Anda di halaman 1dari 5

LK 0.

1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Modul 5


Judul Modul LARUTAN DAN SISTEM KOLOID
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Asam, Basa, pH dan Indikator
2. Reaksi – reaksi asam basa dan Ksp
3. Sifat Koligaif Larutan
4. Sistem Koloid
N Butir Respon/Jawaban
o Refleksi
1 Daftar peta KB1.Asam, Basa, pH dan Indikator
konsep 1. Definisi Larutan :
(istilah dan Larutan adalah campuran homogen(membentuk satu fasa)
definisi) di menyebar rata dalam pelarut antara dua zat tunggal (unsur
modul ini dan senyawa) atau lebih sehingga komposisi dan dan sifat
larutan di seluruh bagian volume larutan tersebut sama.
Pelarut: zat komponen dalam larutan yang jumlahnya lebih
banyak.
Zat terlarut: zat komponen larutan yang jumlahnya lebih
sedikit.
2. Perbedaan larutan belum jenuh, tepat jenuh, lewat jenuh
Larutan tepat jenuh : larutan yang mengandung sejumlah
maksimum zat yang dapat larut dalam pelarut.
Larutan lewat jenuh mengandung lebih banyak zat terlarut.
Larutan belum jenuh mengandung lebih sedikit zat terlarut
3. Konsentrasi larutan : jumlah zat terlarut dalam setia satuan
pelarut atau larutan
Satuan Konsentrasi Larutan: % berat, % volum,
%berat/volume, % milligram, ppm, ppb, fraksi mol, formal,
molaritas, molalitas, normalitas, Normalitas.
4. Sifat umum asam basa
Sifat asam : memiliki rasa masam,bereaksi dengan logam
menghasilkan gas hidrogen, terionisasi dalam air,dapat
menetralkan sifat basa, bersifat korosif, mengubah warna
kertas lakmus biru menjadi merah, dll
Sifat basa : memiliki rasa pahit terionisasi dalam air,dapat
melarutkan lemak dll.
Indikator asam-basa: adalah zat warna yang mampu
menunjukkan warna-warna berbeda dalam larutan asam dan
basa.
5. Teori Asam Basa Arrhenius
asam : zat yang dalam air melepaskan H+.
basa : zat dalam air mengahsilkan OH- dan dapat berupa
hidroksida logam, oksida logam, dan ion oksida.
Valensi asam: jumlah ion H+ yang dapat dilepaskan oleh
satu molekul asam.
Ion sisa asam: ion negatif yang terbentuk dari asam setelah
melepaskan ion H+.
Asam monoprotik: molekul asam yang melepaskan satu
proton (H+)
Asam diprotik: molekul asam yang melepaskan 2 proton(H+)
Asam triprotik: molekul asam yang melepaskan 3 proton
(H+)
Valensi basa: jumlah ion OH- yang dapat dilepaskan oleh
satu molekul basa.
6. Asam Basa Bronsted dan Lowry,
asam : spesi donor proton,
basa : spesi akseptor proton.
Asam-basa konjugasi: suatu asam jika setelah melepas satu
proton maka akan membentuk spesi yang disebut basa
konjugasi dari asam tersebut karena kekurangan proton/H+.
7. Asam Basa Lewis
asam : menerima pasangan/akseptor elektron,
basa : memberikan pasangan/donor elektron
8. Indikator asam basa : zat warna yang mampu menunjukkan
warna berbeda dalam larutan asam dan basa pada trayek pH
tertentu.
Trayek perubahan warna indikator: adalah batas pH dimana
indikator mengalami perubahan warna.
9. Kesetimbangan asam basa dari air
Amfoter: kemampuan air berperan sebagai asam dan basa
sekaligus.
Autoionisasi air: proses dimana air dapat memberikan
protonnya ke molekul air yang lainnya.
10. pH larutan asam basa
pH: pangkat ion hidrogen dimana menunjukkan tingkat
keasaman larutan yang setara dengan jumlah ion H+ yang
terdapat di dalam larutan.
Kekuatan larutan asam dan basa : dipengaruhi banyak
sedikitnya ion-ion yang dihasilkan saat terionisasi
Titrasi asam basa : teknik ananlisis kuantitatif untuk
mengetahui konsentrasi suatu larutan.
Titik titrasi : ditandai dengan perubahan warna dari larutan
yang dititrasi.
Titik ekivalen : jumlah mol HCl yang bereaksi sama dengan
jumlah mol NaOH atau jumlah basa tepat habis bereaksi
dengan sejumlah asam.
Titik akhir titrasi: saat berakhirnya titrasi yang ditandai
dengan perubahan warna dari larutan yang dititrasi dan
sedekat mungkin dengan titik ekivalen.

KB2. Reaksi Asam Basa dan KSP


1. reaksi asam basa kuat dan asam basa lemah
Asam kuat : asam yang di dalam larutannya mempunyai
derajat ionisasi besar (terionisasi sempurna)
Basa kuat : basa yang di dalam larutannya mempunyai
derajat ionisasi besar (terionisasi sempurna)
Teori bronsted-lowry: sifat asam atau basa ditentukan oleh
kemampuan senyawa melepas atau menerima proton(ion H+).
Asam lemah dan basa lemah: asam/basa yang terionisasi
sebagian jika dilarutkan dalam air sehingga reaksi ionisasi
membentuk reaksi kesetimbangan(reaksi dua arah).
2. Reaksi penetralan: reaksi antara asam dan basa sampai
terjadi suasana netral atau reaksi penggaraman yang
menghasilkan air.
3. Larutan penyangga:larutan yang pH nya relatif tidak
berubah apabila ditambah sedikit asam atau basa.
4. pH larutan penyangga
Derajat Keasaman (pH) : ukuran keasaman suatu larutan,
dihitung dari fungsi negatif logaritma dari konsentrasi ion H +
dalam larutan

pH larutan penyangga:
5. jenis larutan garam dan konsep hidrolisis
6. sifat larutan garam
7. pH larutan garam
8. perbedaan larutan belum jenuh, tepat jenuh lewat jenuh
9. kelarutan senyawa ion
Kelarutan: Jumlah maksimum zat terlarut yang dapat larut
dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu.(dengan satuan
g/liter).
10. Tetapan Hasil kali Kelarutan (Ksp) : hasil kali
konsentrasi (molaritas) dari ion-ion dipangkatkan koefisien
dari suatu larutan jenuh
11. Pengaruh ion senama terhadap kelarutan: penambahan
ion senama akan menggeser kesetimbangan ionik dalam
larutan ke arah padatan yang tidak larut/menurunkan
kelarutan.
12. Pengaruh pH terhadap kelarutan

KB 3. Sifat Koligatif Larutan


1. Menguap
: adalah merenggangnya jarak antar molekul zat cair
2. Gaya
antar molekul: merupakan interaksi anatar molekul-
molekul dalam zat cair melalui gaya elektrostatik(gaya
tarik menarik karena adanya muatan listrik)
3. Uap jenuh : adalah uap saat laju penguapan sama dengan
laju pengembunan kembali.
4. Tekanan uap jenuh : tekanan uap (gas) pada permukaan zat
cair yang disebabkan oleh uap jenuh
5. Simbol tekanan uap: tekanan uap jenuh pelarut dinyatakan
dengan P° dan tekanan uap jenuh larutan dinyatakan
dengan P
6. Perubahan tekanan uap : selisih tekanan uap yang lebih
tinggi dengan tekanan uap yang lebih rendah.
7. Penurunan tekanan uap (∆P) : turunnya tekanan uap jenuh
suatu larutan (P) relatif terhadap tekanan uap pelarut
murninya (P0) karena adanya zat terlarut nonvolatile
8. Menguap : merenggangnya jarak antar molekul zat cair
9. Molekul polar : molekul yang memiliki ikatan kovalen polar.
10. Titik didih normal : suhu yang diperlukan untuk
menghasilkan tekanan uap jenuh suatu zat cair sama
dengan tekanan atmosfer 760 mmHg (1atm).
11. Kenaikan titik didih (∆Tb) : selisih antara titik didih larutan
(Tb) dengan titik didih pelarut murni (Tb pelarut) karena
terdapatnya sejumlah zat terlarut
12. Mendidih : bertambahnya energi kinetik molekul cairan.
13. Membeku : perubahan susunan molekul dari tidak teratur
(cair) menjadi teratur (padat).
14. Penurunan titik beku (ΔTf ) larutan : selisih antara titik
beku larutan (Tb larutan) dibanding titik beku pelarut murni
(Tf pelarut) karena terdapatnya sejumlah zat terlarut.
15. Titik beku : suhu pada saat fasa padat dan fasa cair berada
dalam kesetimbangan (dinamis).
16. Selaput semiparmiable : selaput yang mempunyai pori-pori
dengan ukuran khusus yang hanya dilewati partikel kecil
seperti molekul air.
17. Osmosis : proses merembes pelarut dari larutan encer ke
larutan pekat melalui selaput semiparmiable.
18. Tekanan osmosis (π) : tekanan yang diberikan untuk
mencegah peristiwa osmosis.
Π= MRT.
19. Faktor ionisasi(i)/Van’t Hoft: perbandingan antara
kenaikan titik didih larutan elektrolit dengan larutan non
elektrolit.
Hubungan I dan derajat ionisasi (α): i = 1 + (n-1)α

KB4. Sistem Koloid


1. Zat murni : umpulan atom-atom yang secara kimiawi sama,
terdiri dari unsur dan senyawa.
2. Unsur: materi yang paling sederhana dan tidak bisa terurai
lagi melalui reaksi kimia.
3. Senyawa: materi yang terbentuk dari 2 unsur/lebih dengan
komposisi tertentu dan dapat diuraikan menjadi unsur
pembentuknya dengan reaksi kimia.
4. Campuran : suatu zat yang terbuat dari gabungan dua atau
lebih zat kimia yang berbeda, terdiri dari campuran homogen
dan heterogen.
5. Larutan : campuran homogen yang terdiri dari dua atau
lebih zat.
6. Koloid : campuran dari dua zat atau lebih yang tersebar
secara merata dengan ukuran partikel terdispersi antara 1-
1000 nm.
7. Suspensi : suatu campuran fluida yang mengandung
partikel padat.
8. Sol : sistem koloid yang berasal dari partikel padat yang
terdispersi di dalam zat cair/koloid dengan fase terdispersi
padat dan terbagi menjadi sol padat, sol cair, dan sol
gas/aerosol padat.
9. Emulsi : sistem koloid dari zat cair yang terdispersi juga di
dalam zat cair, terdiri dari gel, emulsi cair, dan emulsi
gas/aerosol cair.
10. Fase terdispersi : zat terlarut:
11. Fase pendispersi : zat pelarut
12. Gel : sistem koloid yang bersifat kaku atau setengah padat
dan setengah cair
13. Buih: merupakan koloid dengan fase terdispersi gas.
14. Emulgator : bahan aktif permukaan yang dapat
menurunkan tegangan antar muka antara minyak dan air
dan membentuk film yang mengelilingi tetesan terdispersi
sehingga mencegah koalesensi dan terpisahnya fase
terdispersi
15. Koloid reversibel : koloid yang jika dibiarkan akan berubah
menjadi tidak koloid, namun bisa berubah kembali menjadi
koloid.
16. Koloid irreversibel : koloid yang jika dibiarkan akan
berubah menjadi bukan koloid, dan tidak bisa kembali
berubah menjadi koloid.
17. Efek Tyndall : penghamburan berkas sinar oleh partikel
koloid dan tergantung pada jenis sinar dan ukuran partikel.
18. Gerak Brown : gerakan acak partikel koloid dalam suatu
medium pendispersi yang terjadi karena tumbukan tidak
seimbang antara partikel koloid dengan molekul pendispersi.
19. Adsorpsi : suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida,
cairan maupun gas, terikat kepada suatu padatan atau
cairan (zat penyerap, adsorben) dan akhirnya membentuk
suatu lapisan tipis atau film (zat teryerap, adsorbat) pada
permukaannya.
20. Elektroforesis : pergerakan partikel koloid dalam medan
listrik.
21. Reaksi hidrolisis : reaksi penguraian dengan air
22. Reaksi redoks : reaksi yang disertai perubahan bilangan
oksidasi
23. Cara busur bredig(loncatan bunga api): pembuatan koloid
dengan menggabungkan cara kondensasi dan disperse.
Digunakan pada pembuatan sol-sol logam dengan
menggunakan electrode yang dicelupkan ke dalam medium
pendispersi dan dihubungkan dengan tegangan tinggi.
24. Koagulasi : proses destabilisasi partikel koloid dengan cara
penambahan senyawa kimia yang disebut koagulan
25. Dialisis adalah proses untuk menghilangkan pengotor yang
mengganggu kestabilan koloid
2 Daftar KB1
materi 1. Reaksi Perubahan warna indikator dengan penambahan
yang sulit asam atau basa
dipahami 2. Rentang nilai pH menggunakan beberapa indikator yang
di modul berbeda.
ini KB 2
Penentuan pH dan kelarutan dari ion senama
KB 3
Proses terjadinya tekanan osmosis
KB 4
Proses terjadinya efek tyndal

3 Daftar KB1
materi 1. Penentuan nilai pH dari larutan asam kuat/basa kuat yang
yang sering encer
mengalami 2. Pasangan asam-basa konjugasi
miskonsep KB 2
si Pengaruh kelarutan ion senama
KB 3
Perbandingan Konsep penurunan tekanan uap larutan dan
kenaikan titik didih larutan
KB4
Elektoda pada sitem Elektroforesis koloid

Anda mungkin juga menyukai