id
SKRIPSI
Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SKRIPSI
Oleh :
Kusuma Febbry Andari
H 0808119
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Oleh :
Kusuma Febbry Andari
H 0808119
Ir. Marcelinus Molo, MS, PhD Susi Wuri Ani, SP, MP D. Padmaningrum, SP, M.Si
NIP. 19490320 197611 1 001 NIP. 19810112 200812 2 004 NIP. 19720915 199702 2 001
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9. Kedua orangtua penulis, Bapak Joko Pramono dan Ibu Lilis Suratmi, terima
kasih atas doa, nasihat, motivasi dan kasih sayang yang tulus. Terima kasih
telah menjadi orangtua terbaik bagi penulis, Tuhan beserta kita sekeluarga.
10. Adik penulis, Dorothea Fena Puspita, terima kasih atas doa, semangat,
dukungan yang luar biasa. Terima kasih telah menjadi adik yang sangat
perhatian dan peduli bagi penulis. Kesayangan penulis, Bentow, terima kasih
telah setia menemani, Tuhan memberkati kita semua.
11. Keluarga besar penulis terkasih, terima kasih atas dukungan dan doa restunya.
12. Seluruh teman-teman GPIA Eben Haezer Triyagan, Kaum Muda Remaja,
adik-adik Sekolah Minggu, Persekutuan Doa Malam, terima kasih atas
perhatian dan dukungan doa yang tak pernah berhenti bagi penulis.
13. 7 People, Nike, Christy, Inar, Maria, Yurike, Tante Riska, terima kasih atas
persahabatan dan pengalaman indah selama empat tahun ini. Terima kasih
atas dukungan doa, bantuan dan semangat yang teman-teman berikan selama
ini. Kebersamaan kita akan selalu kurindukan.
14. Teman-teman PMK dan alumnus, Opung Friska, Yohana, Ebi Febrina,
Chatrine, Alviona, Beno, Edo, Mba Desi, Mba Ratih, terima kasih atas
persekutuannya selama ini, semangat dan doa yang sangat besar kuasanya itu
bagi penulis. Tuhan memberkati persekutuan kita.
15. Seluruh sahabat-sahabatku Agribisnis angkatan 2008, atas pengalaman dan
persahabatan yang manis bagi penulis. Ucapan terima kasih terkhusus bagi
Bundo Retna, Rosalinda “Ocha”, Tisya, Isni, Ema, Luluk, Elin, Riana Dewi,
Nenek Anggun dkk, Ayu Abond, Arum dkk, Eriska teman di detik-detik
terakhir, Galuh dkk, Nandika, Agung atas dukungan, semangat, perhatian dan
saran bagi penulis. Sukses untuk Agribisnis 2008!
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih dan
Tuhan memberkati.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis memohon saran dan kritik yang bersifat membangun
demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, kiranya skripsi ini berguna
bagi pembaca.
Surakarta, Juli 2012
commit to user
Penulis
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .........................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi
RINGKASAN ............................................................................................... xii
SUMMARY ..................................................................................................xiii
I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
D. Kegunaan Penelitian ........................................................................... 7
II. LANDASAN TEORI................................................................................ 8
A. Penelitian Terdahulu ......................................................................... ... 8
B. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 9
1. Ikan Lele ............................................................................................... 9
2. Konsep Permintaan .............................................................................. 11
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan ................................. 12
4. Hukum, Kurva dan Elastisitas Permintaan ......................................... 16
C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah............................................... .... 21
D. Hipotesis ................................................................................................... 24
E. Asumsi.......................................................................... ......................... 24
F. Pembatasan Masalah ……....................................................................... 24
G. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................................... 25
III. METODE PENELITIAN .................................................................... 27
A. Metode Dasar Penelitian ..................................................................... 27
B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ...................................................... 27
C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 28
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 29
E. Penghitungan Indeks Harga Konsumen.................................................. 29
F. Metode Analisis Data ......................................................................... 29
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN ...................................... 35
A. Keadaan Alam .......................................................................................... 35
commit to user
B. Keadaan Penduduk................................................................................... 36
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
RINGKASAN
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
SUMMARY
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sektor pertanian mencakup lima sub sektor yaitu tanaman pangan dan
hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Sub sektor
perikanan memiliki andil dalam pemulihan ekonomi karena beberapa alasan
antara lain : (1) sumberdaya perikanan, baik ikan, sumberdaya perairan, dan
lahan tambak masih cukup melimpah dan belum dimanfaatkan secara
optimal, (2) permintaan ikan dunia dari tahun ke tahun menunjukkan
kecenderungan yang semakin meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk dan tingginya tingkat pendidikan masyarakat, (3) pola
hidup masyarakat dunia pada saat ini dicirikan dengan semakin selektifnya
makanan yang disajikan dengan memenuhi kriteria gizi yang tinggi, mudah
disajikan, dan menjangkau masyarakat, (4) jumlah penduduk Indonesia yang
semakin meningkat dan mencapai lebih dari 233 juta jiwa merupakan pasar
yang potensial bagi produk-produk perikanan dan (5) Produk Domestik Bruto
(PDB) sub sektor perikanan, walaupun masih relatif kecil kontribusinya, akan
tetapi menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dan bahkan
peningkatannya tertinggi dibandingkan dengan sektor lain, hal tersebut dapat
dilihat di Tabel 1 (Kusumaatmadja dalam Mudzakir, 2003).
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
B. Perumusan Masalah
Pola konsumsi pangan merupakan indikator yang penting bagi
perubahan status sosial ekonomi masyarakat karena pangan merupakan salah
satu kebutuhan fisik minimum. Terpenuhinya kecukupan pangan adalah salah
satu ukuran peningkatan taraf hidup menuju kesejahteraan masyarakat.
Perbedaan tingkat pendapatan dan jumlah anggota keluarga menyebabkan
perbedaan bahan pangan yang dikonsumsi. Keluarga berpendapatan rendah,
pada umumnya, lebih mendahulukan pemenuhan kebutuhan pangan sumber
energi yang bersifat mengenyangkan dan harga yang relatif murah. Apabila
terjadi peningkatan pendapatan maka komposisi makanan akan berubah, baik
secara kualitas maupun kuantitas, mengarah pada pangan sumber protein,
vitamin dan mineral.
Kabupaten Sukoharjo, sebagai daerah yang memiliki sebutan
“makmur”, tergolong ke dalam perekonomian berkembang sehingga terdapat
pilihan konsumsi protein yang beragam. Menurut Tabel 4, produksi ikan lele
di Kabupaten Sukoharjo mengalami peningkatan dari tahun 2009-2010,
namun konsumsi ikan per kapita tergolong rendah jika dibandingkan dengan
tingkat konsumsi ikan secara nasional. Ditinjau dari barang substitusi sumber
protein hewani, harga daging ayam ras dan ikan nila merah secara umum
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Berdasar kondisi tersebut di atas,
perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo dan elastisitas permintaan ikan
lele sebagai akibat adanya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh variabel harga ikan lele, harga ikan nila merah, harga
daging ayam ras, harga beras dan pendapatan per kapita terhadap
permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo?
2. Sejauh mana tingkat elastisitas permintaan ikan lele di Kabupaten
Sukoharjo?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, maka penelitian ini
bertujuan :
1. Mengkaji pengaruh harga ikan lele, harga ikan nila merah, harga daging
ayam ras, harga beras dan pendapatan per kapita terhadap permintaan ikan
lele di Kabupaten Sukoharjo.
2. Mengkaji elastisitas permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo.
D. Kegunaan Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Bagi pemerintah, khususnya Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran yang dapat
digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan kebijakan khususnya
dalam hal menggerakkan gemar makan ikan untuk meningkatkan status
gizi masyarakat.
2. Bagi pembaca dan peminat, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan tambahan informasi dan pengetahuan.
3. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Ayuningtyas (2005), tentang Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Permintaan Ikan di KotaSurakarta menyebutkan bahwa
variabel harga ikan bandeng segar, harga ikan kakap, harga ikan lele dumbo,
harga daging ayam ras dan pendapatan per kapita serta jumlah penduduk
mempunyai pengaruh yang nyata terhadap permintaan ikan bandeng segar,
ikan lele dumbo dan ikan kakap. Harga ikan bandeng segar, ikan lele dumbo,
dan ikan kakap berpengaruh negatif, sedangkan harga daging ayam ras,
pendapatan per kapita dan jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap
permintaan ikan bandeng segar, ikan lele dumbo, dan ikan kakap.
Trisnani (2010), dalam penelitian Analisis Permintaan Ikan Lele pada
Tingkat Rumah Tangga di Kabupaten Pati menunjukkan faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan ikan lele pada tingkat rumah tangga di Kabupaten
Pati yaitu pendapatan rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga,
pendidikan, harga ikan lele, harga telur ayam ras, dan harga minyak goreng.
Penelitian Wulansari (2010),mengenaiAnalisa Permintaan Ikan Laut
di Kabupaten Rembang menyebutkan variabel harga ikan layang, harga ikan
kembung, harga ikan selar, harga beras, harga daging ayam, pendapatan per
kapita dan produksi ikan tangkap secara bersama-sama berpengaruh nyata
pada permintaan ikan layang, ikan kembung dan ikan selar. Permintaan ikan
kembung dipengaruhi oleh harga ikan kembung, harga daging ayam dan
produksi tangkap ikan kembung sedangkan permintaan ikan selar dipengaruhi
oleh harga ikan selar, harga daging ayam ras dan produksi tangkap ikan
selar.Variabel yang paling berpengaruh terhadap permintaan ikan layang
adalah pendapatan per kapita sedangkan permintaan ikan kembung dan ikan
selar adalah daging ayam.Elastisitas ikan layang, ikan kembung dan ikan
selar bersifat inelastis dan bertanda positif.Elastisitas silang pendapatan pada
commit to user
permintaan ikan layang bertanda positif dan bersifat inelastis.Elastisitas silang
8
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id
harga daging ayam pada permintaan ikan kembung dan ikan selar adalah
positif.
Penelitian terdahulu tersebut memberikan gambaran faktor-faktor
yang mungkin berpengaruh terhadap permintaan ikan lele di Kabupaten
Sukoharjo.Harga bahan makanan subtitusi ikan lele dan pendapatan perkapita
memiliki pengaruh terhadap permintaan ikan lele. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka penelitian ini akan menggunakan variabel harga ikan lele, ikan
nila merah, daging ayam ras, beras dan pendapatn per kapita.
B. Tinjauan Pustaka
1. Ikan Lele
Ikan dikatakan mempunyai kesegaran yang maksimal apabila
sifatnya masih sama dengan ikan hidup, baik rupa, bau, cita rasa maupun
tekstur. Ciri-ciri ikan segar antara lain memiliki pupil hitam menonjol
dengan kornea jernih, bola mata cembung dan cemerlang atau warna
cerah, memiliki insang berwarna merah cemerlang atau merah tua tanpa
adanya lendir, tidak tercium bau yang menyimpang (off odor) dengan
tekstur daging yang elastis dan jika ditekan tidak ada bekas jari, serta
padat atau kompak (Junianto, 2003).
Ikan tidak hanya digemari oleh semua lapisan masyarakat, tetapi
juga sebagai sumber protein hewani alternatif yang relatif
murah.Kebutuhan ikan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya
jumlah penduduk, tingkat pendidikan dan pendapatan serta perubahan
sosial budaya masyarakat.Ikan lele merupakan salah satu ikan konsumsi
yang terkenal dan sangat akrab dengan pola makan masyarakat Jawa
khususnya.Ikan yang kaya gizi ini mudah didapat dan murah
harganya.Ikan lele mengandung sedikit lemak sehingga baik bagi jantung
dan membantu pertumbuhan janin (Harsono, 2002).
Menurut Sutomo (2007) ikan lele tergolong dalam :
Phylum : Chordata (binatang bertulang belakang)
Kelas : Pisces (bangsa ikan bernafas dengan insang)
commit to user
Subkelas : Telestoi (ikan bertulang sejati)
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Silaroidae (bentuk tubuh memanjang dan tidak bersisik)
Famili : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias batrachus
Komposisi zat gizi yang terkandung dalam 100 gram ikan lele
dapat dilihat dari Tabel 5.
Keterangan :
Qd : jumlah barang yang diminta
Px1 : harga barang pertama
Px2 :harga barang kedua
Pxn : harga barang ke-n
Y : pendapatan konsumen yang siap dibelanjakan
E : selera/faktor
Dari dua pendapat diatas, yaitu pendapat Alfred Marshalldan
pendapat Leon Walras, dapat digarisbawahi bahwa teori permintaan
adalah suatu teori ekonomi yang bertujuan menelaah variabel-variabel
yang mempengaruhi permintaan (Sudarsono, 1995).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Menurut Sukirno (2005), permintaan seseorang atau suatu
masyarakat kepada suatubarang ditentukan oleh banyak faktor. Di antara
faktor-faktor tersebut yang terpenting adalah sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
QdX : jumlah komoditi X yang diminta oleh individu
PX : harga komoditi X
P0 : harga komoditi lain
M : pendapatan nominal individu
N : jumlah penduduk
T : selera
4. Hukum Permintaan, Kurva Permintaan dan Elastisitas Permintaan
Secara sederhana, hukum permintaan dapat dirumuskan sebagai
berikut :bila keadaan lain tetap bersifat konstan, maka kuantitas atau
jumlah barang yang akan dibeli per unit waktu (dalam suatu rentang
waktu tertentu) akan menjadi semakin besar apabila harga semakin
rendah (Bilas, 1995).
Hukum permintaan menjelaskan sifat keterkaitanantara permintaan
sesuatu barang dengan harganya.Permintaan dan harga mempunyai sifat
keterkaitan yang negatif karena :(1) kenaikan harga menyebabkan para
pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti,
sebaliknya, apabila harga turun maka orang mengurangi pembelian
barang lain dan menambah pembelian barang yang mengalami penurunan
harga tersebut, (2) kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil pembeli
berkurang. Pendapatan yang merosot memaksa para pembeli untuk
mengurangi pembelian berbagai jenis barang, terutama barang yang
mengalami kenaikan harga (Sukirno, 2005).
Kurva permintaan individual suatu barang berbentuk miring dari
kiri atas ke kanan bawah.Hal ini berarti jumlah barang yang diminta
konsumen berubah secara berlawanan arah dengan perubahan
harga.Konsep kuantitas per unit waktu sangat penting karena adanya
selang pergantian waktu, selera seorang konsumen mungkin akan
berubah.Sumbu horizontal q/t adalah sumbu kuantitas (quantity per unit
of time) dan sumbu vertikal P adalah sumbu harga (price).Kurva
commit
permintaan dapat dilihat pada to user1.
Gambar
perpustakaan.uns.ac.id 17
digilib.uns.ac.id
Harga (Rp/unit)
2000
1000
500
Q/t
50 75 100
Gambar 1. Kurva Permintaan
Kurva permintaan akan bergeser jika salah satu atau lebih dari
variabel-variabel yang dianggap konstan berubah. Arah pergeseran (ke
kanan atau ke kiri) tergantung kepada hubungan antara kuantitas barang
yang diminta dan variabel yang berubah tersebut (Arsyad, 1995).
Elastisitas adalah suatu alat untuk mengukur reaksi pembeli atau
penjual terhadap perubahan harga, sampai seberapa jauh si pembeli atau
penjual bereaksi terhadap adanya perubahan harga (Haryono, 2000).
Pengukuran angka elastisitas ini dapat dilakukan dengan tiga macam
analisis elastisitas yaitu :
1. Elastisitas Harga
Elastisitas harga adalah tingkat kepekaan relatif dari jumlah
yang diminta konsumenkarena perubahan harga barang.Perubahan
harga suatu barang bertendensi menimbulkan reaksi para pembeli
barang tersebut berupa berubahnya jumlah barang yang diminta.Pada
umumnya meningkatnya harga mengakibatkan berkurangnya jumlah
barang yang diminta dan sebaliknya menurunnya harga
mengakibatkan meningkatnya jumlah barang yang diminta.
Hubungan antara harga dan jumlah adalah terbalik maka
koefisien elastisitas harga permintaan bertanda negatif, yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
% DQx DQx Px
Eh = à Eh = - .
%DPx DPx Qx
Keterangan :
Eh : elastisitas harga permintaan
Px : harga barang X
∆Qx : perubahan jumlah barang X yang diminta
∆Px : perubahan harga barang X
Jika: Eh > 1 maka permintaan elastis
Eh < 1 maka permintaan inelastis
Eh = 1 maka permintaan unitary
Besarnya indeks harga,permintaan dapat diklasifikasikan
menjadi :
a) Elastis
Permintaan akan suatu barang adalah elastis bila para pembeli
secara relatif responsif terhadap perubahan harga (elastisitas
harganya lebih besar dari satu). Dengan kata lain perubahan harga
menyebabkan perubahan besar dalam jumlah barang yang
diminta.
b) Inelastis
Permintaan akan suatu barang adalah inelastis bila respon jumlah
yang diminta mungkin lemah atau kecil terhadap perubahan harga
(elastisitas harganya lebih kecil dari satu).
c) Unitary
Permintaan yang unitary adalah yang elastisitas harganya sama
dengan satu. Pada keadaan ini proporsi perubahan harga barang
dan jumlah barang yang diminta adalah sama.
2. Elastisitas Silang
Elastisitas silang adalah pengukuran tentang derajat kepekaan
relatif dari jumlah barang yang diminta sebagai akibat adanya
perubahan tingkat harga barang lain. Nilai elastisitas silang berkisar
commit
antara tak terhingga negatif to user
sampai tak terhingga positif.
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
3. Elastisitas Pendapatan
Secara umum, elastisitas menunjukkan seberapa besar respon
suatu variabel akibat dari perubahan variabel atau salah satu variabel
lain yang mempengaruhinya (Wijaya, 1991).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 21
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 23
digilib.uns.ac.id
Analisis Permintaan
Keterangan :
: variabel yang diamati
: variabel yang tidak diamati
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 24
digilib.uns.ac.id
D. Hipotesis
1. Diduga variabel harga ikan lele dan beras berpengaruh secara negatif
sedangkan harga daging ayam ras, harga ikan nila merah, dan pendapatan
per kapita berpengaruh positif terhadap permintaan ikan lele di Kabupaten
Sukoharjo.
2. Diduga elastisitas harga ikan lele dan beras negatif, elastisitas silang
daging ayam ras dan ikan nila merah positif dan elastisitas pendapatan
positif.
E. Asumsi
1. Konsumen bertindak dan bersikap secara rasional dalam membelanjakan
dana yang dimilikinya dan mempunyai pengetahuan yang lengkap tentang
harga.
2. Selera dan preferensi konsumen tidak diteliti karena tidak dapat diukur
secara kuantitatif sehingga dianggap tetap.
3. Permintaan ikan lele tidak dipengaruhi oleh hal-hal khusus seperti hari
besar.
4. Harga barang terjadi pada pasar dengan persaingan sempurna.
5. Ikan lele yang dikonsumsi penduduk Sukoharjo seluruhnya berasal dari
pembelian.
6. Variabel-variabel lain di luar penelitian yang berpengaruh terhadap
permintaan ikan lele tercakup dalam eror.
F. Pembatasan Masalah
1. Data yang digunakan adalah data time series mulai dari tahun 1995 sampai
dengan tahun 2010
2. Permintaan ikan yang akan dikaji adalah permintaan ikan lele.
3. Permintaan yang dimaksud adalah permintaan ikan lele di Kabupaten
Sukoharjo secara agregat.
4. Penelitian ini hanya terbatas pada variabel yaitu harga ikan lele, harga
ikan nila merah, harga daging ayam ras, harga beras danpendapatan per
kapita. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 25
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
Px : Harga yang terdeflasi (Rp/Kg)
Ps : Harga sebelum terdeflasi (Rp/Kg)
IHKd : Indeks harga konsumen pada tahun dasar
IHKt : Indeks harga konsumen pada tahun t
(Sukirno, 2005)
11. Pendapatan per kapita adalah pendapatan per individu penduduk
Kabupaten Sukoharjo yaitu nilai Pendapatan Domestik Regional Bruto
(PDRB) per tahun, dibagi jumlah penduduk per tengah tahun yang diukur
dalam satuan rupiah per kapita (Rp/kapita).
12. Pendapatan riil adalah pendapatan yang terdeflasi yaitu besarnya
perubahan harga-harga yang berlaku jika dibandingkan dengan tahun
dasar. Pendapatan riil per kapita didapatkan dengan melakukan
pendeflasian terhadap PDRB per kapita tahun yang bersangkutan dengan
indeks implisit tahun dasar (2002=100). Pendapatan riil per kapita
dihitung dengan rumus :
첨2.
Yx = Ys
첨2
Keterangan :
Yx : pendapatan terdeflasi
Ys : pendapatan sebelum terdeflasi
IYd : Indeks implisit PDRB pada tahun dasar
IYt : Indeks implisit PDRB pada tahun t
13. Indeks implisit PDRB adalah perbandingan PDRB atas dasar harga berlaku
dengan PDRB atas dasar harga konstan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 8. PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten atau Kota di
Eks Karisidenan Surakarta Tahun 2010
Kabupaten/Kota PDRB per Kapita (Rp)
Boyolali 8.509.815,22
Klaten 9.975.148,80
Sukoharjo 11.724.476,73
Karanganyar 10.523.077,82
Wonogiri 5.184.844,37
Sragen 6.693.257,97
Surakarta 19.908.672,03
Sumber : BPS se-Eks Karisidenan Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 29
digilib.uns.ac.id
IHK꾰n 1 x 100
IHK꾰n 䊠
IHK 꾰x Inflasi 꾰n
Keterangan :
IHK(x) : Indeks Harga Konsumen pada tahun dasar (2002); n=100
IHK (n) : Indeks Harga Konsumen pada tahun yang akan dicari
IHK(n-1) : Indeks Harga Konsumen pada tahun sebelumnya
IHK (n+1) : Indeks Harga Konsumen pada tahun berikutnya
Keterangan :
t hitung = nilai t statistik
βi = koefisien regresi variabel bebas ke-i
Se (βi) = standar error koefisien regresi variabel bebas ke-i
Dengan hipotesis :
H0 : βi = 0, berarti tidak terdapat pengaruh variabel bebas terhadap
variasi variabel tidak bebas
H1 : βi ≠ 0, berarti terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variasi
variabel tidak bebas.
Kriteria pengambilan keputusan :
1) Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima berarti
variabel bebas berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan ikan
lele(Qd).
2) Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak berarti
variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah permintaan
ikan lele (Qd).
d. Standar Koefisien Regresi
Standar koefisien regresi parsial digunakan untuk mengetahui
variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap permintaan ikan lele,
dapat dituliskan dengan rumus :
δy
βi 䊠 β x
δi
Keterangan :
βi = standar koefisien regresi variabel bebas ke-i
β = koefisien regresi variabel bebas ke-i
δy =standar deviasi variabel tak bebas
δi = standar deviasi variabel bebas ke-i
3. Elastisitas Permintaan Ikan Lele
Derajat kepekaan dari fungsi permintaan terhadap perubahan harga
dapat diketahui dengan melihat nilai koefisien regresi dari masing-masing
commit
variabel bebas. Ciri menarik to userlogaritma berganda ini adalah nilai
dari model
perpustakaan.uns.ac.id 33
digilib.uns.ac.id
koefisien regresi βi merupakan nilai elastisitas. Jadi dengan model ini, nilai
elastisitas merupakan nilai koefisien regresi dari masing-masing variabel
bebas.
Apabila elastisitas > 1, permintaan dikatakan elastis, artinya
prosentase perubahan jumlah permintaan lebih besar daripada prosentase
perubahan variabel bebas. Apabila elastisitas < 1, permintaan dikatakan
inelastis, artinya prosentase perubahan jumlah permintaan lebih kecil
daripada prosentase perubahan variabel bebas. Apabila elastisitas = 1,
permintaan dikatakan uniter yang artinya prosentase perubahan jumlah
permintaan sama besar dengan prosentase perubahan variabel bebas.
4. Pengujian Asumsi Klasik
Setelah model diperoleh maka model diuji sesuai kriteria BLUE
(Best Linear Unbiased Estimator). Adapun model dikatakan BLUE bila
memenuhi persyaratan berikut:
a. Multikolinearitas
Uji Matrik Pearson Correlation dilakukan untuk mengetahui
ada tidaknya multikolinieritas. Matriks korelasi adalah hubungan antara
berbagai variabel bebas. Matriks korelasi menunjukkan seberapa besar
hubungan antara setiap variabel bebas yang digunakan dalam model.
MenurutGhozali (2006), mendefinisikan multikolinearitas
sebagai suatu situasi adanya korelasi variabel-variabel bebas diantara
satu dan yang lainnya. Ada tidaknya multikolinearitas antarvariabel
bebas dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor
(VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih
yang tidak dijelaskan variable bebas lainnya. Nilai cutoff untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,1 atau
sama dengan nilai VIF > 10.
b. Autokorelasi
Menurut Gujaratti (1995), autokorelasi dalam konsep regresi
linier berarti terdapat komponen error yang berkorelasi berdasarkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 34
digilib.uns.ac.id
urutan waktu (pada data time series). Hal ini dapat diuji dengan uji
statistik d Durbin Watson.
Menurut Sulaiman (2002), untuk mendeteksi ada atau tidaknya
korelasi antar variabel bebas (autokorelasi), digunakan uji statistik d
dari Durbin Watson, dengan kriteria :
1) 1,65 < DW < 2,35 :tidak terjadi autokorelasi.
2) 1,21 < DW < 1, 65 atau 2,35 < DW < 2,79 : tidak dapat
disimpulkan.
3) DW < 1,21 atau DW > 2,79 : terjadi autokorekasi.
c. Heteroskedastisitas
Menurut Priyatno (2009), uji heteroskedastisitas dilakukan
dengan melihat pola titik-titik pada grafik scatterplot. Kriteria yang
menjadi dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :
a) Jika ada pola tertentu , seperti titik-titik ada yang membentuk suatu
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian
menyempit) maka terjadi heteroskedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 35
digilib.uns.ac.id
A. Keadaan Alam
Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu dari 35 kabupaten yang
ada di Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Sukoharjo yaitu
46.666 Ha atau 1,43 persen dari luas Provinsi Jawa Tengah sebesar 3.254.412
Ha. Kabupaten Sukoharjo secara astronomi berada di antara 110 42’ 6.79” –
110 57’ 33.70” Bujur Timur (BT) dan 7 32’ 17.00” – 7 49’ 32.00” Lintang
Selatan (LS).
Secara administratif Kabupaten Sukoharjo terbagi atas 12 kecamatan,
yaitu : Kecamatan Baki, Kecamatan Bendosari, Kecamatan Bulu, Kecamatan
Gatak, Kecamatan Grogol, Kecamatan Kartasura, Kecamatan Mojolaban,
Kecamatan Nguter, Kecamatan Polokarto, Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan
Tawangsari dan Kecamatan Weru. Kecamatan terluas adalah Kecamatan
Polokarto yaitu 6.218 Ha (13%) sedangkan yang paling kecil adalah
Kecamatan Kartasura seluas 1.923 Ha atau 4% dari luas Kabupaten
Sukoharjo.
Posisi Kabupaten Sukoharjo sangat strategis karena merupakan pintu
lalu lintas wilayah JOGLOSEMAR (Jogja, Solo, Semarang) dan ditengah
wilayah SUBOSUKAWONOSRATEN (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo,
Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten). Batas-batas administratif Kabupaten
Sukoharjo adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar
Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten Wonogiri
Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar
Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten
Kabupaten Sukoharjo memiliki topografi wilayah yang hampir 95%
berada di dataran rendah, sedangkan 5% terletak di lereng pegunungan.
Bengawan Solo membelah kabupaten ini menjadi dua bagian. Bagian utara
pada umumnya merupakan dataran rendah, sedangkan bagian selatan adalah
commit
dataran tinggi dan pegunungan. to user
Seluruh desa atau kelurahan di Sukoharjo
35
perpustakaan.uns.ac.id 36
digilib.uns.ac.id
merupakan desa bukan pesisir, terdiri atas : 150 desa dan 17 kelurahan dengan
ketinggian berkisar antara 80 hingga 125 meter dari permukaan laut.
Wilayah Kabupaten Sukoharjo memiliki iklim tropis dengan suhu
tahunan maksimum 33°C dan suhu rata-rata 23°C dengan bulan basah 5
sampai 6 bulan. Rata-rata curah hujan di Kabupaten Sukoharjo 1820 mm dan
rata-rata hari hujan sebanyak 102 hari per tahun.
B. Keadaan Penduduk
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2010, Kabupaten
Sukoharjo mempunyai jumlah penduduk 846.978 jiwa. Jika dibandingkan
dengan luas wilayah 466,66 km2, kepadatan penduduk Kabupaten Sukoharjo
adalah sebesar 1.815 jiwa/km2.
1. Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh
jumlah kelahiran, jumlah kematian, dan imigrasi yang terjadi di daerah
tersebut. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Sukoharjo tahun 2006-2010
ditampilkan pada tabel berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 39
digilib.uns.ac.id
kaitannya dengan hal ini adalah ikan lele yang merupakan salah satu
sumber protein hewani yang mengandung banyak zat-zat gizi.
4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Keadaan mata pencaharian penduduk suatu daerah dipengaruhi
oleh sumber daya yang tersedia dan kondisi sosial ekonomi seperti
keterampilan yang dimiliki, tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin,
lapangan pekerjaan dan modal yang tersedia. Keadaan penduduk
Kabupaten Sukoharjo menurut lapangan usaha tahun 2010 ditampilkan
pada Tabel 12.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 43
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa faktor yang
diduga mempengaruhi permintaan ikan lele dan mengetahui elastisitas ikan
lele di Kabupaten Sukoharjo. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah time series tahunan dengan rentang waktu selama 16 tahun (tahun
1995-2010). Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
harga ikan lele, harga ikan nila merah, harga daging ayam ras, harga beras
dan pendapatan per kapita. Variabel-variabel tersebut diduga sebagai faktor-
faktor yang mempengaruhi permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo.
Adapun data dan analisis hasil dari masing-masing variabel yang diteliti
adalah sebagai berikut :
1. Permintaan Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo
Tingkat permintaan lele di Kabupaten Sukoharjo yang dimaksud
adalah banyaknya lele yang diminta konsumen di Kabupaten Sukoharjo
selama satu tahun. Pada penelitian ini peneliti mengambil banyaknya
konsumsi penduduk yang diperoleh dari Bidang Perikanan Kantor Dinas
Pertanian Kabupaten Sukoharjo yaitu dengan menggunakan pendekatan
menjumlah seluruh lele yang dikonsumsi baik dalam keadaan segar
maupun telah dijadikan olahan ikan lele.
Adapun besarnya permintaan lele yang diteliti di Kabupaten
Sukoharjo dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2010 dapat dilihat pada
Tabel 16 sebagai berikut :
commit to user
45
perpustakaan.uns.ac.id 46
digilib.uns.ac.id
Tahun
Harga ikan lele dalam penelitian ini adalah jumlah uang yang
dibayarkan oleh penduduk untuk mendapatkan satu kilogram ikan lele.
Harga ikan lele yang dianalisis adalah harga setelah terdeflasi dengan
menggunakan Indeks Harga Konsumen (2002=100) maka absolut
(sebelum terdeflasi) dikonversikan menjadi harga riil (setelah terdeflasi)
yang dimaksudkan untuk menyesuaikan harga karena adanya pengaruh
inflasi yang terjadi setiap tahun.
Berdasarkan Tabel 17, dapat diketahui bahwa harga ikan lele
setelah terdeflasi selama tahun 1995 sampai dengan tahun 2010
berfluktuasi tetapi cenderung mengalami penurunan sebesar 0,29 % per
tahun dengan harga rata-rata sebesar Rp 6.021,77 per kilogram. Fluktuasi
harga ini dapat disebabkan oleh produksi ikan lele sebagai bentuk
penawaran yang memiliki kendala seperti ketersediaan bahan pakan,
musim dan penyakit yang dapat menurunkan produktivitas. Pada saat ikan
lele tersedia cukup banyak di pasar maka harga ikan lele akan turun
begitu juga bila ikan lele kurang tersedia maka akan berakibat naiknya
harga ikan lele.
Perkembangan harga ikan lele sebelum dan setelah terdeflasi dapat
dilihat pada Gambar 4.
20000
15000
10000
5000
0
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 52
digilib.uns.ac.id
5. Harga Beras
Perkembangan harga beras selama tahun 1995-2010 di Kabupaten
Sukoharjo ditampilkan pada Tabel 20.
4000
3000
2000
1000
0
Tahun
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Harga Sebelum Terdeflasi (Rp/Kg)
Harga Setelah Terdeflasi (Rp/Kg)
4,000,000.00
2,000,000.00
0.00
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id
Keterangan :
*** : signifikan sampai pada tingkat kepercayaan 99%
** : signifikan sampai pada tingkat kepercayaan 95%
* : signifikan sampai pada tingkat kepercayaan 90%
ns
: tidak signifikan
dilihat dari nilai Durbin Watson test (d), yaitu dengan melihat syarat-
syarat sebagai berikut:
1. 1,65 < DW < 2,35 yang artinya tidak terjadi autokorelasi
2. 1,21 < DW < 1, 65 atau 2,35 < DW < 2,79 yang artinya tidak dapat
disimpulkan
3. DW < 1,21 atau DW > 2,79 yang artinya terjadi autokorekasi
Berdasarkan Uji Durbin Watson diperoleh angka sebesar 1,818,
hal ini menunjukkan bahwa pengujian autokorelasi pada fungsi
permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo tidak terjadi autokorelasi.
3. Elastisitas Permintaan Ikan Lele di Kabupaten Sukoharjo
Derajat kepekaan dari fungsi permintaan terhadap perubahan harga
dapat diketahui dengan melihat dari nilai koefisien regresi dari masing-
masing variabel bebasnya. Salah satu ciri menarik dari model logaritma
berganda ini adalah bahwa nilai koefisien regresi bi merupakan nilai
elastisitas. Pada model fungsi permintaan yang menggunakan persamaan
logaritma berganda, nilai elastisitas ditunjukkan oleh koefisien regresi dari
masing-masing variabel bebasnya. Hasil analisis elastisitas permintaan ikan
lele di Kabupaten Sukoharjo dapat dilihat pada Tabel 26.
permintaan ikan lele akan turun sebesar 1,338%, begitu juga sebaliknya
jika harga ikan lele turun 1% maka permintaan ikan lele akan naik
sebesar 1,338%. Tanda negatif hanya menjelaskan hubungan yang
berkebalikan antara harga barang dengan jumlah permintaan. Nilai
elastisitas harga yang lebih dari satu menandakan bahwa permintaan
ikan lele bersifat elastis, yang artinya presentase perubahan jumlah
yang diminta lebih besar dari perubahan harga. Hal ini biasa terjadi
pada barang-barang yang memiliki banyak subtitusi, seperti ikan lele
mengingat banyaknya subtitusi sumber protein hewani yang mudah
ditemukan.
b. Elastisitas silang
Elastisitas silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas
yang diminta atas sebuah barang yang mempengaruhi harga produk
lainnya. Besarnya elastisitas silang dari harga ikan nila merah adalah
0,475. Artinya jika harga ikan nila merah naik 1% maka permintaan
ikan lele akan naik sebesar 0,475%, begitu juga sebaliknya. Tanda
positif pada nilai elastisitasnya menunjukkan bahwa ikan nila merah
merupakan barang subtitusi dari ikan lele.
Nilai elastisitas silang dari harga daging ayam ras adalah sebesar
0,623. Hal ini berarti jika harga daging ayam ras naik 1%, maka
permintaan ikan lele akan naik sebesar 0,623%, begitu juga sebaliknya.
Tanda positif pada nilai elastisitas menunjukkan bahwa daging ayam
ras merupakan barang subtitusi dari ikan lele. Besarnya elastisitas
silang dari harga beras adalah 0,745. Hal ini berarti jika harga beras
naik sebesar 1% maka permintaan ikan lele akan naik sebesar 0,745%,
begitu juga sebaliknya. Tanda positif pada nilai elastisitas menunjukkan
bahwa beras bukan merupakan barang komplementer dari ikan lele.
c. Elastisitas Pendapatan
Berdasarkan hasil analisis diketahui besarnya elastisitas
pendapatan adalah 0,537, yang berarti bahwa jika terjadi kenaikan
pendapatan sebesar 1%commit
makato user
akan mengakibatkan bertambahnya
perpustakaan.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id
C. Pembahasan
Ikan lele adalah salah satu ikan konsumsi yang sudah dikenal bertahun-
tahun dan mudah untuk didapatkan di pasar-pasar tradisional. Keberadaannya
menambah keragaman pilihan sumber protein hewani keluarga. Tingkat
pendapatan penduduk yang makin meningkat akan mendorong masyarakat
untuk membelanjakan pendapatan tidak hanya untuk sumber energi namun
juga mempertimbangkan sumber protein hewani. Harga ikan lele yang relatif
lebih murah dibandingkan ikan konsumsi lainnya seperti ikan bandeng, ikan
nila merah dan ikan gurame membuat ikan ini tergolong mudah untuk
dijangkau masyarakat.
Kabupaten Sukoharjo merupakan daerah yang memiliki pertumbuhan
ekonomi yang lebih cepat dibandingkan kabupaten di sekitarnya. Hal tersebut
dapat dilihat dari pendapatan per kapita Kabupaten Sukoharjo diantara satu
karisidenan Surakarta, yang menduduki urutan kedua tertinggi setelah Kota
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id
menunjukkan ikan lele bersubstitusi dengan ikan nila merah. Hal ini sesuai
dengan hipotesis di awal. Pada penelitian ini nilai elastisitas silang ikan
nila merah sebesar 0,475. Nilai elastisitas yang bertanda positif
menunjukkan bahwa ikan nila merah dan ikan lele mempunyai hubungan
yang berbanding lurus, artinya jika harga ikan nila merah naik 1% maka
permintaan terhadap ikan lele akan naik sebesar 0,475%, begitu pula
sebaliknya. Keadaan ini dapat dijelaskan karena ada asumsi bahwa ikan
nila merah memiliki nilai manfaat yang hampir sama dengan ikan lele
sehingga terdapat keterkaitan untuk saling menggantikan.
3. Harga Daging Ayam Ras
Berdasarkan uji-t, variabel harga daging ayam ras berpengaruh
nyata terhadap permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini
sesuai dengan hipotesis di awal, yang menyatakan bahwa variabel harga
daging ayam ras berpengaruh terhadap permintaan ikan lele. Elastisitas
silang menunjukkan daging ayam ras subtitusi dari ikan lele. Pada
penelitian ini nilai elastisitas silang daging ayam ras sebesar 0,623. Nilai
elastisitas yang bertanda positif menunjukkan bahwa daging ayam ras dan
ikan lele mempunyai hubungan yang berbanding lurus, artinya jika harga
daging ayam ras naik 1% maka permintaan terhadap ikan lele akan naik
sebesar 0,623%, begitu pula sebaliknya.
Pada dasarnya daging ayam ras mempunyai kegunaan yang hampir
sama dengan ikan lele yaitu dapat digunakan untuk sumber protein hewani
yang diperlukan tubuh. Adanya kesamaan manfaat tersebut menyebabkan
konsumen mempunyai alternatif pemilihan dalam memenuhi
kebutuhannya. Sebagian masyarakat lebih memilih mengkonsumsi daging
ayam ras karena adanya anggapan dari masyarakat Kabupaten Sukoharjo
bahwa ikan lele adalah ikan yang kotor karena habitatnya di air kotor atau
berlumpur. Kemudahan masyarakat untuk mendapatkan daging ayam ras
dibandingkan ikan lele juga menjadi alasan daging ayam ras dipilih
sebagai subtitusi untuk konsumsi keluarga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 67
digilib.uns.ac.id
4. Harga Beras
Hasil analisis uji-t harga beras berpengaruh nyata terhadap
permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo karena memiliki signifikansi
0,001. Hal ini sesuai dengan hipotesis di awal. Keadaan ini dapat
dijelaskan karena beras merupakan makanan pokok bagi masyarakat dan
harga beras di pasaran selalu dipantau oleh pemerintah (BULOG).
Hasil analisis melalui SPSS for Windows, elastisitas silang dari
harga beras adalah 0,745. Hasil penghitungan elastisitas silang dengan
rumus prosentase perubahan jumlah ikan lele yang diminta dibagi
prosentase perubahan harga beras, diperoleh hasil 0,097. Artinya jika
harga beras naik 1% maka permintaan ikan lele akan naik sebesar 0,097%,
begitu pula sebaliknya. Elastisitas harga beras positif menunjukkan bahwa
beras bukan merupakan barang komplementer sempurna dari ikan lele. Hal
ini tidak sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa beras sebagai
barang komplementer ikan lele. Namun hal tersebut dapat dijelaskan
mengingat frekuensi masyarakat dalam mengkonsumsi ikan lele tidak
sesering sumber protein hewani lain seperti daging ayam ras dan telur.
Menurut Gilarso (2003), pada umumnya permintaan akan suatu
jenis atau golongan barang yang agak umum atau luas (beras, gula) lebih
bersifat inelastis daripada permintaan akan jenis yang lebih tertentu
(seperti ikan lele, ikan nila merah). Selain itu adanya kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain biasanya tidak ada subtitusi yang baik atau
sempurna sehingga lebih inelastis.
5. Pendapatan perkapita
Besar kecilnya pendapatan perkapita akan menggambarkan daya
beli konsumen. Perubahan jumlah barang yang diminta akan dipengaruhi
besar pendapatan perkapita. Bila terjadi perubahan dalam pendapatan
maka akan menimbulkan perubahan dalam mengkonsumsi berbagai jenis
barang terutama bahan makanan. Pada bahan makanan jika pendapatan
meningkat maka masyarakat akan meningkatkan konsumsinya terhadap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 68
digilib.uns.ac.id
bahan makanan. Salah satunya adalah ikan lele yang dapat diolah menjadi
berbagai macam masakan, sehingga permintaan ikan lele akan meningkat.
Salah satu indikator tingkat kesejahteraan penduduk dari suatu
wilayah adalah tingkat pendapatan perkapita. Pendapatan per kapita yang
dianalisis adalah pendapatan per kapita yang telah di deflasi dengan
menggunakan indeks implisit tahun dasar 2002. Jadi pendapatan per kapita
tersebut sudah dihitung dengan angka indeks, yang bertujuan untuk
mengurangi terjadinya penyimpangan.
Berdasarkan hasil analisis uji-t dapat diketahui bahwa variabel
pendapatan per kapita berpengaruh nyata dan positif terhadap permintaan
ikan lele. Hal ini berarti pendapatan perkapita berbanding lurus dengan
jumlah permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo. Hal ini sesuai
dengan hipotesis yang menyatakan variabel pendapatan perkapita
mempunyai hubungan positif terhadap permintaan ikan lele. Hubungan
konsumsi pendapatan yang memperlihatkan jumlah komoditi yang ingin
dibeli konsumen per periode waktu pada berbagai tingkat pendapatan total
disajikan pada Gambar 10.
Kurva Engel
8000000
Pendapatan per Kapita (Rp)
7000000
6000000
5000000
4000000
3000000
2000000
1000000
0
0 200000 400000 600000 800000 1000000
Jumlah permintaan ikan lele (Kg/Tahun)
Gambar 10. Kurva Engel hubungan jumlah permintaan ikan lele dengan
pendapatan per kapita
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
A. Kesimpulan
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
ikan lele di Kabupaten Sukoharjo ini menghasilkan beberapa kesimpulan :
1. Harga ikan lele, harga ikan nila merah, harga daging ayam ras, harga
beras dan pendapatan per kapita adalah faktor-faktor yang secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap permintaan ikan lele di
Kabupaten Sukoharjo. Harga beras dan pendapatan per kapita secara
parsial signifikan terhadap permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo
sampai pada tingkat kepercayaan 99%. Harga ikan lele signifikan
terhadap permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo sampai pada
tingkat kepercayaan 95%. Harga daging ayam ras signifikan terhadap
permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo sampai pada tingkat
kepercayaan 90%. Sedangkan variabel seperti harga ikan nila merah
secara parsial tidak memiliki hubungan yang nyata terhadap permintaan
ikan lele di Kabupaten Sukoharjo.
2. Permintaan ikan lele bersifat elastis karena ikan lele memiliki banyak
subtitusi. Nilai elastisitas silang dengan harga ikan nila merah dan harga
daging ayam ras bertanda positif yang berarti kedua bahan pangan
tersebut merupakan subtitusi ikan lele. Nilai elastisitas positif pada harga
beras menjelaskan bahwa beras bukan bahan pangan pelengkap dari ikan
lele. Nilai elastisitas pendapatan bertanda positif yang menunjukkan
bahwa ikan lele adalah barang normal (kebutuhan pokok).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan ikan lele di Kabupaten Sukoharjo, maka saran
yang dapat diberikan bagi pemerintah daerah Kabupaten Sukoharjo,
khususnya dinas terkait seperti Sub Dinas Perikanan, sebaiknya lebih dapat
menggalakkan Gemar Makancommit to user di seluruh wilayah Kabupaten
Ikan (Gemari)
70
perpustakaan.uns.ac.id 71
digilib.uns.ac.id