Anda di halaman 1dari 23

TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui kegiatan pembelajaran dengan


menggunakan model pembelajaran Project
Base Learning dengan pendekatan
saintifik, peserta didik dapat merancang
prosedur kerja dalam memproduksi
tanaman pangan serta dapat
memproduksi tanaman pangan
berdasarkan keunggulan lokal secara
kelompok dengan rasa peduli, responsif,
tanggung jawab dan proaktif, serta peserta
didik dapat memasarkan produk tanaman
hiasnya, denganbersikap jujur, percaya
diri serta pantang menyerah.

PENDEKATAN, METODE DAN MODEL


PEMBELAJARAN
 Pendekatan Saintifik
 Model Pembelajaran Project Based
Learning
Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab,
penugasan

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMA NEGERI ! CIGOMBONG
Mata pelajaran : PKWU
Kelas/Semester : X/Gasal
Alokasi Waktu : 6JP (3 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Sikap Spiritual dan Kompetensi Sikap Sosial (peduli, responsif, tanggung
jawab, dan proaktif) dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) pada
pembelajaran Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan melalui
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik
KI3:
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.

KI4:
Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator


3.6 Menganalisis proses 3.6.1 Menyebutkan permasalahan dalam
evaluasi hasil kegiatan kegiatan usaha budidaya tanaman
usaha budidaya tanaman pangan
pangan secara langsung. 3.6.2 Menghitung hasil/rugi-laba kegiatan
usaha budidaya tanaman pangan
3.6.3 Menganalisis permasalahan hasil
kegiatan usaha budidaya tanaman
pangan
3.6.4 Memecahkan permasalahan hasil

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


kegiatan usaha budidaya tanaman
pangan
3.6.5 Membedakan hasil usaha budidaya
tanaman pangan dan tanaman hias
4.6 Mengevaluasi hasil kegiatan 4.6.1 Mengkomunikasikan hasil evaluasi
usaha budidaya tanaman kegiatan usaha budidaya tanaman
pangan secara langsung pangan secara tulisan dan lisan

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inquary
dengan pendekatan saintifik, peserta didik dapat merancang prosedur kerja dalam
memproduksi tanaman hias serta dapat memproduksi tanaman hias berdasarkan
keunggulan lokal secara kelompok dengan rasa peduli, responsif, tanggung jawab dan
proaktif, serta peserta didik dapat memasarkan produk tanaman hiasnya, denganbersikap
jujur, percaya diri serta pantang menyerah.

D. Materi Pembelajaran 
1. Permasalahan dalam kegiatan usaha budidaya tanaman pangan
2. Hasil laba-rugi kegiatan usaha budidaya tanaman pangan

E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Inquary dan Project Based Learning
3. Metode : Diskusi kelompok, tanya jawab, penugasan

F. Media, Alat/Bahan, Sumber Pembelajaran


1. Media : Contoh contoh gambar hasil budidya tanaman pangan
2. Alat/Bahan: Laptop, LCD Proyektor, Buku Corel Draw dan Photoshop, Media cetak,
Media internet (disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan)
3. Sumber Pembelajaran : Buku Pegangan Guru Kurikulum 2013, Buku Prakarya dan
Kewirausahaan kelas X, Media Cetak dan Media Internet.

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama: 2 X 45 menit ( 2 JP)
Indikator:
3.6.1 Menyebutkan permasalahan dalam kegiatan usaha budidaya tanaman pangan
3.6.2 Menghitung hasil laba-rugi kegiatan usaha budidaya tanaman pangan
3.6.3 Menganalisis permasalahan hasil kegiatan usaha budidaya tanaman pangan

a. Kegiatan Pendahuluan Penumbuhan Pengembangan Karakter


Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum pelajaran dimulai
2) mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
3) mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkansebelumnya
berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan dikembangkan;

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


4) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan
sehari-hari; dan
5) menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
Critical thingking
b. Kegiatan Inti
1) Pemberian Stimulus
Guru memberikan contoh fenomena permasalahan kegiatan usaha budidaya
tanaman pangan seperti: pH tanah, ketinggian atau kontur tanah, suhu, dan
panjang penyinaran dalam bentuk tabel dan grafik; literasi
2) Mengumpulkan Data
Siswa mencari informasi dari buku sumber dan internet, penyebab fenomena
permasalahan pada nomor satu;
3) Merumuskan Masalah creatifity
Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk merumuskan masalah
menghitung hasil rugi-laba pada kegiatan usaha budidaya tanaman pangan;
dan
Critical thingking
4) Mengajukan Hipotesis
Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengajukan hipotesis dari
rumusan masalah tentang kegiatan usaha budidaya tanaman pangan.
5) Peserta didik merumuskan kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan.
communication
skiil, karakter
c. Kegiatan Penutup
responsif
1) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;
2) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

2. Pertemuan Kedua :2 X 45 menit ( 2 JP) karakter proaktif

Indikator:

3.6.4 Memecahkan permasalahan hasil kegiatan usaha budidaya tanaman pangan


3.6.5 Membedakan hasil usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman hias

a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
1) guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum pelajaran dimulai
2) mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
3) mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan
dikembangkan;
4) menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari;
5) menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan;
dan
6) menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.
Critical thingking
b. Kegiatan Inti

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


1) Siswa menganalisis hubungan antara laba-rugi dalam usaha budidaya tanaman
pangan dengan fenomena permasalahan kegiatan usaha budidaya tanaman
pangan seperti: pH tanah, ketinggian atau kontur tanah, suhu, dan panjang
penyinaran.
2) Siswa menyajikan hasil analisisnya dalam bentuk laporan tertulis dan
mempresentasikannya secara lisan.

karakter proaktif
c. Kegiatan Penutup
1) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;
2) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
3) Guru melakukan penilaian dengan tes tertulis.

3. Pertemuan Ketiga: 2 X 45 Menit (2 JP)


Indikator:
4.6 Mengkomunikasikan hasil evaluasi kegiatan usaha budidaya tanaman pangan
secara tulisan dan lisan
a. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
 guru mengajak peserta didik untuk berdoa sebelum pelajaran dimulai
 mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan;
 mendiskusikan kompetensi yang sudah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya berkaitan dengan kompetensi yang akan dipelajari dan
dikembangkan;
 menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari;
 menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan
dilakukan; dan
 menyampaikan lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan.

b. Kegiatan Inti Critical thingking


1) Siswa secara berkelompok mendiskusikan permasalahan yang terjadi dari hasil
communication evaluasi kegiatan budidaya tanaman pangan
2) Siswa secara berkelompok menyusun rancangan penilitian hasil evaluasi
skiil, karakter
kegiatan budidaya tanaman pangan
responsif
3) Guru dan siswa merumuskan jadwal penelitian hasil evaluasi kegiatan
budidaya tanaman pangan. literasi
4) Siswa mengumpulkan data hasil evaluasi kegiatan budidaya tanaman pangan.
5) Siswa secara berkelompok menganalisis data hasil evaluasi kegiatan budidaya
tanaman pangan.
6) Siswa secara berkelompok membuat kesimpulan dari data hasil evaluasi
creatifity
kegiatan budidaya tanaman pangan

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


7) Siswa secara berkelompok membuat laporan hasil penelitian tentang hasil
evaluasi kegiatan budidaya tanaman pangan
8) Perwakilan tiap kelompok mempresentasikan laporan hasil proses evaluasi
budidaya tanaman pangan.

c. Kegiatan Penutup karakter proaktif

1) Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;


2) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;

H. Penilaian
 Teknik penilaian untuk KD 3.6 menggunakan Tes Tulis untuk KD 4.6 menggunakan
Unjuk Kerja
 Bentuk Instrumen Penilaian untuk KD 3.6 menggunakan bentuk Uraian dan KD. 4.6
menggunakan Lembar pengamatan

Mengetahui Bogor, Juli 2017


Kepala SMAN 1 Cigombong Guru Matapelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan

Hj. Nyi Rd. Yunianingrum, M.Pd Dian Rosdiana Dahlan, S.Pd


NIP. 196307101994121002

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


Lampiran 1 :
Mengenal Budidaya Tanaman Pangan

1. Jenis Tanaman Pangan

Indonesia dikenal sebagai negara agraris, yaitu negara yang sebagian besar penduduknya
mempunyai mata pencaharian di berbagai bidang pertanian, seperti budidaya tanaman
pangan. Kelompok tanaman yang termasuk komoditas pangan adalah tanaman pangan,
tanaman hrtikultura non-tanaman hias dan kelompok tanaman lain penghasil bahan baku
produk pangan. Dalam pembelajaran kali ini, kita akan mempelajari tentang tanaman pangan
utama, yaitu tanaman yang menjadi sumber utama bagi karbohidrat dan protein untuk
memenuhi kebutuhan manusia.

Hasil budidaya tanaman pangan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan sendiri.
Hasil budaya tanaman pangan juga diperdagangkan sehingga dapat menjadi mata
pencaharian. Hal ini menjadikan tanaman sebagai komoditas pertanian yang sangat penting
bagi bangsa Indonesia.

Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman pangan. Keberagaman jenis tanaman pangan yang
kita miliki merupakan anugerah dari Yang Mahakuasa sehingga kita harus bersyukur kepada-
Nya. Bentuk syukur kepada yang Mahakuasa dapat diwujudkan dengan memanfaatkan
produk pangan yang dihailkan oleh petani dengan sebaik-baiknya.

Tanaman panganan dikelompokkan berdasarkan umur, yaitu tanaman semusim dan tanaman
tahunan. Tanaman semusim adalah tanaman dipanen dalam satu musim tanaman, yaitu antara
3-4 bulan, seperti jagung dan kedelai atau antara 6-8 bulan, seperti singkong. Tanaman
tahunan adalah tanamanyang terus tumbuh setelah bereproduksi atau menyelesaikan siklus
hidupnya dalam jangka waktu lebih dari dua tahun, misalnya sukun dan sagu.

Tanaman pangan juga dibagi menjadi 3 kelompok yaitu serealia, kacang-kacangan, dan
umbi-umbian. Kelempok serealia dan kacang-kacangan menghasilkan biji sebagai produk
hasil budidaya, sedangkan umbi-umbian menghasilkan umbi batang atau umbi akar sebagai
produk hasil budidaya.

Contoh Tanaman Pangan

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


Padi (Oryza sativa L.)

Padi memiliki batang yang berbuku dan berongga. Daun dan anakan tumbuh dari buku yang
ada pada batang. Bunga atau malai muncul dari buku yang terakhir. Akar padi berupa akar
serabut. Bulir padi terdapat pada malai yang dimiliki oleh anakan. Budidaya padi
dikelompokkan menjadi padi sawah, padi gogo, dan padi rawa. Tanaman padi diperbanyak
dengan menggunakan biji.

Jagung (Zea mays L.)

Jagung memiliki batang tunggal yang terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung terdapat pada
setiap buku pada batang. Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah,
namun masih pada pohon yang sama. Bunga jantan terletak di ujung batang, sedangkan
bunga betina (tongkol) berada di bagian tengah batang jagung. Jagung dapat ditanam di lahan
kering maupun di lahan sawah sesudah panen padi. Tanaman jagung diperbanyak dengan biji.

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


Sorgum (Sorghum bicolor L.)

Sorgum sekilas mirip dengan tanaman jagung. Sorgum memiliki batang yang berbuku-buku.
Kadang-kadang sorgum juga dapat memiliki anakan. Sorgum memiliki bunga yang tersusun
dalam malai yang terdapat di ujung batang. Sorgum diperbanyak dengan biji. Sorgum dapat
ditanam pada berbagai kondisi lahan baik subur maupun kurang subur atau lahan marjinal
karena sorgum memiliki daya adaptasi yang luas.

Kedelai (Glycine max L.)

Kedelai merupakan tanaman semusim dengan tinggi tanaman antara 40-90 cm, memiliki
daun tunggal dan daun bertiga (trifoliate). Daun dan polong kedelai memiliki bul. Tanaman
kedelai memiliki umur antara 72-90 hari. Polong kedelai yang telah masak ditandai dengan
kulit polong yang berwarna cokelat. Kedelai diperbanyak dnegan biji. Berdasarkan warna
bijinya, kedelai dibedakan menjadi keledai kuning, hijau kekuningan, cokelat, dan hitam,
namun endosperm kedelai umumnya berwarna kuning. Kedelai dapat ditanam di lahan kering
atau di sawah sesudah panen padi.

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


Kacang Tanah (Arachis hipogeae L.)

Kacang tanah dapat ditanam di lahan kering dan lahan sawah sesudah panen padi. Kacang
tanah diperbanyak dengan biji. Kacang tanah memiliki batang yang bercabang dengan tinggi
tanaman antara 38-68 cm. Tanaman ini memiliki tipe rumbuh dengan memanjang di atas
permukaan tanag. Kacang tanah memiliki polong yang tumbuh dari ginofor di dalam tanah.
Kacang tanah dapat dipanen pada umur 90-95 hari setelah tanam.

Kacang Hijau (Vigna radiata L.)

Tanaman kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim yang mempunyai umur panen
anatara 55-65 hari setelah tanam. Kacang hijau memiliki tinggi tanaman antara 53-80 cm,
batang bercabang serta daun dan polong yang berbulu. Kacang hijau diperbanyak dengan biji.
Kacang hijau dapat ditanam di lahan kering maupun di lahan sawah sesudah panen padi.

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


Singkong (Manihot utilissima)

Tanaman singkong atau ubi kayu merupakan tanaman berkayu yang dipanen umbinya. Daun
tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai sayuran. Tanaman ubi kayu dapat menghasilkan biji
tetapi tidak digunakan untuk perbanyakan. Tanaman ini biasanya dieprbanyak dengan
menggunakan stek batang.Umur tanaman ubi kayu sekitar 8-10 bulan. Tanaman ubi kayu
mempunyai daya adaptasi yang laus, tetapi umumnya ubi kayu ditanam di lahan kering.

Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

Tanaman ubi jalar adalah tanaman pangan yang memiliki batang panjang menjalar. Tipe
pertumbuhannya dapat berupa semak-semak atau menjalar. Ubi jalar dapat diperbanyak
dengan bagian ubi, pucuk batang, dan setek batang. Umur tanaman ubi jalar berkisar antara
4-4,5 bulan. Ubi jalar umumnya ditanam pada guludan tanah di lahan tegalan atau lahan
sawah. Warna kulit umbi maupun warna daging umbi bervariasi, mulai dari umbi yang
berwarna putih, krem, orange atau ungu.

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


Tanaman pangan menyebar secara merata di seluruh wilayah Indonesia dan terdapat beberapa
daerah yang menjadi sentra pengembangan tanaman pangan tertentu. Hal ini disebabkan oleh
kebiasaan masyarakat dalam mengembangkan tanaman pangan tertentu dan kesesuaian lahan.
Misalnya, Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Jawa
Tengah menjadi sentra produksi beras. Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakata,
dan Jawa timur adalah sentra produksi untuk kedelai.

CONTOH PERHITUNGAN LABA RUGI BUDIDAYATANAMAN PANGAN

Contoh Perhitungan/Analisis Laba Rugi Pada Budidaya tanaman pangan

Analisis laba rugi digunakan untuk mengetahui perkembangan usaha dalam kurun waktu
tertentu. Komponen laba rugi terdiri dari penerimaan, biaya operasional, penyusutan, dan
biaya lain di luar usaha dan pajak penghasilan. Rincian perhitungan laba rugi akan
berpengaruh terhadap pajak penghasilan usaha yang akan mempengaruhi hasil
perhitungan cashflow. Berikut contoh perhitungan/analisis dengan jangka waktu 5 tahun 
dengan asumsi menggunakan modal sendiri sehingga tidak ada bunga kredit (interest) dan
pajak penghasilan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2008
pasal 17 ayat 2b tentang tarif umum PPH Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang menetapkan
pajak sebesar 25 persen berlaku sejak tahun 2010 :
N
Keterangan Tahun
o
1 2 3 4 5
A INFLOW
1.031.400.00
1 Penerimaan bibit 1.031.400.000 1.031.400.000 1.031.400.000 1.031.400.000
0
2 Penerimaan kotoran Ayam 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000
3 Penerimaan insentif mortalitas 2.475.360 2.475.360 2.475.360 2.475.360 2.475.360
4 Penerimaan insentif FCR 15.677.280 15.677.280 15.677.280 15.677.280 15.677.280
1.050.752.64
TOTAL INFLOW 1.050.752.640 1.050.752.640 1.050.752.640 1.050.752.640
0
B OUTFLOW
A  Biaya variabel
1  Biaya DOC 178.362.000 186.030.000 194.022.000 202.500.000 211.194.000
2  Biaya pakan 709.948.800 724.147.560 738.630.900 753.403.680 768.470.760
3  Biaya obat-obatan 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000 5.400.000
4  Sekam 10.800.000 10.800.000 10.800.000 10.800.000 10.800.000
5  LPG 18.900.000 18.900.000 18.900.000 18.900.000 18.900.000
Total Biaya Variabel 923.410.800 945.277.560 967.752.900 991.003.680 1.014.764.760
B Biaya Tetap

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


1 Gaji kepala karyawan 4.050.000 4.050.000 4.050.000 4.050.000 4.050.000
2 Gaji karyawan 32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000 32.400.000
3 Listrik 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000
4 Sewa lahan 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
5 Beban penyusutan 24.290.000 24.290.000 24.290.000 24.290.000 24.290.000
Total Biaya Tetap 64.740.000 64.740.000 64.740.000 64.740.000 64.740.000
1.032.492.90
TOTAL OUTFLOW 988.150.800 1.010.017.560 1.055.743.680 1.079.504.760
0
Laba Sebelum Bunga dan Pajak
62.601.840 40.735.080 18.259.740 -4.991.040 -28.752.120
(EBIT)
Bunga 0 0 0 0 0
Laba Sebelum Pajak (EBT) 62.601.840 40.735.080 18.259.740 -4.991.040 -28.752.120
Pajak 15.650.460 10.183.770 4.564.935 0 0
Laba Bersih (EAT) 46.951.380 30.551.310 13.694.805 -4.991.040 -28.752.120

“PERMASALAHAN DALAM BUDIDAYA TANAMAN PANGAN”

Potensi Pengembangan Ubijalar dalam Mendukung Diversifikasi Pangan


Oleh : Ratih Dewanti

Saat ini, ketahanan pangan merupakan salah satu tantangan yang mendesak untuk
segera dijawab.Tersedianya pangan yang cukup, aman, bermutu, bergizi dan beragam, serta
tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia dan terjangkau oleh daya beli masyarakat
sangatlah penting untuk mencapai masyarakat dengan tingkat kesejahteraan yang layak.
Selain itu, ketahanan pangan juga penting untuk mencapai kemandirian bangsa, terutama
dalam hal memenuhi kebutuhan pangan tanpa ketergantungan yang berlebihan pada negara
lain. Tercapainya ketahanan pangan bagi masyarakat Indonesia, saat ini masih menghadapi
beberapa kendala, antara lain ketergantungan terhadap beberapa bahan pangan tertentu, daya
beli yang rendah serta kurang meratanya distribusi bahan pangan. Ketergantungan
masyarakat pada beberapa jenis bahan pangan, terutama bahan pangan yang tidak dapat
diproduksi secara lokal/nasional, berpotensi menimbulkan masalah.Masalah sangat mungkin
timbul apabila pangan tersebut tidak tersedia dalam jumlah yang cukup atau sulit diakses oleh
masyarakat, bajk karena tidak meratanya distribusi, maupun karena harga jual yang terlalu
tinggi.Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk mencegah serta mengatasi masalah
tersebut adalah dengan menggali dan mengembangkan sebanyak mungkin bahan pangan
berbasis lokallnasional (bahan pangan indigenus), baik bahan pangan bam, maupun bahan
pangan yang sudah dikenal tetapi belum cukup banyak dikembangkan.
Ketergantungan masyarakat terhadap beberapa jenis bahan pangan, sudah cukup
dirasakan, temtama untuk bahan pangan sumber karbohidrat.Saat ini konsumsi beras dan
bahan pangan berbahan dasar terigu, seperti mie sudah sangat sulit dilepaskan dari pola
konsumsi masyarakat Indonesia. Faktor kebiasaan dan adanya program akulturasi menjadikan
beras sebagai makanan pokok di hampir seluruh bagian Indonesia. Untuk saat ini, produksi
beras dalam negeri negeri relatif masih dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Meskipun
impor beras merupakan suatu keputusan yang rutin diambil oleh pemerintah Indonesia setiap
tahunnya, tetapi hal tersebut bukan suatu indikasi yang pasti akan kurangnya ketersediaan
beras hasil produksi dalam negeri. Perdebatan yang selalui mewarnai masalah impor beras
dikarenakan perbedaan data statistik dari beberapa pihak yang berwenang membuat sulit
untuk dipastikan apakah produksi beras dalam negeri memang benar-benar di bawah
kebutuhan konsumsi masyarakat. Tetapi, bagaimanapun angka ekspor beras yang terus

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


meningkat hingga mencapai 320.000 ton di tahun 2006 dan belum berhasilnya upaya untuk
membudidayakan gandum di Indonesia mengakibatkan tingginya ketergantungan Indonesia
terhadap impor kedua komoditi tersebut, terutama gandum. Selain itu, peningkatan harga jual
berbagai komoditi, termasuk beras, yang tidak dibarengi oleh peningkatan pendapatan
membuat masyarakat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok mereka. Sebagai
i1ustrasi, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2002, terjadi
penurunan konsumsi beras dalam rumah tangga sebesar 1,0 kglkap/tabun, dari 116,5
kglkap/tahun pada tabun 1999 menjadi 115,5 kglkap/tahun pada tabun 1999. Sedangkan
konsumsi beras secara total (dalam dan luar rumab tangga) menurun sebesar
0,44kglkap/tahun, dari 123,96 kglkap/tabun pada tahun 1999 menjadi 123,52 pada tahun
2002. Hasil penelitian Husaini (2002) juga menyebutkan bahwa selama krisis ekonomi di
Indonesia telah terjadi penurunan frekuensi konsumsi beras yang signifikan, juga penurunan
konsumsi mie dan terigu.
Selain itu, meskipun untuk saat ini kebutuhan akan beras masih relatif dapat terpenuhi,
tetapi tingkat produksi padi yang tidak meningkat secara signifikan (hanya 1.24% dalam
empat tahun terakhir) tidak sebanding dengan laju pertumbuhan penduduk dan peningkatan
kebutuhan beras di tahun-tahun mendatang. Berdasarkan perhitungan BPS laju pertumbuhan
penduduk tahun 2005 hingga 2010 mencapai 1,3 persen, sedangkan kebutuhan beras sebesar
32,49 juta ton. Untuk tahun 2011 hingga 2015 pertumbuhan penduduk sebesar 1,18 persen
dengan kebutuhan beras sebesar 34,45 juta ton dan pertumbuhan penduduk di tahun 2030
mencapai 0,92 persen atau sebanyak 424,25 juta jiwa dengan tingkat konsumsi tetap 139,15
maka konsumsi yang dibutuhkan sekitar 59 juta ton beras. Untuk mengantisipasi perhitungan
BPS tersebut, Dewan Ketahanan Pangan telah menetapkan konsumsi beras sebesar 139,15
kglkapita/tahun yang mencakup konsumsi langsung penggunaan pangan olahan, industri dan
pakan. Tingkat konsumsi ini masih dianggap sangat tinggi untuk ukuran intemasional, bila
dibandingkan dengan konsumsi negara lain seperti Jepang 45kglkap/tahun, Malaysia 80
kglkap/tahun, dan Thailand 90 kglkap/tahun. Sedangkan F AO memperikrakan konsumsi
beras dunia tahun 2006 - 2007 mencapai 56,9 kglkap/tahun. Menurunnya konsumsi beras
akibat kriis ekonomi, angka ekspor beras yang terus meningkat, dan terus bertambahnya
tingkat konsumsi beras yang tidak dibarengi dengan peningkatan produktivitas produksi beras
akan mendorong masyarakat untuk mencari altematif makanan pokok lain yang lebih mudah
diperoleh, baik berdasarkan ketersediaan maupun berdasarkan harga jualnya. Hal ini
ditunjukkan oleh adanya peningkatan konsumsi jagung dan singkong selama krisis (Husaini,
2002). Peningkatan konsumsi umbi-umbian dan sumber karbohidrat lain sebagai upaya untuk
menurunkan konsumsi beras juga dilakukan oleh Dewan Ketahanan Pangan.
Percepatan diversifikasi konsumsi pangan oleh Dewan Ketahanan Pangan menuju
komposisi pola pangan secara ideal sudah dimulai tahun 2007 sehingga diharapkan konsumsi
beras turun 1 % per tahun, sedangkan konsumsi umbi umbian naik 1 - 2 % per tahun. Untuk
mewujudkan terciptanya diversifikasi konsumsi bahan pangal1 pokok diperlukan upaya-
upaya untuk mengembangkan berbagai bah an pangan sumber karbohidrat non beras,
terutama bahan pangan indigenus, sehingga dapat diterima sebagai bah an pangan pokok.
Meskipun belum maksimal, usaha-usaha untuk menggali potensi bahan pangan indigenus
sumber karbohidrat sebenamya sudah cukup banyak dilakukan. Beberapa hasil penelitian
berhasil membuktikan bahwa terdapat bahan-bah an pangan indigenus sumber karbohidrat
yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi altematif bahan subtitusi atau
komplementer dari beras dan terigu. Salah satu bahan pangan indigenus yang diketahui
berpotensi untuk dikembangkan menjadi sumber karbohidrat adalah ubijalar. Pengembangan
ubijalar didasari oleh beberapa faktor pendukung, yaitu: (1) Budidaya ubijalar memerlukan
input rendah, beresiko kecil serta memiliki penyebaran lingkungan tumbuh cukup luas; (2)
berumur pendek (3,5 bulan); (3) memiliki produktivitas yang tinggi; (4) memiliki kandungan

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


gizi yang baik bagi kesehatan; (5) harga umbi relatif lebih tinggi; dan (6) potensi
pemanfaatannya cukup luas. Upaya untuk mengembangkan potensi ubijalar sebagai bahan
pangan indigenus sumber karbohidrat telah dirintis melalui RUSNAS Diversifikasi
Pangan.Saat ini telah dikembangkan suatu klaster yang mengembangkan ubijalar dari budi
daya hingga pengolahannya menjadi tepung ubijalar.Lebih lanjut dilakukan pula
pengembangan produk-produk pangan berbahan dasar ubijalar dan tepung ubijalar.Selain itu,
melalui kegiatan RUSNAS ini, dilakukan beberapa riset mengenai khasiat kesehatan dari
ubijalar.Dari hasil riset tersebut diketahui ubijalar berpotensi sebagai prebiotik serta memiliki
indeks glisemik yang rendah sehingga memberikan efek yang baik bagi kesehatan.
Tergalinya potensi ubijalar sebagai pangan fungsional tentu saja akan menjadi nilai tambah
yang dapat meningkatkan nilai jual ubijalar. Beberapa permasalahan memang masih dihadapi
dalam pengembangan ubijalar, baik dari segi produktivitas maupun pengolahannya.Produksi
ubijalar di lahan tanam di Cibungbulang saat ini belum dapat mencapai titik optimal. Hal ini
berpengaruh terhadap sulitnya menetapkan harga jual ubijalar yang relatif murah, sehingga
prod uk tepung ubijalar yang dihasilkan pun sulit dijual dengan harga yang kompetitif di
pasaran. Semua permasalahan tersebut masih dicoba untuk dijawab oleh RUSNAS
Diversifikasi Pangan Pokok melalui berbagai riset mengenai ubijalar. Baik riset untuk
meningkatkan produktivitas ubijalar, maupun riset untuk mengetahui sifat fungsional dari
ubijalar serta riset untuk pengembangan produk-produk berbahan baku ubijalar dan tepung
ubijalar .

CARA MENGHITUNG LABA RUGI SEBUAH USAHA

LAPORAN LABA RUGI

Laporan laba rugi pada perusahaan dagang menyajikan informasi mengenai penjualan harga
pokok, penjualan beban usaha, pendapatan lain-lain danbiaya lain-lain untuk mengetahui laba
atau rugi

MANFAAT PERHITUNGAN LABA RUGI

1. Menilai rentabilitas perusahaan: kemampuan perush dlm menghasilkan keuntungan


2. Sebagai alat untuk mengukur kinerja perusahaan.
3. Sebagai alat untuk menakar ketepatan strategi yang dijalankan perusahaan.
4. Sebagai dasar untuk memprediksi kinerja perusahaan
5. Membantu melakukan penilaian resiko pencapai anaruskas perusahaan dimasa
mendatang.
6. Mengetahui perkembangan perusahaan keperiode berikutnya.
7. Sebagai dasar untuk mengambil berbagai keputusan penting guna meningkatkan
pencapaian perusahaan.

UNSUR-UNSUR POKOK LAPORAN LABA RUGI

 PENDAPATAN

  adalah pertambahan nilai aktiva yang membuat nilai modal menjadi bertambah. Pendapatan
terdiri dari 2 jenis yaitu pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha (sewa/bunga).

 BEBAN

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


  adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil ekonomis. Beban terdiri dari
2 macam yaitu Beban Usaha dan Beban diluar usaha (biaya untuk membiayai kegiatan diluar
usaha dan beban bunga).

BEBAN USAHA

 BEBAN PENJUALAN

  Biaya yang digunakan untuk kegiatan penjualan seperti beban gaji, iklan, perlengkapan
toko, beban penyusutan gedung toko, dan biaya lain-lain yang berhubungan dengan
penjualan.

 BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI

  Biaya yang tidak termasuk dalam penjualan, seperti biaya gaji bagian umum, biaya sewa,
biaya surat menyurat.

CARA PERHITUNGAN LABA

 LABA KOTOR

  Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok

 LABA USAHA

  Laba Usaha = Laba Kotor – Beban Usaha

 LABA SEBELUM PAJAK

  LSB = Laba Usaha + (Pendapatan Non Usaha – Beban Non Usaha)

 LABA BERSIH

  Laba Bersih = Laba Sebelum Pajak – Pajak (15%)

JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN

1. Laporan Laba/Rugi
2. Laporan Ekuitas
3. Neraca
4. Laporan Arus Kas

CARA MENGHITUNG LABA/ RUGI

 Laba Bersih = Laba Kotor – Beban Usaha


 Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjaualan

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


 Penjualan Bersih = Penjualan – Retur Penjualan dan Pengurangan Harga – Potongan
Penjualan
 Catatan Atas Laporan Keuangan

KONSEP LABA/RUGI

1. Jika biaya lebih kecil dari penerimaan, maka akan lahir konsep LABA
2. Jika biaya lebih besar dari penerimaan, maka akan lahir konsep RUGI
3. Jika biaya sama dengan penerimaan, maka akan lahir konsep impas (Break Event
Point)

RUMUS

1. L = TR – TC

 Keterangan:

  L  : Laba/Rugi

  TR  : Penerimaan Total

  TC  : Pengeluaran (Biaya Total)

 Jika L negatif berartiRugi

     L positifberartiLaba

     L = 0 berartiImpas

LAPORAN PERUBAHAN MODAL

Adalah laporan keuangan yang menyajikan perubahan modal selama satu periode akuntansi
yang diakibatkan adanya pengambilan pribadi, diperolehnya laba usaha, dideritanya kerugian
atau adanya penambahan investasi model.

 Unsur-unsur perubahan modal:

– Modal Awal
– Laba/ Rugi (Usaha)
– Pengambilan pribadi
– Investasi Modal
– Modal Akhir

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


Lampiran 2

Kisi- kisi Soal

IPK Materi Indikator Soal Teknik Bentuk Nomer


Pembelajaran Penilaian Insrumen Soal
3.6.1 Menyebutkan - Permasalahan 1. Diberikan Tes Uraian 1.
permasalahan dalam uraian Tertulis
dalam kegiatan kegiatan usaha tentang
usaha budidaya budidaya permasalaha
tanaman pangan tanaman n dalam
3.6.2 Menghitung pangan kegiatan
hasil/rugi-laba - Hasil/rugi- usaha
kegiatan usaha laba kegiatan budidaya Uraian
budidaya usaha tanaman Tes Tulis
tanaman pangan budidaya pangan
3.6.3 Menganalisis tanaman 2. Diberikan
permasalahan pangan uraian 2
hasil kegiatan - Permasalahan tentang
usaha budidaya hasil kegiatan perhitungan
tanaman pangan usaha laba-rugi
3.6.4 Memecahkan budidaya budidaya
permasalahan tanaman tanaman
hasil kegiatan pangan
pangan
usaha budidaya 3. Disajikan 3
- Hasil usaha
tanaman pangan uraian
budidaya
3.6.5 Membedakan tanaman tentang
hasil usaha pangan dan kegiatan
budidaya tanaman hias hasil usaha Uraian .
tanaman budidaya Tes Tulis
tanaman
pangan dan pangan
tanaman hias 4. Disajikan
uraian 4
tentang
permasalaha
n tanaman
pangan

4.6.1 Merancang 1. Ditampilkan Unjuk Lembar 5


prosedur kerja gambar alur Kerja Pengamatan
pembuatan proses kerja
tanaman pangan siswa dapat
membuat
4.6.2 Memproduksi rancangan
tanaman hias prosedur

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


berdasarkan daya kerja
dukung yang pembuatan
dimiliki oleh tanaman
daerah setempat pangan Lembar
Unjuk pengamatan
4.6.3.Merancang design 2. Ditampilkan Kerja 6
kemasan gambar
tanaman hias desain
kemasan
4.6.4 Membuat Design tanaman Lembar
Kemasan pangan, Pengamatan
Tanaman Hias siswa dapat Unjuk kerja
merancang
desain
kemasan
tanaman
pangan
3. Ditampilkan Lembar
contoh Pengamatan
kemasan Unjuk kerja
tanaman
pangan
siswa dapat
membuat
kemasan
tanaman
pangan

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


Rumusan Soal
1. Sebutkan tiga macam permasalahan dalam kegiatan usaha budidaya tanaman pangan!
2. Bagaimanakah cara menghitung laba-rugi dalam kegiatan usaha budidaya tanaman
pangan!
3. Adakah hubungan antara fenomena pH tanah, ketinggian atau kontur tanah, suhu, dan
panjang penyinaran dengan hasil kegiatan usaha budidaya tanaman pangan?Jelaskan!
4. Bacalah ilustrasi berikut ini!
“Seorang petani yang berasal dari Cirebon mencoba menanam ubi Cilembu didaerahnya.
Setelah musim panen tiba, ternyata hasilnya tidak seperti ubi yang ditanam didaerah
asalnya. Seperti: hasil sedikit, umbinya kecil, dan tidak manis”.
Apakah yang menyebabkan hal tersebut terjadi?

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


Lampiran 3

Instrumen Penilaian

A. Instrumen Penilaian Sikap


1. Lembar Observasi Sikap
 Sikap yang menjadi fokus penilaian adalah peduli, responsif, tanggung jawab,
proaktif, jujur, percaya diri dan pantang menyerah.
 Jurnal Penilaian Sikap:
Nama Kategori
Hari / Butir Tindak
No Peserta Kelas Kejadian/prilaku
Tanggal sikap + - lanjut
Didik
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Dll.
Keterangan butir sikap adalah peduli, responsif, tanggung jawab, dan proaktif

Catatan: Hasil penilaian sikap dalam jurnal akan direkap dalam satu semester dan
diserahkan ke wali kelas, untuk dipertimbangkan dalam penilaian sikap dalam rapor
(menunjang penilaian sikap dari guru PAI dan guru PPKN).

2. Lembar Penilaian Diri

Penilaian Diri Pertemuan Ke IV

Tugas : ..............................................
Nama : ..............................................
Kelas : ..............................................

Petunjuk :
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda “v” pada kolom yang sesuai
dengan keadaan dirimu yang sebenarnya.

NO PERNYATAAN YA TIDAK

1. Saya melakukan tugas dengan berkerja sama dengan


teman satu kelompok

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


2. Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan
fakta

3. Saya menyelesaikan tugas sesuai dengan jadwal yang


telah ditentukan

4. Saya melaksanakan tugas dengan terlebih dahulu


dengan membaca petunjuk yang telah diberikan

Lampiran 4

Penilaian Unjuk Kerja

Nama Proyek :

Alokasi Waktu :

Nama Kelompok :

Kelas/SMT :

No Tahapan Skor ( 10 – 100 )*


1 Tahap PerencanaanBahan
2 Tahap Proses Budidaya :

a.Persiapan bibit dan Lahan

b.Teknik Pengolahan

3 Tahap Akhir (Hasil Produk)

a.Kualitas
TOTAL SKOR

Catatan :

*) Skor diberikan dengan rentang skor 10(sepuluh) sampai dengan 100(seratus), dengan
ketentuansemakinlengkapjawabandanketepatandalamproses pembuatan maka semakin
tinggi nilainya.

Mengetahui Bogor, Juli 2017


Kepala SMAN 1 Cigombong Guru Matapelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN


Hj. Nyi Rd. Yunianingrum, M.Pd Dian Rosdiana Dahlan, S.Pd
NIP. 196307101994121002

@RPP PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

Anda mungkin juga menyukai