DOSEN
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahi
Dan kami juga ingin berterima kasih kepada para pihak yang telah
membantu, maka dari itu kami hanturkan banyak terimah kasih kepada Allah
SWT. Dan kepada Ibu Dr. Dra. Hj. Mihrah Syukur, M.A. selaku dosen mata
kuliah Islam Disiplin Ilmu Farmasi.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB I.............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Maksud Penulisan..............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN.............................................................................................................. 3
2.1 Agama Sebagai Dasar Pembentukan Ilmu.........................................................3
2.2 Islamisasi Ilmu....................................................................................................6
2.3 Penciptaan Manusia.........................................................................................11
2.4 Kontribusi Mulim Bagi Perkembangan Farmasi................................................15
BAB III.......................................................................................................................... 17
PENUTUP.................................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................17
3.2 Saran................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Mahasiswa mampu mengetahui penciptaan manusa tahap jasad, hayat,
ruh, nafs dan hakikatnya dalam Al-Qur’an.
4. Mahasiswa mampu mengetahui kontribusi muslim bagi dunia farmasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan demikian, adalah relevan bila saat ini kita berbicara tentang
integrasi antara ilmu pengetahuan dan agama. Dalam tulisan ini yang
dimaksud agama tentu saja Islam.
3
berbeda, maka pembicaraan tentang keterkaitan antam ilmu dan agama
dianggap sebagai tidak relevan.
4
intervensi agama berupa masuknya nilai-nilai moral agama sebatas
penerapan ilmu.
5
kebenarannya. Salah satu hipotesis ajaran Islam adalah mengingat Allah
(dzikir), maka hari akan tenang. Bahwa shalat akan berpengaruh pada
empat aspek, yaitu meditasi, olahraga, autosugesti, dan kebersamaan.
Dalam Zen-Budhisme misalnya, dapat dihipoteisikan bahwa Yoga itu
dapat meningkatkan ketenangan hidup seseorang. Disini ajaran agama
dipandang sebagai hipotesis yang membuktikan kebenaran empirik.
6
kesatuan alam semesta, kesatuan kebenaran dan pengetahuan, serta
kesatuan hidup.
7
Dengan pandangan-pandangan di atas, dapat simpulkan bahwa kita
perlu menghasilkan suatu sistem ilmu pengetahuan yang berbasis Islam.
Karena itu kita pertu melakukan Islamisasi ilmu atau menurut Syed
Muhammad Naquib al-Attas — desekularisasi ilmu.
8
Sebagai penggagas utama ide islamisasi ilmu, Ismail Raji al-Faruqi
telah mencoba membentangkan gagasan tentang islamisasi itu dilakukan.
al-Faruqi menetapkan lima sasaran dari rencana kerja islamisasi ilmu,
yaitu:
9
Langkah 4. Penguasaan terhadap khazanah islam untuk tahap
analisa. Jika antologi-antologi sudah disiapkan. khazanah pemikiran islam
dari perspektif masalah-masalah kini.
Langkah 10. Analisa kreatif dan sintesa. Pada tahap ini sarjana
muslim harus siap melakukan sintesa antara khazanah-khazanah islam dan
disiplin modern, serta untuk menjembatani jurang kemandegan berabad—
abad. Dari sini khazanah pemikiran Islam harus sinambung dengan
prestasi-prestasi modern, dan harus menggerakkan tapal batas ilmu
10
pengetahuan ke horison yang lebih luas daripada yang sudah dicapai
disiplin-disiplin modern.
11
“Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam
beberapa tingkat kejadian”. (QS. Nuh (71) : 14).
A. Tahap Jasad
1) Pengertian Jasad
Jasad ialah jisim manusia, tubuh, badan. Abu Ishak
menjelaskan bahwa jasad ialah sesuatu yang tidak bisa berpikir dan
tidak dapat dilepaskan dari pengertian bangkai. Sedangkan menurut
al-Lais, makhluk yang berjasad adalah makhluk yang makan dan
minum. Dalam Tafsir al-Fakhr ar-Razi dikatakan bahwa jasad ialah
tubuh manusia yang berupa darah dan daging. Jadi, jasad manusia
tidak lain adalah badan kasar manusia, yang nampak pada luarnya,
dapat diraba dan difoto serta menempati ruang dan waktu tertentu.
Jasad manusia mengalami perubahan dan oleh pertambahan
usianya, jasad manusia juga mengalami ketuaan kerusakan. Dengan
datangnya kematian, maka jasad manusia kernbali ke asalnya, alam
semesta ini.
12
B. Tahap Hayat
1) Pengertian Hayat
Al-Hayat artinya hidup, lawan kata dari al-maut artinya mati.
Kata al-hayy dipakai untuk menyebut segala sesuatu yang tidak mati,
bentuk jamaknya ialah al-ahya. Disamping itu, al-hayy juga
menunjukkan pengertian seorang yang berbicara logis serta untuk
tanaman yang tumbuh. Kata ahya atau ihya yang berasal dari hayy itu
juga bisa berarti sungguh-sungguh melaksanakan secara penuh.
Kemudian tahiyyah yang merupakan perkembangan dari kata hayy,
bisa bermakna kekal dan keselamatan.
C. Tahap Ruh
1) Pengertian Ruh
Kata ruh adalah ar-rih yaitu angin. Oleh karena itu ar-ruh
disebut an-nafas yaitu nafas atau nyawa. Di samping itu kata an-ruh
sering juga disebut an-nafs yaitu jiwa. Menurut Abu Bakar al-Anbari
kata ar-ruh dan an-nafs adalah searti. Bagi orang Arab ar-ruh
menunjukkan laki-laki, sedangkan an-nafs menunjukkan arti
perempuan. Menurut Abu Haithman, ruh adalah nafas yang berjalan di
seluruh jasad. Jika rah itu keluar maka manusia tidak akan bemafas.
Menurut Ibn Atsir ruh itu dipakai dalam berbagai arti tetapi yang paling
umum ialah sesuatu yang dijadikan sandaran bagi jasad dan dengan
ruh tercipta kehidupan. Bagi Ibn al-Arabi kata ar-ruh mepunyai banyak
13
arti yaitu (1) al-farh, kegembiraan; (2) Al-Qur'an, (3) al-amr, perintah
atau arah; dan (4) an-nafs, jiwa atau keakuan.
D. Tahap Nafs
1) Pengertian Nafs
Menurut Ibn Ishak kata an-nafs dalam bahasa Arab digunakan
dalam dua pengertian. Pengertian pertama seperti dalam ungkapan
keluar nafas seseorang atau nyawanya, sedangkan pengertian kedua
seperti dalam ungkapan yaitu seseorang yang telah membunuh
dirinya, artinya ia telah menghancurkan dirinya atau hakikatnya.
14
keakuan. Nafs dalam pengertian nafsu seperti tersebut dalam ayat
berikut ini yang artinya :
“dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Yusuf
(12) : 53).
(Mihrah Syukur, 2004 : 22-32)
15
merupakan tabib, kolektor dan penjual ramuan obat-obatan dan rempah-
rempah, pabrikan, penjual sirup, kosmetik, Air aromatik, dan penulis.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada makalah kali ini dapat disimpulkan bahwa Islam Disiplin Ilmu
untuk Farmasi sebagai suatu usaha untuk menyajikan Pendidikan Agama
yang khusus berkaitan dengan ilmu Farmasi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi (lptek) dan agama adalah kekuatan-kekuatan yang mampu
mentransformasikan kehidupan manusia. Keduanya berusaha untuk
mengarahkan, mengantarkan dan memberikan kesejahteraan bagi umat
manusia. Pengembangan farmasi di dunia Islam dimulai dari racun, antidot
dan sarana untuk mendeteksi racun. Pengetahuan tentang obat didasarkan
pada 600 tanaman atau produk tanaman yang dijelaskan oleh dokter
Yunani, Dioscorides (90 SM), yang mencakup 1000 resep obat dalam
tulisannya De Materia Medica. Buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab yang menjadi awal kemajuan oleh umat Islam di bidang Farmakologi
dan Farmasi. Selanjutnya, banyak risalah obat obatan ditulis dalam bahasa
Persia dan bahasa Arab.
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Haeria, 2017. Buku Dasar Pengantar Ilmu Farmasi. Makassar : UIN Alauddin
Makassar.
18