DISUSUN OLEH :
SAHRUL AG (201910152)
DEPARTEMEN MANAJEMEN
STIEM BONGAYA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
Karunianya makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tak lupa pula penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah kepemipinan yang telah memberi ilmu dan
bimbingannya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Evaluasi Kinerja.
Adapun pokok bahasan dalam makalah ini mengenai “Kompensasi dan Motivasi kerja”.
Dalam penulisan makalah ini mungkin terdapat kesalahan. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna untuk memperbaiki tugas yang akan
datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca.
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Batasan Masalah
G. Bagaimana Penghargaan ?
3
B. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. KOMPENSASI
1. Pengertian Kompensasi
Secara umum, pengertian kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima oleh
seseorang, baik berwujud fisik ataupun nonfisik dan harus dihitung lalu diberikan kepada
seseorang. Kompensasi merupakan hal wajar yang biasa terjadi di dalam sebuah perusahaan
untuk menghargai karyawan mereka.
a. Ariandi (2018)
Ariandi mengatakan bahwa pengertian kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima
karyawan atas hasil kerja kerasnya terhadap perusahaan/organisasi. Kompensasi bisa
berupa fisik atau nonfisik dan harus dihitung lalu diberikan kepada karyawan sesuai
dengan pengorbanan yang telah diberikannya kepada perusahaan/organisasi tempatnya
bekerja.
b. Handoko (2017)
Handoko mengatakan bahwa pengertian kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima
oleh karyawan sebagai balas jasa.
c. Dessler (2012)
Menurut Werther dan Davis dalam Wibowo (2007) tujuan manajemen kompensasi adalah
sebagai berikut:
Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk mampu menarik pelamar. Tingkat
pembayaran baru tanggap terhadap permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar kerja
karena harus bersaing untuk mendapatkan tenaga kerja.
Pekerja dapat keluar apabila tingkat kompensasi tidak kompetitif terhadap organisasi lain,
dengan akibat peraturan tenaga kerja tinggi. Dengan demikian, perlu dipertimbangkan
mana yang lebih baik dan mengutamakan antara peningkatan kompensasi dengan
mencari pekerja baru dengan konsekuensi harus melatih kembali pekerja baru.
c. Memastikan keadilan
Manajemen kompensasi berusaha keras menjaga keadilan internal dan ekternal. Keadilan
ekternal memerlukan bahwa pembayaran dihubungkan dengan nilai relatif pekerjaan
sehingga pekerjaan yang sama mendapatkan pembayaran sama. Keadilan eksternal
berarti membayar pekerja sebesar apa yang diterima pekerja yang setingkat oleh
perusahaan lain.
Pembayaran harus memperkuat perilaku yang diinginkan dan bertindak sebagai insentif
untuk perilaku di masa depan. Rencana kompensasi yang efektif menghargai kinerja,
loyalitas, keahlian, dan tanggung jawab.
e. Mengawasi biaya
6
Sistem kompensasi yang rasional membantu organisasi memelihara dan mempertahankan
pekerja pada biaya yang wajar. Tanpa manajemen kompensasi yang efektif, pekerja dapat
dibayar terlalu tinggi atau terlalu rendah.
f. Mematuhi peraturan
Sistem upah dan gaji yang baik mempertimbangkan tantangan legal yang dikeluarkan
pemerintah dan memastikan pemenuhan pekerja.
Sistem manajemenn kompensasi harus mudah dipahami oleh spesialisasi sumber daya
manusia, manajer operasi, dan pekerja. Dengan demikian, terbuka saling pengertian dan
menghindari kesalahan persepsi.
Faktor faktor yang mempengaruhi kompensasi sangat beragam mengikuti kendala yang
terjadi ditempat kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi ini terdiri dari faktor
budaya kerja, peraturan perusahaan, kemapuan perusahaan, regulasi peraturan pemerintah dan
lain-lain. Menurut Pangabean (2004:81), ada enam faktor yang mempengaruhi kompensasi yaitu:
Untuk pekerjaan yang memerlukan keterampilan dan keahlian tinggi, serta tenaga kerja
yang langka, maka kompensasi cenderung tinggi.
Kedua faktor di atas sangat tergantung pada kemampuan perusahaan dalam membayar
upah yang ditentukan oleh keuntungan, sebagai satu-satunya sumber untuk
pengupahan/penggajian karyawan.
7
d. Produktivitas perusahaan
Tingkat produktivitas atau prestasi kerja seharusnya dijadikan bahan pertimbangan dalam
menentukan besarnya upah atau gaji pekerja. Pertimbangan ini selain untuk memenuhi
aspek keadilan dan kewajaran, juga akan mempengaruhi motivasi kerja yang bermuara
pada kemampuan kompetitif bagi para pekerja.
e. Biaya hidup
Faktor ini disebut juga tingkat kecukupan gaji/upah, yang pada tingkat paling rendah
harus memenuhi kebutuhan dasar (minimum) para pekerja sebagai manusia.
f. Peraturan pemerintah
Faktor ini merupakan usaha pemerintah yang berhubungan dengan faktor biaya
kehidupan, agar pekerja memperoleh penghasilan yang memungkinkan hidup layak
sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia.
Metode Pembayaran dalam Kompensasi terbagi menjadi 2 bagian yaitu sebagai berikut :
a. Metode Tunggal
Metode tunggal adalah suatu metode yang menetapkan gaji pokok hanya berdasarkan
atas ijasah terkahir dari pendidikan formal yang dimiliki.
b. Metode Jamak
Metode jamak adalah suatu metode yang dalam menetapkan gaji pokok berdasarkan atas
beberapa pertimbangan seperti ijasah, sifat pekerjaan, pendidikan informal, bahkan
hubungan keluarga ikut menetukan aji pokok seseorang.
5. Klasifikasi kompensasi
Berikut ini akan dijelaskan klasifikasi kompensasi yang diberikan perusahaan para
karyawannya yaitu sebagai berikut :
Kompensasi Finansial ini adalah berupa benefit seperti bayaran pokok (gaji dan upah),
bayaran prestasi, bayaran insentif (bonus, komisi, pembagian laba/keuntungan, dan opsi
saham), dan bayaran tertangguh (program tabungan dan anuitas pembelian saham).
8
b. Kompensasi Finansial Tidak Langsung
Salah satu kompensasi dari perusahaan yang ditentukan oleh performance karyawan
adalah gaji atau upah ini.Gaji yang diberikan perusahaan biasanya berhubungan dengan tarif
upah per jam.
Berhemat dengan fitur Payroll Talenta, transfer gaji ke semua rekening tanpa biaya
admin. Pelajari Fitur Talenta Selengkapnya Disini! Di mana perhitungannya semakin lama waktu
bekerja, maka semakin besar pula gaji yang didapat.
Upah merupakan dasar pembayaran yang sering digunakan bagi pekerja-pekerja produksi
dan pemeliharaan. Sedangkan gaji atau salary biasanya cara menghitung gaji karyawan bisa
harian, mingguan, bulanan, atau tahunan.
7. Insentif
Insentif adalah tambahan-tambahan gaji di luar gaji pokok atau upah yang diberikan oleh
perusahaan. Program insentif disesuaikan dengan memberikan bayaran tambahan berdasarkan
produktivitas, penjualan, dan profit. Termasuk juga upaya-upaya pemangkasan biaya yang
tergantung dengan kebijakan perusahaan.
8. Tunjangan
Salah satu bentuk tunjangan dalam perusahaan biasanya meliputi asuransi kesehatan,
asuransi jiwa, liburan-liburan yang ditanggung perusahaan. Begitu juga dengan program pensiun
serta tunjangan-tunjangan lainnya yang berhubungan dengan kepegawaian.
9
9. Penghargaan
Pemberian penghargaan bagi karyawan merupakan suatu tanda apresiasi dari instansi atau
perusahaan dan bertujuan untuk menaikkan motivasi karyawan lain untuk bisa berhasil juga,
karena dengan adanya persaingan yang sehat, maka suasana kerja akan terasa lebih kompetitif
dan produktif.
B. MOTIVASI KERJA
2. Memahami Motivasi
Apa itu motivasi untuk kinerja? Yaitu motivasi yang ada dalam diri atau kemauan diri
yang berhubungan erat dengan kemampuan. Kemudian menghasilkan kemauan yang sangat baik
dan semakin berkembang ke depan. Dimana motivasi ini memiliki peran penting dalam
mendorong kinerja seseorang.
Kinerja atau kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan sehingga membuahkan hasil
yang maksimal. Sangat penting untuk di upgrade bahkan diasah terus menerus. Maka dibutuhkan
motivasi yang lahir dari dalam diri untuk membantu mewujudkan keberadaan motivasi kinerja
tersebut. Itulah kenapa dalam perusahaan sangat penting, seorang karyawan untuk bisa
10
meningkatkan motivasi kinerjanya. Pasalnya jika seseorang tidak memiliki motivasi dalam
kinerja tidak baik, maka hal tersebut akan memperburuk keadaan perusahaan. Bahkan akan
mematikan potensi diri serta perusahaan tempatnya bekerja.
3. Membangun motivasi
11
energi positif untuk menumbuhkan sensasi ‘enjoy’ dalam bekerja. Kenyamanan dan
kepastian dalam bekerja, serta perasaan ‘enjoy’, adalah salah satu pemicu yang bisa
membangkitkan motivasi intrinsik tim dan karyawan Anda!
Berikut beberapa cara berinteraksi yang bisa dilakukan manajer dan pimpinan tim atau
orang HRD dengan karyawan, untuk membakar semangat dan motivasi karyawan dalam
bekerja, hanya dengan interaksi sehari- hari.
Komunikasikan Verbal dan Non Verbal Bahwa Mereka Penting.
Buat Mereka Tahu Bahwa Mereka Dihargai.
Mengangguk, dan Membuat Mereka Merasa Penting Bagi Perusahaan
Interaksi Nyaman Dalam Bekerja dan dalam Tempat Kerja
Bangun Komunikasi yang Efektif Antara Karyawan dan Manajemen.
Tanamkan Nilai-Nilai, Etika dan Misi Perusahaan.
Bersama Tim dan Karyawan dalam Mengembangkan Passion.
4. Tindakan motivasi
Adapun tindakan dan cara dalam meningkatkan memotivasi kinerja adalah sebagai
berikut :
a. Memberikan Peluang Berkomunikasi yang Efektif kepada Semua Karyawan.
Cara yang paling pertama dan utama untuk diterapkan oleh pemimpin dan pihak
manajemen adalah memberikan peluang berkomunikasi yang efektif kepada seluruh
karyawan yang ada. Peluang berkomunikasi disini maksudnya kita memastikan bahwa
semua karyawan mendapatkan informasi terbaru terkait peraturan, kebijakan, atau target
(tujuan) perusahaan yang baru, sehingga semua orang memahami perubahan dengan
sangat baik. Dengan kata lain, tidak ada satu karyawan pun yang merasa tertinggal
terhadap informasi baru, merasa tidak diperhatikan atau merasa left-out. Tentu saja
perasaan seperti itu akan membuat para karyawan merasa tidak nyaman.
b. Menciptakan Peluang bagi Seluruh Karyawan untuk Mengembangkan Keterampilan
Mereka.
Cara kedua untuk meningkatkan motivasi karyawan adalah memberikan mereka
kesempatan untuk bisa mengembangkan keterampilan mereka. Dengan melakukan hal
ini, karyawan akan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pemimpin dan staf manajemen.
Mengapa demikian? Karena ini menandakan bahwa pihak manajemen bukan hanya
memikirkan kemajuan perusahaan, namun juga perkembangan karyawan mereka.
Secara umum, karyawan tidak menginginkan suatu pekerjaan yang mereka anggap kerja
keras, namun tidak bisa mengembangkan daya pikir mereka. Baginya, pekerjaan akan
menjadi suatu hal yang sia-sia jika dikerjakan dengan sekeras mungkin, namun tidak
memberikan dampak positif apapun terhadap wawasan, keterampilan, keahlian dan
pengalaman mereka.
12
Lalu, apa yang harus dilakukan oleh pemimpin dan staf manajemen? Kita bisa
mengadakan suatu pertemuan yang dihadiri oleh karyawan dari lintas fungsional
(departemen yang berbeda). Dalam pertemuan ini, para karyawan bisa mempelajari hal-
hal baru dari rekan-rekan kerja mereka di departemen lain. Namun, pastikan setiap
karyawan memiliki beberapa tujuan yang ingin mereka raih sebagai bagian dari rencana
pengembangan kinerja (PDP) setiap kuartal.
Oh ya, ada cara lain yang bisa kita lakukan juga yaitu, mengadakan cross-training
sehingga karyawan bisa merasakan peran dan tanggung jawab lain dari pekerjaan sehari-
harinya atau mengirim karyawan untuk berpartisipasi ke dalam seminar dan konferensi
yang dapat menambah wawasan mereka. Intinya, jika kita ingin motivasi karyawan
menjadi semakin meningkat, maka kita perlu memberikan perhatian kita kepada semua
karyawan yang kita miliki.
c. Menciptakan Komunikasi yang Efektif antara Karyawan, Manajer Senior dan Eksekutif.
Hubungan yang terjalin baik antara karyawan, manajer senior dan para eksekutif akan
menjadi nilai positif yang mendorong motivasi karyawan untuk lebih bersemangat dalam
bekerja dan lebih produktif. Apa cara yang bisa dilakukan oleh pemimpin dan pihak
manajemen dalam membina hubungan yang baik antara aktor-aktor perusahaan tersebut?
Dalam hal ini, kita perlu menciptakan komunikasi yang terjalin secara terbuka, jujur dan
interaksi yang terjalin cukup sering. Maknanya, kita tidak berinteraksi hanya karena ada
urusan pekerjaan saja. Sesekali, manajer senior bisa datang ke area kerja karyawan untuk
saling bertegur sapa atau sekedar menanyakan kabar. Begitu juga sebaliknya, ketika
karyawan bertemu dengan manajer seniornya di waktu makan siang, cobalah untuk
tersenyum dan menanyakan kabar.
Komunikasi yang efektif antara karyawan, manajer senior dan eksekutif bisa terjalin
dengan baik, jika masing-masing pihak mau membuka diri mereka untuk berbaur dengan
yang lain. Dalam hal ini, pemimpin dan staf manajemen bisa memulainya terlebih dahulu
agar memberikan contoh kepada karyawan lain bahwa ini adalah budaya perusahaan
yang patut untuk ditiru. Jika semua orang berkomunikasi dengan baik, dapat dipastikan
motivasi karyawan juga akan naik.
d. Membina Hubungan yang Baik antara Karyawan dan Supervisor.
Jika di poin sebelumnya kita perlu menciptakan komunikasi yang efektif antara
karyawan, manajer senior dan eksekutif, maka pada poin keempat ini kami menyarankan
agar karyawan dan supervisor memiliki hubungan yang terjalin dengan baik. Mengapa
demikian? Hal ini dikarenakan karyawan akan memiliki interaksi langsung yang lebih
sering dengan supervisor mereka, dibandingkan dengan eksekutif seperti CEO, pemimpin
perusahaan lain dan staf manajemen. Oleh karena itu, hubungan yang terjalin dengan baik
antara karyawan dan supervisor adalah hal yang sangat perlu diperhatikan.
13
Apa yang harus dilakukan oleh supervisor dalam meningkatkan motivasi karyawan?
Berusahalah sebisa mungkin untuk tidak membatalkan pertemuan rutin antara Anda dan
karyawan. Jangan sampai ketika karyawan sangat memerlukan supervisor untuk
mendapatkan suatu persetujuan dari pekerjaan mereka, supervisor malah sangat sulit
untuk ditemui atau suka membatalkan janji.
Kondisi seperti ini akan membuat karyawan menjadi malas untuk bekerja, karena
pekerjaan mereka selalu terhambat oleh supervisor mereka sendiri. Berusahalah untuk
menjaga komitmen kita kepada karyawan dan menjadi seorang yang sangat penolong dan
mudah untuk diajak kerjasama, sehingga karyawan pun akan semakin bersemangat untuk
bekerja dan secara otomatis motivasi karyawan juga akan meningkat.
e. Memberikan Kepercayaan dan Kesempatan bagi Karyawan untuk Bertanggung Jawab
atas Pekerjaannya.
Motivasi karyawan terletak pada bagaimana dirinya mendapatkan otonomi untuk
berkreasi dalam mengerjakan segala tugas pekerjaannya. Jika mereka selalu diatur-atur
dan tidak diberikan kepercayaan terhadap pekerjaan yang mereka lakukan, maka secara
otomatis mereka akan bertanya, “Lalu, untuk apa saya disini? Mengapa saya direkrut jika
pada kenyataannya saya tidak diberikan otonomi untuk berkreasi dalam memberikan
kinerja terbaik terhadap pekerjaan saya?”.
Kita perlu tahu bahwa setiap karyawan pasti ingin mencari otonomi dan peluang
kemandirian yang diberikan oleh pemimpinnya agar bisa mengambil keputusan yang
tepat terkait segala pekerjaannya. Lantas, apa yang harus dilakukan oleh pemimpin dan
pihak manajemen? Cobalah untuk memberikan tugas serta wewenang yang lebih banyak
kepada para karyawan, sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengerjakan
pekerjaan mereka sendiri.
Dengan kata lain, perlakukan karyawan kita sebagai seorang yang sudah dewasa dan kita
percaya bahwa mereka akan menggunakan segala kepercayaan yang kita berikan dengan
sebaik mungkin. Bagaimana jika karyawan melakukan penyelewengan terhadap
kepercayaan atau otonomi yang mereka miliki? Berikan umpan balik atau feedback, bila
perlu secara rutin. Ini akan membuat karyawan menjadi lebih terarah atas apa yang
diharapkan oleh perusahaan kepada mereka. Ingat selalu bahwa kesuksesan karyawan
adalah kesuksesan perusahaan kita juga. Jadi, menjaga dan meningkatkan motivasi
karyawan adalah hal yang sangat penting untuk kita lakukan.
14
berprestasi baik. Semakin banyak produksinya semakin besar pula balas yang berprestasi
baik. Semakin banyak produksinya semakin besar pula balas jasanya.
b. Model Hubungan Manusia
Model ini mengemukakan bahwa untuk memotivasi bawahan supaya gairah kerjanya
meningkat ialah dengan mengakui kebutuhan sosial mereka membuat mereka merasa
berguna dan penting. Dengan memperhatikan kebutuhan materiildan non materiil
karyawan, motivasi kerjanya akan meningkat pula.
c. Model Sumber Daya Manusia
Model ini mengatakan bahwa karyawan dimotivasi oleh banyak faktor bukan hanya uang
atau barang atau keinginan akan kepuasan tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan
pekerjaan yang berarti. Menurut model ini, karyawan cenderung memperoleh kepuasan
dari prestasi yang baik. Karyawan bukanlah berprestasi baik karena merasa puas
melainkan karena termotivasi oleh rasa tanggung jawab yang lebih luas untuk membuat
keputusan dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Rendahnya motivasi kerja akan menyebabkan timbulnya kinerja yang rendah. Kinerja
karyawan yang rendah tidaklah mungkin mencapai hasil yang baik apabila tidak ada motivasi,
karena motivasi itu sendiri merupakan suatu kebutuhan dalam usaha untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Motivasi muncul dari dalam diri manusia karena dorongan oleh adanya unsur suatu
tujuan. Oleh karena, itu untuk mencapai kinerja yang diharapkan dinas dibutuhkan motivasi pada
pegawai. Dengan adanya motivasi dan penilaian kinerja, tujuan organisasi dapat tercapai serta
tercapai pula tujuan pribadi. Pemberian motivasi kepada seseorang merupakan suatu mata rantai
yang dimulai dari kebutuhan, menimbulkan keinginan, menimbulkan tindakan, dan
menghasilkan keputusan.
Hubungan motivasi, perilaku dan kinerja yaitu semakin tinggi motivasi kerja seseorang
maka semakin tinggi pula kinerja karyawan, dan sebaliknya semakin rendah motivasi kerja maka
kinerja karjawan juga semakin rendah.
15
Sikap karyawan dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi baik di dalam maupun di luar
lingkungan tempat kerja.
Kelompok informal di lingkungan kerja berperan penting dalam membentuk
kebiasaan dan sikap para karyawan.
Kerjasama kelompok tidak terjadi begitu saja, tetapi harus direncanakan dan
dikembangkan.
b. Teori Kebutuhan
Menurut Abraham Maslow, pada dasarnya karyawan bekerja untuk memenuhi kebutuhan
sebagai berikut:
• Kebutuhan fisiologis.
• Kebutuhan rasa aman.
• Kebutuhan social.
• Kebutuhan harga diri.
• Kebutuhan aktualisasi diri.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut bersifat hierarkis, yaitu suatu kebutuhan akan timbul
apabila kebutuhan dasar sebelumnya telah dipenuhi. Setelah kebutuhan fisiologis seperti
pakaian, makanan dan perumahan terpenuhi, maka kebutuhan tersebut akan digantikan
dengan kebutuhan rasa aman dan seterusnya. Sehingga tingkat kebutuhan seseorang akan
berbeda-beda dalam bekerja. Seseorang yang kebutuhan hanya sekedar makan, maka
pekerjaan apapun akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
c. Teori X dan Y
McGregor mengemukakan dua model yang menjelaskan motivasi karyawan yang bekerja
yaitu teori X dan teori Y.
Teori X menganggap bahwa:
Karyawan tidak suka bekerja dan cenderung untuk menghindari kerja.
Karyawan harus diawasi dengan ketat dan diancam agar mau bekerja dengan baik.
Prosedur dan disiplin yang keras lebih diutamakan dalam bekerja.
Uang bukan satu-satunya faktor yang memotivasi kerja.
Karyawan tidak perlu diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Teori Y menganggap bahwa:
Karyawan senang bekerja, sehingga pengawasan dan hukuman tidak diperlukan
oleh karyawan.
Karyawan akan memiliki komitmen terhadap pekerjaan dan organisasi jika
merasa memuaskan.
16
Manusia cenderung ingin belajar.
Kreatifitas dan Imajinasi digunakan untuk memecahkan masalah.
17
Kebutuhan berkuasa (Power motivation) yang meliputi persaingan,
mempengaruhi orang lain.
Kebutuhan berafiliasi (Affiliation motivation) yang meliputi persahabatan,
kerjasama dan perasaan diterima.
18
a. Kebutuhan sangat berbeda pada setiap orang
Dengan adanya kebutuhan yang berbeda maka penerapan teori motivasi juga harus
berbeda
b. Cara menterjemahkan kebutuhan ke dalam tindakan secara individu juga berbeda
Dengan adanya perbedaan ini maka cara pandang individu dalam hal menilai kebutuhan
juga berbeda
c. Orang tidak selalu bertindak menurut kebutuhan
Ada orang yang bekerja tidak untuk memenuhi kebutuhan tetapi hanya mengisi waktu
luang sehingga motivasinya juga berbeda
d. Reaksi kepuasan seseorang terhadap pemenuhan akan kebutuhan atau tidak terpenuhi
kebutuhannya akan berbeda.
Ada seseorang yang cukup puas dengan terpenuhinya kebutuhan pshysiological tetapi ada
yang tidak
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompensasi dalam dunia bisnis diartikan sebagai imbalan yang diberikan oleh
perusahaan kepada karyawan akan kinerja yang sudah ia lakukan.Kompensasi juga menjadi salah
satu pertimbangan seorang karyawan sebelum memutuskan bekerja di sebuah perusahaan.
Motivasi kerja merupakan stimulus atau rangsangan bagi setiap pegawai untuk bekerja
dalam menjalankan tugasnya. Dengan Motivasi yangbaik maka para pegawai akan merasa
senang dan beremangat dalam bekerja sehingga mengakibatkan perkembangan dan perumbuhan
yang signifikan pada doro organisasi.
20
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jurnal.id/id/blog/tujuan-bentuk-jenis-faktor-yang-mempengaruhi-kompensasi-
adalah
https://sarjanaekonomi.co.id/pengertian-kompensasi
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/7754/MOTIVASI-KERJA-PEGAWAI.html
http://feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/BAB-II-PENGARUH-MOTIVASI-KERJA-
TERHADAP-PRESTASI-KERJA-PEGAWAI-BADAN-PENGAWASAN-DAERAH-
KABUPATEN-LAMPUNG-TENGAH.pdf
https://www.silabus.web.id/motivasi-kerja/amp/
21