Anda di halaman 1dari 5

PENDIDIKAN SEKS USIA DINI MELALUI KELUARGA

SEBAGAI UPAYA MENCEGAH PERILAKU SEKS BEBAS DI


KALANGAN REMAJA

dalam

Lomba Essay
Duta Remaja Sehat

Oleh:
I Gede Made Arya Wiwekananda Krisna

SMP NEGERI 2 DENPASAR


TAHUN 2022
PENDIDIKAN SEKS USIA DINI MELALUI KELUARGA
SEBAGAI UPAYA MENCEGAH PERILAKU SEKS BEBAS DI
KALANGAN REMAJA

Oleh: I Gede Made Arya Wiwekananda Krisna

Seks bebas seringkali kita dengar di kehidupan modern seperti saat ini.
Pengertian seks bebas yang biasa kita kenal di masyarakat Indonesia adalah
perilaku seksual yang dilakukan di luar ikatan pernikahan. Dalam praktiknya, hal
tersebut bisa terjadi antara satu pasangan atau satu orang dengan berganti-ganti
pasangan. Seks bebas juga merupakan salah satu bentuk pelecehan seksual untuk
menyalurkan keinginan seksual seseorang kepada orang lain yang dikehendakinya
dan yang menghendakinya. Termasuk di dalam perilaku seks bebas yakni,
prostitusi, cinta satu malam dan seks pranikah.
Remaja merupakan kelompok usia yang rentan terpapar perilaku seks
bebas. Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai seseorang yang berusia antara 10-
19 tahun. Masa remaja adalah fase transisi dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa. Pada fase ini, terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam diri remaja
mencakup fisik, psikologis dan sosial. Perubahan secara fisik remaja ditandai
dengan pematangan organ seks yang melibatkan hormon seksual dalam tubuh
sehingga mengakibatkan dorongan emosi dan seksual. Tidak heran seseorang
yang memasuki usia remaja mempunyai sifat selalu ingin tahu dan cenderung
mencoba hal-hal yang baru, termasuk dalam menyalurkan hasrat seksual mereka.
Remaja mudah terjerumus dalam perilaku seks bebas didorong oleh
beberapa faktor. Menurut Taufik (2010), faktor yang mempengaruhi perilaku seks
bebas di kalangan remaja dibedakan menjadi 2 (dua), yakni faktor internal
(pengetahuan tentang seks pranikah dan sumber informasi yang didominasi
melalui peran teman sebaya) dan faktor eksternal (kurangnya komunikasi dan
pengawasan dari orang tua). Sarwono (2006) menyatakan terdapat 5 faktor yang
mempengaruhi perilaku seks bebas di kalangan remaja, antara lain : 1)
meningkatnya libido seksualitas, 2) penundaan usia kawin, 3) tabu-larangan, 4)
kurangnya informasi tentang seks, dan 5) pergaulan yang makin bebas.
Perilaku seks bebas di kalangan remaja biasanya terjadi saat berpacaran.
Dimulai dari aktivitas sederhana seperti berpegangan tangan, berciuman, meraba
atau diraba hingga terjadilah hubungan seks. Hubungan seks yang terlalu dini
dapat menimbulkan dampak negatif bagi remaja itu sendiri. Adapun dampak
negatif seks bebas di kalangan remaja, antara lain : 1) menciptakan tauma.
Apabila seseorang terbukti telah melakukan seks pranikah atau seks bebas maka
secara moral pelaku dihantui rasa bersalah yang berlarut-larut. Keluarga besar
pelaku pun turut menanggung malu sehingga menjadi beban mental yang berat; 2)
mengakibatkan kehamilan. Kehamilan pada remaja sering disebabkan
ketidaktahuan dan tidak sadarnya remaja terhadap proses kehamilan. Kehamilan
yang terjadi akibat seks bebas menjadi beban mental yang luar biasa, seperti
hancurnya masa depan remaja tersebut, dan wanita yang terlanjur hamil akan
mengalami kesulitan selama kehamilan karena jiwa dan fisiknya belum siap, 3)
penyebaran penyakit. Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan dan
bahkan keturunannya. Penyebarannya melalui seks bebas dengan bergonta-ganti
pasangan dapat menularkan penyakit bila dilakukan dengan orang yang tertular
salah satu penyakit kelamin. Hamil di usia muda dapat memicu kanker serviks
karena organ reproduksi masih terlalu dini untuk mendapat rangsangan seksual.
Seks bebas juga memicu penyakit Human Inmunodeficiency Virus (HIV) dan
Acquired Immune Defficiency Syndrome (AIDS). Fenomena seks bebas di
Indonesia sudah semakin memprihatinkan. Bagaimana tidak, sebanyak sebanyak
32% remaja usia 14-18 tahun di kota-kota besar di Indonesia (Jakarta, Surabaya,
Bandung dan Yogyakarta) pernah berhubungan seks. Hasil survei lain juga
menyatakan,satu dari empat remaja di Indonesia melakukan hubungan seksual
pranikah dan 62,7% remaja kehilangan keperawanan saat masih duduk di bangku
SMP, bahkan diantaranya pernah berbuat ekstrem yaitu melakukan aborsi
(Nurmaguphita dalam Sari, 2018).
Melihat fenomena ini, tentunya keterlibatan berbagai pihak (keluarga,
sekolah, dan masyarakat) sangat diperlukan untuk menekan perilaku seks bebas di
kalangan remaja. Alternatif pemecahan masalah untuk menekan prilaku seks
bebas di kalangan remaja adalah dengan memberikan pembekalan seks sejak usia
dini. Pembekalan seks seks usia dini tidak hanya menjadi tanggung jawab
lembaga formal (sekolah) maupun lembaga informal yang bergerak di bidang
kesehatan reproduksi (KISARA), tetapi juga menjadi tanggung jawab orang tua.
Untuk memahami keingintahuan perilaku seksual yang sering dilihat anak-anak,,
diperlukan komunikasi yang erat antara orang tua dan anak. Pertanyaan yang
sering diajukan anak merupakan salah satu bentuk perkembangan anak dalam
mengeksplorasi lingkungannya. Orang tua didorong untuk tetap tenang dan
menjawab pertanyaan anak-anak berdasarkan pemahaman mereka. Orang tua
yang bingung dan kaget saat ditanya, akan membuat anak sungkan untuk bertanya
lagi. Ingatan untuk mengatakan bahwa dia bertanya apa yang salah terekam di
benaknya. Hal ini akan berlangsung sampai ia dewasa dan akan kesulitan untuk
mulai bertanya tentang seks terhadap orang tuanya. Pembicaraan tentang seks
pada anak harus dimulai dengan mengajarkan rasa hormat agar anak tidak
menertawakan pertanyaan dan kata-kata yang berhubungan tentang seks. Anak-
anak meniru sikap ini, ketika orang tua memberi contoh bagaimana mengucapkan
kata-kata "sensitif" dengan sopan sehingga anak tidak malu atau tertekan untuk
membicarakan apa yang menurut mereka masih tabu. Selain mengatur cara
berkomunikasi, orang tua juga bisa menyisipkan peringatan-peringatan kecil
sebagai perlindungan dini bagi anak. Hal ini untuk melindungi anak dari perilaku
jahat yang dilakukan orang lain terhadap anak tersebut. Misalnya, beri tahu anak
bahwa hanya ibu dan ayah atau dokter yang dapat melepas pakaian dan
menyentuh serta memeriksa bagian pribadi anak saat sakit. Contoh lainnya,
melarang anak mengikuti ajakan seseorang ke tempat sepi. Orang tua juga dapat
menjadi tempat anak berkeluh kesah jika terjadi masalah pada anak, dengan jalan
menjadi pendengar yang baik tanpa disertai intimidasi pada anak. Penanaman nilai
agama serta norma-norma yang berlaku di masyarakat juga wajib diberikan orang
tua kepada anak melalui pendekatan kasih sayang tanpa mendikte anak.
Pengetahuan tentang organ reproduksi juga penting diketahui oleh anak, baik
disampaikan oleh orang tua maupun disipkan pada kurikulum sekolah, sehingga
anak bisa memproteksi dirinya sejak dini hingga dewasa nanti.
Seks bebas merupakan ancaman nyata bagi remaja, untuk itu peran serta
berbagai pihak sangat diperlukan. Lingkungan keluarga, merupakan awal
terbentuknya karakter remaja. Jadi sebagai orang tua harus aware dan tidak lagi
merasa tabu untuk membicarakan pendidikan seks sejak dini kepada anak. Orang
tua yang transparan akan pendidikan seks, akan memudahkan mereka dalam
mengontrol anak yang beranjak remaja.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, Rifan. 2020. Apa itu Seks Bebas? Ketahui Penyebab dan Dampak
Buruknya. https://www.suara.com/lifestyle/2020/10/31/140156/apa-itu-
seks-bebas-ketahui-penyebab-dan-dampak-buruknya, diakses pada 28
Januari 2022 puku 18.50

Radiordk. 2020. Bahaya Seks Bebas pada Remaja.


http://rdk.fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/2020/01/23/bahaya-seks-bebas-
pada-remaja/, diakses pada 28 Januari 2022 pukul 17.35

Sari, Dian Novita, Ayi Darmana, Iman Muhammad. 2018. Pengaruh Faktor
Predisposisi, Pemungkin, dan Pendorong Terhadap Perilaku Seksual di
SMA ASUHAN DAYA MEDAN. Jurnal Kesehatan Global Vol. 1 (2) : 53-60

Sarwono, S.W. 2011. Psikologi Remaja Edisi Revisi. Jakarta : Rajawali Pers.

Taufik, M. 2010. Analisis penyebab perilaku hubungan seksual pra nikah pada
remaja di kota Pontianak. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20253132-T
%2028497- Analisis%20penyebab-full%20text.pdf, diakses pada 28 Januari
2022 pukul 18.45

Anda mungkin juga menyukai