Full Bab Turnitin 3
Full Bab Turnitin 3
SKRIPSI
Oleh
KURNIA ILLAHI
NIM : 1810304011
1
DAFTAR ISI
2
ABSTRAK
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memberikan perubahan baik pada diri –Nya. Bentuk apresisasi diri dengan Al-
nya dalam ruang sosial dan respon umat islam ini ternyata sangat dipengaruhi
dengan pola pikir dan ruang lingkup kehidupan mereka. Berbagai macam cara
umat muslim dan masyrakat berinteraksi dengan Al-Qur’an inilah yang disebut
ayat Allah yang berisikan tentang peraturan agama. Sampai terekam dalam
1
Eka Rahayuni, “Tradisi Pembacaan Wirid Sakran (Kajian Living Qur’an di Pondok
Pesantren Irsyadul ‘Ibad Pemayung, Batanghari, Jambi. Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan
Tafsir. Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama. UIN Sulthan Thaha Jambi. 2019.
4
5
sesuai dengan kebutuhan hidupnya, dimana para ahli ini yang dikenal sebutannya
Karim dan Hadits. Kemudian agar sampai ajaran islam kepada jamaahnya seorang
ulama’nya. Walau diantara mereka adalah tetap memiliki tujuan yang sama dalam
Islam.
Akan tetapi, justru fenomena ini yang terdapat dalam masyarakat adalah
sebagai hamba Allah yang hanya menerima saja tanpa mencari tau sendiri akan
rasio atau logika dalam menghadapi fenomena problem kehidupan tidak cukup.2
Ialah Allah SWT telah menunjukkan jalan kepada setiap hambanya yang
Amin Abdullah, Antara Al-Ghazali dan Kant dalam filsafat etika Islam, Bandung,
2
Bathin yang tenang bermula dari hati yang bersih yang senantiasa selalu
mengingat Allah dimanapun berada dengan menyebut Asma’ Nya. Allah SWT
memiliki 99 nama baik yang disebut dengan Asma’ul Husna, yang didalamnya
mengandung makna luar biasa dan dapat mempengaruhi kejernihan hati serta
Melalui dzikir Asma’ul Husna mereka merasa kan lebih mengenal lagi
nama-nama dan sifat-sifat Allah SWT. Diantara mereka ada yang merasa setelah
bahkan pengalaman puncak,dsb. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa terjadi
perubahan dalam diri mereka adalah yang dipengaruhi oleh aktivitas dzikir
Asma’ul Husna3.
surah diatas adalah Bahwa dzikir mengantar pada ketenangan jiwa apabila dzikir
3
Nurhayati, Dewi Fadiana, Pengaruh dzikir asmaul husna terhadap aktualisasi diri
jama’ah Majelis dzikir asmaul husna masjid jami’ esa tawangsari. Jurusan tasawuf dan
psikoterapi. 2016
7
menyadari akan kebesaran Allah maka ia akan senantiasa selalu berdzikir dan
bila hati yakin dan percaya bahwa ada sumber yang tidak terkalahkan yang selalu
Salah satu faktor penyakit hati dalam diri manusia, sebab kurangnya hati
manusia yang dekat pada Allah SWT maka manusia akan merasakan kosong
memiliki ketenangan jiwa, karena kurang berdzikir kepada Allah SWT. Maka
perlulah hati manusia dibersihkan (Shofaul Qolbi) dari penyakit hati dengan cara
dzikrullah sebagai bentuk dari pensucian jiwa sehingga manusia akan dekat
ini baik suka, duka, dan seluruh problem kehidupan ini ditentukan oleh faktor
4
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2004), Jilid I,hal. 10.
5
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2004).Jilid I, hal.10
6
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, 2011, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
hlm. 224
8
dalam mengola qolbunya. Sejauh mana dua orang berkomunikasi dapat saling
Suatu majelis yang asalnya adalah hanya sebuah padepokan persilatan dan
pada akhirnya kegiatan fisik tersebut mulai dikurangi. Lalu majelis dzikir ini
dibuka di Jakarta diawali dengan dibuka nya pengajian majelis ta’lim At-Tadzkir
menyampaikan Aqidah kepada umat secara terbuka dengan visi “Menyatu dalam
ridho Allah, mewujudkan amal sholeh, menegakkan kebenaran dan keadilan yang
mujahadah, pengajian dan sholat sunnah taubat berjamaah setiap dua kali dalam
seminggu. Setiap malam senin dan malam jum’at, ba’da isya berjamaah. Dalam
waktu yang terbatas, jamaah majelis ta’lim sudah mendapatkan simpati publik
sehingga memiliki jamaah yang dari latar belakang yang berbeda-beda. Dari
kalangan anak-anak sampai orang tua (kakek nenek). Juga dalam majelis ini
memiliki keunikan dari latar belakang jama’ahnya yaitu mulai dari mantan
pemabuk, mantan pejudi, mantan ahli ilmu hitam, preman jalanan, wiraswasta,
hingga orang-orang berpendidikan tinggi seperti guru, dosen pun ada. Karena
memang dulunya Guru besar majelis ini mengambil jama’ah dari pada orang-
orang jalanan.
9
Berikut adalah salah satu majelis dzikir yang peneliti lakukan penelitian
terkait dengan isi pesan yang tersampaikan kepada jamaahnya. Dimana majelis
dzikir Asma’ul Husna merupakan majelis dzikir yang terbentuk dengan tujuan
Menurut Ujam Jaenuddin keterhubungan diri dengan Tuhan adalah bentuk esensi
motivasi tetapi berujung pada peningkatan keimanan mereka kepada sang Khaliq.
mengapa majelis ini memfokuskan dzikir dengan Asma’ul Husna. Karena sebagai
makhluk yang hidup dibumi tentulah memiliki banyak kebutuhan hidup, maka
dari itu melihat dari surah Al-A’raf ayat 180 bahwasanya memohonlah dengan
menyebut Asma’nya. Dan dari sanalah untuk meminta rezeki, jamaah majelis
inidzikir Yaa Fattah Yaa Razzaq agar dibuka kannya pintu rezeki.8
7
Ujam Jaenuddin, Psikologi Transpersonal (Bandung: Pustaka Setia,2012) hlm.196
8
Wawancara dengan Ust. Al-Ghozali, Selaku Pembina Cabang Majelis Ta’lim At-
Tadzkir, Tanggal 28-06-2021, Pukul 21.00
10
dari pola pikir, emosional, dan lainnya. Merasa selalu dalam pengawasan Allah
jadi saat ingin berbuat yang tidak baik selalu ingat Allah, perasaan plong lebih
tenang sampai apapun yang terjadi selalu berprasangka baik pada Allah dan tidak
merasa was-was lagi. Karena sudah sering merasakan apa-apa saja yang membuat
sedih pasti itu berlalu dan ada hikmah atau bahagia sesudahnya, jadi saat ada
masalah dihadapi saja dan yakin serta berserah diri atas apa yang dialami. 9
Selanjutnya adalah Rhesti ia merasakan perubahan yang sangat baik, mulai dari
makin ingin dekat dengan yang Maha Kuasa karena setelah dirukyah jiwa terasa
tenang dan damai, walaupun awalnya takut tapi ternyata badan pun jadi lebih
segar seperti habis olahraga, yang sebenarnya olahraga tidak menguras energi.
Sering merasa sakit kepala dan sempat berputus asa, dikarenakan kebijakan PHK
Sejak saat itu ia mengikuti pengajian dengan rutin, dan alhamdulillah kini ia
sudah bisa menerima keadaan dan lebih merasa tenang dan ikhlas atas apa yang
telah terjadi, yang penting tetap semanga karna Allah bersamaNya, ujarnya10
9
Wawancara dengan Rizka Amalia,S.THP, Jamaah Majelis TalimAt-Tadzkir, Pada
Tanggal 09-06-2021, Pukul 09.10
10
Wawancara dengan Rhesti, Jamaah Majelis Talim At-Tadzkir, Pada Tanggal 11-06-
2021, Pukul 21.00
11
agar dapat diungkap makna dan nilai Qur’an hidup dalam masyarakat yang dalam
Dengan kata lain living Qur’an yang sebenarnya bermula dari fenomena
AT-TADZKIR PALEMBANG"
B. Rumusan Masalah
Untuk lebih memperjelas dan merucut dalam masalah yang akan dikaji
dalam penelitian proposal ini, maka dapat diambil pokok-pokok rumusan masalah
sebagai berikut :
180?
At-Tadzkir Palembang ?
1. Tujuan Penelitian
1.1. Untuk mengetahui hubungan Dzikir Asma’ul Husna dengan Q.S Al-A’raf
ayat 180.
1.2. Untuk mengetahui efek Dzikir Asma’ul Husna bagi Jama’ah Majelis
D. Kajian Kepustakaan
berbeda pada target dan isi dari Dzikir Asma’ul Husna itu sendiri.
gangguan jiwa. Skripsi ini tidak menitikberatkan pada salah satu tokoh penafsiran,
12 ?
David Amnur, “Zikir dan Pengaruhnya Terhadap Ketenangan Jiwa Menurut Al-Qur’an
(Kajian Tafsir Tematik). Jurusan Tafsir Hadits. Fakultas Ushuluddin. Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau. Tahun 2010.
13
Asma’ul Husna yang dilakukan merupakan suatu upaya mendekatkan diri dan
tentang “Studi Living Qur’an Terhadap Dzikir Asma’ul Husna Majelis Ta’lim At-
Tadzkir Palembang”. Dalam hal ini peneliti mengambil objek dari salah satu
majelis dzikir di Kota Palembang, untuk melihat fenomena atau realita yang
E. Metodologi Penelitian
1. Macam Penelitian
Skripsi dengan metode kualitatif ini memiliki tiga tahapan yang pertama
(penjelajahan umum).
2. Sumber Data
Data primer (utama) adalah sumber data yang asli yang berisi informasi
terhadap jama’ah yang aktif dalam kegiatan mingguan majelis ta’lim At-Tadzkir
data ini berkaitan dengan pihak-pihak atau sumber lain seperti buku, majalah,
13
Tadzkiroh, “Spiritualisasi Kegiatan Dzikir Asma’ul Husna (Analisis Fenomenologi
pada Jamaah Majlis Khidmah Asmaul Husna “Tombo Ati” Kesugihan Cilacap).Program Studi
Komunikasi Penyiaran Islam Pascasarjana. IAIN Purwokerto. 2021
14
3.1. Observasi
3.2. Wawancara
informan atau narasumber untuk menanyakan suatu hal secara langsung dengan
3.3. Dokumentasi
Metode ini bersifat stabil, dapat digunakan sebagai bukti untuk pengujian
14
Lukman Nul Hakim, Metode Penelitian Tafsir, (Noer Fikri Palembang, Januari 2019),
hal.57
15
Masri Singarimbun dan Sofyan Effendy. Metode penelitian survey. ( Jakarta:LP3ES,
1989). Hlm .192. dikutip dari :Sugiyono. Metode penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif,
kualitatif dan R dan D). Bandung :Alfabeta,2012. Hlm.194
15
Bagian yang sangat penting dalam pebnelitian ini adalah analisis data
terhadap kasus dengan jama’ah majelis dzikir dengan Asma’ul Husna adalah
F. Sistematika Penulisan
Bab dua yaitu pembahasan teoritis dari bentuk dzikir, yang meliputi :
Palembang.
Bab keempat yaitu wawasan dzikir yang penulis bahas yaitu: Sejarah awal
mula pembacaan dzikir Asmaul husna, Tafsir surah Al-A’raf ayat 180 dengan
dzikir Ama’ul Husna, dan Pengaruh dzikir asma’ul husna bagi Jamaah Majelis
Ta’lim At-Tadzkir.
16
Imam Gunawan. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Cet.I, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), Hlm :85
16
Bab terakhir ialah bagian penutup yakni bagian akhir dalam penelitian
A. Etimologi Dzikir
di tuturkan mengenai Allah SWT melalui hati dan lidah. 17Dalam Kamus Besar
Imam Nawawi menyebutkan bahwa dzikir yang afdhal itu dikerjakan secara
beriringan dengan lisan dan dihati. Dzikir dngan hati adlah yang paling afdhal,
Dengan brgitu, memberikan maknanya dalam hati, yaitu memahami suatu hal
B. Terminologi Dzikir
Diantaranya adalah Ibn Athaillah al- Sakandari (pakar tasawuf Mesir lahir pada
tahun 648 H) berargumen bahwa dzikir adalah melepaskan diri dari kelalaian
17
Abu Fadhl, Jamaluddin Muhammad Ibn Makram Ibn Manzhur al-Afrizy al Misry,
Lisan al-‘arab, Jilid IV, (Dar al Shadir, Beirut : 1990) hal. 308.
18
Pusat pembinaan, dan pengembangan bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(Jakarta: balai pustaka, 1990) cet III, hlm. 180
19
Ismail Nawawi, Risalah Pembersih Jiwa : Terapi perilaku lahir & batin Dalam
Perspektif Tasawuf (Surabaya: Karya Agung Surabaya,2008), hlm 244
20
Ibn Athaillah al Sakandari, Bahjat al nufus, (alih bahasa A Farzy Bahreisy dengan
judul Pencerahan Kalbu. Serambi, Jakarta 2002), hlm 163
17
18
Allah (Al-Qur’an).21 Fazlur Rahman dalam bukunya yang berjudul ‘Islam’ yang
Ruang lingkup dzikir juga tidak hanya sebatas dzikir melalui lisan, hati, dan
perbuatan saja. Namun, dzikir telah dilahirkan dari berbagai cabang yang
Juga bisa dikatakan sebagai do’a, yang sebenarnya dzikir memang bisa memiliki
21
Ibn Taimiyah, Terj Al Kalimut Thayib, mutiara do’a dan dzikir, (Jakarta: Pustaka
Amani) , hlm.2
22
Bey Arifin, Mengenai Tuhan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1991) hal. 751
Pada ayat diatas, dzikir diartikan juga dengan Do’a yang bermaksud
dari itu dzikir dijelakan dalam ayat ini untuk memohon kepadaNya dengan
23
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra Manajemen emosi sebuah panduan cerdas
bagaimana mengelola emosi positif dalam hidup anda, ,(Jakarta : Bumi Aksara, 2012),Cet.
II,h.255
19
Dalam hal ini dzikir juga muncul dari beberapa kisah yang akhirnya menjadi
sebuah pengingat bagi hamba-Nya dengan melihat berbagai kisah dan mengambil
pelajarannya.
Muhammad SAW akan kisah Nabi Idris a.s yang terdapat dalam kitab Al-Jalil”,
20
mengacu pada penafsiran tersebut, maka dapat dijelaskan derifasi lafazh Dzikir
bagi setiap yang mau mempelajari setiap keadaan atau sesuatu disekitarnya.
berdasarkan tafsir ilmu pengetahuan. Sehingga mereka yang tidak paham akan
suatu ilmu tersebut diharuskan untuk bertanya kepada ahli ilmu dalam bidangnya
1. Tujuan Dzikir
24
Ahmad Bin Muhammad Shihabuddin Al-Khafaji, Hasyiyah al-shihab ala tafsir al-
baidhawi, (Surabaya: Dar al-kutub al ilmiyah, 2001), juz 3, hal. 399
21
Dzikir dari yang kita pahami penjelasan diatas bahwa dzikir memiliki
makna yang sangat luas. Maka dari itu dzikir dalam penelitian ini bertujuan untuk
melihat pengaruh dzikir yang dilakukan rutin oleh jama’ah majelis ta’lim At-
Tadzkir dalam hal kesehatan jasmani serta rohani nya. Kemudian menyelesaikan
masalah yang ada pada setiap jama’ah untuk lebih dekat kepada Allah SWT dan
D. Macam-Macam Dzikir
a. Dzikir Jali
Dzikir Jali ialah bentuk perbuatan mengingat Allah SWT. dalam bentuk
ucapan lisan yang mengandung arti pujian, rasa syukur dan do’a kepada Allah
bersangkut menjadi ingat. Menyebut Allah dalam hati itu merupakan sifat ingat,
tanpa menyebut atau mengucap sesuatu. Dzikir sepert ini juga diperintahkan oleh
Allah.26
b. Dzikir Khafi
Dzikir Khafi adalah dzikir yang dilakukan secara khusyu’ oleh ingatan hati,
baik disertai dzikir lisan senantiasa memliki hubungan dengan Allah swt. ia selalu
c. Dzikir Haqiqi
25
Nurhayati, D.F. (2016), Pengaruh dzikir Asma’ul Husna terhadap Aktualisasi Diri
Jamaah Majelis Dzikir Asma’ul Husna Masjid Jami’ Desa Tawangsari. Hlm 13-14
26
Amin Syukur, kuberserah, (Bandung, Hikmah,2007), hlm. 102
22
Dzikir Haqiqi yaitu dzikir yang dilakukan dengan seluruh jiwa raga, kapan
dan dimana saja dengan upaya memelihara seluruh jiwa raga dari larangan Allah
swt. Untuk mencapai tingkatan dzikir haqiqi ini perlu terbiasa dengan dzikir jali
d. Dzikir Daim
Dzikir Daim ini adalah dzikir khusus yang ada pada Majelis Ta’lim At-
ketika sedang melafazhkan dzikir asma’ul husna. Dzikir ini juga dikerjakan setiap
satu bulan sekali dalam pertemuan jama’ah, untuk melihat bagaimana perubahan
Dzikir ini dilakukan dengan berdzikir didalam hati, lidah nya dilipat sampai
benar-benar bahwa dzikir daaim ini sesuai pada tujuannya yaitu berdzikir didalam
hati. Setiap detakan jantung itu menyebutkan lafazh Allah dan Asma’ul Husna
sehingga melatih ketika kita sakratul maut, semua organ tubuh Allah bekukan
lantas yang hanya bisa berucap adalah hati. Dengan begitu, diharapkan ketika
mengetahui makna yang dalam sehingga dzikir bisa dilakukan pada saat apa saja
dzikir Daim ini biasanya dipraktekkan dalam keadaan duduk, diam, tanpa
Nurhayati, D.F. (2016), Pengaruh dzikr Asma’ul Husna terhadap Aktualisasi Dir
27
Jamaah Majelis Dzikir Asma’ul Husna Masjid Jami’ Desa Tawangsari. Hlm 13-14
23
Di Indonesia, memiliki berbagai cara berhubungan dengan TuhanNya
menghadap Allah atau berhubungan dengan Tuhan yang demikian dalam agama
disebut upacara yang cara, waktu, tempat, dan persyaratannya sudah tertentu, dan
ada pula yang coraknya tidak tertentu. Salah satunya dzikir daim ini menggunakan
Nama Allah mengandung sifat yang berkaitan dengan nama dan keluhuran
Allah swt yang disampaikan oleh para rasul-Nya, agar tersampaikan kepada
Asma’ul Husna artinya nama-nama Allah yang paling baik, paling luas,
bukhori muslim :
28
Ensiklopedi Islam, jilid I (Jakarta: PT Ichtiar Baru Va Houve) hlm.159
24
“Sesungguhnya milik Allah 99 nama, barang siapa yang mengihsho nya
maka pasti masuk surga”.
25
BAB III
RUANG LINGKUP MAJELIS TA’LIM AT- TADZKIR
Adapun secara istilah maelis talim dapat dikatakan sebgai tempat duduk
banyak, usia yang berbeda-beda, serta mempunyai suatu tujuan yang sama.29
merupakan bagian dari model dakwah dan sebagai forum beljar untuk mencapai
sendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti oleh jamaah yang
relatif banyak”.30
tempoat mencari ilmu, mengabarkan suatu ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu-
ilmu kehudupan sehingga bertujuan dapat membentuk akhlaq dan pribadi yang
baik. Kemudian dengan begitu dapat membekas bagi mutaallim untuk selanjutnya
dengan berbagai dimensi sejak zaman Rasulullah SAW. Yang kemudian dalam
29
Puslitbang Kehidupan Keagamaan, Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam
Pendalaman Ajaran Agama Melalui Majelis Ta’lim, (Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan,
2007), hal.32.
30
Muhsin MK, Manajemen Majelis Ta’lim: Petunjuk Praktis Pengelolaan dan
Pembentukannya, (Jakarta: Pustaka Intermasa, 2009), hal. .2.
31
Helmawati, Pendidikan Nasional dan Optimalisasi Majelis Ta’lim : Peran Aktif Majelis
Ta’lim Meningkatkan Mutu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), 85-86
26
27
disebut dengan halaqoh, yaitu kelompok pengajian di Masjid Nabawi atau Masjid
al-Haram. Dikenal dengan kebiasaan memberi tanda dari pilar masjid yang
digunakan untuk dapat berkumpulnya jama’ah dengan salah satu pimpinan atau
ulama terpilih.32
dengan berbaga macam pebgajan bagi kaum muslimin untuk menyiarkan agama
pada tahun 1962 dibawah bimbingan KH. Muhammad Nur Ghazali Saiful Islam. 34
At-Tadzkir. Murid tersebut adalah seorang yang dianggap bisa untuk mengajarkan
Seberang Ulu I Kota Palembang yang didirikan oleh Ustadz Masrizal pada tahun
2009. Awalnya beliau masih domisili di Tangerang dan masih mengaji dengan
Eyang Nur, namun sebulan sekali beliau diperintahkan Eyang Guru untuk
menyebarkan dzikir di Palembang dan belum menetap. Lalu pada tahun 2012
32
M. Arifin,Kapita Selekta Pendidikan (Cet.II; Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 118)
33
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam (Cet.I; Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995),
hal.203
Wawancara dengan Buya Masrizal,selaku pembina majelis talim Attadzkir, tanggal 29
34
ustadz Masrizal atau yang biasa dipanggil Buya harus melakukan pengenalan
setempat, yang saat itu masih kurang pengetahuan tentang agama serta percaya
Berawal dari hijrah Buya Rizal dan keluarganya Tahun 2009 merintis ke
kota Palembang dengan bermodalkan takwa saja, memboyong kedua anak nya
serta istrinya. Yang mana beliau adalah berasal dari Sumatera Barat yang
beliau menganl Eyang guru At-Tadzkir yang berpusat di Tangerang. Lalu setelah
dipasar 26 ilir selama kurang lebih setahun. Qodarullah buya dan istri kembali
mendapat ujian dari Allah yaitu diperintahkan oleh Eyang Nur untuk memberikan
atau menghibahkan semua barang dagangan beliau kepada jamaah tanpa disisakan
satu pun. Dengan syarat untuk memulai hijrah dengan tekad kepada Allah dan
beliau : “Kita memang diperintahkan berjuang untuk majelis At-Tadzkir ini benar-
Pada tahun-tahun pertama Buya Rizal selaku pembina majelis ta’lim At-
jiwa dengan rukyah dan sejenisnya. Lalu ada juga pembinaan untuk remaja yang
sedang pada masa labil dan ego yang tinggi. dan setelah itu mereka bergabung
membantu mensyi’arkan majelis ta’lim at- tadzkir dan mengajak remaja lainnya
masyarakat menjadi jama’ah. Dan kini dengan rukyah tersebut hanya sebagai
hanya lain hal dari dzikir. Kini di majelis ta’lim At-tadzkir cabang kertapati,
Pada awal berdirinya, majelis ta’lim At- tadzkir hanya memiliki 3 keluarga
saja, yang dalam tiga keluarga tersebut berkisar 4 orang saja. Setiap malam senin
dan malam jum’at mengadakan pengajian di majelis ta’lim itu sendiri. Kemudian
teman terdekat dari masing- masing jamaah. Tujuan awal mereka bergabung yaitu
untuk merukyah dirinya, dan ada juga yang ingin meminta solusi dalam masalah
rumah tangga. Yang mana dapa dikatakan bahwa mereka yang datang ke majelis
memang untuk menyelesaikan maslahnya, jadi syi’ar pertama kali yang dilakukan
oleh Buya Rizal dengan cara seperti itulah. 36 Buya Rizal juga menyebarkan
juga jama’ah beliau berasal dari luar wilayah sumatera selatan, seperti di Padang
panjang dan padang pariaman, sumatera barat. Disana Buya Rizal mengisi
pengajiannya setiap sebulan sekali, untuk tiap minggu nya dibina oleh menantu
Seluruh jamaah yang berasal dari berbagai kota dan binaan dari luar
jahr (suara jelas) atau sir (samar). Dzikir dengan suara sir lebih
Astaghfirullahal ‘azhiim.37
37
Moh Saefullah al-Aziz, 2005, Fiqih Islam Lengkap Pedoman Hukum Ibadah,
Surabaya : 194-195
31
bagi kehidupan.
Dzikir ini memiliki aqidah tauhid dalam perjalanan hidup, bahwa segala
Dzikir dengan perbuatan dilakukan dengan sika taat dan patuh terhadap
aturan Allah SWT., baik dalam hal aqidah, ibadah, maupun muamalah.
Sehingga segala gerak dan langkah serta tutur kata memancarkan akhlaq
Allah SWT yang penuh rahmah, berbudi luhur, dan jauh dari akhlaq
tercela.38
Majelis ta’lim At-Tadzkir berdiri bermula dari pengajan yang diikuti oleh
para remaja yang kemudian barulah diikuti oleh bapak ibu yang cukup dibilang
38
Finni, Awalina. Makalah Zikir dan Do’a, hal. 8
32
lansia. Bermula dua keluarga yang mengikuti pengajian dengan dalih ingin
berobat dengan cara rukyah. Karena memang dari awal yang menjadi daya tarik
orang- orang masuk ke majelis ta’lim at-Tadzkir ini ialah untuk merukyah
dirinya.39 Tingkat pengetahuan jamaah majelis ta’lim yang pertama kali kurang
dalam pengetahuan keagamaan, itulah mengapa pertama kali Buya Rizal selain
masuknya majelis ta’lim dipalembang bukanlah hal yang baru. Karena banyak
juga terdapat jenis-jenis pengajian lain didaerah tersebut. Tujuan majelis ta’lim
At-Tadzkir ini juga bukanlah hanya sekedar mengajak orang-orang untuk mengaji
lalu pulang, karena hal seperti itula sudah biasa dilakukan oleh masyarakat awam.
Akan tetapi At-tadzkir memiliki tujuan sendiri yaitu mengisi ruh seseorang untuk
lebih dekat dengan Allah dan meminta hanya kepada-Nya. Karena manusia
memiliki banyak kebutuhan, maka dari itu tempat yang baik untuk meminta
39
Finni, Awalina. Makalah Zikir dan Do’a, hal. 9
33
pengalaman serta hal baru bagi jamaahnya, sesuai dengan tujuan diawal tadi untuk
mendekatkan diri keada Allah SWT dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Mereka merasakan sendiri kehidupan yang nyaman dan tenang serta menjadi
pribadi yang kuat dan sabar dalam menghadapi hidup. Dan memiliki semangat
yang lebih lagi untuk mencari ilmu di majelis ta’lim At-tadzkir, semangat bekerja
Dalam majelis ta’lim ini terdapat jamaah yang berasal dari golongan
tenaga pendidik, misalnya dosen dan guru. Lalu karena mereka memiliki juga
penegak dalam dakwah majelis ta’lim Attadzkir ini. Lingkungan sekitar ta’lim ini
memiliki banyak perubahan dari pola pikir masyarakatnya, sampai ke prilaku nya,
yang awalnya mereka kurang respek sampai ada yang mencari maslah dalam hal
sangketa lahan, tetapi sekarang semuanya telah saling ikhlas dan berlapang dada.
perubahan yang signifikan terlihat dari mereka yang mulai mau belajar ilmu
kegiatan dzikir selama 9 Tahun. Dilihat dari nama majelis itu sendiri yaitu dzikir
34
husna dan dibimbing oleh pembina Nya. Karena siapa pun yang senantiasa
bacaan dzikir lainnya, hanya saja dalam majelis ini lebih terfokuskan dengan
peyebutan Asma’ Allah. Sifat-sifat Allah yang sehingga bagi jamaah tidak hanya
untuk berdzikir namun bisa juga meresapi makna dari asma’Nya dan diharapkan
pribadi yang lebih baik lagi. Karena untuk kenal Allah SWT yaitu harus dengan
jum’at, diadakan juga setiap bulannya untuk mengaji burdah seluruh jamaah dari
berbagai cabang. Untuk pembelajaran dan pelatihan untuk jamaah dilakukan pada
setiap malam jum’at diisi oleh bapak-bapak, begitupun untuk perempuan dan ibu-
ibu dilatih untuk belajar dakwah disetiap malam senin. Dzikir merupakan amalan
yang paling utama, namun bukan hanya dzikir asma’ul husna tapi juga
menerapkan sholat malam dan juga ceramah yang dijelaskan diatas tadi.
Proses pelaksanaan dzikir ini semua sama sesuai arahan dari yang membina
Majelis Ta’lim At-Tadzkir pusat di Tangerang yaitu Eyang KH. Muhammad Nur
dengan membaca Asma’ul Husna dan sholawat nabi. Susunan acara pelaksanaan
a. Pembukaan
pembacaan Asma’ul Husna oleh jamaah dzikir majelis ta’lim Attadzkir. Lalu
Sebelum dzikir dimulai yang dipimpin langsung oleh Buya Rizal, beliau
mengajak untuk dzikir terlebih dahulu diawal berupa Istighfar dan Hasbiyallah
Amalan- amalan dzikir yang kemudian dipimpin oleh pembina dan diikuti
jamaah memberikan makna tersendiri. Terpaut dengan isi dari ceramah yang
ilmu, dan lain sebaginya. ceramah adalah jenis pidato yang isinya berkaitan
c. Dzikir Berjamaah
Pelaksanaan dzikir ini dipimpin langsung oleh Buya Rizal dengan melafazhkan
dzikir Asma’ul Husna. Selain itu beliau mengucapkan do’a dalam bahasa
sambil terus berdzikir dan sampai menangis meminta ampun pada Allah SWT.
Saat semua urutan selesai maka dilanjutkan sholat sunnah berjamaah, yang
mana ditentukan oleh Buya Rizal dan sesuai perintah atau tugas dari yang
biasanya diberikan oleh Eyang Nur Allahuyarham. Sholat sunnah ini ada
beberapa macam nya sesuai dengan keadaan seperti sholah sunnah taubah,
paling afdhal setelah puasa Ramadhan ialah puasa bulan Muharram. Dan sholat
fardhu ialah sholat malam”. Sedangkan amalan sunnah Nabi Muhammad SAW
melakukan sholat sejumlah sebelas rakaat. Itu lah sholat beliau.” dan “Beliau
tetapi ada banyak jenis sholat sunnah yang lain seperti yang biasa dikerjakan
jamaah majelis ta’lim. Sholat sunnah nya mengikuti yang diperintahkan oleh
Eyang Nur , dimana sholat sunnah ini dikerjakan sesuai dengan keadaan dan
37
tujuan setiap jamaah. Pada intinya semua sholat sunnah bisa dikerjakan dimana
saja dan kapan saja, asal tetap sesuai dengan syariat yang diajarkan oleh Nabi
e. Istirahat
atau curhat masalah dalam hidup atau keluarganya bisa langsung menemui
Buya Rizal. Kegiatan terakhir ini biasanya sudah termasuk kedalam akhir
pengajian.41
lebih dekat dengan Allah. Mereka kemudian teringat akan dosa-dosa yang telah
diperbuat pada masa lalunya, tak lupa para jamaah mengirimkan doa-doa
kepada keluarganya baik yang masih ada maupun telah tiada. Oleh karena itu
mengingatkna para jamaah untuk kembali mengingat Allah SWT yang Maha
Kuasa.
Palembang .
38
mereka serta mengerjakan sholat sunnah yang diberikan oleh pembina. Karena
diharapkan bagi jamah majelis ta’lim At-Tadzkir ini mampu memahami makna
dan mengamalkan dzikir bukan hanya ketika berada dimajelis saja. Akan tetapi
At-Tadzkir
Penerapan Living Qur’an di sebuah Majelis Ta’lim atau yang kini sudah
menjadi sebuah Yayasan Pendidikan Islam sudah menjadi hal yang tak asing.
Dalam hal ini Jamaah Majelis Ta’lim At-Tadzkir menerapkan pembacaan Dzikir
setiap akan memulai majelis tak lepas dari peran pembina Majelis Ta’lim yang
mengamalkan dzikir asmaul husna ini. Karena terdapat banyak fadhilah yang
dapat dipakai dalam kehidupan sehari- hari khususnya jika mereka menginginkan
Karena dzikir Asma’ul Husna sudah jelas menggunakan nama-nama yang baik
seperti menginginkan rezeki, maka dengan melafazhkan dzikir Yaa Fattah Yaa
wajib yang dibaca ketika akan memulai Ta’lim dengan pembacaan dzikir Asma’ul
Husna. Tujuan daripada Eyang Guru KH. Nur Ghazali sendiri adalah agar dzikir
39
40
asma’ul husna ini menjadi washilah dan keistiqomahan bagi jamaahnya dalam
menjalani kehidupanNya.
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami ialah Allah",
kemudian mereka tetap istiqamah. Maka tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.42
dan mengajak para jamaahnya untuk selalu berdzikir Asma’ul Husna dengan
Istiqomah. Karena setelah beliau merasakan sendiri efek yang baik dalam
kehidupanNya, maka dari itu beliau berusaha meyakinkan para jamaahnya untuk
istiqomah juga dalam dzikir Asma’ul Husna rutin setiap hari. Khususnya
Dzikir Asma’ul Husna dan juga merupakan salah satu cara agar jamaah majelis
ta’lim At-Tadzkir agar dapat mengamalkan dzikir ini tanpa pernah tinggal.
Karena dikhawatirkan ketika tidak diterapkan sebagai wirid, ada sebagian jamaah
Wirid adalah amalan yang rutin dibaca dengan istiqomah. Wirid yang
akan mendaatkan dari wirid itu pasti baik dan punya fadhilah tersendiri.44
42
QS. Al-Ahqaf (46) :13
43
Wawancara dengan Buya Masrizal, selaku pembina Majelis Ta’lim At-Tadzkir
Palembang, 05 Desember 2021.
44
Imam Abi Zakaria Yahya bin Syarifudin Nawawi Syafi’i, At-Tibyan Fi Adabi
Hamalatil Qur’an,... hlm. 55.
41
yang harus dibaca oleh Jamaah Majelis Ta’lim At-Tadzkir karena umumnya
merasakan dampak positif dari pengamalan Dzikir Asma’ul Husna karena mereka
Dzikir merupakan salah satu cara aplikasi hamba yang beriman untuk
tentu saja dalam hal ini adalah Allah. Dengan dzikir kepada Allah hati manusia
42
akan tenang dan akan dpat memberikan kesembuhan terhadap sakit yang
dideritanya.45
kepada Allah adalah kenikmatan yang bukan hanya sekedar aplikasi bentuk cinta,
SAW, berpesan kepada Sayyidatuna Aisyah r.a agar selalu membaca Asma’ul
45
Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta:
Dana Bhakti Prima Yasa, 1998) hlm. 191
46
Ahmad Zahro, Kuliah Solusi Spiritual Al-Qur’an, (Jakarta: Qaf Media Kreativa), Cet.I,
Mei 2018, hal. 281
43
Pada hakikatnya, orang yang sedang berdzikir adalah orang yang sedang
berhubungan dengan Allah, berbincang dan curhat dengan Allah. Seseorang yang
Ta’lim At-Tadzkir
memiliki ciri khas tersendiri, selain membacakannya setiap akan memulai Ta’lim
juga dipakai menjadi amalan tersendiri bagi jamaah. Mereka akan diberikan tugas
dalam perhari nya, melafazhkan beberapa dzikir asmaul husna sesuai dengan
lebih banyak dan diimbangi sholat sunnah sesuai yang diperintahkan oleh
pembina.
mengerjakan dzikir tidak boleh dikerjakan dengan sesuka hatinya tanpa melihat
syarat-syarat yang telah dijelaskan diatas. Ketika mengerjakan dzikir akan terasa
47
Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi’, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfai al-Qur’an al-Karim,
(Qahirah: Dar al-Hadits, 1422 H/2001 M) h. 332-337.
44
Pada proses dzikir ini akan dijelaskan beberapa urutan dalam pelaksanaan
dzikir asma’ul husna yang biasa dipakai oleh jamaah Majelis Ta’lim At-Tadzkir.
berikut:
1. Tawassul
Tawassul adalah beradab kepada Allah, karena kita kenal dengan Allah
kepada tuhannya. Suatu amalan yang berasal dari kata wasilah (suatu jalan) dalam
Islam.
secara umum terlebih dahulu diawali dengan pelaksanaan sholat isya berjama’ah
48
Wawancara dengan Buya Masrizal, selaku pembina Majelis Ta’lim attadzkir, pada
tanggal 10 Desember 2021, Pukul 20.00
49
Abu Abdillah Malik Bin Anas, Al-Muwatho’ bi Riwayati Yahya bin Yahya al-Laitsi,
Bab Jami’, No 1619 (Beirut: Dar Al-Kitab Al—Alamiah,198), hal. 502
45
Al- Faatihah.
makna “Tunjukilah kami ke jalan yang lurus”.51 Pembacaan tawassul yang diawali
dengan surah al- fatihah dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.,
diharapkan sampai hajat jamaah untuk para guru- guru yang telah memberikan
ilmunya, sehingga para jamaah kini dapat lebih memahami agama dengan
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kemudian al- fatihah selanjutnya juga
dikirimkan kepada keluarga- keluarga jamaah yang masih ada maupun yang telah
tiada. Tidak hanya itu, al-fatihah selanjutnya dikirimkan kepada tetangga, kerabat,
50
QS. Al-Faatihah(1): 1-7.
51
Ahmad Zahro, Kuliah Solusi Spiritual Al-Qur’an, (Jakarta: Qaf Media Kreativa), Cet.I,
Mei 2018, hal. 176
46
orang yang suka maupun tidak suka diharapkan Allah bukakan pintu hidayah dan
mengampuni nya. Tak lupa juga yang terakhir dikirimkan al-fatihah kepada diri
masing-masing agar senantiasa selalu ingat dan bersyukur atas nikmat yang telah
melafazhkan dzikir ini. Menurut Syekh Ali Jaber, jika wirid tersebut dibaca secara
khusyu’ dan penuh keyakinan, maka Allah akan mempermudah segala urusan di
dunia. Bukan hanya itu, segala hajat dan do’a yang selama ini diharapkan tidak
Maksudnya disini adalah ialah Allah yang telah memberikan rezeki kepada
hambaNya. Sesuai dengan asma dan sifat-sifat Allah SWT., maka jamaah majelis
Ta’lim At-Tadzkir mengambil beberapa bagian dari nama- nama baik bagi Allah
manusia lain. Namun, manusia tidak akan pernah bisa memenuhi kebutuhannya
sendiri kecuali dengan rezeki dari Allah SWT., teladan dari dzikir diatas adalah
52
Youtube Moch Hisyam, Portal Jember.com, 23 November 2021.
dapat menghindarkan dari sifat kesombongan.53 Allah SWT berfirman dalam QS.
53
Wawancara dengan Buya Masrizal, Selaku Pembina Majelis Ta’lim At-Tadzkir, 07
Desember 2021. Pukul 21.15 WIB
54
QS. Faatir (35): 3.
47
48
“Maka Maha Tinggi Allah, raja yang sebenarnya; tidak ada Tuhan
selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arsy yang mulia”.55
Sama halnya dengan dzikir Asma’ul Husna sebelumnya, yaa Jabbar yaa
Qahhar yaa mubiin yaa Allah juga memiliki makna yang dalam yaitu makna Al-
bahwa makn Al-Jabbar adalah yang Maha Agung. yang memiliki segala
keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS.Al-Hasyr
59: 23)
yaitu Buya Masrizal akan memimpin do’a. Yang mana do’a tersebut ditujukan
tersentuh hati jamaah, karena didalam do’a yang disampaikan merupakan isi hati
Selanjutnya jama’ah hanya meng- Aamiin kan do’a-do’a tersebut, banyak dari
mereka yang merintih dan menangis seolah benar-benar dzikir ini menyentuh hati
55
QS. Al-Mu’minun (23) :116
56
QS.Al-Hasyr 59: 23
49
5. Do’a
curahan hati jamaah. Didalam doa ini juga tidak lupa untuk bertawajjuh atau
kepada Nabi, keluarga, serta diri masing- masing jamaah. Bacaan do’a juga tidak
Selanjutnya, isi dari do’a itu sendiri seperti meminta keselamatan dunia akhirat,
menghadapi setiap ujian yang Allah berikan, dan masih banyak lagi.57
Nabi, ini ditujukan agar dzikir nya lebih mudah sampai kepada pemahaman
masyarakat awwam dan jama’ah baru. Dengan demikian mereka akan merasakan
Dzikir diatas dilafazhkan oleh jama’ah kemudian pembina atau yang biasa
dipanggil Buya Masrizal memanjatkan hajat-hajat dan do’a yang diiringi dzikir
57
Wawancara dengan Buya Masrizal, Selaku Pembina Majelis Ta’lim At-Tadzkir, 07
Desember 2021. Pukul 21.20 WIB.
50
Allah SWT., sampai semua benar-benar selesai dan diakhiri dengan sholat sunnah
taubat. Yang mana dalam hal ini sholat taubat dikerjakan secara berjama’ah. Akan
tetapi sholat sunnah taubat ini tidak selalu dikerjakan, kadangkala diperintahkan
8. Dzikir Daim.
Dzikir daim atau yang biasa dikenal dengan sebutan dzikir nafas, dzikir
qolbi, atau dzikir daim Allah. Ada satu karunia dari Allah yang sering kita
lalaikan dan sering kali tidak kita manfaatkan untuk bersyukur, yaitu karunia
nafas. Padahal ia merupakan tali hidup. Maka dengan ini penulis mengajak agar
kita memperbanyak dzikir dan rasa syukur kepada Allah dengan menggunakan
nafas kita.
Dzikir Daim atau dzikir nafas yang sering dilafazhkan dengan kata ‘HU’
yang merupakan sebutan dzikir nafas. Kemudian dari salah satu nama yang
diperdebatkan dalam masa sekarang ialah ‘HU’ selalu digunakan dalam kalimat
dzikir terutama pada dzikir nafas ini. Lalu dapat dilihat dari lafazh Allah yang
kemudian makna dzikir atau kata yang selalu bersanding dengan kalimat ‘hu’
memiliki makna yang suci, makna yang indah dikarenakan makna ‘Hu’ itu sendiri
merujuk kepada Allah swt. yang maha suci. Pada masa syeikh Muhammad Abduh
58
QS. Asy-Syura (42) : 19.
51
ada sahabat beliau yang bernama syeikh Ali Mahfuzh dalam kitab Al-Ibda’,
kumpulan tentang kritik bid’ah-bid’ah yang terjadi dari masa ia hidup sampai ia
menjadi ulama.
Salah satu yang menjadi isu berat disitu adalah berdzikir dengan Ismul
Fard dengan nama tunggal salah satunya adalah dzikir nafas ini yang belafzh ‘hu’.
Lalu syeikh Ali Mahfuzh rahmatullah ‘alaih dengan sangat objektif menyebutkan
pendapat yang memperbolehkan dengan yang tidak berdzikir dengan lafazh ‘hu’.
Misalnya al-arif athoillah pengarang kitab al-Hikam dan Syaikhul islam Ibnu
Taimiyah, dua orang ulama ini berkonflik mengenai kebolehan dzikir dengan
nama tunggal termasuk ‘hu’. Tetapi Ibnu Taimiyah menyatakan tidak boleh, dan
harus berdzikir dengan kalimat sempurna, dan kemudian dzikir ini hanyalah
warisan terdahulu bukan hal yang baru. Namun tidak masalah jika kita sebagai
orang yang cinta dzikir dan berguru dengan berdzikir ‘hu’, maka bukan menjadi
masalah jika dipakai untuk amalan diri sendiri untuk ketenangan bathin.59
Dzikir nafas atau dzikir qolbu ini selalu dipakai dalam majlis ta’lim
attadzkir, karena dari hasil wawancara bahwasanya terapi dzikir daim ini dapat
menyembuhkan diri dari segala macam penyakit. Contoh sedikit pada masa saat
ini yaitu covid yang banyak merubah semua kehidupan manusia. Menimbulkan
rasa kecemasan diri atau was-was yang kemudian dapat merontokkan cahaya
keimanan, maka harus dibenah dengan dzikir qolbu yaitu ‘hu Allah’ karena nafas
ini milikNya dan kita harus meminta segala sesuatu dengan menyebut nama-Nya.
Dalam praktiknya dzikr ‘hu’ ini dimulai dengan duduk senyaman mungkin sbelah
kaki bersila diatas, kemudian dalam penarikan nafas di qolbi dengan memulai
59
https://youtu.be/BwuNzTtaOXU... dilihat pada 30 Desember 2021
52
nafas satu garis dari perut ke ubun-ubun kemudian diarahkan ke bagian kanan
daim Allah :
Pertama : Lakukan rileksasi diri dengan posisi yang nyaman dan santai. Posisi
punggung diusahakan tegap. Hal ini akan membantu jamaah untuk semakin
mudah mencapai kondisi rileks (santai). Lalu amati dan ikuti nafas yang keluar
dan masuk dengan bebas. Ingat kita hanya mengamati nafas, bukan mengatur
nafas. Biarkan saja ia (nafas) keluar dan masuk dengan bebas. Lakukan hal ini
Kedua : Iringi nafas kita dengan dzikir Hu Allah. Ketika nafas masuk, kita iringi
dengan dzikir/melafazhkan ‘Hu’ didalam bathin. Dan ketika nafas keluar, kita
iringi nafas kita dengan dzikir Allah. Lakukan hal ini hingga benar-benar merasa
60
https://youtu.be/BwuNzTtaOXU... dilihat pada 30 Desember 2021
61
QS. Al-A’raf (7): 28
62
QS.Al-Ahzab (33) : 41
53
dekat dan bersama Allah. Kita merasakan bahwa Allah lah yang telah
Ketiga : Gerakkan jiwa kita untuk mendekat ke Allah dan berserah diri kepada-
Nya. Caranya, ketika kita melafazhkan dzikir ‘Hu’ (dalam bathin), kita arahkan
jiwa kepada Allah yang Laisa kamitslihi syai’un, yaitu yang tak bisa kita
bayangkan seperti apapun. Ketika kita medzikirkan Allah (dalam bathin), kita
bagi jamaah majelis ta’lim attadzkir. Berdasarkan tafsir al-Wajiz dari Wahbah
menyebut-Nya dalam situasi apapun. Misal ketika manusia dalam keadaan sulit
rezeki, maka ia akan cenderung membutuhkan satu Dzat penolong yang Maha
memberi rezeki. Atau ketika manusia dalam keadaan banyak masalah, maka ia
Maka dari itu, dalam surat Al-Araf ayat 180 Allah berfirman “Maka
Wahbah Zuhayli, anjuran Allah ini mencakup doa dan ibadah. Selain berdoa,
bersabda “Tidak akan datang hari kiamat, selagi masih ada yang menyebut Allah..
Allah” (HR. Muslim). Dalam hadits yang dikeluarkan oleh Abu Daud dan Ibnu
Majah, Rasulullah saw juga menganjurkan untuk membaca lafazh- lafazh asmaul
husna ketika dalam kondisi gundah, “Allahu allahu rabbi, laa usyriku bihi syaian”
mutlak milik Allah SWT dan bukan milik selain dari padanya.
Dari beberapa penafsiran dari ulama dan mufassirin mengenai ayat ini,
dzikir asmaul husna ini bila ditinjau dari segi penafsiran, dan memiliki hubungan
yang signifikan untuk dijadikan pedoman dalam memaknai surah al-araf ayat 180
dengan asmaul husna. Seperti yang dijelaskan oleh para mufassir bahwasanya
orang-orang jika membutuhkan maka mintanya hanya kepada Allah, karena Ia lah
Maha Pemlik semesta beserta isinya. Dengan begitu, manusia diperlukan cara
tersendiri untuk mencapai pada taraf memohon kepada sang Khaliq yaitu berupa
dengan cara mengamalkan dzikir asamaul husna dengan metode dzikir daim atau
dzikir qolbu dan nafas. Diharapkan jamaah akan terbiasa untuk berkomunikasi
dzikir harian dan wirid dalam pengajian dzikir di Majelis Ta’lim At-Tadzkir
dzikir Asma’ul Husna ini sudah menjadi kebiasaan rutin yang dilakukan oleh
jamaah majelis ta’lim At-Tadzkir. Hal ini berdasarkan keterangan salah satu
jamaah majelis Ta’lim At-Tadzkir yang bernama Fadilla Maulani saat penulis
Tadzkir mulai dari kalangan remaja sampai lanjut usia. Sebagian besar dari
mereka hampir sudah memahami makna dzikir asma’ul husna ini, dan
memahami dzikir Asma’ul Husna ini dengan baik, namun mereka tetap
64
Gregory Baum, “Thruth Beyond Relativism (Agama dan bayang-bayang relativisme)”,
penerjemah, Achmad Murtajib dan Masyhuri Arow, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,
1999), hlm. 15
65
Wawancara dengan Fadilla Maulani, Jamaah Majelis Ta’lim At-Tadzkir Palembang,
Pada Tanggal 14 Desember 2021, Pukul. 21.00 WIB.
56
perlu diapresiasi dan hal ini baik untuk dicontoh dan diterapkan untuk masyarakat
umum.
Palembang adalah suatu bentuk latihan dan melatih kebiasaan para jamaah dalam
selalu sabar dalam menghadapi setiap ujian yang Allah berikan. Juga menjadikan
Perubahan yang dapat dilihat dari para jamaah majelis ta’lim At-Tadzkir yaitu,
jamaah memiliki karakter yang sabar, ikhlas serta selalu tawakkal dalam
mereka menyikapinya dengan sabar dan ikhlas. Karena secara tidak langsung,
dzikir asma’ul husna ini memberikan kesadaran kepada jamaah bahwa setiap
langkah hidupnya, masalah hidupnya sudah takdir dari Allah, dan Allah telah
memberikan tanda bahwa semua jalan keluarnya ada didalam Asma’ul Husna
yaitu nama-nama yang baik dan membuktikan akan kebesaran Allah SWT.
Harapan pembina dan guru tentunya, Buya Masrizal dan Eyang Nur
dalam melakukan ibadah kepada Allah. Karena jika hatinya tenang maka
asma’ul husna ini sehingga ketika proses dzikir sedang berlangsung, mereka
SWT. Dan Allah tidak akan menguji hambanya diluar batas kemampuannya.
talim At-tadzkir sebagai pelaku tindakan pengamalan dzikir asma’ul husna yang
Pada jamaah majelis ta’lim At-Tadzkir. Ada empat orang jamaah yang
penelitian. Jama’ah yang diwawancarai berasal dari berbagai kalangan, ada yang
remaja, dewasa, serta lanjut usia. Juga peneliti mewawancarai perwakilan dari
jamaah dan pengurus Majelis Ta’lim At-Tadzkir. Dari hasil wawancara penulis,
1. Evi
Evi atau yang akrab disapa Ibu Evi ini berusia 48 Tahun bertempat tinggal
di Komplek Bina Azhar Plaju. Beliau merupakan salah satu jamaah terlama yang
selaku pembina di cabang bekasi saat itu. Kebetulan pula istri dari pembina ini
merupakan sepupu dari saudara Evi, setelah buya mengajak ibu Evi untuk masuk
pengajian agar fikirannya lebih tenang, maka beliau pun rutin mengikuti pengajian
pengajian di Palembang.
sebelumnya beliau adalah termasuk orang yang dikatakan cinta dunia, karena
katanya dulu itu beliau selalu memakai barang-barang branded dan mahal. Selalu
mengikuti trend dan jamannya dengan teman-teman sosialita nya. Namun ketika
dengan at-tadzkir. Begitu juga dengan tetangganya yang diajak untuk mengikuti
pengajian, kadang kala banyak dari jamaah yang ingin gabung sendiri. Karena
pada awalnya pengajian ini juga selalu digelar di kediaman beliau, ketika Buya
tanah yang bisa dibilang besar karena terdiri dari garasi mobil untuk para jamaah,
dan beberapa kamar sampai lantai dua. Tanah tersebut berada didaerah kertapati
59
yang kini menjadi sebuah ta’lim nan kokoh yang memiliki banyak jamaah dari
cabang palembang.
menjadi hajat ibu Evi juga, maka dzikir asma’ul husna ini sangatlah memberikan
digunakan sebagai dzikir harian dan sebagai hajat dari para jamaah.66
2. Hj. Mariam
Hj. Mariam atau yang biasa disapa akrab dengan Ombai ini berusia kurang
lebih 70 Tahun, merupakan salah satu jamaah lansia yang paling lama bergabung
disalah satu rumah jamaah, sampai saat ini telah memiliki tempat sendiri. Awal
mula ombai mengikuti dzikir asmaul husna ini ketika beliau mengikuti
tetangganya untuk mengaji, beliau orangnya tidak memiliki masalah hidup, atau
pun keluhan. Jadi memang dari hati beliau sendiri ikut ngaji di attadzkir ini karena
dari berbagai daerah. Ombai juga memaparkan bahwa jamaah yang datang itu ada
banyak lagi penyebab datang dengan sendirinya jamaah ke ta’lim at-tadzkir ini.
Dalam hal dzikir menurut ombai tidak ada yang beda bentuk bacaan wirid
dalam ta’lim ini, akan tetapi memang banyak jamaah yang merasakan perbedaan
Wawancara dengan Evi, Jamaah Majelis Ta’lim At-Tadzkir Palembang, Pada Tanggal
66
27 Desember 2021.
60
dalam hal rasa, dimana attadzkir selalu memainkan rasa di dalam qolbi setiap
jamaahnya. Itulah mengapa sampai saat ini sudah hampir 8 tahun ombai masih
tetap istiqomah datang ke ta’lim untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah
SWT.67
3. Kartika
benar-benar telah terjadi kemu’jizatan pada diri jamaah dan mereka merasa
ketika jamaah sakit pembina dan seluruh jamaah datang untuk men jenguk dan
mendoakan. Dimana hal seperti itu sangatlah jarang ditemukan, ujar bu Kartika.
Pengalamannya juga dalam berteman, saat sakit atau saat dalam keadaan paling
mereka saling support, saling menguatkan satu sama lain. Sehingga dzikir disini
seperti benar-benar telah merubah perasaan seseorang untuk menjadi pribadi yang
lebih baik.
Ibu Kartika merupakan seorang ibu rumah tangga yang berusia 44 tahun.
Beliau bercerita bahwa dari mengikuti pengajian di attadzkir ini, beliau merasa
bahwa Allah telah memudahkan segala urusannya. Yang mana beliau saat itu
istiqomah, dan pada akhirnya beliau sendiri seperti tidak menyangka diberi Allah
kenikmatan berupa dapat memberi motor, mobil, bahkan rumah. Dari situlah
beliau benar-benar tidak menyangka bahwa kuasa Allah sebesar itu, lalu beliau
mengajak saudara, anak, suami, orangtua nya untuk selalu mengikuti dzikir asaul
husna. Karena hidupnya terasa lebih tenang, tidak ada masalah, dan Allah selalu
menuntun jalannya. Ia bahkan saat ini merasa rugi jika satu kali saja tidak datang
untuk ngaji, pernah dalam suatu ketika ia berhalangan untuk mengaji akhirnya
Allah memberikan teguran padaNya. Seketika hal sekecil itu menjadi pelajaran
yang dapat diambil oleh setiap jamaah, karena mereka memang merasakannya
sendiri.68
pembacaan dzikir asamaul husna ini merupakan hal yang sakral bagi mereka.
selalu mengamalkan dzikir ini karena memang yakin bahwasanya dzikir ini
4. Neli Warneli
Neli warneli merupakan salah satu jamaah yang juga berperan dalam
68
Wawancara dengan Kartika, Jamaah Majelis Ta’lim At-Tadzkir Palembang, Pada
tanggal 27 Desember 2021.
62
dengan bu neli, sama seperti yang lainnya beliau juga merasakan akan perubahan
dalam hidupnya. Berawal dari ingin berobat karena sakit, beliau merasakan efek
nya lebih dari sehat fisik dan sehat batin. Menurut beliau, dzikir yang diajarkan
Eyang dan Buya dengan dzikir asmaul husna ini sangatlah berbeda, karena jamaah
tidak hanya diperintahkan sekedar ngaji saja, setelah itu hidupnya masing-masing.
Akan tetapi seluruh jamaah diajak untuk berubah secara lahir dan bathinnnya
untuk menjadi pribadi yang lebuh baik lagi. Bahkan para jamaah pun masih
diberikan tugas dzikir harian agar mereka selalu mengingat Allah kapan pun dan
dimanapun.69
sholat sunnah yaitu Asma’ul Husna mengandung banyak manfaat dan pelajaran
Tradisi pembacaan dzikir Asma’ul Husna yang rutin diamalkan oleh para
sholat fardhu dibacakan secara berjamaah, dan juga diamalkan bagi masing-
ini sudah sering beliau amalkan ketika masih menjadi murid Eyang Nur Ghozali
69
Wawancara dengan Neli Warneli, Jamaah Majelis Ta’lim At-Tadzkir Palembang, Pada
Tanggal 27 Desember 2021.
63
dari asma’Nya Allah. Kemudian dilihat dari banyaknya kebutuhan hidup manusia,
terkhusus jamaah majelis ta’lim, maka mereka percaya bahwa dengan menyebut-
Secara tidak langsung dzikir Asma’ul Husna ini dengan keyakinan dan
kepada sang pencipta dengan mengimani asmaNya Allah SWT. terutama bagi
para jamaah yang datang ke majelis ini ialah pertama kali untuk menyelesaikan
dengan asmaul husna didalam al-Qur’an maka akan berefek ketenangan jiwa dan
raga. Maka setelah itu mereka akan merasakan nikmatnya hidup tenang dan
lapangnya hati.
banyak keberkahan dalam hidupnya, dengan yakin bahwa Allah akan selalu
memudahkan urusannya.70
70
Wawancara dengan Buya Masrizal, Selaku Pembina Majelis Ta’lim At-Tadzkir
Palembang, pada tanggal 14 Desember 2021. Pukul.21.30
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan dzikir asma’ul husna dengan QS. Al-A’raf ayat 180 ini yakni
husna. Secara awwam mereka melihat dari makna 99 nama dalam asmaul husna
itu sendiri sesuai dengan hajat dan kebutuhan hidu mereka. Serta dilihat juga dari
makna ayat tersebut bahwasanya dengan asmaul husna maka berdoalah (meminta)
segala hajat mereka. Dengan begitu, jamaah majelis ta’lim At- Tadzkir selalu
tujuan selain mendekatkan diri kepada Allah yakni agar dimudahkan jalannya
Sedangkan efek yang terdapat dalam dzikir asmaul husna jamaah majelis
sosiologi pengetahuan menurut Karl Mannheim ada dua, meliputi makna objektif
dan ekspresif.
65
66
a. Makna Objektif dari Dzikir Asmaul Husna di Majelis Ta’lim At-Tadzkir yaitu
makna objektif dalam pembacaan dzikir Asma’ul Husna di Majelis Ta’lim At-
Tadzkir Palembang adalah suatu bentuk latihan dan melatih kebiasaan para
juga dalam Asma’-asma’Nya agar selalu sabar dalam menghadapi setiap ujian
yang Allah berikan. Juga menjadikan bacaan-baaan dzikir ini suatu kebutuhan
Dapat dilihat dari para jamaah majelis ta’lim At-Tadzkir yaitu, jamaah
memiliki karakter yang sabar, ikhlas serta selalu tawakkal dalam menjalani
kehidupan.
b. Makna Ekspresif yakni suatu tindakan yang membuktikan bahwa jamaah At-
Dilihat dari perubahan karakter yang mereka rasakan, serta tindakan mereka
dalam berdakwah dan mengamalkan dzikir asmaul husna itu sendiri. Artinya
dalam makna ekspresif ini mereka telah berhasil memaknai nya dengan baik.
B. Saran
67
terhadap Dzikir Asma’ul Husna di Majelis Ta’lim Palembang ini. Maka penulis
memberikan beberapa saran bagi para pengkaji Living Qur’an khususnya, dan
itu, seorang peneliti living Qur’an harus melakukan wawancara serta observasi
dan akurat. Selain itu peneliti harus benar-benar selektif dalam memilih dan
memilah data yang kemudian akan dipaparkan dalam skripsinya sesuai dengan
Terkait amalan dzikir Asma’ul Husna yang terjadi di Majelis Ta’lim At-
Tadzkir ini bernilai positif dan harus diteruskan, diharapkan mampu menjadi
DAFTAR PUSTAKA
68
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya: Juz 1- 30, Jakarta: PT.
Kumudasmoro Grafindo Semarang, 1994.
Abdullah, M. Amin. Antara Al-Ghazali dan Kant dalam Filsafat Etika Islam,
Terj: Hamzah, Bandung: Mizan, 2007.
Abdullah, M.Zain. Dzikir dan Tasawuf, Qaula Smart Media, Surakarta, 2017.
Hakim, Lukman Nul. Metode Penelitian Tafsir, Noer Fikri Palembang, 2019.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Cet.I, Jakarta:
Bumi Aksara, 2013.
Abu Fadhl, Jamaluddin Muhammad Ibn Makram Ibn Manzhur al-Afrizy al Misry,
Lisan al-‘arab, Dar al Shadir, Beirut : 1990.
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra Manajemen Emosi Sebuah Panduan
Cerdas Bagaimana Mengelola Emosi Positif Dalam Hidup Anda, Jakarta:
Bumi Aksara,2009.
Ismail Nawawi, Risalah Pembersih Jiwa : Terapi perilaku lahir & batin Dalam
Perspektif Tasawuf . Surabaya: Karya Agung Surabaya, 2008.
Imam Abi Zakaria Yahya bin Syarifudin Nawawi Syafi’i, At-Tibyan Fi Adabi
Hamalatil Qur’an
Abu Abdillah Malik Bin Anas, Al-Muwatho’ bi Riwayati Yahya bin Yahya al-
Laitsi, Bab Jami’, No. 1619 Beirut: Dar Al-Kitab Al- Alamiah
Zahro, Ahmad. Kuliah Solusi Spiritual Al-Qur’an, Jakarta: Qaf Media Kreativa,
2018.
71
Taimiyah, Ibnu. Terj Al Kalimut Thayib, mutiara do’a dan dzikir, Jurnal.
Merdeka.com akarta: Pustaka Amani.
Rahayuni, Eka. Tradisi Pembacaan wirid sakran (Kajian Living Qur’an dipondok
Pesantren ‘Ibad Pemayung, Batanghari, Jambi. Program Studi Ilmu Al-
Qur’an dan Tafsir . Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama. Skripsi. UIN
Sulthan Thaha Jambi. 2019
Amnur, David. Zikir dan pengaruhnya terhadap ketenangan jiwa menurut Al-
Qur’an (Kajian Tafsir Tematik). Jurusan Tafsir Hadits. Skripsi. Fakultas
Ushuluddin. UIN Sultan Syarif Kasim Pekanbaru Riau. Pekanbaru. 2021
Luthfiyana, Dzakiyyah. Dzikir sebagai media dakwah (studi pada majelis taklim
at-tadzkir kelurahan sumberejo kecamatan kemiling bandar Lampung).
Fakultas dakwah dan komunikasi. Skripsi. UIN Raden Intan Lampung.
2018.
Mariam, 70 tahun, Jamaah Majelis Ta’lim At-Tadzkir, Berbagi amalan yang telah
diperoleh dan senantiasa istiqomah diamalkan.
Youtube Moch Hisyam, Portal Jember. Com, diakses pada 23 November 2021