Anda di halaman 1dari 7

Kerajaan kutai

XI IPS 4
Nama :triyas
Fauzan

Irham
Rudi
Riko
Rian

Vicky
Nazwan
Gilang
Ardian
Kutai dianggap sebagai kerajaan Hindu-Buddha tertua di Indonesia. Hal ini didasarkan pada
peninggalan sejarah berupa Yupa yang diperkirakan berasal dari abad ke 4-5 Masehi.

Sejarah Kerajaan Kutai (ardian)

Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua dan merupakan kerajaan Hindu pertama di Indonesia yang
diperkirakan berdiri sekitar abad ke 4-5 Masehi.

Kerajaan ini memiliki hubungan perdagangan dengan India, meskipun letak Kerajaan Kutai sendiri
tidak terletak di jalur perdagangan Nusantara.

Dari hubungan perdagangan dengan India inilah diketahui awal penyebaran pengaruh Hindu.

Salah satu bukti bahwa Kerajaan Kutai memiliki hubungan perdagangan dengan India adalah
ditemukannya Prasasti Yupa.
Letak Kerajaan Kutai (irham)
Letak Kerajaan Kutai diperkirakan berada di daerah Muara Kaman, di tepi sungai Mahakam,

Kalimantan Timur.Sungai Mahakam merupakan sungai yang berukuran cukup besar dan memiliki
beberapa anak sungai.Lokasi pertemuan antara sungai Mahakam dan anak-anak sungainya
diperkirakan merupakan letak Muara Kaman di masa lampau.Sungai Mahakam dengan ukurannya
yang cukup besar memungkinkan untuk dilayari dari pantai hingga masuk ke Muara Kaman, maka
dari itu bisa diperkirakan menjadi jalur perdagangan yang strategis,

Kehidupan Politik Kerajaan Kutai (gilang)

Sumber sejarah kerajaan Kutai yang dapat mengungkap kehidupan politik


kerajaan ini adalah dari 7 buah Yupa. Yupa merupakan prasasti yang dipahatkan
pada tiang batu. Yupa ini dikeluarkan pada masa raja Mulawarman. Prasasti ini
juga menyebutkan silsilah Mulawarman yang merupakan raja terbesar di
Kerajaan Kutai.

Pada isi Yupa dijelaskan bahwa Mulawarman merupakan cucu dari


Kudungga.Dalam Yupa ini juga dijelaskan Kudungga memiliki putra yang mashur,
bernama Sang Aswawarmman. Putranya ini di ibaratkan sebagai Ansuman (Dewa
Matahari). Aswawarmman mempunyai 3 orang putra. Putra yang paling
terkemuka bernama Sang Mulawarmman, ia merupakan raja yang berpendidikan
baik, kuat dan kuasa.
Dalam isi Yupa ini juga menyebutkan bahwa Aswawarmman lah pendiri keluarga
kerajaan dan bukan Kudungga yang dianggap sebagai pendiri kerajaan. Namun
para ahli berpendapat keluarga yang dimaksud dalam hal ini adalah keluarga yang
sudah berbau India. Hal ini jelas dibuktikan dari namanya, Kudungga bukan lah
nama India. Walaupun ia disebutkan sebagai ayah dari Aswawarmman, dan
otomatis pernah menjadi penguasa atau raja, namun tidak dianggap sebagai
pendiri keluarga raja.

Berikut ini silsilah raja Kerajaan Kutai, meliputi

1. Maharaja Kudungga
2. Maharaja Aswawarman
3. Maharaja Mulawarman
4. Maharaja Sri Aswawarman
5. Maharaja Marawijaya Warman
6. Maharaja Gajayana Warman
7. Maharaja Tungga Warman
8. Maharaja Jayanaga Warman
9. Maharaja Nalasinga Warman
10. Maharaja Nala Parana Tungga
11. Maharaja Gadingga Warman Dewa
12. Maharaja Indra Warman Dewa
13. Maharaja Sangga Warman Dewa
14. Maharaja Singa Wargala Warman Dewa
15. Maharaja Candrawarman
16. Maharaja Prabu Mula Tungga Dewa
17. Maharaja Nala Indra Dewa
18. Maharaja Indra Mulya Warman Dewa
19. Maharaja Sri Langka Dewa
20. Maharaja Guna Parana Dewa
21. Maharaja Wijaya Warman
22. Maharaja Indra Mulya
23. Maharaja Sri Aji Dewa
24. Maharaja Mulia Putera
25. Maharaja Nala Pandita
26. Maharaja Indra Paruta Dewa
27. Maharaja Dharma Setia

Pada masa kepemimpinan Mulawarman, Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaannya.


Mulawarman disebut-sebut sebagai raja yang sangat dermawan, sehingga rakyatnya hidup tenteram
dan damai. Dalam Prasasti Yupa, diketahui bahwa ia pernah menyumbangkan 20.000 ekor lembu
sebagai persembahan untuk kaum Brahmana di Waprakecvara
Kehidupan budaya kerajaan kutai (rian)

Prasasti yang ditulis dalam tiang batu merupakan ciri khas kebudayaan kerajaan
Kutai. Yupa ditulis menggunakan huruf Pallawa, hal ini kemudian memunculkan
fakta bahwa adanya pengaruh dari India Selatan melalui prasasti ini. Tiang Batu
atau disebut Yupa ini merupakan kelanjutan budaya nenek moyang bangsa
Indonesia pada zaman Megalitikum (zaman batu besar).

Jika kita analisis, bentuk Yupa mirip dengan Menhir yang dulunya digunakan
sebagai tempat untuk memuja pra roh nenek moyang. Pada zaman kerajaan
Kutai, yupa digunakan sebagai tempat korban (sapi) yang dipersembahkan
kepada dewa.

Kehidupan sosial masyarakat kerajaan kutai (riko)

Kehidupan sosial masyarakat kerajaan Kutai juga dapat kita ketahui dari isi
prasasti yang ditulis pada tiang batu, atau disebut Yupa. Dari informasi yang
didapat, masyarakat di Kutai telah terpengaruh oleh peradaban India dengan
kepercayaan Hindu yang telah masuk dan berkembang pesat.

Sebagian besar masyarakat mengikut rajanya yang telah menerima unsur budaya
yang datang dari India. Namun masih banyak juga masyarakat yang masih
menganut kepercayaan dari para leluhurnya. Unsur budaya yang masih
disesuaikan dengan tradisi yang ada, maka terjadilah akulturasi.
Kehidupan ekonomi kerajaan kutai (fauzan)

Kehidupan ekonomi pada masa kerajaan Kutai sangat didukung dengan lokasinya yang sangat
strategis yaitu di aliran Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Letak kerajaan Kutai yang strategis
membuat kegiatan ekonomi bertumpu pada bidang perdagangan dan pelayaran di sepanjang sungai
tersebut.

Selain itu, ekonomi di kerajaan Kutai juga berasal dari sektor pertanian dan
peternakan. Dari sektor pertanian dapat menunjang kegiatan perdagangan,
sementara dibidang peternakan dibuktikan dengan penjelasan dalam isi Yupa,
disitu dijelaskan bahwa raja memberi sedekah 20 ribu ekor sapi kepada para
Brahmana. Artinya peternakan pada masa ini benar-benar telah maju. Analisis
kehidupan ekonomi kerajaan Kutai ini berdasarkan bukti dan fakta yang ada.

Kehidupan agama dikerajaan kutai (vicky)

Berdasarkan 7 buah Yupa, kita juga dapat mengetahui kehidupan agama di


kerajaan Kutai. Sebelum masuknya pengaruh dari India, tepatnya pada masa raja
Kudungga, masyarakat masih memegang kepercayaan nenek moyang asli dan
tidak mengenal sistem kasta. Namun setelah masuknya pengaruh agama Hindu
pada masa Aswawarmman, masyarakat banyak yang menganut agama Hindu dan
mengenal sistem kasta.

Sistem kasta dalam agama Hindu di kerajaan Kutai dapat dibuktikan dalam isi
Yupa tersebut, disitu dijelaskan bahwasanya raja mempersembahkan 20 ribu ekor
sapi kepada Brahmana yang merupakan kasta tertinggi dalam agama Hindu. Tugu
Yupa ini dibuat oleh para Brahmana yang dipersembahkan kepada raja akibat
kebaikannya kepada para Brahmana.

Runtuhnya Kerajaan Kutai (triyas)

Kondisi Kerajaan Kutai setelah masa pemerintahan Mulawarman tidak menunjukkan tanda tanda
yang jelas.Kerajaan Kutai kemudian runtuh setelah berhasil ditaklukkan oleh Kesultanan Kutai yang
memeluk agama Islam.Pada tahun 1635, Maharaja Dharma Setia yang merupakan pemimpin
terakhir Kerajaan Kutaitewas di tangan Pangeran Sinum Panji Mendapa dari Kesultanan
Kutai.Setelah penaklukkan tersebut, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai berada di bawah kendala
Kesultanan Kutai.
Peninggalan yang bisa kita lihat antara lain

• Ketopong Sultan Kutai.

• Kalung Uncal.

• Kalung Ciwa.

• Pedang Sultan Kutai.

• Kura-kura Emas.

• Prasasti Kerajaan Kutai.

• Prasasti Yupa.

Kesimpulan (nazwan)
Kerajaan kutai adalah kerajaan yang berdiri sekitar abad ke 4-5 masehi di tepi
sungai mahakam kalimantan timur.mengalami masa kejayaan ketika di pimpin
oleh Mulawarman di mana masyarakat hidup sejahtera dengan mata pencaharian sebagai
petani,peternak,pelaut,dan pedagang.Kerajaan kutai akhirnya runtuh setelah di taklukan oleh
pangeran sinun panji dari kesultanan kutai.Raja terakhir yang berkuasa adalah maharaja dharma setia.

Anda mungkin juga menyukai