Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
1. Pengertian Demam Berdarah Dengue
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes
Aegepty, yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai dengan 7
hari tanpa sebab yang jelas, lemah dan lesu, gelisah, nyeri ulu hati
disertai tanda pendarahan di kulit berupa bintik pendarahan
(petechiae), lebam (ecchymosis) atau ruam (purpura) kadang-kadang
mimisan, bercak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau
rejatan (syock) menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak
tetapi lebih banyak menimbulkan korban pada anak berusia dibawah
15 tahun. (Depkes R, 2007).
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemoragic
Fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati
dan tanda-tanda pendarahan. Pada keadaan yang lebih parah bisa
terjadi kegagalan sirkulasi darah dan penderita jatuh dalam keadaan
syock akibat kebocoran plasma keadaan ini disebut Dengue syock
Syndrom.
10
2. Etiologi
Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD)
disebabkan oleh virus dengue yang termasuk kelompok B arthropod
Borne Virus (Arboviruses) yang sekarang dikenal sebagai genus
flavivirus, famili flavividae, dan mempunyai 4 jenis serotype, yaitu :
DEN-1 (Dengue 1), DEN-2 (Dengue 2), DEN-3 (Dengue 3), DEN-4
(Dengue 4), nfeksi salah satu serotype akan menimbulkan antibody
terhadap serotype yang bersangkutan, sehingga tidak dapat
memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotype lain
tersebut. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat
terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Keempat serotype
virus dengue dapat ditemukan di berbagai daerah ndonesia. Di
ndonesia, pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 1975
di beberapa rumah sakit menunjukkan bahwa keempat serotype
ditemukan dan bersikulasi sepanjang tahun. Serotype DEN-3
merupakan serotype yang dominan dan diasumsikan banyak yang
menunjukkan manifestasi klinik yang berat. (Depkes R, Dirjen PPM &
PL, 2006).
DBD merupakan penyakit tropis dan virus penyebabnya
bertahan dalam suatu siklus yang melibatkan manusia dan nyamuk
aedes aegepty. Aedes Aegepty adalah sejenis nyamuk rumah yang
senang menggigit manusia di siang hari. Dengue ditularkan oleh
nyamuk Aedes Aegepty betina yang lebih menyukai untuk menyimpan
11
telurnya di dalam wadah yang berisi air bersih dan terletak di sekitar
habitat manusia telur dapat hidup kurang lebih enam bulan di tempat
kering. (Depkes R, Dirjen PPM & PL, 2007).
3. Epidemiologi
Demam berdarah dengue tersebar di wilayah Asia Tenggara,
Pasifik Barat dan Karibia. ndonesia merupakan wilayah endemis
dengan sebaran di seluruh wilayah tanah air. nfeksi virus dengue
telah ada di ndonesia sejak abad ke -18, seperti yang dilaporkan oleh
David Bylon seorang dokter berkebangsaan Belanda. Saat itu infeksi
virus dengue menimbulkan penyakit yang dikenal sebagai penyakit
demam lima hari (;ijfdaagse koorts) kadang-kadang disebut juga
sebagai demam sendi (knokkel koorts). Disebut demikian karena
demam yang terjadi menghilang dalam lima hari, disertai dengan nyeri
pada sendi, nyeri otot, dan nyeri kepala. Pada masa itu infeksi virus
dengue di Asia Tenggara hanya merupakan penyakit ringan yang tidak
pernah menimbulkan kematian. Tetapi sejak tahun 1952 infeksi virus
dengue menimbulkan penyakit dengan manifestasi klinis berat, yaitu
DBD yang ditemukan di Manila, Filipina. Kemudian ini menyebar ke
negara lain seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, dan ndonesia. Pada
tahun 1968 penyakit DBD dilaporkan di Surabaya dan Jakarta dengan
jumlah kematian yang sangat tinggi .
12
ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya
mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada
nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap
berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi
yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan
betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang
umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal
pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata
telanjang. Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga
siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena
hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya
untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk
memproduksi telur. Nyamuk betina akan menghisap darah manusia
setiap 23 hari sekali, selama pagi sampai sore hari pada waktu-waktu
tertentu seperti pukul 08.0012.00 dan 15.0017.00. Setelah kenyang
menghisap darah, nyamuk betina memerlukan waktu istirahat selama
23 hari untuk mematangkan telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan
darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan.
Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna
hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak
karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi
hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja
menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini. Nyamuk ini mendapatkan
16
dan sore hari dan sikap manusia yang hanya berdiam di rumah selama
musim hujan (Wikipedia, 2011).
ambar 2.3 : Jenis-jenis nyamuk
5. Cara Penularan
Transmisi virus dengue dari manusia ke manusia yang lain atau
dari kera ke kera yang lain berlangsung melalui gigitan nyamuk betina
Aedes (terutama Aedes aegypti) yang terinfeksi oleh arbo;iruses.
tulah sebabnya virus dengue disebut sebagai arthropod-borne
;iruses. Sekali nyamuk terinfeksi oleh arbovirus, sepanjang hidupnya
nyamuk tersebut tetap terinfeksi dan dapat mentransmisikan virus
kepada manusia atau kera. Nyamuk betina yang terinfeksi juga dapat
menyalurkan virus kepada generasi berikutnya melalui proses
transmisi transovarian. Namun proses transmisi semacam ini jarang
terjadi dan tidak mempunyai arti signifikan bagi transmisi virus kepada
manusia. Artinya, transmisi ini tidak mempunyai arti signifikan bagi
penyebaran infeksi dengue kepada manusia (Djunaedi, 2006).
20
6. Patogenesis
Patogenesis terjadinya demam berdarah dengue hingga saat ini
masih diperdebatkan. Berdasarkan data yang ada, terdapat bukti yang
kuat bahwa mekanisme imunopatologis berperan dalam terjadinya
demam berdarah dengue dan sindrom renjatan dengue (Perhimpunan
Dokter Spesialis Penyakit Dalam ndonesia, 2006).
Respon imun yang diketahui berperan dalam patogenesis DBD
adalah:
a) Respon humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan
dalam proses netralisasi virus, sitolisis yang dimediasi komplemen
dan sitotoksisitas yang dimediasi antibodi. Antibodi terhadap virus
dengue berperan dalam mempercepat replikasi virus pada monosit
atau makrofag. Hipotesis ini disebut antibody dependent
enhancement (ADE);
b) Limfosit T baik T-helper (CD4) dan T-sitotoksik (CD8) berperan
dalam respon imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi T-
helper yaitu TH1 akan memproduksi interferon gamma, L-2 dan
limfokin, sedangkan TH2 akan memproduksi L-4, L-5, L-6 dan L-
110;
c) Monosit dan makrofag berperan dalam fagositosis virus dengan
opsonisasi antibodi. Namun proses fagositosis ini menyebabkan
peningkatan replikasi virus dan sekresi sitokin oleh makrofag;
22
7. Manifestasi Klinis
Kriteria klinis DBD menurut WHO adalah :
a) Demam akut, yang tetap tinggi selama 2-7 hari (38 C-40 C),
kemudian turun secara lisis. Demam disertai gejala tidak spesifik,
seperti anoreksia, malaise, mual, muntah, sakit perut, diare kejang,
nyeri pada punggung, tulang, persendian, dan sakit kepala.
b) Manifestasi pendarahan :
- Uji Torniquet positif.
Uji Torniquet adalah salah satu cara untuk mengetahui
perdarahan dini. nterpretasi positif; bila terdapat < 20 petechiae
(Depkes R, 2001).
- Perdarahan di bawah kulit, selain petechiae dapat juga berupa
echimosis dan seterusnya (Depkes R, 2001).
- Bentuk-bentuk perdarahan lain yang dapat dijumpai pada pasien
Demam Berdarah Dengue adalah : perdarahan hidung, gusi,
berak darah, muntah darah, kadang-kadang kencing bercampur
darah.
c) Hepatomegali (pembesaran hati) dan nyeri tekan tanpa ikterus.
d) Dengan / tanpa renjatan. Renjatan yang terjadi pada saat demam
biasanya mempunyai prognosis yang buruk, dimana jika terjadi
renjatan, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang,
tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
e) Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit.
25
3) Air hujan.
3. Karakteristik sumber air
1). Perusahaan air minum (PAM), dari segi kualitas relatif
sudah memenuhi syarat (fisik, kimia dan bakteriologis).
2). Air tanah, mutu air sangat dipengaruhi keadaan
geologis setempat.
3). Air hujan, biasanya bersifat asam, CO
2
bebas tinggi,
minera rendah, kesadahan rendah (Daud. A & Rosman,
2003).
c. Sampah
Menurut American Public Health Association, sampah adalah
sesuatu yang tidak diinginkan, tidak disenangi atau sesuatu yang
dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya.
Sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki
oleh yang punya dan bersifat padat (Slamet. J.S,2000).
Dengan demikian sampah mengandung prinsip-prinsip
sebagai berikut:
a. Adanya suatu benda atau bahan padat.
b. Adanya hubungan langsung/tak langsung dengan kegiatan
manusia.
c. Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi.
38
3. MENGUBUR
atau menyingkirkan barang-barang
bekas yang dapat menampung air hujan
PLUS cara lainnya :
Ganti air vas bunga seminggu sekali Perbaiki saluran dan talang
air yang tidak lancar/rusak
Tutup lubang-lubang pada Bubuhkan bubuk pembunuh jentik
potongan (dengan tanah, dll) (Abate bambu atau pohon atau
Altosid) di tempat-tempat yang sulit
dikuras atau di daerah yang sulit air
- Pasang Kawat kasa,
48
ST
Agent Environment
- Sediakan pencahayaan dan ventilasi memadai,
- Jangan membiasakan menggantung pakaian dalam kamar
- Tidur menggunakan Kelambu
Pelihara ikan pemakan jentik
(kan Cupang, dll)
C. Kerangka Teori
Kerangka Teori (Notoatmojo, 2003).
Suatu penyakit timbul akibat dari beroperasinya berbagai faktor
baik dari host, agent dan lingkungan. Para ahli telah membuat model-
model timbulnya penyakit dan atas dasar model tersebut dilakukan
eksperimen terkendali untuk menguji sampai mana kebenaran dari model
tersebut. Model karakteristik tersebut dikenal dengan segitiga
epidemiologi. (Notoatmodjo, 2003).
ambar 2.7 Kerangka Teori
4
Faktor faktor yang dapat menimbukan penyakit tergantung pada
host (penjamu), agent dan environment (lingkungan). Dalam hal ini faktor
faktor yang dapat menimbulkan penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD) pada host dipengaruhi karena buruknya sanitasi lingkungan yang
meliputi kebersihan lingkungan, penyediaan air bersih, dan keberadaan
sampah. Selain itu juga dipengaruhi oleh adanya keberadaan jentik dan
tindakan 3M yang kurang efektif sehingga mempermudah dalam
penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
faktor lingkungan yang buruk tentunya telah menciptakan kondisi
yang sangat baik bagi penyebaran penyakit DBD. Adapun kondisi
lingkungan yang berkaitan dengan siklus kehidupan nyamuk Aedes
Aegepty meliputi geografis, iklim, curah hujan, kelembaban, temperatur,
penyediaan air,dan sanitasi sehingga mempengaruhi kehidupan
jentik/nyamuk aedes aegepty. Dimana geografis, iklim, curah hujan,
kelembaban dan temperatur mempengaruhi siklus kehidupan nyamuk
Aedes tetapi hal tersebut di luar jangkauan kita karena terkait dengan
sistem alam dan cuaca global. Dan adanya Penyediaan air serta sanitasi
yang jelek dan tidak terpelihara mendukung kehidupan jentik dan nyamuk
Aedes aegepty sehingga memudahkan dalam penyebaran penyakit
demam berdarah dengue (DBD).