Kejadian tanggap darurat yang umumnya berlangsung sesaat dapat
berdampak kerugian bagi Tenaga kerja, peralatan, matrial, property, masyarakat sekitar proyek dan lingkungan tidak mengingat pentingnya peranan jasa konstruksi tersebut terutama dalam rangka mewujudkan hasil pekerjaan konstruksi yang berkualitas, dibutuhkan suatu pengendalian tanggap darurat yang handal. Kejadian tanggap darurat dapat terjadi karena alam seperti: gempa bumi, banjir, tsunami, gunung meletus dan sebagainya. Kejadian tanggap darurat dapat juga terjadi karena keteledoran manusia maupun kesengajaan manusia sebagai contoh: Kebakaran, peledakan bom, kebocoran bahan kimia, huru-hara. pekerjaan yang dilakukan secara teratur sesuai prosedur (SOP) yang baku akan dapat menimbulkan rasa aman dan bertindak dengan baik sehingga apabila terjadi keadaan darurat banyak yang bisa diselamatkan, baik itu juga manusia, peralatan maupun tugas pekerjaan itu sendiri. Pengertian keadaan darurat ialah suatu kondisi yang disebabkan baik oleh tindakan manusia, peralatan, bencana alam atau kebakaran yang cenderung meluas dan bisa melibatkan seluruh pekerja, peralatan dan dapat menimbulkan korban jiwa dan harta yang tidak sedikit. Tindakan awal dalam rencana tanggap darurat dapat dilakukan dengan : Merencanakan assembly point Menyiapkan tanda bahaya, rambu arah penyelamatan, tangga darurat Penyediaan dan pengendalian pengoperasian peralatan Menghubungi pihak yang terlibat Menyiapkan sistem pelaporan dan SOP nya serta penyelidikan kecelakaan
Cara yang baik untuk melaporkan/ memberikan keadaan darurat harus
berbicara dengan jelas dan tentang serta memberikan informasi yang runtun beruntun. Untuk menghadapi situasi darurat diperlukan adanya suatu sistem atau prosedur baku Standar Operatrion Procedure (SOP), kesiagaan mengatasi keadaan darurat yang dapat dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek. Untuk dapat melakukan P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), maka : Semua mandor harus dilatih P3K Fasilitas, perlengkapan dan isi kotak P3K harus lengkap beserta petunjuk pemakaiannya Dalam menangani kecelakaan kerja, supaya selalu melibatkan unti kerja proyek terutama dalam mengambil langkah sesuai prosedur/ SOP. Ahli K3 Konstruksi Keadaan dan Tanggap Darurat 3. Dalam melaksanakan investigasi kecelakaan kerja perlu ditetapkan dan diperhatikan tersedianya formulir pemeriksaan/ investigasi Ahli K3 Konstruksi Keadaan dan Tanggap Darurat Dasar Kebijakan ; UU No.1 Tahun 1970, PPNo.50 Tahun 2012, SMK3 Pasal 11, Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep.186/Men/1999 Tentang Unit Penanggulangan Kebakaran Ditempat Kerja Emergency management merupakan pendekatan yang terencana untuk mencegah bencana yang menimpa arsip dan infromasi, menyiapkan dan merenspon keadaan darurat serta pemulihan setelah bencana. Tahapan Dalam Manajemen Keadaan Darurat : Tahap Pencegahan (Prevention), Tahap Persiapan (Preparation),Tahap Tindakan (Response), Tahap Pemulihan (Recovery) Menekan jumlah dan tingkat keparahan korban dalam keadaan darurat perlu pertolongan awal terhadap korban dapat membantu meringankan dan menjaga agar kondisi tidak lebih parah, sampai didapatkannya bantuan lanjutan. Pelatihan adalah bagian dari persyaratan pembinaan menrapkan peraturan perundangan dan persyaratan Sistem Manajemen K3 Konstruksi mengharuskan adanya pelatihan siaga darurat oleh pengurus, untuk meningkatkan kompetensi petugas dan partisipasi tenaga kerja Tujuan Rancangan Manajemen Keadaaan Darurat Untuk Arsip dan Dokumen: Mengidentifikasi dan melindungi arsip vital organisasi, Mengurangi resiko akibat bencana, kesalahan manusia, perusakan yang disengaja, tidak berfungsinya fasilitas dan konsekuensi lain akibat bencana, Menjamin organisasi melanjutkan kegiatannya dengan cepat, Menjamin organisasi mampu pulih kembali dengan cara mrekonstruksi arsip yang tersisa Tahap Pencegahan Tanggap Darurat meliputi: Melaksanakan Proses, Manajemen Resiko, Analisis Dampak Terhadap Organisasi, Rancangan Pencegahan Bencana Tahap Persiapan Tanggap Darurat meliputi: Membentuk Tim, Mempertimbangkan biaya, Menentukan Strategi Tindakan, Menentukan Strategi Pemulihan, Mengumpulkan Data, Mengembangakan Rancangan Manajemen Keadaaan Darurat Tahap Tindakan Tanggap Darurat meliputi: Pengenalan Terhadap Bencana, Menghubungi Pihak Terkait, Melaksanakan Rencana Yang Sudah Dibuat, Penilaian Kerusakan, Keamana, Contingency Tahap Pemulihan Tanggap Darurat meliputi: Penilaian Kerusakan, Stabilisasi, Penyelamatan,Restorasi,Memulai Kembali Kegiatan Tindakan Awal Dalam Rencana Tanggap Darurat: Merencanakan suatu Assembly Point, Mengadakan simulasi Kebakaran, Menyiapkan sirene – sirene dan alarm tanda bahaya, Menyiapkan rambu-rambu, Menyiapkan prosedur tanggap darurat, Penyediaan Kendaraan, Pengendalian Kendaraan, Menghubungi Pihak-pihak yang terlibat atau dilibatkan dalam Tanggap Darurat, Tindakan Pekerja pada keadaan darurat, Mempersiapkan sistem dan prosedur pelaporan kecelakaan dan penyelidikan kecelakaan, Membentuk organisasi tanggap darurat dan menyusun tugas serta kewenagannya yang melibatkan semua unsur di proyek. Membuat kegiatan simualasi tanggap darurat setiap interval waktu tertentu, mislanya setiap semester, hasil simulais dievaluasi dan dimutakirkan Definisi kebakaran secara umum adalah suatu peristiwa atau kejadian timbulnya api yang tidak terkendali (terkontrol) yang dapat membahayakan keselamatan jiwa maupun dapat merugikan harta benda. Sedangkan definisi api adalah suatu reaksi kimia cepat (oksidasi) yang bersifat eksotermis, terbentuk dari 3 (tiga) unsur yaitu: panas, udara dan bahan bakar yang menimbulkan panas dan cahaya. Jenis- jeni APAR: Water (gas cartridge type) extinguishers, Warna Merah, Carbon dioxide extinguishers, warna hitam, Halon (bromo chlorofluoro methane BCF type) extinguishers, Warna Hijau, Powder extinguishers (gas cartridge type), Warna Biru, Foam extinguishers (gas cartridge type), Warna Krem Metode Teknik Pemadaman Api Kebakaran: Smootering, Cooling, Starving, Breaking Chain Reaction, Dillution Jenis sistem proteksi kebakaran dikelompokan menjadi dua yaitu Sistem proteksi pasif dan sistem proteksi aktif. Sistem Pelaporan Kecelakaan adalah suatu tugas dan tanggung jawab dari setiap Pengawas atau Pelaksana untuk meyakinkan bahwa setiap kejadian yang mengakibatkan kerusakan pada harta benda atau yang menyebabkan luka pada setiap Pekerja yang berada di bawah pengawasannya harus dilaporkan kepada Petugas Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) di unit kerjanya secara tertulis dengan membuat format Laporan yang telah disetujui dan dibuat sebelumnya. Cara yang baik untuk melaporkan keadaan darurat harus berbicara dengan jelas dan terang serta memberikan informasi berurutan sbb.
1. Semua Panggilan didahului dengan “INI KEADAAN DARURAT“.
2. Beritahu Lokasi Kejadian.
3. Ringkasan Kejadian, penyebab kebakaran, pipa bocor dan lain-lain.
4. Perkenalkan diri anda, nama, nama perusahaan, atasan, bagian/seksi.
5. Ulangi Informasi diatas.
6. Petugas Fire Safety akan mengulang informasi diatas untuk
m enghindari kesalahan
Laporan Kecelakaan yang lengkap sekurang-kurangnya sudah
berada di kantor P2K3 24 jam setelah kejadian, dan setiap kejadian yang berakibat Fatal atau mengakibatkan cacat harus dilaporkan ke Departemen Tenaga Kerja selambatnya 2 x 24 jam setelah kejadian kecelakaan.
Rencana Tanggap Darurat Merupakan Suatu Kegiatan Yang Dilakukan Oleh Seluruh Masyarakat Lingkungan Kerja Yang Bertujuan Untuk Mengantisipasi Datangnya Keadaan Darurat Sehingga Semua Orang Pada Saat Itu Mengetahui Hal