Anda di halaman 1dari 80

PELUANG DAN TANTANGAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT)

LUMBUANG NAGARI JORONG KOTO SELAYAN

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Melengkapi Syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah

Oleh :

SILVIA DWIYANA LUBIS


NIM: 1215.016

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BUKITTINGGI

2019 M/1440 H
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Pembimbing penulisan skripsi dengan judul “PELUANG DAN TANTANGAN


BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) LUMBUANG NAGARI JORONG KOTO
SELAYAN” yang disusun oleh Silvia Dwiyana Lubis, NIM: 1215.016 telah memenuhi
persyaratan ilmiah dan disetujui untuk diajukan pada sidang Munaqasah.

Demikian persetujuan ini diberikan untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Bukittinggi, 23 Juli 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Afifi Fauzi Abbas, MA Febriyeni, S. Th. I, M.Ud


NIP. 19660906 198203 1 004 NIP. 19900224 201801 2 001
PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi dengan judul “PELUANG DAN TANTANGAN BAITUL MAAL WAT


TAMWIL (BMT) LUMBUANG NAGARI JORONG KOTO SELAYAN” yang disusun
oleh SILVIA DWIYANA LUBIS, NIM. 1215.016, telah diuji dalam sidang Munaqasyah
Fakultas Syari‟ah IAIN Bukittinggi, pada hari Kamis tanggal 22 Februari 2018 dan
dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana
Program Strata Satu (S1) pada Fakultas Syari‟ah Jurusan Hukum Keluarga Islam.
Bukittinggi, Juli 2018

Tim Penguji
Ketua Sekretaris

Dra. Hj. Nuraisyah, M.Ag Febriyeni, S. Th. I, M.Ud


NIP. 19570102 198403 2 001 NIP. 19900224 201801 2 001
Anggota

Dr. H. Afifi Fauzi Abbas, MA


Dra. Hj. Nuraisyah, M.Ag
NIP. 19570102 198403 2 001 NIP. 19560906 198203 1 004

Febriyeni, S. Th. I, M.Ud


H. M. Ridha, Lc, M, Ag NIP. 19900224 201801 2 001
NIP. 19770916 200501 1 005

Mengetahui Dekan Fakultas Syari‟ah


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi

Dr. H. Ismail, M. Ag
NIP. 19680409 199403 1 008
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Silvia Dwiyana Lubis

NIM : 1215.016

Fakultas : Syari‟ah

Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah

menyatakan dengan sesungguhnya skripsi saya yang berjudul Peluang Dan Tantangan
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, benar-benar
karya asli saya, kecuali yang dicantumkan sumbernya. Apabila dikemudian hari terdapat
kesalahan dan kekeliruan hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dapat digunakan
seperlunya.

Bukittinggi , Juli 2019

Penulis,

Silvia Dwiyana Lubis


NIM. 1215.016
ABSTRAK

Skripsi ini berjudul: Peluang dan Tantangan Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)
Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan. Skripsi ini ditulis oleh SILVIA DWIYANA
LUBIS, NIM.1215.016, Jurusan Hukum Ekonomi Syari‟ah, Fakultas Syari‟ah, Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
Latar belakang masalah dalam penyusunan skripsi ini adalah BMT Lumbuang Nagari
Jorong Koto Selayan yang diketahui belum mempunyai badan hukum, sehingga membuatnya
sebagai suatu lembaga yang bisa dikatakan kurang layak untuk berdiri sendiri. Sedangkan
pada umunya BMT-BMT yang lain sudah berbadan hukum yaitu dibawah naungan koperasi.
Namun sampai sekarang BMT Lumbuang Nagari tetap beroperasi sebagaimana BMT
lainnya, walaupun BMT LumbuangNagari berdiri sendiri. Untuk tetap bisa berdiri sendiri
upaya apasajakah yang dilakukan BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan agar tetap
eksis dan bagaimanakah langkah strategis BMT LumbuangNagari agar tetap beroperasi
seperti BMT lainnya.
Dalam membahas persoalan ini penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (field
research), yang berangkat dari BMT Lumbuang Nagari tentang upaya yang dilakukan BMT
Lumbuang Nagari agar tetap eksis dan langkah strategis yang dilakukan oleh BMT
Lumbuang Nagari. Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu teknik wawancara dengan
pengurus BMT Lumbuang Nagari dan nasabah. Setelah data terkumpul, penulis akan
menjelaskan bagaimana upaya BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan agar tetap eksis.
Melalui metode yang penulis lakukan, dapat penulis simpulkan bahwa upaya yang
dilakukan BMT Lumbuang Nagari agar tetap eksis yaitu dengan cara memberikan pelayanan
yang terbaik kepada masyarakat baik yang ingin menabung ataupun meminjam berapapun
akan tetap dilayani dengan baik oleh pihak BMT Lumbuang Nagari, kemudian pihak BMT
Lumbuang Nagari tidak mempersulit masyarakat yang ingin bertransaksi di BMT. pihak
BMT selalu memberikan sistem yang sederhana dan mudah dimengerti oleh masyarakat.
selain itu juga BMT Lumbuang Nagari memakai sistem kekeluargaan dengan cara tidak
meminta jaminan atas pinjaman masyarakat. BMT Lumbuang Nagari hanya membuat surat
keterangan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak yang melakukan transaksi yaitu pihak
BMT dan nasabah, kemudian ditandatangani oleh ninik mamak. Kemudian untuk langkah
strategis BMT Lumbuang Nagari menawarkan produk yang terdapat di BMT Lumbuang
Nagari seperti simpan pinjam, dan pembiayaan murabahah yang tentunya sesuai dengan
ajaran Islam.
KATA PENGANTAR

   

Alhamdulillahirabbil „alamin, ungkapan syukur sedalam-dalamnya penulis ucapkan

kepada Allah SWT, yang telah memberikan hidayah, taufik dan inayah-Nya, sehingga penulis

dapat meneyelesaikan karya ilmiah dan pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi.

Kemudian shalawat serta salam kita persembahkan bagi Rasulullah junjungan umat

Nabi Muhammad SAW, yang telah mengangkat derajat umat manusia dengan agama dan

ilmu penegetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini. Nikmat ilmu pengetahuan ini telah

dibuktikan dengan telah selesainya skripsi penulis dengan judul “PELUANG DAN

TANTANGAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) LUMBUANG NAGARI

JORONG KOTO SELAYAN”

Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih teristimewa kepada Ayahanda Adlan

Lubis dan Ibunda tercinta Armida, yang tentunya tidak sedikit perannya dalam mewujudkan

cita-cita penulis, karena berkat semangat dan do‟a yang tulus dari beliau penulis bisa

menyelesaikan karya tulis yang sederhana ini. Semoga Allah melipat gandakan pahala beliau,

serta terima kasih pada kakak penulis Tika Mahawira Lubis, dan adik adik saya, Riska

Hadiana Lubis, Adinda Marsheila Boru Lubis mereka telah memberikan semangat yang

sangat berarti bagi penulis baik secara moril dan materil sehingga penulis dapat mencapai

cita-cita yang mulia ini.


Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Rektor, Bapak Wakil Rektor, Bapak Dekan Fakultas Syariah dan Wakil Dekan

Fakultas Syariah, Bapak Ketua Prodi Muamalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)

Bukittinggi yang telah memfasilitasi penulis dalam menambah ilmu pengetahuan di

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) ini.

2. Bapak Dr. H. Afifi Fauzi Abbas. MA dan Febriyeni, STh.I, M.ud yang masing-msaing

selaku pembimbing I dan II, yang telah memberikan arahan dan petunjuk, sehingga

penilis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dahyul Daipon, M.Ag selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan

saran dan motivasi kepada penulis.

4. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan motovasi yang sangat bermanfaat

bagi penulis.

5. Bapak dan Ibu kepala dan karyawan perpustakaan yang telah memberikan fasilitas buku

sebagai bahan rujukan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat tercinta seperjuangan Ega Najla, Syarifah Aini yang telah membantu

memberikan semangat berjuang pada penulis, saling mendukung satu sama lainnya,

semoga Allah SWT membalas jasa sahabat-sahabatku semua dan tetap terjalin ukhuwah

sampai ke Jannah-Nya. Aamiin ya rabbal „alaamiin.

7. Seluruh keluarga besar di Fakultas Syari‟ah dan Program Studi Hukum Ekonomi

Syari‟ah dan yang terkhusus “HES-A” angkatan 2015 yang telah memberikan semangat

dan dukungan sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

Atas bantuan, saran dan bimbingan yang telah diberikan, penulis do‟akan pada Allah

SWT kiranya apa yang telah diberikan itu dapat diterima sebagai amal ibadah di sisi

Allah SWT.
Harapan Penulis, semoga penulisan ini dapat bermanfaat kepada pembaca. Manusia

tidak luput dari kesalahan begitu juga dengan penulis, dalam penulisan skripsi ini masih jauh

dari kesempurnaan baik dari segi isi maupun dari sistematika penulisannya, maka penulis

mohon saran dan skritikan yang membangun agar di masa yang akan datang menjadi lebih

baik, semoga Allah SWT senantiasa membalas apa yang kita lakukan serta keampunan Allah

selalu bersama kita. Aamiin...

Bukittinggi, 12 Juli 2019

Penulis

Silvia Dwiyana Lubis

NIM. 1215016
DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN………………………………………………………. iii

ABSTRAK ..................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI ................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................ 7

D. Penjelasan Judul .................................................................................... 7

E. Metode Penelitian .................................................................................. 8

F. Sistematika Penulisan ............................................................................ 10

BAB II BAITUL MAAL WAT TAMWIL

A. Pengertian BMT .................................................................................. 12

B. Badan Hukum BMT .............................................................................. 17

C. Langkah-Langkah Pendirian BMT dan Prinsip Utama BMT .................. 19

D. Ciri-Ciri dan Fungsi BMT ..................................................................... 24

E. Sistem Operasional BMT ....................................................................... 26


F. Produk Pembiayaan BMT ...................................................................... 27

BAB III PELUANG DAN ANCAMAN BMT LUMBUANG NAGARI

A. Monografi BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan ...................... 32

B. Ancaman BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan ................................... 48

C. Upaya BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan agar Tetap Eksis ............ 54

D. Langkah-langkah Strategis BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan ........ 59

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 62

B. Saran ................................................................................................ 67

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri, artinya bahwa

manusia selalu berhubungan dan membutuhkan orang lain. Salah satunya yaitu dalam

bidang muamalah. Muamalah adalah tukar menukar barang atau sesuatu yang

bermanfaat dengan cara-cara yang telah ditentukan.1 Dalam hal muamalah sendiri Islam

telah memberikan ketentuan-ketentuan atau kaidah-kaidah yang harus diikuti dan ditaati

oleh manusia. Jadi pelaksanaan muamalah harus sesuai dengan ketentuan yang sudah

ditetapkan oleh syariat Islam.

Syariat Islam sebagai suatu syariat yang dibawa oleh Rasul terakhir,

mempunyai keunikan tersendiri. Syariat ini bukan saja bersifat komprehensif, tetapi juga

universal. Komprehensif berarti bahwa syariat Islam merangkum seluruh aspek

kehidupan baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah). Dalam hal ini muamalah

diturunkan untuk menjadi rule of the game manusia dalam kehidupan sosial. Sedangkan

universal bermakna syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat

sampai akhir nanti.

Dalam kehidupan bermuamalah, Islam telah memberikan garis kebijakan yang

jelas. Salah satu kegiatan muamalah adalah Al Ariyah (pinjam meminjam). Ini

mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari sejak zaman dahulu hingga

kini. Dalam konteks sekarang banyak orang yang tidak sesuai menerapkan prinsip

muamalah dalam pinjam meminjam. Banyaknya lembaga-lembaga yang berdiri untuk

melaksanakan salah satu kegiatan muamalah ini seperti pinjam meminjam. Oleh karena

1
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm 2
itu mulai munculah lembaga keuangan yang berbasis syariah seperti BMT (Baitul Maal

Wat Tamwil).2

Baitul Maal wat Tamwil adalah lembaga keuangan dengan konsep syariah yang

lahir sebagai pilihan yang menggabungkan konsep maal dan tamwil dalam satu kegiatan

lembaga. Konsep maal lahir dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat muslim

dalam hal menghimpun dan menyalurkan dana untuk zakat, infak dan shadaqah secara

produktif. Sedangkan konsep tamwil lahir untuk kegiatan bisnis produktif murni untuk

mendapatkan keuntungan dengan sektor masyarakat menengah kebawah (mikro).

Kehadiran BMT untuk menyerap aspirasi masyarakat muslim ditengah

kegelisahan kegiatan ekonomi dengan prinsip riba, sekaligus sebagai supporting

founding untuk mengembangkan kegiatan pemberdayaan usaha kecil dan menengah.

Kehadiran Lembaga keuangan mikro syariah yang bernama Baitul Maal wat Tamwil

(BMT) dirasakan telah membawa manfaat finansil bagi masyarakat, terutama masyarakat

kecil yang tidak memenuhi persyaratan Bank. Dan menolak riba, karena berorientasi

pada ekonomi kerakyatan.

Kehadiran BMT di satu sisi menjalankan misi ekonomi syariah dan di sisi lain

mengemban tugas ekonomi kerakyakatan dengan meningkatkan ekonomi mikro, itulah

sebabnya perkembangan BMT sangat pesat di tengah perkembangan lembaga keuangan

mikro konvensional lainnya.

BMT secara definitif adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan

konsep baitul maal wat tamwil. Kegiatan BMT adalah mengembangkan usaha-usaha

produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha

makro dan kecil, antara lain mendorong kegiatan menabung dan pembiayaan kegiatan

2
Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqoshid al-syariah Menurut Al-Syatibi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1996), hlm 70
ekonominya. Sedangkan kegiatan baitul maal menerima titipan BAZIS dari dana zakat,

infaq dan shadaqah dan menjalankan sesuai dengan peraturan dan amanahnya.

Dengan mengacu pada pengertian tersebut, BMT merupakan lembaga

perekonomian rakyat kecil yang bertujuan meningkatkan dan menumbuhkembangkan

kegiatan ekonomi pengusaha makro dan kecil yang berkualitas dengan mendorong

kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan perekonomiannya. 3

Lahirnya BMT bertujuan untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk

kesejahteraan anggota pada khususya dan masyarakat pada umumnya. Dan mempunyai

sifat, yaitu memiliki usaha bisnis yang bersifat mandiri, ditumbuh kembangkan dengan

swadaya dan dikelola secara profesional serta berorientasi untuk kesejahteraan anggota

dan masyarakat lingkungan.

BMT mempunyai visi, yaitu menjadi lembaga keuangan yang mandiri, sehat,

dan kuat yang kualitas ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa sehingga mampu

berperan menjadi wakil pengabdi Allah memakmurkan kehidupan anggota pada

khususnya dan umat manusia pada umumnya.

Misi BMT yaitu mewujudkan gerakan pembebasan anggota dan masyarakat

dari belenggu rentenir, jerat kemiskinan dan ekonomi ribawi, gerakan pemberdayaan

meningkatkan kapasitas dalam kegiatan ekonomi riil dan kelembagaannya menuju

tatanan perekonomian yang makmur dan maju dan gerakan keadilan membangun

struktur masyarakat madani yang adil, makmur, maju berlandaskan syariah dan ridha

Allah SWT. 4

Dalam menjalankan usahanya, berbagai akad yang ada pada BMT mirip dengan

akad yang ada pada bank pembiayaan rakyat islam, seperti Akad Tabarru‟. Akad

Tabarru‟ adalah akad yang dilakukan dengan tujuan tolong-menolong dalam rangka

3
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), hlm. 60
4
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015)
berbuat kebaikan.yaitu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau

bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Adapun akad-akad

tersebut adalah: pada sistem operasional BMT, pemilik dana menanamkan uangnya di

BMT tidak dengan motif mendapatkan tambahan, tetapi dalam rangka mendapatkan
5
keuntungan bagi hasil.

Namun pada awal perkembangannya, BMT memang tidak memiliki badan

hukum resmi. BMT berkembang sebagai Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) atau

Kelompok Simpan Pinjam (KSP). Namun kemudian oleh lembaga-lembaga pembina

BMT yang ada, seperti PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) dan dompet

Dhuafa Republika, BMT diarahkan untuk berbadan hukum koperasi, selain sebagiannya

juga Baitul Malnya mendapatkan pengesahan dari pemerintah sebagai badan hukum

LAZIS (Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah). Alasannya karena BMT berkembang

dari kelompok Swadaya Masyarakat. Selain itu, dengan bentuk koperasi, BMT dapat

berkembang ke berbagai sektor usaha seperti keuangan dan sektor riil. Bentuk ini juga

diharapkan dapat memenuhi tujuan memberdayakan masyarakat luas, sehingga

kepemilikan kolektif BMT sebagaimana konsep koperasi akan lebih mengenai sasaran.

Karena itu, di Indonesia BMT dikenal sebagai koperasi syariah, salah satu lembaga

keuangan Islam yang berkembang menyusul Bank Muamalat Indonesia, meski

sesungguhnya koperasi syariah bisa saja tidak dalam bentuk BMT, melinkan koperasi

biasa. Namun, dalam praktiknya harus memiliki karateristik lembaga keuangan syariah

dan sistem operasionalnya berdasarkan prinsip syariah. 6

5
Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2010),
hlm. 366
6
Sukron Kamil, Ekonomi Islam, Kelembagaan, dan Konteks Keindonesiaan, (PT. Raja Grafindo Persada,
2016), hlm. 200
Namun sejak adanya Undang-Undang No 1 Tahun 2013 tentang Lembaga

Keuangan Mikro (LKM), status kelembagaan badan hukum BMT menjadi suatu

permasalahan tersendiri yang membebani BMT. BMT yang sudah ada saat ini

kebanyakan adalah berbadan hukum koperasi dengan skala usaha kecil menengah dan

cakupan luas usaha meliputi beberapa kota/kabupaten, bahkan lintas propinsi.

Pada BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan belum mempunyai Badan

Hukum atau kekuatan hukum yang akan menjadikannya suatu lembaga yang legal.

Sistem kerja pada BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan hanya memakai sistem

kekeluargaan. Ketika nasabah meminjam uang, pihak BMT tidak meminta jaminan,

melainkan hanya tanda tangan antara pihak peminjam dan pihak BMT serta ninik

mamak. Hal itu membuat nasabah lalai membayar, karena mereka beranggapan bahwa

tidak ada yang harus ditebus jika tidak melunasinya. Dan tidak sedikit nasabah yang

berfikir bahwa uang yang dipinjam itu adalah uang Negara, jadi mereka tidak perlu cepat

cepat membayar. Hal itu menyebabkan sering terjadinya penyendatan dalam

pembayaran, sehingga kalau nasabah tidak membayar maka BMT akan mengalami

kerugian. Oleh karena itu agar BMT dapat menyelesaikan permasalahan antara nasabah

dan pihak BMT, maka BMT memerlukan Badan Hukum. 7

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mencoba meneliti mengenai

BMT Lumbuang Nagari, dengan judul “Peluang Dan Tantangan Baitul Maal Wat

Tawil (BMT) Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang telah penulis kemukakan di atas, maka ada beberapa

pokok permasalahan yang akan dijadikan arah pembahasan bagi penulis dalam

melaksanakan penelitian kasus ini. Adapun pokok masalah ini adalah:

7
wawancara oleh salah satu pengurus BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, Indera Budiman,
S.Sos
1. Apa upaya yang BMT Lumbuang Nagari lakukan agar Tetap Eksis

2. Bagaimanakah Langkah Strategis BMT Lumbuang Nagari.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Agar mengetahui upaya apa saja yang BMT lakukan agar berbadan hukum

b. Untuk mengetahui langkah strategis BMT Lumbuang Nagari

2. Kegunaan

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

a. Untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) dalam

program Studi Muamalah pada fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi.

b. Sebagai sumbangan atau kontribusi ilmiah dalam khazanah pemikiran hukum Islam

dalam Fiqh Muamalah.

c. Sebagai sumbangan pemikiran bagi masyarakat muslim secara umum.

D. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kerancuan dan kesalahan dalam memahami judul ini maka

penulis perlu menjelaskan maksud dari kata-kata yang terdapat di dalamnya.

Peluang: Suatu cara untuk mengungkap pengetahuan atau kepercayaan bahwa

suatu kejadian akan berlaku atau telah terjadi. Peluang juga dikenal sebagai

kebolehjadian atau probabilitas.8

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) peluang berarti kesempatan. 9

8
https://rocketmanajemen.com/definisi-peluang/.diakses pada tanggal 21 februari 2019 pada jam 10:33.
9
https://kbbi.web.id/peluang.html. diakses pada tanggal 1 maret 2019 pada jam 7:55.
Ancaman: Bagian dari risiko. Sedangkan risiko adalah buah pikir dari sebuah

ancaman.10

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ancaman adalah sesuatu yang

diancamkan.11

BMT (Baitul Mal Wa Tamwil): Merupakan lembaga perekonomian rakyat kecil

yang bertujuan meningkatkan dan menumbuhkembangkan kegiatan ekonomi pengusaha

makro dan kecil yang berkualitas dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang

pembiayaan kegiatan perekonomiannya.

Jadi maksud dari keseluruhan judul ini adalah Bagaimana Peluang dan

Ancaman BMT Lumbuang Nagari, Jorong Koto Selayan dalam mendapatkan Badan

Hukum.

E. Metode Penelitian

Setiap penelitian selalu dihadapkan pada suatu penyelesaian yang paling akurat,

yang menjadi tinjauan dari penelitian itu. Untuk mencapai tujuan penelitian adalah cara

atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh tersebut diperlukan suatu

metode. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan secara terarah dan sistematika,

penyusun menggunakan metode penelitian sebagai berikut:

1. Jenis penelitian

Adapun sifat penelitian ini adalah studi lapangan (Field Research) .Yaitu

penelitian yang dilakukan dengan menggunakan hasil observasi atau wawancara

penulis sendiri, dengan sifat kualitatif. Dalam hal ini penulis mengadakan penelitian

lapangan di BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan.

2. Sumber Data

10
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ancaman.diakses pada tanggal 21 februari 2019 pada jam 10:37.
11
http://kbbi.web.id/ancam.html. diakses pada tanggal 1 maret 2019 pada jam 8:00
Karena objek penelitian ini adalah studi lapangan (Fiedl Research) maka

penulis berusaha mencari informan yang terkait dengan masalah. Adapun informan

yang menjadi sumber data pada penulisan ini adalah manajemen BMT Lumbuang

Nagari Koto Selayan.

Selain itu penulis juga mencari sumber data lain yang berhubungan dengan

bahasan penulis ini seperti studi kepustakaan dengan mengutip buku-buku seperti

embaga keuangan Syariah, aspek hukum lembaga keuangan syariah, lembaga

keuangan islam, ekonomi islam, kelembagaan, dan konteks keindonesiaan, artikel-

artikel dan tulisan-tulisan ilmiah lain yang bisa dijadikan sebagai sumber data

sekunder serta sumber-sumber lain yang berkaitan dengan pembahasan ini.

1) Analisis Data

Adapun metode analisa data yang penulis gunakan dalam penelitian ini

adalah analisis kualitatif dengan cara berpikir induktif. Induktif adalah

pengambilan kesimpulan dari pernyataan yang bersifat khusus kepada pernyataan

yang bersifat umum. 12

Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu :

a. Observasi, yaitu pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-

gejala yang diteliti. Penulis mengumpulkan data dengan memperhatikan dan

mengamati permasalahan langsung ke lapangan.

b. Wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung

kepada responden.13

12
Sutrisno Hadi, Metodologi Riset, (Yogyakarta : Andi Ofset, 1976), hlm. 50
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm
206
2) Lokasi Penelitian

Lokasi atau daerah penelitian yang akan penulis teliti adalah BMT

Lumbuang Nagari Koto Selayan kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Bukittinggi

Sumatra Barat.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih jelas dan terarahnya skripsi ini, maka penulis membuat outline

penulisanya sebagai berikut:

Sistematika penulisan proposal ini terdiri dari empat bab yang masing-masing

menampakkan titik berat yang berbeda, namun pada satu kesatuan yang berkolerasi.

Bab pertama, yaitu pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,

rumusan masalah yang akan dibahas, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab kedua, Pada bab ini penulis mengemukakan pengertian BMT, Gambaran

umum tentang BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan, Dasar Hukum BMT Lumbuang

Nagari Koto Selayan, Prospek BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan.

Bab ketiga, berisikan tentang pendirian BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan,

ancaman BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan, upaya BMT Lumbuang Nagari Koto

Selayan agar tetap eksis, langkah-langkah strategis BMT Lumbuang Nagari Koto

Selayan,

Bab keempat, yang merupakan bagian penutup yang berisikan kesimpulan dan

saran-saran.
BAB II

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)

A. Baitul Maal Wa Tamwil (BMT)

1. Pengertian Baitul Maal secara Bahasa dan Istilah

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan salah satu lembaga ekonomi dan

keuangan yang dikenal luas pada masa-masa awal. Baitul Maal yang berkembang pada

masa-masa awal kejayaan Islam berfungsi sebagai sebagai institusi keuangan publik, yang

oleh sebagian pengamat ekonomi disejajarkan dengan lembaga yang menjalankan fungsi

perekonomian modern, bank sentral. 14

Secara bahasa Baitul Maal dibentuk dengan meng-idhafahkan kata bait yang

artinya rumah kepada al-maal yang artinya harta. Kata al-maal mencakup semua jenis

harta. Menurut jumhur ulama, al-maal adalah benda berharga seperti emas dan perak yang

kemudian digunakan untuk menyebut segala yang dimiliki. Sesuatu yang sudah diketahui

menurut perkataan orang Arab serta apa saja yang dikumpulkan dan dimiliki juga disebut

dengan maal. Maal asalnya adalah emas dan perak yang dimiliki lalu dimutlakkan untuk

menyebut semua benda berharga yang dikumpulkan dan dimiliki, pengertian ini

dikemukakan oleh Ibn Al-Atsir. Dengan demikian, secara harfiah baitul maal artinya

rumah harta yaitu rumah untuk menyimpan harta berupa semua jenis benda berharga yang

dikumpulkan dan dimiliki. 15

Adapun secara terminologis, sebagaimana uraian Abdul Qadim Zallum baitul maal

adalah lembaga atau pihak yang mempunyai tugas khusus menangani segala harta umat,

baik berupa pendapatan maupun pengeluaran negara. Jadi setiap harta, baik berupa tanah,

bangunan, barang tambang, uang, komoditas perdagangan, maupun harta benda lainnya

14
Muhammad, Lembaga Ekonomi Syari’ah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm. 55-60
15
Nurul Huda, dkk, Baitul Mal Wa Tamwil, (Jakarta: Amzah, 2016), hlm. 20
dimana kaum muslimin berhak memilikinya sesuai hukum syara‟ dan tidak ditentukan

individu pemililiknya walaupun telah tertentu pihak yang berhak menerimanya, maka

harta tersebut sudah dianggap sebagai pemasukan bagi batul maal. Secara hukum, harta itu

adalah hak baitul maal, baik yang sudah benar-benar masuk ke dalam tempat

penyimpanan maupun yang belum. 16

Begitu pula setiap harta yang wajib dikeluarkan untuk orang-orang yang berhak

menerimanya, untuk merealisasikan kemaslahatan kaum muslimin, atau untuk biaya

penyebarluasan dakwah adalah harta yang dicatat sebagai pengeluaran baitul maal, baik

telah dikeluarkan secara nyata maupun yang masih berada di dalam tempat penyimpanan.

Dengan demikian, baitul maal dengan makna seperti ini mempunyai pengertian sebagai

sebuah lembaga atau pihak yang menangani harta negara, baik pendapatan maupun

pengeluaran. Namun, baitul maal dapat juga diartikan secara fisik sebagai tempat untuk

menyimpan dan mengelola segala macam harta yang menjadi pendapatan negara.

Dari makna istilah ini, kata baitul maal tidak terdapat dalam nash-nash

syariah.Namun, syariah telah memberikan ketentuan tentang harta negara, pos sumber

pendapatan negara, dan pos pembelanjaan harta negara.Syariah telah menetapkan harta-

harta yang menjadi hak kaum muslimin, sekaligus menetapkan pembelanjaan yang

menjadi kewajiban negara dan hak bagi kaum muslimin. Syariah juga memberikan

ketentuan tentang zakat, harta yang harus dikeluarkan zakatnya, besaran yang harus

dikeluarkan, dan penyaluran harta zakat.Syariah memberikan wewenang pengelolaan dan

pengaturan semua ketentuan tentang harta kepada penguasa. Semua harta itu tidak lain

adalah harta kaum muslimin yang kemudian disebut sebagai harta baitul maal. Dalam hal

16
Nurul Huda, dkk, Baitul Mal Wa Tamwil, …hlm. 20
ini, baitul maal sebagai lembaga pengelolaan pos-pos pemasukan dan pengeluaran harta

kaum muslimin. 17

Setiap harta yang menjadi hak kaum muslimin dan tidak ditentukan pemiliknya

dari mereka, termasuk hak baitul maal.jika harta itu telah didapatkan, harta itu dimasukkan

sebagai bagian dari hak (milik) baitul maal baik sudah dimasukkan ke dalam

penyimpanan baitul maal maupun belum, karena dalam posisi ini baitul maal sebagai pos,

bukan sebagai tempat. Setiap harta yang wajib dikeluarkan untuk kemaslahatan kaum

muslimin merupakan hak baitul maal. Jika telah dikeluarkan pada posnya, harta itu

ditambahkan ke dalam pembukuan baitul maal, baik secara langsung dikeluarkan dari kas

maupun tidak. Hal itu karena setiap harta yang berada dalam kekuasaan, diserahkan

kepada penguasa dan jajarannya, atau yang dikeluarkan melalui tangan mereka, hukum

baitul maal berlaku atas harta itu, baik terkait pemasukan maupun pengeluarannya,

pendapat ini dikemukakan Imam Al-Mawardi.

2. Sejarah Berdiri dan Perkembangan BMT

Pendirian BMT dilandasi oleh tiga faktor, yaitu:

1. Faktor Filosofis

Secara filosofis, gagasan pendirian BMT didasarkan pada kepentingan

menjabarkan prinsip-prinsip ekonomi Islam dalam praktik. Prinsip-prinsip ekonomi

yang berasaskan ketauhidan, keadilan, persamaan, kebebasan, tolong menolong, dan

toleransi menjadi kerangka filosofis bagi pendirian BMT di Indonesia. Selain itu,

asas-asas muamalah seperti kekeluargaan, gotong royong, mengambil manfaat dan

menjauhi mudarat serta kepedulian terhadap golongan ekonomi lemah menjadi dasar

utama bagi kepentingan mendirikan BMT di Indonesia.

2. Secara Sosiologis

17
Nurul Huda, dkk, Baitul Mal Wa Tamwil, … hlm. 21
Secara sosiologis, pendirian BMT di Indonesia lebih didasarkan pada adanya

tuntutan dan dukungan dari umat Islam bagi adanya lembaga keuangan berdasarkan

syariah. Seperti diketahui, umat Islam merupakan mayoritas penduduk Indonesia,

tetapi belum ada lembaga keuangan berbasis syariah. Ide mendirikan BMT semakin

mencuat ke permukaan pada awal 1990-an

3. Secara Yuridis

Secara yuridis, pendirian BMT di Indonesia diilhami oleh keluarnya kebijakan

pemerintah berdasarkan UU No. 7/1992 tentang perbankan dan PP No. 72 tentang

Bank Perkreditan Rakyat Berdasarkan Bagi Hasil. Ketika bank-bank syariah didirikan

dibeberapa wilayah, BMT-BMT pun tumbuh subur mengikuti kebijakan pemerintah

tersebut.

Sejak berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk

mendirikan bank-bank berprinsip syariah. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau

usaha masyarakat kecil dan menengah, maka muncul usaha untuk mendirikan bank

dan lembaga keuangan mikro, seperti BPR syariah dan BMT yang bertujuan untuk

mengatasi hambatan operasional di daerah.

Pada saat bersamaan ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) sangat

aktif melakukan pengkajian intensif tentang pengembangan ekonomi Islam di

Indonesia. Dari berbagai penelitian dan pengkajian tersebut, terbentuklah BMT-BMT

di seluruh Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk membangun sistem ekonomi Islam

melalui pendirian lembaga-lembaga keuangan syariah.

Di samping ICMI, beberapa organisasi masa Islam, seperti NU (Nahdhatul

Ulama), Muhammadiyah, PERSIS (Persatuan Islam), dan ormas-ormas Islam lainnya

mendukung upaya pengembangan BMT-BMT di seluruh Indonesia. Hal itu dilakukan


untuk membangun sistem ekonomi Islam melalui pendirian lembaga-lembaga

keuangan syariah.

Hasil positif mulai dirasakan oleh masyarakat, terutama kalangan usaha kecil

dan menengah. Mereka sering memanfaatkan pelayanan BMT yang kini tersebar luas

di seluruh Indonesia. Hal ini disebabkan mereka memperoleh banyak keuntungan dan

kemudahan dari BMT yang tidak mereka peroleh sebelumnya dari lembaga sejenis

yang menggunakan pendekatan konvensional.

Lahirnya BMT bertujuan untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dan

mempunyai sifat, yaitu memiliki usaha bisnis yang bersifat mandiri,

ditumbuhkembangkan dengan swadaya dan dikelola secara profesional serta

berorientasi untuk kesejahteraan anggota dan masyarakat lingkungan.

BMT mempunyai visi, yaitu menjadi lembaga keuangan yang mandiri, sehat,

dan kuat yang kualitas ibadah anggotanya meningkat sedemikian rupa sehingga

mampu berperan menjadi wakil pengabdi Allah memakmurkan kehidupan anggota

pada khususnya dan umat manusia pada umumnya.

Misi BMT, yaitu mewujudkan gerakan pembebasan anggota dan masyarakat

dari belenggu rentenir, jerat kemiskinan dan ekonomi ribawi, gerakan pemberdayaan

meningkatkan kapasitas dalam kegiatan ekonomi riil dan kelembagaannya menuju

tatanan perekonomian yang makmur dan maju dan gerakan keadilan membangun

struktur masyarakat madani yang adil, makmur, maju berlandaskan syariah dan ridha

Allah SWT.

Dengan tujuan, sifat, visi, dan misi tersebut, BMT setidaknya mempunyai

beberapa peran:
1. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi nonsyariah. Aktif melakukan

sosialisasi di tengah masyarakat tentang arti penting sistem ekonomi islami. Hal

ini bisa dilakukan dengan pelatihan mengenai cara-cara bertransaksi yang islami,

dilarang curang dalam menimbang, jujur terhadap konsumen dan sebagainya.

2. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. BMT harus bersikap aktif

menjalani fungsi sebagai lembaga keuangan mikro, misalnya dengan jalan

pendampingan, pembinaan, penyuluhan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha

nasabah dan masyarakat umum.

3. Melepaskan ketergantungan pada rentenir. Masyarakat yang masih tergantung

rentenir disebabkan rentenir mampu memenuhi keinginan masyarakat dalam

memenuhi dana dengan segera. Maka BMT harus mampu melayani masyarakat

lebih baik, misalnya selalu tersedia dana setiap saat, birokrasi yang sederhana,

dan lain sebagainya.

4. Menjaga keadilan ekonomi masyarakat dengan distribusi yang merata. Fungsi

BMT langsung berhadapan dengan masyarakat yang kompleks dituntut harus

pandai bersikap, oleh karena itu langkah-langkah untuk melakukan evaluasi

dalam rangka pemetaan skala prioritas yang harus diperhatikan, misalnya dalam

masalah pembiayaan, BMT harus memperhatikan kelayakan nasabah dalam hal

golongan nasabah dan jenis pembiayaan. 18

18
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia…
3. Baitul Maal Wa Tamwil di Indonesia

Keberadaan BMT sebagai salah satu lembaga keuangan syariah mengalami

dinamika yang bagus seiring dengan dinamika dan perkembangan lembaga ekonomi dan

keuangan Islam lainnya di tanah air. 19

Munculnya lembaga keuangan mikro seperti BMT merupakan salah satu

multiplier efect dari pertumbuhan dan perkembangan lembaga ekonomi dan keuangan

bank syariah.Lembaga ekonomi mikro ini lebih dekat dengan kalangan masyarakat

bawah.

Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil (PINBUK) mendefinisikan BMT Balai

Usaha Mandiri Tepadu yang isinya berintikan konsep Baitul Maal Wa Tamwil yang

beranggotakan orang-orang atau badab hukum berdasarkan prinsip syariah.

Baitul Maal Wa Tamwil adalah lembaga keuangan terpadu yang isinya berintikan

bayt al-maal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan

investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil dengan antara

lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya.

Selain itu Baitul Maal Wa Tamwil juga bisa menerima titipan zakat, infaq, shadaqah serta
20
menyalurkannya sesuai dengan peraturan syariah dan amanahnya.

Berdasarkan pemahaman di atas, maka BMT adalah suatu lembaga yang

didalamnya mencakup dua jenis kegiatan sekaligus yaitu, kegiatan mengumpulkan dana

dari berbagai sumber seperti: zakat, infaq dan shadaqoh serta lainnya yang

dibagikan/disalurkan kepada yang berhak dalam rangka mengatasi kemiskinan dan dari

19
Muhammad, Lembaga Ekonomi Syari’ah, … hlm. 55
20
Muhammad, Lembaga Ekonomi Syari’ah, … hlm.58
kegiatan produktif dalam rangka nilai tambah baru dan mendorong pertumbuhan

ekonomi yang bersumber daya manusia. 21

3. Baitul Maal Pada Masa Pemerintahan Rasulullah di Madinah

Ketika Nabi mendirikan negara Madinah, berbagai departemen pemerintahan

belum muncul. Layanan publik yang esensial secara umum diberikan melalui

penyelenggaraan sukarela. Pada kesempatan lain, Nabi menyerukan kaum mukminin agar

mengadakan proyek-proyek tertentu. Para sahabat merespon seruan dan memenuhi

kebutuhan sosial secara sukarela. Lebih jauh, dalam keadaan darurat seperti perang,

persiapan penting biasanya dibiayai oleh sumbangan para dermawan muslim. Ekspedisi

yang paling penting ke Tabuk, yang melibatkan 30.000 tentara dengan 10.000 ekor kuda,

sepenuhnya dibiayai melalui sumbangan sukarela. Dalam kesempatan lain, salah seorang

sahabat menawarkan membeli sumur untuk kepentingan umum saat terjadi kelangkaan air.

Pada awal pemerintahan Nabi, pendapat negara sangat kecil. Sumbernya hanya berasal dari

zakt fitrah yang diwajibkan pada tahun 2 Hijriah. Meskipun demikian, apa pun yang
22
berhasil dikumpulkan selalu dibelanjakan untuk anggota masyarakat yang miskin.

Setelah terjadinya perang Badar pada tahun 2 Hijriah, pendapatan negara bertambah,

yaitu seperlima bagian dari rampasan perang (ghanimah) yang disebut khums berdasarkan

petunjuk Alquran.

“Dan ketahuilah, sesungguhnya segala yang kamu peroleh sebagai rampasan

perang, maka seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak yatim, orang miskin dan

ibnu sabil, (demikian) jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami

21
Muhammad, Lembaga Ekonomi Syari’ah, … hlm.59-60
22
Nurul Huda, dkk, Baitul Mal Wa Tamwil, … hlm. 25
turunkan kepada hamba kami (Muhammad) di hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya

dua pasukan. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Anfal (8):41)23

Selain khums, pendapatan diperoleh pula dari tebusan tawanan perang (bagi yang

ditebus) karena kaum mukminin menjadi pihak yang menang dalam Perang Badar.

Penerimaan Khums ini membantu negara menunaikan berbagai fungsi penting, seperti

pertahanan, pemenuhan kebutuhan, serta bantuan bagi fakir miskin, anak anak yatim, dan

tentara. Nabi juga menggunakan pendapatan ini untuk kebaikan umum kaum muslimin dan

pembelanjaan keluarganya.Jadi, penerimaan khums meskipun kecil, banyak mendukung

dalam pelaksanaan berbagai fungsi sosial ekonomi negara. Sementara itu, ghanimah

memiliki dampak ekonomi yang cukup signifikan karena membantu keuangan para

tentara.24

B. Badan Hukum BMT

BMT dapat didirikan dalam bentuk KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) atau

koperasi. Sebelum menjalankan usahanya, Kelompok Swadaya Masyarakat mesti

mendapatkan sertifikat operasi dari PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil).

Sementara PINBUK itu sendiri mesti mendapat pengakuan dari Bank Indonesia (BI)

sebagai Lembaga Pengembang Swadaya Masyarakat (LPSM) yang mendukung program

Proyek Hubungan Bank dengan Kelompok Swadaya Masyarakat yang dikelola oleh

Bank Indonesia (PHBK-BI). Selain dengan badan hukum Kelompok Swadaya

Masyarakat, BMT juga bisa didirikan dengan menggunakan badan hukum koperasi, baik

Koperasi Serba Usaha di perkotaan, Koperasi Unit Desa di pedesaan, maupun Koperasi

pondok Pesantren (Kopontren) di lingkungan pesantren.

23
Nurul Huda, dkk, Baitul Mal Wa Tamwil, … hlm. 25
24
Nurul Huda, dkk, Baitul Mal Wa Tamwil, … hlm. 26
Berkenaan dengan Koperasi Unit Desa (KUD) dapat mendirikan BMT telah

diatur dalam Petunjuk Menteri Koperasi dan PPK tanggal 20 Maret 1995 yang

menetapkan bahwa bila di suatu wilayah di mana telah ada KUD dan KUD tersebut telah

berjalan baik dan organisasinya telah diatur dengan baik, maka BMT bisa menjadi Unit

Usaha Otonom (U2O) atau Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) dari KUD tersebut.

Sedangkan bila KUD yang telah berdiri itu belum berjalan dengan baik, maka KUD yang

bersangkutan dapat dioperasikan sebagai BMT. Apabila di wilayah yang bersangkutan

belum ada KUD, maka dapat didirikan KUD BMT.25

Di wilayah-wilayah berbasis pesantren, masyarakat bisa mendirikan BMT dengan

menggunakan badan hukum Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren). Dalam hal

penggunaan Kopontren tersebut sebagai badan hukum BMT, keberadaan BMT di

Kopontren tersebut adalah sebagai Unit Usaha Otonom (U2O) atau Tempat Pelayanan

Koperasi (TPK) sebagaimana dalam KUD. Apabila di pesantren itu belum terbentuk

Kopontren dan BMT secara bersama-sama. Untuk itu, panita penyiapan pendirian BMT

dapat bekerja sama dengan Puskopontren (Pusat Koperasi Pondok Pesantren), Kantor

Departemen Agama, dan Kantor Departemen Koperasi dan PPK di kabupaten setempat.

Penggunaan badan hukum KSM dan Koperasi untuk BMT itu disebabkan karena

BMT tidak termasuk kepada lembaga keuangan formal yang dijelaskan UU Nomor 7

Tahun 1992 dan UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dapat dioperasikan

untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Menurut undang-undang, pihak

yang berhak menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat adalah Bank Umum dan

Bank Perkreditan Rakyat, baik dioperasikan dengan cara konvensional maupun dengan

prinsip bagi hasil. Namun dekian, kalau BMT dengan badan hukum KSM atau Koperasi

itu telah berkembang dan telah memenuhi syarat-syarat BPR, maka pihak manajemen

25
A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, … hlm. 188
dapat mengusulkan diri kepada Pemerintah agar BMT itu dijadikan sebagai BPRS (Bank

Perkreditan Rakyat Syari‟ah) dengan badan hukum koperasi atau perseroan terbatas. 26

C. Langkah-Langkah Pendirian BMT dan Prinsip Utama BMT

1. Langkah-Langkah Pendirian BMT

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi kantor BMT,

yaitu:

a. Lokasinya strategis, yakni lokasi berdekatan dengan pusat perdagangan, usaha-usaha

industri kecil dan rumah tangga, dan usaha ekonomi lainnya.

b. Berdekatan dengan masjid atau mushalla karena BMT mengadakan pengajian rutin
27
dan pertemuan bisnis.

Terdapat beberapa tahap yang harus ditempuh ketika akan mendirikan sebuah

BMT. Namun, yang paling penting dari pendirian sebuah BMT adalah mesti adanya

pemrakarsa. Pemrakarsa inilah yang akan memobilisasi potensi sampai bisa membentuk

sebuah BMT. Pemrakarsa sebagai pengambil inisiatif itu bisa berasal dari tokoh

masyarakat atau alim ulama yang bekerja sama dengan camat dan pimpinan kecamatan

lainnya.

Jika pemrakarsa telah ada, maka langkah selanjutnya adalah pembentukan Panitia

Penyiapan Pendirian BMT (P3B) di lokasi di mana BMT itu akan didirikan. P3B yang

dibentuk itu disusun seramping mungkin dan tidak terlalu banyak melibatkan unsur

birokrasi yang memungkinkan mereka tidak bisa bekerja secara penuh. Struktur P3B itu

bisa terdiri penasehat dan panitia pelaksana. Penasihat bisa berdiri terdiri dari para tokoh

26
A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, … hlm. 189
27
A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, … hlm. 189
terkemuka dan tokoh masyarakat yang paling berpengaruh.Sedangkan panitia pelaksana

bisa terdiri dari ketua, wakil ketua, dan sekretaris merangkap bendahara. 28

Jika P3B telah terbentuk, maka langkah selanjutnya P3B mencari modal awal

atau modal perangsang sebesar Rp 5.000.000,00 atau Rp 10.000.000,00 sebagai modal

minimal untuk beroperasinya sebuah BMT. Modal awal tersebut bisa berasal dari

perorangan, lembaga, yayasan, BAZIS, Pemerintah Daerah, atau sumber lainnya. Selain

itu, P3B bisa mencari modal awal yang berasal dari para pemodal pendiri sekitar 20 s.d.

40 orang untuk mendapatkan dana urunan sampai mencapai jumlah Rp 10.000.000,00

atau minimal Rp 5.000.000,00.

Apabila para pemodal pendiri telah ada, maka langkah selanjutnya adalah

menyusun pengurus. Pengurus ini diupayakan disusun seramping mungkin, yakni sekitar

3 orang atau maksimal 5 orang. Para pengurus ini nantinya akan menjadi wakil dari pada

pendiri dan pemilik modal dalam mengarahkan kebijakan BMT. Karena itu, pengurus

yang terbentuk berkewajiban untuk mencari dan memilih calon pengelola BMT.

Pengelola yang dipilih sedikitnya terdiri dari 3 orang yang bertugas untuk mengerahkan

dana simpanan para jamaah dan masyarakat sekitarnya, memberikan pembiayaan

kegiatan usaha kepada para nasabah, dan pembukuan. 29

Selain itu, pengurus juga bertugas mempersiapkan legalitas hukum untuk usaha

sebagai KSM dengan mengirim surat ke PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis usaha Kecil)

dan Koperasi dengan menghubungi Kepala Kantor Koperasi dan PPK dengan

menyatakan maksud untuk mendirikan koperasi. Bila legalitas hukum BMT telah

diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah melatih calon pengelola dengan

menghubungi Kantor PINBUK terdekat atau kantor Orsat atau Orwil ICMI terdekat dan

melaksanakan persiapan-persiapan sarana perkantoran dan formulir-formulir yang


28
A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, … hlm. 190
29
A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, … hlm. 190
diperlukan. Bila semuanya itu telah dilakukan, maka BMT telah siap untuk menjalankan

operasi bisnisnya.30

Dalam BMT dibedakan antara pendiri dan pengelola.Kalau pendiri adalah mereka

yang merintis pembentukan BMT, sedangkan pengelola adalah mereka yang bekerja

penuh untuk BMT. Para pengelola BMT mesti memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Memiliki landasan iman dan keikhlasan dalam beribadah

2. Memiliki semangat dan komitmen yang kuat membela kaum dzu‟afa

3. Amanah, jujur, dan berpotensi bekerja secara profesional

4. Minimal berpendidikan D3, sebaiknya S1

5. Berasal dari sekitar BMT itu dan bersedia untuk bertempat tinggal di sekitar BMT.

Untuk tahap awal, pengelola BMT cukup dengan tiga orang pengelola, yang

masing-masing bertanggung jawab untuk:

1. Mengerahkan dana simpanan para jamaah (nasabah) dan masyarakat sekitarnya.

2. Pembiayaan kegiatan usaha nasabah-nasabah

3. Membuat pembukuan. 31

2. Prinsip Utama BMT

Dalam melaksanakan usahanya BMT, berpegang teguh pada prinsip utama sebagai

berikut:

4. Keimanan dan Ketaqwaan kepada Allah SWT dengan mengimplementasikan pada

prinsip-prinsip Syari‟ah dan muamalah Islam ke dalam kehidupan nyata.

5. Keterpaduan, yakni nilai-nilai spiritual dan moral menggerakkan dan mengarahkan

etika bisnis yang dinamis, proaktif, progresif adil dan berakhlaq mulia. 32

30
A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, … hlm. 190
31
A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, … hlm. 190
6. Kekeluargaan, yakni mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan

pribadi. Semua pengelola pada setiap tingkatan, pengurus serta anggota, dibangun

rasa kekeluargaan, sehingga akan tumbuh rasa saling melindungi dan menanggung.

7. Kebersamaan, yakni kesatuan pola piker, sikap dan cita-cita antar semua elemen

BMT. Antara pengelola dengan pengurus harus memiliki satu visi dan bersama-

sama anggota untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial.

8. Kemandirian, yakni mandiri diatas semua golongan politik. Mandiri berarti juga

tidak tergantung dengan dana-dana pinjaman dan bantuan tetapi senantiasa proaktif

untuk menggalang dana msyarakat sebanyak-banyaknya.

9. Profesionalisme, yakni semangat kerja yang tinggi, yakni dilandasi dengan dasar

keimanan. Kerja yang tidak hanya berorientasi pada kehidupan dunia saja, tetapi

juga kenikmatan dan kepuasan rohani dan akhirat. Kerja keras dan cerdas yang

dilandasi dengan bekal pengetahuan (Knowladge) yang cukup, keterampilan yang

terus ditingkatkan (Skill) serta niat dan ghirah yang kuat (Attitude). Semua itu

dikenal dengan kecerdasan emosional, spiritual dan intelektual. Sikap

profesionalisme dibangun dengan semangat untuk terus belajar demi mencapai

tingkat standar kerja yang tinggi.

10. Istiqomah, konsisten, konsekuen, kontinuitas/berkelanjutan tanpa henti dan tanpa

pernah putus asa. Setelah mencapai suatu tahap, maka maju lagi ke tahap berikutnya

dan hanya kepada Allah SWT kita berharap.33

32
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, (Yogyakarta: UII Press, 2004) hlm. 130
33
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, ....,hlm. 130
D. Ciri-Ciri dan Fungsi BMT

1. Ciri-Ciri BMT

Sebagai lembaga perekonomian ummat, baitul maal wat tamwil memiliki ciri-ciri

sebagai berikut:

a. Bukan lembaga sosial, tetapi dapat dimanfaatkan untuk mengelola dana sosial seperti

zakat, infaq, shadaqah, hibah dan wakaf.

b. Lembaga ekonomi ummat yang dibangun dari bawah secara swadaya yang

melibatkan peran serta masyarakat.

c. Lembaga ekonomi milik bersama

d. Berorientasi bisnis. 34

2. Fungsi BMT

BMT memiliki beberapa fungsi yaitu:

1. Penghimpun dan Penyalur Dana

Dengan menyimpan dana, dengan menyimpan uang di BMT, uang tersebut

dapat ditingkatkan utilitasnya, sehingga timbul unit surplus (pihak yang memiliki

dana berlebih) dan unit deficit (pihak yang kekurangan dana).

2. Pencipta dan Pemberi Likuiditas

BMT dapat menciptakan alat pembayaran yang sah yang mampu memberikan

kemampuan untuk memenuhi kewajiban suatu lembaga/perorangan.

3. Sumber Pendapatan

BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi pendapatan kepada para

pegawainya.

34
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari’ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), hlm. 64
4. Pemberi Informasi

BMT memberikan informasi kepada masyarakat mengenai risiko, keuntungan

dan peluang yang ada pada lembaga tersebut.

5. Sebagai Lembaga Keuntungan Mikro Syariah

BMT sebagai lembaga keuangan mikro syariah dapat memberikan pembiayaan

bagi usaha kecil, mikro, menengah, dan juga koperasi.

Adapun fungsi BMT di Masyarakat yaitu:

1. Meningkatkan kualitas SDM anggota, pengurus, dan pengelola menjadi lebih

profesional, salaam (selamat, damai, dan sejahtera) dan amanah sehingga semakin

utuh dan tangguh dalam berjuang dan berusaha (beribadah) menghadapi tantangan

global.

2. Mengorganisasi dan memobilisasi dan sehingga dana yang dimiliki oleh masyarakat

dapat termanfaatkan secara optimal di dalam dan di luar organisasi untuk kepentingan

rakyat banyak.

3. Mengembangkan kesempatan kerja

4. Mengkukuhkan dan meningkatkan kualitas usaha dan pasar produk-produk anggota.

Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga-lembaga ekonomi dan sosial

masyarakat banyak. 35

E. Sistem Operasional BMT

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah suatu lembaga ekonomi rakyat kecil yang

berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan

kegiatan ekonomi pengusaha kecil berdasarkan prinsip syariah dan perinsip koperasi.

35
Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Prenadamedia Group,
2015), hlm. 322
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupakan sebuah sarana pengelolaan dana dari ummat

dan untuk ummat yang bebas dari riba. 36

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) hadir sebagai wahana transformasi ekonomi dari

para aghniya (pemilik uang) kepada dhu‟afa, pedagang kecil yang membutuhkan modal

usaha. BMT juga merupakan lembaga keuangan syari‟ah yang menerima dan

mendistribusikan dana islam yang berupa zakat, infaq, shadaqah, hibah dan wakaf yang

dipercayakan kepadanya untuk disalurkan kepada yang berhak. 37

BMT adalah lembaga keuangan yang bersifat komersial berdasarkan

akad/perjanjian simpan pinjam, wadi‟ah, mudharabah, dan penyertaan (syirkah) kepada

masyarakat untuk kegiatan usaha yang bersifat produktif dengan sistem bagi hasil.

BMT dibangun dengan basis keummatan, karena dibentuk dari, oleh dan untuk

masyarakat. Solusi pemberdayaan usaha kecil dan menengah. Landasan hukum cukup

kuat (UU No.7/1992, UU No. 10/1998), menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan dan

jasa keuangan dalam skala kecil dan menengah. UU No. 10/1998, pasal 6, lembaga

keuangan konvensional dapat menyelenggarakan unit pelayanan syariah seperti bank

syariah dengan menggunakan prinsip bagi hasil (profit and loss sharing) secara dual

banking system. Dikatagorikan koperasi syariah, lembaga ekonomi yang berfungsi untuk

menarik, mengelola dan menyalurkan dana dari, oleh dan untuk masyarakat. Sisi yuridis

UU No.7/1992 tidak termasuk lembaga keuangan bank. Fungsi BMT tidak hanya profit

oriented, tetapi juga social oriented. 38

36
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari’ah,… hlm. 68
37
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari’ah,… hlm. 68
38
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari’ah, … hlm. 69
F. Produk Pembiayaan BMT

Sebagai bagian penting dari aktivitas BMT, kemampuan dalam menyalurkan dana

sangat memperngaruhi tingkat performance lembaga. Hubungan antara tabungan dan

pembiayaan dapat dilihat dari kemampuan BMT untuk meraih dana sebanyak-banyaknya

serta kemampuan menyalurkan dana secara baik, sehingga tidak terjadi dua kondisiyang

berlawan yakni idle money atau illiquid.

Idle money, merupakan suatu kondisi dimana dana di BMT terlalu banyak yang

menganggur. Kondisi ini harus dihindari, karena semakin banyak dana yang mengendap,

maka biaya bagi hasil dananyaakan semakin tinggi. Juga jika kondisi ini tidak segera

diselesaikan, akan berdampak pada rendahnya tingkat bagi hasil bagi deposan. Bagi

deposan yang kritis, maka hal ini akan dapat mempengaruhi minatnya untuk menyimpan

dananya di BMT. 39

Illiquid, merupakan lawan dari liquid. Liquid artinya kemampuan BMT dalam

mengembalikan dana dalam jangka pendek. Yakni kemampuan BMT untuk menyediakan

dana yang cukup dalam memenuhi kebutuhan anggotanya yang akan mengambil simpanan

atau deposito yang sudah jatuh tempo. Pengambilan tabungan biasa dapat diprediksi

sebelumnya berdasarkan pengalaman dan pengaruh musim. Misalnya pada saat tahun

ajaran baru sekolah, menjelang hari raya atau saat akan membayar haji. Pada waktu itu

biasanya terjadi pengambilan tabungan, sehingga BMT harus mengupayakan ketersediaan

kas yang cukup.Sedangkan deposito, sangat mudah dikendalikan, karena memang jangka

waktunya sudah jelas.40

Menurut pemanfaatannya, pembiayaan BMT dapat dibagi menjadi dua yakni

pembiayaan investasi dan pembiayaan modal kerja.

39
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, (Yogyakarta: UII Press, 2004), hlm. 165
40
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil,… hlm. 166
1. Pembiayaan investasi

Pembiayaan yang digunakan untuk pemenuhan barang-barang permodalan (capital

goods) serta fasilitas-fasilitas lain yang erat hubungannya dengan hal tersebut.

2. Pembiayaan modal kerja

Pembiayaan yang ditunjukan untuk pemenuhan, peningkatan produksi, dalam arti luas

menyangkut semua sektor ekonomi, perdagangan dalam arti yang luas maupun

penyediaan jasa.

Sedangkan menurut sifatnya, pembiayaan juga dibagi menjadi dua, yakni

pembiayaan produktif dan konsumtif.

1. Pembiayaan produktif

Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam

arti yang sangat luas seperti pemenuhan kebutuhan modal untuk meningkatkan volume

penjualan dan produksi, pertanian, perkebunan, maupun jasa.

2. Pembiayaan konsumtif

Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, baik

yang digunakan sesaat maupun dalam jangka waktu yang relatif panjang.

Berbagai bentuk pembiayaan tersebut, harus selalu berlandaskan pada aturan

syari‟ah. Penyimpangan dari prinsip-prinsip syari‟ah dapat berakibat pada

batal/rusaknya akad sehingga dikhawatirkan dapat terjerumus pada riba yang

diharamkan.41

Pembiayaan Modal Kerja

Penyediaan kebutuhan modal kerja dapat diterapkan dalam berbagai kondisi dan

kebutuhan, karena memang produk BMT sangat banyak sehingga memungkinkan dapat

41
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil,… hlm. 166
memenuhi kebutuhan modal kerja meliputi: kebutuhan kas, pemenuhan bahan baku,

bahan setengah jadi (dalam proses) maupun kebutuhan bahan jadi atau bahan

perdagangan.

Lembaga keuangan konvensional dapat menyediakan pemenuhan kebutuhan

modal kerja tersebut dengan produk kredit.Apapun alokasinya lembaga konvensional

tidak terpengaruh.Karena sistem, sifat dan pemanfaatan tidak mempengaruhi jenis akad

dan tingkat pengembalian. Dengan cara ini, lembaga keuangan konvensional akan

menetapkan sejumlah bunga.

Dalam sistem LKS, pemenuhan modal kerja harus mempertimbangkan jenis

kebutuhan dan rencana pemanfaatannya. Karena hal ini akan menentukan jenis akad.

Pengelola dalam LKS tidak diperkenankan menjeneralisasi kebutuhan modal kerja

anggota atau nasabah. Mereka harus melakukan analisis yang mendalam sehingga dapat

diketahui secara pasti penggunaan dananya. 42

Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Jual Beli

Pembiayaan berdasarkan prinsip jual beli merupakan penyediaan barang modal

maupun investasi untuk pemenuhan kebutuhan modal kerja maupun investasi. Atas

transaksi ini, BMT akan memperoleh sejumlah keuntungan. Karena sifatnya jual beli,

maka transaksi ini harus memenuhi syarat dan rukun jual beli.

Bagi BMT yang memiliki sektor riil, penyediaan barang modal dapat dipenuhi

secara langsung, namun bagi yang tidak memiliki sektor riil atau karena sektor riil yang

ada tidak mampu memenuhi kebutuhan, maka BMT dapat bekerja sama dengan suplier

atau agent penyedia. Mekanisme jual beli ini meliputi:

42
MuhammadRidwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil,… hlm. 167
1. Anggota atau nasabah mengajukan secara rinci kebutuhan barang yang akan dibeli.

Rincian barang-barang tersebut dapat berupa jenis, merk, tahun pembuatan, warna,

ukuran bentuk sampai pada tempat pembelian. Semakin terinci akan semakin baik.

2. BMT bersama-sama anggota atau nasabah yang membutuhkan akan melihat dengan

pasti tentang barang yang dimaksud.

3. BMT akan membeli barang tersebut kepada suplier, dengan harga pokok yang

diketahui kedua belah pihak.

4. BMT kemudian akan menjual kembali barang tersebut kepada anggota atau nasabah

yang membutuhkan seharga pembelian pokok ditambah keuntungan (Margin) yang

disepakati.

5. Jika kondisi tidak memungkinkan bagi BMT untuk membeli terlebih dahulu barang

tersebut, maka BMT akan memberikan kuasa kepada anggota untuk membeli sendiri

kemudian nota pembeliannya diberitahukan kepada BMT. 43

43
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil,… hlm. 168
BAB III

PELUANG DAN ANCAMAN BMT LUMBUANG NAGARI

A. Monografi BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan

1. Profil Perusahaan

Nama Koperasi : Koperasi Lembaga Keuangan Mikro Syariah Baitul

Maal Wat Tamwil Lumbuang Nagari Jorong Koto

Selayan.

Disingkat : Koperasi LKMS BMT Lumbuang Nagari Koto

Selayan

Jenis Koperasi : Koperasi Jasa

Alamat : Jl.Soekarno Hatta, KM.3 Simpang Garegeh, Kec.

Mandiangin Koto Selayan Bukittinggi

Tahun Berdiri : 10 Desember 2010

Bidang Usaha : Jasa Keuangan44

2. Sejarah Singkat BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan

Pada akta pendirian Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) Baitul Mal

Watamwil (BMT) Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan Kota Bukittinggi berdiri pada

tanggal 10 Desember 2010 tentang Kelompok Kerja Nagari Jorong Koto Selayan

Kecamatan Mandiangin Koto Selayan.

Dikatakan Sebagai BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan dikarenakan

Jorong di kota Bukittinggi sejarahnya ada jorong Mandiangin dan Jorong Koto Selayan.

Jorong Koto Selayan ini terdiri dari 4 kelurahan:

44
Indera Budiman, Ketua BMT Lumbuang Nagari, Wawancara, Bukittinggi, senin 4 maret 2019.
1. Kelurahan Manggis Ganting

2. Kelurahan Pulai Anak Air

3. Kelurahan Garegeh

4. Kelurahan Koto Selayan

Jadi penggunaan kata jorong di kota Bukittinggi menurut sejarahnya adalah

bagian dari kecamatan yang terdiri dari beberapa kelurahan, sementara di kab

Agam bagian dari desa, nagari, kelurahan.

Pengumpulan dana awal sebagai modal pada saat itu sebesar 600 juta (Enam

Ratus Juta Rupiah). Dana tersebut diperoleh dari Pemerintah Provinsi (pemrov) sebesar

300 juta, dan dari Pemerintahan Daerah (pemda) sebesar 300 juta.

Modal awal pendirian ini merupakan cikal bakal pendirian LKMS BMT

Lumbuang Nagari Koto Selayan sebagai lembaga keuangan berbasis syariah yang berada

dibawah naungan kecamatan. Peroperasiannya dimulai pada tahun 2010 sesuai dengan

surat keputusan Camat Mandiangin Koto Selayan No. 18845/Bkt/2008.

Visi BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan adalah mewujudkan kualitas

masyarakat disekitar BMT yang selamat, damai, sejahtera dengan mengembangkan

lembaga dan usaha BMT secara POKUSMA (Kelompok Usaha Muamalah), yang maju

berkembang, terpecaya, aman, transparan, dan berkehati-hatian.

Misi BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan adalah mengembangkan

POKUSMA dan BMT yang maju dan berkembang, terpecaya, aman, nyaman, transparan

dan berkehatian-hatian, sehingga terwujud kualitas masyarakat disekitar BMT yang

selamat, damai dan sejahtera.45

45
Winda Ramadhona, dkk, Laporan Magang di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, (Laporan,
IAIN Bukittinggi, 2018) hlm. 5
Moto BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan adalah “Karena

Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan” QS: Al-Insyiroh: 5

Slogan BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan adalah “ Dengan Bersama

Kita Pasti Bisa” 46

3. Struktur Organisasi LKMS BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan

LKMS BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan terdiri dari beberapa orang

pengurus yang menjalankan BMT secara keseluruhan ada pada manager dimana dalam

pelaksanaan kegiatan sehari-hari mulai dari simpan pinjam maupun dalam bentuk

pembiayaan dilaksanakan oleh manager dengan dibantu teller dan pembukuan.di BMT

Lumbuang Nagari Koto Selayan ini aktivitas BMT hanya dilaksanakan oleh seorang

yang bertugas dalam penanganan bidang pembiayaan dan pembukuan.

4. Jabatan dan Tugas Pokok Pejabat dan Pelaksanaan di BMT Lumbuang Nagari Koto

Selayan

a. Analisis Pembiayaan

Analisis pembiayaan adalah petugas pelaksana yang bertanggung jawab langsung

kepada pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok, tugas-tugas tambahan

kewajiban, wewenang dan tanggung jawab di kantor cabang pembantu syariah. Tugas

pokoknya adalah:

1. Mempersiapkan rekomendasi apraisal atas permohonan pembiayaan yang di ajukan

oleh nasabah atau masyarakat di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan.

2. Mempersiapkan rekomendasi dan perpanjangan atau retrukturisasi pembiayaan yang

diajukan nasabah

46
Winda Ramadhona, dkk, Laporan Magang di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan,… hlm. 6
3. Mempersiapkan data dan analisis yang berkaitan dengan penyusunan rencana kerja

pembiayaan BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan.

b. Petugas Administrasi Pembiayaan

Petugas administrasi pembiayaan adalah petugas pelaksana yang bertanggung

jawab langsung kepada pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugasnya, tugas pokoknya

yaitu:47

1. Mempersiapkan surat-surat pemberitahuan keputusan pembiayaan seperti surat

pemberitahuan persetujuan pembiayaan atau surat penolakan pembiayaan untuk

disampaikan kepada pemohon pembiayaan

2. Mempersiapkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan realisasi pembiayaan yang

mencakup perjanjian pembiayaan berikut perjanjian terutangnya serta warkat-warkat

realisasi pembiayaan berupa kwitansi/nota-nota

3. Melaksanakan proses realisasi pembiayaan berupa penanda tanganan perjanjian

terutangnya oleh nasabah dan pejabat berwenang, penanda tangani kwitansi realisasi

pembiayaan serta pengikatan agunan pembiayaan sesuai ketentuan

4. Menyerahkan kepada nasabah dokumen-dokumen pembiayaan berikut dokumen

perikatan urutannya serta warkat-warkat yang berkaitan dengan realisasi pembiayaan

5. Melakukan entri data dan transaksi kedalam aplikasi sehubungan dengan adanya

realisasi atau perpanjangan pembiayaan

6. Memonitoring jatuh tempo angsuran pokok pembiayaan jatuh tempo masa berlaku

kartu identitas nasabah, serta mengkomunikasikannya kepada petugas yang terkait

untuk menindaklanjutinya

47
Winda Ramadhona, dkk, Laporan Magang di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan,… hlm. 7
7. Mempersiapkan laporan-laporan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan

pemberian pembiayaan serta menyampaikan hanya kepada pihak-pihak yang

berkepentingan dalam waktu yang ditetapkan

c. Teller

Teller adalah petugas pelaksana yang bertanggung jawab langsung kepada

pemimpin BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan.Dan juga teller tugasnya

memberikan pelayanan kepada setiap nasabah terutama dalam hal penerimaan atau

pengeluaran baik tunai maupun pemindahbukuan, mengadministrasikan semua dokumen

yang berkaitan dengan unit kerja kas dan teller.Kegiatan yang dilakukan berupa

menempelkan slip-slip penarikan, penyetoran dan penagihan nasabah. 48

5. Peran dan Fungsi LKMS BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan

LKMS BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan merupakan lembaga yang

dibentuk untuk membantu mensejahterakan taraf hidup anggota pada khususnya dan

masyarakat daerah kerja pada umumnya. Dan juga menjadi gerakan ekonomi rakyat serta

ikut membangun tatanan perekonomian Nasional. 49

Anggota yang diserahkan itu selain anggota yang ada dalam kawasan BMT

Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan yang hanya pada satu kejorongan yang memiliki

empat kelurahan, jadi diluar yang empat kelurahan ini belum bisa dijadikan anggota atau

kelompok dalam BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan ini. Fungsi pengelolaan

dan di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan yang sudah berhasil dilakukan

adalah pemecahan masalah usaha dan pengembangan usaha yang menjadikan BMT

48
Winda Ramadhona, dkk, Laporan Magang di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, … hlm. 9
49
Winda Ramadhona, dkk, Laporan Magang di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, … hlm. 11
Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan fasilisator masalah usaha dan pengembangan

usaha yang menjadikan fasilisator kemitraan usaha antara kelompok dengan pengusaha.

6. Jenis-Jenis Simpanan yang ada di LKMS BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto

Selayan

1. SIMAKOS (Simpanan Masyarakat Koto Selayan)

2. SWP ( Simpanan Wajib Pembiayaan)

7. Produk yang ada di LKMS BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan

Dalam perjalanan setiap yang ada di BMT ini baik itu terkait dengan

menghimpun dana dari pada nasabah atau masyarakat maupun dalam hal penyaluran dana

yang ada di LKMD BMT Lumbuang Nagari Kepada para nasabah yang ingin melakukan

pembiayaan.

Penghimpun dana dari nasabah yang ada dilakukan dengan cara :

1. Melakukan simpan pinjam

Kegiatan simpan pinjam ini dilakukan setiap hari kerja melalui dari jam 08:00

WIB yang dilaksanakan untuk menghimpun dana dari masyarakat yang menjadi

nasabah di BMT Lumbuang Nagari. Simpan pinjam yang ada hampir menyentuh

lapisan masyarakat dari anak SD maupun masyarakat umumnya dari ibu rumah tangga

di daerah Kecamatan Mandiangin Koto Selayan. Hal ini tidak terlepas dari mudahnya

sistem simpan pinjam yang ada di BMT Lumbuang Nagari disertai dengan pelayanan

yang ramah dan dekat dengan masyarakat yang ingin menabung berapapun yang dia

mau akan tetap dilayani dengan baik oleh pihak BMT dengan sistem yang sederhana

dan mudah dimengerti oleh masyarakat.


2. Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan untuk memberi kebutuhan saran

usaha calon anggota yang pembayarannya melalui angsuran. Murabahah dimaksud juga

jual beli yang dilakukan oleh para pihak yang akan berakad disertai dengan penyebutan

secara langsung keuntungan yang akan di dapat oleh pihak penjual yang kemudian

dibayarkan secara berangsur-angsur sesuai dengan kesepakatan bersama.

Murabahah merupakan produk pembiayaan yang paling sering dilakukan di

BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan.Hal ini dapat dilihat hampir setiap

nasabah yang ingin melaksanakan pembiayaan dipergunakan akad murabahah

ini.Kesederhanan dan mudahnya dimengerti akad ini merupakan salah satu faktor yang

membuat pihak BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan lebih sering

menggunakan akad ini dalam pembiayaan bagi para nasabah. 50

8. Dasar Hukum BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan

BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan memakai akad Murabahah (jual beli).

Murabahah adalah istilah dalam Fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual beli tertentu

ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya

lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan

(margin) yang diinginkan.

Tingkat keuntungan ini bisa dalam bentuk lumpsum atau persentase tertentu dari

biaya perolehan. Pembayaran bisa dilakukan secara spot (tunai) atau bisa dilakukan di

kemudian hari yang disepakati bersama. Oleh karena itu, murabahah tidak dengan

sendirinya mengandung konsep pembayaran tertunda (deferred payment), seperti yang

secara umum dipahami oleh sebagian orang yang mengetahui murabahah hanya dalam

50
Indera Budiman, Ketua BMT Lumbuang Nagari,Wawancara, Bukittinggi, Senin 4 Maret 2019.
hubungannya dengan transaksi pembiayaan di perbankan syariah, tetapi tidak memahami

Fikih Islam. 51

Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada beberapa,

yaitu:

1. Pelaku akad, yaitu ba‟I (penjual) adalah pihak yang memiliki barang untuk dijual, dan

musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan membeli barang.

2. Objek akad, yaitu mabi‟ (barang dagangan) dan tsaman (harga)

3. Shighah, yaitu Ijab dan Qabul

Murabahah pada awalnya merupakan konsep jual beli yang sama sekali tidak ada

hubungannya dengan pembiayaan. Namun demikian bentuk jual beli ini kemudian

digunakan oleh perbankan syariah dengan menambah beberapa konsep lain sehingga

menjadi bentuk pembiayaan (lihat bentuk-bentuk murabahah pada akhir pembahasan).

Akan tetapi, validitas transaksi seperti ini tergantung pada beberapa syarat yang benar-

benar harus diperhatikan agar transaksi tersebut diterima secara syari‟ah.52

Menurut Usmani ada beberapa syarat pokok Murabahah, antara lain:

a. Murabahah merupakan salah satu bentuk jual beli ketika penjual secara eksplisit

menyatakan biaya perolehan barang yang akan dijualnya dan menjual kepada orang

lain dengan menambahkan tingkat keuntungan yang diinginkan.

b. Tingkat keuntungan dalam murabahah dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan

bersama dalam bentuk lumpsum atau persentase tertentu dari biaya.

c. Semua biaya yang dikeluarkan penjual dalam rangka memperoleh barang, seperti

biaya pengiriman, pajak, dan sebagainya dimasukkan ke dalam biaya perolehan untuk

menentukan harga agregat dan margin keuntungan didasarkan pada harga agregat ini.

51
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 81-82
52
Winda Ramadhona, dkk, Laporan Magang di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, … hlm. 12
Akan tetapi, pengeluaran yang timbul karena usaha, seperti gaji pegawai, sewa tempat

usaha, dan sebagainya tidak dapat dimasukkan kedalam harga untuk suatu transaksi.

Margin keuntungan yang diminta itulah yang meng cover pengeluaran-pengeluaran

tersebut.

d. Murabahah dikatakan sah hanya ketika biaya-biaya perolehan barang dapat

ditentukan secara pasti. Jika biaya-biaya tidak dapat dipastikan, barang/komoditas

tersebut tidak dapat dijual dengan prinsip murabahah.

Bentuk pembiayaan murabahah memiliki beberapa ciri/elemen dasar, dan yang

paling utama adalah bahwa barang dagangan harus tetap dalam tanggungan bank selama

transaksi antara bank dan nasabah belum diselesaikan. Ciri pokok pembiayaan murabahah

selengkapnya menurut Usmani adalah sebagai berikut:53

1. Pembiayaan murabahah bukan pinjaman yang diberikan dengan bunga. Pembiayaan

murabahah adalah jual beli komoditas dengan harga tangguh yang termasuk margin

keuntungan di atas biaya perolehan yang disetujui bersama.

2. Sebagai bentuk jual beli, dan bukan bentuk pinjaman, pembiayaan murabahah harus

memenuhi semua syarat-syarat yang diperlukan untuk jual beli yang sah.

3. Murabahah tidak dapat digunakan sebagai bentuk pembiayaan, kecuali ketika nasabah

memerlukan dana untuk membeli suatu komoditas/barang. Misalnya, jika nasabah

menginginkan uang untuk membeli kapas sebagai bahan baku pabrik pemisah biji

kapas (ginning), bank dapat menjual kapas kepada nasabah dalam bentuk (pembiayaan)

murabahah. Akan tetapi, ketika dana diperlukan untuk tujuan-tujuan lain, seperti

membayar komoditas yang sudah dibeli, membayar rekening listrik, air, atau lainnya,

atau untuk membayar gaji karyawan/karyawati, maka murabahah tidak dapat

53
Winda Ramadhona, dkk, Laporan Magang di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, … hlm. 13
digunakan karena murabahah mensyaratkan jual beli riil dari suatu komoditas, dan

tidak hanya menyalurkan pinjaman.

4. Pemberi pembiayaan harus telah memiliki komoditas/barang sebelum dijual kepada

nasabahnya.

5. Komoditas/barang harus sudah dalam penguasaan pemberi pembiayaan secara fisik

atau konstruktif, dalam arti bahwa risiko yang mungkin terjadi pada komoditas tersebut

berada ditangan pemberi pembiayaan meskipun untuk jangka waktu pendek. 54

6. Cara terbaik untuk ber murabahah yang sesuai syari‟ah adalah bahwa pemberi

pembiayaan memberi komoditas dan menyimpan dalam kekuasaannya atau membeli

komoditas melalui orang ketiga sebagai agennya sebelum menjual kepada nasabah.

Namun demikian, dalam kasus perkecualian, ketika pembelian langsung ke supplier

tidak praktis, diperbolehkan bagi pemberi pembiayaan untuk memanfaatkan nasabah

sebagai agen untuk membeli komoditas atas nama pemberi pembiayaan. Dalam kasus

ini, nasabah pertama membeli komoditas/barang yang diperlukannya atas nama

pemberi pembiayaan dan mengambil alih penguasaan barang. Selanjutnya, nasabah

membeli komoditas/barang tersebut dari pemberi pembiayaan dengan harga tangguh.

Penguasaan atas komoditas/barang oleh nasabah pada keadaan pertama adalah dalam

kapasitasnya sebagai agen dari pemberi pembiayaan. Dalam kapasitas ini, nasabah

hanyalah sebagai trustee, sedangkan kepemilikan dan risiko komoditas/barang tersebut

berada ditangan pemberi pembiayaan. Akan tetapi, ketika nasabah membeli

komoditas/barang tersebut dari pemberi pembiayaan, maka kepemilikan dan risiko

beralih ke tangan nasabah.

54
Winda Ramadhona, dkk, Laporan Magang di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, … hlm. 14
7. Jual beli tidak dapat berlangsung kecuali komoditas/barang telah dikuasai oleh penjual,

tetapi penjual dapat berjanji untuk menjual meskipun barang belum berada dalam

kekuasaannya. Ketentuan ini berlaku juga untuk murabahah. 55

Tujuan Murabahah tidak dapat digunakan sebagai modal pembiayaan (mode of

financing) selain untuk tujuan nasabah memperoleh dana guna membeli barang/komoditas

yang diperlukannya. Demikian ditegaskan oleh Maulana Taqi Usmani. Apabila untuk

tujuan lain selain untuk membeli barang/komoditas, murabahah tidak boleh digunakan.

Misalnya apabila nasabah memerlukan dana untuk membeli kapas untuk bahan baku

pabrik tenunnya, bank dapat menjual kapas tersebut berdasarkan murabahah. Apabila dana

tersebut digunakan untuk keperluan-keperluan lain, misalnya untuk membayar harga

barang/komoditas yang sebelumnya telah dibelinya (yaitu untuk refinancing dana milik

nasabah yang telah digunakan untuk membeli barang/komoditas tersebut), atau untuk

membayar tagihan rekening listrik atau untuk membayar gaji pegawainya, murabahah

tidak dapat digunakan karena murabahah mensyaratkan jual beli komoditas secara nyata

(a real sale of some commodities), bukan semata-mata untuk pemberian pinjaman. 56

9. Prospek BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan

1. Ketentuan Pembiayaan pada BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan

Dalam penyaluran pembiayaan, BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan

mengoptimalkan pembiayaan dengan menggunakan satu akad yaitu pembiayaan

Murabahah sebagai salah satu cara yang ditempuh dalam rangka menyalurkan dana

kepada masyarakat. Murabahah bisa diimplementasikan untuk meningkatkan usaha mikro

bagi anggotanya terutama untuk pedagang pasar.

55
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah,…hlm. 84-86
56
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumnya, (Jakarta:
Kencana, 2014). hlm. 205
a. Murabahah

Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan untuk memberi kebutuhan saran

usaha calon anggota yang pembayarannya melalui angsuran. Murabahah dimaksud juga

jual beli yang dilakukan oleh para pihak yang akan berakad disertai dengan penyebutan

secara langsung keuntungan yang akan di dapat oleh pihak penjual yang kemudian

dibayarkan secara berangsur-angsur sesuai dengan kesepakatan bersama.

Akad murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual

menyebutkan dengan jelas barang yang diperjualbelikan, termasuk harga pembelian

harga kepada pembeli kemudian ia mensyaratkan laba dalam jumlah tertentu.57

Pendapatan yang paling afdhal adalah hasil karya tangan seseorang dan jual

beli yang mambrur (HR. Ahmad Al-Bazaar, dan Ath-Thabrani)

Murabahah merupakan produk pembiayaan yang paling sering dilakukan di

BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan. Hal ini dapat dilihat hampir setiap

nasabah yang ingin melaksanakan pembiayaan dipergunakan akad murabahah ini.

Keserderhanaan idan mudahnya dimengerti akad merupakan salah satu faktor yang

membuat pihak BMT Lumbuang Nagari lebih sering menggunakan akad ini dalam

pembiayaan bagi para nasabah. 58

b. Manfaat dan Tujuan Pembiayaan Berdasarkan Akad Murabahah

1. Bagi BMT Lumbuang Nagari

Manfaat pembiayaan murabahah bagi BMT Lumbuang Nagari adalah sebagai

salah satu bentuk penyaluran dana untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk

margin.

2. Bagi Nasabah
57
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumnya, (Jakarta:
Kencana, 2014). hlm. 205
58
Winda Ramadhona, dkk, Laporan Magang di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, … hlm. 17
Nasabah menerima fasilitas adalah merupakan salah satu cara untuk

memperoleh barang tertentu melalui pembiayaan dari BMT. Nasabah dapat

mengangsur pembayaran dengan jumlah angsuran yang tidak akan berubah selama

masa perjanjian.

2. Prosedur Pembiayaan Murabahah pada Nasabah di BMT Lumbuang Nagari

Jorong Koto Selayan

Pembiayaan merupakan salah satu produk utama lembaga keuangan.Begitu pula

pembiayaan yang diberikan oleh BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan kepada

para anggotanya. Maka prosedur pengajuan pembiayaan murabahah di BMT Lumbuang

Nagari Jorong Koto Selayan sebagai berikut:

1. Pemohon

a. Telah masuk sebagai anggota/calon yang ada dalam kawasan BMT yang hanya pada

satu kejorongan yang memiliki 4 kelurahan saja. Orang luar belum bisa dijadikan

anggota. Karena yang yang dijadikan anggota masyarakat yang ada dalam 4

kelurahan yang ada di Jorong Koto Selayan.

b. Mengisi Formulir pengajuan pembiayaan kepada BMT Lumbuang Nagari Koto

Selayan dan melengkapi persyaratannya sebagai berikut

2. Pemohon

a. Pengusaha mikro atau calon nasabah mengisi formulir permohonan pengajuan

pembiayaan beserta data-data kegiatan usaha yang dilakukan dengan membawa

persyaratan:

1. Foto copy KTP/SIM permohonan dan suami atau saudara alamat yang ada di

alamat Jorong Koto Selayan tersebut 2 lembar


2. Kartu keluarga yang asli 2 lembar

3. Pas photo 3x4 masing-masing 2 lembar dari suami istri

4. Photo copy surat izin usaha (jika ada)

b. Setelah itu calon anggota atau nasabah meminta tanda tangan Niniak Mamak,

Niniak Mamak Kepala Waris, Kelurahan dan Ketua RW yang bersangkutan yang

mengetahui dalam perjanjian akad dimana apabila terjadi pembiayaan macet maka

akan berurusan dengan yang mengetahui di atas tersebut ini dilakukan sebagai

pengganti jaminan oleh nasabah. 59

3. Bagian Pembiayaan

a. Bagi administrasi pembiayaan

1. Menerima formulir pengajuan dan berkas-berkasnya dan memberitahukan kepada

nasabah untuk menunggu survey atau pencairan.

2. Mencatat data pengajuan kedalam buku pengajuan pembiayaan

3. Menyerahkan berkas permohonan kepada bagian surveyor

4. Melakukan perivikasi, menganalisa pembiayaan dan analisa kelayakan usaha

dimana sebelumnya didahului dengan survey ketempat usaha calon nasabah.

5. Apabila disetujui maka BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan memanggil

anggota dan calon anggota pembiayaan untuk melakukan negosiasi besarnya

pembiayaan, angsuran bagi hasil serta jangka waktu pembiayaan.

6. Setelah disepakati besarnya pembiayaan, angsuran, bagi hasil dan jangka waktu

pembiayaan, maka BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan menyiapkan

dokumen administrasi pembiayaan.

59
Winda Ramadhona, dkk, Laporan Magang di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, … hlm. 18
7. BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan dan pihak pengusaha mikro anggota

pembiayaan menandatangani akad pembiayaan yang berisi besarnya pembiayaan,

jangka waktu, pembiayaan, besarnya angsuran dan besarnya bagi hasil

8. Pengusaha mikro berkewajiban melunasi pembiayaan yang diterima dan

memberikan bagi hasil atau margin sesuai kesepakatan yang telah dibuat.60

B. Ancaman BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan

BMT sebagai Lembaga keuangan Mikro Syari‟ah kedudukannya sejajar dengan

Koperasi.BMT merupakan bentuk Badan usaha yang berbadan hukum Koperasi sehingga

BMT sama-sama berdiri bawah naungan koperasi, namun secara operasional BMT

dijalankan berdasarkan prinsip Syari‟ah, hal inilah yang membedakan BMT dengan

koperasi. 61

BMT adalah lembaga swadaya masyarakat, dalam artinya, didirikan dan

dikembangkan oleh masyarakat. Terutama sekali pada awal pendiriannya, biasanya

dilakukan dengan menggunkan sumber daya, termasuk dana atau modal dari masyarakat

setempat itu sendiri, 62 dan cara fungsional BMT sebagai Koperasi Syari‟ah memiliki peran

dan fungsi yang penting yaitu: Sebagai menejer Investasi, Sebagai Investor dan Fungsi

sosial dimana Fungsi sosial ini juga memiliki arti bahwa BMT harus memberikan

pelayanan baik kepada anggota maupun masyarakat dhu‟afa. Begitupun bila ada anggota

yang membutuhkan pinjaman darurat maka BMT harus memberikan pinjaman kebajikan

yang disebut Qord Hasan.Fungsi sosial inilah yang membedakan BMT dengan Koperasi

konvesional lainnya.

60
Indera Budiman, Ketua BMT Lumbuang Nagari,Wawancara,Bukittinggi Senin 4 Maret 2019.
61
Nur S Bukhori, Koperasi Syari’ah Teori dan Praktik, (Tanggerang Selatan: Pustaka Aufa Media, 2012),
hlm. 3
62
Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm.
82
Secara implementatif, keberadaan BMT saat ini sudah banyak dikenal oleh

masyarakat Indonesia. Berbagai produk yang ditawarkan baik produk jasa maupun

keuangan dengan model akad yang bervarian dan dapat dipilih sesuai kebutuhan

masyarakat, menjadikan BMT sebagai lembaga keuangan yang mampu bersaing dengan

lembaga keuangan lainnya termasuk perbankan.

Dari uraian diatas tergambar bahwa secara operasional sesungguhnya BMT

berbeda dengan Koperasi. Aktivitas BMT justru sejajar dengan aktivitas yang dilakukan

perbankan syari‟ah bahkan produk-produk yang ditawarkan oleh BMT jauh lebih

implementatif dari pada perbankan syari‟ah.Oleh karenanya pemberlakuan UU Koperasi

bagi BMT dirasa belum dapat memenuhi aspek kepastian bahkan kemanfaatan hukum

bagi aktifitas BMT. Faktanya aturan hukum bagi aktivitas BMT masih berpayung pada

UU Koperasi.

Sebagai akibat dari prinsip Rechtstaats, maka segala aktifitas yang dilakukan

harus berdasarkan atas hukum yang sah dan berlaku di Negara Indonesia.Oleh karenanya

legislasi aturan hukum bagi BMT harus segera dibentuk, mengingat pertumbuhan dan

perkembangan BMT di Indonesia saat ini mengalami peningkatan.Nantinya segala

aktivitas yang dilakukan memiliki kepastian hukum sebagaimana perbankan syari‟ah yang

memiliki aturan hukum tersendiriyang berbeda dengan aturan hukum bagi perbankan

konvensional. 63

Dalam rangka memberikan keadilan bagi masyarakat maka hukum harus

dihimpun dalam suatu kitab undang-undang yang memuat secara jelas tujuan

diciptakannya hukum. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat dapat mengetahui secara

jelas, memahami dan menaati aturan hukum tersebut.Tentunya perumusan tujuan tersebut

63
Euis Amalia, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam,… hlm. 14-15
merupakan tujuan yang diinginkan oleh seluruh masyarakat sebagai dasar sosiologis

dalam pembentukan hukum.

Karena hukum merupakan wujud keadilan melalui pemenuhan kehendak rakyat,

aspirasi pelaku koperasi syari‟ah dalam hal ini BMT menjadi sangat penting, sebab untuk

memahami dan menaatinya hukum harus dibentuk atas dasar keinginan dan kebutuhan

masyarakat dalam hal ini adalah pelaku koperasi syariah yaitu BMT. 64

Koperasi syari‟ah merupakan lembaga keuangan yang dijalankan berdasarkan

prinsip syari‟ah, tentu lahirnya koperasi syari‟ah ini juga dipengaruhi oleh keberadaan

koperasi konvensional. Koperasi syari‟ah lahir diawali oleh gerakan ekonomi Islam yang

kemudian melahirkan BMT (Baitul Maal wa Tanwil) yang pada tahun 1922 ternyata

mampu memberi warna bagi kalangan akar rumput yaitu pengusaha mikro. Oleh

karenanya BMT disebut sebagai koperasi syari‟ah maka konsekuensinya BMT harus

tunduk pada UU Koperasi. Kenyataannya sistem operasional yang dijalankan BMT

dengan koperasi sangat berbeda dimana perbedaannya dapat terlihat dari prinsip syari‟ah

yang dijalakan.

Sebagai badan hukum koperasi artinya bahwa BMT merupakan subyek hukum

yang difiksikan seperti manusia sebagai subyek hukum sehingga BMT memiliki hak dan

kewajiban sama sebagai subyek hukum dengan manusia demikian gambaran dari teori

fiksi yang mendukung badan hukum sebagai subyek hukum.

Dalam perkembangan BMT tentunya tidak lepas dari kendala, walaupun tidak

berlaku sepenuhnya kendala ini di suatu BMT. Kendala itu sebagai berikut:

1. Akumulasi kebutuhan dana masyarakat belum bisa dipenuhi oleh BMT.

64
Abdul Kadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. Citra Aditya Bhakti, 2004), hlm.
85
2. Walaupun keberadaan BMT cukup dikenal tetapi masih banyak masyarakat yang

berhubungan dengan rentenir.

3. Nasabah yang bermasalah

4. BMT cenderung menghadapi BMT lain sebagai lawan yang harus dikalahkan, bukan

sebagai partner dalam upaya untuk mengeluarkan masyarakat dari permasalahan

ekonomi yang dihadapi.

5. Dalam kegiatan rutin BMT cenderung mengarahkan pengelola untuk lebih berorientasi

pada persoalan bisnis (business oriented).

6. Dalam upaya untuk mendapatkan nasabah timbul kecendrungan BMT

mempertimbangkan besarnya bunga di bank konvensional

7. BMT lebih cenderung menjadi baitul tamwil dari pada baitul maal

8. Belum seragamnya pengetahuan BMT tentang fiqh muamalah. 65

Kekurangan dari BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto selayan yaitu tidak

memiliki badan hukum yang bertujuan agar BMT Lumbuang Nagari mempunyai

identitas untuk berdiri dibawah naungan suatu lembaga, kemudian tidak adanya

jaminan yang dilakukan oleh pihak BMT Lumbuang nagari, sehingga apabila nasabah

tidak membayar pinjaman, tidak ada jaminan yang bisa digunakan untuk melunasi

pinjaman nasabah.

Kelebihan BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan diantaranya yaitu,

pihak BMT Lumbuang Nagari selalu memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat,

terutama untuk masyarakat sekitar BMT Lumbuang Nagari. kemudian BMT

Lumbuang Nagari juga tidak pernah mempersulit nasabah dalam melakukan transaksi

65
Nur S Bukhori, Koperasi Syari’ah Teori dan Praktik, (Tanggerang Selatan: Pustaka Aufa Media, 2012),
kepada pihak BMT, dan BMT Lumbuang Nagari juga mengutamakan prinsip prinsip

hukum Islam dalam melakukan operasional BMT tanpa ada sesuatu yang melenceng.

Menurut Indera Budiman selaku ketua BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto

Selayan, ada BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan yang berdiri pada tanggal 10

Desember 2010 dan sampai sekarang belum juga mempunyai badan hukum. Oleh

karenanya BMT Lumbuang Nagari hanya menjalankan operasionalnya sendiri. Akan

tetapi pihak BMT Lumbuang Nagari sudah pernah melakukan pengurusan badan hukum

ke KOPERINDAG (Koperasi Perindustrian dan Perdagangan), namun pengurusan itu

tidak berjalan dengan baik karena disebabkan oleh gangguan jaringan internet yang

digunakan mengalami kerusakan. Pihak BMT pun menyebutkan bahwa persyaratan yang

diajukan untuk memperoleh badan hukum sudah memenuhi persyaratan sesuai yang

diminta, hanya saja yang menjadi kendala adalah jaringan internet yang terus tidak bisa

digunakan. Oleh karenanya pihak BMT mengaku sudah tidak ingin mengurus badan

hukum untuk BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan lagi. 66

Menurut Fauzan sekalu pengurus BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan,

juga mengatakan hal yang sama seperti yang dikemukakan oleh pak Indera Budiman.

Bahwasannya BMT Lumbuang Nagari sudah pernah mencoba untuk mengurus badan

hukum yang diajukan kepada KOPERINDAG (Koperasi Perindustrian dan Perdagangan),

menurutnya tidak ada persyaratan yang kurang, semuanya memenuhi syarat untuk

terdaftarnya badan hukum BMT Lumbuang Nagari, hanya saja yang menjadi kendalanya

adalah susahnya jaringan yang digunakan untuk mengakses proses pembuatan badan

hukum. Fauzan juga mengatakan bahwa bukan hanya sekali dua kali pihak BMT

Lumbuang Nagari mencoba untuk mengurus badan hukum, namun sudah berkali kali, dan

hal itu terus berulang rulang. Tidak diketahui apa penyebabnya jaringan selalu tidak bisa

66
Indera Budiman, Ketua BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, Wawancara Pribadi, Kamis, 9 mei
2019.
terakses. Hal itu menyebabkan sampai sekarang BMT Lumbuang Nagari belum juga

mempunyai badan hukum. 67

Menurut salah satu nasabah yang bernama Agusmon, ketika ditanyakan soal

badan hukum BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto selayan, dia mengaku tidak

mengetahuinya, dan dia juga tidak paham mengenai badan hukum. Dia hanya

melakukan transaksi kepada pihak BMT sebagaimana semestinya yang dilakukan oleh

BMT-BMT lain tanpa mengetahui adanya badan hukum BMT tersebut. 68

Salah satu nasabah juga yang bernama Thalibudin, juga tidak mengetahui soal

badan hukum yang ada di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan. Dia juga

mengatakan melakukan transaksi dengan pihak BMT dikarenakan pelayanan

menurutnya bagus dan jarak rumahnya ke BMT Lumbuang Nagari tidak terlalu jauh. 69

Badan hukum seharusnya menjadi peranan penting dalam berdirinya suatu

lembaga seperti BMT. Karena apabila badan hukum sudah diberlakukan, proses

transaksi akan berjalan dengan baik dan lancar. Namun jika badan hukum tidak

diberlakukan, transaksi menjadi tidak berjalan lancar. Seperti banyak penunggakan

yang terjadi dalam proses pinjam meminjam uang yang dilakukan nasabah kepada

pihak BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan. Hal ini menyebabkan kerugian

yang dialami oleh BMT Lumbuang Nagari karena banyaknya nasabah yang tidak

membayar pinjaman. Jika hal ini terus menerus terjadi, tidak menutup kemungkinan
70
BMT Lumbuang Nagari akan mengalami kemunduran.

67
Fauzan, Pengurus BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, Wawancara Pribadi, kamis, 9 Mei 2019.
68
Agusmon, Nasabah BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, Wawancara Pribadi, Selasa, 2 Juli
2019.
69
Thalibudin, Nasabah BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, Wawancara Pribadi, Selasa, 2 Juli
2019.
70
Indera Budiman, Ketua BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, Wawancara Pribadi, Kamis, 9 Mei
2019.
Menurut analisis penulis, Badan hukum bagi suatu lembaga itu merupakan hal

yang penting. Karena layak atau tidaknya suatu lembaga itu berdiri dilihat dari

kekuatan hukumnya. Hal ini merupakan peranan penting untuk seandainya terjadi

sesuatu permasalahan. Dengan adanya badan hukum suatu lembaga bisa mempunyai

hak untuk menggugat dan digugat dimuka hukum.

C. Upaya BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan agar Tetap Eksiss

Sebagai lembaga yang tidak memiliki badan hukum, BMT Lumbuang Nagari

yang didirikan pada tanggal 10 Desember 2010 dan sampai sekarang, pastinya BMT

Lumbuang Nagari memiliki banyak pesaing dalam menjalankan bisnis yang sama.

Persaingan yang timbul tersebut harus dilakukan cara bagaimana BMT Lumbuang Nagari

menjalankan strategi bisnisnya. 71

Ada beberapa rekomendasi yang di ususlkan dalam rangka pengembangan BMT,

yaitu:

1. BMT seharusnya berkonsentrasi pada pengelolaan pinjaman-pinjaman kecil kepada

usaha-usaha mikro dan kecil (di bawah Rp.50.000.000) pada nasabah yang

membutuhkan jumlah pinjaman lebih besar sebaiknya mendapatkan pembiayaan dari

bank.

2. BMT seharusnya menyelenggarakan program-program pelatihan bisnis/kewirausahaan

secara berkala bagi anggota-anggotanya (misalnya melalui pengajian dan rapat-rapat).

kegiatan ini akan membantu meningkatkan modal sosial yang diperlukan guna

pengembangan BMT lebih lanjut di Indonesia.

71
Indera Budiman, Ketua BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, Wawancara Pribadi, Kamis, 9 Mei
2019.
3. Departemen koperasi seharusnya memprakasai kegiatan-kegiatan merancang dan

menandai program-program peningkatan kemampuan bagi BMT yang sesuai dengan

sifat-sifat kelembagaannya yang unik dan tujuan sosialnya.

4. Upata-upaya yang memberi inspirasi kepada masyarakat agar giat memecahkan

masalah melalui cara-cara yang kreatif dan inovatif msih lemah. Kami mengusulkan

agar departemen sosial dan dinas sosial mempertimbangkan penerbitan sebuah buku

tentang pribadi usahawan-usahawan sosial. Menciptakan suatu penghargaan yang

prestisiusjuga dapat meningkatkan kebanggaan dan kesadaran masyarakat terhadap

usaha-usaha sosial.

5. Departemen koperasi seharusnya menghimpun pedoman informasi wilayah yang

memuat keterangan mengenai BMT-BMT terkemuka. Versi elektronik (web site) juga

dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan akses terhadap informasi-informasi

tersebut. Karena tidak semua BMT berhasil, kalangan BMT tidak mempunyai dana

untuk melaksanakan upaya-upaya semacam ini.

6. Departemen koperasi seharusnya memperjuangkan peran yang lebih besar bagi usaha-

usaha sosial dalam pengembangan masyarakat.

7. Asosiasi-asosiasi BMT di daerah sebaiknya direformasi

8. BMT seharusnya memanfaatkan pengetahuan lokal dan modal sosial untuk memperluas

bisnisnya.

9. BMT harus menjamin dana nasabahnya aman.

10. BMT dimasukkan ke dalam UU tentang koperasi

11. Perlu ada UU khusus tentang BMT. 72

72
Diki Hertanto, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya (Konsep umum dan Syari’ah), (Yogyakarta:
Asswaja Presindo, 2012), hlm. 197
Indera Budiman selaku ketua BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan,

mengatakan ada beberapa hal yang dilakukan oleh pihak BMT agar BMT tetap eksis

terutama dikalangan masyarakat. Salah satunya adalah dengan cara pelayanan yang baik

yang mereka berikan kepada masyarakat. Misalnya seperti kepada nasabah yang ingin

meminjam uang kepada pihak BMT, pihak BMT tidak memberatkan persyaratan yang

harus dipenuhi oleh masyarakat agar terjadinya transaksi pinjam meminjam. Pihak BMT

juga tidak meminta jaminan kepada nasabah berapapun jumlah uang yang dipinjam oleh

nasabah. Hanya saja mereka menggunakan surat pernyataan yang ditanda tangani oleh

pihak yang meminjam, pihak BMT, dan ninik mamak. BMT Lumbuang Nagari juga

memakai sistem kekeluargaan dalam menjalankan operasionalnya. Kemudian hal yang

dilakukan oleh pihak BMT yaitu apabila nasabah tidak membayar, pihak BMT dengan

sabar tetap memberikan kesempatan kepada nasabah untuk membayar pinjamannya.

Bahkan tidak jarang pihak BMT mengalami kesulitan dalam meminta uang kepada

nasabah.Namun hal itu dilakukan pihak BMT dengan ikhlas dan sabar. Pihak BMT pun

tidak memberikan tambahan dalam pelunasan hutang kepada nasabah. Sehingga

masyarakat merasa lebih mudah dan nyaman dalam melakukan transaksi kepada BMT

Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan. 73

Fauzan, pengurus BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan juga mengatakan

hal yang paling utam dilakukan oleh BMT agar tetap eksis terutama dikalangan

masyarakat yaitu dengan cara memberikan pelayanan yang baik. Apalagi nasbah-nasabah

BMT kebanyakan adalah masyarakat kalangan menengah kebawah.Masyarakat pastinya

membutuhkan pelayanan yang sangat memuaskan, karena biasanya masyarakat sangat

memperhatikan pelayanan suatu lembaga. Jika pelayanannya baik maka masyarakat pun

tidak merasa keberatan untuk melakukan transaksi kepada pihak BMT. Juga masyarakat

73
Indera Budiman, Ketua BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, wawancara Pribadi, Kamis, 9 Mei
2019.
kalangan bawah tidak merasa terasingi, karena BMT Lumbuang Nagari memperlakukan

nasabahnya semua dengan sama, tidak ada membeda-bedakan nasabah dari kalangan atas,

menengah, atau bawah. Selain itu juga, BMT Lumbuang Nagari tidak mempersulit

nasabah dalam melakukan transaksi, sehingga nasabah merasakan kenyamanan. Selain itu

yang dilakukan BMT Lumbuang Nagari agar tetap eksis yaitu dengan tidak sedikitpun

merubah aturan-aturan syari‟ah yang berlaku di BMT nya. Karena menurutnya, hal itu

sangat penting untuk keberkahan dan kelancaran BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto

Selayan. 74

Agusmon, salah satu nasabah BMT Lumbuang Nagari juga mengatakan bahwa

pelayanan di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, menurutnya sangat baik. Dia

merasa tidak dipersulit dengan banyaknya persyaratan agar dapat melakukan transaksi.

Agusmon mengatakan bahwa pihak BMT juga menjelaskan kepada setiap nasabah

bagaimana prosedur yang berlaku di BMT Lumbuang Nagari.Sehingga nasabah mengerti

dan paham. 75

Thalibudin, salah satu nasabah BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan,

juga mengatakan hal yang sama. Bahwa menurutnya pelayanan BMT baik dan persyaratan

yang harus ditempun untuk melakukan transaksi tidak serumit yang dibayangkan. BMT

Lumbuang Nagari juga tidak meminta jaminan, hanya saja menggunakan surat yang berisi

tanda tangan kedua belah pihak yang bertransaksi dan tanda tangan ninik mamak. 76

Menurut analisis penulis, apa yang dilakukan oleh BMT Lumbuang Nagari sudah

sesuai dengan ajaran islam. Yaitu BMT Lumbuang Nagari memakai sistem tolong

74
Fauzan, Pengurus BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, Wawancara Pribadi, Kamis, 9 Mei 2019.
75
Agusmon, Nasabah BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, Wawancara Pribadi,Selasa, 2 Juli
2019.
76
Thalibudin, Nasabah BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, Wawancara Pribadi, Selasa, 2 Juli
2019.
menolong dengan tidak mempersulit pihak nasabah. Hal ini dinyatakan dalam Al-Quran

Surat Al-Ma‟idah Ayat 2

ِ َ‫شدِيد ْال ِعق‬


ِ‫اب‬ َ َ ‫ّللا إِ َن‬
َ ‫ّللا‬ ِ ‫اْلثْ ِم َو ْالعد َْو‬
َ َ ‫ان َواتَقوا‬ ِ ْ ‫علَى‬ َ َ‫عهًَ ْانبِ ِ ّس َوانت َّ ْق َى ٰي َو َل تَع‬
َ ‫اونوا‬ َ ‫اوَُىا‬
َ َ‫َوتَع‬
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

Adapun Hadist yang menyatakan tolong menolong yaitu:

ٌَّ َ ‫ع ْبدَ أ‬ ِ َّ ٍَْ‫ض ٍَ عُ ًَ َس ب‬


َ ‫ّللا‬ َ ُِ‫ّللا َزسُى َل أ َ ٌَّ أ َ ْخبَ َس‬
َّ ‫ع ُْ ُه ًَا‬
ِ ‫ّللا ُ َز‬ ِ َّ ً‫ص َّه‬
َ ُ‫ّللا‬ َ ‫ل ْان ًُ ْسه ِِى أ َ ُخى ْان ًُ ْس ِه ُى قَالَ َو‬
َ ‫سهَّ َى‬
َّ ِّ ُْ َ‫عه‬ َ
ْ ََ َ‫ّللاُ َكاٌَ أَخِ ُ ِّ َحا َج ِت فٍِ َكاٌَ َو َي ٍْ َُ ْس ِه ًُّ ُ َول‬
ًُُّ ‫ظ ِه‬ َّ ٍِ‫ع ٍْ فَ َّس َج َو َي ٍْ َحا َجتِ ِّ ف‬ َ ‫ع ُُّْ ّللاَّ ُ فَ َّس َج كُ ْسبَت ُي ْسهِى‬ َ ‫ث ي ٍِْ كُ ْسبَت‬ ِ ‫كُ ُسبَا‬
‫ست ََس َو َي ٍْ ْان ِق َُا َي ِت ََ ْى ِو‬
َ ‫ست ََسُِ ُي ْسهًِا‬
َ ُ‫ّللا‬ ْ
َّ ‫)ان ِقَُا َي ِت ََ ْى َو‬ ِ‫انبخازٌ زوا‬

Artinya: "Bahwasanya Abdullah bin Umar r.a. mengabarkan, bahwa Rasulullah saw.
bersabda: ” Muslim yang satu adalah saudara muslim yang lain; oleh karena itu ia tidak
boleh menganiaya dan mendiamkannya. Barang siapa memperhatikan kepentingan
saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kepentingannya. Barang siapa membantu
kesulitan seorang muslim, maka Allah akan membantu kesulitannya dari beberapa
kesulitannya nanti pada hari kiamat. Dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim,
maka Allah akan menutupi (aib)nya pada hari kiamat ” . ( HR Bukhari )

D. Langkah-langkah Strategis BMT Lumbuang Nagari Koto Selayan

Sebagai lembaga keuangan mikro, BMT mampu menghasilkan nilai sosial dan

nilai ekonomi.Dengan pandangan tersebut, selayaknya operasional BMT bergerak dalam

motif sosial dan motif keuntungan. Motif sosial bermakna upaya meningkatkan taraf hidup

masyarakat dengan menggerakkan sektor riil.Motif keuntungan bermakna pengembangan

dan peningkatan daya saing BMT. Konsep yang paling utama dari BMT adalah jaminan

sosial melalui pengelolaan dana Baitul Maal. Jaminan sosial ini dapat berupa insentif

ekonomi ataupun berupa insentif sosial lainnya.

Suatu organisasi seperti Baitul Maal Wat Tamwil dapat meningkatkan strategi

pengembangan dengan cara mencari kesesuaian antara kekuatan internal dan kekuatan

eksternal suatu organisasi. Dari hasil tersebut timbul suatu analisis SWOT yaitu bertujuan

agar organisasi dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, agar
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman suatu organisasi kedepannya

dalam hal ini Baitul Maal Wat Tamwil.77

Adapun strategi untuk pengembangan BMT sebagai berikut:

1. Peningkatan SDM

2. Peningkatan teknik pemasaran (marketing)

3. Perlunya inovasi dalam pengelolaan BMT

4. Peningkatan kualitas layanan (layanan prima)

5. Peningkatan pemahaman sistem bisnis syariah (fikih muamalah)

6. Peningkatan kerja sama antarlembaga BMT dan Lembaga Keuangan Syariah lainnya.

7. Evaluasi kinerja dan program kerja secara rutin dan terjadwal.

Pada BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan langkah-langkah strategis

yang mereka lakukan untuk dapat bersaing dengan BMT lainnya yaitu, adanya produk

yang mereka tawarkan kepada masyarakat.

Produk yang ada di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan yaitu dalam

perjalanan setiap yang ada di BMT ini baik itu terkait dengan menghimpun dana dari pada

nasabah atau masyarakat maupun dalam hal penyaluran dana yang ada di BMT Lumbuang

Nagari kepada para nasabah yang ingin melakukan pembiayaan.

Penghimpun dana dari nasabah yang ada dilakukan dengan cara:

1. Melakukan simpan pinjam

Kegiatan simpan pinjam ini dilakukan setiap hari kerja melalui dari jam 08.00

WIB yang dilaksanakan untuk menghimpun dana dari masyarakat yang menjadi

nasabah di BMT Lumbuang Nagari. Simpan pinjam yang ada hampir menyentuh

lapisan masyarakat dari anak SD maupun masyarakat umumnya dari ibu rumah tangga
77
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama.2006)
di daerah kecamatan Mandiangin Koto Selayan. Hal ini tidak lepas dari mudahnya

sistem simpan pinjam yang ada di BMT Lumbuang Nagari disertai dengan pelayanan

yang ramah dan dekat dengan masyarakat yang ingin menabung berapapun yang dia

mau akan tetap dilayani dengan baik oleh pihak BMT dengan sistem yang sederhana

dan mudah dimengerti oleh masyarakat.

2. Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan untuk memberi kebutuhan saran

usaha calom anggota yang pembayarannya melalui angsuran. Murabahah dimaksud

juga jual beli yang dilakukan oleh para pihak yang akan berakad disertai dengan

penyebutan secara langsung keuntungan yang akan di dapat oleh pihak penjual yang

kemudian dibayarkan secara berangsur-angsur sesuai dengan kesepakatan bersama.

Murabahah merupakan produk pembiayaan yang paling sering dilakukan di

BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan. Hal ini dapat dilihat hampir setiap

nasabah yang ingin melaksanakan pembiayaan dipergunakan akad murabahah ini.

Kesederhanaan dan mudahnya dimengerti akad ini merupakan salah satu faktor yang

membuat pihak BMT Lumbuang Nagari lebih sering menggunakan akad ini dalam

pembiayaan bagi para nasabah.

Terlepas dari produk yang ditawarkan BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto

Selayan agar dapat bersaing dari BMT yang lain adalah, BMT Lumbuang nagari

mengedepankan transksaksi sesuai ajaran Islam tanpa ada perubahan sedikitpun.

Karena menurut mereka hal itu akan membuat BMT Lumbuang Nagari berjalan sesuai

dengan ajaran Islam yang semestinya. 78

78
Indera Budiman, Ketua BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan, wawancara Pribadi, Kamis, 9 Mei
2019.
Menurut analisis penulis, langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh BMT

Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan sudah sesuai dengan prinsip syariah dan fiqh

muamalah. Seperti simpan pinjam, yang dalam bahasa fiqh muamalahnya adalah qard.

BMT Lumbuang Nagari memakai akad qard dalam penawaran produknya. Qard adalah

suatu akad pinjaman (penyaluran dana) kepada nasabah dengan ketentuan bahwa

nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada Lembaga Keuangan


79
Syariah (LKS) pada waktu yang telah disepakati antara nasabah dan LKS.

Dasar Hukum qard dalam Al-Quran terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat: 245

ْ َ ‫ضا ِعقَُّ نَُّ أ‬


‫ضعَافا َكثُِ َْسة‬ َ َُُ‫سُا ف‬ ُ ‫َي ٍْ ذَا انَّرٌِ َُ ْق َس‬
َ ‫ض هللاَ قَ ْسضا َح‬

Artinya:
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada allah pinjaman yang baik (menafkahkan
harta di jalan allah), maka allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan
lipat ganda yang banyak.” (Q.S Al-Baqarah :245)

Al-Quran surat At-Taghabun ayat 17

ِ‫ضا ِع ْفُّ نَكُ ْى َوََ ْغف ِْس نَكُ ْى َوّللاَ شَكور َحلِيم‬ َ َّ ‫إِ ٌْ ت ُ ْق ِسضُىا‬
َ ‫ّللا قَ ْسضا َح‬
َ َُ ‫سُا‬

Artinya:

“Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah
melipatgandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah
Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun”
Kemudian BMT Lumbuang Nagari juga memakai akad Murabahah dalam penawaran
produknya. Murabahah yaitu perjanjian jual beli antara Bank dengan Nasabah. Bank syari‟ah
membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang

79
https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Qardh, diakses pada tanggal 21 agustus 2019, jam 11:34
bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan magin keuntungan yang disepakati
antara Bank syariah dan nasabah. 80

Murabahah dalam Al-Quran terdapat dalam surat An-Nisa‟ ayat 29

َ ‫ع ٍْ ت ََساض يِ ُْكُ ْى َو َل ت َ ْقتلوا أ َ ْنف‬


َ ‫سك ْم ِإ َن‬
‫ّللاَ َكانَ ِبك ْم‬ َ ‫ََا أََُّ َها انَّرٍََِ آ َيُُىا َل ت َأْكُهُىا أ َ ْي َىانَكُ ْى َب َُُْكُ ْى ِب ْان َباطِ ِم ِإ َّل أ َ ٌْ تَكُىٌَ تِ َج‬
َ ‫ازة‬
‫َرحِ يما‬

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di
antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.

Hadist Riwayat Ibnu Majah tentang Murabahah

Artinya:
“Dari Suhaib Ar Rumi r.a., bahwa Rasulullah Saw bersabda “Tiga hal yang didalamnya
terdapat keberkatan: jual-beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur
gandum dengan tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah)81

80
Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 81
81
A. Hasan, Bulughul Maraam, Bangil : CV. Pustaka Tamaam, 1991, hlm. 496
Laporan Pembiayaan BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan Tahun 2017-2019.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan yang sudah penulis jelaskan dalam skripsi ini, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Upaya yang dilakukan BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan agar tetap eksis

yaitu, ada beberapa hal yang dilakukan oleh pihak BMT agar BMT tetap eksis teritama

dikalangan masyarakat. Diantaranya adalah:

a. BMT Lumbuag Nagari Jorong Koto Selayan selalu memberikan pelayanan terbaik

untuk masyarakat.

b. BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto selayan tidak pernah meminta jaminan kepada

masyarakat yang ingin meminjam uang.

c. dan BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan tidak mempersulit masyarakat

yang ingin meminjam dana kepada mereka.

2. Langkah-langkah strategis yang dilakukan oleh BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto

Selayan agar dapat bersaing dengan BMT lainnya yaitu adanya produk yang mereka

tawarkan kepada masyarakat. Seperti:

a. Melakukan simpan pinjam sesuai hukum Islam

b. Pembiayaan Murabahah

B. Saran

Demikianlah skripsi ini penulis susun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat untuk pembaca.

Penulis juga mempunyai saran di antaranya yaitu :


1) Untuk BMT Lumbuang Nagari, agar lebih memperhatikan tingkat resiko yang dialami

oleh nasabah yang utama dan pihak BMT apabila terjadi suatu permasalahan karena

tidak adanya badan hukum yang menaungi.

2) Untuk masyarakat penulis menyarakan agar setiap bertransaksi melihat kualitas dari

suatu lembaga tersebut. karena itu sangat penting bagi keamanan dan kenyamanan

dalam bertransaksi.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek. Jakarta:


RinekaCipta.

Bakri, Asafri Jaya. 1996. KonsepMaqoshid al-syariahMenurut Al-Syatibi. Jakarta: PT Raja


GrafindoPersada.

Bukhori Nur S, 2012, Koperasi Syari‟ah Teori dan Praktik, Tanggerang Selatan: Pustaka
Aufa Media.

Euis Amalia, 2009, Keadilan Distributif Dalam Ekonomi Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

HamidAbdul danRodoni Ahmad, 2008, Lembaga Keuangan Syari‟ah, Jakarta: Zikrul Hakim.

Hertanto Diki, 2012, Bank dan Lembaga Keuangan lainnya (Konsep umum dan Syari‟ah),
Yogyakarta: Asswaja Presindo.

Huda, NuruldanMohamadHeykal. 2010. Lembagakeuangan Islam. Jakarta: KencanaPrenada


Group.

Kamil, Sukron. 2016. Ekonomi Islam, Kelembagaan, danKonteksKeindonesiaan. PT Raja


GrafindoPersada.

Mardani. 2015. AspekHukumLembagaKeuanganSyariah di Indonesia. Jakarta: Prenadamedia


Group.

MuhammadKadir Abdul, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum,Jakarta: PT. Citra Aditya
Bhakti.

Muhammad, 2007, LembagaEkonomiSyari‟ah,Yogyakarta: GrahaIlmu.

Nurul Huda, dkk, 2016, Baitul Mal WaTamwil, Jakarta: Amzah.

Rangkuti Freddy, 2006, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama.

Ridwan Muhammad, 2004,ManajemenBaitulMaalWaTamwil, Yogyakarta: UII Press.

Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid. 2008. LembagakeuanganSyariah. Jakarta: Zikrul Hakim.

SjahdeiniRemy Sutan, 2014, Perbankan Syariah Produk-Produk dan Aspek-Aspek Hukumnya,


Jakarta: Kencana.

SoejonoSoekanto, PengantarPenelitianHukum.Jakarta : UI Press, 1989

Suhendi, Hendi. 2011. FiqhMuamalah. Jakarta: Rajawali Pers.

SutrisnoHadi, 1976, MetodologiRiset, Yogyakarta:AndiOfset.

Ascarya, 2008, Akad Dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
http://kbbi.web.id/ancam.html. diaksespadatanggal 1 maret 2019 pada jam 8:00

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ancaman.diaksespadatanggal 21 februari 2019 pada jam


10:37.

https://kbbi.web.id/peluang.html. diaksespadatanggal 1 maret 2019 pada jam 7:55.

https://rocketmanajemen.com/definisi-peluang/.diaksespadatanggal 21 februari 2019 pada


jam 10:33.
Hasil Wawancara

Pertanyaan : Kapankah BMT Lumbuang Nagari didirikan ?


Jawaban : BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan Bukittinggi berdiri pada
tanggal 10 Desember 2010 tentang Kelompok kerja Nagari Jorong Koto
Selayan Kecamatan Mandiangin Koto Selayan.
Pertanyaan : Apa yang melatar belakangi berdirinya BMT Lumbuang Nagari ?
Jawaban : berdirinya BMT Lumbuang Nagari dilatarbelakangi oleh masyarakat yang
sulit bertransaksi kepada pihak Bank untuk meminjam modal usaha. untuk
peminjaman modal sendiri pun dibutuhkan jaminan yang tergolong besar. oleh
sebagian masyarakat kecil, hal itu tentu terasa berat, belum lagi bunga
(tambahan) yang ada disetiap bulannya, membuat masyarakat menengah
kebawah merasa terbebani.
Pertanyaan : Apa tujuan didirikannya BMT Lumbuang Nagari ?
Jawaban : Hadirnya BMT Lumbuang Nagari mewujudlkan kualitas masyarakat
disekitar BMT Lumbuang Nagari yang selamat, damai, sejahtera, dengan
mengembangkan lembaga dan usaha BMT secara POKUSMA (Kelompok
Usaha Muamalah) yang maju berkembang, terpercaya, aman, transparan, dan
berkehati-hatian.
Pertanyaan : Bagaimana cara pihak BMT untuk menarik hati nasabah agar mau
bertransaksi di BMT Lumbuang Nagari ?
Jawaban : Pihak BMT Lumbuang Nagari tidak mempunyai trik khusus untuk menarik
nasabah. mungkin nasabah bisa menilai sendiri bagaimana sistem pelayanan
kami. Karena kami selalu memberikan pelayanan terbaik kepada semua
nasabah yang datang tanpa membeda-bedakan kalangan nasabah tersebut.

Pertanyaan : Akad apa sajakah yang dipakai dalam BMT Lumbuang Nagari ?
Jawaban : Ada dua akad yang digunakan yaitu akad simpan pinjam dan Murabahah.
simpan pinjam yang ada hampir menyentuh lapisan masyarakat dari anak SD
maupun masyarakat umumnya dari ibu rumah tangga di daerah Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan. Masyarakat yang mau menabung berapapun tetap
dilayani dengan baik oleh pihak BMT dengan sistem yang sederhana dan
mudah dimengerti oleh masyarakat.Sedangkan Murabahah yaitu pembiayaan
untuk memberi kebutuhan saran Usaha calon anggota yang pembayarannya
melalui angsuran.Murabahah merupakan produk pembiayaan yang paling
sering di lakukan di BMT Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan.

Bukittinggi, 13 Juli 2019


Pewawancara Narasumber

SILVIA DWIYANA LUBIS INDERA BUDIMAN, S.Sos


Hasil Wawancara

Pertanyaan : Jika terjadi permasalahan antara Nasabah dan pihak BMT, Bagaimanakah
pihak BMT menyelesaikan masalah tersebut ?
Jawaban : Karena BMT Lumbuang Nagari memakai sistem kekeluargaan, maka apabila
terjadi permasalahan atau perselisihan antara Nasabah dan pihak BMT, pihak
BMT akan menyelesaikannya melalui kekeluargaan. Seperti mencari jalan
keluar bersama atas permasalahan tersebut.dan pihak BMT pun selalu
menyelesaikan masalah dengan baik. Sehingga tidak ada pihak yang tersakiti.
Pertanyaan : Apakah upaya yang dilakukan BMT Lumbuang Nagari agar mendapatkan
badan hukum ?
Jawaban : BMT Lumbuang Nagari sudah pernah melakukan upaya agar BMT
Lumbuang Nagari memiliki badan hukum. Tidak hanya sekali, namun pihak
BMT sudah melakukannya beberapa kali. Hanya saja masalahnya tetap sama,
yaitu internet untuk mengakses data tersebut selalu gangguan. Pihak BMT pun
sudah mempersiapkan semua persyaratan yang diminta, tidak ada yang
kurang.
Pertanyaan : Apakah ada kendala yang dihadapi pihak BMT Lumbuang Nagari dalam
mendapatkan badan hukum ?
Jawaban : Tidak ada kendala sama sekali, semua persyaratan telah kami penuhi tanpa
kurang apapun. hanya saja untuk mengakses data mengalami gangguan
jaringan
Pertanyaan : Apa yang dilakukan oleh BMT Lumbuang Nagari agar BMT tetap eksis ?
Jawaban : Ada beberapa upaya yang dilakukan BMT Lumbuang Nagari agar tetap eksis
terutama dikalangan masyarakat. salah satunya adalah dengan cara pelayanan
yang baik yang mereka berikan kepada masyarakat. Misalnya seperti kepada
nasabah yang ingin meminjam uang kepada pihak BMT, pihak BMT tidak
memberatkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat.pihak BMT
Lumbuang Nagari juga tidak meminta jaminan berapapun jumlah pinjaman
nasabah. Pihak BMT hanya memberikan surat keterangan peminjaman yang
ditanda tangani oleh pihak BMT, Nasabah, dan ninik mamak.
Pertanyaan : Bagaimanakah sistem kerja BMT Lumbuang Nagari ?
Jawaban : Sistem kerja BMT Lumbuang Nagari yaitu ada analisis pembiayaan. Analisis
pembiayaan adalah petugas pelaksana yang bertanggung jawab langsung
kepada pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugas pokok, tugas-tugas
tambahan kewajiban, wewenang dan tanggung jawab dikantor cabang
pembantu syariah.Kemudian petugas administrasi pembiayaan, yaitu petugas
pelaksana yang bertanggung jawab langsung kepada pemimpin dalam
melaksanakan tugas-tugasnya.dan terakhir adalah Teller, yaitu petugas
pelaksana yang bertanggung jawab langsung kepada pemimpin BMT
Lumbuang Nagari Jorong Koto Selayan. dan juga teller tugasnya memberi
pelayanan kepada nasabah.

Bukittinggi, 13 Juli 2019


Pewawancara Narasumber

SILVIA DWIYANA LUBIS FAUZAN


Hasil Wawancara Nasabah

Pertanyaan : Apakah yang bapak ketahui tentang BMT, Khususnya BMT Lumbuang
Nagari ?
Jawaban : Setau saya, BMT hampir sama seperti Bank yang dimana kita bisa
meminjam uang untuk modal usaha ataupun untuk menabung. Hanya saja
sepengetahuan saya, BMT ini memakai aturan hukum Islam dan sesuai dengan
Syariah agama.
Pertanyaan : Bagaimana Pelayanan yang diberikan oleh pihak BMT Lumbuang Nagari,
sepengetahuan bapak yang pernah menjadi salah satu nasabahnya ?
Jawaban : Pelayanan yang diberikan menurut pribadi saya, sangat baik. Pihak BMT
memberikan penjelasan kepada saya, sehingga saya paham bagaimana
prosedur yang akan saya jalani, dan pihak BMT Lumbuang Nagari pun tidak
sama sekali mepersulit transaksi saya.
Pertanyaan : Apakah bapak mengetahui tentang badan hukum BMT Lumbuang Nagari ?
Jawaban : Kalau masalah badan hukum, saya tidak mengetahui sama sekali tentang hal
itu. Yang saya tau BMT Lumbuang Nagari beroperasi dengan baik.
Pertanyaan : Dalam melakukan peminjaman terhadap BMT Lumbuang Nagari, apakah
bapak pernah mengalami penunggakan ?
Jawaban : Alhamdulillah saya tidak pernah menunggak. Saya selalu mengusahakan
untuk bayar tepat waktu. Walaupun kadang telat beberapa hari.Tetapi setau
saya, BMT Lumbuang Nagari tidak pernah meminta tambahan pinjaman
walaupun kita nunggak untuk membayarnya.
Pertanyaan : Apa pesan yang bisa bapak sampaikan kepada BMT Lumbuang Nagari ?
Jawaban : Saya berharap, BMT Lumbuang Nagari tetap mempertahankan prosedur
yang berlaku sesuai Syariah islam. karena itu sangat membantu buat
masyarakat yang berada disekitarnya. Apalagi masyarakat golongan menengah
kebawah, yang sangat membutuhkan BMT.

Bukittinggi, 13 Juli 2019


Pewawancara Narasumber

SILVIA DWIYANA LUBIS AGUSMON


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : SILVIA DWIYANA LUBIS

NIM : 1215.016

Tempat/Tgl. Lahir : Langsa, 10 Oktober 1997

Agama : Islam

Email : Silviadwiyanalubis11@gmail.com

Alamat : Ujung Gading Pasaman Barat

ORANG TUA
Ayah : Adlan Lubis
Ibu : Armida
Alamat : Ujung Gading Pasaman Barat
PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri 01 Karang Bundar 2003-2009
2. Sekolah Menegah Pertama 01 Karang Baru 2009-2012
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 02 Percontohan Karang Baru 2012-
2015
4. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukitinggi, Fakultas Syariah,
Jurusan Hukum Keluarga Islam, tahun 2015-2019

PELATIHAN YANG PERNAH DIIKUTI


1. Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan
Hukum Ekonomi Syariah tanggal 14-15 Februari 2016
2. Workshop kewirausahaan yang diadakan oleh IAIN Bukittinggi
3. Pelatihan Pengadilan Agama Talu simpang empat, IAIN Bukittinggi tahun 2018
4. Pelatihan Kuliah Kerja Nyata di Jorong Ateh Koto Nagari Sungai Rimbang,
Kecamatan Suliki. Tahun 2018
5. Pelatihan Magang BMT Padang Lua, IAIN Bukittinggi Tahun 2018

“Percayalah bahwa dirimu bisa melakukannya, selama engkau punya


usaha dan doa yang kuat”

Anda mungkin juga menyukai