Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat karunia-Nya kami bisa
menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul Generator Sinkron.
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari Bapak Dosen pada
Mata Kuliah Maisn Listrik AC. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Generator Sinkron” bagi para pembaca dan juga penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen Mata Kuliah Mesin Listrik AC
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan mata kuliah yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Medan,Oktober 2022
DAFTAR ISI
Kesimpulan ..............................................................................................................5
Konstruksi Rotor sendiri terdiri atas Rotor Silinder dan Rotor Kutub Sepatu yang
masing-masingnya memiliki fungsi yang berbeda. Disamping itu juga perlu rangkaian
eksitasi sebagai penghasil tegangan induksi pada terminal jangkar. Untuk Generator
Sinkron yang besar, Rangkaian Jangkar diletakkan pada Stator untuk menghindari
timbulnya bunga api jika Rangkaian Jangkar pada bagian Rotor. Untuk Rangkaian Eksitasi
dapat dibagi atas eksitasi dengan sikat dan tanpa sikat.
Generator tiga fasa dituntut untuk bekerja stabil dalam tegangan yang dihasilkan, dan
frekuensi. Ketidak stabilan kedua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap beban terutama
beban-beban elektronik. Salah satu penyebab alternator bekerja tidak stabil adalah factor
daya dari beban yang dipikul yang mana hal itu mempengaruhi arus beban. Beban yang
dipikul alternator dapat bersifat resistif,induktif, dan kapasitif, yang ketiga beban tersebut
memiliki factor daya yang berbeda.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Kondisi Transient Generator Sinkron
2. Agar Memahami Rating Generator Sinkron
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kondisi Transient Generator sinkron
Gejala peralihan atau transien merupakan perubahan nilai tegangan atau arus
maupun keduanya baik sesaat maupun dalam jangka waktu tertentu (dalam orde
mikro detik) dari kondisi tunaknya (steady state).
Konsumen energi listrik membutuhkan daya listrik dengan frekuensi dan
tegangan yang konstan. Adanya variasi pembeban pada PLTMh sedangkan debit
air tetap mengakibatkan putaran turbin akan berubah yang pada akhirnya akan
mengubah frekuensi dan tegangan listrik yang dihasilkan. Terjadinya perubahan
dari kondisi steady state ke kondisi beban yang baru menyebabkan proses
penyesuaian yang dinamakan transien, sebelum kondisi steady state yang baru
dapat dicapai. PLTMh umumnya menggunakan alat kontrol dan proteksi ELC
(electronic load controller) untuk menjaga agar tegangan dan frekuensi selalu
konstan sebagai pengganti governor. ELC bekerja untuk menstabilkan frekuensi
dan tegangan berdasarkan frekuensi dan tegangan referensi yang diinginkan saat
terjadinya perubahan beban dengan mengatur arus menuju ballast load. Simulasi
PLTMh dilakukan dengan menggunakan generator-set. Pendekatan model
generator-set dan ELC dibuat dengan menggunakan model pendekatan kontrol
adaptif orde 1 untuk ELC dan orde 2 untuk generator-set.
ROTOR
Rotor terdiri dari tiga komponen utama yaitu :
a. Slip Ring
Slip ring adalah cincin dari logam yang melingkari poros rotor yang saling terpisah
(diisolasi). Pada slip ring inilah dipasang terminal kumparan rotor yang kemudian
melalui sikat dihubungkan ke sumber arus dc.
b. Kumparan Rotor (kumparan medan)
Kumparan medan rotor inilah yang berperan utama dalam menghasilkan medan magnet
c. Poros Rotor
Kumparan medan diletakkan pada poros rotor yang berbentuk slot-slot
Pada dasarnya, rotor pada generator sinkron merupakan suatu elektromanet. Kutub
medan magnet rotor terbagi menjadi salient (kutub sepatu) dan dan non salient (rotor
silinder). Kutub sepatu generator sinkron ditunjukkan pada gambar berikut :
Pada rotor kutub sepatu, konstruksi kutub magnetnya menonjol dari permukaan
rotor, sedangkan pada rotor kutub silinder, kutub magnetnya rata. Pada umumnya, rotor
silinder dipakai untuk rotor yang mempunyai 2 atau 4 kutub, dan untuk rotor kutub sepatu
untuk rotor yang mempunyai 4 kutub atau lebih. Selain itu, pemilihan konstruksi rotor
dipengaruhi juga oleh : kecepatan putar prime mover, frekuensi dan rating daya
generator sinkron tersebut. Untuk generator yang mempunyai kecepatan diatas 1500 rpm,
frekuensi 50 Hz dengan rating daya kurang lebih 10MVA, maka digunakan generator rotor
silinder. Sedangkan untuk generator dengan daya kurang dari 10 MVA dan kecepatannya
rendah, digunakangenerator sinkron jenis rotor kutub sepatu. Generator sinkron rotor kutup
silinder ditunjukkan pada gambar berikut :