Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS PENGEMBANGAN KURIKULUM

DI MADRASAH ALIYAH MA’ARIF NU ALMUHTADI


SENDANGAGUNG PACIRAN LAMONGAN
TAHUN 2022

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Ujian Tengah Semester Matakuliah
Pengembangan Kurikulum PAI

Dosen Pengampu :
Dr. Fathurrahman

Disusun Oleh :
Ahmad Syauqi Arif
Aham Rahmatullah Waihdiyah
Ahmad Faisol Izzuddin
Ahmad Haris Mahmudi
Uswatun Hasanah

PASCASARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2022
ANALISIS PENGEMBANGAN KURIKULUM
DI MADRASAH ALIYAH MA’ARIF NU ALMUHTADI
SENDANGAGUNG PACIRAN LAMONGAN
TAHUN 2022

A. PENDAHULUAN
Madrasah Aliyah Ma’arif NU Almuhtadi Paciran Lamongan, madrasah yang
terletak di desa Sendangagung Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dalam naungan
Yayasan Pondok Pesantren Isma’iliyah Almuhtadi dan di kelola oleh BP3MNU Madrasah
Almuhtadi. Secara koordinatif berafiliasi pada sistem pendidikan nasional yang
diselenggarakan oleh Kementerian Agama dan LP Ma’arif NU kabupaten Lamongan.
Untuk mewujudkan efisiensi manajemen pendidikan dan pengelolaan pendidikan
secara terencana, terarah, dan berkesinambungan, MA Ma’arif Almuhtadi setiap tahun
mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Namun demikian, perkembangan
dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan pendidikan yang begitu cepat berubah
maka kegiatan madrasah harus secepatnya untuk disesuaikan. Selain itu, perkembangan
ilmu pengetahuan yang ditandai dengan banyaknya temuan-temuan yang mutakhir dan
perkembangan ICT (Information Communication Technology) yang begitu cepat harus
dikuasai peserta didik saat ini dan yang akan datang. Akibatnya, terdapat pergeseran nilai-
nilai yang ada di masyarakat yang juga menuntut pada madrasah untuk menyempurnakan
nilai-nilai itu. Dengan perkembangan-perkembangan seperti ini maka kurikulum MA
Ma’arif Almuhtadi Tahun Pelajaran 2021/2022 perlu direview dan direvisi.
Dalam mengkaji kurikulum pendidikan, penulis terlebih dahulu akan memaparkan
berbagai bagian kurikulum kemudian mencoba mendekatinya dari perspektif berbagai
model kurikulum yang berkembang, yaitu sains, humaniora, teknologi, dan rekonstruksi
sosial. Ini bermaksud untuk menerapkan 'positioning' paradigmatik: pendekatan mana yang
dikembangkan kurikulum ini? Selain itu, penulis mempelajari muatan lokal terpilih lebih
dalam, untuk melihat aspek apa dari objek budaya yang mereka tonjolkan.
Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis kurikulum di
Madrasah Aliyah Aliyah Ma’arif NU Almuhtadi Paciran Lamongan, madrasah yang
dikelola oleh Yayasan Pondok Pesantren Isma’iliyah Almuhtadi. Penulis menempatkan
kurikulum Madrasah Aliyah Aliyah Ma’arif NU Almuhtadi dalam penelitian ini. sebagai
rencana pengalaman belajar terlepas dari implementasinya, jadi objek tulisan di sini lebih
banyak tentang tujuan perencanaan (standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi
mata pelajaran, muatan lokal dan muatan pengembangan diri yang disusun dalam buku
kurikulum Madrasah Aliyah Ma’arif NU Almuhtadi.

2
B. ANALISIS
1. Tujuan Pendidikan dan Standar Kompetensi Lulusan
Madrasah Aliyah Ma’arif NU Almuhtadi mempunyai tujuan diselenggarakannya
pendidikan adalah untuk meningkatkan kecerdasan pengetahuan, meningkatkan
ketaqwaan dan keimanan yang tinggi, Meningkatkan pemahaman, penghayatan dan
pengalaman keagamaan dengan baik serta berketerampilan hidup mandiri.
Tujuan di atas kemudian diterjemahkan ke dalam Standar kompetensi Lulusan
(SKL), yang bertujuan untuk dicapai melalui pelatihan Aliyah ini. Sebagaimana
disebutkan di atas, SKL juga tidak berbeda dengan MA lainnya karena keduanya terkait
dengan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah, yaitu:
a. Menyayangi dirinya, menghargai sesama dan melestarikan alam semesta sebagai
wujud cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa, menunjukkan sikap religius dan
spiritualitas sesuai ajaran agama/kepercayaan yang dianut, memahami sepenuhnya
ajaran agama secara utuh, rutin melaksanakan ibadah dengan penghayatan,
menegakkan (mengedepankan) integritas dan kejujuran, pembelaan pada
kebenaran, pelestarian alam, menyeimbangkan kesehatan jasmani, mental, dan
rohani, serta pemenuhan kewajiban dan hak sebagai warga negara;
b. Mengekspresikan dan bangga terhadap identitas diri dan budayanya, menghargai
dan menempatkan keragaman masyarakat dan budaya nasional dan global secara
setara dan adil, aktif melakukan interaksi antarbudaya, menolak stereotip dan
diskriminasi, serta berinisiatif untuk menjaga Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
c. Menunjukkan sikap aktif mendorong perilaku peduli dan berbagi, serta kemampuan
berkolaborasi lintas kalangan di lingkungan terdekat, lingkungan sekitar, dan
masyarakat luas;
d. Menunjukkan perilaku bertanggung jawab, melakukan refleksi, berinisiatif dan
merancang strategi untuk pembelajaran dan pengembangan diri, serta terbiasa
beradaptasi dan menjaga komitmen untuk meraih tujuan;
e. Menunjukkan perilaku berbudaya dengan menyampaikan gagasan orisinal,
membuat tindakan dan karya kreatif yang terdokumentasikan, serta senantiasa
mencari alternatif solusi masalah di lingkungannya;
f. menunjukkan kemampuan menganalisis permasalahan dan gagasan yang
kompleks, menyimpulkan hasilnya dan menyampaikan argumen yang mendukung
pemikirannya berdasarkan data yang akurat;
g. Menunjukkan kemampuan dan kegemaran berliterasi berupa mengevaluasi dan
merefleksikan teks untuk menghasilkan inferensi kompleks, menyampaikan
tanggapan atas informasi, serta menulis ekspositori maupun naratif dengan
berbagai sudut pandang; dan

3
h. Menunjukkan kemampuan numerasi dalam bernalar menggunakan konsep,
prosedur, fakta dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan diri, lingkungan terdekat, masyarakat sekitar, dan masyarakat global.

2. Struktur Kurikulum dan Pengaturan Beban pembelajaran


Untuk mencapai tujuan dan SKL di atas, Madrasah Aliyah Ma’arif NU Almuhtadi
membuat Struktur kurikulum MA Ma’arif Almuhtadi meliputi sejumlah mata pelajaran
yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan Kompetensi Inti dan kompetensi dasar
yang ditetapkan pemerintah secara nasional. Untuk mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab sesuai dengan KMA nomor 183 tahun 2019 tentang Kurikulum
Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada Madrasah (KI dan KD terlampir).
Sedangkan mata pelajaran umum sesuai dengan Permendikbud nomor 37 tahun 2018
tentang tentang KI dan KD Kurikulum 2013 Jenjang Pendidikan dasar dan Pendidikan
Menengah.
Struktur kurikulum Madrasah Aliyah Ma’arif NU Almuhtadi Malang merupakan
struktur khusus yang dirancang untuk memberikan layanan maksimal bagi
pengembangan kompetensi yang diharapkan dari siswa sesuai dengan tujuan
pembelajaran atau SKL. Ada mata pelajaran ganda dan jam tatap muka dalam struktur
ini. Suplemen ini dimaksudkan untuk kegiatan yang sesuai untuk siswa di departemen
ini.
Struktur kurikulum ini meliputi bahan pelajaran yang diselesaikan pada satu
jenjang pendidikan dalam waktu tiga tahun dari kelas X sampai kelas XII. Organisasi
kelas ini dibagi menjadi dua kelompok. Kelas X merupakan program umum yang
diikuti oleh seluruh siswa, kelas XI dan XII memiliki program inti dengan dua
konsentrasi: program ilmu sosial; dan program dalam bahasa. Muatan mata pelajaran
Kelas X terdiri dari 16 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri seperti
diuraikan di bawah ini:
Muatan lokal adalah kegiatan kurikulum untuk kompetensi, diantaranya
disesuaikan dengan karakteristik daerah potensi. Ini mencakup kepentingan regional,
dimana materi tidak dapat dikelompokkan berdasarkan topik yang ada.
Selanjutnya, struktur ini diterjemahkan dalam pelbagai nomenklatur mata pelajaran
sebagaimana yang akan dijabarkan dalam struktur mata pelajaran berikut ini.

4
1. Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu

Tabel 3.1
Struktur Kurikulum Peminatan MIPA

5. Ke-NU-an/Aswaja 2 2 2
KELOMPOK C (PEMINATAN) Peminatan
akademik:
1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
Mata pelajaran Pilihan
1 Biologi 3 4 4
2 Kimia 3 ~ ~
Jumlah 55 55 55

5
Tabel 3.2
Struktur Kurikulum Peminatan IPS

5. Ke-NU-an/Aswaja 2 2 2
KELOMPOK C (PEMINATAN) Peminatan akademik:

1 Geografi 3 4 4
2 Sejarah 3 4 4
3 Sosiologi 3 4 4
4 Ekonomi 3 4 4
Mata pelajaran Pilihan
1 Biologi 3 4 4
2 Kimia 3 ~ ~
Jumlah 55 55 55

3. Pendekatan Pengembangan Kurikulum Madrasah Aliyah Ma’arif NU Almuhtadi


Dari uraian tujuan berdasarkan standar komptensi lulusan dan mata pelajaran,
terlihat bahwa Madrasah Aliyah Ma’arif NU Almuhtadi dalam mengembangkan
kurikulumnya tidak sejalan dengan satu model pendekatan tertentu, baik itu pendekatan
akademik mata pelajaran; humanistik; teknisi; atau rekonstruksi sosial, tetapi lebih
memilih untuk bertindak secara eklektik, yaitu. memilih di antara empat pendekatan
sesuai dengan karakteristiknya. Menurut Muhaimin, upaya eklektik tersebut dapat
dipahami mengingat kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki perbedaan
sesuai dengan falsafah (pemikiran) pendidikan yang mendasarinya.
Dilihat dari daftar pilihan mata pelajaran yang disediakan, kurikulum Madrasah
Aliyah Ma’arif NU Almuhtadi menggunakan pendekatan akademik mata pelajaran.
Karakteristik dari pendekatan ini adalah dasar untuk sistematisasi disiplin ilmu
individu. Masing-masing dari ilmu memiliki sistematisasi tertentu, yang berbeda
dengan sistematisasi dari ilmu lainnya. Misalnya untuk akidah atau topik Aqidah,
gunakan sistematisasi Ilmu Tauhid, topik Alquran gunakan sistematisasi ilmu Ulumul
Quran atau Ilmu Tafsir, akhlak gunakan sistematika dan seterusnya. Masing-masing

6
dari perspektif/topik ini memiliki karakteristik berbeda yang dapat digunakan untuk
mengembangkan disiplin ilmu bagi siswa yang tertarik dengan bidangnya.
Dalam pengembangan diri, kurikulum Madrasah Aliyah Ma’arif NU Almuhtadi
menerapkan pendekatan humanistik dimana siswa berpartisipasi dalam menentukan
berbagai hobi, bakat dan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan kebutuhan hidup
mereka. Hanya sekolah dan guru bertindak sebagai fasilitator, pengawas dan sebagai
dinamika. Karakteristik pendekatan humanistik memang didasarkan pada partisipasi
aktif siswa dalam mendefinisikan proses pengalaman belajar yang hendak mereka
jalani.

4. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan potensi daerah termasuk keunggulan daerah. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, Madrasah Aliyah Ma’arif NU Almuhtadi merupakan
salah satu Lembaga Pendidikan dalam naungan LP Ma’arif NU. Sebagai Madrasah NU
lainnya, madrasah aliyah ini juga menawarkan muatan lokal yang berkaitan dengan Ke
NUan dan sebagai gerakan sosial-keagamaan dan sebagai pola pikiran (cara melihat,
berpikir dan kesadaran dalam kepemimpinan). Muatan lokal ini biasa disebut Aswaja
dan Ke NU an. Ke NUan dirancang dengan baik sebagai tema pelajaran yang di ampu
oleh guru dalam kelas, maupun sebagai kegiatan ekstrakulikuler yang dibina oleh
badan otonom NU seperti IPNU IPPNU, Pagar Nusa dan GP Ansor.
a) Jenis dan strategi
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat
di setiap daerah. Keragaman tersebut melahirkan kebutuhan dan tantangan
pengembangan yang berbeda antardaerah dalam rangka meningkatkan mutu dan
mencerdaskan kehidupan masyarakat. Terkait dengan pembangunan pendidikan,
masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik
daerah. Begitu pula halnya dengan kurikulum sebagai jantungnya pendidikan perlu
dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk merespon
kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik.
Pendidikan adalah sarana mulia dan utama untuk mengantarkan manusia
menuju jenjang kedewasaan. Melalui pendidikanlah transformasi nilai, spirit, dan
budaya direkonstruksi untuk menjadi bekal menghadapi masa depan. Memahami
pentingnya hal tersebut, MA Ma’arif Almuhtadi Sendangagung berusaha
memberikan layanan yang terbaik kepada peserta didik dengan memberikan
Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an sebagai usaha menjaga dan melestarikan
warisan baik dari masa lalu serta usaha konstruksi pengetahuan baru yang sedang
berlangsung saat ini, sehingga tidak menyelisihi misi perjuangan Nahdlatul Ulama
sekaligus tetap harmonis dengan arah Pendidikan Nasional yang selanjutnya akan
melahirkan generasi Muslim Indonesia yang cerdas dan berakhlak mulia di bawah
semangat ajaran Ahlussunnah wal Jamaah.

7
Strategi pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an,
diajarkan secara terpisah sebagai mata pelajaran muatan lokal wajib
disekolah/madrasah di Jawa Timur, yang pada daftar mata pelajaran Wajib B,
diberikan 1 jam pelajaran per minggu, mulai kelas X sampai kelas XII, Hasil
pendidikan yang diharapkan telah dituangkan dalam standar Isi pendidikan dan
standar kompetensi lulusan memerlukan proses pendidikan yang baik. Selama ini,
proses Pendidikan Aswaja dan Ke-NUan dilaksanakan secara terpisah dari mata
pelajaran maupun program dan kegiatan yang lain, sehingga belum dapat mencapai
hasil yang maksimal. Dalam sistem pendidikan integratif-holistik, keberadaan
Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri,
akan tetapi dalam proses pendidikannya teringrasi dalam mata pelajaran lain, dan
bahkan keseluruhan program sekolah atau madrasah. Demikian halnya, ilmu
pengetahuan umum juga merupakan mata pelajaran yang tidak terlepas dari
nilainilai agama Islam berpaham Ahlussunnah Wal Jamaah. Secara detail, konsep
Pendidikan Aswaja dan Ke-NUan yang integratif–holistik dapat diformulasikan
dalam aspek-aspek sebagai berikut:
1) Isi Kurikulum mengintegrasikan kurikulum pendidikan pengetahuan umum
dengan Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an. Antara pendidikan pengetahuan umum
dan Pendidikan Aswaja dan Ke-NUan diberi porsi yang seimbang, dan masing-
masing saling memperkuat dan melengkapi. Pendidikan pengetahuan umum
dilandasi dan diperkaya dengan perspektif agama Islam berpaham Ahlussunnah
Wal Jamaah yang terkandung dalam Pendidikan Aswaja dan KeNU-an. Demikian
pula halnya, pendidikan Pendidikan Aswaja dan Ke-NUan diperkaya dengan
pengetahuan yang terkandung dalam mata pelajaran umum. Dengan
mengintegrasikan keseluruhan kurikulum dalam suatu jalinan kegiatan belajar-
mengajar, diharapkan siswa dapat memahami esensi ilmu dengan agama Islam, dan
memahami serta mengamalkan ajaran agama Islam dengan landasan ilmu yang
luas.
2) Proses pembelajaran mengembangkan seluruh potensi siswa; meliputi
kecerdasan intelektual, emosional, sosial dan spiritual serta memadukan secara utuh
keseluruhan ranah hasil belajar yaitu antara ranah kognitif, afektif dan psikomotor
dalam seluruh aktivitas pembelajaran Pendidikan Aswaja dan KeNU-an. Dalam
proses pembelajaran digunakan berbagai pendekatan dan metode yang dapat
mengembangkan seluruh potensi siswa untuk menghasilkan kemampuan yang
menyeluruh dan utuh dalam membentuk kepribadian yang seutuhnya, yaitu siswa
yang beriman dan bertaqwa serta taat beribadah;
3) Pengetahuan dan amal perbuatan, yakni mengembangkan ilmu agama Islam
melalui mata pelajaran Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an untuk diamalkan dalam
kehidupan sehari yang dilakukan dengan proses pembelajaran yang mengutamakan
adanya suri tauladan yang baik (uswah hasanah) bagi seluruh warga madrasah;

8
4) Kerjasama madrasah, orang tua dan masyarakat dalam bentuk tanggung
jawab bersama dalam pendidikan. Sekolah/madrasah memberdayakan orang tua
dan masyarakat untuk bekerjasama dengan sekolah/madrasah serta secara aktif
memberikan dorongan dan bantuan kepada putra-putrinya dalam belajar, sedang
masyarakat berperan serta sebagai sumber belajar yang kaya dan nyata maupun
fasilitator dalam belajar;
5) Budaya madrasah, yakni lingkungan pergaulan, tata hubungan, pola
perilaku, kebiasaan baik dan segenap peraturan sekolah/madrasah diwujudkan
dalam kerangka ajaran dan nilai-nilai Islam yang melandasi segala aspek perilaku
dan peraturan yang mencerminkan akhlak karimah. Lingkungan fisik dan pola
penataan lingkungan ditekankan pada penataan kebersihan, kerapihan, keteraturan,
keefektifan, kemudahan, kesehatan, kelogisan, keharmonisan, dan keseimbangan
maupun keindahan dalam kerangka pendidikan.

b) Pelaksanaan

Pembelajaran Pendidikan Aswaja dan Ke-NUan diarahkan untuk


menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu agama Islam berpaham Ahlussunnah
Wal Jamaah sesuai jenjangnya. Masyarakat menilai dan menaruh harapan besar
secara kelembagaan kepada Nahdlatul Ulama justru karena adanya ciri khusus dan
keunggulan tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran Pendidikan Aswaja dan Ke-
NUan sebagai muatan lokal perlu dituangkan dalam kurikulum.
Pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an di dalam
struktur kurikulum di MA Ma’arif Almuhtadi Sendangagung diletakkan pada
Kelombok B (Wajib) dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran setiap semester, dengan
keputusan tersebut tentu membawa konskuensi pada semua pihak untuk
mempersiapkan berbagai hal terkait pelaksanaannya di madrasah. Sedangkan
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar berpedoman pada kurikulum yang telah
dibuat oleh Pengurus Wilayah LP Ma’arif NU Jawa Timur.

9
Tabel 3.3
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan Aswaja dan Ke-NU-an

• Semester Ganjil

10
• Semester Ganap

11
C. Kesimpulan
Analisis kurikulum adalah suatu kajian terhadap kompetensi, materi, evaluasi serta
perencanaan pembelajarn yang dapat dijadikan pedoman bagi guru di sekolah. Kurikulum
wajib adanya pada setiap mata pelajaran termasuk di dalamnya mata pelajaran pendidikan
agama Islam.
Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata
pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi. Atas
dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten
pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan
pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan, kurikulum sebagai proses adalah
totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk
menguasai konten pendidikan yang dirancang dalam rencana, dan hasil belajar adalah
perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.
Dengan demikian Analis Kurikulum di Madrasah Aliyah Almuhtadi. Pendekatan
yang digunakan dalam pengembangannya tidak terpaku pada satu model kurikulum saja,
melainkan bersifat eklektik, yaitu "mengambil" apa yang dianggap terbaik dari masing-
masing pendekatan yang ada, terutama secara akademis. model dalam pilihan tema; konten
humanistik untuk pengembangan kepribadian; dan teknologi untuk analisis kompeten yang
ingin dijawab oleh. Untuk muatan lokal, madrasah mengisi dengan pembelajaran Aswaja
dan Ke NUan sebagai bentuk pendidikan karakter budaya lokal khas NU.

12

Anda mungkin juga menyukai