Anda di halaman 1dari 2

Dampak Sanering Pada Perekonomian NKRI

Indonesia sudah melakukan 3 kali kebijakan sanering dan hasilnya gagal karena menimbulkan kericuhan
di masyarakat, salah satunya kebijakan sanering tahun 1959 yang dimana pemerintah memutuskan
untuk menurunkan nilai mata uang Rp500 menjadi Rp50 dan mata uang dengan nilai Rp1.000 menjadi
Rp100 berdasarkan UU No. 2 Prd. Tahun 1959. Beberapa masyarakat yang sudah mengetahui informasi
ini berbondong - bondong untuk membelanjakan uang pecahan lama sebelum sanering dengan membeli
seluruh toko sembako, hewan ternak, dan usaha lainnya untuk menghabiskan uang tersebut yang
dimana hal ini menyebabkan kepanikan masyarakat ( Panic Buying ) dan pemilik bisnis mengalami
kerugian sangat besar karena masyarakat tidak ada yang ingin mempunyai uang pecahan Rp500 dan
Rp1.000. Kebijakan ini membebani pemerintah dan meningkatkan laju inflasi yang mana pemerintah
mengalami defisit sebesar 29,7% pada tahun 1961 dan terus naik hingga 63,4% pada tahun 1965.

1. Dampak Positif

Setelah menerapkan kebijakan sanering, terdapat beberapa hasil yang berdampak positif pada sistem
perekonomian Indonesia. Antara lain:

a. Mengembalikan Laju Perekonomian Negara

Diberlakukannya kebijakan tersebut pada tahun 1950 dapat mengatasi situasi ekonomi negara yang
belum stabil setelah kemerdekaan seperti inflasi yang sangat tinggi, utang negara, dan juga
melambungnya harga barang pokok. Adanya sanering tersebut dapat mengisi kekosongan kas negara
dan juga menurunkan harga-harga akibat inflasi.

b. Menurunkan Lonjakan Inflasi

Kebijakan sanering pada tahun 1959 dapat membantu pemerintah dalam menekan lonjakan inflasi dan
juga menutup utang pemerintah dengan cara membekukan simpanan (giro dan deposito) yang diganti
menjadi simpanan jangka panjang.

c. Mengurangi Jumlah Uang yang Beredar

Sanering yang diberlakukan pada tahun 1965 berhasil dalam mengurangi jumlah uang yang beredar
akibat hiperinflasi. Sehingga masyarakat mulai berani untuk membelanjakan uang mereka.

2. Dampak Negatif

Selain dampak positif, kebijakan sanering juga berdampak negatif pada perekonomian negara. Beberapa
dampak negatif yang terjadi adalah:

a. Panic Buying
Akibat keterlambatannya informasi mengenai kebijakan sanering pada tahun 1959, masyarakat langsung
membelanjakan pecahan uang Rp500 dan juga Rp1.000 ke pusat perbelanjaan. Hal ini menyebabkan
panic buying pada masa itu.

b. Kesulitan Perekonomian Masyarakat

Sanering yang diberlakukan pada tahun 1950 dirasa kurang tepat karena tidak melihat kondisi ekonomi
masyarakat. Dengan pemotongan nilai mata uang, terjadi penurunan daya beli masyarakat akibat
kesulitan ekonomi yang sedang mereka alami.

c. Kesulitan Likuiditas

Akibat pembekuan simpanan tabungan membuat bank-bank mengalami kesulitan likuiditas. Likuiditas
sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi memenuhi kewajiban atau utang yang
harus segera dibayar dengan harta lancarnya.

d. Penurunan Drastis Nilai Mata Uang

Sanering yang diberlakukan pada tahun 1965 membuat penurunan drastis nilai rupiah yang tadinya
Rp1.000 menjadi Rp1. Setelah itu, terjadi depresiasi nilai rupiah yang menyebabkan krisis finansial di
tahun 1997 dan juga membuat nilai rupiah semakin tidak ada harganya.

Anda mungkin juga menyukai