ISBN 978-979-1414-66-1
1. Akidah I. Judul.
II. Abu Umar Abdillah
III. Marzuki
297. 541
MENANG MELAWAN SETAN
Penulis : Abu Umar Abdillah
Editor : Marzuki
Desain Cover : Studio Kacamata
Lay-Out : Abu Nadia
Cetakan : Pertama, Juli 2012
Diterbitkan Oleh:
Magersaren, Rt. 02 Rw. 01 Gatak,
Delanggu, Klaten
Telp. (0272) 552267, HP. 081329399179
e-mail: wafapress@gmail.com
http://www.wafapress.com
Daftar Isi..................................................................... 5
Muqaddimah .............................................................. 11
Daftar Isi
Membuka Pintu Kebaikan ................................... 43
Mencitrakan Buruk Suatu Kebenaran .................. 45
• Mencitrakan Buruk Para Nabi.................. 45
• Men-generalisasi Kesalahan .................... 47
• Strategi Perbandingan .............................. 48
• Menampilkan Islam Versi Baru ............... 49
Daftar Isi
Al-Walahan; Setan Spesialis Wudhu .................... 105
• Waspadai Setiap Jurusnya ........................ 106
• Meninggalkan Anggota Wudhu ............... 106
• Boros Menggunakan Air .......................... 108
• Ragu-Ragu Ketika Berwudhu................... 110
Khinzib; Setan Spesialis Shalat ............................ 111
• Melafalkan Niat ....................................... 112
• Ingat Ini..Ingat Itu ! ................................. 114
• Mencuri Shalat ......................................... 116
• Ragu Antara Kentut dan Tidak ................ 117
• Mencuri Perhatian ................................... 118
Dasim; Setan Provokator...................................... 120
• Menghadapi Setan Provokator ................. 121
Masuth; Setan Spesialis Penyebar Gosip .............. 126
• Anak Iblis Penyebar Gosip ....................... 126
• Ciri Khas Orang yang Terprovokasi Setan
Masuth ..................................................... 129
• Dosanya Sesuai dengan Andilnya ............ 130
• Cara Kerja Setan Penyebar Dusta ............ 131
A’war; Spesialis Penyeru Zina .............................. 133
• Dampak Perbuatan Zina .......................... 134
• Memasang Umpan Agar Mata Melihatnya 136
• Perisainya: Menundukkan Pandangan ..... 139
• Nyanyian: Mantra dan Magnet Zina ........ 141
Daftar Isi
BAB 6: Bila Terlanjur Terbujuk Setan ......................... 185
Hati yang Peka Terhadap Dosa ............................. 188
Membalas Muslihat Setan dengan Ketaatan ........ 190
\[ZYXW VUT
^]
“Wahai Rabbku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa
aku sesat pasti aku akan menjadikan mereka memandang
baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan
menyesatkan mereka semuanya.” (QS. Al-Hijr: 39)
Setan juga menabuh genderang perang atas manusia
sejak mereka lahir di muka bumi, Nabi mengabarkan hal
ini,
Muqaddimah
“Jeritan bayi tatkala dilahirkan adalah karena ditusuk oleh
setan.” (HR. Muslim)
Setelah itu pun, manusia tak akan dibiarkan melenggang
di atas jalan fithrah. Dari segala arah setan menggoda,
membujuk, merayu dan menghalangi manusia dari jalan
yang lurus, tekad iblis,
`_ ^ ] \ [ Z Y X W V U
ed cba
“Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari
belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau
tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”
(QS. Al-A’raaf: 17)
Pekerjaan itu dilakukan dengan serius, agresif, intensif
dan bahkan tanpa kenal istirahat.
Bukan saja di waktu mata manusia dalam keadaan
berjaga, di saat tidur pun setan melancarkan serangannya.
Nabi n bersabda,
Muqaddimah
“Wahai Rabbku, oleh
sebab Engkau telah
memutuskan bahwa
aku sesat pasti aku
akan menjadikan
mereka memandang
baik (perbuatan
maksiat) di muka bumi,
dan pasti aku akan
menyesatkan mereka
semuanya.”
(QS. Al-Hijr: 39)
Memahami Strategi
Setan Secara Rinci
M LKJ IHGF
“Sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya
supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-
nyala.”(QS. Fathir 6)
ً ﺎﺕ ُﻣ ْﺸﺮ
ِﻛﺎ َﺩ َﺧ َﻞ ﺍﻟﻨﱠ َﺎﺭ َ َﻣ ْﻦ َﻣ
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah
maka dia masuk neraka.” (HR. Muslim)
mlkjihg fedc
tsr qpo n
“Katakanlah,”Apakah akan Kami beritahukan kepadamu
tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu
orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan
dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat
sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104)
Demikian besar bahaya bid’ah sehingga jauh-jauh
Rasululah n telah memperingatkan kepada kita dengan
sabdanya,
ÌËÊÉÈÇÆ
“Kabarkan kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya
Aku-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.
Al-Hijr: 49)
Akan tetapi mereka lupa,
ÒÑÐ Ï ÎÍ
“Dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat
pedih.” (QS. Al-Hijr: 50)
Perangkap setan yang satu ini, banyak menjerat
kebanyakan manusia hari ini. Mereka banyak melakukan
dosa besar, hanya saja saking lumrahnya dikerjakan oleh
manusia, maka mereka mengira bahwa apa yang mereka
kerjakan itu bukanlah dosa besar atau bahkan bukanlah
suatu dosa. Benarlah apa yang dikatakan oleh Anas bin
Malik a, “Sesungguhnya kalian mengerjakan suatu dosa
yang dalam pandangan mata kalian lebih halus dari sehelai
rambut, padahal pada zaman Nabi, kami menganggapnya
sebagai satu dosa yang membinasakan (dosa besar).”
j ih g fedcb
BAB 1: Memahami Strategi Setan Secara Rinci
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa
yang dilarang kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus
kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil)” (QS.
An-Nisa: 31)
Jalan pikiran seperti ini adalah jalan pikiran yang
telah ternodai oleh bisikan setan dan bujuk rayunya.
Dia tidak menyadari bagaimanakah sebenarnya tabiat
dosa (sekalipun kecil). Sebagaimana yang dikatakan oleh
seorang salaf, “Balasan bagi orang yang berbuat dosa
adalah dia akan mengerjakan dosa yang setelahnya.” Dan
dosa akan menyebabkan lemahnya iradah seseorang untuk
mengerjakan kebaikan dan meninggalkan dosa. Lagi pula,
“Tidak ada istilah dosa kecil jika dilakukan terus menerus,
dan tidak ada istilah dosa besar jika diiringi dengan taubat”
sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Abbas a.
Maka hendaklah kita camkan nasihat seorang ulama
“Janganlah lihat kecilnya dosa akan tetapi perhatikanlah kepada
siapa engkau berbuat dosa.” Sungguh jika urusannya dengan
Allah, maka tidak ada sesuatu yang kecil.
Jangan pula Anda lekas berbangga diri jika Anda dapat
lolos dari perangkap setan yang keempat ini, sebab setan
masih menyiapkan perangkap lain bagi Anda yang dapat
lolos dari keempat perangkap di atas,
0/ .-,+
“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tak berguna.” (QS. Al-Mukminun: 3)
Maka sudah semestinya kita melihat suatu urusan bukan
dari sisi berdosa atau tidak, akan tetapi adakah manfaatnya
jika kita kerjakan? Barangkali hanya sedikit yang dapat lolos
dari perangkat setan yang kelima ini. Namun setan tidak
akan membiarkan hamba-hamba Allah yang dapat selamat
dari perangkap ini. Setan masih menyiapkan perangkap lain
bagi hamba Allah yang setiap tingkah lakunya jauh dari dosa
dan berpaling dari hal-hal yang tidak berguna.
mlkjihg fedc
wvutsr qpo n
¢¡ {|}~ﮯzyx
¤£
“Katakanlah, “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu
tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?”
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam
kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa
mereka berbuat sebaik-baiknya. Mereka itu orang-orang
yang telah kufur terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kufur
terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah amalan-
amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian
bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.” (QS. Al-Kahfi:
103-105)
Melestarikan Kebodohan
Menghadapi orang yang bodoh terhadap Islam, setan
hanya perlu menghalanginya dari belajar. Agar tetap lestari
dan langgeng kebodohan yang disandangnya. Misalnya, setan
mendatangi orang yang telah lanjut usia dan mengatakan,
8 76 543 210/.
“Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan
dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah
lalai.” (QS. Ar-Rum: 7)
v vv
Z YXWVUTS
_^]\[
“Dan (juga) agar hati kecil orang-orang yang tidak beriman
kepada kehidupan akhirat cenderung kepada bisikan itu, mereka
merasa senang kepadanya dan supaya mereka mengerjakan apa
yang mereka (setan) kerjakan.” (QS. Al-An’am: 113)
Jika banyak yang mengikuti kehendak setan yang berupa
kesyirikan, maka manusia secara umum akan memandang
vv v
ÅÄ Ã Â Á
“Janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan.” (QS.
Al-Baqarah: 168)
Setan akan berpura-pura menjadi teman, penasihat da
menginginkan kebaikan manusia. Hingga ketika manusia
ÊÉ ÈÇ ÆÅÄÃÂÁ
"! ÒÑÐÏÎÍÌË
, + * ) (' & % $ #
“(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan)
setan ketika dia berkata kepada manusia, “Kafirlah kamu!” Maka
tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata, “Sesungguhnya
aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut
kepada Allah, Rabb semesta alam.” Maka adalah kesudahan
keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam
neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-
orang yang zalim.” (QS. Al-Hasyr: 16-17)
Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir t menyebutkan bahwa
ayat tersebut diturunkan berkenaan dengan seorang ahli
ibadah dari kalangan Bani Israel yang bernama Barshisha
(atau Barshish). Dia seorang ahli ibadah yang tinggal
di sebuah sinagog untuk menyembah Allah, hanya saja
semangat ibadahnya melampaui kemampuan ilmunya.
Padahal orang yang berilmu lebih ditakuti setan daripada
seribu ahli ibadah.
Suatu hari, datanglah kepadanya sejumlah lelaki dari
kalangan mujahidin Bani Israel. Mereka berkata, “Wahai
Barshisha, sesungguhnya kami bermaksud untuk pergi
berjihad di jalan Allah, sedang kami mempunyai seorang
saudari yang tinggal di rumah kami, di sebelah sinagogmu.
vvv
Ç ÆÅÄ ÃÂ
“Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya
saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu
berdua.” (QS. Al-A’raaf: 21)
Liciknya Iblis memainkan sihir kata-kata dan
memutarbalikkan fakta, hingga menghasung kepada dosa
yang dia katakan sebagai nasihat. Dia meyakinkan Adam
dan Hawa bahwa Allah melarang keduanya mendekati suatu
pohon di Jannah karena tidak menginginkan keduanya kekal
v vv
vvv
r qponml kj ih
ts
“Pemuka-pemuka kaum Syu’aib yang kafir berkata (kepada
sesamanya), “Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu’aib,
tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang
merugi.” (QS. Al-A’raaf: 90)
Nabi Musa dan Harun e, juga dituduh sebagai tukang
sihir oleh Fir’aun dan kroninya agar orang menjauhinya,
Ç Æ ÅÄÃÂÁÀ¿
Ì Ë ÊÉÈ
“Mereka berkata, “Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-
benar ahli sihir yang hendak mengusir kamu dari negeri kamu
dengan sihirnya dan hendak melenyapkan kedudukan kamu
yang utama.” (QS. Thaha: 63)
Begitu pun dengan setan-setan di zaman Nabi n,
mereka menyebut Nabi dengan tukang sihir, dukun, orang
gila dan sebutan buruk lain agar orang menjauhinya,
Men-generalisasi Kesalahan
Di antara strategi setan untuk mencitrakan buruk suatu
kebenaran adalah dengan menampilkan sisi-sisi kurang pada
pelaku kebenaran. Misalnya jika ada seorang wanita berjilbab
ternyata hamil di luar nikah, maka ini akan dijadikan satu
contoh untuk menjustifikasi statemen bahwa jilbab tidak
penting. Padahal, demi Allah, kasus yang menimpa orang
yang tak berjilbab jauh lebih banyak.
Jika ada muslim yang taat dan aktif berdakwah, lalu
ekonominya pas-pasan, maka hal itu akan dimasukkan sebagai
daftar ‘bukti’ bahwa iltizam kepada Islam menyebabkan
kemiskinan.
VUTSR QPONM
c b a `_ ^ ] \ [ Z Y X W
ed
“Iblis menjawab, “Karena Engkau telah menghukum saya
tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka
dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi
mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan
dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan
mereka bersyukur (taat).” (QS. Al-A’raaf: 16-17)
vvv
« ª ©¨ § ¦ ¥ ¤
´ ³ ² ± °¯ ® ¬
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan
dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah
menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia.
vv v
 Á À ¿ ¾ ½ ¼» º
“Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal
setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan
belaka.” (QS. An-Nisa: 120)
vvv
« ª ©¨ § ¦ ¥ ¤
´ ³ ² ± °¯ ® ¬
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan
dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah
menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia.
dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.”
(QS. Al-Baqarah: 268)
Nabi juga menegaskan,
vv v
v vv
nmlkji hg
tsr qpo
“Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya,
dengan berkata, “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada
kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
(QS. Thaha: 120)
Imam Al-Qurthubi menyebutkan bahwa setan
menjanjikan, jika Adam mau memakan buah pohon tersebut,
maka ia akan kekal dan tidak pernah mati, juga memiliki
kerajaan yang tidak akan pernah sirna. Padahal kenyataannya
justru sebaliknya. Janji setan hanya dusta belaka. Maka
jangan pernah sedikitpun percaya kepada janji setan.
Pengantar Ujub
Orang yang ujub adalah orang yang tak mampu
mengukur kadar dirinya secara proporsional. Banyak
hal yang umumnya menjadikan seseorang itu menjadi
ÈÇÆÅÄ ÃÂÁ À
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa
nafsunya sebagai Ilahnya. Maka apakah kamu dapat menjadi
pemelihara atasnya?” (QS. Al-Furqan: 43)
Kedua, peperangan antara keduanya seimbang. Terkadang
akal sehat terseret oleh hawa nafsu, namun ia bisa segera
kembali ke jalan yang lurus. Orang yang mengalami keadaan
semacam ini hendaknya memperbanyak teman-teman
yang shalih, yang bisa mengingatkan di saat alpa, dan
membimbingnya disaat dia jahil, memberi semangat di saat
malas, menguatkannya di saat ia lemah dan menggandeng
tangannya meniti jalan istiqamah.
Ketiga, akal mampu mengalahkan hawa nafsunya. Inilah
kondisi paling ideal. Kondisi orang-orang yang disifatkan
oleh Allah dalam firman-Nya,
ÇÆÅ Äà ÂÁÀ¿¾½¼
Ê ÉÈ
ﻴﺖ ﺃَ ْﻥ
ُ ِﻦ ْﺍﻹِﻧْ َﺴﺎ ِﻥ َﻣ ْﺠ َﺮﻯ ﺍﻟ ﱠﺪ ِﻡ َﻭﺇِﻧِّﻲ َﺧ ِﺸَ ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ َﻥ ﻳَ ْﺠﺮِﻱ ﻣ ﺇِ ﱠﻥ ﱠ
ِﻲ ﻓِﻲ ﺃَﻧْ ُﻔ ِﺴ ُﻜ َﻤﺎ َﺷﻴْﺌًﺎ
َ ﻳُْﻠﻘ
BAB 2: Trik Setan Mencekal Amal
“Sesungguhnya setan mengalir bersama aliran darah manusia,
dan saya khawatir dia membisikkan buruk sangka di hati kalian
berdua.” (HR. Al-Bukhari)
Itulah yang dikhawatirkan Nabi n, karena tabiat setan
memang membisikkan prasangka buruk untuk menanam
bibit kebencian dan permusuhan.
Begitulah kehati-hatian guru dan teladan bagi para dai,
Nabi n. Beliau tidak ingin umatnya curiga terhadapnya
karena hal itu akan mempengaruhi perjalanan dakwahnya
di samping menyelamatkan hati banyak orang dari dosa
berburuk sangka.
Sekadar Contoh
Jika kebetulan Anda berada di dalam bus yang full
music seperti layaknya musik di diskotik, sedangkan Anda
tidak kuasa mencegahnya, lalu ringtone HP Anda berbunyi
sebagai tanda Anda mendapatkan telepon, maka jelaskanlah
posisi Anda kepada orang yang menelepon Anda. Meskipun
si penelpon tidak bertanya. Karena bisa jadi ketika Anda
mengangkat HP, maka penelpon tidak hanya mendengar
suara Anda, tapi juga suara musik yang berasal dari bus
yang Anda tumpangi. Kalau tidak, bisa jadi dia akan curiga
dan berburuk sangka. Dia bayangkan Anda sedang berada
di diskotik, atau sedang menikmati pertunjukan musik.
Hal ini bisa menjadi bibit ketidakpercayaan, kebencian dan
saling jauh.
v vv
َﺣﺘﱠﻰ، ﻴﺐ ﺍﻟْ ُﻤ ْﺴﻠ َِﻢ ﺇِﻻﱠ َﻛ ﱠﻔ َﺮ ﺍﷲُ ﺑِ َﻬﺎ َﻋﻨْ ُﻪ
ُ ِﻦ ُﻣ ِﺼﻴﺒَ ٍﺔ ﺗُ ِﺼ
ْ َﻣﺎ ﻣ
ُ ﺍﻟﺸ ْﻮ َﻛ ِﺔ ﻳُ َﺸ
ﺎﻛ َﻬﺎ ﱠ
“Tiada satupun musibah yang menimpa seorang muslim
melainkan dengannya Allah akan menghapuskan dosanya,
hingga duri yang mengenainya.” (Muttafaq alaih)
Atau bisa jadi dengan musibah itu Allah akan memberi
pahala yang besar, dan akan mendudukkannya sebagai
kekasih Allah. Karena Nabi n bersabda,
vvv
* )('& %$#"!
3 210/.-,+
=< ; :987654
F E D C BA @ ? >
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib
dengan panah, adalah termasuk perbuatan setan. Maka
jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
Setan Spesialis
َ ﺍﻟﺴﺎ َﻋ ِﺔ َﺧ ْﻠ ٌﻖ ﺃَ ْﻛﺒَ ُﺮ ﻣ
ِ ِﻦ ﺍﻟ ﱠﺪ ﱠﺟ
ﺎﻝ ْﻖ ﺁ َﺩ َﻡ ﺇِﻟَﻰ ﻗِﻴَﺎ ِﻡ ﱠ
ِ َﻣﺎ ﺑَﻴْ َﻦ َﺧﻠ
“Tidak ada makhluk sejak Adam hingga hari Kiamat yang lebih
besar daripada Dajjal.” (HR. Muslim)
Imam An-Nawawi t menjelaskan, “Maksudnya
adalah paling besar fitnah dan bahayanya.”
Abu Umamah juga meriwayatkan bahwa Nabi n
bersabda, “Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada fitnah di
muka bumi yang lebih besar daripada fitnah Dajjal, semenjak Allah
tempatkan anak cucu Adam.” (HR. Ibnu Majah)
Kesaktian Dajjal
Banyak kesaktian Dajjal yang membuat orang terbelalak
dan kemudian percaya akan ketuhanan dia. Di antaranya
seperti yang disebutkan Nabi n, “Lalu Dajjal mendatangi
v vv
َﺎﺣ َﺬ ُﺭﻭ ُﻩ َ ﺎﻝ ﻟَُﻪ ﺍﻟْ َﻮﻟَ َﻬﺎ ُﻥ ﻓَﺎﺗﱠ ُﻘﻮ ُﻩ ﺃَ ْﻭ ﻗ
ْ َﺎﻝ ﻓ ُ ﻟِﻠ ُْﻮ ُﺿﻮ ِﺀ َﺷﻴْ َﻄﺎ ٌﻥ ﻳُ َﻘ
('&%$#"!
. - , + * )
21 0 /
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki.” (QS. al-Maidah: 6)
Syaikh Utsaimin t menyebutkan bahwa ‘istinsyaq’
atau memasukkan air ke hidung kemudian istinsyar
(mengeluarkanya) hukumnya wajib karena hidung termasuk
bagian dari wajah yang dituntut untuk dibasuh. Nabi n
memerintahkan sungguh-sungguh dalam ‘istinsyaq’ kecuali
ketika shaum, Beliau n bersabda,
v vv
ِﺏ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﺃَﻧْ َﺖ َﺣ َﺴ ْﺴﺘَ ُﻪ ﻓَﺘَ َﻌ ﱠﻮ ْﺫ ﺑِﺎﷲِ ِﻣﻨْ ُﻪ ُ َﺍﻙ َﺷﻴْ َﻄﺎ ٌﻥ ﻳُ َﻘ
ٌ ﺎﻝ ﻟَُﻪ ِﺧﻨْﺰ َﺫ
َ َﻭﺍﺗْ ُﻔ ْﻞ َﻋ ْﻦ ﻳَ َﺴﺎﺭ
ِﻙ ﺛََﻼﺛًﺎ
“Itu adalah setan yang disebut dengan ‘khinzib’. Jika engkau
merasakan kehadirannya, maka bacalah ta’awudz kepada
Allah dan meludahlah dengan ringan ke arah kiri tiga kali.”
(HR. Ahmad)
Utsman melanjutkan, “Akupun melaksanakan wejangan
Nabi n tersebut, dan Allah mengusir gangguan tersebut
dariku.”
Ada beberapa trik setan merusak kualitas shalat seorang
hamba, di antaranya,
Melafalkan Niat
Sebagaimana halnya dengan wudhu, serangan pertama
yang dilakukan setan kepada orang yang shalat adalah
menyibukkan ia untuk melafalkan niat. Setan meniupkan
was-was niat dibenak seseorang. Ada yang tampak susah
membaca niat lalu mengangkat tangannya, lalu gagal dan
diturunkan kembali tangannya. Dia ulangi lagi seperti itu
berkali-kali hingga terkadang imam sudah rukuk, atau
sujud, sementara ia masih dipermainkan setan dalam niat
dan takbirnya. Setelah dia ‘berhasil’ melakukan takbiratul
Mencuri Shalat
Berangkat dari hembusan dan bisikan setan yang
mengingatkan ini dan itu, seringkali muncul keinginan
seseorang untuk segera menyelesaikan shalat. Caranya
dengan mempercepat shalat secepat kilat. Bacaan dipercepat,
gerakan dipersingkat, rukuk dan sujud dilakukan dengan
kilat, jauh dari tumakninah. Terkadang seseorang telah usai
membaca bacaan rukuk padahal telapak tangan belum lagi
memegang lutut. Bacaan sujud telah usai padahal dahi belum
lagi menempel ke lantai, anggota sujud yang tujuh belum
pula menempati posisi yang seharusnya. Inilah pencuri
shalat yang disabdakan Nabi n seperti yang diriwayatkan
oleh Imam Ahmad dengan sanad yang ‘tsiqat’ dari Abu Sa’id
Al-Khudri bahwa Nabi n bersabda,
Mencuri Perhatian
Kita juga sering melihat atau bahkan mengalami sendiri,
di tengah shalat melirik atau bahkan menengok, terkadang
tanpa terasa karena terbiasa. Ini juga tak lepas dari serangan
setan yang ingin merusak shalat kita. Diriwayatkan oleh
Masruq dari Aisyah s,
ﺍﻟﺼ َﻼ ِﺓ
ﺍﻟﺮ ُﺟ ِﻞ ﻓِﻲ ﱠ
ﺎﺕ ﱠِ ِﻲ َﺻﻠﱠﻰ ﺍﷲُ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ َﻭ َﺳﻠ َﱠﻢ َﻋ ْﻦ ﺍﻟْﺘِ َﻔ
َﺳﺄَﻟْ ُﺖ ﺍﻟﻨﱠﺒ ﱠ
ُ ِﻦ َﺻ َﻼ ِﺓ ﺃَ َﺣﺪ
ِﻛ ْﻢ ْ ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ ُﻥ ﻣ
ِﺲ ﱠ َ ﻓَ َﻘ
ُ ﺎﻝ ُﻫ َﻮ ْﺍﺧﺘ َِﻼ ٌﺱ ﻳَ ْﺨﺘَﻠ
“Aku bertanya kepada Nabi n tentang seseorang yang melirik
ketika shalat, beliau menjawab: “Itu adalah setan yang mencuri
perhatian seorang hamba dari shalatnya.” (HR. Al-Bukhari
dan Abu Dawud)
Untuk menangkal serangan ini, hendaknya orang
yang shalat berusaha menghadirkan hatinya, bahwa dia
tengah berhadapan dengan Allah yang Maha Berkuasa atas
v vv
ﺍﻟﺸﻴْﻄﺎَ ِﻥ
ِﻦ ﱠَ ﺇِ ﱠّﻥ ﺍْﻟ َﻐ َﻀ َﺐ ﻣ
“Marah itu dari setan.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Mujahid bin Jabr menyebutkan bahwa iblis memiliki anak
bernama ‘Daasim’ yang secara khusus bertugas memancing
kemarahan seseorang. Dialah setan provokator yang suka
membesar-besarkan persoalan sepele. Maka jangan heran
jika banyak persoalan besar yang terjadi berawal dari urusan
sepele. Suami menceraikan istri, istri membunuh suami,
bahkan anak membunuh orang tua berawal dari rasa kesal
dan marah.
َﻣ ْﻦ َﻛ َﻈ َﻢ ﻏَﻴْ ًﻈﺎ َﻭ ُﻫ َﻮ ﻳَ ْﺴﺘَ ِﻄﻴ ُﻊ ﺃَ ْﻥ ﻳُﻨَ ِّﻔ َﺬ ُﻩ َﺩ َﻋﺎ ُﻩ ﺍﷲُ ﻳَ ْﻮ َﻡ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎ َﻣ ِﺔ َﻋﻠَﻰ
ِﻖ َﺣﺘﱠﻰ ﻳُ َﺨﻴِّ َﺮ ُﻩ ﻓِﻲ ﺃَ ِّﻱ ﺍﻟْ ُﺤﻮ ِﺭ َﺷ َﺎﺀ
ِ ﻭﺱ ﺍﻟْ َﺨ َﻼﺋ
ِ ُﺭ ُﺀ
“Barangsiapa menahan kemarahannya padahal ia sanggup
melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya pada
43210 /.
< ; : 9 87 6 5
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran:
134)
Kelima, hendaknya memperhatikan bahaya melampiaskan
emosi. Dari wajah yang amburadul, hati yang terbakar dan
anggota badan yang sangat mungkin terjerumus ke dalam
dosa-dosa besar jika dia tidak berusaha mengeremnya.
Keenam, sebagian salaf menjadi reda marahnya begitu
mendengar nama Allah disebut, atau ketika mendengar
ayat-ayat-Nya dibaca. Seperti Umar bin Khaththab, manusia
yang ditakuti oleh setan. Putra beliau, Abdullah menjadi
saksi akan hal itu, “Sungguh aku tidak pernah melihat Umar
marah lalu diingatkan nama Allah di sisinya atau ditakut-
takuti akan Allah, atau dibacakan ayat Al-Qur’an melainkan
beliau pasti berhenti dari marahnya.”
v vv
َﺍﻟﺮ ُﺟ َﻞ ﻟَﻴَﺘَ َﻜﻠ ُﱠﻢ ﺑِﺎﻟْ َﻜﻠ َِﻤ ِﺔ ﻻَ ﻳَ َﺮﻯ ﺑِ َﻬﺎ ﺑَْﺄ ًﺳﺎ ﻳَ ْﻬﻮِﻱ ﺑِ َﻬﺎ َﺳﺒْﻌِﲔ
ﺇِ ﱠﻥ ﱠ
َﺧﺮِﻳ ًﻔﺎ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨﱠﺎ ِﺭ
“Sesungguhnya, ada seseorang yang berkata sepatah kata
saja di mana dia menganggap tak ada dampaknya namun itu
(menjadi sebab) dia terlempar ke dalam neraka sejauh tujuh
puluh musim.” (HR. At-Tirmidzi)
Kebanyakan orang yang masuk neraka juga karena
lisannya, seperti sabda Nabi n,
ÎÍ ÌËÊÉÈÇ ÆÅ
Ú Ù Ø × Ö Õ ÔÓ Ò Ñ Ð Ï
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan
yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang
beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat.”
(QS. An-Nuur: 19)
> = < ; : 98 7 6 5 4 3 2
A@?
“Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari
dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang
mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong
itu baginya azab yang besar.” (QS. An-Nuur: 11)
{ |}~ﮯz y
“Dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal
di sisi Allah adalah besar.” (QS. An-Nuur: 15)
v vv
UT S R Q P O N
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, “Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya..”
(QS. An-Nuur: 30)
Dan firman-Nya,
fedcb a`
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, “Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya...”
(QS. An-Nuur: 31)
Nabi n bersabda,
َﻻ ﺗُﺘْﺒِ ْﻊ ﺍﻟﻨﱠ ْﻈ َﺮ َﺓ ﺍﻟﻨﱠ ْﻈ َﺮ َﺓ ﻓَﺈِﻧﱠ َﻤﺎ ﻟَ َﻚ ﺍﻷُْﻭﻟَﻰ َﻭﻟَﻴْ َﺴ ْﺖ ﻟَ َﻚ ْﺍﻵ ِﺧ َﺮ ُﺓ
“Janganlah mengikuti pandangan (pertama) dengan pandangan
yang kedua, karena bagimu (keringanan) untuk pandangan
pertama, namun tidak untuk pandangan yang kedua.” (HR.
Ahmad, diriwayatkan juga oleh Muslim dan At-
Tirmidzi dengan lafal yang hampir sama)
Pandangan pertama yang dimaksud adalah pandangan
yang tidak disengaja mengarahkannya. Nabi pernah ditanya
tentang pandangan tiba-tiba yang tidak disengaja beliau
perintahkan untuk memalingkan pandangannya.
ts rqpo nm
“Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang
membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.” (QS. Al-
Baqarah: 12)
Ibnul Qayyim t menjelaskan dampak negatif
ikhtilath,
“Tidak diragukan lagi, ketika kaum wanita membaurkan
diri mereka dengan kaum laki-laki adalah akar dari berbagai
macam bencana dan keburukan. Tindakan ini merupakan
sebab utama datangnya siksa secara massal. Hal ini juga
menjadi sebab rusaknya urusan orang-orang umum dan
khusus. Di samping itu juga menyebabkan kematian massal
dan penyakit tha’un yang membinasakan. Ketika bercampur
para pezina dengan tentara Musa q dan tersebarlah
perzinaan di tengah mereka, maka Allah mengirimkan
penyakit tha’un lalu matilah tujuh puluh ribu orang dalam
sehari. Kisah tentang hal ini telah populer disebutkan dalam
kitab-kitab tafsir.”
Sebab utama yang menyebabkan banyaknya kematian
secara massal adalah ketika zina telah merajalela lantaran
nmlkji hg
tsr qpo
“Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya,
dengan berkata, “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada
kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
(QS. Thaha: 120)
v vv
6 5 4 32 1 0 / . - , +
“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu,
siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha
Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)
Ujian adalah kelaziman yang selalu ada untuk mengukur
tingkatan prestasi seorang hamba. Namun terkadang
manusia hanya siap dengan yang enak saja, tak tahan dengan
kondisi yang di luar harapannya. Begitu mudah klaim,
namun betapa banyak yang tak terbukti setelah hadirnya
ujian.
ِﺤ ُﺔ ﺇِﺫَﺍ ﻟَ ْﻢ ﺗَﺘُ ْﺐ ﻗَﺒْ َﻞ َﻣ ْﻮﺗِ َﻬﺎ ﺗُ َﻘﺎ ُﻡ ﻳَ ْﻮ َﻡ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎ َﻣ ِﺔ َﻭ َﻋﻠَﻴْ َﻬﺎ ِﺳ ْﺮﺑَﺎ ٌﻝ
َ ﺍﻟﻨﱠﺎﺋ
ِﻦ َﺟ َﺮ ٍﺏ ْ َﻄ َﺮﺍ ٍﻥ َﻭﺩ
ْ ِﺭ ٌﻉ ﻣ ِ ِﻦ ﻗ
ْﻣ
“Orang yang melakukan niyahah jika tidak bertaubat sebelum
matinya maka pada hari kiamat akan dibangkitkan dengan
mengenakan jubah dari ter dan pakaian dari kudis.” (HR.
Muslim)
Kedua, su’uzh-zhan atau berprasangka buruk kepada Allah.
Mungkin dia akan berpikir, inikah balasan Allah padahal saya
telah berbuat baik dan beribadah kepada-Nya? Na’udzubillah.
Jika setan menggoda sudah sampai batas ini, maka target
selanjutnya mudah untuk diraih. Mungkin saja akhirnya
dia meninggalkan ibadah atau menantang Allah dengan
bermaksiat kepada-Nya sebagai reaksi atas kejengkelannya
terhadap takdir Allah. Padahal ujian itu meski zhahirnya
buruk, tapi rahasia di dalamnya baik. Mungkin Allah hendak
menghapus dosa karenanya. Seperti sabda Nabi n,
ëêéèç æ å
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicu-
kupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 10)
Atau hikmah lain yang belum dia ketahui,
/. - , + * ) (
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Ketiga, susah berkepanjangan. Kesusahan tersebut
tatkala sudah mencapai klimaksnya bisa jadi dia akan
berputus asa lalu mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Suatu dosa besar yang sangat besar.
H G F ED CBA@ ?>
Q P ON M L K J I
SR
“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan, “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.”
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan
rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 156-157)
Kedua, karena diberi taufik untuk membaca kalimat
istirja’ (inna lillahi wa inna ilaihi raji’un). Sedangkan itu bernilai
dzikir yang tak nihil dari pahala.
Ketiga, karena musibah yang terjadi tidak lebih besar
dari yang saya alami tersebut. Untuk menghadirkan poin
ketiga ini, hendaknya kita memperhatikan orang yang lebih
berat cobaannya dari kita. Di antara hal yang meneguhkan
kesabaran Urwah bin Zubair t, di saat satu kaki dan satu
anaknya hilang dalam sehari karena beliau mendengarkan
v vv
ِ ﻮﻕ َﻭ َﻻ
ﺁﺧ َﺮ َﻣ ْﻦ َﻻ ﺗَ ُﻜﻮﻧَ ﱠﻦ ﺇ ِْﻥ ْﺍﺳﺘَ َﻄ ْﻌ َﺖ ﺃَ ﱠﻭ َﻝ َﻣ ْﻦ ﻳَ ْﺪ ُﺧ ُﻞ ﱡ
َ ﺍﻟﺴ
ﻳَ ْﺨ ُﺮ ُﺝ ِﻣﻨْ َﻬﺎ ﻓَﺈِﻧﱠ َﻬﺎ َﻣ ْﻌ َﺮ َﻛ ُﺔ ﱠ
ﺍﻟﺸﻴْ َﻄﺎ ِﻥ َﻭﺑِ َﻬﺎ ﻳَﻨْ ِﺼ ُﺐ َﺭﺍﻳَﺘَ ُﻪ
“Kalau bisa, janganlah kamu menjadi orang pertama yang
masuk ke dalam pasar, jangan pula menjadi orang yang terakhir
kali keluar dari pasar. Karena pasar adalah medan perang
setan dan di sana dia menancapkan panji perangnya.” (HR.
At-Tirmidzi)
Mujahid bin Jabr menyebutkan bahwa iblis memiliki
anak bernama Zaknabur, dialah yang menancapkan panji
di pasar dan menjalankan operasinya di sana.
± °¯®¬ «ª©¨§¦
¶µ´³ ²
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu)
orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain
mereka minta dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau
» º ¹¸¶µ´³
À¿ ¾ ½ ¼
“Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan
mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-
pasar.” (QS. Al-Furqan: 20)
َ َﻣ ْﻦ َﺭﺃَﻯ ِﻣﻨْ ُﻜ ْﻢ ُﻣﻨْ َﻜ ًﺮﺍ ﻓَﻠْﻴُ َﻐﻴِّ ْﺮ ُﻩ ﺑِﻴَ ِﺪ ِﻩ ﻓَﺈ ِْﻥ ﻟَ ْﻢ ﻳَ ْﺴﺘَ ِﻄ ْﻊ ﻓَﺒِﻠ
ِﺴﺎﻧِ ِﻪ ﻓَﺈ ِْﻥ
ِﻚ ﺃَ ْﺿ َﻌ ُﻒ ْﺍﻹِﳝَﺎ ِﻥ َ ﻟَ ْﻢ ﻳَ ْﺴﺘَ ِﻄ ْﻊ ﻓَﺒِ َﻘ ْﻠﺒِ ِﻪ َﻭ َﺫﻟ
“Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaklah merubah
dengan tangannya, jika tidak mampu maka hendaklah merubah
dengan lisannya dan jika tidak mampu maka hendaknya
merubah dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman.” (HR.
Muslim)
Keempat, banyak mengingat Allah dan berdzikir kepada-
Nya. Terutama dzikir khusus yang diajarkan Nabi n ketika
±°¯ ®¬ «ª©¨§¦
“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak
(pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan
nanah.” (QS. An-Naba’: 24-25)
Dan telah maklum bahwa ‘hamim’ maupun nanah tidak
lazim disebut sebagai minuman. Inilah istitsna munqathi.
Hasan Al-Bashri menguatkan pendapat kedua ini dan
berkata, “Iblis sama sekali bukan termasuk/berasal dari
golongan malaikat.”
Siapa Istrinya
Allah l mengabarkan bahwa Iblis memiliki anak
keturunan dalam firman-Nya,
Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai
pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu?
Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi
orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Kahfi: 50)
Ya, Iblis beranak pinak. Tapi siapa istri Iblis, tidak
disebutkan dalam nash Al-Qur’an maupun hadits Rasulullah
n. Kalau ada faedahnya secara syar’i tentu Allah akan
memberitakannya, baik dalam Al-Qur’an maupun melalui
lisan Rasulullah n. Ketika Asy-Sya’bi ditanya tentang
nama istri Iblis, dengan santai beliau menjawab, “Itulah
pernikahan yang tidak saya hadiri resepsinya.”
Di Mana Posisinya?
Dalam hadits disebutkan bahwa Iblis membangun
istananya di atas air. Nabi n bersabda,
ِﻴﺲ ﻳَ َﻀ ُﻊ َﻋ ْﺮ َﺷ ُﻪ َﻋﻠَﻰ ﺍﻟْ َﻤﺎ ِﺀ ﺛُ ﱠﻢ ﻳَﺒْ َﻌ ُﺚ َﺳ َﺮﺍﻳَﺎ ُﻩ ﻓَﺄَ ْﺩﻧَﺎ ُﻫ ْﻢ ِﻣﻨْ ُﻪ َ ﺇِ ﱠﻥ ﺇِﺑْﻠ
َﻣﻨْ ِﺰﻟًَﺔ ﺃَ ْﻋ َﻈ ُﻤ ُﻬ ْﻢ ﻓِﺘْﻨَ ًﺔ
“Sesungguhnya Iblis meletakkan istananya di atas air,
kemudian menyebar bala tentaranya. Setan yang paling dekat
kedudukannya dengannya adalah yang paling besar fitnahnya.”
(HR. Muslim)
Pernyataan dalam hadits ini tidak berarti bahwa
Iblis tidak pernah beranjak dari singgasananya untuk
menyesatkan manusia. Hasan Al-Bashri t pernah ditanya,
“Apakah Iblis itu tidur?” Beliau menjawab, “Andai saja Iblis
tidur, niscaya kita bisa rehat.”
Jurus Andalan :
1. Memoles kebathilan
2. Menamakan maksiat dengan nama yang indah
3. Menamakan ketaatan dengan nama yang tidak
disukai
4. Masuk melalui pintu yang disukai manusia
5. Menyesatkan manusia secara bertahap
6. Menghalang-halangi manusia dari kebenaran
7. Berlagak sebagai penasihat
WV UT SR
“…Sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah.” (QS.
An-Nisa: 76)
Dalam ayat yang lain disebutkan,
b a ` _ ^ ] \ [ Z YX W
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara
manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di
antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan
kesalahan.” (QS. Al-Jin: 6)
\[ZYXW VUT
cba` _ ^]
“Iblis berkata, “Ya Rabbku, oleh sebab Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan
mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi,
dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali
hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.” (QS.
Al-Hijr: 39-40)
Juga firman-Nya,
tsr qponmlkj
“Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu
terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikutimu, yaitu
orang-orang yang sesat.” (QS. Al-Hijr: 42)
ﻮﺭﺍ ُ ﻼﺗ
ً ُ َﻭﻻَ ﺗَﺘﱠ ِﺨ ُﺬﻭ َﻫﺎ ﻗُﺒ، ِﻜ ْﻢ َ ِﻦ َﺻ ُ ْﺍﺟ َﻌﻠُﻮﺍ ﻓِﻰ ﺑُﻴُﻮﺗ
ْ ِﻜ ْﻢ ﻣ
“Kerjakanlah sebagian dari shalat kalian di rumah-rumah
kalian dan jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan.”
(Muttafaq alaih)
Karena kuburan dan tempat-tempat yang tidak
berpenghuni adalah sarang setan, sehingga Rasulullah
n memerintahkan kita untuk mencegah kedatangan
setan dengan mengerjakan shalat sunnah di rumah.
Dalam hadits yang lain Rasulullah n bersabda,
“Wahai manusia, shalatlah kalian di rumah-rumah kalian.
Sesungguhnya shalat seseorang yang paling utama adalah shalat
di rumahnya, kecuali shalat wajib.” (HR. An-Nasai)
£¢ ¡~ﮯ
“Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara
mereka dengan ajakanmu…” (QS. Al-Isra: 64)
Imam Mujahid t menjelaskan bahwa maksud
dari firman Allah “…dengan ajakan/suaramu” adalah
al-ghina’ yakni nyanyian.
Jadi nyanyian adalah menu kesukaan setan sekaligus
salahsatu intrik setan menjauhkan manusia dari
dzikir, dan bacaan Al-Qur’an. Rumah yang kosong
dari dzikir tapi hingar bingar dengan suara musik
dan nyanyian akan menjadi tempat yang disukai
setan.
b. Lonceng
Sebagian kita mungkin mengambil bel sebagai alat
bantu di rumah, paling tidak kita bisa mengetahui
ada tamu yang datang ke rumah. Namun demikian,
dengan adanya bel kita secara tidak langsung
mengurangi atau kehilangan salahsatu sunnah
atau adab bertamu, yaitu mengucap salam. Ucapan
salam yang mengandung dzikir dan doa. Karena
Allah adalah As-Salam, dan yang kita minta
dengannya adalah keselamatan dan kesejahteraan.
Dengan salam pula setan akan menyingkir yang itu
berarti menjauhkan sumber keburukan. Sebaliknya,
@? > = <;:98 76
“Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Allah yang
Maha Pemurah (Al-Qur’an), Kami adakan baginya setan
(yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman
yang selalu menyertainya.” (QS. Az-Zukhruf: 36)
3. At-Ta-anni
At-Ta-anni artinya ash-shabaru war rifqu. Kehati-hatian
yang mengandung kesabaran dan sifat lemah lembut.
Lawannya adalah al-‘ajalah, tergesa-gesa. Kesabaran
menunjukkan kekuatan jiwa, sedangkan sikap lemah
lembut menunjukkan keindahan hati pemiliknya.
Sebaliknya sikap tidak sabar dan tergesa-gesa, serta kasar
menunjukkan kelemahan dan keburukan akhlak. Dan
lagi bahwa kesabaran akan membuahkan kebahagiaan
dan kelapangan sedangkan ketergesa-gesaan hanya akan
berakibat kesengsaraan dan penyesalan. Rasulullah n
bersabda,
4. Tawadhu
Tawadhu adalah sifat yang mulia, kerendahan hati
yang timbul dari kesadaran bahwa Allah sajalah yang
Maha Mulia dan Maha Terpuji. Sebaliknya kesombongan
adalah bentuk kebodohan terhadap Allah dan salah
mengenali diri sebagai makhluk adalah sikap iblis.
Padahal kesombongan hanya boleh disandang oleh
Allah. Allah l berfirman,
~}|{z yxwv
¤ £¢¡ﮯ
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat,
“Sujudlah kamu kepada Adam.” Maka sujudlah mereka kecuali
Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan
orang-orang yang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 34)
Ó Ò Ñ ÐÏ Î Í Ì Ë
ÕÔ
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan
dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara setan dan setan itu adalah sangat ingkar
kepada Rabbnya.” (QS. Al-Isra: 27)
Rasulullah n bersabda,
ﺍﻑ َﻭ َﻻ َﻣ ِﺨﻴﻠَ ٍﺔ ْ ُﻛﻠُﻮﺍ َﻭﺗَ َﺼ ﱠﺪﻗُﻮﺍ َﻭﺍﻟْﺒَ ُﺴﻮﺍ ﻓِﻲ ﻏَﻴْ ِﺮ ﺇ
ٍ ِﺳ َﺮ
“Makan dan bersedekahlah, berpakaianlah akan tetapi jangan
berlebih-lebihan dan menyombongkan diri.” (HR. An-Nasai
dan Ibnu Majah)
a`_^]\[Z Y
edcb
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa
was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika
itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS Al-
A’raaf: 201)
Disebutkan dalam Mukhtashar Tarikh Dimasyqi, dari
Yahya bin Ayub Al-Khuza’ bahwa di zaman Umar bin
Khathab ada seorang pemuda yang rajin beribadah, dia
melazimi masjid, Umar juga menaruh simpati kepadanya.
Dia memiliki seorang ayah yang sudah lanjut usia. Sudah
menjadi kebiasaan pemuda itu, setelah shalat Isya’ ia selalu
menyambangi ayahnya. Jalan yang ia lalui melewati rumah
a`_^]\[Z Y
edcb
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa
was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika
itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (QS. Al-
A’raaf: 201)
َﻭﺃَﺗْﺒِ ِﻊ ﱠ
ﺍﻟﺴﻴِّﺌَ َﺔ ﺍﻟْ َﺤ َﺴﻨَ َﺔ ﺗَ ْﻤ ُﺤ َﻬﺎ
“Dan tutupilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik yang
akan menghapusnya.” (HR. Ahmad dan Al-Hakim)
¦¥ ¤ £ ¢
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.”
(QS. Hud: 114)
Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan nafsu kita
dan buruknya amal-amal kita.