Setiap Jurusnya


Sebagian dipermainkan setan hingga sibuk mengulang-
ulang lafazh niat. Saking sibuknya mengulang, ada yang
rela ketinggalan rekaat untuk mengeja niat. Seperti ucapan
“Aku niat menghilangkan hadats…” atau “Aku berniat
wudhu karena Allah…” Dan yang semisalnya. Niat memang
harus dilazimi bagi setiap hamba yang hendak melakukan
suatu aktivitas. Akan tetapi, tidak ada satu pun keterangan
yang shahih dari Nabi n yang menunjukkan sunnahnya
melafalkan niat, sekalipun berupa hadits dha’if, mursal, atau
yang terdapat di musnad maupun perbuatan sahabat yang
menunjukkan keharusan atau sunnahnya melafalkan niat.

Meninggalkan Anggota Wudhu


Sebagian lagi digoda setan sehingga asal-asalan ketika
melakukan wudhu. Dia membiarkan anggota tubuh yang
mestinya wajib dibasuh, tidak terkena oleh air. Nabi
mengingatkan akan hal ini dengan sabdanya,

‫ِﻦ ﺍﻟﻨﱠﺎ ِﺭ‬


َ ‫ﺎﺏ ﻣ‬ َْ ‫َﻭﻳْ ٌﻞ ﻟ‬
ِ ‫ِﻸ ْﻋ َﻘ‬
Menang Melawan Setan
“Celakalah tumit dari neraka.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
Untuk menangkal godaan ini, wajib bagi kita mengetahui,
manakah anggota tubuh yang wajib dibasuh atau diusap.
Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya,

('&%$#"!
. - , + * )
21 0 /
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki.” (QS. al-Maidah: 6)
Syaikh Utsaimin t menyebutkan bahwa ‘istinsyaq’
atau memasukkan air ke hidung kemudian istinsyar
(mengeluarkanya) hukumnya wajib karena hidung termasuk
bagian dari wajah yang dituntut untuk dibasuh. Nabi n
memerintahkan sungguh-sungguh dalam ‘istinsyaq’ kecuali
ketika shaum, Beliau n bersabda,

‫ﺎﻕ ﺇﱠِﻻ ﺃَ ْﻥ ﺗَ ُﻜﻮ َﻥ َﺻﺎﺋ ًِﻤﺎ‬ َ ‫ﺃَ ْﺳﺒِ ْﻎ ﺍﻟْ ُﻮ ُﺿ‬


ِ ‫ﻮﺀ َﻭﺑَﺎﻟِ ْﻎ ﻓِﻲ ِﺍﻻ ْﺳﺘِﻨْ َﺸ‬
“Perbaguslah wudhu dan seriuslah melakukan istinsyaq
(memasukkan air ke hidung), kecuali jika kamu dalam keadaan
shaum.” (HR. An-Nasai)
Telinga juga wajib untuk diusap karena termasuk bagian
dari kepala sebagaimana hadits Nabi, “Al-udzun minar ra’si.”
(Telinga adalah bagian dari kepala).

BAB 3: Setan Spesialis


Boros Menggunakan Air
Asal-asalan berwudhu adalah panah setan yang
diarahkan bagi orang yang malas. Sedangkan untuk orang
yang antusias dan bersemangat, ‘al-walahan’ memilih jurus
lain. Yakni dia menggoda agar orang yang wudhu terlampau
boros menggunakan air. Timbullah asumsi bagi orang yang
berwudhu, semakin banyak air, maka semakin sempurna
pula wudhunya. Padahal anggapan ini bertentangan dengan
petunjuk Nabi n. Bahkan Nabi mengingatkan umatnya akan
hal itu. Beliau bersabda,

‫ﺇِﻧﱠ ُﻪ َﺳﻴَ ُﻜﻮ ُﻥ ﻓِﻲ َﻫ ِﺬ ِﻩ ﺍﻷُْ ﱠﻣ ِﺔ ﻗ َْﻮ ٌﻡ ﻳَ ْﻌﺘَ ُﺪﻭ َﻥ ﻓِﻲ ﱠ‬


‫ﺍﻟﻄ ُﻬﻮ ِﺭ َﻭﺍﻟ ﱡﺪ َﻋﺎ ِﺀ‬
“Sesungguhnya akan ada di antara umat ini yang melampaui
batas dalam bersuci dan berdoa.” (HR Abu Dawud, Ahmad,
dan An-Nasai, sanadnya kuat dan dishahihkan oleh
Al-Albani)
Dalam kitab Aunul Ma’bud, syarah dari Sunan Abu
Dawud disebutkan, “Maksud melampaui batas dalam wudhu
adalah melebihi tiga kali basuh (setiap anggota wudhunya),
kelewat batas dalam membasuh disertai was-was, karena
para ulama telah sepakat akan larangan berlebihan dalam
menggunakan air, meskipun di tepi pantai.” Ada pula hadits
menyebutkan bahwa tatkala Nabi n melewati Sa’ad yang
sedang berwudhu, beliau n bersabda, “Janganlah boros
dalam menggunakan air.” Sa’ad berkata,”Apakah ada istilah
pemborosan dalam hal air?” Beliau n menjawab, “Ya,
meskipun engkau (berwudhu) di sungai yang mengalir.” (HR.
Ibnu Majah dan Ahmad)

Menang Melawan Setan


Ibnul Qayyim t menyebutkan hadits ini dalam kitab
Zaadul Ma’ad, begitu pula Ibnul Jauzi dalam kitabnya Talbis
Iblis, hanya saja Syaikh Al-Albani menyatakan ini sebagai
hadits dha’if, begitu pula dengan Al-Bushiri dalam kitab
Al-Zawaid.
Yang baik dan paling hati-hati adalah kita tidak boros
dalam menggunakan air, termasuk ketika berwudhu, dan
ini telah menjadi ijma’ (kesepakatan) para ulama. Ketika
menjelaskan hadits Nabi,

‫ﺍﺱ ﺍﻟْ َﻤﺎ ِﺀ‬


َ ‫ﻓَﺎﺗﱠ ُﻘﻮﺍ َﻭ ْﺳ َﻮ‬
“Hati-hatilah terhadap was-was dalam menggunakan air.”
(HR. At-Tirmidzi)
Al-Hafizh Al-Mubaarakfuri dalam kitab Tuhfatul Ahwadzi
bi Syarhi Jami’ At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini menunjukkan
tidak disukainya tindakan berlebihan dalam menggunakan
air. Para ulama telah sepakat akan larangan berlebihan dalam
menggunakan air untuk berwudhu, meskipun dia berwudhu
di sungai.”
Ada empat kesalahan sekaligus yang dilakukan oleh
orang yang berlebihan menggunakan air wudhu, seperti yang
dikatakan oleh Ibnul Jauzi dalam kitab Talbis Iblis.
“Terkumpul di dalamnya empat hal yang tidak disukai.
Pertama, berlebihan menggunakan air. Kedua, menyia-
nyiakan umur yang berharga untuk sesuatu yang bukan
wajib dan bukan pula sesuatu yang sunnah. Ketiga, ada
kesan menampik syariat karena dia tidak merasa cukup
dengan apa yang digariskan oleh syariat, yakni hemat dalam

BAB 3: Setan Spesialis


menggunakan air. Dan (terakhir), terkadang dia menjadi
lama berwudhu hingga habis waktu shalat, atau tidak bisa
melakukan di awal waktu yang memiliki keutamaan atau
ketinggalan shalat jamaah.”

Ragu-Ragu Ketika Berwudhu


Jurus lain yang ditujukan bagi orang yang kelewat
semangat dalam hal wudhu adalah, setan menanamkan
keraguan kepada orang yang berwudhu. Ketika orang itu
selesai wudhu, dibisikkan di hatinya keraguan akan ke-
absahan wudhunya. Agar orang itu mengulangi wudhunya
kembali dan hilanglah banyak keutamaan seperti takbiratul
uula (takbir pertama) maupun shalat jamaah secara umum.
Diriwayatkan bahwa telah datang kepada Ibnu Uqail
t seseorang yang terkena gangguan setan jenis ini. Orang
itu menceritakan bahwa dirinya telah berwudhu. Kemudian
karena ragu dia mengulangi wudhunya. Bahkan untuk
meyakinkan dirinya dia menceburkan diri ke sungai. Akan
tetapi setelah dia keluar dari sungai pun, dia masih ragu akan
wudhunya. Lantas dia bertanya, “Dalam keadaan (masih
ragu) seperti itu apakah saya boleh shalat?” Ibnu Uqail
menjawab, “Bahkan kamu sudah tidak wajib shalat.”
Ya, tak ada orang yang melakukan seperti itu kecuali
orang yang hilang ingatan, sedangkan orang yang hilang
ingatan tidak terkena kewajiban, termasuk shalat.

v vv

Menang Melawan Setan


Khinzib,
Setan Spesialis Shalat

halat adalah ibadah paling menentukan posisi

S seorang hamba di akhirat kelak. Jika shalatnya


baik, maka baiklah nilai amal yang lain, begitu
pula sebaliknya. Wajar jika Iblis menugaskan tentara
khususnya untuk menggarap proyek ini. Ada setan spesialis
yang mengganggu orang shalat, menempuh segala cara agar
shalat seorang hamba kosong dari nilai atau minimal rendah
kualitasnya. Setan itu bernama ‘khinzib’. Mungkin karena
berbagai gangguan setan khinzib tersebut, maka amat jarang
didapatkan orang yang bisa sempurna shalatnya. Nabi n
bersabda,

‫ﺍﻟﺼ َﻼ َﺓ َﻣﺎ ﻳُ ْﻜﺘَ ُﺐ ﻟَُﻪ ِﻣﻨْ َﻬﺎ ﺇﱠِﻻ ُﻋ ْﺸ ُﺮ َﻫﺎ ﺗُ ْﺴ ُﻌ َﻬﺎ‬


‫ﺇِ ﱠﻥ ﺍﻟْ َﻌﺒْ َﺪ ﻟَﻴُ َﺼﻠِّﻲ ﱠ‬
ْ ‫ﺛُ ُﻤﻨُ َﻬﺎ ُﺳﺒُ ُﻌ َﻬﺎ ُﺳ ُﺪ ُﺳ َﻬﺎ ُﺧ ُﻤ ُﺴ َﻬﺎ ُﺭﺑُ ُﻌ َﻬﺎ ﺛُﻠُﺜُ َﻬﺎ ﻧ‬
‫ِﺼ ُﻔ َﻬﺎ‬
“Sesungguhnya seorang hamba melakukan shalat tetapi
tidak ditulis pahala untuknya selain sepersepuluhnya, seper-
sembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya,
seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya atau setengahnya.”
(HR. Ahmad)
BAB 3: Setan Spesialis
Utsman a pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai
Rasulullah, setan telah mengganggu shalat dan bacaanku.”
Maka Rasulullah n bersabda,

‫ِﺏ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺃَﻧْ َﺖ َﺣ َﺴ ْﺴﺘَ ُﻪ ﻓَﺘَ َﻌ ﱠﻮ ْﺫ ﺑِﺎﷲِ ِﻣﻨْ ُﻪ‬ ُ ‫َﺍﻙ َﺷﻴْ َﻄﺎ ٌﻥ ﻳُ َﻘ‬
ٌ ‫ﺎﻝ ﻟَُﻪ ِﺧﻨْﺰ‬ َ‫ﺫ‬
َ ‫َﻭﺍﺗْ ُﻔ ْﻞ َﻋ ْﻦ ﻳَ َﺴﺎﺭ‬
‫ِﻙ ﺛََﻼﺛًﺎ‬
“Itu adalah setan yang disebut dengan ‘khinzib’. Jika engkau
merasakan kehadirannya, maka bacalah ta’awudz kepada
Allah dan meludahlah dengan ringan ke arah kiri tiga kali.”
(HR. Ahmad)
Utsman melanjutkan, “Akupun melaksanakan wejangan
Nabi n tersebut, dan Allah mengusir gangguan tersebut
dariku.”
Ada beberapa trik setan merusak kualitas shalat seorang
hamba, di antaranya,

Melafalkan Niat
Sebagaimana halnya dengan wudhu, serangan pertama
yang dilakukan setan kepada orang yang shalat adalah
menyibukkan ia untuk melafalkan niat. Setan meniupkan
was-was niat dibenak seseorang. Ada yang tampak susah
membaca niat lalu mengangkat tangannya, lalu gagal dan
diturunkan kembali tangannya. Dia ulangi lagi seperti itu
berkali-kali hingga terkadang imam sudah rukuk, atau
sujud, sementara ia masih dipermainkan setan dalam niat
dan takbirnya. Setelah dia ‘berhasil’ melakukan takbiratul

Menang Melawan Setan


ihram, konsentrasinya pun mulai pudar, seakan rukun shalat
hanyalah niat dan takbiratul ihram saja.
Niat dan usaha menghadirkan hati memang dituntut
ketika hendak shalat, namun tak ada tuntunan sedikit pun
bagi orang yang hendak shalat untuk melafalkan niatnya.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah di dalam kitab Zaadul Ma’ad
berkata, “Nabi n memulai shalatnya dengan bacaan
‘Allahu Akbar’, dari Nabi n beliau tidak membaca apa pun
sebelumnya dan tidak melafalkan niatnya sama sekali.
Beliau tidak mengatakan, “Ushalli… (Aku niat shalat anu
karena Allah menghadap kiblat empat rekaat sebagai imam
(sebagai makmum)” Tidak pula beliau mengatakan “Ada-
an’ atau ‘Qadha-an” atau “Fardhan” dan sebagainya. Semua
itu adalah bid’ah yang tidak disebutkan sedikit pun dalam
hadits yang shahih, atau bahkan dha’if. Juga tidak terdapat
dalam musnad atau mursal, walau hanya satu kalimat saja.
Bahkan tidak satu pun shahabat mengerjakannya, tidak ada
tabi’in yang menganggapnya baik, begitu pun dengan empat
imam madzhab.
Orang-orang belakangan yang membacanya keliru
memahami perkataan Imam Syafi’i t yang berbunyi,
“Shalat itu tidak sebagaimana shaum, tidak ada orang yang
memulai shalat kecuali dengan dzikir.” Mereka menyangka
bahwa maksud beliau adalah melafalkan niat, padahal yang
dimaksud tidak lain hanyalah takbiratul ihram.”
Paling-paling, dalil yang dipakai oleh orang yang
melafalkan niat ketika shalat adalah hadits umum,

BAB 3: Setan Spesialis


ُ ‫ﺇِﻧﱠﻤﺎَ ﺍْﻷَ ْﻋﻤﺎ‬
ِ ‫َﻝ ﺑِﺎﻟﻨِّﻴﺎ‬
‫ﱠﺕ‬
“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya...” (HR. Al-
Bukhari dan Muslim)
Andai saja niat yang dimaksud dalam hadits tersebut
adalah berupa lafal, tentu untuk setiap amal (tidak hanya
shalat) mengharuskan seseorang untuk melafalkan niat
sebelumnya. Seperti ketika orang hendak bersyahadat,
berzakat, sedekah, shaum, juga amal lain seperti belajar,
menolong orang yang ditimpa musibah, membaca Al-
Qur’an dan lain-lain. Padahal tidak ada riwayat yang
menyebutkan tentang hal itu. Bahkan shahabat Abdullah
bin Umar h pernah mendengar seseorang berkata di saat
ihram, “Allahumma inni uriidul hajj wal umrah…” (Ya Allah
sesungguhnya aku niat untuk haji dan umrah). Serta merta
beliau berkata, “Apakah kamu hendak mengumumkan
(niatmu kepada) manusia? Bukankah Allah mengethaui
niatmu? Yang demikian itu karena niat adalah qashdul qalbi
(perkataan hati), tidak ada keharusan sedikitpun untuk
melafalkannya dalam segala ibadah.” (Jami’ul Ulum wal
Hikam, hal 19, Ibnu Rajab menshahihkannya)

Ingat Ini..Ingat Itu !


Serangan kedua, setan akan mendatangi orang yang
tengah mengerjakan shalat agar mengingat urusan di
luar shalat. Sehingga tidak sedikit orang yang jasadnya
mengerjakan shalat namun hatinya di pasar, mulutnya

Menang Melawan Setan


membaca dzikir tapi pikirannya sibuk menghitung laba rugi
perniagaan, mengingat barang yang telah hilang, atau bahkan
urusan ‘kebaikan’ yang tidak ada hubungannya dengan
shalat. Tidak heran jika usai shalat seseorang menjadi ingat
letak barang yang mana ia telah lupa sebelumnya. Setan rela
‘membantu’ orang itu untuk mengingatkan dan menemukan
barangnya kembali, asalkan shalat yang dikerjakan menjadi
rusak dan tidak bermutu. Pernah di zaman salaf seseorang
kehilangan barang, seseorang menyarankan agar ia
mengerjakan shalat dan dia pun segera melaksanakan shalat.
Ajaib, usai shalat tiba-tiba dia beranjak dari tempatnya
dan mengambil barang yang telah dia ingat letaknya ketika
shalat. Diapun ditanya, “Apa yang Anda dapatkan ketika
shalat?” Dia menjawab, “Aku mendapatkan bahwa setan
mencuri perhatian saya dari shalat.”
Ada pula yang terlalu asyik dengan khayalan dan
pikirannya tentang urusan di luar shalat, hingga dia lupa
sudah berapa rakaat yang telah dia kerjakan. Tentang godaan
setan ini, Nabi n bersabda,

‫ﺍﻁ َﺣﺘﱠﻰ َﻻ ﻳَ ْﺴ َﻤ َﻊ‬ ‫ِﻠﺼ َﻼ ِﺓ ﺃَ ْﺩﺑَ َﺮ ﱠ‬


ٌ ‫ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ ُﻥ َﻭﻟَُﻪ ُﺿ َﺮ‬ ‫ِﻱ ﻟ ﱠ‬ َ ‫ﺇِﺫَﺍ ﻧُﻮﺩ‬
‫ِﺎﻟﺼ َﻼ ِﺓ ﺃَ ْﺩﺑَ َﺮ َﺣﺘﱠﻰ‬
‫َﻀﻰ ﺍﻟﻨِّ َﺪ َﺍﺀ ﺃَﻗْﺒَ َﻞ َﺣﺘﱠﻰ ﺇِﺫَﺍ ﺛُ ﱢﻮ َﺏ ﺑ ﱠ‬ َ ‫ﺍﻟﺘﱠْﺄﺫ‬
َ ‫ِﻳﻦ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻗ‬
ُ ‫ِﻳﺐ ﺃَﻗْﺒَ َﻞ َﺣﺘﱠﻰ ﻳَ ْﺨ ِﻄ َﺮ ﺑَﻴْ َﻦ ﺍﻟْ َﻤ ْﺮ ِﺀ َﻭﻧَ ْﻔ ِﺴ ِﻪ ﻳَ ُﻘ‬
‫ﻮﻝ‬ َ ‫َﻀﻰ ﺍﻟﺘﱠﺜْﻮ‬َ ‫ﺇِﺫَﺍ ﻗ‬
‫ْﻛ ْﺮ َﻛ َﺬﺍ ﻟ َِﻤﺎ ﻟَ ْﻢ ﻳَ ُﻜ ْﻦ ﻳَ ْﺬ ُﻛ ُﺮ َﺣﺘﱠﻰ ﻳَ َﻈ ﱠﻞ ﱠ‬
‫ﺍﻟﺮ ُﺟ ُﻞ َﻻ‬ ُ ‫ْﻛ ْﺮ َﻛ َﺬﺍ ﺍﺫ‬
ُ ‫ﺍﺫ‬
‫ﻳَ ْﺪﺭِﻱ َﻛ ْﻢ َﺻﻠﱠﻰ‬

BAB 3: Setan Spesialis


“Jika adzan untuk shalat dikumandangkan, setan akan lari
terbirit-birit sambil mengeluarkan bunyi kentutnya sehingga
tidak mendengar adzan. Jika adzan telah usai diapun akan
kembali menggoda. Ketika iqamat dikumandangkan setan pun
akan lari hingga usai iqamat setan akan mendatangi orang yang
shalat lalu membisikkan ke hati seseorang sembari berkata,
“ingat ini..ingat itu..” Setan mengingatkan apa-apa yang telah
dia lupakan hingga seseorang tidak mengetahui berapa rekaat
yang telah ia kerjakan.” (HR. Al-Bukhari)

Mencuri Shalat
Berangkat dari hembusan dan bisikan setan yang
mengingatkan ini dan itu, seringkali muncul keinginan
seseorang untuk segera menyelesaikan shalat. Caranya
dengan mempercepat shalat secepat kilat. Bacaan dipercepat,
gerakan dipersingkat, rukuk dan sujud dilakukan dengan
kilat, jauh dari tumakninah. Terkadang seseorang telah usai
membaca bacaan rukuk padahal telapak tangan belum lagi
memegang lutut. Bacaan sujud telah usai padahal dahi belum
lagi menempel ke lantai, anggota sujud yang tujuh belum
pula menempati posisi yang seharusnya. Inilah pencuri
shalat yang disabdakan Nabi n seperti yang diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dengan sanad yang ‘tsiqat’ dari Abu Sa’id
Al-Khudri bahwa Nabi n bersabda,

َ ‫ِﻕ َﺻ َﻼﺗَ ُﻪ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻳَﺎ َﺭ ُﺳ‬


ِ‫ﻮﻝ ﺍﷲ‬ ِ ‫ﺇِ ﱠﻥ ﺃَ ْﺳ َﻮﺃَ ﺍﻟﻨﱠ‬
ُ ‫ﺎﺱ َﺳ ِﺮﻗَ ًﺔ ﺍﻟﱠﺬِﻱ ﻳَ ْﺴﺮ‬
َ ‫َﻭ َﻛﻴْ َﻒ ﻳَ ْﺴ ِﺮﻗُ َﻬﺎ ﻗ‬
‫َﺎﻝ َﻻ ﻳُﺘ ﱡِﻢ ُﺭ ُﻛﻮ َﻋ َﻬﺎ َﻭ َﻻ ُﺳ ُﺠﻮ َﺩ َﻫﺎ‬

Menang Melawan Setan


“Sesungguhnya seburuk-buruk orang yang mencuri adalah
orang yang mencuri shalatnya.” Para shahabat bertanya,
“Wahai Rasulullah, bagaimana dia dikatakan mencuri
shalatnya?” Beliau bersabda, “Dia tidak menyempurnakan
rukuk dan sujudnya.” (HR Ahmad dan Ad-Daarimi)

Ragu Antara Kentut dan Tidak


Ada kalanya muncul dalam benak seseorang keraguan,
apakah dia kentut ataukah tidak. Ini adalah keraguan yang
dibisikkan oleh setan untuk mengacaukan shalat seseorang.
Dia tidak lagi konsentrasi dengan shalatnya karena ragu,
atau dia akan membatalkan shalatnya, lalu dia berwudhu
dan memulainya shalatnya lagi, lalu akan digoda lagi
dengan cara yang sama. Sehingga untuk satu shalat dia
bisa mengulangi tiga sampai empat kali berwudhu. Bisa
dibayangkan, seandainya ada lima orang saja dalam satu
masjid yang terkena godaan ini, niscaya cukup membuat
kacau jamaah yang lain.
Untuk menangkal godaan tersebut nabi memberikan
solusi dan informasi,

ْ ‫ِﻚ ﻓ ََﻼ ﻳَﻨْ َﺼﺮ‬


‫ِﻑ َﺣﺘﱠﻰ ﻳَ ْﺴ َﻤ َﻊ َﺻ ْﻮﺗًﺎ‬ ْ ‫ﻓَﺈِﺫَﺍ َﻭ َﺟ َﺪ ﺃَ َﺣ ُﺪ ُﻛ ْﻢ َﺷﻴْﺌًﺎ ﻣ‬
َ ‫ِﻦ َﺫﻟ‬
‫ﺃَ ْﻭ ﻳَ ِﺠ َﺪ ِﺭﳛًﺎ َﻻ ﻳُ َﺸ ﱡﻚ ﻓِﻴ ِﻪ‬
“Jika salah seorang di antara kalian mendapatkan yang
demikian itu maka janganlah membatalkan shalatnya hingga
dia mendengar suaranya dan mencium baunya tanpa ragu.”
(HR. Ahmad)

BAB 3: Setan Spesialis


Di antara ulama ada yang menyebutkan bahwa hadits
ini merupakan salahsatu pengecualian dari hadits,

‫َﺩ ْﻉ َﻣﺎ ﻳَﺮِﻳﺒُ َﻚ ﺇِﻟَﻰ َﻣﺎ ﻻَ ﻳَﺮِﻳﺒُ َﻚ‬


“Tinggalkan apa yang meragukan dan ambil sesuatu yang tidak
meragukan.” Dalam kasus ini kita dilarang membatalkan
shalat kendati berada dalam keraguan antara kentut dan
tidak, kecuali jika mencium bau kentut atau mendengar
suaranya.

Mencuri Perhatian
Kita juga sering melihat atau bahkan mengalami sendiri,
di tengah shalat melirik atau bahkan menengok, terkadang
tanpa terasa karena terbiasa. Ini juga tak lepas dari serangan
setan yang ingin merusak shalat kita. Diriwayatkan oleh
Masruq dari Aisyah s,

‫ﺍﻟﺼ َﻼ ِﺓ‬
‫ﺍﻟﺮ ُﺟ ِﻞ ﻓِﻲ ﱠ‬
‫ﺎﺕ ﱠ‬ِ ‫ِﻲ َﺻﻠﱠﻰ ﺍﷲُ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ َﻭ َﺳﻠ َﱠﻢ َﻋ ْﻦ ﺍﻟْﺘِ َﻔ‬
‫َﺳﺄَﻟْ ُﺖ ﺍﻟﻨﱠﺒ ﱠ‬
ُ ‫ِﻦ َﺻ َﻼ ِﺓ ﺃَ َﺣﺪ‬
‫ِﻛ ْﻢ‬ ْ ‫ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ ُﻥ ﻣ‬
‫ِﺲ ﱠ‬ َ ‫ﻓَ َﻘ‬
ُ ‫ﺎﻝ ُﻫ َﻮ ْﺍﺧﺘ َِﻼ ٌﺱ ﻳَ ْﺨﺘَﻠ‬
“Aku bertanya kepada Nabi n tentang seseorang yang melirik
ketika shalat, beliau menjawab: “Itu adalah setan yang mencuri
perhatian seorang hamba dari shalatnya.” (HR. Al-Bukhari
dan Abu Dawud)
Untuk menangkal serangan ini, hendaknya orang
yang shalat berusaha menghadirkan hatinya, bahwa dia
tengah berhadapan dengan Allah yang Maha Berkuasa atas

Menang Melawan Setan


segalanya. Jika Anda malu atau takut menoleh ke kanan dan
ke kiri ketika berbicara kepada pejabat, lantas bagaimana
halnya jika Anda sedang berkomunikasi dengan sang
Pencipta dan Penguasa para pejabat itu?

v vv

BAB 3: Setan Spesialis


Dasim;
Setan Provokator

etan punya umpan khusus untuk memancing

S dosa hati, dosa lisan dan anggota badan.


Tapi, setan juga memiliki umpan yang efektif
untuk menjerat manusia melakukan dosa dengan hati,
lisan dan anggota badannya sekaligus. Umpan itu adalah
marah. Perhatikan saat kita atau orang lain marah, hati akan
dipenuhi rasa dongkol, hasad dan benci. Sementara lisan
dengan mudah mencela, mengumpat dan mengeluarkan
kata-kata kotor. Bahkan setan bisa mempermainkan orang
yang marah seperti seorang anak mempermainkan bola.
Tak hanya itu, pelampiasan marah sering juga disertai
tendangan kaki, bogem mentah, merusak barang-barang,
atau bahkan nekat membunuh untuk memuaskan nafsu
angkara. Seorang mufti yang alim dan shalih pun bisa culas
dalam memutuskan hukum jika keputusan diambil saat
marah.
Demikian besar dampak buruk marah, sehingga ketika
seorang laki-laki berkata kepada Nabi n, “Berilah wasiat

Menang Melawan Setan


kepadaku.” Baliau bersabda, “Janganlah marah!” Orang
tersebut mengulanginya berkali-kali dan Nabi n tetap
bersabda, “Janganlah marah.” (HR. Al-Bukhari)
Riwayat lain menyebutkan bahwa setelah itu laki-laki itu
berkata, “Aku merenungkan wasiat Nabi, “Janganlah marah.”
Ternyata aku dapatkan bahwa marah adalah sumber dari
segala perilaku buruk.”
Wajar jika setan banyak memfokuskan perhatiannya
untuk ini. Nabi n telah menegaskan,

‫ﺍﻟﺸﻴْﻄﺎَ ِﻥ‬
‫ِﻦ ﱠ‬َ ‫ﺇِ ﱠّﻥ ﺍْﻟ َﻐ َﻀ َﺐ ﻣ‬
“Marah itu dari setan.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Mujahid bin Jabr menyebutkan bahwa iblis memiliki anak
bernama ‘Daasim’ yang secara khusus bertugas memancing
kemarahan seseorang. Dialah setan provokator yang suka
membesar-besarkan persoalan sepele. Maka jangan heran
jika banyak persoalan besar yang terjadi berawal dari urusan
sepele. Suami menceraikan istri, istri membunuh suami,
bahkan anak membunuh orang tua berawal dari rasa kesal
dan marah.

Menghadapi Setan Provokator


Tidak mudah mengendalikan marah jika sudah sampai
ke ubun-ubun. Hingga Nabi n menyebut orang yang mampu
mengendalikan amarahnya, sebagai “orang kuat.” Beliau
bersabda,

BAB 3: Setan Spesialis


ُ ‫ﺍﻟﺸﺪِﻳ ُﺪ ﺍﻟﱠﺬِﻱ ﻳَ ْﻤﻠ‬
‫ِﻚ ﻧَ ْﻔ َﺴ ُﻪ ِﻋﻨْ َﺪ‬ ‫ِﺎﻟﺼ َﺮ َﻋ ِﺔ ﺇِﻧﱠ َﻤﺎ ﱠ‬ ‫ﻟَﻴْ َﺲ ﱠ‬
‫ﺍﻟﺸﺪِﻳ ُﺪ ﺑ ﱡ‬
‫ﺍﻟْ َﻐ َﻀ ِﺐ‬
“Bukanlah orang yang kuat itu yang pandai bergulat, akan
tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan hawa
nafsunya tatkala marah.” (HR. Muslim)
Nabi telah memberikan banyak tips untuk menghilangkan
marah di saat datang.
Pertama, membaca ta’awudz. Nabi n pernah melihat
dua orang yang saling cela, satu dari keduanya mencela
dengan marah hingga memerah raut wajahnya, lalu Nabi n
bersabda, “Aku mengetahui satu kalimat yang seandainya
dia mau membacanya niscaya menjadi reda marahnya.
Andai saja dia mau mengucapkan a’uzhu billahi minasy-
syaithanir-rajiim.” Hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari
dan Muslim ini, menunjukkan bahwa marah berasal dari
provokasi setan, maka solusinya adalah mengusir setan
dengan bacaan ta’awudz.
Kedua, duduk atau berbaring. Nabi n bersabda,

ْ ‫َﻀ َﺐ ﺃَ َﺣ ُﺪ ُﻛ ْﻢ َﻭ ُﻫ َﻮ ﻗَﺎﺋ ٌِﻢ ﻓَﻠْﻴَ ْﺠﻠ‬


‫ِﺲ ﻓَﺈ ِْﻥ َﺫ َﻫ َﺐ َﻋﻨْ ُﻪ ﺍﻟْ َﻐ َﻀ ُﺐ‬ ِ ‫ﺇِﺫَﺍ ﻏ‬
‫َﻭﺇﱠِﻻ ﻓَﻠْﻴَ ْﻀ َﻄ ِﺠ ْﻊ‬
“Jika salah seorang di antara kalian sedang marah sementara
ia dalam keadaan berdiri, maka hendaknya dia segera duduk,
dan jika itu belum membuat reda marahnya hendaknya dia
berbaring.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Menang Melawan Setan


Resep yang sangat jitu dan logis, karena orang duduk
lebih sulit untuk melampiaskan marahnya dibandingkan
saat kondisi berdiri, dan kondisi berbaring lebih sulit lagi
daripada duduk.
Ketiga, berwudhu. Hubungan antara marah dengan
wudhu dijelaskan dengan sangat bagus oleh manusia yang
paling alim, Rasulullah n,

‫ِﻦ ﺍﻟﻨﱠﺎ ِﺭ َﻭﺇِﻧﱠ َﻤﺎ‬


ْ ‫ِﻖ ﻣ‬َ ‫ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ َﻥ ُﺧﻠ‬ ‫ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ ِﻥ َﻭﺇِ ﱠﻥ ﱠ‬
‫ِﻦ ﱠ‬ ْ ‫ﺇِ ﱠﻥ ﺍﻟْ َﻐ َﻀ َﺐ ﻣ‬
‫َﻀ َﺐ ﺃَ َﺣ ُﺪ ُﻛ ْﻢ ﻓَﻠْﻴَﺘَ َﻮ ﱠﺿ ْﺄ‬
ِ ‫ﺗُ ْﻄ َﻔﺄُ ﺍﻟﻨﱠ ُﺎﺭ ﺑِﺎﻟْ َﻤﺎ ِﺀ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻏ‬
“Sesungguhnya marah itu dari setan, sedangkan setan
diciptakan dari api, dan api hanya dapat dipadamkan dengan
air, maka apabila salah seorang di antara kalian sedang marah
hendaknya berwudhu.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Keempat, mengingat keutamaan menahan amarah
sangat membantu pula untuk meredam amarah. Karena
barangsiapa mengingat pahala, maka hati tergerak untuk
melakukannya. Apalagi pahala yang disediakan bagi orang
yang mampu menahan amarah sangat istimewa, seperti yang
dijanjikan oleh Nabi n,

‫َﻣ ْﻦ َﻛ َﻈ َﻢ ﻏَﻴْ ًﻈﺎ َﻭ ُﻫ َﻮ ﻳَ ْﺴﺘَ ِﻄﻴ ُﻊ ﺃَ ْﻥ ﻳُﻨَ ِّﻔ َﺬ ُﻩ َﺩ َﻋﺎ ُﻩ ﺍﷲُ ﻳَ ْﻮ َﻡ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎ َﻣ ِﺔ َﻋﻠَﻰ‬
‫ِﻖ َﺣﺘﱠﻰ ﻳُ َﺨﻴِّ َﺮ ُﻩ ﻓِﻲ ﺃَ ِّﻱ ﺍﻟْ ُﺤﻮ ِﺭ َﺷ َﺎﺀ‬
ِ ‫ﻭﺱ ﺍﻟْ َﺨ َﻼﺋ‬
ِ ‫ُﺭ ُﺀ‬
“Barangsiapa menahan kemarahannya padahal ia sanggup
melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya pada

BAB 3: Setan Spesialis


hari kiamat di hadapan seluruh makhluk hingga dia disuruh
memilih bidadari mana yang ia kehendaki.” (HR. Ahmad,
Abu Dawud dan Tirmidzi)
Allah juga menyediakan jannah seluas langit dan bumi
bagi orang yang menahan amarah, seperti dalam firman-
Nya,

43210 /.
< ; : 9 87 6 5
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran:
134)
Kelima, hendaknya memperhatikan bahaya melampiaskan
emosi. Dari wajah yang amburadul, hati yang terbakar dan
anggota badan yang sangat mungkin terjerumus ke dalam
dosa-dosa besar jika dia tidak berusaha mengeremnya.
Keenam, sebagian salaf menjadi reda marahnya begitu
mendengar nama Allah disebut, atau ketika mendengar
ayat-ayat-Nya dibaca. Seperti Umar bin Khaththab, manusia
yang ditakuti oleh setan. Putra beliau, Abdullah menjadi
saksi akan hal itu, “Sungguh aku tidak pernah melihat Umar
marah lalu diingatkan nama Allah di sisinya atau ditakut-
takuti akan Allah, atau dibacakan ayat Al-Qur’an melainkan
beliau pasti berhenti dari marahnya.”

Menang Melawan Setan


Kesempatan lain, Umar memanggil seorang shahabat
dengan marah sambil membawa cambuk, maka shahabat
itu berkata kepada Umar, “Aku ingatkan Anda akan Allah!”
Maka Umar langsung membuang cambuknya seraya berkata,
“Sungguh kamu telah mengingatkanku akan suatu urusan
yang besar.”

v vv

BAB 3: Setan Spesialis


Masuth;
Setan Spesialis Penyebar
Gosip

anyak orang merasa bangga ketika mendapat

B info lebih awal dari yang lain, tak peduli apakah


berita yang dia dengar itu hanya gosip ataukah
fakta. Mereka akan semakin puas jika bisa menjadi biang
gosip. Lihat saja, acara-acara yang mengumbar gosip ternyata
mendapatkan ‘space’ sangat banyak di televisi. Bahkan acara
yang berbau gosip menjadi entertainment unggulan setiap
stasiun TV dan tabloid hiburan.
Tak pelak, sejak bangun tidur masyarakat sudah
disuguhi ‘sarapan’ gosip, kerja siang sembari mendengar
gosip, menjelang tidur pun dininabobokkan oleh para
tukang gosip.

Anak Iblis Penyebar Gosip


Memang enak mengumbar lisan, tapi jangan tanyakan
akibatnya. Sepatah kata, tanpa disadari bisa menjadi sebab

Menang Melawan Setan


bagi seseorang untuk masuk ke jurang neraka yang amat
dalam. Nabi n bersabda,

َ‫ﺍﻟﺮ ُﺟ َﻞ ﻟَﻴَﺘَ َﻜﻠ ُﱠﻢ ﺑِﺎﻟْ َﻜﻠ َِﻤ ِﺔ ﻻَ ﻳَ َﺮﻯ ﺑِ َﻬﺎ ﺑَْﺄ ًﺳﺎ ﻳَ ْﻬﻮِﻱ ﺑِ َﻬﺎ َﺳﺒْﻌِﲔ‬
‫ﺇِ ﱠﻥ ﱠ‬
‫َﺧﺮِﻳ ًﻔﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨﱠﺎ ِﺭ‬
“Sesungguhnya, ada seseorang yang berkata sepatah kata
saja di mana dia menganggap tak ada dampaknya namun itu
(menjadi sebab) dia terlempar ke dalam neraka sejauh tujuh
puluh musim.” (HR. At-Tirmidzi)
Kebanyakan orang yang masuk neraka juga karena
lisannya, seperti sabda Nabi n,

‫ِﻢ ﻓِﻲ َﺟ َﻬﻨﱠ َﻢ ﺇِﻻﱠ َﺣ َﺼﺎ ﺋِ ُﺪ‬ َ ‫َﻭ َﻫ ْﻞ ﻳَ ُﻜ ﱡﺐ ﺍﻟﻨﱠ‬


ِ َ‫ﺎﺱ َﻋﻠَﻰ َﻣﻨ‬
ْ ‫ﺎﺧ ِﺮ ﻫ‬
ْ ‫ﺃَﻟْ ِﺴﻨَﺘِﻬ‬
‫ِﻢ‬
“Adakah yang menenggelamkan hidung (wajah) manusia ke
dalam neraka selain dari hasil perbuatan lisan mereka?” (HR.
Ahmad)
Sabda Nabi n tersebut menunjukkan bahwa lisan adalah
penyebab yang paling banyak menjerumuskan manusia ke
dalam neraka, meskipun dia seorang muslim. Namun, siksa
yang menimpa seorang muslim pasti ada akhirnya.
Para shahabat yang memahami betapa dahsyatnya bahaya
lisan, sangat berhati-hati menjaga lisannya. Ibnu Mas’ud a
berkata, “Tiada yang lebih layak untuk dipenjarakan lebih
lama selain dari lisan saya.”

BAB 3: Setan Spesialis


Nafsu untuk bercerita kepada orang lain terhadap segala
sesuatu yang pernah didengar menjadi penyakit berbahaya
yang menjangkiti banyak manusia, Padahal pelakunya dicap
pendusta oleh Nabi n,

ُ ‫َﻛ َﻔﻰ ﺑِﺎﻟْ َﻤ ْﺮ ِﺀ َﻛ ِﺬﺑًﺎ ﺃَ ْﻥ ﻳُ َﺤ ﱢﺪ َﺙ ﺑ‬


‫ِﻜ ِّﻞ َﻣﺎ َﺳ ِﻤ َﻊ‬
“Cukuplah seseorang dikatakan pendusta jika dia menceritakan
setiap apa yang dia dengar.” (HR. Muslim)
Karena bisa jadi yang ia dengar hanyalah isu dan
berita burung atau informasi dusta belaka, jika dia
turut menyebarkannya berarti dia juga pendusta karena
menyebarkan kedustaan. Tidak setiap yang kita dengar boleh
kita ceritakan, bahkan tak setiap berita yang benar mesti
kita sebarkan. Karena bisa jadi mengandung unsur ghibah,
provokasi, menyingkap rahasia sesama muslim tanpa alasan
yang benar atau mengungkit aib saudaranya.
Iblis juga memahami hal ini. Menjerumuskan manusia
ke dalam dosa lisan menjadi prioritas utamanya. Maka
diangkatlah seorang anaknya menjadi pasukan khusus
penyebar gosip. Mujahid menyebutkan, Iblis memiliki anak
bernama Masuth yang bertugas khusus untuk membuat
gosip, menyebarkan kabar burung yang tak jelas asalnya
dan belum tentu kebenarannya, sekaligus menyebarkan
kedustaan. Masuth memperalat orang-orang yang hobi
menyebar gosip menjadi perpanjangan lidahnya.

Menang Melawan Setan


Ciri Khas Orang yang Terprovokasi Setan Masuth
Orang yang telah memiliki hobi ‘ngegosip’, segala yang
dilihat dan didengar menjadi bahan untuk digosipkan, segala
kondisi dan kesempatan menjadi ajang untuk mengumbar
gosip, meskipun di majelis yang dimuliakan dan waktu
utama untuk berbuat baik.
Di majelis ilmu dan pengajian yang dikatakan Nabi
sebagai ‘riyadhul jannah’, taman-taman Jannah, pun tak bisa
mengambil kebaikannya. Bukan ilmu, tambahnya keimanan
ataupun ukhuwah yang didapat, tapi daging manusia yang
dikunyah. Dia lebih memilih comberan di antara mata air
yang jernih, lebih menyukai bangkai di tengah hamparan
buah-buahan yang segar dan memilih sampah di antara
taman bunga yang indah. Mereka menjadikan majelis ilmu
sebagai ajang untuk menggunjing, kesempatan untuk qiila
wa qaala (menyebarkan kabar burung) dan medan untuk
mengorek aib saudara-saudaranya.
Berkunjung ke tempat kerabat yang mestinya berfungsi
untuk mempererat persaudaraan, namun tidak untuk orang
yang hobi ngerumpi. Ia merasa mendapatkan sesuatu yang
sangat berharga ketika dapat mengantongi seabrek data-
data aib keluarga yang dikunjunginya. Untuk selanjutnya,
akan dijadikan bahan menggunjing, keluarga fulan jorok,
rumahnya seperti kapal pecah, bakhil terhadap tamu,
anaknya tak terurus, anggota keluarganya kacau dan
sebagainya. Padahal Rasulullah n bersabda,

BAB 3: Setan Spesialis


‫َﻣ ْﻦ َﺳﺘَ َﺮ َﻋ ْﻮ َﺭ َﺓ ﺃَ ِﺧﻴ ِﻪ ﺍﻟْ ُﻤ ْﺴﻠِ ِﻢ َﺳﺘَ َﺮ ﺍﷲُ َﻋ ْﻮ َﺭﺗَ ُﻪ ﻳَ ْﻮ َﻡ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎ َﻣ ِﺔ َﻭ َﻣ ْﻦ‬
‫َﻛ َﺸ َﻒ َﻋ ْﻮ َﺭ َﺓ ﺃَ ِﺧﻴ ِﻪ ﺍﻟْ ُﻤ ْﺴﻠِ ِﻢ َﻛ َﺸ َﻒ ﺍﷲُ َﻋ ْﻮ َﺭﺗَ ُﻪ َﺣﺘﱠﻰ ﻳَ ْﻔ َﻀ َﺤ ُﻪ‬
‫ﺑِ َﻬﺎ ﻓِﻲ ﺑَﻴْﺘِ ِﻪ‬
“Barangsiapa yang menutupi aib saudara muslimnya niscaya
Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat, dan barangsiapa
yang menyingkap aib saudara muslimnya niscaya Allah akan
membuka aibnya hingga sekalipun ia di dalam rumahnya.”
(HR. Ibnu Majah)

Dosanya Sesuai dengan Andilnya


Gosip berpotensi besar merusak kehormatan muslim,
merapuhkan ukhuwah Islamiyah dan bahkan memicu
terjadinya peperangan antara kaum muslimin. Seperti terjadi
pada perstiwa ‘haditsul ifki’, berita dusta, di mana banyak
rumor berkembang bahwa ummul mukminin Aisyah telah
berbuat tidak senonoh dengan shahabat Shafwan. Akan
tetapi Allah membersihkan nama beliau s, sekaligus
mengancam pelakunya dengan firman-Nya,

ÎÍ ÌËÊÉÈÇ ÆÅ
Ú Ù Ø × Ö Õ ÔÓ Ò Ñ Ð Ï
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan
yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang
beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat.”
(QS. An-Nuur: 19)

Menang Melawan Setan


Orang-orang yang menyebarkan gosip tidak berada pada
satu level dosa, tetapi tergantung besar kecil andilnya dalam
menyebarkan gosip. Allah berfirman tentang orang-orang
yang ikut andil dalam haditsul ifki,

> = < ; : 98 7 6 5 4 3 2
A@?
“Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari
dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang
mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong
itu baginya azab yang besar.” (QS. An-Nuur: 11)

Cara Kerja Setan Penyebar Dusta


Untuk menyebarkan berita bohong, setan memiliki
cara yang halus dan licik. Dia tidak hanya membisikkan
ke hati manusia yang menjadi perpanjangan lidahnya
untuk menyebarkan berita yang seluruhnya dusta. Tetapi
dia menyelipkan berita yang benar di tengah tumpukan
segudang kedustaan. Sehingga ada alasan untuk membela
diri bahwa yang dikatakannya tidak semuanya salah, tapi
ada juga yang benar.
Alasan lain, pihak yang digosip tidak marah, bahkan
merasa senang. Seperti yang terjadi hari ini, banyak para artis
malah bangga menjadi obyek gosip, meski isinya miring.
Kadang-kadang justru membuat sensasi agar digosipkan
demi mendongkrak ketenarannya. Seperti pepatah Arab
“Bul zam-zam fa tu’raf.” (Kencingilah zam-zam niscaya

BAB 3: Setan Spesialis


engkau akan terkenal). Alasan ini tidak merubah status
larangan menggosip orang, menceritakan semua kabar yang
didengar.
Di sisi lain, ada informasi yang meski benar namun tidak
boleh diceritakan kepada orang lain. Seperti berita tentang
aib maupun rahasia orang lain. Inilah yang disebut dengan
ghibah. Nabi n bersabda, “Tahukah kalian, apakah ghibah itu?
Ghibah adalah ketika engkau menceritakan tentang saudaramu
apa yang tidak dia sukai” Para shahabat bertanya, “Bagaimana
menurut Anda jika apa yang kami katakan memang ada
pada saudaraku itu?” Beliau menjawab, “Jika apa yang kamu
katakan benar, maka berarti engkau telah mengghibahnya, dan jika
yang kamu katakan tidak ada padanya maka berarti engkau telah
berdusta tentangnya.” (HR. Muslim)
Kegiatan ‘memakan bangkai’ saudaranya dan mengumbar
gosip, menyebarkan kabar burung dan rumor dianggap
sebagai menu yang renyah oleh kebanyakan orang. Ada
yang bertujuan untuk menjatuhkan kehormatan, sekedar
mengisi waktu atau untuk menghibur diri,

‫{ |}~ﮯ‬z y
“Dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal
di sisi Allah adalah besar.” (QS. An-Nuur: 15)

v vv

Menang Melawan Setan


A’war;
Spesialis Penyeru Zina

abi n telah menyampaikan bahwa Iblis

N menyebar para tentaranya ke muka bumi


dan berkata, “Siapa di antara kalian yang
menyesatkan seorang muslim akan aku kenakan mahkota di
kepalanya, siapa yang paling dahsyat fitnahnya maka dialah
yang dekat kedudukannya dariku. Salahsatu tentaranya
menghadap dan berkata, “Aku menggoda si fulan hingga
mau menceraikan istrinya, “Iblis berkata, “Aku tidak akan
memberikanmu mahkota karena bisa jadi dia akan menikah
lagi dengan wanita lain.” Tentara yang lain menghadap
dan berkata, “Aku tanamkan permusuhan antara ia dengan
saudaranya.” Iblis berkata, “Aku tidak akan memberikan
mahkota kepadamu karena suatu saat keduanya akan
berdamai lagi.” Tentara yang lain menghadap dan berkata,
“Aku menggoda si fulan hingga ia mau berzina.” Iblis berkata,
“Bagus...bagus!” Lalu Iblis mendekatkan tentara tersebut
kepadanya dan meletakkan mahkota di atas kepalanya.”

BAB 3: Setan Spesialis


Hadits yang semisal itu diriwayatkan pula oleh Imam
Ahmad,
“Jika datang pagi hari, Iblis menyebar para tentaranya
ke muka bumi lalu berkata, “Siapa di antara kalian yang
menyesatkan seorang muslim akan aku kenakan mahkota di
kepalanya.” Salah satu tentaranya menghadap dan berkata,
“Aku terus menggoda si fulan hingga mau menceraikan
istrinya.” Iblis berkata, “Ah, bisa jadi dia akan menikah
lagi.” Tentara yang lain menghadap dan berkata, “Aku terus
menggoda si fulan hingga ia mau berzina.” Iblis berkata,
“Ya, kamu (yang mendapat mahkota)” (HR. Ahmad dan
Ibnu Hibban, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-
Shahihah no. 1280)
Iblis juga menyiapkan pasukan khusus yang dikomandani
oleh anaknya sendiri bernama A’war. Mujahid bin Jabr, murid
utama Ibnu Abbas h menyebutkan bahwa Iblis memiliki
lima anak, satu di antaranya bernama A’war. Dia memiliki
tugas khusus menyeru orang untuk berbuat zina dan
menghiasinya agar nampak baik dalam pandangan manusia.
(Talbisul Iblis, Ibnul Jauzi, hal. 41)
Demikian gencar kampanye Iblis untuk mensosialisasikan
perzinaan. Karena zina berpotensi besar untuk merusak
fithrah manusia, menyimpangkan manusia dari agama dan
mengundang kemurkaan Allah ketika telah merajalela.

Dampak Perbuatan Zina


Bagi pelaku, zina adalah biang kesengsaraan dan
tercabutnya unsur-unsur kebahagiaan. Seperti yang

Menang Melawan Setan


disebutkan oleh Ibnul Qayyim, ‘Terkumpul pada tindakan
zina segala bentuk keburukan berupa lemahnya agama,
hilangnya sifat wara’ (kepekaan dan kewaspadaan terhadap
dosa), rusaknya susila dan tipisnya kebencian terhadap dosa.
Maka tidak Anda dapatkan seorang pezina yang memiliki
sifat wara’, setia janji, jujur dalam ucapan maupun kesetiaan
pada teman dekat, dia juga tidak memiliki kecemburuan atas
kekejian yang dilakukan oleh istrinya.”
Pada kesempatan lain beliau berkata, “Ketahuilah bahwa
balasan itu berbanding lurus dengan amal, hati yang telah
terpaut dengan sesuatu yang haram, setiap kali dia berhasrat
untuk meninggalkan dan keluar darinya pada akhirnya
kembali ke dosa semula. Begitu pula dengan balasan baginya
di barzakh maupun di akhirat. Pada sebagian riwayat hadits
Samurah bin Jundub yang disebutkan dalam Shahih Al-
Bukhari disebutkan bahwa Nabi n bersabda,
“Suatu malam aku bermimpi ada dua orang yang mendatangiku,
lalu keduanya mengajakku keluar, maka akupun beranjak
bersama keduanya. Ternyata aku melihat ada sebuah rumah
yang dibangun seperti tungku, bagian atas sempit dan bagian
bawahnya luas, sedangkan di bawahnya ada nyala api. Di
dalam bangunan tersebut ada kaum laki-laki dan perempuan
yang telanjang. Ketika api dinyalakan merekapun berusaha
naik ke atas hingga hampir-hampir bisa keluar (dari tungku).
Jika api redup merekapun kembali ke tempat semula. Sayapun
bertanya, “Siapakah mereka?” Dia menjawab, “Mereka adalah
para pezina.”

BAB 3: Setan Spesialis


Perhatikanlah kesesuaian hadits ini dengan kondisi hati
para pezina di dunia. Setiap kali mereka berkeinginan untuk
bertaubat dan berhenti darinya, serta keluar dari tungku
syahwat menuju kesejukan taubat ternyata kandas, dan
setelah itu mereka kembali lagi padahal hampir saja mereka
keluar darinya.”
Zina juga menyebabkan rusaknya garis keturunan,
merusak ikatan persaudaraan dan menyebabkan datangnya
bencana massal ketika telah meraja lela. Dan tidak
didapatkan pelacur yang memiliki antusias tinggi untuk
beribadah kepadanya.
Untuk itulah, dengan berbagai trik dan strateginya
A’war beserta pasukanya dari golongan jin dan manusia
menebarkan ranjau-ranjau zina.

Memasang Umpan Agar Mata Melihatnya


Sebagaimana seorang pemancing, dia harus memasang
umpan agar ikan mau mendekati kailnya. Maka setan
memasang umpan agar si korban mau mendatangi
perangkapnya. Umpan tersebut berupa ‘Nisa’un kaasiyat
‘ariyat’, wanita yang berpakaian telanjang, pornografi, porno
aksi dan perangkatnya.
Umpan tersebut dipasang di tempat-tempat yang
strategis, sehingga memungkinkan bagi mangsa untuk
melihatnya. Di antara tempat strategis tersebut adalah
televisi dan media cetak. Maka jika kita lihat di televisi
kita banyak berjejal wanita yang berpakaian tapi telanjang,
lagu dan tarian erotis, film-film jorok yang bisa disaksikan

Menang Melawan Setan


oleh semua orang. Itu pertanda setan A’war telah berhasil
merekrut banyak orang untuk dia jadikan sebagai umpannya.
Demikian pula dengan tabloid, koran dan majalah-majalah
jalang yang menyajikan pornografi sebagai hidangan
utama.
Setan tahu betul bahwa mata adalah utusan syahwat,
mata adalah pemberi kabar kepada hati. Hati dan mata,
keduanya seperti dua lampu yang dipasang paralel.
Jika satu tombol dipencet yang lain ikut menyala. Jika
salahsatu melakukan aktivitas maka yang lain akan terkena
imbasnya.
Bahkan siklus zina diawali dengan pandangan mata.
Apa yang dikonsumsi mata, pengaruhnya terus mengalir
mengikuti siklusnya. Tak akan berhenti pada satu titik saja,
bahkan tak cukup hanya sekali putaran dia mempengaruhi
aktivitas jasad seluruhnya. Seluruh dosa bisa bermula dari
mata, meluapnya syahwat dari bendungannya paling sering
berawal darinya juga.
Benarlah apa yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim
bahwa, “Pandangan mata adalah juru pengintai syahwat
dan utusannya.” Pasalnya, pandanganlah yang bertugas
mencari mangsa, dia pula yang pertama mencicipinya dan
dia pula yang akan menyalurkannya kepada hati sebagai
panglimanya, selanjutnya hati yang akan membagikannya
kepada seluruh anggota badan sebagai pasukannya.
Tentang bagaimana siklus dosa mengalir, terutama dosa
zina dijelaskan dengan sangat apik oleh Ibnul Qayyim t
di dalam bukunya Al-Jawabul Kafi.

BAB 3: Setan Spesialis


Pertama, bermula dari pandangan. Khususnya jika obyek
yang dipandang adalah wanita (jika yang memandang laki-
laki), atau sebaliknya, bisa juga berupa gambar atau film.
Dari pandangan ini, hampir pasti meninggalkan bekasnya,
seberapa pun kadarnya.
Kedua, siklus akan beralih dari pandangan menuju
lintasan hati. Hati merekam apa yang dilihatnya, wajahnya,
auratnya dan apapun yang berkesan setelah pandangan men-
darat pada sasarannya. Pada terminal ini, teramat sulit untuk
membendung bola salju yang telah menggelinding, hingga
sampailah ia pada siklus berikutnya yang lebih akut.
Ketiga, dari lintasan hati akan melahirkan pikiran.
Indahnya obyek pandangan senantiasa terbayang di
benaknya hingga hati sibuk memikirkanya. Diapun berangan,
‘Seandainya saja...’, ‘mungkinkah jika aku...’, ‘bagaimana
caranya...’ dan angan-angan lain yang menyibukkan
sebagian aktivitas pikiran dan hatinya. Bayang-bayang itu
pula yang memenuhi bilik hati dan rongga otaknya.
Keempat, Di saat akal sibuk memikirkannya, hati
antusias untuk membayangkannya, secara otomatis, siklus
berikutnya telah dimasuki, yakni hadirnya syahwat. Ya, serta
merta syahwat akan hadir di saat orang membayangkan
wanita telanjang, atau berfikir seandainya yang menjadi
aktor dalam film porno yang dilihatnya itu adalah dirinya.
Pada titik ini, nasib imannya sudah berada di ujung tanduk,
benteng pertahanannya sudah nyaris ambruk. Karena ia
memasuki fase yang lebih berbahaya.

Menang Melawan Setan


Kelima, Hadirnya syahwat akan melahirkan ‘iradah’,
kemauan untuk melampiaskannya. Jika dia telah
membayangkan orang berzina, niscaya timbul kemauan
dia untuk melakukannya.
Siklus keenam, jika iradah semakin menguat maka
terciptalah ‘azimah jazimah’, tekad yang kuat atu gejolak
nafsu yang membara. Dan jika tekad telah bulat, perbuatan
zina akan sulit untuk dibendung. Siklus ini sulit dihentikan
bila telanjur berputar. Tak heran jika kebanyakan orang
melakukan pemerkosaan bermula dari menonton film
porno. Dan umumnya tidak puas berhenti di satu titik
sebelum dia bertaubat nashuha atau dihentikan sangsi yang
disandangnya.

Perisainya: Menundukkan Pandangan


Antisipasi paling mujarab untuk menangkis serangan
setan A’war yang menjebak pandangan mata di segala
penjuru adalah dengan menahan pandangan mata.
Janganlah kita terlalu percaya diri mengumbar pandangan,
atau meremehkan pandangan terhadap obyek yang haram
lalu menyangka tak terjadi akibat apa-apa. Memang berat
menahan pandangan mata di saat nafsu menginginkannya.
Tetapi, bertahan untuk tidak melihat yang haram betapapun
beratnya, itu masih lebih ringan daripada membendung
pengaruh setelah melihatnya. Untuk itulah di antara salaf
berkata: ‘ash-shabru ‘ala ghadhil bashar aisar minash shabri ‘ala
alamin ba’dahu’, bersabar untuk menahan pandangan lebih
mudah daripada bersabar atas akibat setelah melihatnya.”

BAB 3: Setan Spesialis


Syariat memberikan solusi dari tindak perzinahan dan
pemerkosaan sampai ke akarnya, memotong jalan mulai dari
startnya. Allah l berfirman,

UT S R Q P O N
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya..”
(QS. An-Nuur: 30)
Dan firman-Nya,

fedcb a`
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya...”
(QS. An-Nuur: 31)
Nabi n bersabda,

‫َﻻ ﺗُﺘْﺒِ ْﻊ ﺍﻟﻨﱠ ْﻈ َﺮ َﺓ ﺍﻟﻨﱠ ْﻈ َﺮ َﺓ ﻓَﺈِﻧﱠ َﻤﺎ ﻟَ َﻚ ﺍﻷُْﻭﻟَﻰ َﻭﻟَﻴْ َﺴ ْﺖ ﻟَ َﻚ ْﺍﻵ ِﺧ َﺮ ُﺓ‬
“Janganlah mengikuti pandangan (pertama) dengan pandangan
yang kedua, karena bagimu (keringanan) untuk pandangan
pertama, namun tidak untuk pandangan yang kedua.” (HR.
Ahmad, diriwayatkan juga oleh Muslim dan At-
Tirmidzi dengan lafal yang hampir sama)
Pandangan pertama yang dimaksud adalah pandangan
yang tidak disengaja mengarahkannya. Nabi pernah ditanya
tentang pandangan tiba-tiba yang tidak disengaja beliau
perintahkan untuk memalingkan pandangannya.

Menang Melawan Setan


Nyanyian: Mantra dan Magnet Zina
Cara lain setan menjerumuskan manusia ke dalam zina
adalah dengan menyajikan nyanyian-nyanyian romantis.
Tidak hanya itu, suara genit, tarian seksi dan hingar bingar
musik dirancang untuk mendongkrak syahwat. Yazid
bin Walid berkata, “Wahai Bani Umayyah, jauhilah oleh
kalian nyanyian, karena nyanyian dapat mengikis rasa
malu, mendongkrak syahwat, meruntuhkan kewibawaan,
menjadi perantara untuk menenggak khamr, orang yang
menikmatinya akan berbuat seperti yang diperbuat oleh orang
yang mabuk. Jika kalian tidak mampu meninggalkannya,
maka jauhkanlah nyanyian dari wanita, karena nyanyian
adalah magnet zina.”
Kalau para penyihir memiliki mantra khusus untuk
menyulap mata, tukang santet memiliki mantra khusus
untuk membunuh mangsa, para dukun memiliki mantra
untuk melakukan aksi guna-guna, maka nyanyian adalah
mantra yang dibaca agar pendengar melakukan zina. Sufyan
Ats-Tsauri berkata, ‘Al-ghina’u ruqyatuz zina’, nyanyian adalah
mantra zina.

Campur Baur Laki-laki dan Perempuan


Fenomena perselingkuhan merebak begitu dahsyatnya.
Ada yang selingkuh dengan teman kerjanya, teman lamanya,
bawahan atau atasannya. Tak terhitung pula banyaknya
perzinaan yang dilakukan oleh sesama mahasiswa atau
siswa. Faktor utamanya adalah ikhtilath. Karena bercampur
baurnya mereka merupakan sarana yang sangat efektif

BAB 3: Setan Spesialis


bagi terjerumusnya mereka ke dalam tindakan keji dan
kotor. Alangkah banyaknya di zaman ini orang-orang
yang menuntut dan mensosialisasikan ikhtilath (campur
baur) ini. Di mana mereka menyerukan bercampurnya
antara laki-laki dan perempuan dalam segala bidang dan
lapangan pekerjaan. Mereka mengaku bermaksud baik dan
membangun masyarakat mereka,

ts rqpo nm
“Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang
membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” (QS. Al-
Baqarah: 12)
Ibnul Qayyim t menjelaskan dampak negatif
ikhtilath,
“Tidak diragukan lagi, ketika kaum wanita membaurkan
diri mereka dengan kaum laki-laki adalah akar dari berbagai
macam bencana dan keburukan. Tindakan ini merupakan
sebab utama datangnya siksa secara massal. Hal ini juga
menjadi sebab rusaknya urusan orang-orang umum dan
khusus. Di samping itu juga menyebabkan kematian massal
dan penyakit tha’un yang membinasakan. Ketika bercampur
para pezina dengan tentara Musa q dan tersebarlah
perzinaan di tengah mereka, maka Allah mengirimkan
penyakit tha’un lalu matilah tujuh puluh ribu orang dalam
sehari. Kisah tentang hal ini telah populer disebutkan dalam
kitab-kitab tafsir.”
Sebab utama yang menyebabkan banyaknya kematian
secara massal adalah ketika zina telah merajalela lantaran

Menang Melawan Setan


kaum wanita bercampur baur dengan laki-laki, dan berjalan
di tengah-tengah mereka dengan bersolek dan berhias.’

Dibumbui Dengan Istilah Penyedap Rasa


A’war tidak membiarkan umpan-umpan itu menyebar
begitu saja. Karena masih banyak orang-orang waras yang
akan merusak umpannya. Akan banyak orang-orang sehat
yang akan menegur, mencela dan memusuhinya. Untuk itu,
dia menciptakan istilah dan kilah sebagai penyedap rasa.
Sehingga yang antipati menjadi netral, yang netral menjadi
simpati, yang simpati menjadi bala-tentaranya.
Di antara istilah yang dibisikkan A’war kepada para
anteknya dari golongan manusia adalah menamakan budaya
telanjang sebagai bentuk kemajuan, pacaran sebagai upaya
penjajakan dan persiapan, nyanyian jorok dan tarian erotis
sebagai seni, dan porno aksi disebut sebagai kebebasan
berekspresi.
Bisa dibilang bahwa menamakan perbuatan keji dengan
istilah yang berasumsi baik adalah jurus tersendiri di antara
jurus iblis yang diwariskan kepada generasinya. Seperti
ketika dia membujuk Adam dengan perkataannya,

nmlkji hg
tsr qpo
“Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya,
dengan berkata, “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada
kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
(QS. Thaha: 120)

BAB 3: Setan Spesialis


Dia menyebut pohon yang dilarang dimakan buahnya
dengan pohon Khuldi, pohon yang apabila dimakan buahnya
menyebabkan dia kekal di Jannah.
Tidak berbeda dengan yang dilakukan setan hari ini,
mereka memberi istilah perbuatan keji dengan nama yang
disukai hati.
Informasi yang menyesatkan diiringi dengan gambar
yang menggiurkan jika datang secara bertubi-tubi akhirnya
dianggap sebagai hal yang biasa, atau seakan kebenaran
yang layak untuk dibela. Sebagaimana yang telah dimaklumi
bahwa dengan pemberitaan yang terus menerus, berita dusta
dianggap fakta, kesesatan menjelma sebagai kebenaran dalam
pandangan manusia. Konon media Barat tidak mengenal
berita yang benar atau yang salah, tetapi berita cerdas atau
bodoh. Berita cerdas adalah yang dikemas sehingga tidak
nampak kedustaannya, sedangkan berita bodoh adalah berita
yang tampak kedustaannya.
Nampaknya usaha A’war dan bala tentaranya betul-betul
menuai panen raya. Begitu banyak generasi kita yang jatuh
ke dalam perangkapnya. Mereka mengikuti bujuk rayu A’war,
mendatangi umpannya, lalu menelan kailnya. La haula walaa
quwwata illa billah.
Akan tetapi, tidak sepantasnya kita berputus asa, karena
betapapun gigihnya usaha setan, bagi orang yang beriman
dan konsisten dengan keimanannya, tipu daya setan itu
lemah.

Menang Melawan Setan


WV UT SR
“Karena sesungguhnya tipu daya setan itu lemah.” (QS. An-
Nisa’: 76)
Menjauhi umpan setan, merusaknya hingga nampak
maksud jahatnya di hadapan manusia adalah sebagian solusi
dan benteng bagi kita dan umat Islam dari serangan A’war
dan bala tentaranya. Wallahul muwaffiq.

v vv

BAB 3: Setan Spesialis


Tsabr:
Setan Penghalang Sabar

Dalam posisi seperti apapun, manusia tengah diuji oleh


Allah, karena manusia hidup untuk menjalani ujian. Allah
berfirman,

6 5 4 32 1 0 / . - , +
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
Ujian adalah kelaziman yang selalu ada untuk mengukur
tingkatan prestasi seorang hamba. Namun terkadang
manusia hanya siap dengan yang enak saja, tak tahan dengan
kondisi yang di luar harapannya. Begitu mudah klaim,
namun betapa banyak yang tak terbukti setelah hadirnya
ujian.

Menang Melawan Setan


Setan Mendatangi Orang yang Ditimpa Musibah
Ujian berupa musibah juga menjadi alat uji akan
keimanan seseorang. Ada yang sukses menempuhnya, namun
tidak sedikit yang gagal menjalaninya. Begitu menentukan
ujian musibah ini, sehingga setan berusaha keras untuk
mematahkan kesabaran manusia di saat tertimpa musibah.
Mujahid bin Jabr t menyebutkan, ada setan anak Iblis
spesialis mendatangi orang-orang yang sedang menghadapi
musibah. Dialah setan yang disebut dengan Tsabr. Targetnya
agar manusia gagal menjalani ujian berupa musibah.
Ada beberapa indikasi kegagalan seseorang menjalani
ujian musibah (Semoga Allah tidak membebankan kepada
kita apa yang kita tidak kuat menanggungnya),
Pertama, marah dan jengkel. Padahal bisa jadi musibah
adalah ujian yang akan mendatangkan kecintaan Allah
kepada kita, seperti hadits Nabi n,

َ ‫َﻭﺇِ ﱠﻥ ﺍﷲَ ﺇِﺫَﺍ ﺃَ َﺣ ﱠﺐ ﻗ َْﻮ ًﻣﺎ ﺍﺑْﺘََﻼ ُﻫ ْﻢ ﻓ‬


‫َﻤ ْﻦ َﺭ ِﺿ َﻲ ﻓَﻠَ ُﻪ ﱢ‬
‫ﺍﻟﺮ َﺿﺎ َﻭ َﻣ ْﻦ‬
‫ﺍﻟﺴ َﺨ ُﻂ‬
‫َﺳ ِﺨ َﻂ ﻓَﻠَ ُﻪ ﱠ‬
“Dan sesungguhnya Allah itu jika mencintai suatu kaum maka
Dia akan menguji mereka (dengan musibah), maka barangsiapa
yang ridha, maka Allah ridha kepada-Nya dan barangsiapa
yang marah, maka Allah marah kepadanya.” (HR. Tirmidzi,
hasan menurut beliau)
Rasa jengkel ini akhirnya berlanjut kepada dosa lain yang
berbahaya. Seperti menjerit mencela takdir, merobek baju,
menjambak rambut dan semisalnya, atau dikenal dengan

BAB 3: Setan Spesialis


niyahah. Sedangkan orang yang melakukan niyahah diancam
dengan hadits Nabi n,

‫ِﺤ ُﺔ ﺇِﺫَﺍ ﻟَ ْﻢ ﺗَﺘُ ْﺐ ﻗَﺒْ َﻞ َﻣ ْﻮﺗِ َﻬﺎ ﺗُ َﻘﺎ ُﻡ ﻳَ ْﻮ َﻡ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎ َﻣ ِﺔ َﻭ َﻋﻠَﻴْ َﻬﺎ ِﺳ ْﺮﺑَﺎ ٌﻝ‬
َ ‫ﺍﻟﻨﱠﺎﺋ‬
‫ِﻦ َﺟ َﺮ ٍﺏ‬ ْ ‫َﻄ َﺮﺍ ٍﻥ َﻭﺩ‬
ْ ‫ِﺭ ٌﻉ ﻣ‬ ِ ‫ِﻦ ﻗ‬
ْ‫ﻣ‬
“Orang yang melakukan niyahah jika tidak bertaubat sebelum
matinya maka pada hari kiamat akan dibangkitkan dengan
mengenakan jubah dari ter dan pakaian dari kudis.” (HR.
Muslim)
Kedua, su’uzh-zhan atau berprasangka buruk kepada Allah.
Mungkin dia akan berpikir, inikah balasan Allah padahal saya
telah berbuat baik dan beribadah kepada-Nya? Na’udzubillah.
Jika setan menggoda sudah sampai batas ini, maka target
selanjutnya mudah untuk diraih. Mungkin saja akhirnya
dia meninggalkan ibadah atau menantang Allah dengan
bermaksiat kepada-Nya sebagai reaksi atas kejengkelannya
terhadap takdir Allah. Padahal ujian itu meski zhahirnya
buruk, tapi rahasia di dalamnya baik. Mungkin Allah hendak
menghapus dosa karenanya. Seperti sabda Nabi n,

‫ِﻦ ﺃَ ْﻭ ﺍﻟْ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨَ ِﺔ ﻓِﻲ َﺟ َﺴ ِﺪ ِﻩ َﻭ َﻣﺎﻟِِﻪ َﻭ َﻭﻟَ ِﺪ ِﻩ َﺣﺘﱠﻰ‬


ِ ‫َﻻ ﻳَ َﺰ ُﺍﻝ ﺍﻟْﺒََﻼ ُﺀ ﺑِﺎﻟْ ُﻤ ْﺆﻣ‬
ْ ‫ﻳَْﻠ َﻘﻰ ﺍﷲَ َﻋ ﱠﺰ َﻭ َﺟ ﱠﻞ َﻭ َﻣﺎ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ ﻣ‬
‫ِﻦ َﺧ ِﻄﻴﺌَ ٍﺔ‬
“Cobaan selalu menimpa orang mukmin dan mukminah (di
dunia), baik terhadap jasad, harta dan anaknya hingga dia
menjumpai Allah dalam keadaan tidak membawa kesalahan.”
(HR. Ahmad)

Menang Melawan Setan


Atau Allah hendak meninggikan derajatnya dengan
pahala tak terhingga, seperti firman Allah,

ëêéèç æ å
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicu-
kupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
Atau hikmah lain yang belum dia ketahui,

/. - , + * ) (
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Ketiga, susah berkepanjangan. Kesusahan tersebut
tatkala sudah mencapai klimaksnya bisa jadi dia akan
berputus asa lalu mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Suatu dosa besar yang sangat besar.

Mengalahkan Setan Tsabr


Setan menghendaki agar manusia gagal menghadapi
ujian berupa musibah. Akan tetapi Allah menghendaki agar
mereka bersabar lalu dia pun akan meridhai dan mengangkat
derajat mereka. Ada beberapa kiat agar kita bisa menata
hati di saat menghadapi musibah. Di antara kiat tersebut
seperti yang terkumpul dalam penuturan ulama tabi’in
terkemuka yang pernah menjadi qadhi selama 60 tahun
sejak masa Umar bin Khaththab a, yakni Syuraih Al-Qadhi.
Beliau bukan saja menggambarkan bagaimana menghadapi
musibah dengan kesabaran, bahkan bersyukur setelahnya.

BAB 3: Setan Spesialis


Beliau mengatakan, “Aku bertahmid kepada Allah empat kali
(setelah membaca istirja’) di saat menghadapi musibah.”
Untuk lebih jelasnya penulis langsung menambahkan pada
masing-masing poin yang beliau sebutkan,
Pertama, Karena aku dikarunia kesabaran, di mana
Allah memberikan tiga hal bagi orang yang bersabar dan
masing-masing lebih baik daripada dunia dan seisinya.
Yakni shalawat dari Allah, rahmat dan hidayah-Nya seperti
tersebut firman Allah,

H G F ED CBA@ ?>
Q P ON M L K J I
SR
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan, “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.”
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 156-157)
Kedua, karena diberi taufik untuk membaca kalimat
istirja’ (inna lillahi wa inna ilaihi raji’un). Sedangkan itu bernilai
dzikir yang tak nihil dari pahala.
Ketiga, karena musibah yang terjadi tidak lebih besar
dari yang saya alami tersebut. Untuk menghadirkan poin
ketiga ini, hendaknya kita memperhatikan orang yang lebih
berat cobaannya dari kita. Di antara hal yang meneguhkan
kesabaran Urwah bin Zubair t, di saat satu kaki dan satu
anaknya hilang dalam sehari karena beliau mendengarkan

Menang Melawan Setan


penuturan orang yang mengalami musibah sangat berat.
Dia adalah orang yang kaya dan mulia, banyak anak dan
hartanya, namun dalam waktu sehari saja seluruh hartanya
ludes, semua anggota keluarganya tewas, binatang ternaknya
amblas dan bahkan kedua matanya menjadi buta karena
ditendang oleh ontanya yang lari darinya.
Keempat, karena musibah itu menimpa atas dunianya,
bukan akhiratnya. Orang yang kuat keimanannya akan
menganggap kecil musibah dunia, karena dia bisa berharap
banyak di akhirat. Akan tetapi bagi mereka yang menjadikan
dunia sebagai orientasi utama, musibah akhirat begitu
remeh, sedangkan musibah dunia tak terkira dahsyatnya.
Sindiran yang bagus pernah disampaikan salah seorang
murid Imam Al-Bukhari di saat dia terhalang untuk shalat
jamaah di masjid. Dia mengatakan, “Ketika seorang anakku
wafat, lebih dari sepuluh ribu orang takziyah kepada saya,
tetapi ketika saya terhalang untuk shalat berjamaah, tak
ada yang mendatangiku kecuali beliau (Imam Al-Bukhari),
karena manusia menganggap musibah dunia itu lebih berat
dari musibah akhirat.”

v vv

BAB 3: Setan Spesialis


Zaknabur;
Setan Penunggu Pasar

etan sangat ahli dalam memilih sasaran, kapan,

S di mana dan bagaimana dia hendak menjerat


mangsanya. Pasar adalah wilayah garap utama
bagi setan untuk menjalankan operasinya. Bahkan di sinilah
setan menancapkan benderanya. Salman Al-Farisi berkata,

ِ ‫ﻮﻕ َﻭ َﻻ‬
‫ﺁﺧ َﺮ َﻣ ْﻦ‬ ‫َﻻ ﺗَ ُﻜﻮﻧَ ﱠﻦ ﺇ ِْﻥ ْﺍﺳﺘَ َﻄ ْﻌ َﺖ ﺃَ ﱠﻭ َﻝ َﻣ ْﻦ ﻳَ ْﺪ ُﺧ ُﻞ ﱡ‬
َ ‫ﺍﻟﺴ‬
‫ﻳَ ْﺨ ُﺮ ُﺝ ِﻣﻨْ َﻬﺎ ﻓَﺈِﻧﱠ َﻬﺎ َﻣ ْﻌ َﺮ َﻛ ُﺔ ﱠ‬
‫ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ ِﻥ َﻭﺑِ َﻬﺎ ﻳَﻨْ ِﺼ ُﺐ َﺭﺍﻳَﺘَ ُﻪ‬
“Kalau bisa, janganlah kamu menjadi orang pertama yang
masuk ke dalam pasar, jangan pula menjadi orang yang terakhir
kali keluar dari pasar. Karena pasar adalah medan perang
setan dan di sana dia menancapkan panji perangnya.” (HR.
At-Tirmidzi)
Mujahid bin Jabr menyebutkan bahwa iblis memiliki
anak bernama Zaknabur, dialah yang menancapkan panji
di pasar dan menjalankan operasinya di sana.

Menang Melawan Setan


Sedangkan Imam Nawawi mengomentari perkataan
Salman di atas dengan mengatakan, “Penyerupaan pasar
dan perlakuan setan terhadap orang-orang yang di pasar
dengan ‘medan perang’ karena banyaknya terjadi berbagai
macam kebatilan di dalamnya. Seperti penipuan, manipulasi,
sumpah palsu, akad yang tak sah, najasy (menawar tanpa
maksud membeli, tujuanya agar orang lain ada yang
menawarnya lebih tinggi), menawar barang yang telah
ditawar saudaranya, kecurangan takaran dan timbangan.”

Mengapa Memilih Pasar?


Pasar memang sangat strategis bagi setan untuk
menebar ranjau-ranjau dan jebakannya. Hal ini disebabkan
oleh beberapa hal.
Pertama, berbagai tipe manusia berinteraksi di
dalamnya, sebagian belum saling kenal sebelumnya. Hal
ini memungkinkan bagi setan untuk menyebarkan tindak
kecurangan, penipuan dan kesalahpahaman.
Kedua, tujuan orang yang datang ke pasar adalah untuk
mencari banyak untung. Kesempatan ini bisa dimanfaatkan
oleh setan untuk menawarkan kiat praktis mengeruk untung
dengan aksi tipu-tipu dan sumpah serapah, yang penting
untung. Si pembeli yang juga membaca tabiat umum
pedagang –kecuali yang dirahmati Allah– tersebut, pun
membalas dengan trik yang sama, karena dia tidak ingin
tertipu. Nabi memberikan peringatan khusus bagi para
pedagang untuk menginfakkan hartanya terkait dengan
sumpah palsu dan kedustaan,

BAB 3: Setan Spesialis


‫َﺸﻮﺑُﻮﺍ‬ ُ ‫ِﻒ َﻭﺍﻟْ َﻜﺬ‬
ُ ‫ِﺏ ﻓ‬ ُ ‫ﻳَﺎ َﻣ ْﻌ َﺸ َﺮ ﺍﻟﺘﱡ ﱠﺠﺎ ِﺭ ﺇِ ﱠﻥ َﻫ َﺬﺍ ﺍﻟْﺒَﻴْ َﻊ ﻳَ ْﺤ ُﻀ ُﺮ ُﻩ ﺍﻟْ َﺤﻠ‬
‫ﺑَﻴْ َﻌ ُﻜ ْﻢ ﺑ ﱠ‬
‫ِﺎﻟﺼ َﺪﻗَ ِﺔ‬
“Wahai para pedagang, sesungguhnya jual beli itu (seringkali)
dicampuri dengan sumpah (palsu) dan kedustaan, maka
tebuslah dengan sedekah.” (HR. An-Nasai)
Seperti yang lazim diucapkan pedagang, “Si fulan telah
menawar dengan harga sekian, itupun belum aku berikan…”
Padahal tak ada orang yang menawar dengan harga sekian
sebelumnya. Atau perkataan pembeli, “Di toko fulan
saja harganya sekian...” Padahal dia belum mendapatkan
informasi apa-apa tentang harga di toko fulan.
Ketiga, umumnya pasar sangat sepi dari mengingat
Allah dan mengingat akhirat. Padahal manusia yang paling
dekat dengan setan adalah yang paling jauh dari mengingat
Allah. Bila keinginan terhadap dunia memuncak dan
akhirat dilupakan, maka segala cara akan ditempuh untuk
mendapatkan laba berlipat. Di tempat ini pula ‘muthaffifin’
banyak melakukan aksi. Yakni kaum yang difirmankan
Allah,

± °¯®¬ «ª©¨§¦
¶µ´³ ²
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu)
orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain
mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau

Menang Melawan Setan


menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS. Al-
Muthaffifin: 1-3)
Kondisi pasar yang demikian itu ‘sinkron’ dengan apa
yang dikabarkan oleh Nabi,

ُ ‫ﺎﺟ ُﺪ َﻫﺎ َﻭ ﺃَﺑْ َﻐ‬


ِ‫ﺾ ﺍ ﻟْﺒ َِﻼ ِﺩ ﺇِﻟَﻰ ﺍ ﷲ‬ ِ ‫ﺃَ َﺣ ﱡﺐ ﺍ ﻟْﺒ َِﻼ ِﺩ ﺇِﻟَﻰ ﺍ ﷲِ َﻣ َﺴ‬
‫ﺃَ ْﺳ َﻮﺍﻗُ َﻬﺎ‬
“(Tempat di) negeri-negeri yang paling dicintai Allah adalah
masjid-masjidnya, dan (tempat di) negeri-negeri yang paling
dibenci Allah adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim)

Menangkal Serangan Zaknabur


Peringatan tentang situasi pasar tersebut bukan
mengisyaratkan haramnya pergi ke pasar. Karena untuk
memenuhi kebutuhan hidup, pasar menjadi sarana yang
mesti ada dan terkait erat dengan makhluk bernama
manusia. Untuk itulah, ketika Allah menunjukkan bahwa
para Nabi berasal dari kalangan manusia, Dia berfirman,

» º ¹¸¶µ´³
À¿ ¾ ½ ¼
“Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan
mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-
pasar.” (QS. Al-Furqan: 20)

BAB 3: Setan Spesialis


Al-Hafizh Ibnu Katsir
menafsirkan ayat tersebut, “...Mereka Barakah
berjalan di pasar-pasar untuk mencari dalam
penghasilan dan berjual beli. Hal ini
jual beli
tidaklah menjatuhkan derajat dan
martabat mereka (sebagai nabi)...” hanya bisa
Jelas, tidak dilarang dan bukan
didapatkan
merupakan aib seseorang yang pergi dengan
ke pasar. Namun, siapkan senjata berlaku
andalan untuk menghadapi setan
jujur dan
Zaknabur, waspadai segala hal yang
bisa menjerumuskan kita ke dalam
terbuka
praktik-praktik haram dalam berjual tanpa
beli. manipulasi.
Pertama, mempelajari hukum
syar’i tentang jual beli, agar tidak
melakukan jual beli yang haram tanpa
sepengetahuannya dan menyebabkan
yang lain terpengaruh dan mengikuti caranya. Karena
barangsiapa yang tidak mengerti yang haram, maka akan
terjerumus ke dalamnya. Demikian kuat anjuran ini, sampai
Umar bin Khaththab mengatakan, “janganlah bertransaksi
di pasar-pasar kita kecuali orang yang telah mengetahui
fikih jual beli.”
Kedua, mengingat bahwa barakah dalam jual beli hanya
bisa didapatkan dengan berlaku jujur dan terbuka tanpa
manipulasi. Ingatan ini akan mencegah kita untuk berlaku
curang dalam berjual beli. Nabi n bersabda,

Menang Melawan Setan


َ ‫ﺍﻟْﺒَﻴِّ َﻌﺎ ِﻥ ﺑِﺎﻟْ ِﺨﻴَﺎ ِﺭ َﻣﺎ ﻟَ ْﻢ ﻳَﺘَ َﻔ ﱠﺮﻗَﺎ ﺃَ ْﻭ ﻗ‬
‫َﺎﻝ َﺣﺘﱠﻰ ﻳَﺘَ َﻔ ﱠﺮﻗَﺎ ﻓَﺈ ِْﻥ َﺻ َﺪﻗَﺎ َﻭﺑَﻴﱠﻨَﺎ‬
‫ِﻤﺎ‬َ ‫ِﻤﺎ َﻭﺇ ِْﻥ َﻛﺘَ َﻤﺎ َﻭ َﻛ َﺬﺑَﺎ ُﻣ ِﺤ َﻘ ْﺖ ﺑَ َﺮ َﻛ ُﺔ ﺑَﻴْ ِﻌﻬ‬ َ ‫ِﻙ ﻟَ ُﻬ َﻤﺎ ﻓِﻲ ﺑَﻴْ ِﻌﻬ‬ َ ‫ﺑُﻮﺭ‬
“Dua orang yang berjual beli dengan ‘khiyar’, sebelum keduanya
berpisah jika keduanya jujur dan tidak menyembunyikan kondisi
barang maka akan diberkahi jual belinya. Namun jika keduanya
sengaja menyembunyikan cacat barang dan berdusta maka
hilanglah barakah jual belinya.” (HR. Al-Bukhari)
Ketiga, menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.
Kecurangan, sumpah palsu dan kemungkaran lain yang
terjadi di pasar bagaikan virus yang bisa menyebar melalui
udara,menular begitu cepat. Maka, masing-masing individu
hendaknya menegakkan amar ma’ruf dan nahi mungkar
untuk mengantisipasi tersebarnya kemungkaran di dalam
pasar. Nabi n bersabda,

َ ‫َﻣ ْﻦ َﺭﺃَﻯ ِﻣﻨْ ُﻜ ْﻢ ُﻣﻨْ َﻜ ًﺮﺍ ﻓَﻠْﻴُ َﻐﻴِّ ْﺮ ُﻩ ﺑِﻴَ ِﺪ ِﻩ ﻓَﺈ ِْﻥ ﻟَ ْﻢ ﻳَ ْﺴﺘَ ِﻄ ْﻊ ﻓَﺒِﻠ‬
‫ِﺴﺎﻧِ ِﻪ ﻓَﺈ ِْﻥ‬
‫ِﻚ ﺃَ ْﺿ َﻌ ُﻒ ْﺍﻹِﳝَﺎ ِﻥ‬ َ ‫ﻟَ ْﻢ ﻳَ ْﺴﺘَ ِﻄ ْﻊ ﻓَﺒِ َﻘ ْﻠﺒِ ِﻪ َﻭ َﺫﻟ‬
“Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaklah merubah
dengan tangannya, jika tidak mampu maka hendaklah merubah
dengan lisannya dan jika tidak mampu maka hendaknya
merubah dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman.” (HR.
Muslim)
Keempat, banyak mengingat Allah dan berdzikir kepada-
Nya. Terutama dzikir khusus yang diajarkan Nabi n ketika

BAB 3: Setan Spesialis


memasuki pasar, seperti yang akan kami sebutkan sebentar
lagi, insya Allah.

Keluar Pasar Membawa Untung


Nabi n mengajarkan doa, bukan saja supaya kita
terhindar dari dosa, tapi juga agar kita mendapatkan pahala
berlipat ganda di dalamnya. Nabi bersabda,
Barangsiapa masuk pasar lalu membaca,

‫ْﻚ َﻭﻟَُﻪ ﺍﻟْ َﺤ ْﻤ ُﺪ ﻳُ ْﺤﻴِﻲ‬ َ ‫َﻻ ﺇِﻟََﻪ ﺇﱠِﻻ ﺍﷲُ َﻭ ْﺣ َﺪ ُﻩ َﻻ َﺷﺮ‬


ُ ‫ِﻳﻚ ﻟَُﻪ ﻟَُﻪ ﺍﻟْ ُﻤﻠ‬
‫ﻮﺕ ﺑِﻴَ ِﺪ ِﻩ ﺍﻟْ َﺨﻴْ ُﺮ َﻭ ُﻫ َﻮ َﻋﻠَﻰ ُﻛ ِّﻞ َﺷ ْﻲ ٍﺀ‬
ُ ‫ِﻴﺖ َﻭ ُﻫ َﻮ َﺣ ﱞﻲ َﻻ ﻳَ ُﻤ‬
ُ ‫َﻭﻳُﻤ‬
‫ِﻳﺮ‬
ٌ ‫ﻗَﺪ‬
“Tiada sesembahan yang haq kecuali Allah semata, tiada sekutu
bagi-Nya. Bagi-Nyalah kerajaan dan pujian, Dia menghidupkan
dan mematikan dan Dia Maha Hidup, tidak akan pernah
mati. Di tangan-Nyalah segala kebaikan dan Dia Maha Kuasa
atas segala sesuatu” Maka Allah akan menulis untuknya
sejuta kebaikan, Dia hapuskan seribu kesalahan dan
mengangkatnya setinggi sejuta derajat.” (HR. At-
Tirmidzi, Ahmad, Al-Hakim, Ad-Darimi)
Para ulama menjelaskan, karena di pasar banyak orang
yang lalai dari dzikrullah, maka bagi orang yang berdzikir
kepada Allah di sana mendapatkan pahala berlipat sebagai
motivasi untuk berdzikir di dalamnya.

Menang Melawan Setan


Muhammad bin Wasi’ t, seorang tabi’in terkemuka
pernah menyampaikan hadits ini kepada panglima muslim
Qutaibah bin Muslim. Karena antusiasnya, sang panglima
beserta jajarannya pergi mengunjungi pasar sekedar untuk
membaca dzikir tersebut. Begitulah jiwa yang memburu
keuntungan akhirat, mereka keluar pasar dengan laba
berlipat ganda.

BAB 3: Setan Spesialis


“(Tempat di) negeri-
negeri yang paling
dicintai Allah adalah
masjid-masjidnya,
dan (tempat di)
negeri-negeri yang
paling dibenci
Allah adalah pasar-
pasarnya.”
(HR. Muslim)

Menang Melawan Setan


BAB

Iblis Laknatullah ‘Alaihi

BAB 3: Setan Spesialis


Dan Iblis, sebagaimana dikisahkan dalam Al-
Qur’an telah memaklumatkan permusuhan
kepada Adam dan anak keturunannya hingga
hari kiamat. Iblis mengatur rencana dan
strategi, membuat markas di singgsananya,
lalu menyebar bala tentaranya.

Menang Melawan Setan


Mengenal Iblis
Ada sebuah ungkapan yang populer di dunia peperangan
yang mengatakan, “Mengenali musuh adalah separoh dari
kemenangan.” Dan Iblis, sebagaimana dikisahkan dalam Al-
Qur’an telah memaklumatkan permusuhan kepada Adam
dan anak keturunannya hingga hari kiamat. Iblis mengatur
rencana dan strategi, membuat markas di singgsananya, lalu
menyebar bala tentaranya. Tujuannya satu, menyesatkan
manusia sebanyak-banyaknya agar menjadi kawannya kelak
di neraka. Karena itu jika seorang muslim ingin selamat
dari makar Iblis, sudah seharusnya ia mengenal siapa Iblis
dengan segala makarnya.

Dari Golongan Malaikat atau Jin?


Orang-orang berbeda pendapat tentang asal-muasal
Iblis, apakah dari golongan malaikat, jin, ataukah golongan
makhluk tersendiri? Pendapat yang pertama dan kedua
mengambil kesimpulan dari ayat yang sama, yakni firman
Allah,

BAB 4: Iblis Laknatullah ‘Alaihi


u t s rq p o nml
{z y x w v
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat,
“Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka sujudlah mereka kecuali
iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai
perintah Rabbnya.” (QS. Al-Kahfi: 50)
Pendapat yang menyebutkan bahwa jin berasal dari
golongan malaikat berdalil dengan firman-Nya, “Maka
bersujudlah mereka kecuali iblis.” Seperti dimaklumi
bahwa jika dikatakan, “Seluruh siswa hadir kecuali Amir.”
Bahwa yang lazim digunakan menunjukkan bahwa Amir
juga seorang siswa. Begitu pula ayat di atas, jika dikatakan,
‘semua malaikat bersujud kepada Allah kecuali Iblis’, maka Iblis
termasuk golongan malaikat.
Adapun pendapat yang menyatakan bahwa Iblis ter-
masuk golongan jin berdalil dengan firman-Nya, “Dia adalah
dari golongan jin.”
Pendapat kedua ini –Wallahua’lam- lebih rajih, karena
indikasinya lebih gamblang daripada yang pendapat yang
pertama. Sedangkan ayat yang zhanniyatuddilalah (makna
yang ditunjukkan masih mengandung beberapa penafsiran)
semestinya dibawa kepada yang qath’iyyatuddilalah (yang
lebih pasti makna yang ditunjukkannya).
Lagi pula, pengecualian Iblis dari malaikat yang bersujud
belum tentu menunjukkan bahwa dia termasuk golongan
malaikat. Dalam bahasa Arab dikenal istilah ‘istitsna munqathi’

Menang Melawan Setan


(pengecualian yang terpisah). Beberapa ayat menggunakan
metode semacam ini. Misalnya firman Allah,

±°¯ ®¬ «ª©¨§¦
“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak
(pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan
nanah.” (QS. An-Naba’: 24-25)
Dan telah maklum bahwa ‘hamim’ maupun nanah tidak
lazim disebut sebagai minuman. Inilah istitsna munqathi.
Hasan Al-Bashri menguatkan pendapat kedua ini dan
berkata, “Iblis sama sekali bukan termasuk/berasal dari
golongan malaikat.”

Nama Person atau Jenis


Setelah memahami bahwa Iblis termasuk golongan jin,
maka dapat dimengerti bahwa Iblis adalah nama person,
bukan nama jenis. Dialah satu-satunya jin yang ditunda ke-
matiannya sampai hari kiamat. Seperti firman Allah l,

LKJ IHG FE DCB


“Iblis menjawab, “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka
dibangkitkan.” Allah berfirman, “Sesungguhnya kamu terma-
suk mereka yang diberi tangguh.” (QS. Al-A’raaf: 14-15)
Kata ‘kamu’ (berbentuk tunggal) menunjukkan hanya
satu person. Dan nash yang ada hanya menyebutkan tentang
Iblis dalam Al-Qur’an hanya disebut dalam bentuk kata

BAB 4: Iblis Laknatullah ‘Alaihi


tunggal. Tidak ada yang disebut dalam bentuk kata jamak
(plural). Ini menunjukkan bahwa jumlah Iblis hanya satu.
Beberapa dalil juga menunjukkan bahwa setan maupun
jin -selain Iblis- bisa mati sebelum Kiamat. Ketika Khalid
bin Walid diutus oleh Rasulullah n untuk menghancurkan
berhala Uzza yang berujud pohon, tiba-tiba dari bawah
pohon muncul setan wanita, lalu dibunuh oleh Khalid.
Seorang shahabat Anshar juga pernah bergulat dengan
ular besar yang akhirnya dikatakan Nabi bahwa ular itu
adalah jin. Abu Said menyebutkan bahwa keduanya mati,
“…Tidak diketahui manakah yang lebih dahulu terbunuh diantara
keduanya.”

Siapa Istrinya
Allah l mengabarkan bahwa Iblis memiliki anak
keturunan dalam firman-Nya,
Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai
pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu?
Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi
orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Kahfi: 50)
Ya, Iblis beranak pinak. Tapi siapa istri Iblis, tidak
disebutkan dalam nash Al-Qur’an maupun hadits Rasulullah
n. Kalau ada faedahnya secara syar’i tentu Allah akan
memberitakannya, baik dalam Al-Qur’an maupun melalui
lisan Rasulullah n. Ketika Asy-Sya’bi ditanya tentang
nama istri Iblis, dengan santai beliau menjawab, “Itulah
pernikahan yang tidak saya hadiri resepsinya.”

Menang Melawan Setan


Cukuplah kita mengimani bahwa Iblis memiliki anak
keturunan sebagaimana ditunjukkan oleh ayat di atas.

Di Mana Posisinya?
Dalam hadits disebutkan bahwa Iblis membangun
istananya di atas air. Nabi n bersabda,

‫ِﻴﺲ ﻳَ َﻀ ُﻊ َﻋ ْﺮ َﺷ ُﻪ َﻋﻠَﻰ ﺍﻟْ َﻤﺎ ِﺀ ﺛُ ﱠﻢ ﻳَﺒْ َﻌ ُﺚ َﺳ َﺮﺍﻳَﺎ ُﻩ ﻓَﺄَ ْﺩﻧَﺎ ُﻫ ْﻢ ِﻣﻨْ ُﻪ‬ َ ‫ﺇِ ﱠﻥ ﺇِﺑْﻠ‬
‫َﻣﻨْ ِﺰﻟًَﺔ ﺃَ ْﻋ َﻈ ُﻤ ُﻬ ْﻢ ﻓِﺘْﻨَ ًﺔ‬
“Sesungguhnya Iblis meletakkan istananya di atas air,
kemudian menyebar bala tentaranya. Setan yang paling dekat
kedudukannya dengannya adalah yang paling besar fitnahnya.”
(HR. Muslim)
Pernyataan dalam hadits ini tidak berarti bahwa
Iblis tidak pernah beranjak dari singgasananya untuk
menyesatkan manusia. Hasan Al-Bashri t pernah ditanya,
“Apakah Iblis itu tidur?” Beliau menjawab, “Andai saja Iblis
tidur, niscaya kita bisa rehat.”

BAB 4: Iblis Laknatullah ‘Alaihi


Mengenali Biodata Iblis
Nama : Iblis
Gelar : Laknatullah ‘alaihi (semoga Allah
melaknatnya)
Lahir : Sebelum diciptakan manusia
Tempat tinggal : Toilet dan rumah yang tidak disebut
nama Allah ketika memasukinya
Singgasana : Di atas air
Rumah masa depan : Neraka jahannam, seburuk-buruk
tempat tinggal
Agama : Kafir
Jabatan : Pimpinan umum orang-orang yang
dimurkai Allah dan sesat
Masa Jabatan : Hingga hari kiamat
Karyawan : Setan jin dan setan manusia
Partner dalam bekerja : Orang yang diam dari kebenaran
Agen : Dukun dan paranormal
Musuh : Kaum muslimin
Kekasih di dunia : wanita yang hoby telanjang dan
pamer aurat
Keluarga : Para taghut
Cita-cita : Ingin membuat manusia semua
kafir

Menang Melawan Setan


Motto : Kemunafikan adalah akhlak yang
paling utama
Hobi : Menyesatkan manusia dan menje-
rumuskan dalam kesesatan
Lukisan kesayangan : Tato
Mata pencaharian : mencari harta yang haram
Makanan favorit : Bangkai manusia (ghibah)
Tempat favorit : tempat-tempat najis dan tempat
maksiat
Tempat yang dibenci : Majelis ilmu dan tempat-tempat
ketaatan
Alat komunikasi : ghibah (menggunjing), namimah
(adu domba), dan dusta

Jurus Andalan :
1. Memoles kebathilan
2. Menamakan maksiat dengan nama yang indah
3. Menamakan ketaatan dengan nama yang tidak
disukai
4. Masuk melalui pintu yang disukai manusia
5. Menyesatkan manusia secara bertahap
6. Menghalang-halangi manusia dari kebenaran
7. Berlagak sebagai penasihat

BAB 4: Iblis Laknatullah ‘Alaihi


Kelemahan :
1. Tidak berkutik di hadapan orang yang ikhlas
2. Kewalahan menghadapi orang yang berilmu
3. Lari dari suara adzan
4. Lari dari rumah yang dibacakan al-Baqarah
5. Menyingkir dari orang yang berdzikir kepada Allah
6. Menangis ketika melihat orang bersujud

Menang Melawan Setan


BAB

Benteng Melawan Setan

BAB 5: Benteng Melawan Setan


Hendaknya seorang muslim selalu berlindung
kepada Al-Khaliq, dan mempersenjatai diri
dengan melakukan amalan yang sesuai
petunjuk Allah dan Rasul-Nya.

Menang Melawan Setan


etan hanyalah makhluk sesat yang lemah, tipu

S dayanya juga lemah. Namun demikian manusia


juga makhluk yang lemah, namun ia menjadi
kuat dengan iman, dengan pertolongan dari yang Maha
Perkasa, Allah k. Karena itu hendaknya seorang muslim
selalu berlindung kepada Al-Khaliq, dan mempersenjatai
diri dengan melakukan amalan yang sesuai petunjuk Allah
dan Rasul-Nya. Adapun berlindung kepada makhluk dengan
melakukan kebodohan dan kesyirikan justru hanya akan
semakin menambah kegelisahan dan ketakutan bahkan
justru akan memperkuat setan. Allah l berfirman,

WV UT SR
“…Sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah.” (QS.
An-Nisa: 76)
Dalam ayat yang lain disebutkan,

b a ` _ ^ ] \ [ Z YX W
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara
manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di
antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan
kesalahan.” (QS. Al-Jin: 6)

BAB 5: Benteng Melawan Setan


Memurnikan Tauhid dan Ikhlas
Tidak ada perlindungan yang lebih baik dan lebih kuat
daripada perlindungan Allah. Maka jika ingin terlindung dari
keburukan apapun kuatkan hubungan kepada Allah dengan
senantiasa menjaga kemurnian tauhid hanya untuk Allah,
dan senantiasa ikhlas dalam beribadah kepada-Nya. Sebab
orang yang hanya mau menjadi hamba Allah, dan bersikap
ikhlas sajalah yang tidak bisa digelincirkan oleh setan. Allah
l berfirman,

\[ZYXW VUT
cba` _ ^]
“Iblis berkata, “Ya Rabbku, oleh sebab Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan
mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi,
dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali
hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.” (QS.
Al-Hijr: 39-40)
Juga firman-Nya,

tsr qponmlkj
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu
terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikutimu, yaitu
orang-orang yang sesat.” (QS. Al-Hijr: 42)

Menang Melawan Setan


Keikhlasan yang berarti melakukan dan meninggalkan
sesuatu karena Allah, bergerak dan diam karena Allah,
memberi dan menahan juga karena Allah.

Membentengi Rumah dari Setan


Rumah sebagai tempat yang kita harapkan menjadi
tempat kita melepas lelah, mendidik keluarga agar menjadi
keluarga yang shalih dan shalihah. Untuk itu sudah
semestinya kita menjaga dan menjauhkan rumah dari
pengaruh setan.

1. Berdzikir dan mengucap salam ketika masuk


rumah
Dalam hal ini Rasulullah n menganjurkan agar
kita selalu berdoa ketika masuk maupun keluar rumah.
Abu Malik Al-Asy’ari meriwayatkan bahwa Rasulullah
n bersabda, “Apabila seseorang hendak memasuki
rumahnya maka hendaknya ia mengucapkan,

‫ِﺴ ِﻢ ﺍﷲِ َﻭﻟَ ْﺠﻨَﺎ‬


ْ ‫ِﺞ َﻭ َﺧﻴْ َﺮ ﺍﻟْ َﻤ ْﺨ َﺮ ِﺝ ﺑ‬ ِ ‫ﺍﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ﺇِﻧِّﻰ ﺃَ ْﺳﺄَﻟُ َﻚ َﺧﻴْ َﺮ ﺍﻟْ َﻤ ْﻮﻟ‬
‫ﺍﷲِ َﺧ َﺮ ْﺟﻨَﺎ َﻭ َﻋﻠَﻰ ﺍﷲِ َﺭﺑِّﻨَﺎ ﺗَ َﻮ ﱠﻛ ْﻠﻨَﺎ‬ ‫ِﺴ ِﻢ ﱠ‬ ْ ‫َﻭﺑ‬
“Ya Allah, sesungguhnya aku minta kepada-Mu kebaikan
tempat masuk dan tempat keluar. Dengan menyebut nama
Allah, kami masuk (rumah) dan dengan menyebut nama Allah
kami keluar.” Setelah itu hendaklah mengucapkan salam
kepada keluarganya.” (HR. Abu Dawud)

BAB 5: Benteng Melawan Setan


Dengan mengucap salam, kita dan keluarga akan
beroleh berkah, serta mendapat jaminan berupa
penjagaan dari Allah yang Maha Perkasa.

2. Menyebut nama Allah ketika makan/minum


Menyebut nama Allah ketika makan dan minum akan
melindungi rumah dari gangguan setan, sebagaimana
yang diriwayatkan oleh Jabir a bahwa Rasulullah
n bersabda, “Apabila seseorang memasuki rumahnya dan
menyebut nama Allah ketika ia masuk, dan ketika makan/
minum, maka setan akan berkata, “Tidak ada makan malam dan
tidak ada tempat menginap untuk kalian malam ini.” Namun
jika ia tidak menyebut nama Allah ketika masuk rumah maka
setan akan berkata, “Malam ini kalian mendapatkan tempat
menginap.” Dan bila ia tidak menyebut nama Allah ketika
makan maka setan akan berkata, “Malam ini kalian mendapatkan
tempat bermalam dan makan malam.” (HR. Muslim)

3. Banyak membaca Al-Qur’an


Al-Qur’an adalah penyejuk hati, obat berbagai
penyakit, penyebab turunnya rahmat dan sakinah.
Sebab setan akan lari dan menjauh dari rumah yang di
dalamnya dibaca ayat-ayat Allah.
Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah n
bersabda, “Janganlah kalian jadikan rumah kalian seperti
kuburan, karena sesungguhnya rumah yang dibacakan di
dalamnya surat Al-Baqarah tidak akan dimasuki setan.” (HR.
Muslim dan Ahmad)

Menang Melawan Setan


Atau membaca ayat-ayat tertentu yang dianjurkan
oleh Rasulullah n misalnya membaca empat ayat
pertama Al-Baqarah, Ayat Kursi dan dua ayat sesudahnya,
dan tiga ayat terakhir. (Ad-Darimi)
Demikian pula membiasakan diri membaca Surat
Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap pagi dan sore
hari, serta menjelang tidur. Wallahua’lam.

4. Memperbanyak shalat sunnah


Pada prinsipnya setan akan gerah dan menjauh
dari rumah yang dihiasi dengan amal ketaatan. Nah,
salahsatu amal ketaatan yang dianjurkan dilakukan di
rumah adalah shalat sunnah. Rasulullah n bersabda,

‫ﻮﺭﺍ‬ ُ ‫ﻼﺗ‬
ً ُ‫ َﻭﻻَ ﺗَﺘﱠ ِﺨ ُﺬﻭ َﻫﺎ ﻗُﺒ‬، ‫ِﻜ ْﻢ‬ َ ‫ِﻦ َﺻ‬ ُ ‫ْﺍﺟ َﻌﻠُﻮﺍ ﻓِﻰ ﺑُﻴُﻮﺗ‬
ْ ‫ِﻜ ْﻢ ﻣ‬
“Kerjakanlah sebagian dari shalat kalian di rumah-rumah
kalian dan jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan.”
(Muttafaq alaih)
Karena kuburan dan tempat-tempat yang tidak
berpenghuni adalah sarang setan, sehingga Rasulullah
n memerintahkan kita untuk mencegah kedatangan
setan dengan mengerjakan shalat sunnah di rumah.
Dalam hadits yang lain Rasulullah n bersabda,
“Wahai manusia, shalatlah kalian di rumah-rumah kalian.
Sesungguhnya shalat seseorang yang paling utama adalah shalat
di rumahnya, kecuali shalat wajib.” (HR. An-Nasai)

BAB 5: Benteng Melawan Setan


5. Menjauhkan rumah dari hal-hal yang disukai setan
a. Nyanyian
Allah l berfirman,

£¢ ¡‫~ﮯ‬
“Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara
mereka dengan ajakanmu…” (QS. Al-Isra: 64)
Imam Mujahid t menjelaskan bahwa maksud
dari firman Allah “…dengan ajakan/suaramu” adalah
al-ghina’ yakni nyanyian.
Jadi nyanyian adalah menu kesukaan setan sekaligus
salahsatu intrik setan menjauhkan manusia dari
dzikir, dan bacaan Al-Qur’an. Rumah yang kosong
dari dzikir tapi hingar bingar dengan suara musik
dan nyanyian akan menjadi tempat yang disukai
setan.
b. Lonceng
Sebagian kita mungkin mengambil bel sebagai alat
bantu di rumah, paling tidak kita bisa mengetahui
ada tamu yang datang ke rumah. Namun demikian,
dengan adanya bel kita secara tidak langsung
mengurangi atau kehilangan salahsatu sunnah
atau adab bertamu, yaitu mengucap salam. Ucapan
salam yang mengandung dzikir dan doa. Karena
Allah adalah As-Salam, dan yang kita minta
dengannya adalah keselamatan dan kesejahteraan.
Dengan salam pula setan akan menyingkir yang itu
berarti menjauhkan sumber keburukan. Sebaliknya,

Menang Melawan Setan


suara bel justru merupakan alat kesukaan setan.
Rasulullah n bersabda,
“Bel adalah seruling setan.” (HR. Muslim)
Dalam hadits yang lain, “Bersama setiap bel itu ada
setannya.” (HR. Abu Dawud)
c. Gambar salib
Aisyah s menuturkan, “Rasulullah n tidak pernah
membiarkan ada gambar salib di rumahnya, melainkan
beliau menghapuskannya.” (HR. Al-Bukhari)
Kadang kita tidak menyadari mungkin ada gambar
salib di baju, kaos, seprei, kain gorden atau per-
alatan rumah tangga kita. Karenanya sebagai
seorang muslim yang ingin agar rumahnya benar-
benar menjadi surga dunia hendaknya teliti dan
hati-hati.
d. Gambar makhluk hidup dan patung
Sebagian orang mungkin suka memajang foto
makhluk bernyawa, lukisan, atau bahkan replika
patung makhluk bernyawa. Hal-hal seperti ini tidak
akan mendatangkan kelapangan dalam rumah, dan
bukan pula ukuran rumah bisa disebut indah dan
menarik. Masih banyak cara lain yang diperbolehkan
syariat. Bahkan memajang foto, gambar, lukisan
atau bahkan patung di rumah akan menghalangi
masuknya malaikat rahmat, jika malaikat rahmat
tidak mau masuk rumah maka yang mengisinya
adalah tentara setan. Rasulullah n bersabda,

BAB 5: Benteng Melawan Setan


َ ‫ﻼﺋ‬
َ ‫ِﻜ َﺔ ﻻَ ﺗَ ْﺪ ُﺧ ُﻞ ﺑَﻴْﺘًﺎ ﻓِﻴ ِﻪ ُﺻ‬
‫ﻮﺭ ٌﺓ‬ َ ‫ﺇِ ﱠﻥ ﺍﻟْ َﻤ‬
“Malaikat (rahmat) tidak akan masuk ke dalam rumah
yang di dalamnya terdapat patung atau gambar.” (HR.
Muslim)
e. Anjing
Abu Thalhah meriwayatkan bahwa Rasulullah n
bersabda, “Malaikat (rahmat) tidak akan memasuki
rumah yang di dalamnya terdapat anjing, maupun
gambar.” (Muttafaq alaih)
f. Banyak Berdzikir
Dzikir akan menguatkan iman, mengundang ridha
Ar-Rahman, memperberat timbangan kebaikan dan
benteng dari segala keburukan, serta melemahkan
setan. Sebab, setan hanya dekat dengan orang yang
berpaling dari dzikrullah. Allah l berfirman,

@? > = <;:98 76
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Allah yang
Maha Pemurah (Al-Qur’an), Kami adakan baginya setan
(yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman
yang selalu menyertainya.” (QS. Az-Zukhruf: 36)

Tidak Menyerupai Setan


Ibarat benda cair, ia akan mudah larut bersama cairan yang
sejenis, atau warna akan sangat mudah saling mendominasi
dengan warna yang serupa. Demikianlah manusia dengan

Menang Melawan Setan


setan. Manusia yang memiliki sifat yang serupa dengan setan
akan lebih mudah dipengaruhi. Demikian pula sebaliknya.
Karena itu, salahsatu upaya untuk membentengi diri dari
bujuk rayu setan sekaligus menjauhkannya dari diri kita ada-
lah dengan tidak menyerupai sifat dan perbuatan setan.

1. Makan dengan tangan kanan


Demikian ini adalah sunnah Nabi. Sebaliknya makan
dan minum dengan tangan kiri adalah cara makan dan
minumnya setan. Rasulullah n bersabda,

‫ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ َﻥ ﻳَْﺄ ُﻛ ُﻞ‬ ِ ‫َﻦ ﺃَ َﺣ ٌﺪ ِﻣﻨْ ُﻜ ْﻢ ﺑ‬


‫ِﺸ َﻤﺎﻟِِﻪ َﻭﻻَ ﻳَ ْﺸ َﺮﺑَ ﱠﻦ ﺑِ َﻬﺎ ﻓَﺈِ ﱠﻥ ﱠ‬ ‫ﻻَ ﻳَْﺄ ُﻛﻠ ﱠ‬
‫ِﺸ َﻤﺎﻟِِﻪ َﻭﻳَ ْﺸ َﺮ ُﺏ ﺑِ َﻬﺎ‬
ِ‫ﺑ‬
“Janganlah kalian makan dengan tangan kiri dan jangan pula
minum dengannya. Karena sesungguhnya setan makan dengan
tangan kiri, juga minum dengannya.” (HR. Muslim)
Sesuatu yang nampak remeh dan kecil, namun
sangat bermakna, bahkan Rasulullah n pernah menegur
seseorang yang makan dengan tangan kirinya. Lantas
orang itu berkilah bahwa dia tidak bisa makan dengan
tangan kanan. Rasulullah pun mendoakannya agar
benar-benar tidak bisa makan dengan tangan kanan.
Akhirnya orang itupun benar-benar tidak bisa makan
dengan tangan kanan seumur hidupnya.

BAB 5: Benteng Melawan Setan


2. Memberi dan menerima dengan tangan kanan.
Demikian pula ketika memberi dan menerima, kita
dianjurkan untuk menggunakan tangan kanan. Sebab
Rasulullah n bersabda,

‫ﻟِﻴَْﺄ ُﻛ ْﻞ ﺃَ َﺣ ُﺪ ُﻛ ْﻢ ﺑِﻴَﻤِﻴﻨِ ِﻪ َﻭﻟْﻴَ ْﺸ َﺮ ْﺏ ﺑِﻴَﻤِﻴﻨِ ِﻪ َﻭﻟْﻴَْﺄ ُﺧ ْﺬ ﺑِﻴَﻤِﻴﻨِ ِﻪ َﻭﻟْﻴُ ْﻌ ِﻂ‬


‫ِﺸ َﻤﺎﻟِِﻪ َﻭﻳُ ْﻌ ِﻄﻰ‬ ِ ‫ِﺸ َﻤﺎﻟِِﻪ َﻭﻳَ ْﺸ َﺮ ُﺏ ﺑ‬ ِ ‫ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ َﻥ ﻳَْﺄ ُﻛ ُﻞ ﺑ‬ ‫ﺑِﻴَﻤِﻴﻨِ ِﻪ ﻓَﺈِ ﱠﻥ ﱠ‬
ِ ‫ِﺸ َﻤﺎﻟِِﻪ َﻭﻳَْﺄ ُﺧ ُﺬ ﺑ‬
‫ِﺸ َﻤﺎﻟِِﻪ‬ ِ‫ﺑ‬
“Hendaknya kalian makan dengan tangan kanan, dan minum
dengan tangan kanan, memberi dengan tangan kanan dan
menerima juga dengan tangan kanan. Karena sesungguhnya
setan makan dan minum dengan tangan kiri, demikian pula
memberi dan menerima dengan tangan kiri.” (HR. Ibnu
Majah dan dishahihkan oleh Al-Mundziri)

3. At-Ta-anni
At-Ta-anni artinya ash-shabaru war rifqu. Kehati-hatian
yang mengandung kesabaran dan sifat lemah lembut.
Lawannya adalah al-‘ajalah, tergesa-gesa. Kesabaran
menunjukkan kekuatan jiwa, sedangkan sikap lemah
lembut menunjukkan keindahan hati pemiliknya.
Sebaliknya sikap tidak sabar dan tergesa-gesa, serta kasar
menunjukkan kelemahan dan keburukan akhlak. Dan
lagi bahwa kesabaran akan membuahkan kebahagiaan
dan kelapangan sedangkan ketergesa-gesaan hanya akan
berakibat kesengsaraan dan penyesalan. Rasulullah n
bersabda,

Menang Melawan Setan


“Kehati-hatian itu dari Allah dan ketergesa-gesaan itu dari setan.”
(HR. At-Tirmidzi dan beliau menghasankannya)

4. Tawadhu
Tawadhu adalah sifat yang mulia, kerendahan hati
yang timbul dari kesadaran bahwa Allah sajalah yang
Maha Mulia dan Maha Terpuji. Sebaliknya kesombongan
adalah bentuk kebodohan terhadap Allah dan salah
mengenali diri sebagai makhluk adalah sikap iblis.
Padahal kesombongan hanya boleh disandang oleh
Allah. Allah l berfirman,

~}|{z yxwv
¤ £¢¡‫ﮯ‬
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat,
“Sujudlah kamu kepada Adam.” Maka sujudlah mereka kecuali
Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34)

5. Menghindari israf dan tabdzir


Israf dan tabdzir memiliki kedekatan makna, karena
sama-sama bermakna menyia-nyiakan harta. Namun
ada sedikit perbedaan antara keduanya. Israf adalah
tindakan berlebih-lebihan dalam perkara yang mubah
yang diperbolehkan oleh syariat. Sedangkan tabdzir
adalah membelanjakan harta untuk sesuatu yang batil,
dan mengandung maksiat. Seorang yang berlaku israf
lambat laun akan bisa terjerumus pada sikap tabdzir.

BAB 5: Benteng Melawan Setan


Misalnya seorang ibu rumah tangga membeli berbagai
jenis makanan melebihi kebutuhan, kemudian sebagian
di simpan di lemari es. Lalu karena bosan kemudian
sisa makanan tadi akhirnya di buang ke tempat sampah.
Kedua-duanya dilarang oleh Allah dalam Al-Qur’an
bahkan Allah menyebut orang yang melakukan tabdzir
sebagai kawan setan. Allah l berfirman,

Ó Ò Ñ ÐÏ Î Í Ì Ë
ÕÔ
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar
kepada Rabbnya.” (QS. Al-Isra: 27)
Rasulullah n bersabda,

‫ﺍﻑ َﻭ َﻻ َﻣ ِﺨﻴﻠَ ٍﺔ‬ ْ ‫ُﻛﻠُﻮﺍ َﻭﺗَ َﺼ ﱠﺪﻗُﻮﺍ َﻭﺍﻟْﺒَ ُﺴﻮﺍ ﻓِﻲ ﻏَﻴْ ِﺮ ﺇ‬
ٍ ‫ِﺳ َﺮ‬
“Makan dan bersedekahlah, berpakaianlah akan tetapi jangan
berlebih-lebihan dan menyombongkan diri.” (HR. An-Nasai
dan Ibnu Majah)

Menang Melawan Setan


BAB

Bila Terlanjur Terbujuk


Setan

BAB 6: Bila Terlanjur Terbujuk Setan


“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang
baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-
perbuatan yang buruk.”

(QS. Hud: 114)

Menang Melawan Setan


idak ada yang ma’shum (terjaga dari dosa)

T selain para nabi dan rasul. Berbuat dosa pasti


pernah, atau bahkan sering dilakukan oleh
anak keturunan Adam, yang membedakan mereka adalah
sikap yang ditunjukkan setelahnya, apakah memilih untuk
kembali kepada Allah dalam keadaan bertaubat ataukah
terus berada dalam maksiat. Allah l berfirman,

a`_^]\[Z Y
edcb
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa
was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika
itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS Al-
A’raaf: 201)
Disebutkan dalam Mukhtashar Tarikh Dimasyqi, dari
Yahya bin Ayub Al-Khuza’ bahwa di zaman Umar bin
Khathab ada seorang pemuda yang rajin beribadah, dia
melazimi masjid, Umar juga menaruh simpati kepadanya.
Dia memiliki seorang ayah yang sudah lanjut usia. Sudah
menjadi kebiasaan pemuda itu, setelah shalat Isya’ ia selalu
menyambangi ayahnya. Jalan yang ia lalui melewati rumah

BAB 6: Bila Terlanjur Terbujuk Setan


seorang wanita yang suka menggodanya. Hingga suatu
malam, tatkala pemuda itu melewati jalan itu, wanita itu
terus merayu si pemuda, dan pemuda itupun terpedaya dan
hampir saja mengikuti ajakannya. Ketika si wanita telah
masuk, sementara pemuda itu berada di ambang pintu, tiba-
tiba ia mengingat Allah dan secara reflek lisannya membaca
firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila
mereka ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah,
maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.”
Tiba-tiba saja ia tersungkur dan pingsan.

Hati yang Peka Terhadap Dosa


Orang yang shalih dan takwa tak berarti maksum
dan kebal dari dosa. Adakalanya mereka juga tergelincir
oleh bujuk rayu setan. Hanya saja, kepekaan takwanya
dalam mendeteksi dosa membuatnya segera tersadar dan
menyesal.
Setiap manusia, tak pernah lepas dari pantauan setan.
Kapanpun ada peluang, setan akan masuk menghembuskan
bisikan. Seperti yang digambarkan oleh Khalid bin Ma’dan
t, ”Tiada seorang hambapun melainkan ada setan
yang senantiasa mengintainya. Setan berjalan berjingkat
melalui punggungnya, lalu memilinkan lehernya di bahu
seraya mendekatkan mulutnya di pintu hati manusia.
Jika ia dapatkan hamba itu sedang berdzikir maka ia akan
menyingkir, namun jika ternyata hamba itu lalai, dia akan
masuk dan menggoda.”

Menang Melawan Setan


Hal ini seperti yang dikatakan oleh shahabat Abdullah
bin Abbas tatkala menafsirkan makna ’alwas-was al-khannaas’
dalam Surat an-Naas,

َ ‫ ﻓَﺈِﺫﺍَ َﺳ َﻬﺎ َﻭ َﻏﻔ‬،‫ْﺐ ﺍﺑْ ِﻦ ﺁ َﺩ َﻡ‬


،‫ِﻞ َﻭ ْﺳ َﻮ َﺱ‬ ِ ‫َﻟﺸﻴْﻄﺎَ ُﻥ َﺟﺎﺛ ٌِﻢ َﻋﻠَﻰ ﻗَﻠ‬
‫ﺍﱠ‬
‫َﻛ َﺮ ﺍﷲَ َﺧﻨَ َﺲ‬َ ‫َﻭﺇِﺫﺍَ ﺫ‬
“Setan bertengger di hati Anak Adam, jika manusia itu lalai
dan terlena, setan akan membisikinnya, namun tatkala hamba
itu berdzikir kepada Allah, setan akan menjauhinya.”
Dengan intensitas setan yang menggoda tanpa henti,
maka setiap orang pernah terjatuh dalam bujuk rayunya,
hingga ia terjerumus ke dalam dosa,

‫ُﻛ ﱡﻞ ﺍﺑْ ِﻦ ﺁ َﺩ َﻡ َﺧ ﱠﻄﺎﺀ‬


”Setiap Bani Adam pasti pernah melakukan dosa...” (HR.
At-Tirmidzi)
Hanya saja, bagaimana kepekaan hamba dalam merespon
dosa yang terlanjur dijamahnya sangat tergantung kadar
takwanya, dan akhirnya ini pula yang mempengaruhi nilai
dan derajat hamba di sisi Allah.
Dalam hal ini, ada tiga tingkatan kepekaan sebagaimana
yang diutarakan oleh Ahmad bin ’Ashim Al-Hakim t.
Dari mereka ada yang menyerah kalah, ia terbuai dengan
dosa dan nasihat maupun peringatan tak menghentikannya
dari dosa. Ada yang tatkala terjerumus ke dalam dosa, ia
tidak segera sadar dengan sendirinya. Tapi tatkala peringatan

BAB 6: Bila Terlanjur Terbujuk Setan


datang kepadanya, ia menyadari keteledorannya, lalu
berjuang untuk melepaskan diri dari belenggu dosa.
Adapun tingkatan yang paling tinggi adalah orang
yang senantiasa berhati-hati dan waspada, jika suatu kali
tergelincir jatuh, serta merta ia bangun sebelum ada orang
lain membangunkannya. Lekas tersadar sebelum orang lain
menyadarkannya. Kepekaannya begitu tajam hingga dengan
cepat mampu mengendus ‘aroma’ dosa. Mereka itulah yang
dimaksud dalam firman-Nya,

a`_^]\[Z Y
edcb
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa
was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika
itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. Al-
A’raaf: 201)

Membalas Muslihat Setan dengan Ketaatan


Tak hanya berhenti pada kesadaran atau siuman dari
dosa. Ia segera bangun dan membalas muslihat setan,
ia ganti keburukan dengan ketaatan. Ia tunaikan wasiat
Nabi,

‫َﻭﺃَﺗْﺒِ ِﻊ ﱠ‬
‫ﺍﻟﺴﻴِّﺌَ َﺔ ﺍﻟْ َﺤ َﺴﻨَ َﺔ ﺗَ ْﻤ ُﺤ َﻬﺎ‬
“Dan tutupilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik yang
akan menghapusnya.” (HR. Ahmad dan Al-Hakim)

Menang Melawan Setan


Jika suatu kali nafsu mengikuti bujuk rayu setan, ia
akan memberikan sangsi atas nafsunya supaya jera. Ia
akan mengorbankan apa-apa yang disukai nafsunya untuk
dipersembahkan di jalan Allah. Seperti Abu Thalhah a,
tatkala beliau shalat sunnah di kebunnya, seekor burung
membuatnya terlena dari shalatnya. Maka dia sedekahkan
kebunnya sebagai sanksi atas dirinya. Umar al-Faruq juga
telah mendahuluinya di medan yang sama. Saat beliau
terlambat shalat Ashar karena sibuk dengan kebunnya,
beliau pun menyedekahkan kebunnya pula. Diikuti pula
oleh puteranya, Abdullah bin Umar. Karena terlambat satu
rekaat berjamaah Isya’, ia korbankan nafsu tidurnya, beliau
menggantinya dengan shalat sunnah semalam suntuk.
Begitulah mereka memberikan sanksi atas nafsunya,
sekaligus membalas muslihat setan dengan ketaatan.
Ini bukanlah hal yang mengherankan. Jika seorang
pemimpin memberikan sanksi kepada bawahannya karena
kesalahan yang dilakukannya, lantas bagaimana dengan kita
yang wajib mengendalikan nafsu agar tidak berpetualang
secara liar. Apalagi, karakter nafsu yang cenderung mengikuti
tawaran setan.
Dengan cara seperti itu, orang yang bertakwa bisa
memutus ‘perselingkuhan’ antara nafsu dengan setan. Ia
juga memutus rantai keburukan yang jika tidak dihentikan
akan terus beranak pinak. Karena maksiat akan membuahkan
maksiat setelahnya. Tatkala seseorang tersadar dari dosa,
bersegera bertaubat dan mengiringinya dengan amal shalih,
maka keburukan akan diganti dengan kebaikan. Jerih

BAB 6: Bila Terlanjur Terbujuk Setan


payah yang telah diusahakan setan pun akan sia-sia. Allah
berfirman,

¦¥ ¤ £ ¢
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.”
(QS. Hud: 114)
Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan nafsu kita
dan buruknya amal-amal kita.

Menang Melawan Setan

Anda mungkin juga menyukai