1. Teori – teori yang bertujuan untuk memberikan pada kerangka keseluruhan untuk
semua masalah akuntansi dan dikembangkan secara empiris, mereka diberi label
‘ilmiah umum’. Metode ilmiah umum memunculkan publikasi terkenal, kajian
independen dari prinsip akuntansi dan merilis sebuah pernyataan prinsip akuntansi.
Bagaimana prosedur akuntansi diarahkan kepada segmen dari praktik akuntansi yang
menuntut profesi akuntansi harus lebih peduli, Jelaskan?
2. Teori normatif mengadopsi tujuan (yang ideal) sikap dan kemudian menentukan cara
mencapai tujuan yang dinyatakan. Mereka memberikan resolusi tentang apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan mereka yang telah disebutkan. Jelaskan perbedaan
antara teori normative dengan teori positif?
3. Teori akuntansi Perilaku cenderung berfokus pada pengaruh psikologis dan sosiologis
pada individu dalam penggunaan dan / atau penyusunan akuntansi. Bagaimana teori
akuntansi dapat bermanfaat bagi kalangan akademisi dan praktisi, Jelaskan?
4. Pendekatan induktif untuk pengembangan teori akuntansi adalah cara yang populer
untuk belajar keterampilan akuntansi sampai cukup akhir-akhir ini, akuntan yang telah
dilatih dengan magang atau diberi artikel untuk berlatih akuntan selama beberapa tahun.
Seberapa penting pendekatan induktif bagi para peneliti di bidang akuntansi, apakah
pendekatan ini masih relevan dengan perkembangan akuntansi saat ini, Jelaskan?
5. Bagaimana menurut pandangan anda apakah akuntan perlu regulasi yang jelas dan
berkredibilitas? bagaimana implementasi dari aturan PSAK yang digunakan di
Indonesia, serta negara Indonesia menganut sistem apa, Jelaskan?
Jawaban:
3. Dalam praktiknya, akuntansi memiliki tujuan yang ingin dicapai dalam aktivitasnya
sehingga digunakan dan diterapkan sebaik mungkin agar bisa mencapai tujuan- tujuan
tersebut, seperti berikut ini:
1. Dapat menjadi data untuk melakukan evaluasi dan menjelaskan prinsip akuntansi
2. Hasil akuntansi bisa menyederhanakan sesuatu yang kompleks dan menyeluruh
3. Dapat memecahkan masalah secara lebih tepat
4. Dapat memprediksi sesuatu yang akan terjadi dalam jangka waktu dan kondisi
tertentu
5. Bisa membantu mengidentifikasi, menjelaskan, sampai menyimpulkan bentuk
fenomena dalam bidang akuntansi
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar etika
profesi akuntansi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, International Federation
of Accountants, badan pengatur dan pengaturan perundang-undangan yang relevan. Ada lima
jenis PSAK yang berlaku dan digunakan oleh perusahaan maupun pemerintahan di Indonesia,
diantaranya SAK-IFRS, SAK-ETAP, SAK-Syariah, SAK-EMKM, dan SAP.
Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang relevan berdasar
prinsip etika profesi.
1. Etika profesi akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku atau perbuatan baik
dan buruk manusia sejauh yang dapat memahami oleh pikiran manusia terhadap
pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan
khusus sebagai akuntan.
Tanpa kode etik, seorang akuntan dapat saja langsung memberhentikan.
Dalam prinsip etika profesi akuntansi, skandal yang bertentangan dengan kode etik
merupakan masalah besar.
Itulah sebabnya Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) mengeluarkan kode etik yang harus
dipatuhi oleh akuntan.
Terdapat delapan prinsip dasar etika profesi akuntansi yang harus memahami oleh
setiap akuntan yang menjalankan pekerjaannya.
Berikut adalah poin-poin dari prinsip etika, kode etik profesi akuntansi dan
penjelasannya:
a. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
b. Standar Teknis
Setiap kegiatan harus mengikuti standar teknis dan standar profesional yang relevan
berdasar prinsip etika profesi.
c. Kepentingan Publik
d. Integritas
e. Kerahasiaan Akuntan
Mengingat akuntan adalah profesi yang berhubungan langsung dengan data keuangan
maupun akuntansi, maka sudah sepatutnya harus mampu memegang prinsip etika
kerahasiaan.
f. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang memberikan
anggota.
Kompetensi adalah salah satu penjamin mutu dan kualitas layanan dari seorang
profesional di bidang jasa.
4. Tidak seperti pendekatan deduktif, dalam pendekatan induktif ini kebenaran dan
kepalsuan dalil tidak tergantung pada dalil lainnya, tetapi harus melalui pengujian empiris.
Dalam pendekatan induktif kebenaran suatu dalil tergantung pada pengamatan terhadap
contoh yang cukup dari hubungan kasus yang berulang-ulang dan seragam.