Anda di halaman 1dari 9

GENERATOR SINKRON

Mata Kuliah : Mesin Listrik AC


Dosen Pengampu : Drs. NELSON SINAGA, M.Pd

Oleh :

1. Astania Barus (5213331005)


2. Hizkya Marpaung (5213131014)

Pendidikan Teknik Elektro B

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat karunia-Nya kami bisa
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul Generator Sinkron.

Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari Bapak Dosen pada
Mata Kuliah Maisn Listrik AC. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Generator Sinkron” bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen Mata Kuliah Mesin Listrik AC
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Medan,Oktober 2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1

1.3 Tujuan ......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................2

1. Kondisi Transient Generator Sinkron ......................................................................2

2. Rating Generator Sinkron ........................................................................................3

BAB III PENUTUP................................................................................................................5

Kesimpulan ..............................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................6


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Generator Sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis berupa
putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis diberikan oleh penggerak mulanya.
Sedangkan energi listrik akan dihasilkan pada rangkaian jangkarnya. Dengan
ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan hubungan yang
penting dalam usaha pemanfaatan energi yang terkandung pada batu bara, air, minyak, gas
uranium ke dalam bentuk yang bermanfaat dan mudah digunakan yaitu listrik dalam rumah
tangga dan industri. Konstruksi umum dari suatu Generator Sinkron adalah Penggerak
Mula, Rotor atau bagian yang berputar, Stator atau bagian yang diam, dan celah udara
antara Stator dan Rotor.

Konstruksi Rotor sendiri terdiri atas Rotor Silinder dan Rotor Kutub Sepatu yang
masing-masingnya memiliki fungsi yang berbeda. Disamping itu juga perlu rangkaian
eksitasi sebagai penghasil tegangan induksi pada terminal jangkar. Untuk Generator
Sinkron yang besar, Rangkaian Jangkar diletakkan pada Stator untuk menghindari
timbulnya bunga api jika Rangkaian Jangkar pada bagian Rotor. Untuk Rangkaian Eksitasi
dapat dibagi atas eksitasi dengan sikat dan tanpa sikat.

Generator tiga fasa dituntut untuk bekerja stabil dalam tegangan yang dihasilkan, dan
frekuensi. Ketidak stabilan kedua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap beban terutama
beban-beban elektronik. Salah satu penyebab alternator bekerja tidak stabil adalah factor
daya dari beban yang dipikul yang mana hal itu mempengaruhi arus beban. Beban yang
dipikul alternator dapat bersifat resistif,induktif, dan kapasitif, yang ketiga beban tersebut
memiliki factor daya yang berbeda.

1.2 Rumusan Masalah


1. Kondisi Transient Generator Sinkron
2. Rating Generator Sinkron

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Kondisi Transient Generator Sinkron
2. Agar Memahami Rating Generator Sinkron
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kondisi Transient Generator sinkron
Gejala peralihan atau transien merupakan perubahan nilai tegangan atau arus
maupun keduanya baik sesaat maupun dalam jangka waktu tertentu (dalam orde
mikro detik) dari kondisi tunaknya (steady state).
Konsumen energi listrik membutuhkan daya listrik dengan frekuensi dan
tegangan yang konstan. Adanya variasi pembeban pada PLTMh sedangkan debit
air tetap mengakibatkan putaran turbin akan berubah yang pada akhirnya akan
mengubah frekuensi dan tegangan listrik yang dihasilkan. Terjadinya perubahan
dari kondisi steady state ke kondisi beban yang baru menyebabkan proses
penyesuaian yang dinamakan transien, sebelum kondisi steady state yang baru
dapat dicapai. PLTMh umumnya menggunakan alat kontrol dan proteksi ELC
(electronic load controller) untuk menjaga agar tegangan dan frekuensi selalu
konstan sebagai pengganti governor. ELC bekerja untuk menstabilkan frekuensi
dan tegangan berdasarkan frekuensi dan tegangan referensi yang diinginkan saat
terjadinya perubahan beban dengan mengatur arus menuju ballast load. Simulasi
PLTMh dilakukan dengan menggunakan generator-set. Pendekatan model
generator-set dan ELC dibuat dengan menggunakan model pendekatan kontrol
adaptif orde 1 untuk ELC dan orde 2 untuk generator-set.

Pengujian transien dilakukan berdasarkan perubahan pembebanan generator-


set dengan dan tanpa ELC. Hasil uji transien didapatkan besaran arus overshoot,
arus steady state, time overshoot, time steady state serta cycle transien.
Berdasarkan hasil pengujian dan simulasi dengan software Matlab Simulink
didapat kan perbadingan arus overshoot dan steady state maksimum di dapat dari
hasil pengujian sebesar 2,664 pada pengujian 50 Watt ke 550 Watt dengan waktu
overshoot 9 -10 ms atau 0,01 detik. Respon ELC terhadap perubahan beban diatur
setelah 255 ms (23 cycles) saat terjadi kenaikan beban dan 125,6 ms (12 cycles)
saat terjadi penurunan beban setelah kondisi steady state yang baru diperoleh.

Kestabilan transien merupakan kemampuan dari suatu sistem tenaga untuk


mempertahankan sinkronisasi setelah mengalami gangguan besar yang bersifat
mendadak dalam waktu satu swing yang pertama. Dengan asumsi pengaturan
tegangan otomatis (AVR) dan governor belum bekerja

Faktor – faktor yang mempengaruhi stabilitas transient :


1. Seberapa besar generator tersebut dibebani.
2. Output generator selama terjadi gangguan. Ini tergantung dari lokasi
gangguan dan type gangguan.
3. Waktu pemutusan gangguan.
4. Reaktansi sistem transmisi setelah terjadi gangguan.
5. Reaktansi generator. Reaktansi yang rendah meningkatnya daya puncak.
6. Inersia generator. Inersia yang besar, menyebabkan perubahan sudut
lambat. Ini menurunkan energi kinetik yang diperoleh saat terjadi
gangguan.

2.2 Rating Generator Sinkron


Generator sinkron merupakan mesin listrik yang mengubah energi mekanis
berupa putaran menjadi energi listrik. Energi mekanis diberikan oleh penggerak
mulanya sedangkan energi listrik akan dihasilkan pada rangkaian jangkarnya.
Dengan ditemukannya generator sinkron atau alternator, telah memberikan
hubungan yang penting dalam usaha pemanfaatan energi yang terkandung pada
batu bara, air, minyak, gas uranium ke dalam bentuk yang bermanfaat dan mudah
digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri
Mesin sinkron mempunyai kumparan medan pada rotor dan kumparan jangkar
pada stator. Kumparan jangkar mempunyai bentuk yang sama dengan mesin induksi,
sedangkan sedangkan kumparan medannya dapat berbentuk kutub sepatu atau silinder
(Zuhal, 1990 : 130)
Generator sinkron bekerja berdasarkan prinsip sbb :
1. Kumparan medan pada rotor akan mensuplai arus searah ke kumparan medan yang
akan menimbulkan fluks.
2. Penggerak mula (Prime Mover) yang terkopel ke rotor beroperasi sehingga rotor
berputar pada kecepatan nominalnya.
N=
dimana: n = Kecepatan putar rotor (rpm)
P = Jumlah kutub rotor
f = frekuensi (Hz)
3. Perputaran rotor akan memutar medan magnet yang dihasilkan kumparan medan. Medan
putar yang dihasilkan rotor akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada
kumparan jangkar terjadi fluks magnetik yang berubah-ubah. Perubahan fluks magnetik
yang melingkupi kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan

Konstruksi Generator Sinkron


Secara garis besar, generator sinkron terdiri dari stator, rotor, dan celah udara. Stator adalah
bagian yang diam sedangkan rotor adalah bagian yang berputar. Celah udara adalah ruang
antara stator dan rotor.

ROTOR
Rotor terdiri dari tiga komponen utama yaitu :
a. Slip Ring
Slip ring adalah cincin dari logam yang melingkari poros rotor yang saling terpisah
(diisolasi). Pada slip ring inilah dipasang terminal kumparan rotor yang kemudian
melalui sikat dihubungkan ke sumber arus dc.
b. Kumparan Rotor (kumparan medan)
Kumparan medan rotor inilah yang berperan utama dalam menghasilkan medan magnet
c. Poros Rotor
Kumparan medan diletakkan pada poros rotor yang berbentuk slot-slot

Pada dasarnya, rotor pada generator sinkron merupakan suatu elektromanet. Kutub
medan magnet rotor terbagi menjadi salient (kutub sepatu) dan dan non salient (rotor
silinder). Kutub sepatu generator sinkron ditunjukkan pada gambar berikut :

Pada rotor kutub sepatu, konstruksi kutub magnetnya menonjol dari permukaan
rotor, sedangkan pada rotor kutub silinder, kutub magnetnya rata. Pada umumnya, rotor
silinder dipakai untuk rotor yang mempunyai 2 atau 4 kutub, dan untuk rotor kutub sepatu
untuk rotor yang mempunyai 4 kutub atau lebih. Selain itu, pemilihan konstruksi rotor
dipengaruhi juga oleh : kecepatan putar prime mover, frekuensi dan rating daya
generator sinkron tersebut. Untuk generator yang mempunyai kecepatan diatas 1500 rpm,
frekuensi 50 Hz dengan rating daya kurang lebih 10MVA, maka digunakan generator rotor
silinder. Sedangkan untuk generator dengan daya kurang dari 10 MVA dan kecepatannya
rendah, digunakangenerator sinkron jenis rotor kutub sepatu. Generator sinkron rotor kutup
silinder ditunjukkan pada gambar berikut :

rotor Non-salient (rotor silinder), penampang rotor pada generator sinkron


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gejala peralihan atau transien merupakan perubahan nilai tegangan atau arus
maupun keduanya baik sesaat maupun dalam jangka waktu tertentu (dalam orde
mikro detik) dari kondisi tunaknya (steady state). Pengujian transien dilakukan
berdasarkan perubahan pembebanan generator-set dengan dan tanpa ELC. Hasil
uji transien didapatkan besaran arus overshoot, arus steady state, time overshoot,
time steady state serta cycle transien.
Mesin sinkron mempunyai kumparan medan pada rotor dan kumparan jangkar
pada stator. Kumparan jangkar mempunyai bentuk yang sama dengan mesin
induksi, sedangkan sedangkan kumparan medannya dapat berbentuk kutub sepatu
atau silinder
Pada rotor kutub sepatu, konstruksi kutub magnetnya menonjol dari permukaan
rotor, sedangkan pada rotor kutub silinder, kutub magnetnya rata. Pada umumnya,
rotor silinder dipakai untuk rotor yang mempunyai 2 atau 4 kutub, dan untuk rotor
kutub sepatu untuk rotor yang mempunyai 4 kutub atau lebih. Selain itu, pemilihan
konstruksi rotor dipengaruhi juga oleh : kecepatan putar prime mover,
frekuensi dan rating daya generator sinkron tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/143019/
file:///C:/Users/WIN/Downloads/Documents/Jurnal.pdf
file:///C:/Users/WIN/Downloads/1775-2712-1-PB.pdf

Anda mungkin juga menyukai