Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

EPISTEMOLOGI DALAM

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Philosophy of Islamic Education

Diampu oleh: Bapak Muhammad Manar, S.Fil.I.,M.Ag.

Disusun oleh: Kelompok 3

Nama Anggota Kelompok :

1. Riska Diana (126203201043)


2. Shendy Nurwakhidiyati (126203202121)
3. Nela Amanda Agustin (126203202128)
4. Nur Diana Maulida (126203202131)

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT senantiasa kita ucapkan yang telah
memberikan hidayah-Nya. Tidak lupa sholawat serta salam tercurahkan bagi Baginda Agung
Rasulullah SAW yang telah membimbing kita menuju jalan yang lurus dan yang kita
nantikan syafaatnya di yaumul qiamah nanti.

Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Philosophy
of Islamic Education. Kami berharap dibuatnya makalah ini dapat menambah wawasan
tentang epistemologi dalam pengembangan pendidikan islam. Kami mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Hj. Maftukhin , M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I. selaku Dekan FTIK IAIN Tulungagung
3. Muhammad Manar, S.Fil.I.,M.Ag selaku dosen mata kuliah philosophy of islamic
education yang telah memberikan tugas dan pengarahan kepada kami, dan
4. Teman-teman kelompok 3 yang telah bekerjasama dalam penulisan makalah ini.

Kami berharap agar makalah ini mampu memberikan sudut pandang baru bagi
pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Masih ada
banyak kesalahan yang perlu kami perbaiki. Untuk itu,kami mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca, agar nantinya makalah ini menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Tulungagung, 31 Maret 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................i
BAB I.................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................................................2
A. Epistemologi Pendidikan Islam...........................................................................................2
B. Upaya Pengembangan Pendidikan Islam............................................................................3
C. Pentingnya Pengembangan Pendidikan Islam....................................................................4
D. Metode Epistemologi Pendidikan Islam..............................................................................6
BAB III...............................................................................................................................................8
PENUTUP..........................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..........................................................................................................................8
B. Saran....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................9

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat kita ingin mengembangkan bangunan ilmu pengetahuan yang islami,
maka kita harus menyiapkan epistemologi Islam. Begitu pula ketika kita ingin
mengembangkan ilmu pendidikan Islam, maka kita harus memantapkan epistemologi
pendidikan Islam, terutama pada aspek metode dan pendekatannya. Salah satu
problem utama pendidikan Islam adalah problem epistemologi. Perpaduan berpikir
rasional dan empiris menjadi sebuah keniscayaan bagi para ilmuwan. Epistemologi
sebagai penentu cara berpikir manusia baik deduktif maupun induktif. Demikian juga
dalam dunia Islam yang menjadikan epistemologi sebagai acuan berpikir yang tidak
hanya memfokuskan diri pada nilai-nilai agama saja melainkan juga profesional
dalam hal keilmuan. Al-Ghazali merupakan salah satu potret pemikir Islam yang
menguasai berbagai disiplin ilmu, mulai dari fiqih, filsafat, tasawuf dan sebagainya
sehingga menjapat julukan Hujjah al-Islam (pemikir besar muslim). Oleh karenanya,
tidak heran apabila dalam pemikirannya menempatkan pendidikan Islam sebagai hal
utama dan terpenting dalam merubah, membentuk, mengembangkan dan memajukan
perubahan pada diri manusia sesuai ajaran Islam dan kebudayaannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu epistemologi pendidikan Islam?
2. Bagaimana uapaya pengembangan pendidikan Islam?
3. Apa pentingnya mengembangkan pendidikan Islam?
4. Apa metode – metode epistemologi pendidikan Islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu epistemologi pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui bagaimana upaya pengembangan pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui pentingnya mengembangkan pendidikan Islam.
4. Untuk mengetahui metode – metode epistemologi pendidikan Islam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Epistemologi Pendidikan Islam


Secara etimologi, epistemologi berasal dari bahasa Yunani yang berarti teori
ilmu pengetahuan. Epistemologi merupakan gabungan dari kata episteme yang
berarti pengetahuan, dan logos yang berarti teori, uraian atau ulasan. 1 Jadi
epistemologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang
bersangkutan dengan pengetahuan dan dipelajari secara substantif.
Pendidikan Islam adalah proses ransinternalisasi pengetahuan dan nilai Islam
kepada peserta didik melalui upaya pengajaran, pembiasaan, bimbingan,
pengasuhan, pengawasan, dan pengembangan potensinya guna mencapai
keselarasan dan kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat. 2
Setiap ilmu pengetahuan seharusnya diinspirasi dari hasil kerja
epistemologinya. Pendidikan Islam harus dibangun dan dikembangkan
berdasarkan epistemologi untuk menciptakan pendidikan Islam yang bermutu dan
berdaya saing tinggi untuk bisa bertahan dan memimpin.
Upaya penggalian, penemuan dan pengembangan pendidikan Islam bisa
efektif dan efisien, bila didasarkan epistemologi pendidikan Islam. 3 Sehingga
pengembangan pendidikan Islam secara konseptual maupun secara aplikatif harus
dibangun dari segi epistemologi pendidikan Islam.
Epistemologi pendidikan Islam menekankan pada upaya, cara, atau langkah-
langkah untuk mendapatkan pengetahuan pendidikan Islam. Maka epistemologi
pendidikan Islam dapat dijelaskan sebagai objek pengetahuan, cara memperoleh
pengetahuan dan cara mengukur benar tidaknya pengetahuan yang berkaitan
dengan pembentukan kepribadian, akhlak, mengembangkan fitrah dan semua
potensi manusia secara maksimal sehingga menjadi muslim yang baik, memiliki
pola pikir logis-kritis, beriman, bertaqwa, berguna bagi diri dan lingkungannya,
dan dapat mrencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat sesuai dengan ajaran
Islam. 4

1
Abdul Aziz, Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan Islam, Surabaya: Elkaf,
2006, h.71.
2
Jusuf Mudzakir, Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006), h. 27-28.
3
Ibid, h. 7.
4
Potensia: Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 2. (Desember 2016)h. 241.

2
B. Upaya Pengembangan Pendidikan Islam
Telah diungkapkan  bahwa sampai saat ini pendidikan Islam masih perlu
penyempurnaan dan pengembangan lebih lanjut dalam berbagai faktor, baik di
bidang sarana maupun parasarananya masih perlu dibenahi dan ditata sedemikian
rupa. Sehingga menjadi modal bagi  pengembangan insan-insan yang
berkeperibadian yang utama.
Untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang masih perlu dibenahi,
maka dapat dikemukakan di sini, antara lain:
1. Di bidang sarana ; yakni penyempurnaan kemampuan tenaga tehnis berupa
guru-guru, alat-alat pelajaran dan pengajaran, metode pendidikan, organisasi
dan administrasi dan sebagainya.
2. Di bidang parasarana ; yakni penyempurnaan gedung sekolah, fasilitas-
fasilitas lainnya termasuk perpustakaan, musallah dan sebagainya.
Faktor-faktor yang penulis kemukakan di atas pada hakekatnya merupakan
faktor yang sangat menentukan bagi keberhasilan pendidikan Islam di
Indonesia, tanpa adanya faktor-faktor tersebut dapat menimbulkan hambatan
pelaksanaan pengajaran dan pendidikan Islam. Untuk itu, perlu adanya usaha-
usaha sebagai tindak lanjut untuk mengembangkan pendidikan Islam. Ada pun
usaha-usaha untuk mengembangkan pendidikan Islam tidak hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah. Departemen agama, tetapi menjadi tanggung jawab
kita semua, termasuk para orang tua dan pemuda serta pelajar itu sendiri.
1. Di bidang parasarana pendidikan Islam :
a) Pengadaan gedung-gedung,. Di sekolah Islam ini menjadi tugas pokok
pemerintah, dalam hal ini Departemen Agama; namun tidak menututp
kemungkinan bagi badan-badan swasta untuk mengembangkan dan
mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Islam. Seperti diketahui
bahwa salah satu tugas pokok Departemen Agama yaitu: "Penambaham
sarana yang dipergunakan dan diperlukan bagi pengembangang
kehidupan keagamaan termasuk pendidikan Islam".
b)  Pengadaan pasilitas pendidikan Islam, seperti :Musallah, perpustakaan,
ruangan peraktek bahasa dan ruangan laborotorium dan lain- lain.
2. Di bidang sarana pendidikan Islam

3
a) Peningkatan kemampuan tenaga pendidik, salah satu hambatan terhadap
pendidikan Islam dewasa ini adalah karena kurangnya tenaga kerja yang
cakap dan terampil. Kendatipun suda ada lembaga- lembaga pendidikan
yang berorentasi pada usaha menelorkan tenaga- tenaga pendidikan
Islam, namun hasil cetakannya belum dapat diandalkan. Bahkan masih
perlu adanya usaha yang mengarah kepada peningkatan mutuh guru-
guru sebagai tenaga propesional dalam tugas didik mendidik ini. Dalam
hal ini perlu adanya semacam penataran, kursus- kursus dan lain yang
mengarah kepada usaha tersebut.
b) Pembenahan metode pendidikan Islam termasuk alat pendidikan dan
pengajaran lainnya.Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan
program pendidikan dan pengajaran, akhlak, penerapan metode
mengajar yang tepat. Metode yang biasanya diterapkan dalam
mengajarkan mata pelajaran pendidikan agama hanya metode ceramah
atau ceritra, padahalmetode ini masih perlu dilengkapi atau diselingi
dengan metode yang lain.
c) Penyempurnaan isi kurikulum pendidikan Islam, Semakin dirasakan
sekarang bahwa isi kuriklum pendidikan Islam sudah perlu
disempurnakan, sehingga benar-benar relevan dengan keadaan dan
tuntutan zaman dengan demikian kelak anak didik setelah
menyelesaikan pendidikan dapat menunjkkan identitasnya sebagai
seorag muslim sejati. Dr. Zakiah Darajat mengatakan bahwa : Agar
kurikulum suatu sekolah, hendaknya disusun untuk menghadapi
tuntutan masa remaja dan untuk membantu mereka dalam menghadapi
persoalan yang sedang terjadi, atau yang mungkin terjadi di masa yang
akan datang.

C. Pentingnya Pengembangan Pendidikan Islam


Pendidikan islam diartikan sebagai aktifitas dan sebagai fenomena, pendidikan
sebagai aktifitas dapat diartikan sebagai upaya sadar yang dirancang untuk
membantu seseorang atau sekelompok orang dalam rangka mengembangkan
pandangan hidup, kemudian pendidikan islam sebagai fenomena dapat diartikan
sebagai sebuah peristiwa diamana dua orang atau lebih dan juga penciptaan

4
suasana bertemu yang kemudian dampaknya adalah berkembangnya suatu
pandangan hidup yang dijiwai oleh ajaran-ajaran dan nilai-nilai islam. Maka perlu
untuk dilakukan perencanaan untuk mewujudkan pengembangan pendidikan
islam, hal ini di lakukan sebagai upaya mencapai dan mewujudkan pengembangan
islam guna mewujudkan keterampilan hidup yang berpegang teguh pada ajaran
agama islam.
Pendidikan harus ditujukan untuk menciptakan keseimbangan pertumbuhan
kepribadian manusia, keseimbangan ini di tujukkan untuk mengembangkan
berbagai potensi yang di miliki oleh manusia itu sendiri. Hal yang dilakukan
dalam upaya pengembangan keseimbangan manuia adalah dengan cara melatih
jiwa, akal pikiran, perasaan, dan fisik yang di miliki. Maka pendidikan harus
berupaya menumbuh kembangkan seluruh potensi yang dimiliki manusia, baik
yang bersifat spiritual,intelektual, daya khayal, fisik, ilmu pengetahuan, maupun
bahasa, baik dilakukan secara berkelompok atau secara individu. Mansusia di
tuntut untuk bisa mendorong dirinya sendiri dalam beberapa aspek tertentu agar
mencapai kesempurnaan dan kebaikan. Tujuan dari pendidikan ini pada dasarnya
adalah untuk mendekatkan diri pada tuhan yang maha ESA, baik pada tingkat
kelompok, perseorangan maupun dalam segi kemanusiaan secara luas.
Sudah banyak pemikian dan juga kebijakan tentang pengembangan pendidikan
islam, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama
islam yang di harapkan memberikan suasana baru bagi pengembangan system
pendidikan khususnya di Indonesia. Para pemikir ini hendaknya memberikan
kontribusi lebih dalam menjabarkan makna pendidikan nasional yang berfungsi
mengembangkan kemampuan dalam membangun watak serta peradaban yang
bermartabat, hal ini dilakukan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
bertujuan untuk mengembangakan potensi peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

5
D. Metode Epistemologi Pendidikan Islam
Metode-metode dalam epistemologi Islam5:

a) Metode Rasional (Manhaj ‘Aql)


Metode rasional adalah metode yang dipakai untuk memperoleh
pengetahuan dengan menggunakan pertimbanganpertimbangan atau
criteria-kriteria kebenaran yang bisa diterima oleh rasio. Menurut metode
ini, sesuatu dianggap benar apabila bisa diterima akal6
b) Metode Intuitif,
Para pemikir pendidikan Islam mencoba menempatkan metode intuitif
pada posisi yang signifikan dalam menemukan pengetahuanpengetahuan
yang berkaitan dengan pendidikan Islam. Ada tiga alasan mengapa intuisi
memungkinkan untuk dijadikan sebagai metode dan ilmu pengetahuan:
Pertama, metode intuisi adalah metode yang banyak digunakan manusia;
Kedua, metode intuisi dapat diuji kemampuannya (dalam) memahami
realitas secara objektif; Ketiga, metode intuisi dapat dipelajari dan dikuasai
oleh siapapun dengan usaha-usaha yang intens dan terbimbing.7
c) Metode Dialogis (Manhaj Jadaly)
Metode dialogis adalah upaya menggali pengetahuan pendidikan Islam
yang dilakukan melalui karya tulis yang disajikan dalam bentuk
percakapan (tanya-jawab) antara dua orang atau lebih berdasarkan
argument yang bisa dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. Adapun upaya
untuk mencari jawaban melalui dialogis adalah aktivitas yang sah menurut
Islam dan ilmu pengetahuan.8
d) Metode Komparatif (Manhaj Muqaran)
Metode komparatif adalah metode memperoleh pengetahuan (dalam
hal ini pengetahuan pendidikan Islam) dengan cara membandingkan teori
dan praktek pendidikan, baik sesama pendidikan Islam maupun pendidikan
Islam dengan pendidikan lainnya. Metode ini ditempuh untuk mencari

5
Mujammil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam dari Metode Rasional hinggah Metode
Kritik, hlm. 374
6
Ibid. 271
7
Ibid 307
8
Ibid, 328

6
keunggulan-keunggulan maupun memadukan pengertian atau pemahaman,
supaya didapatkan ketegasan maksud dari permasalahan. 9
e) Metode Kritik (Manhaj Naqdy)
Metode kritik adalah usaha menggali pengetahuan tentang pendidikan
Islam dengan cara mengoreksi kelemahankelemahan suatu konsep atau
aplikasi pendidikan, lalu menawarkan solusi sebagai alternative
pemecahannya. Dengan demikian, dasar atau motif timbulnya kritik bukan
karena kebencian, melainkan karena adanya kejanggalankejanggalan atau
kelemahan-kelemahan yang harus diluruskan. 10Akan tetapi dalam metode
intuitif tidak mendapatkan perhatian dalam epistemologi Qaradawi.

9
Ibid, 342
10
Ibid , 350-351

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Epistemologi pendidikan Islam dapat dijelaskan sebagai objek pengetahuan,
cara memperoleh pengetahuan dan cara mengukur benar tidaknya pengetahuan
yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian, akhlak, mengembangkan fitrah
dan semua potensi manusia secara maksimal sehingga menjadi muslim yang baik,
memiliki pola pikir logis-kritis, beriman, bertaqwa, berguna bagi diri dan
lingkungannya, dan dapat mrencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat sesuai
dengan ajaran Islam.
Dalam upaya pengembangan pendidikan Islam terapat beberapa faktor yang
perlu diperbaiki agar menjadi modal bagi  pengembangan insan – insan yang
berkeperibadian yang utama. Yaitu faktor dibidang sarana dan prasarana.
Dalam pentingnya pengembangan pendidikan Islam tak lain tak bukan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama islam yang di harapkan
memberikan suasana baru bagi pengembangan system pendidikan khususnya di
Indonesia.
Metode epistemologi pendidikan islam diantaranya: metode rasional, metode
intuitif, metode dialogis (Manhaj Jadaly), metode komparatif (Manhaj Muqaran),
dan Metode Kritik (Manhaj Naqdy).

B. Saran
Penulis menyadari jika makalah kami masih terdapat banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kami akan terus berusaha untuk
memperbaiki. Penulis akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz, Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Gagasan Membangun Pendidikan


Islam, Surabaya: Elkaf, 2006,
Anonim. http://digilib.uinsby.ac.id/1988/6/Bab%205.pdf di akses pada tanggal 30
Maret 2021, pukul 14.47
Anonim.http://paudstaialgazalibone.blogspot.com/2014/03/usahapengembangan-
pendidikan-islam.html Diakses pada tanggal 27 Maret 2021, pukul 22.36
Fawza Anwar. 2016. Model Pengembangan Pendidikan Agama Islam Di Sekolah,
Ponorogo.
Jusuf Mudzakir, Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kencana Prenada
Media, 2006),
Munif, Muhmmad. Pengembangan Pendidikan Agama Islam Sebagai Budaya
Sekolah. Probolinggo.
Potensia: Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 2. (Desember 2016).

Anda mungkin juga menyukai