Anda di halaman 1dari 11

KEBIJAKAN SANERING MATA UANG DI INDONESIA

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh guru
pembimbing

Mata Pelajaran Sejarah Indonesia

Guru Pembimbing: Kaspianto S.Pd

05 Dewi Hera
10 Farren Clever
22 Rikhsan Maulana S. R.
29 Zegha Devantara

SMA NEGERI 1 TANJUNGPANDAN KELAS XII BAHASA

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Adapun judul makalah ini adalah “KEBIJAKAN SANERING MATA
UANG DI INDONESIA”. Makalah ini disusun sebagai kewajiban
menyelesaikan tugas Pendidikan Sejarah Indonesia dengan guru pembimbing
Kaspianto S.Pd.

Selama melakukan pencarian dan penyusunan materi makalah ini, penulis


mendapat banyak bantuan, bimbingan dari Tim Pencari Materi dan Penulis
Makalah. Serta penulis berterimakasih kepada guru pembimbing Kaspianto S.Pd.
Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang
membantu proses penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, Penulis menerima segala kritik, masukan, dan saran
yang bersifat membangun dari setiap pembaca demi menyempurnakan makalah
in.

Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya dan


akhir kata penulis berharap kiranya Karya Tulis ilmiah ini dapat memberikan
manfaat kepada pembaca sekalian.

2
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................01

KATA PENGANTAR......................................................................................02

DAFTAR ISI....................................................................................................03

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................04

A. Latar Belakang................................................................................04
B. Rumusan Masalah...........................................................................04
C. Tujuan.............................................................................................04

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................05

A. Landasan Teori..............................................................................05
B. Dampak Kebijakan Sanering.........................................................06

BAB III PENUTUPAN....................................................................................08

A. Kesimpulan..................................................................................08
B. Saran............................................................................................08

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................09

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijakan sanering terjadi karena Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959.
Pada saat itu kondisi perekonomian negara sedang terpuruk yakni inflasi yang
tinggi, harga barang melambung tinggi. Oleh karena itu pemerintah
melaksanakan kebijakan baru yakni kebijakan sanering dengan tujuan
mencegah inflasi, mengendalikan harga, meningkatkan nilai mata uang.
Kebijakan ini diberlakukan bukanlah tanpa alasan. Walau kebijakan
sanering atau devaluasi bisa merugikan masyarakat dan industri, namun
kebijakan ini adalah bentuk upaya untuk menekan laju inflasi yang terjadi.
Contoh lain dari diberlakukannya kebijakan sanering ini adalah pada 20 maret
1950. Kebijakan yang dikenal dengan nama “Gunting Syarifuddin” adalah
Langkah terobosan untuk mencegah kebangkrutan Indonesia karena dilatar
belakangi oleh menumpuknya utang Indonesia pada saat itu yang harus
menanggung utang pemerintahan Hindia Belanda, serta berbagai peperangan
dan pemberontakan yang terus terjadi memakan banyak sekali biaya yang
mengakibatkan melambungnnya kebutuhan pokok dan menurunnya nilai mata
uang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada diatas, maka permasalahan yang
dirumuskan dalam makalah ini adalah:
1. Mengetahui kebijakan sanering yang diberlakukan di Indonesia?
2. Mengetahui dampak dari kebijakan sanering?
3. Mengetahui tujuan diberlakukannya kenijakan sanering?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas makan tujuan kami menulis makalah
ini adalah:
1. Memenuhi tugas makalah mata pelajaran Sejarah Indonesia

4
2. Mengetahui dan mempelajari kebijakan sanering yang ada di
Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
Sanering atau biasanya disebut devaluasi adalah pemotongan nilai uang
yang bertujuan untuk menurunkan daya beli masyarakat. Di Indonesia sendiri
kebijakan sanering ini sudah pernah beberapa kali terjadi yakni pada tahun
1950, 1959, dan 1965.
Kebijakan sanering pertama dilakukan pada 19 Maret 1950 dikarenakan
akibat dari inflasi yang tinggi, utang menumpuk, dan harga mlonjak tajam.
Dan kebijakan ini dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 1950 pukul 20.00.
Kebijakan ini dinamai dengan nama Gunting Syarifruddin. Kebijakan ini
diterapkan oleh Menteri Keuangan Kabinet Hatta II Syarifruddin
Prawiranegara. Sesuai dengan namanya kebijakan ini menggunting uang
menjadi dua bagian dimulai dari pecahan uang Rp 5 ke atas. Pecahan Rp 5
dipotong nilainya menjadi Rp 2,5. Guntingan kiri tetap berlaku sebagai alat
pembayaran yang sah hingga tanggal 9 Agustus pukul 18.00. Dan guntingan
kanan digunakan sebagai alat untuk membeli obligasi. Pada tanggal 22 Maret
sampai 16 April 1950 guntingan kiri harus ditukar dengan uang kertas yang
baru di bank.
Kebijakan sanering kedua dilaksanakan pada 24 Agustus 1959 pada masa
demokrasi terpimpin untuk menanggulangi inflasi yang terus berlangsung.
Kebijakan ini didasarkan pada Peraturan Pemerintah No 2 dan 3 tahun 1959.
Pemerintah berusaha mengurangi jumlah uang beredar dengan melakukan
penurunan nilai uang sebesar 90% pada nominal mata uang yaitu 500 rupiah
bergambar macan menjadi 50 rupiah saja dan 1000 rupiah bergambar gajah
hanya bernilai 100 saja. Pemilihan pemotongan nilai uang ke nominal besar
mungkin adalah pertimbangan asumsi bahwa mata uang yang bernominal
besar cenderung dimiliki oleh masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi
menengah keatas sehingga dampak sanering pada masyarakat kebawah

6
berkurang. Dengan tujuan mengurangi peredaran mata uang dan perbaikan
ekonomi negara.
Kebijakan sanering ketiga dilaksanakan pada 13 Desember 1965.
Pemerintah menurunkan pecahan Rp 1000 menjadi Rp1 yang merupakan uang
baru. Kebijakan tersebut tidak membawa dampak yang lebih baik dikarenakan
terjadi depresiasi nilai rupiah tanpa henti. Kebijakan sanreing ketiga membuat
perekonomian Indonesia semakin kacau. Puncaknya ditahun 1966 ketika
inflasi menyentuh titik hingga 635,5% dan rakyat kian menderita.
Ada beberapa kelemahan kebijakan sanering yang terjadi di Indonesia.
Kelemahan tersebut berupa perekonomian suatu negara diantaranya,
pembangunan ekonomi nasional yang terlantar, mata uang lokal menurun
nilainya terhadap mata uang asing, daya beli masyarakat menurun, pendapatan
yang berkurang karena penurunan nilai mata uang yang membuat
perekonomian masyarakat menjadi sulit.
B. Dampak Kebijakan Sanering
Hasil dari kebijakan sanering yang dilakukan Indonesia yakni gagal karena
menimbulkan kericuhan di masyarakat salah satunya kebijakan sanering tahun
1959 Beberapa masyarakat yang sudah mengetahui informasi ini berbondong -
bondong untuk membelanjakan uang pecahan lama sebelum sanering dengan
membeli seluruh toko sembako, hewan ternak, dan usaha lainnya untuk
menghabiskan uang tersebut yang dimana hal ini menyebabkan kepanikan
masyarakat dan pemilik bisnis mengalami kerugian sangat besar karena
masyarakat tidak ada yang ingin mempunyai uang pecahan Rp500 dan
Rp1.000. Kebijakan ini membebani pemerintah dan meningkatkan laju inflasi
yang mana pemerintah mengalami defisit sebesar 29,7% pada tahun 1961 dan
terus naik hingga 63,4% pada tahun 1965.
Terlepas dari kegagalan kebijakan sanering di Indonesia ada dampak
positif dan negative yang menyertai kebijakan sanering.
1. Dampak positif yang ditemukan
a. Mengembalikan Laju Perekonomian Negara

7
Diberlakukannya kebijakan tersebut pada tahun 1950 dapat
mengatasi situasi ekonomi negara yang belum stabil setelah
kemerdekaan seperti inflasi yang sangat tinggi, utang negara, dan
juga melambungnya harga barang pokok. Adanya sanering
tersebut dapat mengisi kekosongan kas negara dan juga
menurunkan harga-harga akibat inflasi.
b. Menurunkan Lonjakan Inflasi
Kebijakan sanering pada tahun 1959 dapat membantu pemerintah
dalam menekan lonjakan inflasi dan juga menutup utang
pemerintah dengan cara membekukan simpanan (giro dan
deposito) yang diganti menjadi simpanan jangka panjang.
c. Mengurangi Jumlah Uang yang Beredar
Sanering yang diberlakukan pada tahun 1965 berhasil dalam
mengurangi jumlah uang yang beredar akibat hiperinflasi.
Sehingga masyarakat mulai berani untuk membelanjakan uang
mereka.
2. Dampak Negatif yang ditemukan
a. Kesulitan Perekonomian Masyarakat
Sanering yang diberlakukan pada tahun 1950 dirasa kurang tepat
karena tidak melihat kondisi ekonomi masyarakat. Dengan
pemotongan nilai mata uang, terjadi penurunan daya beli
masyarakat akibat kesulitan ekonomi yang sedang mereka alami.
b. Kesulitan Likuiditas
Akibat pembekuan simpanan tabungan membuat bank-bank
mengalami kesulitan likuiditas. Likuiditas sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi memenuhi
kewajiban atau utang yang harus segera dibayar dengan harta
lancarnya.
c. Penurunan Drastis Nilai Mata Uang
Sanering yang diberlakukan pada tahun 1965 membuat penurunan
drastis nilai rupiah yang tadinya Rp1.000 menjadi Rp1. Setelah

8
itu, terjadi depresiasi nilai rupiah yang menyebabkan krisis
finansial di tahun 1997 dan juga membuat nilai rupiah semakin
tidak ada harganya.

9
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang ada di bab sebelumnya maka kami dapat
menyimpulkan bahwa sanering atau biasanya disebut devaluasi adalah
pemotongan nilai uang yang bertujuan untuk menurunkan daya beli
masyarakat. Di Indonesia sendiri kebijakan sanering ini sudah pernah
beberapa kali terjadi yakni pada tahun 1950, 1959, dan 1965.
Tujuan diberlakukannya sanering yakni untuk menekan laju inflasi yang
semakin tinggi, mengendalikan harga, meningkatkan harga, meningkatkan
nilai mata uang dan menjaga stabilitas ekonomi negara.
Terdapat juga dampak positif dan negatif dari kebijakan sanering ini
diantaranya adalah mengembalikan laju perekonomian negara, menurunkan
lonjakan inflasi, mengurangi jumlah uang yang beredar, dan kesulitan
perekonomian masyarakat, kesulitan likuiditas, penurunan drastis nilai mata
uang.
B. Saran
Setelah mengetahui bermecam-macam informasi mengenai kebijakan
sanering kami berharap:
1. Membuat para pembaca bisa mengetahui kenapa kebijakan ini bisa terjadi
dan diterapkan di masa itu
2. Agar tidak terjadi dampak negatif dari kebijakan sanering saran penulis
adalah pemerintah berusaha meningkatkan perekonomian negara
Indonesia agar kebijakan sanering ini sebagai landasan pembelajaran
untuk kedepannya dalam mengeluarkan kebijakan baru.

10
DAFTAR PUSTAKA

Admin LinovHR. “Sanering: Pengertian dan Dampaknya Bagi


Ekonomi”.LinovHR.com, 15 Februari 2021. https://www.linovhr.com/sanering-
adalah/
Sabil, Muhammad Daffa. “Sanering adalah: Pengertian, Perbedaan, Dampak, dan
Kelemahan”. Hashmicro.com, 11 Februari 2022
https://www.hashmicro.com/id/blog/sanering-adalah/

“Kebijakan Sanering Mata Uang: Latar Belakang, Pelaksanaan, dan Dampak”


Sejarahkita.com, 21 Maret 2022. https://www.sejarahkita.com/2022/03/kebijakan-
sanering-mata-uang-latar.html?m=1

Akhyar, Mahlil. “Kebijakan Sanering Mata Uang”. Scribd.com.


https://id.scribd.com/document/469917539/1-KEBIJAKAN-SANERING-MATA-UANG

11

Anda mungkin juga menyukai