DI SUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori-Teori dalam
Belajar” dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Psikologi Pendidikan. Selain itu, tugas makalah ini kami buat untuk
menambah wawasan kita, terutama pembaca. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Anti Isnainingsih, M. Pd. selaku dosen mata kuliah Psikolohi
Pendidikan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari belajar, karena dengan
belajar manusia menjadi mengerti dan paham tentang hal – hal yang sebelumnya
belum mereka ketahui. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dalam lingkungan.
3
Perilaku yang tampak misalnya menulis, memukul, menendang sedangkan
perilaku yang tidak tampak misalnya berfikir, bernalar dan berkhayal.Untuk itu,
agar aktivitas belajar dapat mencapai hasil belajar yang optimal, maka stimulus
atau proses belajar untuk peserta didik harus dirancang secara matang, menarik,
dan spesifik sehingga peserta didik mudah memahami dan merespon positif
materi yang diberikan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah tentang teori-teori belajar ini adalah
sebagai berikut :
a) Menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang proses belajar
b) Menambah wawasan dan pengetahuan kita tentang teori-teori dalam belajar
yang dapat mendukung pembelajaran
c) Kelebihan dan Kekurangan dalam Teori – Teori Belajar.
4
BAB II
PEMBAHASA
5
Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:17) adalah kegiatan
guru secara terprogram dalam desain instruk-sional, untuk membuat siswa belajar
secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Sedangkan
Coney (dalam Sagala, 2005:61) mengatakan bahwa pembelajaran sebagai suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil,
bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan
pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan
mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar
yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini
sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan
oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan.
Adapun kelebihan dan kelemahannya, sebagai berikut:
Kelebihan
a. Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi
belajar.
b. Metode behavioristik ini sangat cocok untuk memperoleh kemampuan
yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-
unsur seperti : kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleksi, daya tahan dan
sebagainya.
c. Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan
belajar mandiri. Jika menemukan kesulitan baru ditanyakan kepada guru
yang bersangkutan.
d. Teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih
membutuhkan dominansi peran orang dewasa , suka mengulangi dan harus
dalam metode belajar kognitif peserta didik harus lebih bisa mengkreasikan
hal-hal baru yang belum ada atau menginovasi hal yang yang sudah ada
menjadi lebih baik lagi.
Kelemahan
a. Pada dasarnya teori kognitif ini lebih menekankan pada kemampuan ingatan
peserta didik dan kemampuan ingatan masing-masing peserta didik, sehingga
kelemahan yang terjadi di sini adalah selalu menganggap semua peserta didik
itu mempunyai kemampuan daya ingat yang sama dan tidak dibeda-bedakan.
b. Dalam metode ini tidak memperhatikan cara peserta didik dalam
mengeksplorasi atau mengembangkan pengetahuan dan cara-cara peserta
didiknya dalam mencarinya, karena pada dasarnya masing-masing peserta
didik memiliki cara yang berbeda-beda.
c. Apabila dalam pengajaran hanya menggunakan metode kognitif, maka
dipastikan peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya materi yang
diberikan .
d. Jika dalam sekolah kejuruan hanya menggunakan metode kognitif tanpa
adanya metode pembelajaran lain maka peserta didik akan kesulitan dalam
praktek kegiatan atau materi.
e. Dalam menerapkan metode pembelajran kognitif perlu diperhatikan
kemampuan peserta didik untuk mengembangkan suatu materi yang telah
diterimanya.
9
masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia
yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi yang ada dalam diri mereka.
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingnya isi
dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang
pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata
lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal
dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia
keseharian. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan
manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.
Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang
mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu
mengembangkan potensi dirinya. Adapun kelemahan dan kelebihannya sebagai,
berikut:
Kelebihan
10
d. Mendekatkan satu dengan yang lainnya
Bimbingan guru kepada peserta didik akan mempererat hubungan antar
keduanya. Seringnya berkomunikasi akan menciptakan suasana yang nyaman
karena peserta didik tidak merasa takut atau tertekan. Begitupun antar peserta
didik.
Kekurangan
Misal saja guru menugaskan peserta didik untuk berdiskusi sesuai kelompok,
pasti ada beberapa peserta didik yang mengandalkan teman atau tidak mau
bekerja sama.
c. Pemusatan pikiran akan berkurang
Dalam hal ini guru tidak sepenuhnya mengawasi karena system belajar yang
seperti ini adalah siswa yang berperan aktif menggali potensi, sehingga peserta
didik akan memanfaatkan keadaan yang ada.
d. Kecurangan-kecurangan yang semakin menjadi tradisi
Dalam pembuatan tugas peserta didik yang malas akan berinisiatif mengcopy
pekerjaan temannya. Ini akan mengurangi kepercayaan guru maupun
temannya.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.
Darsono dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Baru Algensido.
Txcygluvhkbj.
12
13
14
15
16
17
18
19