Uts RPL
Uts RPL
NAMA KELOMPOK
NIM NAMA
210103046 Amir Rahman Hakim S
210103068 Muhammad Rizal Setyawan
Metode ini dilakukan dengan pendekatan yang sistematis, mulai dari tahap kebutuhan
sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, pengkodean, pengujian/verifikasi, dan
pemeliharaan. Langkah demi langkah yang harus dilalui harus diselesaikan satu per satu (tidak
dapat meloncat ke tahap berikutnya) dan berjalan secara berurutan, oleh karena itu disebut air
terjun (Air Terjun).
Ian Sommerville (2011) menjelaskan bahwa ada lima tahapan pada Metode Waterfall, yakni
Analisis dan Definisi Persyaratan, Desain Sistem dan Perangkat Lunak, Implementasi dan
Pengujian Unit, Integrasi dan Pengujian Sistem, serta Operasi dan Pemeliharaan.
Setelah seluruh unit atau modul yang dikembangkan dan diuji pada tahap
implementasi selanjutnya diintegrasikan dalam sistem secara keseluruhan. Setelah
proses integrasi, selanjutnya dilakukan pemeriksaan dan pengujian sistem secara
keseluruhan untuk mengidentifikasi kemungkinan kegagalan dan kesalahan sistem.
Pada tahap terakhir dalam Metode Waterfall, perangkat lunak yang sudah
dioperasikan dan dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan mendukung pengembang
untuk melakukan perbaikan atas kesalahan yang tidak terdeteksi pada tahap-tahap
sebelumnya. Pemeliharaan meliputi perbaikan kesalaha, perabikan implementasi unit
sistem, dan peningkatan dan penyesuaian sistem sesuai kebutuhan.
Analisis sistem merupakan tahapan paling awal dari pengembangan sistem yang
menjadi fondasi untuk keberhasilan sebuah sistem informasi yang di hasilkan. Tahap awal
dari analisis sistem adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terdapat
dari penerapan sistem lama. Tahapan ini perlu dilakukan agar aplikasi ini menjadi lebih
efektif. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di sistem aplikasi ini dilakukan analisis
pada sistem yang sedang berjalan, agar semua permasalahan dan keterbatasan sistem dapat
diketahui dengan jelas. Lamanya respon driver membalas pesan dan seringkali
ditemukannya perbedaan data atau kesalahan data yang di input. Untuk itu perlu adanya
perubahan terhadap sistem lama dengan menerapkan sistem yang lebih baik agar
pengembangan aplikasi ini lebih sempurna. Dalam analisis kelemahan system, kelompok
kami menggunakan metode analisis PIECES yang terdiri dari (Perfomance, Information,
Economy, Control, Efficiency dan Service). Dengan analisis ini kita dapat menemukan
masalah utamanya.
Kinerja merupakan variable pertama dalam metode analisis PIECES. Dimana memiliki
peran penting untuk menilai apakah proses atau prosedur yang ada masih mungkin untuk
ditingkatkan kinerjanya, dan melihat seberapa handalkah suatu sistem informasi dalam
berproses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini kinerja diukur dari
jumlah pekerjaan/output yang dapat dilakukan maupun dihasilkan pada saat tertentu
(throughput) dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian kegiatan
untuk menghasilkan output/deliverables (respon time).
Apabila kemampuan dan kualitas informasi baik, maka aplikasi ini akan
mendapatkan informasi yang akurat, tepat waktu dan relevan sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan sistem Informasi yang baik, maka akan menghasilkan informasi
yang bermanfaat yang akan mendukung dalam menangani permasalahan dan peluang
yang ada.
Merupakan proses yang dilakukan secara manual dan tidak akan dapat
memaksimalkan sumber daya manusia dan waktu.
Analisis ini diutamakan pada pelayana yang diberikan oleh pekerja atau unit
kerja masing – masing kepada pengakses data terutama pegawai dan pimpinan.