Permata Sari
Permata Sari
Oleh :
PERMATA SARI
18132011010
i
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA LAYANAN
TEHNIK DI PT. PLN ULP LEMBAYUNG LAHAT
TAHUN 2022
Oleh :
PERMATA SARI
18132011010
ii
ABSTRAK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
BINA HUSADA PALEMBANG
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, 18 Agustus 2021
PERMATA SARI
iii
ABSTRACT
BINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
Student Thesis, August 18th 2022
PERMATA SARI
Factors Associated with Work Fatigue in Technical Service Workers at PT. PLN
ULP Lembayung Lahat in 2022
(xiv + 47 pages + 7 tables + 3 charts + 5 attachments)
.
Key words : Work fatigue, Age, Workload, Shift Work, Working Period
Reference : 24 (2003-2022)
iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS
I. Biodata
Ayah : Alpian
Ibu : Rica Pirlika
Email : permatasari24062001@gmail.com
vii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
Kupersembahkan :
Kedua orang tuaku ayahanda Alpian dan Ibunda Rica Firlika, yang telah
memberikan dukungan, materi, maupun tenanga yang tak pernah henti dalam
suka maupun duka serta doa yang tak pernah henti agar aku diberikan
kemudahan dan kelancaran dalam menyelasaikan studi ini.
Untuk Saudara ku lidia purnama sari dan rahmad hidayad yang selalu
mendoakan.
Motto :
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina Husada.
Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ersita, S.Kep, Ns, M.Kes
selaku Ketua STIK Bina Husada, dan Ibu Dian Eka Anggreny, SKM, M.Kes selaku
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan kemudahan
dalam pengurusan administrasi penulisan skripsi ini.
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Atma
Deviliawati, SKM, M.Kes dan Dr. Nani Sari Murni, SKM, M.Kes selaku penguji
dalam penyusunan skripsi dan Ibu Maria Ulfa SKM, M.Kes selaku pembimbing
akademik selama mengikuti pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan
dan kesempurnaan.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan dan
bagi siapa saja yang membacanya.
Palembang, 18 Agustus 2022
Penulis
ix
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3. Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 3
1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.4.1. Tujuan Umum ....................................................................................... 4
1.4.2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 4
1.5. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
1.5.1. Manfaat Bagi Peneliti ........................................................................... 4
1.5.2. Manfaat Bagi STIK Bina Husada Palembang ......................................
1.5.3. Manfaat Bagi PT.PLN UP3 Lahat ....................................................... 5
1.6. Ruang Lingkup ............................................................................................... 5
x
2.4. Penelitian Terkait ........................................................................................... 21
2.5. Kerangka teori ............................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Disain Penelitian ............................................................................................ 23
3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian ........................................................................ 23
3.3. Populasi Dan Sampel ..................................................................................... 23
3.3.1. Populasi Penelitian ............................................................................... 23
3.3.2. Sample Penelitian ................................................................................. 24
3.4. Kerangka Konsep ........................................................................................... 24
3.5. Definisi Operasional ..................................................................................... 25
3.6. Hipotesis ........................................................................................................ 26
3.7. Pengumpulan Data ......................................................................................... 26
3.7.1. Sumber Data ......................................................................................... 26
3.8 Pengolahan Data.............................................................................................. 27
3.9 Analisis Data ................................................................................................... 28
3.9.1. Analisis univariat ................................................................................. 28
3.9.2 Analisis bivariat ................................................................................... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian .............................................................. 29
4.2 Hasil ................................................................................................................ 32
4.2.1 Analisis Univariat................................................................................... 32
4.2.1.1 Kelelahan kerja........................................................................... 32
4.2.1.2 Umur .......................................................................................... 33
4.2.1.3 Beban kerja................................................................................. 33
4.2.1.4 Shift kerja ................................................................................... 34
4.2.1.5 Masa kerja .................................................................................. 35
4.2.2 Analisis Bivariat ..................................................................................... 36
4.2.2.1 Hubungan antara umur dengan kelelahan kerja ......................... 36
4.2.2.2 Hhubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja ............. 37
4.2.2.3 Hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja ................. 38
4.2.2.4 Hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja ................ 39
4.3 Pembahasan ..................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR BAGAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
2012 kasus kecelakaan kerja di Indonesia sebesar 847 kasus dan 36% diantaranya
terjadi karena tingkat kelelahan kerja yang tinggi, lebih kurang 18% atau 152 orang
yang dibuat sampai tahun 2020 meramalkan gangguan psikis berupa perasaan lelah
yang berat dan berujung pada depresi akan menjaji penyakit pembunuh nomor dua
setelah penyakit jantung. Hasil penelitian yang dilakukan oleh kementrian tenaga
kerja jepang terhadap 12.000 perusahaan yang melibatkan sekitar 16.000 pekerja di
Negara tersebut yang dipilih secara acak menunjukkan bahwa 65% pekerja
mengeluhkan kelelahan fisik akibat kerja rutin, 28% mengeluh kelelahan mental dan
kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan yang berkadar tinggi dapat
menyebabkan seseorang tidak mampu lagi bekerja sehingga berhenti bekerja oleh
karena merasa lelah bahkan yang bersangkutan tertidur karena kelelahan. Kelelahan
akan semakin bertambah dan kondisi lelah demikian sangat mengganggu kelancaran
1
2
pekerjaan dan juga berefek buruk kepada pekerja yang bersangkutan (Mahawati.,
2021).
Faktor yang menyebabkan kelelahan kerja ada dua aspek, yaitu aspek
eksternal (lingkungan kerja dan pekerjaan) dan aspek internal (karakteristik individu).
Unsur pekerjaan meliputi beban kerja, shift kerja dan masa kerja. Unsur individu
meliputi umur, jenis kelamin, kualitas tidur, keadaan gizi, dan kebiasaan merokok
(Suma’mur P, 2014). Kelelahan yang disebabkan karena kerja statis dengan kerja
dinamis yaitu Pada kerja otot statis dengan pengerahan tenaga 50% dari kekuatan
maksimum otot hanya dapat bekerja selama satu menit, sedangkan pada pengerahan
tenaga < 20% kerja fisik dapat berlangsung cukup lama. Tetapi pengerahan tenaga
otot statis sebesar 15-20% akan menyebabkan kelelahan dan nyeri jika pembebanan
pelayanan teknik PT. PLN (persero) Sawangan, sebagian besar mengalami kelelahan
kerja tinggi yaitu sebanyak 82,2%. Berdasarkan hasil yang dapat diketahui bahwa ada
hubungan yang signifikan antara umur, masa kerja, waktu istirahat, dengan kelelahan
kerja dan diketahui tidak ada hubungan signifikan antara shift kerja dan indeks masa
kerja (IMT) dengan kelelahan kerja. Hasil penelitian (Gaol et al., 2018) menunjukan
bahwa status anemia, Shift kerja, kualitaa tidur, beban kerja, dan iklim kerja panas
hubungan antara usia dan masa kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan PT.
kuesioner kepada pekerja di bagian layanan teknik di PT PLN ULP Lembayung yang
karena sebagian besar pekerjaan dilakukan dilapangan, ketinggian, dan terpapar cuaca
panas, sehingga menguras tenaga yang besar dan menyebabkan kelelahan kerja. Jam
kerja di PT. PLN ULP Lembayung bagian layanan Teknik yaitu selama 8 jam kerja
dan jam kerja tersebut dapat bertambah atau berubah jika terdapat pekerjaan yang
kerja pada pekerja layanan teknik di PT.PLN ULP Lembayung tahun 2022”
kelelahan kerja pada pekerja layanan tehnik di PT.PLN ULP Lembayung Tahun
2022”
Faktor apa saja yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja
kerja, shift kerja pada pekerja layanan tehnik di PT.PLN ULP Lembayung
tahun 2022
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi atau informasi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi untuk
berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja layanan tehnik di PT.PLN ULP
tanggal 20 s.d 27 Juli 2022. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan
bagian layanan tehnik di PT. PLN ULP Lembayung tahun 2022 yang berjumlah 34
orang. Sampel dalam penelitian ini adalah total sampling. Penelitian ini mengunakan
desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Instrumen penelitian ini adalah
kuisioner. Data hasil penelitian akan dilakukan analisis univariat dan bivariat.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pekerja
1 ayat 2 menyebutkan bahwa karyawan adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebetuhan
sendiri maupun masyarakat, baik didalam maupun diluar hubungan kerja. Dari
defenisi tersebut maka yang dimaksud dengan tenaga kerja yang melakukan
pekerjaan didalam hubungan kerja adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan
pada setiap bentuk usaha (perusahaan) atau perorangan dengan menerima upah
termasuk tenaga kerja yang melukan pekerjaan diluar hubungan kerja. Karyawan
adalah orang penjual jasa (pikiran atau tenaga) dan mendapat kompensasi yang
penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk
dalam suatu Negara yang memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap
tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut (Subri,
2003).
6
7
dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan
diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum, kelelahan
otot adalah tremor pada otot atau perasaan nyeri pada otot, sedangkan kelelehan
umum biasanya ditandai berkurangnya kemuan untuk bekerja yang disebabkan oleh
kapasitas kerja serta ketahanan tubuh. Kelelahan yang berkadar tinggi dapat
menyebabkan seseorang tidak mampu lagi bekerja sehingga berhenti bekerja oleh
karena merasa lelah bahkan yang bersangkutan tertidur karena kelelahan. Kelelahan
akan semakin bertambah dan kondisi lelah demikian sangat mengganggu kelancaran
2021)
dan memiliki sifat bertahap. Tidak seperti kelemahan, kelelahan dapat diatasi dengan
periode istirahat. Kelelahan dapat disebabkan secara fisik atau mental. Secara medis
berkurangnya kinerja otot setelah terjadinya tekanan fisik untuk suatu waktu.
berkurangnya tekanan fisik, namun juga pada makin rendahnya gerakan yang
pada akhirnya kelelahan fisik ini dapat menyebabkan sejumlah hal seperti
kelelahan umum adalah adanya perasaan letih yang luar biasa, semua
tersebut. Tidak adanya gairah untuk bekerja baik secara fisik maupun psikis,
a) Kelelahan akut
Kelelahan ini dihasilkan dari kurang tidur dalam jangka waktu pendek
ataudari kegiatan fisik atau mental yang berat dalam jangka waktu pendek,
beerdampak biasanya hanya dalam periode waktu yang pendek dan dapat
dipulihkan dengan tidur atau beristirahat. Beban kerja mental yang berlebihan
atau aktivitas fisik dapat menyebabkan kelelahan akut. Salah satu contoh
kelelahan akut adalah kelelahan setelah naik atau turun anak tangga dalam
b) Kelelahan kronik
kejadian beberapa penyakit seperti sakit kepala, diare, kepala pusing, sulit
dan lamanya kerja mental dan fisik yang tidak sejalan dengan kehendak tenaga kerja
yang bersangkutan, keadaan lingkungan yang berbeda dari estimasi semula, tidak
jelasnya tanggung jawab, kekhawatiran yang mendalam dan konflik batin serta
kondisi oleh tenaga kerja. Pengaruh dari keadaan yang menjadi sebab kelelahan
tersebut seperti berkumpul dalam tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah. Perasaan
kegiatannya oleh karena merasa lelah bahkan yang bersangkutan tertidur oleh karena
sebagai berikut:
Faktor lingkungan kerja yang tidak memadai untuk bekerja sampai kepada
Lingkungan kerja yang nyaman dan ventilasi udara yang adekuat, didukung oleh
Waktu istirahat dan waktu kerja yang proposional dapat menurunkan derajat
kelelahan kerja. Lama dan ketepatan waktu beristirahat sangat berperan dalam
c. Kesehatan pekerja
Kesehatan pekerja yang selalu dimonotor dengan baik, dan pemberian gizi yang
d. Beban kerja
Beban kerja yang diberikan kepada pekerja perlu disesuaikan dengan kemampuan
e. Keadaan perjalanan
Keadaan perjalanan, waktu perjalanan dari dan ketempat kerja yang seminimal
mungkin dan seaman mungkin berpengaruh terhadap kondisi kesehatan kerja dan
kelelahan kerja.
diantaranya :
b. Performansi rendah
h. Cedera
proses kerja ( waktu yang digunakan pada setiap item ) atau proses
stimuli cahaya.
stimuli.
kelipatan.
14
Fatigue)
fit kembali.
skoring dengan skala likert, maka setiap skor atau nilai haruslah
Secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja menurut
(Tarwaka, 2019) dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat komplek, baik
Faktor eksternal beban kerja merupakan beban kerja yang berasal dari luar
tubuh pekerja. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah tugas (task) itu
sendiri, organisasi dan lingkungan kerja. Ketiga aspek ini sering disebut
sebagai stressor.
faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai
akibat adanya reaksi dari beban eksternal. Reaksi tersebut dikenal sebagai strain.
Berat ringannya strain dapat dinilai baik secara objektif maupun subjektif.
Penilaian secara objektif yaitu melalui perubahan reaksi fisiologis. Sedangkan
penilaian subjektif dapat dilakukan melalui perubahan reaksi psiologis dan
perubahan perilaku. Karena itu strain secara subjektif berkaitan erat dengan
harapan, keinginan, kepuasan dan penilaian subjektif lainnya. Secara lebih
ringkas faktor internal meliputi
2.3.2 Usia
Pada usia meningkat yang diikuti dengan proses degenerasi dari organ,
sehingga dalam hal ini kemampuan organ akan menurun, dengan menurunnya
kemampuan organ, maka hal ini akan menyebabkan tenaga kerja akan semakin
mudah mengalami kelelahan (Suma’mur P, 2014)
18
Shift kerja adalah pengaturan jam kerja, sebagai pengganti atau sebagai
tambahan kerja pagi dan siang hari sebagaimana yang biasa dilakukan. Shift kerja
dapat bersifat permanent atau temporer menurut kebutuhan tempat kerja bersangkutan
yang direkomendasikan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan yang bahkan
sering sekali tidak beraturan(Setyawati, 2017).
Shift kerja adalah pola waktu kerja yang telah diberikan kepada tenaga kerja
untuk mengerjakan sesuatu dari perusahaan dan dibagi atas kerja pagi, sore, malam.
Proporsi kerja shift semakin meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh
investasi yang dikeluarkan untuk pembelian mesin – mesin yang mengharuskan
penggunaanya secara terus menerus siang dan malam untuk memperoleh hasil yang
lebih baik. Sebagai akibatnya pekerja harus bekerja siang dan malam (Suma’mur P,
2014).
19
a. Waktu kerja.
b. Penjadwalan dan perencanaan ( misalnya , pola daftar , panjang dan waktu shift )
h . Jenis pekerjaan yang dilakukan ( misalnya , fisik maupun mental menuntut kerja )
waktu , intensitas ) .
j . Budaya organisasi.
Efek dari kelelahan jangka pendek dan jangka panjang, misalnya seseorang memiliki
Kewaspadaan berkurang
Memori berkurang
20
depresi. Pekerja shift dan mantan pekerja shift menunjukkan tanda-tanda lebih
sakit daripada orang pada pekerja sehari tetap. Masalah kesehatan mungkin
muncul setelah sempat shift kerja, atau hanya terlihat beberapa tahun
Bagan 2.1
Kerangka Teori
RISIKO:
MANAJEMEN RISIKO:
1. Motivasi kerja turun
2. Performansi rendah 1. Tindakan preventif melalui
3. Kualitas kerja rendah pendekatan inovatif dan
4. Banyak terjadi kesalahan partisipatoris
5. Produktivitas kerja rendah 2. Tindakan kuratif
6. Stress akibat kerja 3. Tindakan rehabilitative
7. Penyakit akibat kerja 4. Jaminan masa tua
8. Cedera
9. Terjadi kecelakaan akibat kerja
METODE PENELITIAN
suatu dinamika komparatif antara faktor-faktor resiko dengan efek, dan dengan suatu
pendekatan, observasi ataupun dengan pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(point time approach), artinya setiap variabel penelitian hanya dipantau satu kali
Populasi adalah keseluruhan unit (yang telah ditetapkan) dari mana informasi
yang diinginkan(Yusuf, 2017). Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah
tenaga kerja layanan teknik di PT.PLN ULP Lembayung yang berjumlah 34 pekerja.
23
24
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
Umur
Beban kerja
Kelelahan kerja
Masa kerja
Shft kerja
25
Tabel 3.1
Definisi Operasional
3.6 Hipotesis
1. Ada hubungan antara umur dengan kelelahan kerja pada pekerja layanan
2. Ada hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja layanan
3. Ada hubungan masa kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja layanan teknik
4. Ada hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja layanan teknik
a. Data Primer
1. Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada
kelelahan kerja, umur, beban kerja, shift kerja dan masa kerja yang
karakteristik individu seperti nama, umur dan masa kerja serta kelelahan
b. Data sekunder
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen
(Sugiyono, 2017). Data sekunder yang digunakan dalam penlitian ini adalah
data – data dari PT. PLN ULP Lembayung tahun 2022 serta data yang
diperoleh dari kepustakaan, buku buku yang terkait dengan penelitian ini,
2. Coding, pemberian kode atau scoring pada tiap jawaban untuk memudahkan
entry data.
3. Entry data, data yang telah diberi kode tersebut kemudian dimasukkan dalam
Analisis data merupakan salah satu langkah dalam kegiatan penelitian yang
sangat menentukan ketepatan dan hasil penelitian(Yusuf, 2017). Analisis data suatu
lain:
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pada umumnya analisis ini
hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2018).
kategori variabel (kelelahan kerja, umur, beban kerja, shift kerja, dan masa kerja).
a. Jika p value ≤ α (0,05), berarti ada hubungan yang bermakna antara variabel
b. Jika p value > α (0,05), berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
BAB IV
Berawal di akhir abad 19, bidang pabrik gula dan pabrik ketenagalistrikan di
Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di
bidang pabrik gula dan pebrik teh mendirikan pembangkit tenaga lisrik untuk
perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan
tentara Jepang di awal Perang Dunia II. Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di
akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu.
Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delagasi
Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pemimpin KNI Pusat
Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar
157,5 MW.
Pada tanggal 1 januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-
PLN (Bada Pemimpin Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang
listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang
sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai
29
30
pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18, status
Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas
dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari
Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK
Unit Induk Wilayah Kabupaten Lahat. Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3)
Lahat, PT. PLN (Persero) Wilayah Cabang Lahat Bertempat di Jln. Kolonel M. Nuh
Lembayung Lahat Sumatera Selatan. Salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dengan fasilitas atau asset yang lengkap untuk menunjang kenyamanan karyawan
Visi
Misi
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kehidupan masyarakat.
Moto
umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan
4.2 Hasil
PT. PLN ULP Lembayung dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Kelelahan Kerja pada pekerja layanan tehnik
di PT.PLN ULP Lembayung Tahun 2022
1 Tinggi 22 64,7
2 Rendah 12 35,3
Total 34 100.0
4.2.1.2 Umur
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Umur pada pekerja layanan tehnik di PT.PLN
ULP Lembayung Tahun 2022
1 Tua 18 52,9
2 Muda 16 47,1
Total 34 100.0
bahwa dari 34 responden yang berusia tua berjumlah 18 (52,9%) responden, lebih
(47,1%) responden.
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Responden Beban Kerja pada pekerja layanan tehnik di
PT.PLN ULP Lembayung Tahun 2022
1 Tinggi 19 55,9
2 Rendah 15 44,1
Total 34 100.0
34
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Responden Shift Kerja pada pekerja layanan tehnik di
PT.PLN ULP Lembayung Tahun 2022
Total 34 100.0
Berdasarkan tabel 4.4 diatas hasil distribusi frekuensi shift kerja menunjukkan
dari 34 responden yang melebihi jam kerja berjumlah 19 (55,9%) responden, lebih
responden.
35
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Responden Masa Kerja pada Pekerja Layanan Tehnik di
PT.PLN ULP Lembayung Tahun 2022
1 Lama 18 52,9
2 Baru 16 47,1
Total 34 100.0
Berdasarkan tabel 4.5 diatas hasil distribusi frekuensi shift kerja menunjukkan
dari 34 responden dengan masa kerja lama berjumlah 18 (52,9%) responden, lebih
responden.
36
Tabel 4.6
Hubungan antara Umur dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Layanan Tehnik
di PT.PLN ULP Lembayung Tahun 2022
Kelelahan Kerja
No Jumlah P
Umur Tinggi Rendah OR (95% CI)
n % n % n % Value
Berdasarkan Tabel 4.6 diatas menunjukan dari 18 responden yang berusia tua
lebih banyak mengalami kelelahan kerja tinggi 17 (94,4%) dibandingkan berusia tua
yang mengalami kelelahan kerja rendah 1 (5,6%). Sedangkan dari 16 responden yang
berusia muda dan mengalami kelelahan kerja tinggi 5 (31,3%) lebih banyak
0,000 < 0,05. Ini berarti ada hubungan umur dengan kelelahan kerja pada pekerja
layanan tehnik di PT.PLN ULP Lembayung. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai
OR = 37,400, berarti pekerja yang berusia tua mempunyai peluang 37,400 kali untuk
Tabel 4.7
Hubungan antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Layanan
Tehnik di PT. PLN ULP Lembayung Tahun 2022
Kelelahan Kerja
No Jumlah P
Beban kerja Tinggi Rendah OR (95% CI)
N % n % n % Value
1 Tinggi 16 84,2 3 15,8 19 100,0
8,000
2 Rendah 6 40,0 9 60,0 15 100,0 0,020
(1.601-39.967)
Jumlah 22 64,7 12 35,3 34 100,0
kerja tinggi lebih banyak mengalami kelelahan kerja tinggi 16 (84,2%) dibandingkan
beban kerja tinggi yang mengalami kelelahan kerja rendah 3 (15,8%). Sedangkan dari
15 responden dengan beban kerja rendah dan mengalami kelelahan kerja tinggi 6
(40,0%) lebih sedikit dibandingkan beban kerja rendah yang mengalami kelelahan
0,020 < 0,05. Ini berarti ada hubungan beban kerjadengan kelelahan kerja pada
pekerja layanan tehnik di PT. PLN ULP Lembayung. Dari hasil analisis diperoleh
pula nilai OR = 8,000, berarti pekerja dengan beban kerja tinggi mempunyai peluang
8,000 kali untuk mengalami kelelahan kerja dibandingkan pekerja beban kerja
rendah.
38
Tabel 4.8
Hubungan antara Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Layanan
Tehnik di PT. PLN ULP Lembayung Tahun 2022
Kelelahan Kerja
No Jumlah P
Shift kerja Tinggi Rendah OR (95% CI)
n % n % n % Value
1 Melebihi 17 89,5 2 10,5 19 100,0
jam kerja 17,000 (2,765-
0,002
2 Sesuai jam 5 33,3 10 66,7 15 100,0 104,540)
kerja
Jumlah 22 64,7 12 35,3 34 100,0
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas menunjukan dari 19 responden yang shift kerja
melebihi jam kerja lebih banyak mengalami kelelahan kerja tinggi 17 (89,5%)
dibandingkan shift kerja melebihi jam kerja lebih yang mengalami kelelahan kerja
rendah 2 (10,5%). Sedangkan dari 15 responden dengan shift kerja sesuai jam kerja
dan mengalami kelelahan kerja tinggi 5 (33,3%) lebih sedikit dibandingkan shift kerja
0,002 < 0,05. Ini berarti ada hubungan shift kerjadengan kelelahan kerja pada pekerja
layanan tehnik di PT. PLN ULP Lembayung. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai
OR = 17,000, berarti pekerja shift kerja melebihi jam kerja lebih mempunyai peluang
17,000 kali untuk mengalami kelelahan kerja dibandingkan pekerja shift kerja sesuai
jam kerja.
39
Tabel 4.9
Hubungan antara Masa Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Layanan
Tehnik di PT. PLN ULP Lembayung Tahun 2022
Kelelahan Kerja
No Jumlah P
Masa kerja Tinggi Rendah OR (95%CI)
n % n % n % Value
1 Lama 16 88,9 2 11,1 18 100,0
13,333
2 Baru 6 37,5 10 62,5 16 100,0 0,006
(2.238-79.438)
Jumlah 22 64,7 12 35,3 34 100,0
Sumber : Penelitian Sari (2022)
Berdasarkan Tabel 4.9 diatas menunjukan dari 18 responden yang masa kerja
lama lebih banyak mengalami kelelahan kerja tinggi 16 (88,9%) dibandingkan masa
kerja lama yang mengalami kelelahan kerja rendah 2 (11,1%). Sedangkan dari 16
responden dengan masa kerja baru dan mengalami kelelahan kerja tinggi 6 (37,5%)
lebih sedikit dibandingkan masa kerja baru yang mengalami kelelahan kerja rendah
10 (62,5%).
0,006 < 0,05. Ini berarti ada hubungan masa kerjadengan kelelahan kerja pada
pekerja layanan tehnik di PT. PLN ULP Lembayung. Dari hasil analisis diperoleh
pula nilai OR = 13,333, berarti pekerja dengan masa kerja lama mempunyai peluang
13,333 kali untuk mengalami kelelahan kerja dibandingkan pekerja masa kerja baru.
40
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dari 18 responden yang berusia tua lebih banyak
berusia muda dan mengalami kelelahan kerja tinggi 5 (31,3%) lebih banyak
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square didapatkan p = 0,000 <
0,05. Ini berarti ada hubungan umur dengan kelelahan kerja pada pekerja layanan
tehnik di PT.PLN ULP Lembayung. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR =
37,400, berarti pekerja yang berusia tua mempunyai peluang 37,400 kali untuk
Usia dapat berpengaruh terhadap kekuatan fisik pekerja, kekuatan fisik seorang
pekerja dapat berubah namun disisi lain kekuatan fisik di samping di pengaruhi oleh
faktor usia juga dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor latihan, kematangan mental,
kelelahan kerja maupun perubahan waktu reaksi seorang pekerja (Setyawati, 2017).
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ekaningtyas
& wahyu, 2016), hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
usia dengan kelelahan kerja dengan nilai ρ = 0,793, bahwa pada responden berusia
muda malah banyak yang mengalami kelelahan dikarenakan jam kerja yang lebih dari
8 jam membuat responden mudah mengalami kelelahan daripada responden yang tua.
41
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Indah et al., 2021) ada hubungan yang
signifikan antara umur dengan kelelahan kerja (p = 0.037). Dari hasil ini dapat
diketahui bahwa semakin bertambah umur seseorang maka semakin bertambah pula
kelelahannya.
Menurut hasil penelitian, teori dan penelitian terkait peneliti berasumsi bahwa
semakin bertambah usia seseorang maka kekuatan otot akan berkurang, sehingga
membuat seseorang untuk lebih mudah mengalami kelelahan kerja. Ditambah dengan
lingkungan kerja yang panas dan diruang terbuka dan bahkan ada yang berada di
ketinggian membuat beban kerja yang diterima lebih terasa berat bagi pekerja berusia
tua.
4.3.2 Hasil analisis hubungan antara Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja
Berdasarkan hasil penelitian dari 19 responden dengan beban kerja tinggi lebih
banyak mengalami kelelahan kerja tinggi 16 (84,2%) dibandingkan beban kerja tinggi
dengan beban kerja rendah dan mengalami kelelahan kerja tinggi 6 (40,0%) lebih
sedikit dibandingkan beban kerja rendah yang mengalami kelelahan kerja rendah 9
(60,0%).
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square didapatkan p = 0,020 <
0,05. Ini berarti ada hubungan beban kerjadengan kelelahan kerja pada pekerja
layanan tehnik di PT. PLN ULP Lembayung. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai
OR = 8,000, berarti pekerja dengan beban kerja tinggi mempunyai peluang 8,000
kali untuk mengalami kelelahan kerja dibandingkan pekerja beban kerja rendah.
42
Secara umum hubungan antara beban kerja dan kapasitas kerja menurut
(Tarwaka, 2019) dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat komplek, baik factor
internal maupun faktor eksternal. Faktor eksternal beban kerja merupakan beban kerja
yang berasal dari luar tubuh pekerja. Yang termasuk beban kerja eksternal adalah
tugas (task) itu sendiri, organisasi dan lingkungan kerja. faktor internal adalah faktor
yang berasal dari dalam tubuh itu sendiri sebagai akibat adanya reaksi dari beban
eksternal. Reaksi tersebut dikenal sebagai strain. Berat ringannya strain dapat dinilai
2019) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja dengan
berkurang.
Menurut hasil penelitian, teori dan penelitian terkait peneliti berasumsi bahwa
cukup banyak tenaga. Dan juga membutuhkan ketelitian tinggi dan waktu pengerjaan
4.3.3 Hasil analisis hubungan antara Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja
Berdasarkan hasil penelitian dari 19 responden yang shift kerja melebihi jam
kerja lebih banyak mengalami kelelahan kerja tinggi 17 (89,5%) dibandingkan shift
kerja melebihi jam kerja lebih yang mengalami kelelahan kerja rendah 2 (10,5%).
Sedangkan dari 15 responden dengan shift kerja sesuai jam kerja dan mengalami
kelelahan kerja tinggi 5 (33,3%) lebih sedikit dibandingkan shift kerja sesuai jam
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square didapatkan p = 0,002 <
0,05. Ini berarti ada hubungan shift kerjadengan kelelahan kerja pada pekerja layanan
tehnik di PT. PLN ULP Lembayung. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR =
17,000, berarti pekerja shift kerja melebihi jam kerja lebih mempunyai peluang
17,000 kali untuk mengalami kelelahan kerja dibandingkan pekerja shift kerja sesuai
jam kerja.
Shift kerja adalah pola waktu kerja yang telah diberikan kepada tenaga kerja
untuk mengerjakan sesuatu dari perusahaan dan dibagi atas kerja pagi, sore, malam.
Proporsi kerja shift semakin meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh
penggunaanya secara terus menerus siang dan malam untuk memperoleh hasil yang
lebih baik. Sebagai akibatnya pekerja harus bekerja siang dan malam (Suma’mur P,
2014).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ekaningtyas &
wahyu, 2016), hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
44
shift kerja dengan kelelahan kerja dengan nilai ρ = 0,021, Pada karyawan shift malam
juga rendah konsentrasi karena jam malam merupakan jam istirahat. Jumlah
karyawan yang hanya 13 tersebut tidak sebanding dengan beban kerja yang banyak.
Pembagian kelompok pompa tiap shift dirasa kurang merata, sehingga terjadi
ketidakseimbangan beban kerja antar pekerja layanan tehnik, serta berkaitan dengan
kedisiplinan karyawan dalam hal waktu masuk kerja dan ketaatan akan standart
Menurut hasil penelitian, teori dan penelitian terkait peneliti berasumsi bahwa
dengan adanya shift kerja di layanan tehnik dengan SDM yang kurang karyawan
mengeluh kelelahan kerja dengan jumlah desa yang banyak di daerah tersebut.
4.3.4 Hasil analisis hubungan antara Masa Kerja dengan Kelelahan Kerja
Berdasarkan hasil penelitian dari 18 responden yang masa kerja lama lebih
banyak mengalami kelelahan kerja tinggi 16 (88,9%) dibandingkan masa kerja lama
dengan masa kerja baru dan mengalami kelelahan kerja tinggi 6 (37,5%) lebih sedikit
dibandingkan masa kerja baru yang mengalami kelelahan kerja rendah 10 (62,5%).
0,006 < 0,05. Ini berarti ada hubungan masa kerjadengan kelelahan kerja pada
pekerja layanan tehnik di PT. PLN ULP Lembayung. Dari hasil analisis diperoleh
pula nilai OR = 13,333, berarti pekerja dengan masa kerja lama mempunyai peluang
13,333 kali untuk mengalami kelelahan kerja dibandingkan pekerja masa kerja baru.
45
organisasi yang dihitung sejak pertama kali di tempat tersebut. Dari keseluruhan
keluahan yang dirasakan tenaga kerja dengan masa kerja kurang dari 1 tahun paling
paling banyak mengalami keluhan. Keluhan tersebut berkurang pada tenaga kerja
setelah bekerja selama 1-5 tahun. Namun, keluhan akan meningkat pada tenaga kerja
setelah bekerja pada masa kerja lebih dari 5 tahun (Tarwaka, 2019).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Indah et al., 2021)
dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara masa kerja
dengan kelelahan kerjadengan nilai ρ = 0,000. Banyak responden yang sudah lama
bekerja lebih dari 5 tahun, kebanyakan pekerja sudah berusia tua yang dapat
Menurut hasil penelitian, teori dan penelitian terkait peneliti berasumsi bahwa
masa kerja yang lebih dari 5 tahun membuat pekerja sudah melakukan pekerjaan
yang berulang dalam waktu yang cukup lama, ditambah pastinya pekerja yang sudah
lama memiliki umur yang sudah tua menjadi faktor pemicu untuk terjadi kelelahan
dimana pastinya kekuatan otot responden sudah mulai berkurang tidak seperti waktu
muda dulu.
46
BAB V
5.1 Simpulan
5.1.2. Ada hubungan umur dengan kelelahan kerja. Hasil uji statistik didapatkan p
5.1.3. Ada hubungan beban kerja dengan kelelahan kerja. Hasil uji statistik
5.1.4. Ada hubungan shift kerja dengan kelelahan kerja. Hasil uji statistik
5.1.5. Ada hubungan masa kerja dengan kelelahan kerja. Hasil uji statistik
46
47
5.2 Saran
sebagai berikut :
Kepada pihak PT. PLN ULP Lembayung diharapkan untuk dapat memberikan
pemanasan pada otot bisa di bagian bahu, lengan atas, dan kaki untuk
penelitian.
Andriani, A. eka. (2021). faktor yang berhubungan dengan tingkat kelelahan pada
pekerja pembangunan jembatan plosi jombang. 3(March), 6.
Atiqoh, J., Wahyuni, I., & Lestantyo, D. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Konveksi Bagian Penjahitan Di Cv.
Aneka Garment Gunungpati Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro, 2(2), 119–126.
Binwasnaker. (2012). Kelelahan Akibat Pekerjaan. Erlangga.
Cahyani, M. T., & Pramana, A. N. (2022). Analisis Pengaruh Paparan Karbon
Monoksida Terhadap Kelelahan Pada Pekerja Pengasapan Ikan di Kampung
Ikan Asap Penatarsewu Kabupaten Sidoarjo. 3(1), 20–29.
Ekaningtyas, & wahyu, S. (2016). Pengaruh Sistem Shift Kerja Terhadap Stres Kerja
Karyawan Bagian Operator Di SPBU Baratan Jember. In Psikologi.
Gaol, M. J. L., Camelia, A., & Rahmiwati, A. (2018). ANALISIS FAKTOR RISIKO
KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT.
ARWANA ANUGRAH KERAMIK, Tbk. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat,
9(1), 53–63. https://doi.org/10.26553/jikm.2018.9.1.53-63
Hasibuan, M. (2003). Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas.
Bumi Aksara.
Indah, F. P. S., Maelaningsih, F. S., & Febriyanti, N. (2021). Analisis Determinan
Kelelahan Kerja Pada Pekerja Pt. Pln Sawangan (Bagian Pelayanan Teknik).
Edu Dharma Journal: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat, 5(1),
107. https://doi.org/10.52031/edj.v5i1.99
Kuswana, W. S. (2019). ERGONOMI Dan K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja) (P.
Latifah (ed.)). Remaja Rosdakarya.
Mahawati., et al. (2021). Analisis Beban Kerja dan Produktivitas Kerja - Eni
Mahawati, Ika Yuniwati, Rolyana Ferinia, Puspita Puji Rahayu, Tiara Fani,
Anggri Puspita Sari, Retno Astuti Setijaningsih, Qurnia Fitriyatinur, Ayudia
Popy Sesilia, Isti Mayasari, Idah Kusuma Dewi, Syamsu. 1–188.
https://books.google.co.id/books?id=a-
0UEAAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=beban+kerja+adalah&hl=id&sa=X&
ved=2ahUKEwjPs5yy4-
HuAhXClEsFHVUiCskQ6AEwA3oECAAQAg#v=onepage&q=beban kerja
adalah&f=false
Nabila, N. S., & Sukarsono, B. P. (n.d.). ANALISIS KELELAHAN KERJA PADA
PEKERJA PENGOLAHAN MENGGUNAKAN SUBJUCTIVE SELF RATING
TEST ( SSRT ) ( STUDI KASUS : PERUSAHAAN MINYAK XYZ ).
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. rineka cipta.
Safdi Family, S. R. (2021). Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan Kerja Pada
Pekerja Pt. Dungo Reksa Di Minas. Jurnal Pengabdian Kesehatan Komunitas,
1(1), 32–37. https://doi.org/10.25311/jpkk.vol1.iss1.716
Safira, E. D., Pulungan, R. M., & Arbitera, C. (2020). Kelelahan Kerja pada Pekerja
di PT. Indonesia Power Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan (UPJP)
Priok. Jurnal Kesehatan, 11(2), 265. https://doi.org/10.26630/jk.v11i2.2134
Setyawati, L. (2017). Selintas Tentang Kelelahan Kerja (K. R. Utara (ed.)). Badan
Penerbit Amara Books Puri Arsita A-6 Jl.
Subri. (2003). Keuangan Negara dan Analisis Kebijakan Utang Luar Negeri. PT.
Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. (2017). METODE PENELITIAN KUANTITATIF, KUALITATIF Dan,
R&D. ALFABETA,CV.
Suma’mur P, Ms. (2014). Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes).
Tarwaka. (2019). Ergonomi Industri. Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan
Aplikasi di Tempat Kerja. Harapan Press.
Utami, T. S. (2019). Pengaruh Stres Kerja dan Beban Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai Pada PT. Bank Sumut Kantor Cabang Koordinator Medan. Nasional.
Wahyuningsih, S. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya
Kelelahan Kerja Pada Pekerja Meubel Jepara Fajar Murni Di Kota Rantauprapat
Tahun 2017. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara 2019 Universitas.
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/24330
World Health Organization. (2020). Oral health : achieving better oral health as part
of the universal health coverage and noncommunicable disease agendas
towards 2030. December, 1–6.
Wulan Rilam Sari. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja
pada Pekerja bagian Penyadap Karet di PT.Perkebunan Nusantara Riau. Journal
of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Yusuf, M. (2017). Metode penelitian kuantitatif,kualitatif dan penelitian gabungan.
KENCANA.
LAMPIRAN
PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN
Perkenalkan nama saya Permata Sari. Saya merupakan salah satu mahasiswi
Program Studi Kesehatan Masyarakat STIK Bina Husada Palembang. Saat ini saya
akan melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kelelahan kerja pada pekerja layanan teknik di PT PLN ULP
Lembayung tahun 2022”. Untuk itu saya mohon kesediaan waktu dari bapak/ibu
untuk dilakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah saya susun.
Tidak ada yang salah maupun benar dalam jawaban yang bapak/ibu berikan. Semua
informasi dari bapak/ibu akan saya jaga kerahasiaannya dan dibutuhkan untuk
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan. Jika bapak/ibu bersedia untuk ikut
serta dalam penelitian ini, mohon dapat menandatangani pada tempat yang telah
disediakan sebagai dokumentasi penelitian ini. Atas kesediaan Bapak/ibu, saya
ucapkan terimakasih.
Responden, Peneliti,
Permata Sari
__________________ NPM. 18132011010
( )
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden
Nama :
Tanda centang (√) diberikan pada kolom yang sesuai dengan persepsi
responden mengenai pernyataan tersebut. Penilaian menggunakan skala likert, sbb:
Skor 0 = tidak pernah merasakan
Skor 1 = kadang-kadang merasakan
Skor 2 = sering merasakan
Skor 3 = sering sekali merasakan
C. KELELAHAN KERJA
Skoring
No. Daftar Pertanyaan
0 1 2 3
1. Apakah saudara ada perasaan berat di kepala?
2. Apakah saudara merasa lelah pada seluruh badan?
3. Apakah saudara merasa berat di kaki?
4. Apakah saudara sering menguap pada saat bekerja?
5. Apakah pikiran saudara kacau pada saat bekerja?
6. Apakah saudara merasa mengantuk?
7. Apakah saudara merasa ada beban pada bagian mata?
8. Apakah gerakan saudara terasa canggung dan kaku?
9. Apakah saudara merasakan pada saat berdiri tidak stabil?
10. Apakah saudara merasa ingin berbaring?
11. Apakah saudara merasa susah berfikir?
12. Apakah saudara merasa malas untuk berbicara?
13. Apakah saudara merasa gugup?
14. Apakah saudara merasa tidak dapat berkonsentrasi?
15. Apakah saudara merasa sulit memusatkan perhatian?
16. Apakah saudara merasa mudah melupakan sesuatu?
17. Apakah saudara merasakan kepercayaan diri berkurang?
18. Apakah saudara merasa cemas?
19. Apakah saudara merasa sulit untuk mengontrol sikap?
20. Apakah saudara merasa tidak tekun dalam pekerjaan?
Skoring
No. Daftar Pertanyaan
0 1 2 3
21. Apakah saudara merasakan sakit di bagian kepala?
22. Apakah saudara merasakan kaku dibagian bahu?
23. Apakah saudara merasakan nyeri dibagian punggung?
24. Apakah saudara merasa sesak nafas?
25. Apakah saudara merasa haus?
26. Apakah suara saudara terasa serak?
27. Apakah saudara merasa pening?
Apakah saudara merasa ada yang mengganjal di kelopak
28.
mata?
29. Apakah anggota badan saudara terasa gemetar?
30. Apakah saudara merasa kurang sehat?
Jumlah skor pada masing-masing kolom
Total skor kelelahan individu
Sumber : (Tarwaka, 2019)
D. BEBAN KERJA
Keterangan
STS : Sangat tidak setuju
TS : Tidak setuju
S : Setuju
SS : Sangat setuju
Pernyataan Skoring
No STS TS S SS
Kondisi pekerjaan
1 Pegawai diberikan banyak pekerjaan setiap hari yang harus
segera di selelsaikan
2 Pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan dengan tingkat
kesulitan yang tinggi
3 Pegawai menerima pekerjaan yang sesuai dengan
kompetensinya
Penggunaan Waktu Kerja
4 Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaan sudah
sesuai dengan tingkat kinerja pegawai
5 Pegawai mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
waktu yang ditentukan
Waktu jam kerja selalu digunakan pegawai semaksimal
6 mungkin untuk menyelesaikan pekerjaan
7 Pegai sering melakukan koordinasi dengan rekan kerja agar
lebih cepat dalam menyelesaikan pekerjaan
Target yang harus dicapai
8 Pegawai diberikan target kerja yang harus diselesaikan dalam
jangka waktu yang sudah ditentukan
9 Target kerja yang diberikan sudah sesuai dengan jabatan
yang diduduki pegawai
Pernyataan
Kondisi pekerjaan
10 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan lebih dari yang
ditargetkan
Sumber : (Utami, 2019)
MASTER DATA
Explore
Notes
Output Created 11-Aug-2022 18:20:33
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 34
File
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values for
dependent variables are treated as
missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no
missing values for any dependent
variable or factor used.
Syntax EXAMINE VARIABLES=beban_kerja
/PLOT BOXPLOT STEMLEAF
NPPLOT
/COMPARE GROUP
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
[DataSet0]
Descriptives
Statistic Std. Error
Beban Kerja Mean 35.09 .607
95% Confidence Interval for Lower Bound 33.85
Mean Upper Bound 36.32
5% Trimmed Mean 35.13
Median 36.00
Variance 12.507
Std. Deviation 3.537
Minimum 29
Maximum 40
Range 11
Interquartile Range 7
Skewness -.353 .403
Kurtosis -1.140 .788
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Beban Kerja .190 34 .003 .903 34 .006
a. Lilliefors Significance Correction
UJI UNIVARIAT
Frequencies
Statistics
Kelelahan Kerja Umur Beban Kerja Shift Kerja Masa Kerja
N Valid 34 34 34 34 34
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Kelelahan Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 22 64.7 64.7 64.7
Rendah 12 35.3 35.3 100.0
Total 34 100.0 100.0
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tua 18 52.9 52.9 52.9
Muda 16 47.1 47.1 100.0
Total 34 100.0 100.0
Beban Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 19 55.9 55.9 55.9
Rendah 15 44.1 44.1 100.0
Total 34 100.0 100.0
Shift Kerja
Shift Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid melebihi jam 19 55.9 55.9 55.9
kerja
sesuai jam kerja 15 44.1 44.1 100.0
Total 34 100.0 100.0
Masa Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Lama 18 52.9 52.9 52.9
Baru 16 47.1 47.1 100.0
Kelelahan Kerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 22 64.7 64.7 64.7
Rendah 12 35.3 35.3 100.0
Total 34 100.0 100.0
Histogram
UJI BIVARIAT
Crosstabs
Crosstab
Kelelahan Kerja
Tinggi Rendah Total
Umur Tua Count 17 1 18
% within Umur 94.4% 5.6% 100.0%
Muda Count 5 11 16
% within Umur 31.3% 68.8% 100.0%
Total Count 22 12 34
% within Umur 64.7% 35.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 14.812a 1 .000
b
Continuity Correction 12.174 1 .000
Likelihood Ratio 16.550 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 14.377 1 .000
N of Valid Cases 34
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.65.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Umur (Tua / 37.400 3.837 364.570
Muda)
For cohort Kelelahan Kerja = 3.022 1.449 6.305
Tinggi
For cohort Kelelahan Kerja = .081 .012 .559
Rendah
N of Valid Cases 34
Beban Kerja * Kelelahan Kerja
Crosstab
Kelelahan Kerja
Tinggi Rendah Total
Beban Kerja Tinggi Count 16 3 19
% within Beban Kerja 84.2% 15.8% 100.0%
Rendah Count 6 9 15
% within Beban Kerja 40.0% 60.0% 100.0%
Total Count 22 12 34
% within Beban Kerja 64.7% 35.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 7.174a 1 .007
b
Continuity Correction 5.369 1 .020
Likelihood Ratio 7.384 1 .007
Fisher's Exact Test .012 .010
Linear-by-Linear Association 6.963 1 .008
N of Valid Cases 34
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.29.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Beban Kerja 8.000 1.601 39.967
(Tinggi / Rendah)
For cohort Kelelahan Kerja = 2.105 1.099 4.031
Tinggi
For cohort Kelelahan Kerja = .263 .086 .805
Rendah
N of Valid Cases 34
Shift Kerja * Kelelahan Kerja
Crosstab
Kelelahan Kerja
Tinggi Rendah Total
Shift Kerja melebihi jam kerja Count 17 2 19
% within Shift Kerja 89.5% 10.5% 100.0%
sesuai jam kerja Count 5 10 15
% within Shift Kerja 33.3% 66.7% 100.0%
Total Count 22 12 34
% within Shift Kerja 64.7% 35.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 11.568a 1 .001
b
Continuity Correction 9.241 1 .002
Likelihood Ratio 12.267 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 11.228 1 .001
N of Valid Cases 34
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.29.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Shift Kerja 17.000 2.765 104.540
(melebihi jam kerja / sesuai
jam kerja)
For cohort Kelelahan Kerja = 2.684 1.291 5.582
Tinggi
For cohort Kelelahan Kerja = .158 .041 .615
Rendah
N of Valid Cases 34
Masa Kerja * Kelelahan Kerja
Crosstab
Kelelahan Kerja
Tinggi Rendah Total
Masa Kerja Lama Count 16 2 18
% within Masa Kerja 88.9% 11.1% 100.0%
Baru Count 6 10 16
% within Masa Kerja 37.5% 62.5% 100.0%
Total Count 22 12 34
% within Masa Kerja 64.7% 35.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 9.795a 1 .002
b
Continuity Correction 7.674 1 .006
Likelihood Ratio 10.421 1 .001
Fisher's Exact Test .003 .002
Linear-by-Linear Association 9.507 1 .002
N of Valid Cases 34
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.65.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Masa Kerja 13.333 2.238 79.438
(Lama / Baru)
For cohort Kelelahan Kerja = 2.370 1.233 4.556
Tinggi
For cohort Kelelahan Kerja = .178 .046 .693
Rendah
N of Valid Cases 34
Surat Selesai Penelitian
WAWANCARA DAN PENYEBARAN KUISIONER
Brifing Bersama Karyawan Ulp Lembayung
Wawancara Dengan Manager