Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA

Nama : Trisda
Nim : 1420119072
Kelas : Siang ( Ambon )
Prodi : Keperawatan
Semester : VII ( Tujuh )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MALUKU HUSADA
AMBON
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan
kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan
itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun
kesehatan jiwa secara khusus pada lansia. Masalah kesehatan jiwa lansia termasuk juga
dalam masalah kesehatan yang dibahas pada pasien-pasien Geriatri dan Psikogeriatri
yang merupakan bagian dari Gerontologi, yaitu ilmu yang mempelajari segala aspek dan
masalah lansia, meliputi aspek fisiologis, psikologis, sosial, kultural, ekonomi dan lain-
lain. Menurut Setiawan (1973), timbulnya perhatian pada orang-orang usia lanjut
dikarenakan adanya sifat-sifat atau faktor-faktor khusus yang mempengaruhi kehidupan
pada usia lanjut.
Lanjut usia adalah suatu kejadian yang akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai
umur panjang, tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya
menghambat kejadiannaya ( Arya, 2008).

Di seluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia
rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Dinegara
maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia 1000 orang per hari pada
tahun 1985 dan diperkirkan 50 % dari penduduk berusia diatas 50 tahun sehingga istilah
Baby Boom pada masa lalu berganti menjadi “ledakan penduduk usia lanjut”. (Nugroho,
2000).
Pelayanan pada umumnya selalu memberikan arah dalam memudahkan petugas
kesehatan dalam memberikan pelayanan sosial, kesehatan, dan perawatan lanjut usia serta
meningkatkan mutu pelayanan bagi lansia.
Oleh karena itu penulis akan membahas tentang makalah yang berjudul “PERUBAHAN
PSIKOLOGIS PADA LANSIA DAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL PADA LANSIA”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian lansia ?
2. Apa perubahan psikologis yang terjadi pada lansia?
3. Apa perubahan psikolsosial yang ter
4. jadi pada lansia?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian lansia
2. Mengetahui perubahan psikologis yang terjadi pada lansia
3. Mengetahui perubahan psikososial yang terjadi pada lansia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Lansia bukanlah suatu yang berhubungan dengan penyakit, namun merupakan
tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemamapuan tubuh
untuk beradaptasi dengan stres lingkungan (Effendi,2009).
Usia 65 tahun merupakan titik awal masa dewasa akhir, fase terakhir kehidupan.
Pada usia inilah kebanyakan orang mendeskripsikan lansia. Di Indonesia telah di tetapkan
batasan umur orang yang berusia lanjut adalah 60 tahun , hal tersebut tertulis pada UU
No.13 Tahun 1998.
Dra. Ny. Jos Masdani seorang psikolog dari Universitas Indonesia mengatakan
bahwa lanjut usia meupakan kelanjutan usia dewasa antara usia 65 tahun sampai dengan
tutup usia. Sedangkan menurut Prof. DR. Koesmanto Setyonegoro, lanjut usia
dikelompokan menjadi tiga yaitu usia 70-75 tahun (young old); usia 75-80 tahun (old);
usia lebih dari 80 tahun (very old).Menurut Prayitno dalam arya (2002) setiap orang yang
berhubungan dengan lanjut usia adalah orang yang berusia 56 tahun keatas, tidak
mempunyai penghasilan dan tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan pokok sehari-
harinya.
B. Perubahan Psikologis yang Terjadi Pada Lansia
Pada dasarnya psikologi lansia termasuk dalam cabang ilmu psikologi
perkembangan. Psikologi perkembangan menurut Hurlock (1980) adalah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia sesuai dengan hakikat perkembangan yang
berlangsung sejak konsepsi sampai menutup usia. Hal yang sama juga di ungkapkan oleh
Papalia (2008) Psikologi perkembangan merupakan cabang ilmu psikologi yang
mempelajari tentang tahapan-tahapan kehidupan manusia mulai dari masa remaja sampai
dengan akhir dari kehidupan manusia. Dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi lansia
pada dasarnya adalah ilmu yang mempelajari permasalahan-permasalahan
psikologis,tingkah laku dan kebiasaan yang terjadi ketika seseorang mencapai tahapan
usia yang memasuki kategori lanjut usia seperti yang telah dijelaskan pada definisi lansia
diatas.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa lansia.
Faktor-faktor tersebut hendaklah disikapi secara bijak sehingga para lansia dapat
menikmati hari tua mereka dengan bahagia. Adapun beberapa faktor yang dihadapi para
lansia yang sangat mempengaruhi kesehatan jiwa mereka adalah sebagai berikut:
a. Penurunan Kondisi Fisik
Setelah orang memasuki masa lansia umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi
fisik yang bersifat patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga berkurang,
enerji menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok, tulang makin rapuh, dsb. Secara
umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan
secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan fungsi
fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan
ketergantungan kepada orang lain.
b. Penurunan Fungsi dan Potensi Seksual
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan
dengan berbagai gangguan fisik seperti :

1. Gangguan jantung
2. Gangguan metabolisme, misal diabetes millitus
3. Vaginitis
4. Baru selesai operasi : misalnya prostatektomi
5. Kekurangan gizi, karena pencernaan kurang sempurna atau nafsu makan sangat kurang
6. Penggunaan obat-obat tertentu, seperti antihipertensi, golongan steroid, tranquilizer.

Faktor psikologis yang menyertai lansia antara lain :

 Rasa tabu atau malu bila mempertahankan kehidupan seksual pada lansia
 Sikap keluarga dan masyarakat yang kurang menunjang serta diperkuat oleh tradisi dan
budaya.
 Kelelahan atau kebosanan karena kurang variasi dalam kehidupannya.
 Pasangan hidup telah meninggal.
 Disfungsi seksual karena perubahan hormonal atau masalah kesehatan jiwa lainnya
misalnya cemas, depresi, pikun dsb.

c. Perubahan Aspek Psikososial


Pemicu perubahan aspek psikososial pada lansia adalah menurunya fungsi
kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif yang merupakan proses belajar, pemahaman
ataupun perhatian sehingga menyebabkan reaksi dan prilaku lansia melambat. Sedangkan
psikomotorik adalah dorongan kehendak meliputi, gerakan, tindakan, dan koordinasi
yang berakibat lansia menjadi kurang cekatan. Dengan berubahnya kedua aspek tersebut
akan berdampak pada perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan kepribadian
lansia.
d. Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan

Pada umumnya perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan ideal
pensiun adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun
dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan sebagai
kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status dan harga diri.
Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung dari model
kepribadiannya.
e. Perubahan Dalam Peran Sosial di Masyarakat
Akibat berkurangnya fungsi indera pendengaran, penglihatan, gerak fisik dan
sebagainya maka muncul gangguan fungsional atau bahkan kecacatan pada lansia.
Misalnya badannya menjadi bungkuk, pendengaran sangat berkurang, penglihatan kabur
dan sebagainya sehingga sering menimbulkan keterasingan. Hal itu sebaiknya dicegah
dengan selalu mengajak mereka melakukan aktivitas, selama yang bersangkutan masih
sanggup, agar tidak merasa terasing atau diasingkan.
Karena jika keterasingan terjadi akan semakin menolak untuk berkomunikasi
dengan orang lain dan kdang-kadang terus muncul perilaku regresi seperti mudah
menangis, mengurung diri, mengumpulkan barang-barang tak berguna serta merengek-
rengek dan menangis bila ketemu orang lain sehingga perilakunya seperti anak kecil.
C. Perubahan Psikososial yang Terjadi Pada Lansia
Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka ia mengalami penurunan
fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, persepsi,
pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan
perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara fungsi psikomotorik (konatif) meliputi
hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti gerakan, tindakan,
koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi kurang cekatan.
Dengan adanya penurunan kedua fungsi tersebut, lansia juga mengalami
perubahan aspek psikososial yang berkaitan dengan keadaan kepribadian lansia.
Beberapa perubahan tersebut dapat dibedakan berdasarkan 5 tipe kepribadian lansia
sebagai berikut:

1. Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), biasanya tipe ini tidak


banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
2. Tipe Kepribadian Mandiri (Independent personality), pada tipe ini ada
kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia
tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.
3. Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini biasanya
sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga selalu
harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan hidup
meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana, apalagi jika
tidak segera bangkit dari kedukaannya.
4. Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah
memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak keinginan
yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan
kondisi ekonominya menjadi morat-marit.
5. Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini
umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain
atau cenderung membuat susah dirinya.

Perubahan psikososial menurut pendapat lain diantaranya sebagai berikut :


a. Pensiun: nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya dan identitas dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan. Bila seseorang pensiun (purna tugas), ia akan
mengalami kehilangan-kehilangan, antara lain :
1) Kehilangan finansial (income berkurang).
2) Kehilangan status (dulu mempunyai jabatan posisi yang cukup tinggi, lengkap
dengan segala fasilitasnya).
3) Kehilangan teman/kenalan atau relasi.
4) Kehilangan pekerjaan/kegiatan.
b. Merasakan atau sadar akan kematian (sense of awareness of mortality)
c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih
sempit.
d. Ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan (economic deprivation).
e. Meningkatnya biaya hidup pada penghasilan yang sulit, bertambahnya biaya
pengobatan.
f. Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
g. Gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan ketulian.
h. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.
i. Rangkaian dari kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan teman-teman dan
family.
j. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik: perubahan terhadap gambaran diri,
perubahan konsep diri.
SBAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menjadi tua adalah sesuatu hal yang pasti terjadi pada manusia manapun. Layaknya sebuah
mobil baru yang kita beli lalu dikendarai setiap hari, berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-
tahun sampai pada akhirnya terjadi kerusakan dan pada akhirnya mobil tersebut tak
berfungsi lagi.
Pada intinya perubahan psikis yang terjadi pada lansia semata-mata hanya karena mereka
merasa kesepian dan ingin mendapatkan perhatian dari orang-orang terdekat yang
dicintainya. Maka sebagai anak atau kerabat, luangkanlah waktu untuk merawat mereka
dengan kasih sayang dan perhatian yang tulus seperti mereka merawat kita sejak kecil.
Dengan kasih sayang dan perhatian mereka akan mendapatkan kebahagian hidup di masa
senjanya. Sekian artikel kali ini, semoga bermanfaat. Terima kasih.
B. Saran
Penulis memberi saran kepada :
a. Mahasiswa mampu memahami dan dapat mengaplikasikan segala yang ada dalam makalah
ini di dalam lingkungannya sehingga dapat memberikan pelayanan pada lansia secara
komprehensif untuk bekal menjadi perawat yang profesional
b. ara pembaca agar dapat mengetahui dan memahami lansia dan tujuan perawatan lansia
sehingga dapat mempertahankan kesehatan lansia.
DAFTAR PUSTAKA
 Depkes, R.I.., 1991., Petunjuk Menyusun Menu Bagi Lanjut Usia., Depkes, Jakarta.
Hartono., 2001., Upaya-upaya Hidup Sehat Sampai Tua, Depot Informasi Obat, Jakarta.
Hurlock, 1999., Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Erlangga, Jakarta.
Kiat-kiat Hidup Sehat., http://www.geocities.com/aguscht/tipdua.html .
Monks, dkk, 2002., Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya.
Yogyakarta. Gajah Mada University Press.
Nugroho, 2000., Keperawatan Gerontik. EGC, Jakarta.
Nugroho., (1995)., Perawatan Lanjut Usia, EGC, Jakarta.
Watson, 2003., Perawatan pada Lansia. EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai