03 - Batang Tubuh Juklak Non-Jk
03 - Batang Tubuh Juklak Non-Jk
BAB I
PENDAHULUAN
INKINDO, baik yang berstatus badan hukum maupun yang tidak berstatus badan
hukum. Secara nasional, semua informasi tentang kapabilitas dan kapasitas
perusahaan Jasa Konsultansi Non Konstruksi anggota INKINDO akan tersimpan
dalam suatu basis data (data base) atau direktori perusahaan Jasa Konsultansi Non
Konstruksi, nasional maupun asing, berdasarkan spesialisasi bidang/sub-bidang dan
atau layanan/sub-layanan yang ditawarkan.
a. Dewan Banding/Pengawas
b. Pemutus
c. Penilai/Asesor
d. Pemeriksa/Validator
3) Stake holders adalah unsur diluar institusi INKINDO yang mempunyai perhatian
kepada bidang Jasa Konsultansi Non Konstruksi, baik dari unsur masyarakat
lembaga atau badan seperti pengguna jasa, pemerintah, perguruan tinggi, pakar,
asosiasi profesi, industri bahan/alat dan lain sebagainya.
4) Akreditasi adalah suatu proses penilaian yang dilakukan oleh KADIN INDONESIA
terhadap legalitas/legitimasi mengenai kompetensi dan kinerja dalam sistem
penyelenggaraan sertifikasi yang dilakukan oleh INKINDO untuk dapat
melakukan sertifikasi badan usaha anggota INKINDO.
5) Registrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kompetensi badan usaha
Jasa Konsultansi Non Konstruksi sesuai klasifikasi dan kualifikasinya, yang
diwujudkan dalam bentuk sertifikat dan ditandai dengan pemberian Nomor
Registrasi oleh KADIN INDONESIA;
6) Klasifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan
usaha di bidang Jasa Konsultansi Non Konstruksi menurut bidang, subbidang
pekerjaan serta lingkup layanan pekerjaan;
7) Kualifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan
usaha di bidang Jasa Konsultansi Non Konstruksi menurut tingkat/kedalaman
kompetensi dan kemampuan usaha pada setiap bidang, subbidang pekerjaan
serta lingkup layanan pekerjaan Konsultansi Non-Konstruksi;
8) Sertifikasi adalah bagian kegiatan registrasi dalam proses penilaian untuk
mendapatkan pengakuan terhadap klasifikasi dan kualifikasi atas kompetensi dan
kemampuan usaha di bidang Jasa Konsultansi Non Konstruksi yang berbentuk
badan usaha ;
9) Badan Usaha adalah pelaku usaha Jasa Konsultansi Non Konstruksi yang
berbentuk badan hukum seperti Perseroan Terbatas (PT) yang akte pendiriannya
sudah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM dan bukan
badan hukum seperti CV yang aktenya cukup didaftarkan sampai di Pengadilan
Negeri setempat ;
10) Sertifikat Badan Usaha yang selanjutnya disebut SBU adalah tanda bukti
pengakuan yang diberikan kepada Badan Usaha atas kompetensi dan
kemampuan usahanya di bidang Jasa Konsultansi Non Konstruksi, yang
dinyatakan dalam penetapan golongan, klasifikasi dan kualifikasi, serta ditandai
dengan pemberian nomor registrasi oleh KADIN INDONESIA;
11) Pemilik Badan Usaha adalah pemegang saham yang namanya tercantum dalam
Akte Pendirian Badan Usaha atau Akte Perubahannya;
12) Pengurus Badan Usaha yang berbentuk badan hukum adalah orang yang
mengurusi jalannya Badan Usaha, sebagaimana diatur dalam Undang Undang
Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007;
13) Pengurus Badan Usaha yang bukan berbentuk badan hukum adalah sekelompok
orang yang berfungsi memimpin dan menjalankan operasional Badan Usaha
sekaligus sebagai Penanggung Jawab Badan Usaha;
14) Penanggung Jawab Badan Usaha, disingkat PJBU, adalah Direktur Utama atau
anggota Direksi pemimpin Badan Usaha untuk Kantor Pusat dan Kepala Cabang
untuk Kantor Cabang yang bertanggung jawab atas jalannya operasional Badan
Usaha dan harus tercantum di dalam akte;
15) Penanggung Jawab Operasional, disingkat PJO, adalah Tenaga Ahli Inti yang
diangkat oleh Pimpinan Badan Usaha yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan seluruh pekerjaan teknis yang dilakukan oleh Badan Usaha
untuk memenuhi persyaratan usaha yang ditetapkan oleh KADIN INDONESIA ;
16) Penanggung Jawab Bidang/Layanan, disingkat PJB/PJL, adalah Tenaga Ahli Inti
yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pekerjaan di bidang/subbidang
pekerjaan Konsultansi Non-Konstruksi tertentu yang harus dimiliki oleh Badan
Usaha untuk memenuhi persyaratan usaha yang ditetapkan oleh KADIN
INDONESIA;
17) Tenaga Kerja Tugas Penuh adalah tenaga teknis dan non-teknis Badan Usaha
yang bekerja selama jam kerja dan tidak bekerja pada Badan Usaha lain;
18) Asosiasi Perusahaan adalah satu atau lebih wadah organisasi dan atau
himpunan pengusaha orang perseorangan dan atau Badan Usaha baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum yang bergerak di bidang
Jasa Konsultansi yang bersifat umum, spesialis atau khusus, yang selanjutnya
dalam juklak ini disebut Asosiasi;
19) Nilai Pekerjaan adalah nilai kontrak pekerjaan termasuk Pajak Pertambahan Nilai
yang tercantum di dalam Kontrak/Surat Perjanjian Kerja.
BAB II
PERSYARATAN
PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI
BAB III
KELEMBAGAAN SERTIFIKASI
a. Perangkat BSAN :
BAB IV
PERSYARATAN DAN PROSEDUR
SERTIFIKASI BADAN USAHA
Dalam pelaksanaan proses sertifikasi terdapat sejumlah ketentuan dan persyaratan yang
harus diketahui dan difahami secara baik oleh segenap perangkat BSA INKINDO ditingkat
Pusat maupun ditingkat Provinsi.
Perangkat BSAN sebagai pelaksana proses sertifikasi untuk kualifikasi Besar harus
memahami tentang seluruh tahapan proses sertifikasi, khususnya dalam hal mekanisme dan
prosedur sertifikasi sesuai persyaratan yang ditetapkan, mulai sejak tahap penerimaan
berkas permohonan sertifikat sampai dengan tahap akhir berupa penerbitan sertifikat.
Dipihak lain, seluruh ketentuan persyaratan sertifikasi juga harus diketahui dan difahami oleh
segenap anggota INKINDO agar sebagai calon pemohon sertifikat (aplikan) dapat memenuhi
klasifikasi dan kualifikasi sesuai ketentuan persyaratan sertifikasi.
4.1. Ketentuan Umum Badan Usaha Jasa Konsultansi Non Konstruksi
4.1.1. Golongan Badan Usaha
Golongan Badan Usaha Jasa Konsultansi Non Konstruksi dibagi kedalam
kategori Golongan Mikro, Golongan Kecil, Golongan Menengah, dan Golongan
Besar didasarkan pada Golongan yang tercantum dalam Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) dengan ketentuan :
1. Badan Usaha Golongan Mikro (SIUP Hijau, kekayaan bersih ≤ Rp.50 juta
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha);
2. Badan Usaha Golongan Kecil (SIUP Putih, kekayaan bersih > Rp.50 juta s/d
Rp.500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha);
3. Badan Usaha Golongan Menengah (SIUP Biru, kekayaan bersih > Rp. 500 juta
s/d Rp. 10 milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha);
4. Badan Usaha Golongan Besar (SIUP Kuning, kekayaan bersih > Rp. 10
milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha).
4.1.2. Klasifikasi Usaha
1. Klasifikasi Usaha merupakan katagori Badan Usaha Jasa Konsultansi Non
Konstruksi ke dalam bidang/sub-bidang dan layanan/sublayanan pekerjaan
Konsultansi Non-Konstruksi.
2. Klasifikasi menurut bidang/sub-bidang dan layanan/sublayanan pekerjaan
untuk usaha Jasa Konsultansi Non Konstruksi ditetapkan sebagaimana
tertera pada Lampiran 4a, sedangkan menurut lingkup layanannya
ditetapkan sebagaimana tertera pada Lampiran 4b.
4.1.3. Kualifikasi Usaha
1. Kualifikasi Usaha merupakan katagorisasi Badan Usaha Jasa Konsultansi
Non Konstruksi didasarkan pada tingkat/kedalaman kompetensi dan potensi
BAB V
PELAKSANAAN
SERTIFIKASI DAN REGISTRASI
BAB VI
DAFTAR REGISTRASI PERUSAHAAN
DAN KEWAJIBAN LAIN
3. Masyarakat diberi hak untuk memeriksa dan meneliti kebenaran data, dan apabila
ditemui ketidak-benaran data, maka masyarakat mempunyai hak untuk
menyampaikan koreksi a.l. kepada :
a. Pusat Sistem Informasi KADIN INDONESIA;
b. Asosiasi Perusahaan anggota KADIN;
c. Instansi Pembina;
4. Masyarakat dapat melaporkan data yang menyangkut:
a. Data administrasi berupa alamat Badan Usaha;
b. Data personalia berupa :
(1) Nama pengurus Badan Usaha (Direksi / Penanggung jawab Badan Usaha ),
(2) Nama Tenaga Ahli Inti yang terdiri atas Penanggung Jawab Operasi dan
Penanggung Jawab Bidang/Layanan,
(3) Nama Tenaga Ahli yang terdiri atas Tenaga Ahli / Terampil yang dimasukkan
untuk memenuhi persyaratan Sertifikasi,
c. Data pengalaman Badan Usaha.
5. Masyarakat maupun Pengguna Jasa atau Penyedia Jasa juga dapat melaporkan
informasi yang terkait dengan pengikatan atau penyelenggaraan pekerjaan
Konsultansi Non-Konstruksi.
6. Laporan masyarakat yang ditanggapi adalah laporan yang jelas identitasnya dan
data yang dipermasalahkan serta kerahasiaan laporan menjadi tanggung jawab
KADIN INDONESIA.
BAB VII
PENUTUP
1. Petunjuk Pelaksanaan Penerbitan SBU Jasa Konsultansi Non Konstruksi Tahun 2014 ini
wajib disebarluaskan kepada perangkat BSAN dan BSAP INKINDO;
2. Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK)
ini akan diatur lebih lanjut dalam keputusan lain;
3. Dengan berlakunya JUKLAK ini maka Petunjuk Pelaksanaan yang telah ada sepanjang
tidak bertentangan dengan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan JUKLAK
ini dinyatakan tetap berlaku;
4. Apabila ternyata dikemudian hari terdapat kekeliruan atas JUKLAK ini akan dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan sebagaimana mestinya.