Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

DINAS KESEHATAN ABCD.

PUSKESMAS KARANGDADAP
Jln. Raya Karangdadap no 14, Kec. Karangdadap,
Kab. Pekalongan 51174, telp 0285 7830000

PEDOMAN PENDIDIKAN PASIEN


PUSKESMAS KARANGDADAP

Nomor : C.VII/P17/IV/2016

Revisi Ke : 0

Berlaku Tgl 1 Juli 2016

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS KARANGDADAP
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih
baik dalam asuhan yang diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil
keputusan tentang asuhannya. Berbagai staf yang berbeda di puskesmas
memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarganya. Pendidikan diberikan
ketika pasien berinteraksi dengan dokter atau perawatnya. Demikian juga
petugas kesehatan lainnya memberikan pendidikan secara spesifik,
diantaranya terapi diet, rehabilitasi atau persiapan pasien pulang dan asuhan
pasien berkelanjutan. Mengingat banyak staf terlibat dalam pendidikan pasien
dan keluarganya, hal ini penting diperhatikan bahwa anggota yang terlibat
dikoordinasikan kegiatannya dan fokus pada kebutuhan pembelajaran pasien.

Pendidikan termasuk kebutuhan pengetahuan pasien selama proses


pemberian pelayanan maupun kebutuhan pengetahuan pasien setelah pulang
untuk dirujuk ke pelayanan kesehatan lain atau pulang ke rumah. Sehingga,
pendidikan dapat mencakup informasi sumber – sumber di komunitas untuk
tambahan pelayanan dan tindak lanjut pelayanan apabila diperlukan, serta
bagaimana akses ke pelayanan emergensi bila dibutuhkan. Pendidikan yang
efektif dalam suatu Puskesmas hendaknya disediakan format visual dan
elektronik, serta berbagai pembelajaran jarak jauh dan teknik lainnya.

B. Tujuan Pedoman
1. Panduan bagi pusat kesehatan masyarakat dalam mendidik pasien dan
keluarganya sehingga mereka mendapat pengetahuan dan ketrampilan
untuk berpartisipasi dalam proses dan pengambilan keputusan asuhan
pasien.
2. Panduan dalam memberikan pendidikan yang berfokus pada
pengetahuan dan ketrampilan spesifik yang dibutuhkan pasien dan
keluarga dalam pengambilan keputusan, berpartisipasi dalam asuhan
dan asuhan berkelanjutan di rumah
3. Menjadi acuan bagi pusat kesehatan masyarakat yang secara rutin
memberikan pendidikan pada area yang berisiko tinggi bagi pasien.
4. Mendorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi dalam proses
pelayanan dengan memberi kesempatan untuk memberi pendapat dan
mengajukan pertanyaan kepada staf untuk meyakinkan pemahaman
yang benar.
5. Memberikan panduan kepada seluruh tenaga kesehatan profesional
yang memberi asuhan pendidikan kepada pasien agar mampu
memahami kontribusinya satu sama lain, sehingga tercipta kolaborasi
antar tenaga professional yang baik.
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pendidikan pasien meliputi seluruh tenaga kesehatan di
Puskesmas, pasien dan keluarga pasien yang menjadi klien puskesmas.

D. Batasan Operasional
Pendidikan pasien dan keluarga adalah pengetahuan yang diperlukan
oleh pasien dan keluarga selama proses asuhan maupun pengetahuan yang
dibutuhkan setelah pasien dipulangkan ke pelayanan kesehatan lain atau
kerumah. Pendidikan pasien dapat mencakup informasi sumber-sumber di
komunitas untuk tambahan pelayanan dan tindak lanjut pelayanan apabila
diperlukan, serta bagaimana akses ke pelayanan emergensi bila dibutuhkan.
Pendidikan yang efektif dalam suatu pusat kesehatan masyarakat
hendaknya menggunakan audiovisual serta berbagai pembelajaran jarak
jauh dan berbagai teknik pendidikan yang lain.
Puskesmas mendidik pasien dan keluarganya, sehingga mereka
mendapat pengetahuan dan ketrampilan untuk berpartisipasi dalam proses
dan pengambilan keputusan asuhan pasien. Setiap puskesmas
mengembangkan pendidikan ke dalam proses pelayanan berbasis misi, jenis
pelayanan yang diberikan dan populasi pasien. Pendidikan direncanakan
untuk menjamin bahwa setiap pasien diberikan pendidikan sesuai
kebutuhannya. Puskesmas menetapkan bagaimana mengorganisasikan
sumber daya pendidikan   secara efektif dan efisien. Oleh karena itu,
puskesmas perlu menetapkan koordinator pendidikan atau komite
pendidikan, menciptakan pelayanan pendidikan, mengatur penugasan
seluruh staf yang memberikan pendidikan secara terkoordinasi.

E. Landasan Hukum
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Puskesmas membentuk Tim Pendidikan Pasien dan keluarga (Tim
PPK) yang bertanggungjawab kepada Kepala Puskesmas. Tim PPK terdiri
dari semua unsur profesi yang ada di puskesmas. Tim PPK terdiri dari
dokter, dokter gigi, perawat, perawat gigi, bidan, ahli gizi dan
farmasi/apoteker, Sanitarian, Psykolog.Pengorganisasian Tim PPK dipimpin
oleh satu orang ketua, satu orang wakil ketua dan seorang sekretaris.
Ketentuan Tim PPK:

1. Tim PPK membuat program kerja.


2. Dalam memberikan pendidikan, tim bekerja secara kolaboratif
3. Anggota PPK memiliki pengetahuan yang cukup tentang materi
pendidikan yang diberikan.
4. Tim PPK menyediakan waktu yang adekuat dalam memberikan
pendidikan kepada pasien dan keluarga.
5. Anggota tim PPK memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

B. Distribusi Ketenagaan
Pada jam kerja (7.30 – 14.30) distribusi ketenagaan adalah sbb:

 Pendaftaran: 1 petugas RM
 BP Umum: 3 dokter, 3 perawat,
 BP Gigi: 1 dokter gigi, 1 perawat gigi
 KIA: 4 bidan
 Farmasi: 3 petugas farmasi

C. Jadual Kegiatan
1. Tim membuat jadwal kegiatan, dan berkoordinasi pada kurun waktu
tertentu yang disepakati bersama, untuk menyusun panduan
pendidikan pasien, sesuai dengan kompetensi petugas.
2. Jadwal dibuat untuk jangka waktu tertentu dan dikomunikasikan
kepada seluruh petugas sebelum pelaksanaan jadwal.
3. Untuk pendidikan pasien di puskesmas diberikan pada saat
pelayanan berlangsung, dan petugas mencatat di rekam medis,
tentang materi yang diberikan.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
I. Fasilitas dan sarana
Ruang pelayanan kepada pasien pada umumnya berlokasi gedung
rawat jalan puskesmas Karangdadap sehingga memudahkan bagi
pasien untuk mengakses pelayanan. Puskesmas menyediakan alat dan
kelengkapan untuk memberikan pendidikan kepada pasien dan keluarga,
termasuk ruang konsultasi yang memadai dan terjaga privasinya.

II. Peralatan
1. Alat peraga penyuluhan
2. LCD Proyektor
3. Leaflet
4. Food model
5. Panduan diet sesuai jenis penyakit (DM, HT, Anemia)
6. Buku saku tentang informasi singkat berbagai jenis penyakit
7. Lembar balik/Flip chart
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

Tatalaksana/urutan pelayanan pendidikan pasien:

1. Semua pasien yang datang ke puskesmas dilakukan assessment


tentang kebutuhan pendidikan
2. Hasil pengkajian pendidikan pasien dicatat di rekam medis
3. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang kondisi
kesehatan dan diagnosa penyakit
4. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang keamanan dan
efektifitas penggunaan peralatan medis
5. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang manajemen
nyeri
6. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang diet dan nutrisi
yang memadai
7. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan tentang tehnik
rehabilitasi
8. Setelah mendapatkan pendidikan pasien dilakukan verifikasi bahwa
pasien telah menerima dan memahami pendidikan yang diberikan.

Pendidikan Pasien dan Keluarga meliputi 4 (empat) area fokus yaitu:


1. Pendidikan untuk mendukung keputusan pasien
2. Pendidikan disesuaikan dengan kondisi setiap pasien
3. Pendidikan untuk mendukung perawatan berkesinambungan
4. Bekerjasama dalam memberikan pendidikan

STANDAR PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA

A. STANDAR PPK. 1

Puskesmas menyediakan pendidikan untuk menunjang partisipasi pasien dan


keluarga dalam pengambilan keputusan dan proses pelayanan.

Maksud dan tujuan PPK. 1

Puskesmas mendidik pasien dan keluarganya, sehingga mereka mendapat


pengetahuan dan ketrampilan untuk berpartisipasi dalam proses dan
pengambilan keputusan asuhan pasien. Setiap Puskesmas mengembangkan
pendidikan ke dalam proses pelayanan berbasis misi, jenis pelayanan yang
diberikan dan populasi pasien. Pendidikan direncanakan untuk menjamin bahwa
setiap pasien diberikan pendidikan sesuai kebutuhannya. Puskesmas
menetapkan bagaimana mengorganisasikan sumber daya pendidikan secara
efektif dan efisien. Oleh karena itu, Puskesmas perlu menetapkan koordinator
pendidikan atau komite pendidikan, menciptakan pelayanan pendidikan,
mengatur penugasan seluruh staf yang memberikan pendidikan secara
terkoordinasi.

Elemen Penilaian PPK.1

1. Puskesmas merencanakan pendidikan konsisten dengan misi, jenis


pelayanan dan populasi pasien. [Program Kerja]
2. Tersedia mekanisme atau struktur pendidikan secara memadai di seluruh
Puskesmas
3. Struktur pendidikan dan sumber daya diorganisasikan secara efektif [W.Staf]

B. STANDAR PPK.2

Dilakukan asesmen kebutuhan pendidikan masing-masing pasien dan dicatat di


rekam medis.

Maksud dan tujuan PPK. 2

Pendidikan berfokus pada pengetahuan dan ketrampilan spesifik yang


dibutuhkan pasien dan keluarga dalam pengambilan keputusan, berpartisipasi
dalam asuhan dan asuhan berkelanjutan di rumah. Hal tersebut diatas berbeda
dengan alur informasi pada umumnya antara staf dan pasien yang bersifat
informatif tapi bukan bersifat pendidikan seperti lazimnya.

Untuk memahami kebutuhan masing-masing pasien dan keluarganya, tersedia


proses asesmen untuk mengidentifikasi jenis pembedahan, prosedur invasif
lainnya dan rencana pengobatan, kebutuhan perawat pendamping dan
kebutuhan pelayanan berkelanjutan di rumah setelah pulang. Pengkajian ini
memungkinan petugas pemberi pelayanan merencanakan dan memberikan
pendidikan sesuai kebutuhan.

Pendidikan oleh staf Puskesmas diberikan kepada pasien dan keluarganya


untuk membantu keputusan dalam proses pelayanan. Pendidikan yang
diberikan sebagai bagian dari proses memperoleh informed concent untuk
pengobatan (misalnya pembedahan dan anestesi) didokumentasikan di rekam
medis.

Sebagai tambahan, bila pasien dan keluarganya secara langsung berpartisipasi


dalam pemberian pelayanan (contoh: mengganti balutan, memberikan makan,
memberikan obat, dan tindakan pengobatan), mereka perlu dididik.
Ketika kebutuhan pendidikan teridentifikasi, dicatat di rekam medis. Hal ini akan
membantu semua petugas pemberi pelayanan berpartisipasi dalam proses
pendidikan. Setiap Puskesmas hendaknya menetapkan lokasi dan format
asesmen pendidikan, perencanaan dan pemberian informasi dalam rekam
medis.

Elemen Penilaian PPK. 2

1. Dilakukan asesmen kebutuhan pendidikan pasien dan keluarga [W.Px,


W.staf, SOP, Pedoman, Kebijakan]
2. Hasil pengkajian kebutuhan pendidikan dicatat di rekam medis. [DP]
3. Tersedia sistem pencatatan pendidikan pasien yang seragam oleh seluruh
staf .[W.staf, DP, SOP, Pedoman, Kebijakan]
4. Ketika informed consent dipersyaratkan, pasien dan keluarga belajar tentang
proses mendapatkan informed consent. [W.Pasien, W.Kelg, DP]
5. Pasien dan keluarga belajar tentang bagaimana berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan terkait pelayanannya. [W.Pasien, W.Kelg, DP]
6. Pasien dan keluarga belajar tentang kondisi kesehatannya dan diagnosis
pasti. [W.Pasien, W.Kelg, DP]
7. Pasien dan keluarga belajar tentang hak mereka untuk berpartisipasi pada
proses pelayanan. [W.Pasien, W.Kelg, DP]

STANDAR PPK. 2.1.

Dilakukan asesmen kemampuan dan kemauan belajar pasien dan keluarga

Maksud dan tujuan PPK 2.1.

Pengetahuan dan ketrampilan yang menjadi kekuatan dan kekurangan


diidentifikasi dan digunakan untuk membuat perencanaan pendidikan.Ada banyak
faktor variabel untuk apakah pasien dan keluarga mau dan mampu untuk belajar.
Jadi, untuk merencanakan pendidikan maka Puskesmas harus melakukan
asesmen :

a) Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga,

b) Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan,

c) Hambatan emosional dan motivasi

d) Keterbatasan fisik dan kognitif,

e) Kesediaan pasien untuk menerima informasi.


Elemen Penilaian PPK. 2.1

1. Pasien dan keluarga dilakukan asesmen atas elemen : a) sampai dengan e)


tersebut diatas. [W.Pasien, W.Kelg, SOP, Pedoman, Kebijakan]
2. Hasil asesmen digunakan untuk membuat rencana pendidikan. [DP, SOP,
Pedoman, Kebijakan]
3. Hasil asesmen didokumentasikan dalam rekam medis pasien. [DP]

C. STANDAR PPK. 3

Pendidikan dan pelatihan membantu pemenuhan kebutuhan kesehatan


berkelanjutan dari pasien.

Maksud dan tujuan PPK. 3

Pasien sering membutuhkan pelayanan tindak lanjut guna memenuhi


kebutuhan kesehatan berkelanjutan atau untuk mencapai sasaran kesehatan
mereka. Informasi kesehatan umum diberikan oleh Puskesmas, atau oleh
sumber di komunitas, dapat dimasukkan bila membuat resume kegiatan
harian setelah pasien pulang, praktik pencegahan yang relevan dengan
kondisi pasien atau sasaran kesehatannya, serta informasi untuk mengatasi
penyakit atau kecacatannya yang relevan dengan kondisi pasien.

Puskesmas mengidentifikasi sumber–sumber pendidikan dan pelatihan yang


tersedia di komunitas.

Khususnya organisasi di komunitas yang memberikan dukungan promosi


kesehatan dan pencegahan penyakit, serta bila memungkinkan menjalin
kerjasama berkelanjutan.

Elemen Penilaian PPK.3

1. Pasien dan keluarga mendapatkan pendidikan dan pelatihan untuk


memenuhi kebutuhan kesehatan berkelanjutan atau mencapai sasaran
kesehatannya. [W.Pasien, W.Kelg. ]
2. Puskesmas mengidentifikasi dan menjalin kerjasama dengan sumber–
sumber yang ada di komunitas yang mendukung promosi kesehatan
berkelanjutan dan pendidikan untuk pencegahan penyakit. [Pedoman,
Kebijakan]
3. Bila kondisi pasien mengindikasikan, pasien dirujuk ke sumber-sumber
yang tersedia di komunitas. [SOP, Pedoman, Kebijakan]

 
D. STANDAR PPK.4

Pendidikan pasien dan keluarga termasuk topik berikut ini, terkait dengan
pelayanan pasien : penggunaan obat yang aman, penggunaan peralatan
medis yang aman, potensi interaksi antara obat dengan makanan, pedoman
nutrisi, manajemen nyeri dan teknik rehabilitasi.

Maksud dan tujuan PPK.4

Puskesmas secara rutin memberikan pendidikan pada area yang berisiko


tinggi bagi pasien. Pendidikan mendukung pengembalian fungsi pada level
sebelumnya dan memelihara kesehatan secara optimal.

Puskesmas menggunakan materi dan proses pendidikan pasien yang


standar paling sedikit pada topik-topik di bawah ini :

 Penggunaan obat-obatan yang didapat pasien secara efektif dan aman


(bukan hanya obat yang diresepkan untuk dibawa pulang), termasuk
potensi efek samping obat.
 Penggunaan peralatan medis secara efektif dan aman
 Potensi interaksi antara obat yang diresepkan dengan obat lainnya
(termasuk obat yang tidak diresepkan), serta makanan.
 Diet dan nutrisi
 Manajemen nyeri, dan
 Teknik rehabilitasi

Elemen Penilaian PPK. 4

1. Terkait dengan pelayanan yang diberikan, pasien dan keluarga dididik


tentang penggunaan seluruh obat-obatan secara efektif dan aman,
serta tentang potensi efek samping obat, pencegahan terhadap potensi
interaksi obat dengan obat OTC dan atau makanan. [W.Px, W.Kelg,
SOP, Pedoman, Kebijakan]
2. Terkait dengan pelayanan yang diberikan, pasien dan keluarga dididik
tentang keamanan dan efektivitas penggunaan peralatan medis. [W.Px,
W.Kelg, SOP, Pedoman, Kebijakan]
3. Terkait dengan pelayanan yang diberikan, pasien dan keluarga dididik
tentang diet dan nutrisi yang memadai. [W.Px, W.Kelg, SOP, Pedoman,
Kebijakan]
4. Terkait dengan pelayanan yang diberikan, pasien dan keluarga dididik
manajemen nyeri. [W.Px, W.Kelg, SOP, Pedoman, Kebijakan]
5. Terkait dengan pelayanan yang diberikan, pasien dan keluarga dididik
tentang teknik rehabilitasi. [W.Px, W.Kelg, SOP, Pedoman, Kebijakan]

 
E. STANDAR PPK. 5

Metode pendidikan mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan pasien dan


keluarga, dan memperkenankan interaksi yang memadai antara pasien,
keluarga dan staf agar pembelajaran dapat dilaksanakan.

Maksud dan tujuan PPK. 5

Pembelajaran akan terlaksana apabila memperhatikan metode yang digunakan


untuk mendidik pasien dan keluarga. Memahami pasien dan keluarga akan
membantu Puskesmas memilih pendidik dan metode pendidikan yang konsisten
dengan nilai-nilai dan pilihan pasien dan keluarganya, serta mengidentifikasi
peran keluarga dan metode pemberian instruksi.

Pasien dan keluarga didorong untuk berpartisipasi dalam proses pelayanan


dengan memberi kesempatan untuk memberi pendapat dan mengajukan
pertanyaan kepada staf untuk meyakinkan pemahaman yang benar dan
mengantisipasi partisipasi. Staf mengenali peran penting pasien dalam
pemberian pelayanan yang aman, berkualitas tinggi.

Kesempatan berinteraksi dengan staf, pasien, dan keluarga mengijinkan umpan


balik untuk menjamin bahwa informasi dipahami, bermanfaat, dan dapat
digunakan.Puskesmas memutuskan kapan dan bagaimana pendidikan secara
verbal diperkuat dengan materi secara tertulis untuk meningkatkan pemahaman
dan memberikan rujukan (referensi) pendidikan di masa yang akan datang.

Elemen Penilaian PPK. 5

1. Tersedia suatu proses untuk memverifikasi bahwa, pasien dan keluarga


menerima dan memahami pendidikan yang diberikan. [DP, SOP,
Pedoman, Kebijakan]
2. Mereka yang memberikan pendidikan perlu mendorong pasien dan
keluarganya untuk bertanya dan memberi pendapat sebagai peserta aktif
[W.Staf, SOP]
3. Informasi verbal perlu diperkuat dengan materi secara tertulis yang terkait
dengan kebutuhan pasien dan konsisten dengan pilihan pembelajaran
pasien dan keluarganya. [DP]

F. STANDAR PPK. 6

Tenaga kesehatan profesional yang memberi pelayanan pasien


berkolaborasi dalam memberikan pendidikan.
Maksud dan tujuan PPK. 6

Ketika tenaga kesehatan profesional yang memberi asuhan memahami


kontribusinya satu dan lainnya dalam pemberian pendidikan pasien, maka
kolaborasi mereka akan lebih efektif. Kolaborasi, pada gilirannya dapat
membantu menjamin bahwa informasi yang diterima pasien dan keluarga
adalah komprehensif, konsisten, dan seefektif mungkin.Kolaborasi
berdasarkan kebutuhan pasien dan karenanya mungkin tidak selalu
diperlukan.

Pengetahuan tentang subjek yang diberikan, waktu yang tersedia adekuat,


dan kemampuan berkomunikasi secara efektif adalah pertimbangan penting
dalam pendidikan yang efektif.

Elemen Penilaian PPK. 6

1. Bila ada indikasi, pemberian pendidikan pasien dan keluarga diberikan


secara kolaboratif [SOP, Pedoman, Kebijakan]
2. Mereka yang memberikan pendidikan harus memiliki pengetahuan
yang cukup tentang subjek yang diberikan. [W.Staf, Kebijakan]
3. Mereka yang memberikan pendidikan harus menyediakan waktu yang
adekuat. [W.staf, Kebijakan]
4. Mereka yang memberikan pendidikan harus mempunyai ketrampilan
berkomunikasi
Instrumen Ceklist Verifikasi Pengetahuan Pasien
BAB V
LOGISTIK

Tidak kalah penting dalam pedoman keselamatan pasien ini adalah


tentang ketersediaan logistik, yang antara lain berupa sarana dan prasarana
penunjang kegiatan pendidikan pasien, form-form pelaporan maupun sarana
yang dibutuhkan untuk pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan dan perlu di
dukung oleh perencanaan anggaran, supaya logistic yang dibutuhkan dapat
tersedia pada saat dibutuhkan.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Langkah-langkah kegiatan dalam keselamatan pasien adalah sebagai


berikut:
1. Puskesmas membentuk Tim Keselamatan Pasien, dengan susunan organisasi
sebagai berikut : Ketua dokter, Anggota : dokter, dokter gigi, perawat, tenaga
kefarmasian dantenaga kesehatan lainnya
2. Puskesmas mengembangkan sistem informasi pencatatan dan pelaporan internal
tentang insiden
3. Puskesmas melakukan pelaporan insiden ke Komite Keselamatan Pasien dinas
kesehatan kabupaten/kotasecara rahasia
4. Puskesmas memenuhi standar keselamatan pasien dan menerapkan tujuh
langkahmenuju keselamatan pasien
Tujuh langkah keselamatan pasien Puskesmas merupakan panduan yang
komprehensif untuk menujukeselamatan pasien, sehingga tujuh langkah
tersebut secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap puskesmas.
Uraian tujuh langkah menuju keselamatan pasien adalah sebagai berikut:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
2. Pimpin dan dukung staf
3. Integrasikan aktivitas
4. Kembangkan system pelaporan
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan Pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien
7. Cegah cedera melalui implementasi system keselamatan pasien.
Dalam pelaksanaan, tujuh langkah tersebut tidak harus berurutan dan
tidak harus serentak.Pilih langkah-langkahyang paling strategis dan paling
mudah dilaksanakan di Puskesmas.Bila langkah-langkah ini berhasilmaka
kembangkan langkah-langkah yang belum dilaksanakan.Bila tujuh langkah ini
telah dilaksanakan dengan baik Puskesmas dapat menambah penggunaan
metodametodalainnya.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait


dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di
sebuah institusi maupun lokasi proyek.Tujuan K3 adalah untuk memelihara
kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.[1] K3 juga melindungi rekan kerja,
keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi
lingkungan kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting bagi moral, legalitas, dan finansial.
Semua organisasi memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa pekerja dan orang
lain yang terlibat tetap berada dalam kondisi aman sepanjang waktu. [2] Praktek K3
(keselamatan kesehatan kerja) meliputi pencegahan, pemberian sanksi, dan
kompensasi, juga penyembuhan luka dan perawatan untuk pekerja dan
menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk menjamin pengendalian mutu pendidikan pasien, maka yang harus


dilakukan adalah:
1. Setiap petugas di puskesmas membuat perencanaan kegiatan dan
menyiapkan materi yang akan diberikan dalam pendidikan pasien pada
formulir yang sudah disediakan oleh puskesmas.
2. Setiap petugas yang melakukan assessment pada pasien yang
membutuhkan pendidikan pasien sesuai dengan kondisi pasien, latar
belakang budaya, pendidikan dan kognitif pasien
3. Tim Pendidikan Pasien menganalisis hasil kegiatan pada kurun waktu
tertentu.
4. Berdasarkan hasil analisis akar masalah maka Tim Pendidikan Pasien
merekomendasikan
solusi pemecahan dan mengirimkan hasil solusi pemecahan masalah kepada
Pimpinan puskesmas.
5. Pimpinan puskesmasmelakukan evaluasi dan monitoring atas pelaksanaan
kegiatan pendidikan pasien.
BAB IX
PENUTUP

Pendidikan pasien dan keluarga membantu pasien berpartisipasi lebih baik


dalam asuhan yang diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil keputusan
tentang asuhan yang diterimanya. Dengan partisipasi aktif dari pasien dank keluarga
dalam proses pelayanan kesehatan diharapkan hasil yang optimal dari setiap upaya
kuratif dan rehabilitatif pasien.

Anda mungkin juga menyukai