Anda di halaman 1dari 19

p-ISSN: 2338 – 4794

e-ISSN: 2579-7476
Vol.7. No. 3 September-Desember 2019

PENGARUH KOMITE AUDIT, UKURAN PERUSAHAAN,


LEVERAGE, DAN PENYAJIAN OTHER COMPREHENSIVE INCOME
TERHADAP MANAJEMEN LABA PERUSAHAAN PROPERTI
INDONESIA
Herry Winarto 1)
1) Mahasiswa Program Studi Magister Akuntansi
Universitas Pancasila
Email : herry winarto45@Yahoo.Com

JMV Mulyadi 2)
2) Dosen Pemnimbing Program Studi Magister Akuntansi

Abstract: This study aims to examine the influence of audit committees, firm size, leverage
and disclosure of other comprehensive income on earnings management in property
companies listed on the Indonesia Stock Exchange 2012-2015. This study uses quantitative
data that has been published in Indonesia Stock Exchange (BEI). Where the sample used in
this study as many as 153 consisting of 201 companies that meet the criteria of research,
because this study using purposive sampling method in the selection of samples. While the
method of data analysis using SPSS regression version 22. The test results are done using
fixed effect model. The result of partial test (t test) obtained by company size, and leverage,
influence to earnings management, while audit committee and other comprehensive income
have no effect to earnings management. Where the error rate used is 5% or 0.05 at a
significant level of 95%.

Keywords: Audit committee, firm size, leverage, disclosure of other compehensive income
and earnings management

PENDAHULUAN
Berikut ini pergerakan rata-rata (BEI) periode 2012-2016 yang
manajemen laba perusahaan peroperti digambarkan dalam bentuk grafik.
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tabel-1. Pergerakan Rata- Rata Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage,


Other Comprehensive Income dan Manajemen Laba perusahaan Properti yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2012-2016
Variabel 2012 2013 2014 2015 2016
EM 0.882 -0.664 -1.257 1.044 -0.082
KA 0.333 0.333 0.333 0.333 0.333
UP 28.630 28.710 28.740 28.780 28.960
LEV 0.321 0.374 0.427 0.122 0.216
OCI -0.003 0.033 -0.001 -0.012 -0.036

Berdasarkan Tabel-1 diatas other comprehensive income, dan


menunjukkan bahwa komite audit, manajemen laba pergerakannya lebih
ukuran perusahaan, leverage, penyajian cenderung bergerak naik turun.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

Berdasarkan grafik tersebut beberapa Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-
penelitian telah dilakukan oleh para 2016.
peneliti dan terdapat perbedaan hasil Laporan keuangan merupakan
penelitian (research gap). Dalam sumber informasi bagi beberapa pihak
penelitian yang dilakukan oleh Zuhri sebagai pengambilan keputusan dan
(2010) menyatakan bahwa komite audit gambaran umum mengenai kinerja dari
tidak memiliki pengaruh yang signifikan suatu perusahaan. Informasi yang paling
terhadap manajemen laba, sedangkan penting dalam laporan keuangan adalah
penelitian Oktaviana (2013) berkaitan dengan besarnya pendapatan
menghasilkan komite audit terbukti yang dapat dihasilkan setelah dikurangi
berpengaruh terhadap manajemen. dengan biaya-biaya yang harus
Penelitian Halim, et al, (2005) dikeluarkan yang hasilnya biasa disebut
menemukan bahwa ukuran perusahaan dengan laba atau rugi. Suatu perusahaan
berpengaruh positif terhadap manajemen tentunya berharap usahanya
laba, sedangkan penelitian menghasilkan laba atau adanya
Widyaningdyah (2001) menyimpulkan keuntungan agar dapat menarik investor
bahwa leverage berpengaruh signifikan untuk menanamkan modal di
terhadap manajemen laba. perusahaannya. Perhatian investor yang
Penelitian Lin dan Rong (2012) seringkali hanya terpusat pada laba
menyatakan bahwa penyajian other membuatnya tidak memperhatikan
comprehensive income memiliki prosedur yang digunakan untuk
hubungan negatif dengan manajemen menghasilkan informasi laba tersebut
laba, dengan kata lain adanya penyajian (Beattie et al., 1994; Sandra dan Kusuma,
other comprehensive income pada 2004); Harahap, (2004). Hal ini
laporan laba rugi membatasi ruang mendorong manajer untuk melakukan
manajemen untuk melakukan praktik manajemen laba atau manipulasi atas laba
manajemen laba. Sedangkan penelitian (Assih & Gudono, 2000; Sandra &
Tetuko (2012) menemukan bahwa Kusuma, 2004).
penyajian other comprehensive income Laba yang dilaporkan oleh manajer
tidak berpengaruh negatif signifikan dalam laporan keuangan terkadang tidak
terhadap manajemen laba. sesuai dengan kondisi perusahaan yang
Pada penelitian ini fenomena sebenarnya karena manajer cenderung
didalam manajemen laba yang menarik untuk melaporkan sesuatu yang
untuk diteliti dikarenakan dapat memaksimalkan utilitasnya. Keadaan
memberikan informasi mengenai adanya yang seperti ini dikenal dengan asimetri
praktik manajemen laba pada suatu informasi (Richardson, 1998 dalam
periode tertentu, yaitu adanya Wardhana, 2009). Adanya asimetri
kemungkinan munculnya motivasi informasi mendorong manajer untuk
tertentu yang mendorong manajer untuk melakukan manajemen laba dan
mengatur data keuangan yang dilaporkan. menyebabkan manajemen untuk
Penelitian ini mengembangkan dari mengelola laba dalam usahanya membuat
penelitian yang dilakukan oleh Lin dan entitas terlihat baik secara finansial.
Rong (2012) yaitu impacts of other Asimetri informasi yang terjadi antara
comprehensive income disclosure on pihak manajemen (Agen) dengan pemilik
earnings management. Variabel yang (Prinsipal) memberikan kesempatan
ditambahkan dalam penelitian ini adalah kepada manajer untuk bertindak
komite audit, ukuran perusahaan dan oportunis, yaitu demi memperoleh
leverage. Penelitian ini dilakukan pada keuntungan pribadi (Ujiyanto, 2007).
perusahaan properti yang terdaftar di Asimetri informasi inilah yang kemudian
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

menjadi pemicu munculnya praktik Yang mempengaruhi manajemen


manajemen laba di perusahaan. laba dalam perusahaan adalah komite
Secara umum manajemen laba audit, ukuran perusahaan, leverage dan
didefinisikan sebagai upaya manajer penyajian other comprehensive income.
perusahaan unutk mengintervensi atau Manajemen laba dapat diminimalisir
mempengaruhi informasi dalam laporan dengan adanya penerapan komite audit
keuangan dengan tujuan untuk pada perusahaan. Sehingga komite audit
membohongi stakeholder yang ingin merupakan salah satu faktor yang
mengetahui kinerja dan kondisi mempengaruhi manajemen laba.
perusahaan. Istilah intervensi digunakan Berkaitan dengan hal tersebut, Bursa
sebagai dasar sebagian pihak untuk Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan
menilai manajemen laba sebagai peraturan tentang Pembentukan dan
kecurangan. Alasannya intervensi itu Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite
dilakukan manajer perusahaan dalam Auidit. Kep 339/BEJ/07 2001 pada
kerangka standar akuntansi, yaitu masih tanggal 1 Juli 2001 tentang pembentukan
menggunakan metode dan prosedur komisaris independen, komite audit, dan
akuntansi yang diterima dan diakui secara sekretaris dewan bagi perusahaan publik
umum. yang terdaftar.
Manajemen laba terjadi ketika para Menurut Suryana (2005), peraturan
manajer menggunakan keputusan tertentu tersebut mewajibkan perusahaan tercatat
dalam laporan keuangan dan mengubah memiliki komite audit. Keputusan OJK.
transaksi untuk mengubah laporan No.55/POJK.04/2015 mendukung dengan
keuangan sehinggan menyesatkan menyatakan bahwa komite audit adalah
stakeholder yang ingin mengetahui komite yang dibentuk oleh dewan
kinerja ekonomi yang diperoleh komisaris dalam rangka membantu
perusahaan atau untuk mempengaruhi melaksanakan tugas dan fungsinya.
hasil kontrak yang menggunakan angka- Keberadaan komite audit sangat
angka akuntansi yang dilaporkan dalam diperlukan dan merupakan suatu
laporan keuangan. kewajiban baik bagi perusahaan yang go
Artinya manajemen berusaha untuk publik maupun pada perusahaan dalam
mengelola earnings dalam usahanya bentuk usaha BUMN (Sawyer et al, 2005
membuat entitas tampak bagus secara ; Bapepam, 2003). Selanjutnya Sawyer et
finansial. Manajer memiliki kepentingan al (2005) menyatakan bahwa dewan
yang sangat kuat dalam pemilihan komisaris telah meningkatkan pengakuan
kebijakan akuntansi. Mereka juga dapat terhadap nilai komite audit sebagai
menetapkan kebijakan akuntansi yang instrumen pengendalian dan sebagai alat
secara alamiah diharapkan dapat untuk memperbaiki kualitas praktik
memaksimumkan utilitas mereka serta pelaporan keuangan.
nilai pasar perusahaan. Inilah yang Faktor lain manajemen laba adalah
disebut dengan earnings management ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan
menurut Scott (2000) dalam (Rahmawati merupakan nilai yang menunjukkan besar
dkk, 2006). Sedangkan menurut Assih kecilnya perusahaan. Terdapat berbagai
dan Gudono (2000) manajemen laba proksi yang biasanya digunakan untuk
adalah suatu proses yang dilakukan mewakili ukuran perusahaan, yaitu
dengan sengaja dalam batasan General jumlah karyawan, total aset, jumlah
Addopted Accounting Principles (GAAP) penjualan, dan kapitalisasi pasar.
untuk mengarah pada tingkatan laba yang Perusahaan yang berukuran besar
dilaporkan. biasanya memiliki peran sebagai
pemegang kepentingan yang lebih luas.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

Hal ini membuat berbagai kebijakan Faktor lain yang mempengaruhi


perusahaan besar akan memberikan manajemen laba adalah penyajian other
dampak yang besar terhadap kepentingan comprehensive income. Dengan adanya
publik dibandingkan perusahaan kecil. dari IFRS maka pada laporan keuangan
Perusahaan yang besar cenderung lebih muncul perkiraan other comprehensive
diperhatikan oleh masyarakat sehingga income (OCI). Standar Akuntansi No 3,
mereka lebih berhati-hati dan akurat yang mengharuskan semua perusahaan
dalam melakukan pelaporan keuangan. yang terdaftar harus mengungkapkan
Perusahaan besar mempunyai insentif "pendapatan komprehensif lain" dan
yang cukup besar untuk melakukan "pendapatan komprehensif" item di
manajemen laba, karena salah satu alasan bawah item dari "laba per saham" dalam
utamanya adalah perusahaan besar harus laporan laba rugi. "Pendapatan
mampu memenuhi ekspektasi dari komprehensif lain" terutama
investor atau pemegang sahamnya. mencerminkan laba bersih perusahaan
Selain itu penyebab manajemen dan kerugian setelah dikurangi pajak
laba adalah leverage. Menurut Horn penghasilan yang tidak dikonfirmasi
(1997) financial leverage merupakan dalam laporan laba rugi ketentuan sesuai
penggunaan sumber dana yang memiliki dengan pendapatan komprehensif lain.
beban tetap, dengan harapan akan Penyajian menurut Downes dan
memberikan tambahan keuntungan yang Goodman (1994) dalam Nuryatno, et al
lebih besar daripada beban tetap, (2007) adalah pemberian informasi oleh
sehingga keuntungan pemegang saham perusahaan, baik yang positif maupun
bertambah. Perusahaan yang memiliki negatif mungkin berpengaruh atas suatu
hutang besar, memiliki kecenderungan keputusan investasi. Penyajian OCI
melanggar perjanjian hutang jika diharapkan dapat menurunkan tingkat
dibandingkan dengan perusahaan yang asimetri informasi antara agen dan
memiliki hutang lebih kecil (Mardiyah, principal yang merupakan akar masalah
2005). Perusahaan yang melanggar dari teori keagenan.
hutang secara potensial menghadapi Penelitian ini bertujuan untuk
berbagai kemungkinan seperti, membuktikan bahwa manajemen laba
kemungkinan percepatan jatuh tempo, dapat dipengaruhi oleh komite audit,
peningkatan tingkat bunga, dan negosiasi ukuran perusahaan, leverage dan
ulang masa hutang. penyajian other comprehensive income.
Jika hutang yang dipergunakan
secara efektif dan efisien, maka akan LANDASAN TEORI
meningkatkan nilai perusahaan.
Sebaliknya, jika hutang tersebut Teori Agensi (Agency Theory)
disalahgunakan dalam artian digunakan Teori keagenan menyatakan bahwa
untuk menarik perhatian para kreditur perusahaan yang memisahkan fungsi
saja, maka akan memicu manajer untuk pengelolaan dan kepemilikan akan rentan
melakukan manajemen laba terhadap konflik keagenan (Jensen and
(Widyaningdyah, 2001). Manajer Mackling, dalam Sunarto 2009). Pada
melakukan manajemen laba dengan cara model keagenan dirancang sebuah sistem
memasukkan laba tahun masa akan yang melibatkan kedua belah pihak yaitu
datang ke tahun sebelumnya, hal ini manajemen dan pemilik. Selanjutnya,
dilakukan untuk memenuhi perjanjian manajemen dan pemilik melakukan
kontrak mengenai pembayaran hutang kesepakatan (kontrak) kerja untuk
pada tahun yang sudah ditentukan. mencapai manfaat yang diharapkan.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

Teori keagenan lahir sebagai akibat dilakukan pihak keagenan guna


adanya pemisahan fungsi dalam pemenuhan tujuan pribadi seperti
organisasi sebagaimana terlihat pada memaksimumkan utilitasnya (Wahyu,
konsep entity theory, yaitu teori yang 2013).
menganggap entitas merupakan sesuatu Menurut Darmawati, 2005
yang terpisah dan berbeda dari pihak menggunakan tiga asumsi manusia guna
yang menanamkan modal dalam menjelaskan teori agensi, yaitu :
perusahaan (Mahsuni dalam Adriani, a). Manusia pada umumnya
2014). Teori keagenan merupakan sebuah mementingkan diri sendiri, b). Manusia
teori yang menjelaskan tentang hubungan memiliki daya pikir terbatas mengenai
antara principal dan agent, yang persepsi masa datang, dan c). Manusia
dimaksud dengan principal adalah selalu menghindari resiko (risk averse).
pemilik perusahaan atau pemegang Ujiyantho dan Pramuka (2007)
saham, sedangkan agent adalah manajer menyatakan bahwa hubungan antara
perusahaan. Pemilik perusahaan investor dan manajer yang seperti ini
mendelegasikan suatu tanggung jawab dapat menyebabkan suatu kondisi
pengambilan keputusan kepada manajer ketidakseimbangan informasi
sesuai dengan kontrak kerja. Tugas, (asymmetrical information). Kondisi ini
wewenang, hak, dan tanggung jawab terjadi karena manajer memiliki
pemilik perusahaan dan manajer telah informasi yang lebih banyak mengenai
diatur dalam kontrak kerja yang perusahaan secara keseluruhan
disepakati bersama. dibandingkan dengan informasi yang
Pemisahan dalam teori keagenan ini diterima oleh investor sehingga hal itu
menandakan pemilik tidak lagi terlibat akan mendorong perilaku manajer untuk
dalam pengelolaan perusahaan karena menyembunyikan beberapa informasi
telah dialihkan kepada agen. Pihak dari investor. Terjadinya asimetri
manajemen bertanggung jawab secara informasi dapat menimbulkan dua
moral dan profesional menjalankan permasalahan (Jensen dalam Antya,
perusahaan sebaik mungkin untuk 2014), yaitu: a). Moral Hazard,
mengoptimalkan operasi dan laba merupakan permasalahan yang timbul
perusahaan. Sebagai imbalannya, manajer ketika agent tidak melaksanakan hal-hal
akan memperoleh kompensasi sesuai yang telah disepakati dalam kontrak
dengan kontrak kerja yang telah dengan principal. b). Adverse selection,
disepakati. Sementara pemilik perusahaan keadaan dimana principal tidak dapat
melakukan kontrol terhadap kinerja mengetahui apakah suatu keputusan yang
perusahaan melalui laporan yang diambil oleh agent benar-benar
diberikan oleh agent. didasarkan atas informasi yang telah
Posisi agen sebagai pemegang diperolehnya atau terjadi sebagai sebuah
kunci informasi dan principal sebagai kelalaian tugas.
penerima informasi dapat memicu Menurut Alijoyo dan Zaini, 2004,
munculnya asimetri informasi menyatakan terdapat beberapa asumsi
(information asymetri), yaitu keadaan dasar yang membangun agency theory,
dimana informasi yang diperoleh pihak diantaranya sebagai berikut: a). Agency
manajemen sebagai penyedia informasi conflict; Terdapat kemungkinan konflik
dengan pihak pemilik perusahaan secara dalam hubungan antara prinsipal dan
umum tidak seimbang. Kegiatan agen (agency conflict), konflik yang
manajemen laba yang muncul pada timbul sebagai akibat keinginan
laporan keuangan merupakan salah satu manajemen (agen) untuk melakukan
contoh penyimpangan pelaporan yang tindakan yang sesuai dengan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

kepentingannya yang dapat corporate governance. Penerapan


mengorbankan kepentingan pemegang corporate governance dapat memberikan
saham (prinsipal) untuk memperoleh kepercayaan kepada pemilik perusahaan
return dan nilai jangka panjang terhadap kemampuan manajemen dalam
perusahaan. Agency conflict timbul mengelola kekayaan yang dimiliki oleh
karena berbagai hal seperti: (1). Moral pemilik (pemegang saham), sehingga
hazard; Manajemen memilih investasi dapat meminimalisasi konflik
yang paling sesuai dengan kemampuan kepentingan.
dirinya dan bukan yang paling
menguntungkan bagi perusahaan. Manajemen Laba
(2). Earning retention; Manajemen Scott (2000) menyatakan bahwa
cenderung mempertahankan tingkat “earnings management is the choice by a
pedapatan perusahaan yang stabil, manager of accounting policies so as to
sedangkan pemegang saham lebih achive some specific objective”.
menyukai distribus kas yang lebih tinggi Berdasarkan pernyataan tersebut
melalui beberapa peluang investasi menunjukkan bahwa manajemen laba
internal yang positif. (3). Risk aversion; merupakan pilihan kebijakan akuntansi
Manajemen cenderung mengambil posisi oleh manajer untuk berbagai tujuan
aman untuk mereka sendiri dalam spesifik. Kebijakan akuntansi
mengambil keputusan investasi. dikelompokkan ke dalam dua kategori
(4). Time-horizon; Manajemen cenderung yaitu sebagai berikut : 1). Pilihan
hanya memperhatikan cash flow kebijakan akuntansi itu sendiri, seperti
perusahaan sejalan dengan waktu straight line versus declining balance
penugasan mereka. b). Agency problem; amortization, atau kebijakan untuk
Asumsi dasar lainnya yang membangun pengukuran revenue, 2). Akrual diskresi,
agency theory adalah agency problem seperti provisi kerugian kredit, biaya
yang timbul sebagai akibat adanya jaminan, nilai persediaan, waktu dan
kesenjangan antara kepentingan jumlah pos luar biasa.
pemegang saham sebagai pemilik dan Ada beberapa cara yang dapat
manajemen sebagai pengelola. Teori digunakan untuk mengukur manajemen
keagenan menyatakan bahwa konflik laba, namun dalam penelitian ini
kepentingan dan asimetri informasi yang manajemen laba diukur dengan
timbul dapat dikurangi dengan menggunakan proksi berdasarkan rasio
mekanisme pengawasan yang tepat untuk akrual modal kerja dengan penjualan
menyelaraskan kepentingan dari berbagai yang disebut sebagai model spesifik
pihak dalam perusahaan. Mekanisme ini aktual (Utami, 2005) seperti dalam rumus
dapat dilakukan dengan menerapkan berikut :

Aktual Modal Kerja (t)


Manejemen Laba (ML) =
Penjualan Periode (t)

Keterangan :
ML = Manajemen Laba
Akrual Modal Kerja = Δ AL- Δ HL- Δ Kas
Δ AL = Perubahan aktiva lancar pada periode t
Δ HL = Perubahan hutang lancar pada periode t
Δ Kas = Perubahan kas dan ekuivalen kas pada periode t
Komite Audit komite audit menjadi sangat penting
Menurut Komite Nasional sebagai salah satu perangkat utama dalam
Kebijakan corporate governance penerapan good corporate governance
(KNKG, 2002) komite audit adalah suatu dimana independensi, transparansi,
komite yang beranggotakan satu atau akuntabilitas dan tanggungjawab, serta
lebih anggota dewan komisaris dan dapat sikap adil menjadi prinsip dan landasan
meminta kalangan luar dengan berbagai organisasi perusahaan. Melalui Peraturan
keahlian, pengalaman, dan kualitas lain Otoritas Jasa Keuangan Nomor
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan 55/POJK04/2015 tentang Pembentukan
komite audit. Bursa Efek Indonesia dan Pelaksanaan Kerja Komite Audit
melalui Kep. Direksi BEJ No. Kep- mensyaratkan pembentukan komite audit
315/BEJ/06/2000 menyatakan bahwa pada perusahaan publik Indonesia terdiri
komite audit adalah komite yang dari sedikitnya tiga orang anggota dan
dibentuk oleh dewan komisaris diketuai oleh komisaris independen
perusahaan, yang anggotanya diangkat perusahaan dengan dua orang eksternal
dan diberhentikan oleh dewan komisaris, yang independen terhadap perusahaan
yang bertugas untuk membantu serta menguasai dan memiliki latar
melakukan pemeriksaan atau penelitian belakang di bidang akuntansi dan
yang dianggap perlu terhadap keuangan. Beberapa ketentuan komite
pelaksanaan fungsi direksi dalam audit yang efektif dalam rangka
pengelolaan perusahaan. meningkatkan kualitas pengelolaan
Komite audit bertugas membantu perusahaan, antara lain sebagai berikut :
dewan komisaris untuk memonitor proses a). Pedoman good corporate governance
pelaporan keuangan oleh manajemen (Maret, 2001) yang menganjurkan semua
untuk meningkatkan kredibilitas laporan perusahaan di Indonesia memiliki komite
keuangan (Bradbury et al. 2004). Tugas audit, b). Peraturan Otoritas Jasa
komite audit meliputi menelaah kebijakan Keuangan Nomor 55/POJK04/2015 yang
akuntansi yang diterapkan oleh merekomendasikan perusahaan-
perusahaan, menilai pengendalian perusahaan publik memiliki komite audit,
internal, menelaah sistem pelaporan sebagaimana diperbaharui dengan
eksternal dan kepatuhan terhadap Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-
peraturan. Di dalam pelaksanaan 41/PM/2003 tanggal 22 Desember 2003
tugasnya komite menyediakan tentang Peraturan Nomor IX.1.5 :
komunikasi formal antara dewan, Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan
manajemen, auditor eksternal dan auditor Kerja Komite Audit, c). Kep.
internal (Bradbury et al. 2004). Adanya 339/BEJ/2001, yang mengharuskan
komunikasi formal antara komite audit, semua perusahaan yang terdaftar di Bursa
auditor internal, dan auditor eksternal Efek Jakarta memiliki komite audit,
akan menjamin proses audit internal dan d). Keputusan Menteri BUMN No. Kep-
eksternal dilakukan dengan baik. Proses 103/MBU/2002 yang mengharuskan
audit internal dan eksternal yang baik semua BUMN mempunyai komite audit,
akan meningkatkan akurasi laporan dan e). Keputusan Menteri BUMN No.
keuangan dan kemudian meningkatkan Kep-117/M-MBU/2002 yang
kepercayaan terhadap laporan keuangan mengharuskan semua BUMN
(Anderson et al. 2003). mempunyai komite audit.
Tugas komite audit erat kaitannya Berdasarkan Keputusan Menteri
dengan penelaahan terhadap risiko yang BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002,
dihadapi perusahaan dan ketaatan dalam membantu komisaris/dewan
peraturan yang berlaku. Keberadaan pengawas, komite audit bertugas:
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

a). Menilai pelaksanaan kegiatan serta dewan komisaris selambat-lambatnya


hasil audit yang dilakukan oleh satuan sepuluh hari kerja. Laporan yang dibuat
pengawasan intern maupun auditor dan disampaikan komite audit kepada
ekstern sehingga dapat dicegah komisaris utama adalah: a). Laporan
pelaksanaan dan pelaporan yang tidak triwulanan mengenai tugas yang
memenuhi standar, b). Memberikan dilaksanakan dan realisasi program kerja
rekomendasi mengenai penyempurnaan dalam triwulan bersangkutan, b). Laporan
sistem pengendalian manajemen tahunan pelaksanaan kegiatan komite
perusahaan serta pelaksanaannya, audit, dan c). Laporan atas setiap
c). Memastikan bahwa telah terdapat penugasan khusus yang diberikan oleh
prosedur review yang memuaskan dewan komisaris.
terhadap informasi yang dikeluarkan Komite audit meningkatkan
BUMN, termasuk brosur, laporan integritas dan kredibilitas pelaporan
keuangan berkala, proyeksi/forecast dan keuangan melalui : (a) pengawasan atas
lain-lain informasi keuangan yang proses pelaporan termasuk sistem
disampaikan kepada pemegang saham, pengendalian internal dan prinsip
d). Mengidentifikasi hal-hal yang akuntansi berterima umum;
memerlukan perhatian komisaris/dewan (b) mengawasi proses audit secara
pengawas, dan e). Melaksanakan tugas keseluruhan. Hasilnya mengindikasikan
lain yang diberikan oleh komisaris/dewan bahwa adanya komite audit memiliki
pengawas sepanjang masih dalam lingkup konsekuensi pada laporan keuangan
tugas dan kewajiban komisaris/dewan yaitu: (a) berkurangnya pengukuran
pengawas berdasarkan ketentuan akuntansi yang tidak tepat;
peraturan perundang-undangan yang (b) berkurangnya penyajian akuntansi
berlaku. yang tidak tepat; (c) berkurangnya
Struktur komite audit di Indonesia tindakan kecurangan manajemen dan
diatur dalam Keputusan Menteri Nomor tindakan ilegal. Dari penjelasan tersebut
117 tahun 2002 untuk perusahaan BUMN dapat disimpulkan bahwa komite audit
dan untuk perusahaan publik diatur dalam dapat mengurangi aktivitas earning
Keputusan BEJ dan Peraturan Bapepam management.
yang relevan. Peraturan Otoritas Jasa Berdasarkan surat edaran Bapepam
Keuangan Nomor 55/POJK04/2015 Nomor. SE-03/PM/2000 menyatakan
Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan bahwa komite audit pada perusahaan
Kerja Komite Audit adalah sebagai publik Indonesia terdiri dari sedikitnya
berikut: a). Anggota komite audit tiga orang anggota dan diketuai oleh
diangkat dan diberhentikan oleh dewan komisaris independen perusahaan dengan
komisaris dan dilaporkan kepada Rapat dua orang eksternal yang independen.
Umum Pemegang Saham (RUPS), dan Dalam penelitian Ananta (2017) ukuran
b). Anggota komite audit yang komite audit menggunakan jumlah
merupakan komisaris independen komite audit luar dibagi jumlah seluruh
bertindak sebagai ketua komite audit. komite audit.
Dalam hal ini komisaris independen yang
menjadi anggota komite audit lebih dari Ukuran Perusahaan
satu orang maka salah satunya bertindak Menurut Reviani dan Sudantoko
sebagai ketua komite audit. (2012) mengatakan bahwa, Ukuran
Apabila komite audit menemukan perusahaan adalah nilai yang memberikan
hal-hal yang diperkirakan dapat gambaran tentang besar atau kecilnya
mengganggu kegiatan perusahaan, komite sebuah perusahaan, dimana makin besar
audit wajib menyampaikannya kepada ukuran perusahaan makin kecil besaran
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

pengelolaan labanya. Pagalung (2011) Leverage


mengatakan bahwa, Ukuran perusahaan Leverage dalam pengertian bisnis
merupakan salah satu faktor yang mengacu pada penggunaan asset dan
mempengaruhi praktik manajemen laba. sumber dana oleh perusahaan dimana
Terdapat dua pandangan tentang bentuk dalam penggunaan aset atau dana tersebut
ukuran perusahaan terhadap manajemen perusahaan harus mengeluarkan biaya
laba. Pandangan pertama, ukuran tetap atau beban tetap. Penggunaan asset
perusahaan yang kecil dianggap lebih (aktiva) atau dana tersebut pada akhirnya
banyak melakukan praktik manajemen dimaksudkan untuk meningkatkan
laba daripada perusahaan besar. keuntungan potensial bagi pemegang
Hal ini dikarenakan perusahaan saham. Jadi leverage dapat di artikan
kecil cenderung ingin memperlihatkan sebagai penggunaan aktiva atau dana di
kondisi perusahaan yang selalu berkinerja mana untuk menggunakan dana tersebut
baik agar investor menanamkan peruasahaan harus menutupi biaya tetap
modalnya pada perusahaan tersebut. atau beban tetap.
Perusahaan yang lebih besar diperhatikan Dalam suatu perusahaan di kenal
oleh masyarakat sehingga akan lebih dua macam leverage, yaitu leverage
berhati-hati dalam melakukan pelaporan opersi (operating leverage) dan leverage
keuangan sehingga berdampak keuangan (financial leverage).
perusahaan tersebut melaporkan Penggunaan kedua leverage ini dengan
kondisinya lebih akurat. tujuan agar keuntungan yang di peroleh
Dari beberapa definisi tersebut lebih besar dari pada biaya asset dan
dapat disimpulkan bahwa ukuran sumber dananya. Dengan demikian
perusahaan berpengaruh terhadap praktik penggunaan leverageakan meningkatkan
manajemen laba, dimana baik perusahaan keuntungan bagi pemegang saham. Dan
kecil maupun perusahaan besar tidak sebaliknya leverage dapat meningkatkan
menutup kemungkinan melakukan risiko keuntungan. Jika perusahaan
manajemen laba dikarenakan manajer mendapatkan keuntungan yang lebiih
yang hanya ingin menguntungkan diri rendah dari biaya tetap maka penggunaan
sendiri, dan dilakukan juga untuk leverage akan menurunkan keuntungan
menarik para investor agar menanamkan pemegang saham. Untuk lebih jelas mari
sahamnya di perusahaan tersebut dengan kita lihat penjelasan kedua jenis leverage
memanipulasi laba perusahaan dengan berikut : a). Leverage operasi (operating
cara melaporkan laporan keuangan leverage); Leverage operasi merupakan
perusahaan tidak pada kondisi yang leverage yang timbul pada saat
sebenarnya. perusahaan menggunakan aktiva yang
Ukuran perusahaan diukur memiliki biaya – biaya operasi tetap.
menggunakan total aset dan Biaya tersebut misalnya biaya penyusutan
ditransformasikan dalam logaritma gedung dan peralatan kantor, biaya
karena total aset nilainya relatif lebih asuransi dan biaya lain yang muncul dari
besar. Proksi ukuran perusahaan dalam penggunaan fasilitas dan biaya
penelitian ini adalah total aset, hal manajemen. Dalam jangka panjang
tersebut dikarenakan total aset dinilai semua biaya bersifat variabel artinya
lebih stabil daripada proksi lain yang dapat berubah sesuai dengan jumlah
digunakan dalam mengukur ukuran produk yang di hasilkan. Oleh karena itu,
perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, dalam analisis ini di asumsikan dalam
2007). jangka pendek. Biaya operasi tetap di
keluarkan agar volume penjualan dapat
menghasilkan penerimaan yang lebih
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

besar dari pada seluruh biaya operasi langkah ke dua adalah pengaruh EBIT
tetap dan variabel. Pengaruh yang timbul terhadap EPS yang di analisis dengan
dengan adanya biaya operasi tetap yaitu DFL. Dalam leverage total ini kita
adanya perubahan dalam volume langsung melihat pengaruh perubahan
penjualan yang menghasilkan perubahan penjualan terhadap EPS. Tingkat
keuntungan atau kerugian operasi yang leverage total atau DTL peusahaan pada
lebih besar dari proporsi yang telah tingkat penjualan tertentu sama dengan
ditetapkan. Leverage operasi juga persentase perubahan EPS yang di
memperlihatkan pengaruh penjualan akibatkan persentase perubahan EPS
terhadap laba operasi atau laba sebelum yang di akibatkan persentase perubahan
bunga dan pajak yang di peroleh. penjualan yang menyebabkan perubahan
Pengaruh tersebut dapat di cari dengan EPS tersebut. Brigham, 2001
menghitung besarnya tingkat leverage menjelaskan bahwa leverage keuangan
operasinya. Jadi, operating leverage adalah tingkat penggunaan hutang
berfungsi untuk meningkatkan perngaruh sebagai sumber pembiayaan perusahaan.
perubahan dalam penjualan atas Brigham 2001 menjelaskan juga
perubahan laba operasional. b). Leverage bahwa penggunaan leverage menyiratkan
keuangan (financial leverage); Leverage tiga hal penting yaitu: a). Memperoleh
keuangan merupakan penggunaan dana dana melalui hutang membuat pemegang
dengan beban tetap dengan harapan atas saham dapat mempertahankan
penggunaan dana tersebut akan pengendalian atas perusahaan dengan
memperbesar pendapatan per lembar investasi yang terbatas. b). Kreditur
saham. Masalah leverage keuangan baru melihat ekuitas atau dana yang disetor
timbul setelah perusahaan menggunakan pemilik untuk memberikan margin
dana dengan beban tetap. Efek yang pengamanan, sehingga jika pemegang
menguntungkan dari leverage keuangan saham hanya memberikan sebagian kecil
sering disebut traiding in equity. dari total pembiayaan. c). Jika perusahaan
Leverage keuangan itu merugikan apabila memperoleh pengem-balian yang lebih
perusahan tidak dapat memperoleh besar atas investasi yang dibiayai dengan
pendapatan dari penggunaan dana dana pinjaman dibanding pembayaran
tersebut lebih besar dari pada beban tetap bunga maka pengembalian atas modal
yang harus di bayar. Nilai leverage pemilik akan lebih besar.
keuangan positif atau negatif di nilai Semakin besarnya hutang berarti
berdasarkan pengaruh leverage yang di semakin besar leverage keuangan dan
miliki terhadap pendapatan per lembar semakin besar pula biaya keuangan tetap
sahm (EPS). Jadi, financial leverage yang ditanggung oleh perusahaan,
berfungsi untuk memperbesar pengaruh sehingga mengurangi hasil pengembalian
perubahan apapun yang dihasilkan dalam yang diperuntukkan bagi pemilik modal
laba operasional atas perubahan EPS sendiri (pemegang saham). Rasio
(earning per share). c). Leverage total leverage menggambarkan sumber dana
(total leverage); Leverage total atau operasi yang digunakan oleh perusahaan.
sering disebut leverage kombinasi Rasio leverage juga menunjukkan risiko
merupakan gabungan atau kombinasi yang dihadapi perusahaan. Semakin besar
antara leverage operasi dan leverage risiko yang dihadapi oleh perusahaan
keuangan. Artinya kita melakukandua maka ketidakpastian untuk menghasilkan
langkah pengaruh perubahan penjualan laba di masa depan juga akan makin
terhadap EPS. Langkah pertama melihat meningkat. Foster, 1986:65
pengaruh penjualan terhadap EBIT yang mengungkapkan bahwa terdapat
di analisis dengan DOL. Sedangkan hubungan antara rasio leverage dengan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

return perusahaan. Artinya hutang dapat dan Herawati, 2010 Sumber yang berasal
digunakan untuk memprediksi dari hutang akan meningkatkan risiko
keuntungan yang kemungkinan bisa perusahaan. Oleh karena itu, semakin
diperoleh bagi investor jika berinvestasi banyak menggunakan hutang maka
pada suatu perusahaan. leverage perusahaan akan besar dan
Rasio leverage menunjukkan semakin besar pula risiko yang dihadapi
besarnya modal yang berasal dari perusahaan. Financial leverage yang
pinjaman (hutang) yang digunakan untuk diproksikan dengan debt to equity ratio
membiayai investasi dan operasional yang diperoleh melalui total utang dibagi
perusahaan. Menurut Ma’ruf dalam Iguna dengan total equity.

Total Hutang
Rumus : Leverage Ratio = x 100%
Total Aktiva
Keterangan :
Leverage Ratio = Rasio hutang terhadap aktiva
Total Hutang = Total hutang pada tahun t
Total Aktiva = Total aktiva pada tahun t

Penyajian Other Comprehensive pelaporan ekuitas. Pelaporan ini


Income digunakan untuk melaporkan item-
1. Konsep Laba Komprehensif item seperti pendapatan biaya,
Tujuan penerapan PSAK keuntungan ataupun kerugian yang
menurut Ikatan Akuntan Indonesia secara tersendiri dalam prinsip
(2011) adalah untuk menetapkan akuntansi berterima umum
dasar-dasar bagi penyajian laporan dimasukkan dalam jenis pelaporan
keuangan bertujuan umum yang laba komprehensif tetapi dalam
selanjutnya disebut laporan keuangan penyajian dipihak lain termasuk
agar dapat dibandingkan baik dengan dalam pos pelaporan net income. Pos
laporan keuangan periode laba komprehensif merupakan item
sebelumnya maupun dengan laporan yang secara tersendiri langsung
keungan entitas lain. Pernyataan ini dilawankan kedalam laporan
mengatur persyaratan bagi penyajian perubahan modal tanpa melalui dan
laporan keuangan, struktur laporan membandingkan lebih dahulu dalam
keuangan, dan persyaratan minimum pelaporan laba rugi. Tujuan
isi laporan keuangan. FASB dalam pelaporan pos laba komprehensif
SFAC No. 3 dan 6 menyebutkan adalah untuk melaporkan
bahwa yang dimaksud dengan laba pengukuran dari perubahan ekuitas
komprehensif adalah total perubahan dalam suatu perusahaan yang terjadi
aktiva bersih (ekuitas) perusahaan karena transaksi atau kejadian
selama satu periode, yang berasal ekonomi dalam suatu periode
dari semua transaksi dan kegiatan pelaporan selain transaksi yang
lain dari sumber selain sumber yang melibatkan pemilik.
berasal dari pemilik. 3. Komponen Pendapatan
2. Pos Laba Komprehensif Komprehensif Lain (Other
Pelaporan laba komprehensif Comprehensive Income)
adalah pelaporan yang digunakan Pendapatan komprehensif lain
untuk menyajikan secara total (Other Comprehensive Income)
keseluruhan komponen dalam adalah total penghasilan dikurangi
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

beban (termasuk penyesuaian kontribusi variabel bebas (independent


reklasifikasi) yang tidak diakui variable) terhadap variabel terpengaruh
dalam laba rugi sebagaimana yang (dependent variable), serta arah dan
disyaratkan dalam SAK lainnya. besarnya hubungan yang terjadi.
Populasi yang digunakan dalam
METODE PENELITIAN penelitian ini adalah seluruh perusahaan
property yang terdaftar di Bursa Efek
Penelitian ini termasuk dalam jenis Indonesia (BEI) sejumlah 50 (lima puluh)
penelitian explanatory, yaitu penelitian perusahaan dengan periode pengamatan 5
yang dilakukan untuk menguji hubungan (lima) tahun berturut-turut dari tahun
antar variabel yang dihipotesiskan. 2012-2016, Namun sampel yang lengkap
Penelitian ini menguji hubungan kausal dan diambil dalam penelitian ini
(sebab akibat) yang berupaya untuk sebanyak 35 (tiga puluh lima) perusahaan
mengetahui atau menaksir hubungan properti yang terdaftar di Bursa Efek
antar variabel sehingga peneliti dapat Indonesia (BEI).
mengetahui apakah mempunyai

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Variabel Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage, dan Penyajian


Other Comprehensive Income Terhadap Manajemen Laba.

Tabel-2 Koefisien Regresi


Variabel Koefisien Regresi t Sig
Konstanta -0.410 -1.776 0.078
Komite_Audit 0.076 0.452 0.652
Ukuran_Perusahaan 0.023 2.925 0.004
Leverage -0.226 -2.047 0.042
Other_Comprehensive_Income -0.144 -1.185 0.238

Berdasarkan Tabel 2, nilai penyajian other comprehensive income


koefisien regresi untuk variabel komite naik satu persen maka manajemen laba
audit bernilai positif sebesar 0,076 berarti turun sebesar 0.144%.
jika komite audit naik satu persen maka
manajemen laba naik sebesar 0,076%. Pembahasan
Dengan nilai koefisien regresi untuk
variabel ukuran perusahaan bernilai Pengaruh Komite Audit Terhadap
positif yaitu sebesar 0,023 berarti jika Manajemen Laba
ukuran perusahaan naik satu persen maka Untuk variabel komite audit, hasil
manajemen laba naik sebesar 0,023%. penelitian menunjukkan bahwa tidak
Dengan nilai koefisien regresi untuk adanya pengaruh komite audit terhadap
variabel leverage bernilai negative manajemen laba. Hal ini menunjukkan
sebesar 0,226 berarti jika leverage naik keberadaan komite audit di perusahaan
satu persen maka manajemen laba naik publik sampai saat ini masih sekedar
turun sebesar 0,226%. Dengan nilai untuk memenuhi ketentuan pihak
koefisien regresi untuk variabel penyajian regulator (pemerintah) saja, sehingga
other comprehensive income bernilai besar kecilnya jumlah komite audit dan
negatif yaitu sebesar 0,144 berati jika proporsi dewan komisaris di perusahaan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

tidak bisa membatasi terjadinya praktik berpengaruh terhadap manajemen laba.


manajemen laba. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin
Hasil penelitian ini sama dengan besar perusahaan maka semakin besar
penelitian yang dilakukan oleh Gusnadi pratik manajemen laba yang dilakukan
dan Budiharta (2008), serta Setiawan dan oleh pihak manajemen untuk
Nasution (2007) komite audit tidak menghindari pelaporan penurunan laba
berpengaruh terhadap tindakan perataan dikarenakan manajer yang hanya ingin
laba, dan bertolak belakang dengan menguntungkan diri sendiri, dan
penelitian yang dilakukan oleh Nayiroh dilakukan juga untuk menarik para
(2013), Tampubolon (2012) dan investor agar menanamkan sahamnya di
Kusumaningtyas (2014) menyatakan perusahaan tersebut dengan
bahwa komite audit berpengaruh terhadap memanipulasi laba perusahaan dengan
manajemen laba. cara melaporkan laporan keuangan
Perbedaan hasil penelitian ini perusahaan tidak pada kondisi yang
kemungkinan disebabkan karena sebenarnya.
perbedaan indikator manajemen laba Penelitian ini sejalan dengan
yang digunakan, periode penelitian, dan penelitian Halim, et al (2005)
objek penelitian. Pada penelitian Nayiroh menemukan bahwa ukuran perusahaan
(2013) indikator manajemen laba yang berpengaruh positif terhadap manajemen
digunakan yaitu struktur kepemilikan, laba. Defond (1993) dalam Veronica dan
good corporate governance, ukuran Bachtiar (2003) menemukan bahwa
perusahaan, debt, growth, dan tahun ukuran perusahaan berkorelasi secara
observasi pada perusahaan dalam industri positif dengan manajemen laba.
keuangan, real estate dan property, dan Perusahaan besar mempunyai insentif
komunikasi yang terdaftar di Bursa Efek yang cukup besar untuk melakukan
Indonesia Tahun 2007-2011. Pada manajemen laba, karena salah satu alasan
penelitian Tampubolon (2012), indikator utamanya adalah perusahaan besar harus
manajemen laba yang digunakan mampu memenuhi ekspektasi dari
leverage, free cash flow, dan good investor atau pemegang sahamnya.
corporate governance pada perusahaan Namun penelitian yang tidak
manufaktur sektor industri dasar dan sejalan yaitu yang dilakukan oleh
kimia di Bursa Efek Indonesia 2007- Nasution dan Setiawan (2007) yang
2011. Pada penelitian Kusumaningtyas menyatakan bahwa ukuran perusahaan
(2014), indikator manajemen laba yang tidak berpengaruh terhadap manajemen
digunakan kepemilikan institusional dan laba.
komite audit pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Leverage Terhadap
Tahun 2008-2009, sedangkan pada Manajemen Laba
penelitian ini indikator manajemen laba Berdasarkan hasil penelitian,
yang digunakan komite audit, ukuran variabel leverage terbukti berpengaruh
perusahaan, leverage dan penyajian other terhadap manajemen laba. Hasil ini
comprehensive income pada perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan yang
properti di Bursa Efek Indonesia tahun mempunyai rasio leverage yang tinggi,
2012-2016. berarti proporsi hutangnya lebih tinggi
dibandingkan dengan proporsi aktivanya
Pengaruh Ukuran Perusahaan tidak memiliki kecenderungan melakukan
Terhadap Manajemen Laba manipulasi dalam bentuk manajemen
Berdasarkan hasil penelitian, laba. Hutang yang digunakan untuk
variabel ukuran perusahaan terbukti membiayai aktiva di dalam perusahaan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

berasal dari kreditur. Jika hutang yang perusahaan terlalu kecil, sehingga
dipergunakan secara efektif dan efisien, sumbangan pengaruhnya terhadap
maka akan meningkatkan nilai manajemen laba sulit untuk dibuktikan.
perusahaan. Sebaliknya, jika hutang Hasil penelitian ini konsisten dengan
tersebut disalahgunakan dalam artian penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
digunakan untuk menarik perhatian para Tetuko (2012) menunjukkan bahwa
kreditur saja, maka akan memicu manajer penyajian OCI tidak berpengaruh negatif
untuk melakukan manajemen laba. dan signifikan terhadap manajemen laba.
Hasil penelitian ini konsisten dengan Adapun hasil penelitian sebelumnya yang
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh tidak konsisten antara lain penelitian
Septiani, 2013 menunjukkan hasil yang dilakukan oleh Lobo dan Zhou
leverage tidak berpengaruh signifikan (2001) dan Lin dan Rong (2012)
terhadap manajemen laba. Ardiyansyah, menunjukkan hasil penyajian other
2014 menunjukkan hasil bahwa leverage comprehensive income berpengaruh
tidak berpengaruh terhadap manajemen negatif dan signifikan terhadap
laba. Elfira, 2014 menunjukkan hasih manajemen laba.
bahwa leverage tidak berpengaruh Perbedaan hasil penelitian ini
terhadap manajemen laba. Jao, 2010 kemungkinan disebabkan karena
menunjukkan hasil bahwa leverage tidak perbedaan indikator manajemen laba
mempunyai pengaruh signifikan terhadap yang digunakan, periode penelitian, objek
manajemen laba. Penelitian ini selaras penelitian. Pada penelitian Lobo dan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhou (2001) indikator manajemen laba
Pambudi, 2014 menunjukkan hasil yang digunakan yaitu kualitas
leverage tidak berpengaruh terhadap penungkapan pada peringkat penyajian
manajemen laba. perusahaan yang dilaporkan oleh
Adapun hasil penelitian corporate information committee (CIC)
sebelumnya yang tidak konsisten antara atau Asosiasi Manajemen Investasi dan
lain penelitian yang dilakukan oleh Riset selama periode 1990-1995, dan
Irawan, 2013 menunjukkan leverage penelitian Lin dan Rong (2012) yaitu
berpengaruh positif dan signifikan other comprehensive income dengan
terhadap manajemen laba. Perdana, 2012 variabel kontrolnya yaitu size, leverage,
menunjukkan hasil bahwa leverage cash flow operation, financial situation
berpengaruh terhadap manajemen laba. pada perusahaan yang terdaftar di
Eksandy, 2013 menunjukkan hasil bahwa Shanghai kecuali industri keuangan dan
leverage yang berpengaruh positif asuransi tahun 2009, sedangkan pada
terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini indikator manajemen laba
penelitian sejalan dengan penelitian yang yang digunakan free cash flow, komite
dilakukan oleh Sufiantoro, 2016 yang audit, dan penyajian Other
menyatakkan bahwa Leverage Comprehensive Income pada perusahaan
berpengaruh terhadap manajemen laba. pertambangan di Bursa Efek Indonesia
tahun 2012-2016.
Pengaruh Penyajian Other
Comprehensive Income KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian,
variabel penyajian other comprehensive Kesimpulan
income terbukti tidak berpengaruh Berdasarkan hasil penelitian yang
terhadap manajemen laba. Hal ini diperoleh dapat disimpulkan sebagai
dikarenakan nilai other comprehensive berikut: a). Komite audit tidak
income yang diungkapkan oleh berpengaruh terhadap tindakan
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

manajemen laba yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia diharapkan


perusahaan. Yang artinya bahwa penelitian ini menjadi masukan dalam hal
keberadaan komite audit dalam suatu melakukan praktik manajemen laba,
perusahaan bukan merupakan faktor yang sehingga dapat memberikan informasi
menyebabkan manajemen untuk yang relevan dan handal bagi para
melakukan manajemen laba. b). Ukuran pengguna laporan keuangan. c). Saran
perusahaan berpengaruh terhadap bagi pemerintah dalam membuat regulasi
manajemen laba. Yang artinya bahwa diharapkan penelitian dapat memberikan
semakin besar perusahaan maka semakin kontribusi sehingga tercipta suatu
besar pratik manajemen laba yang regulasi yang dapat diimplementasikan
dilakukan oleh pihak manajemen untuk dan memberikan kepastian bagi para
menghindari pelaporan penurunan laba. investor.
c). Leverage berpengaruh terhadap
manajemen laba yang dilakukan oleh DAFTAR PUSTAKA
perusahaan. Yang artinya perusahaan
yang mempunyai rasio leverage yang Agnes, Sawir. 2004. Analisis Kinerja
tinggi, berarti proporsi hutangnya lebih Keuangan dan Perencanaan
tinggi dibandingkan dengan proporsi Keuangan Perusahaan, Gramedia
aktivanya tidak memiliki kecenderungan Pustaka Utama, Jakarta.
melakukan manipulasi dalam bentuk Agustia, Dian. 2013. Pengaruh Faktor
manajemen laba. d). Other Good Corporate Governance, Free
comprehensive income tidak berpengaruh Cash Flow dan Leverage Terhadap
terhadap manajemen laba yang dilakukan Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi
oleh perusahaan. Yang artinya other dan Keuangan Vol. 15, No. 1, Mei
comprehensive income bukan merupakan 2013, hlm. 27-42.
faktor yang menyebabkan manajemen Ananta, Okke. 2017. Pengaruh
untuk melakukan manajemen laba. Implementasi Sistem Good
Corporate Governance Terhadap
Saran Kinerja Perbankan. Jurnal Ilmu dan
Dari berbagai keterbatasan tersebut Riset Akuntansi Volume 6, Nomor
beberapa saran kepada pengguna hasil 3, Maret 2017
penelitian sebagai berikut: 1). Saran Anderson, James E, 2003, Public Policy
akademis; Saran untuk penelitian Making: An Introduction Fifth
selanjutnya diharapkan dapat melengkapi Edition, Boston: Houghton Mifflin
keterbatasan yang ada dalam penelitian Company.
ini dengan mengembangkan sampel dan Antonius Alijoyo dan Subarto Zaini,
variabel sehingga memberikan bukti 2004. Komisaris Independen:
empiris mengenai manajemen laba dan Penggerak Praktik GCG di
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Perusahaan. PT Indeks Kelompok
2). Saran paktis; a). Saran untuk para Gramedia, Jakarta.
pemegang saham memantau agar peran Ardiyansyah, Muhammad. 2014. “
SPI atau komite audit sebagai pengawas Pengaruh Corporate Governance,
manajemen perusahaan dalam Leverage, dan Profitabilitas
melaksanakan operasi perusahaan Terhadap Manajemen Laba”.
berjalan sehingga manajemen perusahaan Jurnal Akuntansi, Universitas
tidak melakukan manajemen laba yang Maritim Raja Ali Haji.
ilegal atau bisa meminimalisir tindakan Assih, Prihat dan M. Gudono. 2000.
manajemen dalam melakukan manajemen “Hubungan Tindakan Perataan
laba. b). Saran untuk perusahaan anggota Laba dengan Reaksi Pasar atas
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

Pengumuman Informasi Laba Akuntan Indonesia Kompartemen


Perusahaan yang Terdaftar Di Akuntan Publik. Vol 8. No. 1.
Bursa Efek Jakarta”. Simposium Januari 2005.
Nasional Akuntansi II. Dwi, Lusi, Tyasing, Swastika. 2013.
Asyik, 2000, Kemampuan Rasio Corporate Governance, Firm Size,
Keuangan dalam Memprediksi and Earning Management:
Laba, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Evidence in Indonesia Stock
Indonesia, Vol.15, No. 3. Exchange. IOSR Journal of
Badan Pengawasan Pasar Modal, 2000. Business and Management (IOSR-
Pembentukan Komite Audit, Surat JBM. Volume 10, Issue 4 (May. –
Edaran Bapepam No. Jun. 2013), PP 77-82.
SE.03/PM/2000. Elfira, Anisa. 2014. Pengaruh
BAPEPAM (2004). Keputusan Ketua Kompensasi Bonus dan Leverage
Badan Pengawas Pasar Modal No. Terhadap Manajemen (Studi
KEP-29/PM/2004 (Peraturan No Empiris Pada Perusahaan
IX.I.5) tentang Pembentukan dan manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Pedoman Pelaksanaan Kerja Efek Indonesia Tahun 2009-2012).
Komite Audit. Jurnal Akuntansi, Vol. 2, No. 2
Beattie, 1994. “Extraordinary Items and (2014). Hal. 1-21.
Income Smoothing: APositive Erma Antasari, 2014, “Pengaruh Struktur
Accounting Approach”, Journal Kepemilikan, dan Aliran Kas Bebas
Business Finance and Accounting, Terhadap Manajemen Laba pada
Vol. 21, No. 6: 791– 811. Perusahaan Sektor Aneka Industri
Belkaoui, A.R. 2007. Accounting Theory. yang terdaftar Bursa Efek Indonesia
5th Edition. Buku 2. Edisi Periode 2010-2013”. Jurnal Ilmiah.
Terjemahan. Jakarta: Salemba FCGI. (2006). “Definition of Good
Empat. Corporate Governance”,
Bhundia, Amalendu. 2012. A didownload dari
Comparative Study Between Free http://www.fegi.or.id.
Cash Flow and Earnings FCGI. 2001. Corporate Governance:
Management”, Business Tata Kelola Perusahaan. Edisi
Intelligence Journal, Volume 15 Ketiga. Jakarta.
Nomor 1. Januari 2012, Hlm 123- Garrison, Ray H., Eric W. Noreen, dkk.
129 2013. Managerial Accounting. 15th
Bradbury, M.E., Y.T. Mak, dan S.M. Edition. New York: McGraw-Hill.
Tan.2004. Board Characteristics, Ghozali dan Chariri. 2007. Teori
Audit Committee Characteristics Akuntansi. Semarang: Badan
and Abnormal Accruals. Working Penerbit Undip.
Paper, Unitec New Zealand dan Gusnadi., Pratiwi Budiharta, 2008,
National University of Singapore. “Analisis Pengaruh Karakteristik
Bursa Efek Jakarta 2000. Ketentuan Perusahaan dan Penerapan Good
Umum Pencatatan Efek Bersifat Corporate Governance Terhadap
Ekuitas di Bursa, Keputusan Tindakan Perataan Laba yang
Direksi No: KEP-315/BEJ/06- Dilakukan Oleh Perusahaan yang
2000. Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta,”
Darmawati.K. 2005. Hubungan Modus, Vol. 20(2): 126-138.
Corporate Governance dan Kinerja Halim, Abdul. (2005). Analisis Investasi.
Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Edisi ke-2. Jakarta : Salemba
Indonesia. Yogyakarta. Ikatan Empat.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

Harahap, S. S. 2004. Analisis Kritis Atas Finance, and Takeovers, American


Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Economic Review 76 (2), 323-329.
Cetakan Keempat. PT. Raja Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta
Grafindo Persada. Jakarta. No Kep.339/BEJ/07-2001 tanggal
Horne, James C. Van and John, M. 20 Juli 2001. Pencabutan ketentuan
Wachowicz, 1997, Prinsip- huruf C.2.e Peraturan Pencatatan
PrinsipManajemen Keuangan, Efek Nomor I-A tentang Ketentuan
Edisi kesembilan. Salemba empat : Umum Pencatatan Efek Bersifat
Jakarta. Ekuitas di Bursa.
Ikatan Akuntansi Indonesia., 2017. Aktiva Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor :
Tidak Berwujud (Revisi 2000), Kep-41/PM/2003 tentang
PSAK No. 19. Pembentukan dan Pedoman
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2017, Pelaksanaan Kerja Komite Audit.
Standar Akuntansi Keuangan PSAK Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP
No. 2, Salemba Empat, Jakarta. 103/MBU/2002 tentang Komite
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2017. ED Audit.
PSAK No. 01. Salemba Empat. Keputusan Menteri BUMN Nomor :
Jakarta. KEP-117/M-MBU/2002 tentang
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2017, Penerapan Praktek Good
Pernyataan Standar Akuntansi Corporate Governance Pada
Keuangan PSAK, Salemba Empat, Badan Usaha Milik Negara.
Jakarta. KNKG. 2002. Pedoman Good Corporate
Ikatan Akuntan Indonesia. 2017. Standar Governance Indonesia. Jakarta.
Akuntansi Keuangan. Jakarta: IAI. KNKG. 2001. Pedoman Good Corporate
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2017. PSAK Governance Indonesia. Jakarta.
55: Instrumen Keuangan: Kono, Fransiska Dian Permatasari dan
Pengakuan dan Pengukuran. Etna Nur Afri Yuyeta. 2013.
Jakarta: IAI. Pengaruh Arus Kas Bebas, Ukuran
Inggid Fahrunisyah, Tria and Kardinal, KAP, Spesialisasi Industri KAP,
Kardinal and Aprilia, Rini. Analisis Audit Tenur dan Independensi
Pengaruh Kebijakan Dividen dan Auditor terhadap Manajemen Laba.
Ukuran Perusahaan Terhadap Diponegoro Journal of Accounting.
Manajemen Laba. STIE MDP. Vol. 2, No. 3: 1-9.
Irawan, Wisnu Arwindo. 2013. Analisis Lin, W., & Rong, M. (2012). Impacts of
Pengaruh Kepemilikan Other Comprehensive Income
Institusional, Leverage, Ukuran Disclosure on Earnings
Perusahaan dan Profitabilitas Mangement. Nankai Business
terhadap Manajemen Laba. Skripsi. Review International, Vol. 3 Issue
Universitas Diponegoro. 1, pp. 93-101.
Jao, Robert. 2011. Corporate Lobo, Gerald J, Zhou. (2001). Disclosure
Governance, Ukuran Perusahaan, Quality and Earnings Management.
dan Leverage Terhadap Manajemen Social Science Electronic Network
Laba Perusahaan Manufaktur . Paper Collection, May 2001.
Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Marcellina dan Sugeng Pamudji. 2009.
Auditing, Vol. 8 No. 1, November, Pengaruh Kompetensi,
2011, hal: 1-94. Independensi, dan Profesionalisme
Jensen, Michael C. 1986. Agency Cost of terhadap Kemampuan Auditor
Free cash Flow, Corporate dalam Mendeteksi Kecurangan.
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

Nachrowi, Nachrowi Djalal, dan Hardius terdaftar di Bursa Efek Jakarta,


Usman. 2006. Pendekatan Populer Simposium Nasional Akuntansi IX.
Dan Praktis Ekonometrika Untuk Ridhani, Devi. 2012. Analisis Pengaruh
Analisis Ekonomi Dan Keuangan. Arus Kas Bebas dan Leverage
Jakarta : Lembaga penerbit Keuangan Terhadap Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Laba Pada Perusahaan Properti dan
Indonesia. Real Estate yang Terdaftar di Bursa
Nasution, Marihot dan Doddy Setiawan. Efek Indonesia. Skripsi. Universitas
2007. Pengaruh Corporate Sumatera Utara.
Governance Terhadap Manajemen Riko, Perdana. (2012). “Pengaruh Firm
Laba di Industri Perbankan Size, Leverage, Good Corporate
Indonesia. SNA X Makasar. Governance, dan Profitabilitas
Nayiroh, Siti 2013. Analisis Faktor-faktor Terhadap Earning Management.”
yang Mempengaruhi Praktik Jurnal Ilmiah. Semarang: fakultas
Manajemen Laba. Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro.
Akuntansi. Universitas Dian Vol. 4, No 2, hal: 1-20.
Nuswantoro Semarang Sandra, Dessy dan Indra Wijaya Kusuma.
Oktaviana, Uli. 2013. Relevansi nilai 2004. “Reaksi Pasar terhadap
laba, nilai buku dan arus kas bersih Tindakan Pemerataan Laba dengan
pada perusahaan food and beverage Kualitas Auditor dan Kepemilikan
di Indonesia. Jurnal Ekonomi. Vol. Manajerial sebagai Variabel
8, No. 02. Pemoderasi”, Makalah SNA VII:
Oktaviana, Weni Vera. 2012. ”Pengaruh hal. 948-961.
Arus Kas Bebas, Perubahan Tarif Sawyer, Lawrence B., Mortimer A.
PPh Badan, Kecakapan Manajaerial Dittenhofer, dan James H.
Perusahaan, Konsentrasi Scheiner. 2005. Sawyer's. Internal
Kepemilikan Perusahaan, dan Auditing, 5th Edition.
Aktivitas Komite Audit Terhadap Dialihbahasakan oleh Desi
Manajemen Laba”. Jurnal Adhariani. Audit Internal Sawyer
Akuntansi Fakultas Ekonomi Edisi 5. Buku 1. Salemba Empat.
Universitas Pandanaran. Vol. 2, Jakarta.
No. 2. Scott, R.W. 2000. Financial Accounting
Pambudi, Januar Eky dan Farid Addy Theory 2nd Ed. Prentice Hall, New
Sumantri. 2014. “Kualitas Audit, Jersey.
Ukuran Perusahaan dan Leverage Scott, W., R. 2003. Financial Accounting
Terhadap Manajemen Laba”. SNA Theory. Toronto Canada: Prentice-
XVII. Lombok. Hall.
Putri, I Gusti Ayu Made Asri Dwija, Septiani, Virgyana. 2013.”Pengaruh
2012. “ Pengaruh Kebijakan Mekanisme Corporate
Dividen dan Corporate Governance, Leverage,
Governance terhadap Manajemen Profitabilitas, dan Kebijakan
Laba”, Buletin Studi Ekonomi. Dividen Terhadap Manajemen
Volume 17 Nomor 2 Halaman 157- Laba”. Universitas Muhammadiyah
171. Yogyakarta.
Rahmawati, Suparno, Yacob dan Septiarti, Wahyu, 2016. Pengaruh Arus
Qomariyah, Nurul. 2006. Pengaruh Kas Bebas, Kebijakan Dividen, dan
Asimetri Informasi terhadap Leverage Terhadap Manajemen
Praktik Manajemen Laba pada Laba. Universitas Pancasila.
Perusahaan Perbankan Publik yang
Jurnal Manajemen Bisnis Krisnadwipayana Herry Winarto dan JMV Mulyadi

Statement of Financial Accounting Corporate Governance,


Concepts (SFAC) No. 3 dan 6 Manajemen Laba dan Kinerja
Elements of Financial Statements: Keuangan. Simposium Nasional
A Replacement of FASB Concepts Akuntansi 10. Makassar.
Statement No. 3. 1985. Publication Veronica, Sylvia dan Bachtiar, Yanivi S.
Departmen FASB, Stamford, 2004. Good Corporate Governance,
Connecticut. Information Asymmetry, and
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Earnings Management. Simposium
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Nasional Akuntansi VII: 60-72.
Bandung: Alfabeta. Wardhana, S. W. (2009). Corporate
Sunarto, Teori Keagenen Dan Social Responsibility: Sebuah
Manajwemen Laba, Journal Kajian Kepedulian Perusahaan terhadap
Akuntansi.Pebruari 2009, Hal 13- Lingkungan di Sekitarnya. Pesan
28 ISSN: 1979-4886 Vol.1 No.1.13 dipost di
Suryana, Agung, 2005, “ Pengaruh http://wisnu.blog.uns.ac.id/2009/11/
Komite Audit terhadap Kualitas 26/corporate-social responsibility
laba,”Simposium Nasional sebuah-kepedulian-perusahaan -
Akuntansi VIII: Solo, 15-16 terhadap-lingkungan-di sekitarnya/
September White, I. Gerald., et.al. (2003). The
Tampubolon, Mayasari. 2012. Pengaruh Analysis and Use of Financial
Leverage, Free Cash Flow, dan Management. (3rd Edition), John
Good Corporate Governance Wiley&Sons, Inc.
Terhadap Praktik Perataan Laba Wibisono. 2005. Metode Statistika.
Pada Perusahaan Manufaktur Yogyakarta. Gajah Mada
Sektor Industri Dasar dan Kimia di University Press.
Bursa Efek Indonesia. Skripsi Wiwik Utami, 2005, “Pengaruh
Fakultas Ekonomi Universitas Manajemen Laba Terhadap Biaya
Gunadarma Modal Ekuitas (Studi Pada
Tetuko, D. T. (2012). Pengaruh Perusahaan Publik Sektor
Pengungkapan Other Manufaktur)”, Simposium
Comprehensive Income Terhadap Nasional Akuntansi VIII.
Manajemen Laba (Studi pada Zuhri, Akhmad Bakkrudin. 2011.
Perusahaan Manufaktur Publik di “Pengaruh Arus Kas Bebas dan
Indonesia). Surakarta: Skripsi Komite Audit Terhadap
Universitas Sebelas Maret. Manajemen Laba”. Jurnal
Ujiyantho, M. Arief dan Pramuka, Akuntansi.
Bambang Agus. 2007. Mekanisme

Anda mungkin juga menyukai