Anda di halaman 1dari 5

Nama : Defi Anggraini

NIM : 856684149

Mata Kuliah : PAUD4103/Metode Pengembangan Sosial Emosional

RESUME MODUL 4-6

MODUL 4 Faktor dan Kondisi yang Mempengaruhi Sosial, Emosional dan Karakter
Anak

KB 1 Faktor Pendukung dan Penghambat Perkembangan Sosial Emosional Anak

Factor yang mempengaruhi perkembangan emosi anak prasekolah, meliputi :

1. Keadaan di dalam diri individu


2. Konflik-konflik dalam proses perkembangan
3. Sebab-sebab yang bersumber dari lingkungan

Sedangkan factor yang dapat mempengaruhi perkembangan sosial anak ada tiga yang
utama, yaitu :

1. Factor lingkungan keluarga


2. Factor dari luas keluarga
3. Factor pengalaman awal yang diterima anak

Kegiatan Belajar 2 Kondisi Pendukung dan Penghambat Perkembangan Sosial


Emosional Anak

Terdapat 3 kondisi utama yang mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak, yaitu :

1. Kondisi fisik
2. Kondisi psikologis
3. Kondisi lingkungan

Apabila kondisi keseimbangan tubuh terganggu karena kelelahan, kesehatan yang buruk atau
perubahan yang berasal dari perkembangan, mereka akan mengalami emosi yang meninggi.
Pengaruh psikologis yang penting, antara lain terkait dengan kerja inteligensi, aspirasi dan
kecemasan.

Kondisi lingkungan, seperti ketegangan yang terus-menerus dari lingkungan, jadwal yang
ketat, dan terlalu banyaknya pengalaman menggelisahkan yang merangsang anak secara
berlebihan dan mengganggu perilaku sosial emosional anak.

Kegiatan Belajar 3 Kondisi Pendukung dan Penghambat Perkembangan Karakter


Anak

A. Faktor utama yang berpengaruh dalam perkembangan karakter, moral dan perilaku
individu adalah sebagai berikut :
1. Keturunan (heredity)
2. Pengalaman anak usia dini (early shildhood experience)
3. Pemodelan oleh orang dewasa dan lebih tua (modeling by important adults and
older youth)
4. Pengaruh rekan (peer influence)
5. Kondisi umum fisik dan lingkungan sosial (the general physical and sosial
environment)
6. Media komunikasi (the communications media)
7. Materi yang diajarkan di sekolah-sekolah dan lembaga lain (what is taught in the
schools and other institutions)
8. Situasi khusus dan peran yang memancing perilaku tertentu (specific situations
and roles that elicit corresponding behavior)
B. Perkembangan karakter pada setiap individu dipengaruhi oleh factor-faktor internal
dan eksternal.
1. Factor internal adalah factor yang berkaitan dengan factor bawaan (nature) dan
factor yang ada di dalam diri seseorang.
2. Fakor eksternal adalah yang mempengaruhi perkembangan karakter bersumber
dari factor luar diri, dalam hal ini dipengaruhi oleh factor lingkungan (narture)
C. Ciri lembaga PAUD yang menerapkan prinsip-prinsip pendidikan karakter terhadap
anak didiknya adalah sebagai berikut.
1. Senantiasa mempromosikan nilai-nilai etika sebagai dasar karakter yang baik.
2. Berupaya menanamkan karakter secara komprehensif yang mencakup pemikiran,
perasaan dan perilaku.
3. Mempromosikan nilai-nilai karakter secara proaktif melalui semua bagian dari
kehidupan dan kegiatan lembaga PAUD.
4. Adanya kepedulian terhadap seluruh anggota mesyarakat lembaga PAUD.
5. Memberikan kesempatan pada setiap anak untuk senantiasa bertindak sesuai nilai
moral/karakter.
6. Kurikulum karakter dilaksanakan secara bermakna dan menentang serta
menghargai setiap anak.
7. Ada upaya mengembangkan ‘motivasi instinsik’ pada setiap anak dalam
menanamkan karakternya.
8. Memiliki professional (pendidik, guru) yang mampu memberikan contoh nilai
karakter dan moral.
9. Mengembangkan kepemimpinan moral dari para pendidik dan peserta didik.
10. Merekrut orang tua dan anggota masyarakat sebagai mitra penuh dalam
pengembangan karakter anak.
11. Lembaga mengevaluasi perkembangan dan kemajuan karakter peserta didik dan
juga kemajuan karakter pendidik, guru, dan stafnya.

MODUL 5 Pentingnya Pengembangan Sosial Emosional pada Anal Taman Kanak-


Kanak

Kegiatan Belajar 1 Mengapa Sosial Emosional Perlu Dikembangkan

Terdapat beberapa hal mendasar yang mendorong pentingnya pengembangan sosial


emosional tersebut, yaitu :

1. Makin kompleknya permasalahan kehidupan di sekitar anak, termasuk di dalamnya


perkembangan IPTEK yang banyak memberikan tekanan pada anak, dan
mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak.
2. Penanaman kesadaran bahwa anak adalah praktisi dan investasi masa depan yang
perlu dipersiapkan secara maksimal, baik aspek perkembangan emosinya maupun
keterampilan sosialnya.
3. Karena rentang usia pada anak terbatas. Jadi, harus difasilitasi seoptimal mungkin
agar tidak ada satu fase pun yang terlewat.
4. Ternyata anak tidak bisa hidup dan berkembang dengan IQ semata, tetapi EI jauh
lebih dibutuhkan sebagai bekal kehidupan.
5. Telah tumbuh kesadaraan pada setiap anak tentang tuntutan untuk dibekali dan
memiliki kecerdasan sosial emosional sejak dini.

Kegiatan Belajar 2 Pengembangan Kecerdasa Sosial Emosional Anak

A. Batasan Kecerdasan Sosial Emosional Padan Anak

Terdapat kecenderungan yang sama di seluruh dunia, yaitu generasi yang


sekarang lebih banyak memiliki kesulitan emosional dari pada generasi sebelumnya
sehingga berdampak pada kemampuan sosialisasinya. Dengan demikian, perlu ada upaya
peningkatan kecerdasan emosional, yaitu usaha-usaha yang diarahkab pada
pengembangan dan peningkatan kualitas emosional anak sehingga mampu mengenali
perasaan diri sendiri dan orang lain, mampu memotivasi diri sendiri serta mampu
mengelola emosi dan perilaku sosial menjadi lebih baik. Indicator mutu emosional
tersebut meliputi :

1. Kualitas empati (melibatkan perasaan orang lain)


2. Kualitas dalam mengungkapkan dan memahami perasaan
3. Kualitas dalam mengalokasikan ras marah
4. Kualitas kemandirian
5. Kualitas dalam kemampuan menyesuaikan diri
6. Kualitas disukai atau tidak
7. Kualitas dalam kemampuan memecahkan masalah pribadi
8. Kualitas ketekunan
9. Kualitas kesetiakawanan
10. Kualitas kesopanan
11. Kualitas sikap hormat

Tugas terpenting bagi para guru dalam pengembangannya adalah ia harus memahami
rambu-rambunya dan kekhasankecerdasan emosional agar tidak tergelincir pada penyediaan
lingkungan belajar yang kurang sesuai atau bahkan keliru. Secara khusus, hendaklah guru
menguasai tindakan-tindakan prinsip, diantaranya :

1. Menjadi contoh yang baik


2. Mengajarkan pengenalan emosi
3. Menanggapi perasaan anak
4. Melatih pengendalian diri
5. Melatih pengelolaan emosi
6. Menerapkan disiplin dengan konsep empati
7. Melatih keterampilan kominikasi
8. Mengungkapkan emosi dengan kata-kata
9. Memperbanyak permainan dinamis
10. Memperdengarkan music indah dengan ritme teratur
11. Merah, sedih, cemas bukan hal tabu
12. Menyelimuti dengan iklim positif

Kegiatan Belajar 3 Peran Pematangan dan Belajar pada Perkembangan Sosial


Emosional Anak

Faktor pematangan dan factor belajar kedua-duanya mempengaruhi perkembangan


emosi dan sosial anak prasekolah, tetapi factor belajar lebih penting karena merupakan factor
yang lebih dapat dikendalikan. Factor pematangan dapat sedikit dikendalikan, tetapi hanya
dengan cara mempengaruhi kesehatan fisik dan memelihara keseimbangan tubuh, yaitu
melalui pengendalian kelenjar yang sekresinya digerakkan oleh emosi. Sebaliknya, terdapat
berbagai cara (tindakan pembelajaran) untuk mengendalikan lingkungan yang dapat
menjamin pembinaan pola emosi yang diinginkan, dan dengan bantuan ahli untuk
menghilangkan pola reaksi emosional yang tak diinginkan sebelum berkembang menjadi
kebiasaan yang tertanam kuat.

Adapun arahan pematangan dan belajar, keduanya sama. Dari sisi emosi, arah
pematangan belajar ingin mengantarkan anak pada kestabilan, sedangkan dari sisi sosial ingin
mengantarkan pada kematangan dalam bersosialisasi.

MODUL 6 Prinsip Pengembangan Sosial Emosional Anak

Kegiatan Belajar 1 Pengembangan Sosial Emosional Berdasarkan pada Perkembangan


Anak (DAP)

Penyelenggaraan pendidikan prasekolah atau pendidikan anak usia dini akan cukup
berhasil jika berlandaskan Developmentally Appropriate Practices atau disebut DAP.

DAP adalah program pengembangan anak yang berbasis pada perkembangan anak
dan kebutuhannya, berdasarkan pada karakteristik kebutuhan anak. Jika menggunakan DAP,
perencanaan kegiatan pembelajaran untuk anak TK harus berpusat pada anak, bukan pada
guru.

Kegiatan Belajar 2 Prinsip Pengembangan Sosial Emosional Secara Menyeluruh

Kesadaran tentang besarnya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan anak


semakin menguat, misalnya saja makanan yang tidak memadai akan mengganggu
perkembangan anak, termasuk perkembangan otak. Hal ini akan berpengaruh pada kelainan
neurology dan perilaku, seperti gangguan belajar dan retardasi mental. Rangsangan
lingkungan akan berpengaruh terhadap terbentuknya hubungan antarsel otak yang akan
membentuk jaringan komunikasi antarsel otak dan sama-sama bertugas melakukan
koordinasi atas berbagai aspek perkembangan. Begitu pula keadaan stes berat akan
menimbulkan gangguan perilaku dan perkembangan sosial anak (dikemudian hari).

Dengan demikian, prinsip utama dalam pengembangan anak, yaitu pengembangan


yang berlandaskan pendekatan holistic, yaitu pendekatan yang berdasarkan pemahaman anak
secara total sebagai manusia, dengan menyentuh dan mengakomodasikan seluruh dimensi
perkembangan anak.

Anda mungkin juga menyukai