Anda di halaman 1dari 56

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR BELANJA BARANG


DAN JASA TERHADAP PP NO 77 TAHUN 2020 PADA DINAS
PARIWISATA KOTA MANADO

ANGELIA PARINDINGAN
18061104253

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SAM RATULANGI M A N A D O


2022

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................ii
DAFTAR TABEL..............................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................8

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................8

1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Landasan Teori.....................................................................................10

2.1.1 Pengertian Akuntansi.......................................................................10

2.1.2 Akuntansi Pemerintahan...................................................................11

2.1.2.1 Tujuan Akuntasi Pemerintahan...............................................13

2.1.3 Sistem Keuangan Daerah.................................................................13

2.1.4 Prosedur Sistem Keuangan Daerah..................................................15

2.1.5 Pengelolaan Keuangan Daerah.........................................................18

2.1.5.1 Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan Daerah.......................18

2.1.6 Sistem dan Prosedur Pengadaan Barang Dan Jasa..........................19

2.1.6.1 Komponen Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah . 21

2.1.7 Akuntansi Belanja.............................................................................21

2.1.7.1 Belanja Daerah Bedasarkan permendagri No.12 Tahun

ii
2019............................................................................................. 22

2.1.8 SiRUP ( Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan )..................24

2.1.9 FMIS ( Financial Management Information System )......................25

2.1.10 SIPD ( Sistem Informasi Pemerintah Daerah )...............................25

2.2 Peneliti Terdahulu...............................................................................27

2.3 Kerangka Konseptual..........................................................................37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian.....................................................................................38
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian.............................................................38
3.3 Jenis,Sumber, Dan Metode Pengumpulan Data...................................38
3.3.1 Jenis Data...................................................................................38
3.3.2 Sumber Data...............................................................................38
3.3.3 Metode Pengumpulan Data........................................................39
3.4 Metode Analisis Data...........................................................................40

DAFTAR PUSTAKA........................................................................41

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.............................................................27

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual............................................................37

v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai Emerging Economy merupakan satu-satunya negara di

ASEAN yang menjadi anggota G20 yang mempunyai ukuran dan potensi

ekonomi sangat besar di kawasan Asia. Diamanatkannya Indonesia menjadi

Presidensi Group Of Twenty tahun 2022, membuktikan persepsi yang baik atas

resiliensi ekonomi indonesia terhadap krisis pandemi covid-19. Hal ini

menunjukkan bahwa Indonesia mencapai kemajuan yang menjadi titik awal

pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pascapandemi, baik dalam negeri maupun

luar negeri yang harus bisa berkontribusi terhadap perekonomian dan juga dapat

menjaga stabilitas keuangan. Bedasarkan Badan Pusat Statistik (BPS)

mengumumkan ekonomi Indonesia dalam dua kuartal terakhir berhasil tumbuh di

atas 5%. Dilansir oleh CNBC Indonesia pada kuartal II-2022 pertumbuhan

ekonomi bisa mencapai 5,44%, dan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia

tumbuh 3,72% dibanding kuartal sebelumnya, menandakan bahwa pemulihan

ekonomi terus berlanjur dan menguat. Penopang besar dalam perekonomian

menurut lapangan usaha terdapat pada sektor transportasi dan manufaktur sekitar

21,27%.

1
Dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional, pemerintah

mengupayakan untuk dapat meningkatkan upaya pemulihan ekonomi. Untuk

mewujudkan pembangunan tersebut instansi Pemerintah dalam proses

menjalankan fungsi dan tujuan pastinya membutuhkan perlengkapan barang dan

jasa agar dapat mendukung peningkatan mutu pelayanan yang dapat

mempengaruhi suatu pekerjaan serta menunjang optimalnya instansi tersebut.

Pengadaan barang dan jasa juga memiliki kontribusi besar dalam pelaksanaan

pembangunan nasional, dan dalam rangka kebijakan fiskal, pengadaan barang dan

jasa juga bertujuan untuk peningkatan pelayanan publik, mendorong pemerataan

ekonomi, menumbuhkan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan daya saing.

Peningkatan kualitas pelayanan publik melalui penyelengaraan tata

Pemerintahan yang Good Governance and Clean Goverment, merupakan seluruh

aspek yang berkaitan dengan kontrol pengawasan terhadap kekuasaan yang

dimiliki Pemerintah dalam menjalankan fungsinya. Untuk meningkatkan efisiensi

dan efektifitas penggunaan keuangan negara yang dibelanjakan melalui proses

pengadaan barang dan jasa yang anggarannya baik melalui dana APBN/APBD

sehingga dapat diiperoleh barang dan jasa, diperlukan adanya upaya untuk

menciptakan keterbukaan, transparansi, akuntabilitas, serta persaingan yang sehat

dalam proses pengadaan tersebut. Anggaran tersebut disusun secara sistematis

2
dalam bentuk rencana keuangan yang berperan penting dalam keberhasilan

pelaksanaan kegiatan dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, kualitas pelayanan

publik yang baik dan bersih perlu didukung dengan pengelolaan keuangan yang

efektif, efisien, transparan dan akuntabel.

Adapun proses pengadaan barang dan jasa pada Pemerintah adalah

kegiatan untuk memperoleh barang atau jasa oleh Kementrian/Lembaga/Satuan

Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari

perencanaan, penganggaran, pelaksaanan kebutuhan sampai diselesaikannya

seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. Untuk pertanggungjawaban dan

penguatan Akuntabilitas kinerja serta menciptakan transparansi, dan parsitipatif

atas kewenangan yang dilaksanakan dalam proses pengadaan barang dan ada

sistem dan prosedur yang harus dilaksanakan. Dalam pengadaan barang dan jasa

pada setiap instansi maupun organisasi pasti membutuhkan sistem dan prosedur

yang baik untuk membantu jalannya kegiatan operasional, dalam hal ini kegiatan

pengadaan belanja barang dan jasa.

Beberapa fenomena penyelenggaraan pengadaan barang dan jasa yang

tidak sehat berdampak pada kerugian yang akan ditanggung masyarakat, termasuk

rendahnya kualitas pelayanan yang diterima dari pemerintah. (Maria Avalia, 2014

: 4). Masalah pengadaan barang dan jasa sering terjadi menurut ketua Lembaga

Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Roni Dwi Susanto

umumnya korupsi berbentuk markup, persekongkolan pengadaan, pengaturan

terhadap pemenang tender, kolusi antar penyedia barang hingga pengadaan fiktif,

3
seperti yang dilansir oleh Consumer News and Business Channel (CNBC)

Indonesia). Selain itu juga seringnya ditemukan kesalahan pada SKPD dalam

penyusunan perencanaan dan penyusunan laporan keuangan yang kemungkinan

timbul dari kesalahan pencatatan dalam pembukuan sehingga terjadinya ketidak

cocokan dalam pelaporan, serta prosedur yang tidak sesuai peraturan dapat

mempengaruhi laporan keuangan. Penerapan sistem dan prosedur yang baik dalam

mendukung seluruh kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan menjadi

hal penting dalam pengelolaan pemerintah termasuk dibidang pengelolaan

keuangan daerah atas transparansi dalam pencatatan dan akuntabilitas pengelolaan

keuangan daerah. Menurut Kepala LKPP, Roni Dwi Susanto, penggunaan sistem

digital dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah diharapkan dapat menekan

kasus korupsi, sehingga diperlukan upaya untuk memperkuat sistem dan menutup

celah korupsi melalui transparansi.

Sehubungan dengan hal tersebut Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor

77 Tahun 2020 ini menggantikan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2011 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah peraturan ini

dimaksudkan untuk memberikan pedoman pengaturan mengenai tata cara

Pengadaan Barang dan Jasa yang sederhana, jelas dan komprehensif, sesuai

dengan tata kelola yang baik. Peraturan ini disusun untuk menyempurnakan

pengaturan Pengelolaan Keuangan Daerah sebelumnya, sehingga nantinya dapat

diperoleh barang/jasa yang terjangkau dan berkualitas serta dapat

dipertanggungjawabkan

4
baik dari segi fisik, keuangan, maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas

pemerintah dan pelayananan masyarakat. Dengan adanya sistem dan prosedur

yang memadai maka tujuan yang akan dicapat dapat berjalan dengan baik.

Bedasarkan hasil penelitian dari Inayah Tania Ahmad (2022) dengan judul

penelitian Analisis Penerapan Sistem dan Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa

pada Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Utara, disimpulkan bahwa sistem dan

prosedur belanja barang dan jasa pada dinas Sosial daerah Provinsi Sulawesi Utara

sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

No.77 tahun 2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah. Dinas

Sosial daerah Provinsi Sulawesi Utara sudah melakukan pencatatan dengan

menggunakan sistem komputerisasi yang dicatat dalam aplikasi SIMDA dan

sudah menggunakan pencatatan berbasis Akrual. Selanjutnya penelitian dengan

judul Analisis Sistem Penatausahaan Belanja Operasi pada Badan Keuangan

Daerah Provinsi Sumatera Barat yang dilakukan oleh Sartika, dkk (2022)

bedasarkan hasil kesimpulan Sistem penatausahaan belanja operasi pada Badan

Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Barat telah dilaksanakan sesuai dengan

pedoman yang berlaku yaitu permendagri nomor 77 tahun 2020 tentang pedoman

teknis pengelolaan keuangan daerah. Beberapa penelitian terdahulu yang juga

dilakukan oleh Aprilia Paulus dan Wulan Kindangen (2021) disimpulkan sudah

5
sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam

6
Negeri Nomor 77 Tahun 2020. Penelitian oleh Lidya Angrini Sarapi, dkk (2020),

temuan dalam penelitian ini disimpulkan bahwa Tata Cara Pengadaan Barang dan

Jasa di Bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Sulawesi

Utara disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2018 dan

Pemerintah Peraturan Nomor 60 Tahun 2008 telah dilaksanakan dengan baik.

Pariwisata di Indonesia dinilai mampu menjadi lokomotif baru penggerak

ekonomi di Indonesia dan juga memiliki tempat-tempat menarik untuk pariwisata,

salah satu sumber pendukung kontribusi penerimaan terhadap PDB sebesar 4,8%

pada tahun 2019 dalam pertumbuhan ekonomi nasional adalah sektor pariwisata

sebagai penyumbang untuk pendapatan devisa. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kota Manado merupakan salah satu pengguna anggaran yang bergerak dibidang

Pariwisata dan Kebudayaan, yang memiliki peranan yang penting sebagai salah

satu sumber penerimaan devisa, mendorong pertumbuhan nasional, menciptakan

dan mendorong pertumbuhan industri pariwisata dan ekonomi kreatif, serta

meningkatkan produktivitas suatu negara. Dalam pelaksanaan wewenang dan

desentralisasi membantu tugas Gubernur memajukan Sulawesi Utara dibidang

budaya dan pariwisata yang sangat berpengaruh sekali terhadap perekonomian di

Kota Manado.

Pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Manado, terdapat

pengadaaan barang dan jasa yang diklasifikasikan dalam belanja barang (belanja

barang habis pakai), belanja jasa (belanja jasa kantor, belanja iuran

jaminan/asuransi, belanja

7
sewa peralatan dan mesin, belanja sewa gedung dan bangunan, belanja jasa

konsultasi non konstruksi, belanja kursus/pelatihan, sosisalisasi, bimbingan teknis

serta pendididkan dan pelatihan, belanja pemeliharaan dan belanja perjalanan

dinas). Pengadaan barang dan jasa dilaksanakan dengan cara swakelola atau

melalui penyedia. Metode dalam pengadaan barang dan jasa terdiri dari E-

purchasing, tender, seleksi, tender/seleksi internasional, penunjukkan langsung,

dan pengadaan langsung. Pengadaan barang dan jasa yang ada di daerah diberikan

kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengelolanya agar supaya

penerapannya sesuai dengan target yang dibutuhkan oleh pemerintah daerah

karena pemerintah daerah lebih mengetahui secara spesifik apa yang dibutuhkan.

Dalam pengadaan barang dan jasa Dinas Pariwisata Kota Manado ditemukan

masalah baik itu secara ketidaksengajaan ataupun ketidaktahuan, dalam

penyusunan perencanaan dan penyusunan laporan keuangan yang kemungkinan

timbul dari kesalahan pencatatan dalam pembukuan.

Dinas Pariwisata Kota Manado dalam pengadaan barang dan jasa dimulai

dari penyusunan RKA oleh SKPD, kemudian untuk masuk pada perencanaan

sudah menggunakan aplikasi SIPD ( Sistem Informasi Pemerintahan Daerah ) dan

FMIS (Financial Management Information System ) kemudian untuk masuk ke

tahap pengadaan melewati mekanisme SiRUP ( Sistem Informasi Rencana Umum

Pengadaan ). Dalam SIRUP terdapat akun Pengguna Anggaran (PA), Pejabat

Pembuat Komitmen (PPK), dan Pejabat Pengadaan (PP). Saat akan melakukan

pengadaan, KPA (Kuasa Pengguna Anggaran) akan menyurat kepada PPK untuk

melaksanakan pengadaan, kemudian PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan)

8
menyiapkan LRA. Didalam SIRUP PPK akan menganalisa pengadaan tersebut,

dan PPK juga yang akan menentukan metode pengadaannya. Setelah itu akan

diserahkan kepada LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik), dan para pihak

ketiga yang akan melakukan penawaran akan masuk menggunakan akun mereka,

kemudian akan dievaluasi oleh tim pengadaan barang dan jasa. Setelah

mendapatkan pemenang PPK akan mengikat perusahaan dengan PPK untuk

melaksanan pekerjaan, untuk pembayaran akan dilakukan sesuai kontrak yang

dilakukan. (Namun sampai sejauh mana penerapan sistem dan prosedur dapat

dilaksanakan sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai “ Analisis Sistem dan Prosedur Pengadaan

Barang dan Jasa pada Dinas Pariwisata Kota Manado Terhadap PP Nomor

77 Tahun 2020”.

1.2 Rumusan Masalah


Bedasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan pokok

permasalahan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut : Bagaimana penerapan

sistem dan prosedur pelaksanaan belanja barang dan jasa terhadap PP No.77

Tahun 2020 pada Dinas Pariwisata Kota Manado.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem dan

prosedur pelaksanaan belanja barang dan jasa pada dinas pariwisata kota manado

telah sesuai dengan aturan Permendragi No 77 Tahun 2020 yang baru.

9
1.4 Manfaat Penelitian
Bedasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai,maka penelitian ini

diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

a. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan

bagi mahasiswa akuntansi tentang prosedur pelaksanaan barang dan jasa, serta

penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi peneliti selanjutnya

yang akan meneliti terkait sistem dan prosedur pelaksanaan barang dan jasa.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi peneliti sendiri diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai sistem dan prosedur belanja barang dan jasa.

2. Bagi objek penelitian pada Dinas Pariwisata Kota Manado penelitian

ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk meningkatkan

kinerja tugas serta dapat bertanggung jawab dalam menerapkan

peraturan perundang-undangaan yang berlaku mengenai sistem dan

prosedur pelaksanaan belanja barang dan jasa.

3. Bagi masyarakat dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi mengenai jalannya kegiatan operasional

pemerintahan terkait sistem dan prosedur pelaksanaan barang dan

jasa.

1
0
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Akuntansi
Akuntansi menurut Kartikahadi (2016:3) adalah suatu sistem informasi

keuangan, yang bertujuan untuk menghasilkan dan melaporkan informasi yang

relevan bagi berbagai pihak yang berkepentingan. Akuntansi bisa didefinisikan

sebagai proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan

pengkomunikasian informasi ekonomi yang bisa dipakai untuk penilaian

(judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai informasi tersebut. Karena

biasanya pemakai hanya bisa menampung dan menganalisis informasi yang

terbatas maka tujuan pelaporan akuntansi adalah membuat sistem pemrosesan dan

komunikasi yang meringkaskan informasi perusahaan yang sangat banyak ke

dalam bentuk yang bisa dipahami (Hanafi dan Halim,2016).

Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang terdiri dari tiga aktivitas

yaitu mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

ekonomi dari sebuah organisasi kepada mereka yang membutuhkannya

(Weygandt et. all 2015:3). Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah sistem

informasi yang memberikan laporan kepada para pengguna informasi akuntansi

atau kepada pihak- pihak yang memiliki kepentingan (stakeholders) terhadap hasil

kinerja dan kondisi keuangan perusahaan (Hery.2015:6). Pontoh, (2013:8)

menyatakan akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang dirancang oleh

sebuah organisasi untuk mengidentifikasi (analisis, mencatat, dan meringkas)

aktivitas-aktivitas yang
11
mempengaruhi kondisi dan kinerja keuangannya, kemudian mengkomunikasikan

hasilnya kepada pengambil keputusan, baik dari internal maupun eksternal

organisasi.

Menurut Kieso, et al. (2016:2) Akuntansi terdiri dari tiga kegiatan yang

mendasar yaitu identifikasi, pencatatan dan pengkomunikasian peristiwa

ekonomi suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan. Perusahaan

mengidentifikasi peristiwa ekonomi sesuai dengan kegiatan usahanya dan

mencatat peristiwa tersebut untuk menyediakan catatan kegiatan keuangan.

Sedangkan bedasarkan Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 Akuntansi

adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian,

pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan, penyajian laporan, serta

penginterpretasian atas hasilnya.

Bedasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah

ilmu pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran, pelaporan dan analisis seluruh

transaksi keuangan dalam suatu organisasi atau perusahaan sehingga menyajikan

infomasi yang berguna untuk pengambilan keputusan bagi para penggunanya.

2.1.2 Akuntansi Pemerintahan


Pada hakekatnya akuntansi pemerintahan adalah aplikasi akuntansi di

bidang keuangan Negara (public finance), khususnya pada tahapan pelaksanaan

anggaran (budget execution), termasuk segala pengaruh yang ditimbulkannya,

baik yang bersifat seketika maupun yang lebih permanen pada semua tingkatan

dan unit pemerintahan. (Kustadi Arinta). Erlina, Rambe dan Rasdianto (2015:2),

menyatakan bahwa akuntansi pemerintahan adalah akuntansi yang digunakan

12
untuk

13
memberi informasi mengenai transaksi ekonomi dan keuangan pemerintah kepada

pihak eksekutif, legislatif, yudikatif dan masyarakat.

Akuntansi pemerintahan dapat disimpulkan sebagai suatu proses

identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi

dan kejadian keuangan, penyajian laporan, serta penginterprestasian atas hasil dari

proses yang dilakukan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah (Pramudiana, 2017).

Dalam Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 pasal 1 ayat 11 Standar

Akuntansi Pemerintahan adalah serangkaian sistematik dari prosedur,

penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi

sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan

organisasi pemerintah.Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.0

5/2013 tentang Sistem Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya disingkat SAP adalah prinsip-

prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan

Keuangan pemerintah.

Penyusunan SAP sendiri disusun oleh Komite Standar Akuntansi

Pemerintahan (KSAP) yang dilengkapi dengan Kerangka Konseptual dan

dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP).

SAP merupakan acuan wajib dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan

dalam pemerintahan, baik itu pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam

rangka mencapai transparansi dan akuntabilitas.

12
2.1.2.1 Tujuan Akuntansi Pemerintahan

Menurut Halim dan Kusufi (2012) dalam akuntansi pemerintahan

menyebutkan ada tiga tujuan akuntansi pemerintahan, sebagai berikut:

1. Pertanggungjawaban

Memberi arti memiliki informasi keuangan yang lengkap, cermat, dalam

bentuk dan waktu yang tepat, yang berguna bagi pihak yang bertanggung

jawab yang berkaitan dengan operasi unit-unit pemerintah.

2. Manajerial

Tujuan manajerial berarti bahwa akuntansi pemerintahan harus

menyediakan informasi keuangan yang diperlukan untuk perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian anggaran,

perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan, serta penilaian kinerja

pemerintah.

3. Pengawasan

Tujuan pengawasan memiliki arti bahwa akuntansi pemerintahan harus

memungkinkan terselenggaranya pemeriksaan oleh aparat pengawasan

fungsional secara efektif dan efisien.

2.1.3 Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Akuntansi keuangan daerah adalah proses pengidentifikasian, pencatatan,

pengukuran, dan pelaporan transaksi ekonomi dari entitas pemerintah daerah

seperti kabupaten, kota atau wilayah provinsi yang memerlukan. Hasil informasi

keuangan yang dilaporkan tersebut bertujuan untuk pengambilan keputusan oleh

pihak-pihak eksternal. Pernyataan Halim di atas menjelaskan bahwa akuntansi

13
keuangan daerah ialah suatu cara metode yang digunakan untuk mencatat hasil

dari transaksi-transaksi yang terjadi dalam 1 waktu periode di suatu instansi

pemerintahan baik pusat maupun daerah (Halim (2012:35).

Erlina Rasdianto (2013:6) menjelaskan Sistem akuntansi keuangan daerah

adalah sistem akuntansi yang meliputi proses pencatatan, penggolongan,

penafsiran, peringkasan transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan

keuangan dalam rangka pelaksanaan anggaran pendapatan belanja daerah

(APBD).

Bedasarkan Permendagri No.77 Tahun 2020 keuangan daerah adalah

semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah

daerah yang dapat dinilai dengan uang serta segala bentuk kekayaan yang dapat

dijadikan milik daerah berhubung dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.

Menurut Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 pasal 1 ayat 8 bahwa Sistem

akuntansi keuangan daerah merupakan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang

selanjutnya disingkat SAPD adalah rangkaian sistematik dari prosedur,

penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi

sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan

organisasi pemerintahan daerah.

Sistem akuntansi pemerintahan daerah dilaksanakan oleh Pejabat

Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan

Daerah (SKPKD) dan sistem akuntansi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

dilaksanakan oleh pejabat penatausahaan keuangan (PPK)-SKPD. SAPD tersebut

14
ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah sebagai bagian yang tidak terpisahkan

dari Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.

2.1.4 Prosedur Sistem Keuangan Daerah

Menurut Halim (2012:84) sistem akuntansi pemerintahan daerah secara garis besar

terdiri atas empat prosedur akuntansi yaitu:

1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas

Prosedur akuntansi penerimaan kas adalah meliputi serangkaian proses,

baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan,

penggolongan, dan peringkasantransaksi dan/atau kejadian keuangan,

hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan penerimaan kas pada SKPD

dan/atau SKPKD. Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur

akuntansi penerimaan kas adalah sebagai berikut : Surat Tanda Bukti

Pembayaran (STPB),Surat Tanda Setoran (STS), Bukti Transfer, Nota

Kredit, dan Bukti Penerimaan lainnya.

2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas

Prosedur akuntansi penerimaan kas adalah meliputi serangkaian proses,

baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan,

penggolongan, dan peringkasantransaksi dan/atau kejadian keuangan,

hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan pengeluaran kas pada SKPD

dan/atau SKPKD. Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur

akuntansi

15
pengeluaran kas adalah sebagai berikut: Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D), Bukti Transaksi, Nota Kredit, Bukti Penerimaan Lainnya.

3. Prosedur Akuntansi Selain Kas

Prosedur akuntansi penerimaan kas adalah meliputi serangkaian proses,

baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan,

penggolongan, dan peringkasan transaksi dan/atau kejadian keuangan,

hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban

pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan transaksi dan/atau kejadian

keuangan selain kas pada SKPD dan/atau SKPKD. Bukti transaksi yang

digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas berupa bukti memorial

yang memuat informasi sebagai berikut: Berita Acara Penerimaan Barang,

Surat Keputusan Penghapusan Barang, Surat Pengiriman Barang, Surat

Keputusan Mutasi Barang, Berita Acara Pemusnahan Barang, Berita Acara

Serah Terima Barang, Berita Acara Peralihan.

4. Prosedur Akuntansi Aset

Prosedur akuntansi aset meliputi serangkaian proses, baik maual maupun

terkomputerisai, mulai dari pencatatan dan pelaporan akuntansi perolehan,

hingga pemeliharaan, rehabilitasi, penghapusan, pemindahtanganan,

perubahan klasifikasi, dan penyusutan terhadap aset yang

dikuasai/digunakan SKPD/SKPKD. Prosedur akuntansi aset digunakan

sebagai alat pengendali dalam pengelolaan aset yang dikuasai/digunakan

SKPD dan/atau SKPKD. Bukti transaksi dan/atau kejadian akuntansi aset

terdiri atas: Berita Acara Penerimaan Barang, Surat Keputusan

16
Penghapusan Barang, Surat Pengiriman Barang, Surat Keputusan Mutasi

Barang, Berita Acara Pemusnahan Barang, Berita Acara Serah Terima

Barang, Berita Acara Penilaian, Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan.

Melalui Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintah Indonesia yakni, relevan, andal, dapat dibandingkan, dan

dapat dipahami, Pemerintah daerah selaku pengelola dana mempunyai tanggung

jawab untuk mampu menyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara

akurat, relevan, tepat waktu dan dapat dipercaya serta, mampu mewujudkan

transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah.

Sistem akuntansi yang lemah menyebabkan laporan keuangan yang

dihasilkan kurang handal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan

(Mardiasmo,2009:144). Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah

memudahkan instansi dalam menyajikan laporan keuangan secara efektif dan

efisien sesuai sesuai dengan prosedur akuntansi. Sistem akuntansi keuangan

daerah yang berjalan efektif akan menghasilkan informasi laporan keuangan yang

berkualitas (Dewi, Sinarwati dan Darmawan, 2014).

Oleh karena itu pegawai di instansi pemerintahan khususnya pegawai di

bagian keuangan harus memiliki pemahaman yang tinggi mengenai sistem

Akuntansi Keuangan Daerah untuk mengolah data menjadi sebuah informasi

laporan keuangan ,sehingga semakin tinggi pemahaman terhadap sistem

informasi keuangan daerah, maka akan semakin tinggi kualitas laporan keuangan

daerah.

17
2.1.5 Pengelolaan Keuangan Daerah
Menurut Permendagri No.77 Tahun 2020 Pengelolaan Keuangan Daerah

adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungiawaban, dan pengawasan

Keuangan Daerah. Pengelolaan Keuangan Daerah diwujudkan dalam APBD yang

merupakan dasar bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan Penerimaan dan

Pengeluaran Daerah. Semua Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah dalam

bentuk uang dianggarkan dalam APBD.

Berdasarkan Pasal 27 dan Pasal 28 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun

2019 APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri atas, Penerimaan Daerah terdiri

atas pendapatan daerah, penerimaan pembiayaan daerah, Pengeluaran Daerah

terdiri atas belanja daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah.

Penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan daerah dianggarkan

dalam RKA-SKPD pada SKPKD, dan SKPD/Unit SKPD terkait yang

melaksanakan pola pengelolaan keuangan BLUD. RKA-SKPD memuat rencana

pendapatan, belanja, dan pembiayaan untuk tahun yang direncanakan serta

prakiraan maju untuk tahun berikutnya.

2.1.5.1 Prinsip-Prinsip Pengelolaan Keuangan Daerah

Menurut Beni Pekei (2016,32) Ada beberapa hal dalam proses pengelolaan

keuangan daerah, pengelolaan keuangan daerah berarti mengurus dan mengatur

keuangan daerah itu sendiri dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan daerah

adalah sebagai berikut :

18
1. Tanggung jawab (accountability)

Pemerintah daerah harus mempertanggung jawabkan keuangannya kepada

lembaga atau orang yang berkepentingan yang sah, lembaga atau orang itu

termasuk pemerintah pusat, DPRD, Kepala Daerah dan masyarakat

umum.

2. Mampu memenuhi kewajiban keuangan

Keuangan daerah harus ditata dan dikelola sedemikian rupa sehingga

mampu melunasi semua kewajiban atau ikatan keuangan baik jangka

pendek, jangka panjang maupun pinjaman jangka panjang pada waktu

yang telah ditentukan.

3. Kejujuran

Hal-hal yang menyangkut pengelolaan keuangan daerah pada prinsipnya

harus diserahkan kepada pegawai yang betul-betul jujur dan dapat

dipercaya.

4. Hasil guna (effectiveness) dan daya guna (efficiency)

Merupakan tata cara mengurus keuangan daerah harus sedemikian rupa

sehingga memungkinkan program dapat direncanakan dan dilaksanakan

untuk mencapai tujuan pemerintah daerah dengan biaya yang serendah-

rendahnya dan dalam waktu yang secepat-cepatnya.

5. Pengendalian

Para aparat pengelolaan keuangan daerah, DPRD dan petugas pengawasan

harus melakukan pengendalian agar semua tujuan tersebut dapat tercapai.

2.1.6 Sistem dan Prosedur Pengadaan Barang Dan Jasa


Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sebagai mana diatur dalam

19
Peraturan Presiden RI Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa

20
Pemerintah sebagaimana diubah terakhir Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor

12 Tahun 2021 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut

Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan Pengadaan Barang/Jasa oleh Kementerian

Lembaga Perangkat Daerah yang dibiayai, oleh APBI\I/APBD yang prosesnya

sejak identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima ,hasil pekerjaan.

Secara umum, pengadaan dimulai dari perencanaan, persiapan pengadaan,

melakukan pengadaan (melalui swakelola atau pemilihan penyedia), pelaksanaan

kontrak dan serah terima barang/jasa. Mahmudi (2010;238) mengatakan ketentuan

mengenai prosedur pengadaan barang dan (asset) milik negara/daerah adalah

sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dilaksanakan oleh Tim pengadaan

barang Milik Negara/Daerah dan dikoordinasikan oleh fungsi

perlengkapan yang bertujuan untuk tertib administrasi dan optimalisasi

pendayagunaan serta tertib inventarisasi.

2. Pengadaan barang dapat melalui pengadaan/pemborong

pekerjaan,swakelola, hibah/sumbangan, sewa beli, pinjaman, dan guna

usah.

3. Prosedur pengadaan barang dimulai dari perencanaan kebutuhan barang

oleh masing-masing Kementrian/ Lembaga/ SKPD dan diakhiri dengan

dilaksanakannya pengadaan barang yang dibutuhkan oleh panitia

pengadaan barang.

4. Pengadaan barang milik Neagara/Daerah harus mengikuti peraturan

perundangan tentang pengadaan barang dan jasa.

21
2.1.6.1 Komponen Dalam Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Jenis pengadaan barang/jasa pemerintah sesuai dengan Perpres 12 tahun

2021 dibagi menjadi 4 kelompok besar :

1. Barang

2. Pekerjaan Konstruksi

3. Jasa Konsultasi

4. Jasa lainnya

2.1.7 Akuntansi Belanja

Menurut PP No 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan,

Belanja adalah semua pengeluaran dan rekening kas umum Negara/daerah yang

mengurangi ekuitas dana lacar bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Menurut Permendagri No. 77 Tahun 2020 Belanja Daerah meliputi semua

pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang tidak perlu diterima kembali

oleh Daerah dan pengeluaran lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan diakui sebagai pengurang ekuitas yang merupakan

kewajiban daerah dalam 1 (satu) tahun anggaran.

Belanja Daerah berpedoman pada standar harga satuan regional, analisis

standar belanja, dan/atau standar teknis sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Standar harga satuan regional ditetapkan dengan Peraturan

Presiden. Analisis standar belanja dan standar teknis dan standar harga satuan

ditetapkan dengan Perkada yang digunakan untuk menyusun RKA dalam

penyusunan Ranperda tentang APBD.

22
2.1.7.1 Belanja Daerah Bedasarkan Permendagri No. 12 Tahun 2019

1. Belanja Operasi

Belanja operasi Belanja operasi merupakan pengeluaran anggaran untuk

kegiatan sehari-hari Pemerintah Daerah yang memberi manfaat jangka

pendek. Berdasarkan Pasal 56 Pemerintah Nomor 12 tahun 2019, Belanja

operasi dirinci atas jenis:

a. Belanja Pegawai

Belanja pegawai digunakan untuk mengganggarkan berupa gaji/uang

representasi dan tunjangan, tambahan penghasilan Pegawai ASN,

belanja penerimaan lainnya pimpinan dan anggota DPRD serta kepala

daerah, wakil kepala daerah, honorarium, insentif pemungutan pajak

daerah dan retribusi daerah/Jasa layanan lainnya dan honorarium yang

selanjutnya terkait belanja pegawai diuraikan dalam peraturan

perundang-undangan.

b. Belanja Barang dan Jasa

Belanja barang dan jasa digunakan untuk menganggarkan pengadaan

barang/jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan,

termasuk barang/jasa yang akan diserahkan atau dijual kepada

masyarakat/pihak lain. Belanja barang dan jasa diuraikan dalam objek

belanja barang, belanja jasa, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan

dinas, dan Belanja Uang dan/atau Jasa untuk diberikan kepada Pihak

Ketiga/Pihak Lain/Masyarakat.

c. Belanja Bunga

23
Belanja bunga berupa belanja bunga utang pinjaman dan belanja

bunga utang obligasi. Pemerintah daerah yang memiliki kewajiban

pembayaran bunga utang dianggarkan pembayarannya dalam APBD

tahun anggaran berkenaan.

d. Belanja Subsidi

Belanja subsidi digunakan untuk menganggarkan belanja subsidi agar

harga jual produksi atau jasa yang dihasilkan oleh badan usaha milik

negara, BUMD dan/atau badan usaha milik swasta sesuai dengan

ketentuan peraturan perundangundangan, sehingga dapat terjangkau

oleh masyarakat.

e. Belanja Hibah

Belanja hibah berupa uang, barang atau jasa dapat dianggarkan dalam

APBD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setelah

memprioritaskan pemenuhan belanja urusan pemerintahan wajib dan

belanja urusan pemerintahan pilihan, kecuali ditentukan lain sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Pemberian hibah ditujukan

untuk menunjang pencapaian sasaran, program, kegiatan, dan sub

kegiatan pemerintah daerah sesuai kepentingan Daerah dalam

mendukung terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunan,

dan kemasyarakatan dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan,

rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat.

f. Belanja Bantuan Sosial

24
Belanja bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian

bantuan berupa uang dan/atau barang kepada individu, keluarga,

kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus

menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari

kemungkinan terjadinya risiko sosial, kecuali dalam keadaan tertentu

dapat berkelanjutan.

2. Belanja Modal

Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset

tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 1 (satu) periode

akuntansi.

3. Belanja Tidak Terduga

Belanja tidak terduga merupakan pengeluaran anggaran atas beban APBD

untuk keperluan darurat termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat

diprediksi sebelumnya.

4. Belanja Transfer

Belanja transfer merupakan pengeluaran uang dari Pemerintah Daerah

kepada Pemerintah Daerah lainnya dan/atau dari Pemerintah Daerah

kepada pemerintah desa.

2.1.8 SiRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan)

SiRUP merupakan aplikasi Sistem Rencana Umum Pengadaan

berbasis Web ( Web based ) yang berfungsi sebagai sarana atau alat untuk

mengumumkan RUP. RUP adalah kegiatan yang terdiri dari identifikasi

kebutuhan Barang/Jasa yang diperlukan instansi/institusi yang

25
menggunakan APBN/APBD, penyusunan dan penetapan rencana

penganggaran sampai dengan penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK).

Tujuan dibuatnya SiRUP ialah untuk mempermudah pihak Pengguna

Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dalam mengumumkan RUPnya.

Sirup juga digunakan sebagai sarana layanan publik terkait RUP sehingga

memudahkan masyarakat dalam mengakses secara langsung Pengadaan

barang/jasa.

2.1.9 FMIS ( Financial Management Information System )

Aplikasi SIMDA NEXT-G berbasis Web atau yang lebih dikenal

dengan FMIS merupakan hasil pengembangan aplikasi SIMDA oleh

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Tujuan dari FMIS ini

yaitu untuk membantu pemerintah daerah untuk membangun dan

menggunakan sistem informasi keuangan dan kinerja untuk tata kelola

yang baik termasuk pengendalian transaksi dan informasi yang memadai.

FMIS atau SIMDA ini terdiri dari program aplikasi SIMDA Keuangan,

SIMDA BMD, SIMDA Gaji, SIMDA Pendapatan, SIMDA Perencanaan,

SIMDA Dashboard, dan SIMDA CMS ( Cash Management System)

/Kasda Online/SP2D Online.

2.1.10 SIPD (Sistem Informasi Pemerintahan Daerah )

Sistem Informasi Pemerintahan Daerah menurut Permendagri

Nomor 70 Tahun 2019 adalah pengelolaan informasi pembangunan

daerah, informasi keuangan daerah, dan informasi Pemerintahan Daerah

lainnya yang saling terhubung untuk dimanfaatkan dalam

penyelenggaraan
26
pembangunan daerah. SIPD merupakan suatu sistem yang

mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data

pembangunan daerah menjadi informasi yang disajikan kepada

masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kinerja pemerintah daerah. Berperan

dalam menyediakan informasi kepada masyarakat terhadap

penyelenggaraan pemerintahan daerah sehingga dapat menghasilkan

layanan informasi yang saling terhubung atau terintegrasi serta

meningkatkan tata kelola pemerintahan daerah yang akuntabel dan efisien.

27
2.2 Peneliti Terdahulu
Tabel 2.1
Tabel Peneliti Terdahulu
Nama Metode
No Judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Peneliti/Tahun Analisis
1. Inayah Tania Analisis Penerapan Deskriptif Sistem dan Prosedur belanja Peneliti sebelumnya Peneliti ingin
Ahmad, Jantje J. Sistem Dan Prosedur Kualitatif barang dan jasa pada dinas melakukan meneliti dengan
Tinangon, Steven Belanja Barang Dan Sosial daerah Provinsi penelitian yang menggunakan objek
J. Tangkuman Jasa Pada Dinas Sosial Sulawesi Utara sudah berjalan sama yaitu analisis penelitian yang
(2021) Daerah Provinsi dengan baik dan sesuai dengan sistem dan prosedur berbeda
Sulawesi Utara Peraturan Menteri Dalam belanja barang dan
Negeri No.77 tahun 2020 jasa terhadap
tentang Pedoman Teknis Permendagri No. 77
Pengelolaan Keuangan Daerah. Tahun 2020

2. Ester Lita Juniani Analisis Sistem Dan Deskriptif Perencanaan kebutuhan Barang Peneliti sebelumnya Peneliti Sebelumnya
Majampoh, David Prosedur Pengadaan Kualitatif Milik Daerah yang dilaksanakan melakukan analisis menggunakan
P.E. Saerang, Barang Dan Jasa Di oleh Komisi Pemilihan Umum di terhadap sistem dan peraturan yang
Dhullo Afandi Komisi Pemilihan Provinsi Sulawesi Utara telah prosedur barang dan berbeda yaitu
(2018) Umum Provinsi dilaksanakan dengan peraturan jasa Perpres 54
Sulawesi Utara yang ada,maka proses Tahun 2010 berserta
pengadaannya dilakukan dengan perubahannya, dan
mengacu pada Perpres 54 Tahun ditinjau dari aspek
2010 berserta perubahannya. pengendalian
Ditinjau dari aspek pengendalian internal menurut
internal menurut COSO, hasil COSO
analisa Peneliti untuk perencanaan
dan proses pengadaan Barang/Jasa
di Lingkungan KPU Provinsi sudah
memadai.
27
3. Nur Ilmi Analisis Sistem Deskriptif Hasil penelitian ini menunjukkan Peneliti Peneliti
Faisal, Jenny Pengadaan Barang Dan Kualitatif bahwa pengadaan barang dan jasa sebelumnya sebelumnya
Morasa, Lidia Jasa (Penunjung di dinas pekerjaan umum dan tata melakukan menggunakan
M. Mawikere Langsung) Pada Di guna lahan kota manado di penelitian yang penunjukan
(2017) Dinas Pekerjaan Umum Khususnya penunjukan langsung sama terhadap langsung
Dan Penataan Ruang pengadaan mobil dinas yang sudah analisis sistem dan pengadaan khusus
Kota Manado sesuai dengan riles dan peraturan- prosedur mobil dinas
peraturan yang berlaku dan selalu pengadaan barang
up to date serta inovasi dalam dan jasa
menjalankan kegiatannya
pengadaan barang dan jasa di
dinas pekerjaan umum dan tata
guna lahan kota Manado.
4. Dewi Sartika, Analisis Sistem Deskriptif Badan Keuangan Daerah Provinsi Peneliti sebelumnya Peneliti sebelumnya
Fitrah Mulyani, Penatausahaan Belanja kualitatif Sumatera Barat telah menerapkan melakukan analisis tidak menggunakan
Andre Ilyas Operasi Pada Badan Sistem Administrasi Belanja yang sama yaitu analisis sistem dan
(2022) Keuangan Daerah Operasional sesuai dilaksanakan analisis terhadap prosedur terhadap
Provinsi Sumatera Barat sesuai dengan pedoman yang Permendagri No. 77 pengadaan barang
berlaku yaitu Permendagri Nomor Tahun 2020 dan
77 Tahun 2020 tentang Pedoman jasa
Teknis Pengelolaan Keuangan
Daerah. Demikian pula dalam
pengajuan Belanja Operasional
menggunakan dokumen yang telah
ditentukan yaitu Surat Penyediaan
Dana (SPD), Surat Permintaan
Pembayaran Langsung (SPP-LS),
Surat Perintah Membayar (SPM-
LS), dan Surat Perintah untuk
Penyaluran Dana (SP2D-LS)

28
5. Putri Marina Analisis Sistem Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan Peneliti Peneliti
Wonggo, Dhullo Penatausahaan Belanja Kualitatif bahwa sistem dan prosedur sebelumnya sebelumnya tidak
Affandi, I Gede Langsung Di administrasi langsung administrasi melakukan menggunakan
Suwetja Pemerintah Kabupaten Dinas Sosial Tenaga Kerja dan analisis yang Permendagri
(2017) Minahasa Selatan (Studi Transmigrasi Minahasa Selatan sama terhadap Nomor 77
Kasus Pada Dinas Sosial Kabupaten telah sesuai dengan sistem dan Tahun 2020
Tenaga Kerja Dan Permendagri Nomor 21 Tahun prosedur
Transmigrasi) 2011 dan sistemnya telah telah
memadai. Namun masih terdapat
beberapa kendala yang dihadapi
seperti kesalahan pencatatan,
seperti serta kesalahan prosedur
6. Roni Golda Analisis Penerapan Deskriptif Hasil penelitian menunjukkan Penelliti Peneliti
Meir Hutahaean, Sistem dan Prosedur Kualitatif bahwa penerapan sistem dan sebelumnya sebelumnya tidak
Edi Winata Pengeluaran Kas pada prosedur pengeluaran kas di Badan melakukan menggunakan
(2020) Badan Penanggulangan Penanggulangan Bencana Daerah penelitian yang Permendagri
Bencana Daerah Kota Medan sudah sesuai dengan sama tentang Nomor 77
(BPBD) Kota Medan Peraturan Menteri Dalam Negeri analisis sistem Tahun 2020
(Permendagri) No. 13 Tahun 2006 dan prosedur
tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
7. Nikita, David Sistem Dan Prosedur Deskriptif Kantor Pelayanan Perijinan Peneliti Peneliti
Saerang, Winston Akuntansi Belanja Kualitatif Terpadu sudah mengalokasikan sebelumnya sebelumnya tidak
Pontoh Langsung Pada Kantor belanja yang dibutuhkan dan telah melakukan menggunakan
(2016) Pelayanan Perijinan menyusun laporan sesuai dengan penelitian yang Permendagri
Terpadu Provinsi peraturan pemerintah No 71 tahun sama yaitu analisis Nomor 77
Sulawesi Utara 2010 dan sesuai dengan Peraturan sistem Tahun 2020
Pemerintah No 21 tahun 2011 dan prosedur
belanja

29
8. Aprilia Paulus, Evaluasi Sistem Dan Deskriptif Hasil penelitian menunjukan Peneliti sebelumnya Peneliti
Wulan Kindangen Prosedur Uang Kualitatif bahwa Sistem Pengendalian melakukan peneliti sebelumnya
(2021) Persediaan (Up) Pada Internal Uang Persediaan pada yang sama yaitu menggunakan uang
Dinas Sosial Kabupaten Dinas Sosial Kabupaten analisis sistem dan persediaan (UP)
Halmahera Utara Halmahera Utara berdasarkan lima prosedur terhadap sebagai objek
Provinsi Maluku Utara komponen pengendalian internal Permendagri No. penelitian
menurut Committee of Sponsoring 77 Tahun 2020
Organizations of the Treadway
Comission (COSO) masih terdapat
satu point yang tidak sesuai, dan
untuk Prosedur Uang Persediaan
(UP), terdapat beberapa prosedur
dan dokumen pendukung yang
belum sesuai dengan Permendagri
Nomor 77 Tahun 2020 Tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah
9. Cesilia Arum Analisis Perencanaan Deskriptif Pelaksanaan e-procurement di Peneliti Peneliti
Septianingsih Pengadaan Dan Sistem Kualitatif Kabupaten Gunungkidul telah sebelumnya sebelumnya tidak
(2022) Pengadaan Barang Jasa berjalan cukup efektif dan efisien, melakukan menggunakan
Secara Elektronik (E- mampu meningkatkan persaingan penelitian yang Permendagri
Procurement) Dalam usaha yang sehat, dan mampu sama yaitu Nomor 77
Mewujudkan mempengaruhi budaya kerja menganalisis Tahun 2020 dan
Transparansi Dan aparatur yang terlibat dalam proses sistem pengadaan lebih memfokuskan
Akuntabilitas pengadaan barang/jasa pemerintah. barang dan jasa. terhadap
Pemerintahan Pencapaian akuntabilitas publik pelaksanaan e-
penerapan e-procurement secara procurement
umum berjalan dengan baik. Ini
terlihat dari sistem dibuat sangat
transparan, bahwa dengan e-
procurement telah tercipta
keterbukaan dan keterjaminan
akses informasi pengadaan
30
barang/jasa. Pada segi
akuntabiltas, bahwa dengan
eProcurement telah meningkatkan
kinerja administrator e-
Procurement yakni
bagi sumber daya manusia bagian
pengadaan barang jasa.
10. Grendy Evaluasi Sistem Dan Deskriptif Sistem dan Prosedur Belanja Peneliti Peneliti
Watulingas, Jullie Prosedur Belanja Modal Kualitatif Modal di Dinas Kesehatan Kota sebelumnya sebelumnya tidak
J Sondakh, Di Dinas Kesehatan Manado sudah Efektiv sesuai melakukan menggunakan
Christian Datu Kota Manado dengan Standar Akuntansi penelitian yang Permendagri
(2017) Pemerintahan , Peraturan Presiden sama yaitu Nomor 77 Tahun
Nomor 70 Tahun 2012 tentang analisis terhadap 2020 dan
Perubahan Kedua Atas Peraturan sistem dan prosedur. menggunakan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 belanja modal
Tentang Belanja Modal Pengadaan sebagai objek
Barang/Jasa Pemerintah. penelitian

31
11. Daiyana Natalia Evaluasi pelaksanaan Deskriptif Pelaksanaan Belanja Modal pada Peneliti Peneliti
Balo, Hendrik belanja modal pada Kualitatif Dinas Perindustrian dan sebelumnya sebelumnya tidak
Manossoh, Jessy Dinas Perindustrian Perdagangan Daerah Provinsi melakukan menggunakan
D. L. Warongan dan Perdagangan Sulawesi Utara telah sesuai dan penelitian yang Permendagri
Daerah Provinsi telah berlandaskan pada Peraturan sama yaitu Nomor 77
Sulawesi Utara Presiden Nomor 16 Tahun 2018 meneliti Tahun 2020 dan
tentang standar pelaksanaan untuk perencanaan menggunakan
belanja modal dimana dinas sudah sampai pada belanja modal
melaksanakan belanja modal pelaksanaan sebagai objek
berdasarkan tahapan mulai dari belanja penelitian
perencanaan sampai dengan
pelaksanaan belanja modal.

12. Mohammad Analis Sistem Dan Deskriptif Hasil dari penelitian ini Peneliti Peneliti
Rivaldi Karim, Prosedur Belanja Kualitatif menunjukan bahwa Dinas sebelumnya sebelumnya tidak
Jullie J Modal Berdasarkan Pekerjaan Umum Provinsi Sulut melakukan menggunakan
Sondakh (2021) Peraturan Pemerinta telah melaksanakan pengelolaan penelitian yang Permendagri
Nomor 71 Tahun 2010 keuangan sudah sesuai dengan PP sama yaitu Nomor 77
Pada Dinas Pekerjaan Nomor 71 Tahun 2010 tentang menganalisis Tahun 2020 dan
Umum Provinsi standard akuntansi pemerintahan. sistem dan menggunakan
Sulawesi Utara prosedur belanja modal
sebagai objek
penelitian.

32
13. Christine Evaluasi Sistem Deskritif Hasil penelitian menujukan bahwa Peneliti sebelumnya Peneliti sebelumnya
Stephany Penagihan Penerimaan Kualitatif sistem penagihan penerimaan melakukan tidak menggunakan
Tutuhatunewa, Retribusi Kebersihan Di retribusi kebersihan yang ada di penelitian yang sistem dan prosedur
Lintje Kalangi, Kantor Kecamatan Kantor Kecamatan Malalayang sama yang pengadaan belanja
Sintje Malalayang Kota belum efektif dan efisien, menggunakan barang dan jasa
Rondonuwu Manado disebabkan oleh kurangnya Permendagri No 77 tetapi menggunakan
(2021) ketegasan dari pihak penagih Tahun 2020 penagihan
retribusi/tenaga harian lepas (THL, penerimaan retribusi
Selain itu, peneliti juga sebagai objek
membandingkan Aktivitas penelitian
Penagihan antara Permendagri No
77 tahun 2020 dengan
pelaksanaannya di Kantor
Kecamatan Malalayang yang
hasilnya belum sesuai, karena di
Permendagri dilaksanakan
langsung oleh Kepala SKPD,
sedangkan di Kantor Kecamatan
dilaksanakan oleh putugas
penagihan/tenaga harian lepas
(THL) yang ditugaskan langsung
oleh Bendahara Penerimaan.
14. Lidya Angrini Prosedur Pengadaan Deskritif Hasil penelitian diperoleh bahwa Peneliti Peneliti
Sarapi, David Barang Dan Jasa Di Kualitatif Tata Cara Pengadaan Barang dan sebelumnya sebelumnya tidak
P.E. Saerang, Dinas Penanaman Jasa di Bidang Penanaman Modal melakukan menggunakan
Dhullo Afandi Modal Dan Pelayanan dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu penelitian yang Permendagri
(2021) Terpadu Satu Pintu Sulawesi Utara disesuaikan sama yaitu Nomor 77
Daerah Provinsi dengan Peraturan Pemerintah meneliti prosedur Tahun 2020
Sulawesi Utara Nomor 16 Tahun 2018 dan pengadaan barang
Pemerintah Peraturan Nomor 60 dan jasa
Tahun 2008 telah dilaksanakan
dengan baik
Steady Bent' Analisis faktor-faktor Deskritif Berdasarkan hasil analisis dan Peneliti sebelumya Peneliti sebelumnya
15.
Tampanatu, penghambat dalam Kualitatif pembahasan maka dapat melakukan penelitian tidak menggunakan
33
Herman pengadaan barang milik disimpulkan bahwa Para pejabat yang sama yaitu Permendagri Nomor
Karamoy, Jessy daerah di Kota Bitung pengadaan barang dan jasa yang meneliti pengadaan 77
D.L Warongan menjadi informan cenderung belum barang dan jasa Tahun 2020 dan
(2018) dapat melakukan perannya dalam tidak meneliti
menentukan penyedia barang dan mengenai sistem
jasa yang berkualitas, karena masih dan prosedur
dipandang pekerjaan tersebut pengadaan belanja
sebagai suatu pekerjaan rutinitas, barang
latar belakang pendidikan dan dan jasa
lamanya masa jabatan sebagai
pejabat pengadan tidak
mempengaruhi kualitas barang dan
jasa yang dihasilkan oleh
pemerintah Kota Bitung

16. Jamila Lestyowati Analisis Permasalahan Deskritif Hasil penelitian menunjukkan Peneliti Peneliti
(2018) E-Purchasing Dalam Kualitatif bahwa ada beberapa kendala sebelumnya sebelumnya tidak
Pengadaan Barang Dan dalam penerapan katalog melakukan menggunakan
Jasa Satuan Kerja elektronik. Belum semua barang penelitian yang Permendagri
dan jasa yang dibutuhkan satker sama yaitu meneliti Nomor 77
terdapat dalam katalog tentang pengadaan Tahun 2020 dan
elektronik. Masih adanya biaya barang dan jasa tidak meneliti
lain diluar harga yang tertera mengenai sistem
dalam katalog tersebut. Pada dan prosedur
beberapa situasi, harga yang pengadaan belanja
ditawarkan di katalog elektronik barang dan jasa
lebih tinggi dibandingkan
dengan di tempat lain. Sebagian
besar pejabat pengadaan
mengaku mendapatkan
kemudahan dalam melaksanakan
e-purchasing, namun ada
beberapa pengalaman kurang
menyenangkan yang mereka
alami.
34
17. Mahendra, The Implementation of Deskritif Pelaksanaan Peraturan Daerah Peneliti Peneliti
Isnaini, Rudi Langkat Regent Kualitatif Langkat Nomor 19 Tahun 2019 sebelumnya sebelumnya tidak
Salam Sinaga Regulation Number 19 tentang Tata Cara Pengadaan melakukan menggunakan
(2021) of 2019 Concerning Barang dan Jasa di Kelurahan peelitian yang sama Permendagri
Procedures for Stabat Baru di komunikasi telah yaitu meneliti Nomor 77
Procurement of Goods berjalan dengan baik. Kendala tentang pengadaan Tahun 2020
and Services in Village yang dihadapi instansi dalam barang dan jasa
(Study in the Village of melaksanakan PBJ dalam Perda
Stabat Baru) Langkat No. 19 tahun 2019
tentang Tata Cara Pengadaan
Barang dan Jasa di Stabat Baru
Desa adalah: sulit berkoordinasi
dengan masyarakat karena
kesibukan.

35
Afif Implementation Of Deskritif Penerapan prinsip-prinsip Good Peneliti Peneliti
18. Fiskhinindya, Good Governance Governance - Efektivitas sebelumnya sebelumnya tidak
Kualitatif
Ahmad Yunani, Principles In Berdasarkan pengolahan data, melakukan menggunakan
Andi Tenri Procurement Of skor penerapan prinsip penelitian yang Permendagri
Sompa Regional Government efektivitas adalah sama yaitu meneliti Nomor 77
(2019) Goods And Services By 100%. Hal ini menunjukkan bahwa tentang pengadaan Tahun 2020
The Procurement aplikasi sudah optimal. barang dan jasa
Service Unit (Ulp)
Banjarbaru City,
Indonesia

Hengki, Iman Perceptions of Deskriptif Dapat disimpulkan bahwa warna Peneliti Peneliti
19. Budiman, Government External merah yang paling efektif sebelumnya sebelumnya tidak
Kualitatif
Silviana (2021) Auditors on The bendera yang dianggap melakukan menggunakan
Effectiveness of Red mendeteksi kecurangan peneltian yang peraturan
Flags in Detecting pengadaan barang dan jasa sama yaitu meneliti Permendagri
Fraud on Procurement adalah “Harga Pemilik (HPS) tentang pengadaan Nomor 77
of Goods and Services disiapkan oleh calon peserta/ barang dan jasa. Tahun 2020 dan
in West Java bersama petugas yang peneliti
menandatangani perjanjian sebelumnya
(PPK)” dan terdapat perbedaan meneliti mengenail
persepsi antar auditor Persepsi Auditor
berdasarkan masa kerja. Eksternal
Pemerintah tentang
Efektivitas
Bendera Merah
dalam Mendeteksi
Penipuan
Pengadaan
Barang dan Jasa.

36
20. Novrabella Inspectorate Supervision Deskriptif Hasil penelitian ini menunjukkan Peneliti Peneliti
Clarashinta In Applying Kualitatif bahwa Inspektorat sudah cukup sebelumnya sebelumnya tidak
Pakasi Competitive Principles maksimal melakukan pengawasan melakukan menggunakan
In Managing terhadap penerapan prinsip daya peneltian yang Permendagri
Procurement Of Goods / saing dalam pengadaan barang/jasa sama yaitu meneliti Nomor 77
Services In Government di Sulawesi Utara Propinsi. tentang pengadaan Tahun 2020
Of North Sulawesi barang dan jasa
Province

Sumber : Peneliti terdahulu

37
2.3 Kerangka Konseptual
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem dan

prosedur belanja barang dan jasa terhadap Permendagri No. 77 Tahun 2020.

Kerangka konseptual ini dapat memberikan gambaran untuk memudahkan peneliti

dalam memecahkan masalah pada objek penelitian.

Gambar 2.1 Model Penelitian


DINAS PARIWISATA KOTA
MANADO

PERMENDAGRI NO. 77 TAHUN 2020

SISTEM DAN PROSEDUR BELANJA


BARANG DAN JASA

Sumber : Data
HASILOlahan Sendiri (2022)
ANALISIS

38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

Sugiyono (2016:9) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti

adalah sebagai instrumen kunci. Data yang diperoleh berupa hasil wawancara,

observasi dan dokumentansi yang diuraikan dalam bentuk kata-kata, dan tidak

diukur dalam skala numerik.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian ini dilakukan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kota Manado dengan alamat Jl.Novena, Kawasan Megamas, Kota Manado,

Sulawesi Utara. Adapun waktu penelitian direncanakan dimulai dari bulan April

2022 sampai dengan selesai.

3.3 Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Jenis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data kualitatif yang disajikan

secara deskriptif atau data yang berbentuk uraian.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yakni data primer dan

data sekunder menurut Sugiyono (2019:296) disebutkan bahwa:

1. Data primer

39
Data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari

sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat

berupa opini subyek (orang) secara individual atau kelompok, dan

observasi. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer

yaitu metode wawancara dan observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh peneliti secara

tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh

pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau

laporan historis yang telah tersusun dalam arsip.

3.3.3 Metode Pengumpulan data

1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan menggunakan metode wawancara

bebas dengan cara bertanya langsung kepada pimpinan atau pihak

yang berwenang untuk memperoleh data, namun tetap

memperhatikan kaitan pertanyaan dengan data yang diperlukan.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung. Metode

ini digunakan untuk mengamati secara langsung

peristiwa/fenomena yang menjadi fokus penelitian. (Sugiyono,

2019:297).

3. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan dengan melakukan penelusuran terhadap

dokumen-dokumen yang mendukung penelitian. Dalam hal ini hasil

dokumentasi berupa gambar atau foto, rekaman wawancara,

39
sejarah

40
, visi dan misi, struktur organisasi, serta prosedur belanja barang

dan jasa.

3.4 Metode dan Proses Analisis


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis

deskriptif yang digunakan untuk mengumpulkan ketereangan-keterangan yang

diperoleh dan menganalisis suatu hasil penelitian. Adapun data yang diperoleh

selanjutnya di lihat kesesuaiannya dengan peraturan pemerintah yang berlaku

dengan cara yaitu sebagai berikut ini :

1. Mengumpulkan data melalui wawancara yang berkaitan dengan

penelitian ini dengan pihak kantor yang terlibat mengenai analisis

sistem dan prosedur belanja barang dan jasa pada Dinas Pariwisata

Kota Manado.

2. Mempelajari dan memahami sistem dan prosedur belanja barang

dan jasa pada Dinas Pariwisata Kota Manado.

3. Memaparkan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang

didapatkan.

4. Menganalisis sistem dan prosedur belanja barang dan jasa dan

membandingkannya dengan peraturan dan undang-undang yang

berlaku apakah sudah sesuai dengan Permendagri No. 77 Tahun

2020.

5. Menarik kesimpulan serta memberikan saran.

41
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim & Syam Kusufi. 2012. Akuntansi Sektor Publik : teori, konsep
dan aplikasi. Salemba Empat : Jakarta.
Admindpu, 2015. ’’ Financial Management Information System Fmissimda Next
G “.https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/637/fin”zancial-management-
information-system-fmissimda-next-g. Diakses pada tanggal 30 Juli
2022.
Ahmad, I. T., Tinangon, J. J., & Tangkuman, S. J. (2021). Analisis Penerapan
Sistem dan Prosedur Belanja Barang dan Jasa pada Dinas Sosial daerah
Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi,
Sosial, Budaya, dan Hukum), 5(1), 76-83.
Balo, D. N., Manossoh, H., & Warongan, J. D. (2020). Evaluasi pelaksanaan
belanja modal pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara. Indonesia Accounting Journal, 2(1), 23-29.
Bank Indonesia. 2022. “ Presidensi G20 Indonesia 2022”.
https://www.bi.go.id/id/g20/default.aspx . Diakses pada tanggal 22 oktober
2022.
Bapedda Prov.Kaltim. 2021. “ SIPD Bagian Integral Dokumen Perencanaan
Pembangunan Daerah. https://bappeda.kaltimprov.go.id/postingan/sipd-
bagian-integral-dokumen-perencanaan-pembangunan-daerah. Diakses pada
tanggal 31 Juli 2022.
Beni Pekei. 2016. Konsep dan Analisis Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah
di Era Otonomi. Buku 1.Jakarta Pusat : Taushi
Bent'Tampanatu, S., Karamoy, H., & Warongan, J. D. (2018). Analisis faktor-
faktor penghambat dalam pengadaan barang milik daerah di Kota
Bitung. JURNAL RISET AKUNTANSI DAN AUDITING"
GOODWILL", 9(2).
Budiman, I. (2021). Perceptions of Government External Auditors on The
Effectiveness of Red Flags in Detecting Fraud on Procurement of Goods
and Services in West Java. Review of International Geographical
Education Online, 11(8).CNBC Indonesia TV. 2019. “LKPP : Sekitar Rp 200
Triliun Dana Pengadaan Barang Dikorupsi.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20220809082456-4-362151/baca-
baik-baik-begini-kondisi-ekonomi-indonesia-terkini . Diakses pada tanggal
31 oktober 2022.
CNBC Indonesia TV. 2019. “ Transparansi, Strategi LKPP Tekan Korupsi Pengadaan
Barang”.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20191108122454-8-113706/transparansi-
strategi-lkpp-tekan-korupsi-pengadaan-barang . Diakses pada tanggal 31 oktober
2022.
42
Dewi, Sinarwati dan Darmawan. 2014. Pengaruh Pemahaman Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah dan Pengelolaan Keuangan Daerah
Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
(Studi Empiris pada 10 SKPD Berupa Dinas di Kabupaten Jembrana).
Jurnal Akuntansi Universitas Pendidikan Ganesha. Vol 2. No.
Erlina, Rasdianto, 2013. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual, Medan:
Brama Ardian
Erlina., Rambe, O.S., dan Rasdianto. (2015). Akuntansi Keuangan Daerah
Berbasis Akrual. Jakarta: Salemba Empat.
Faisal, N. I., Morasa, J., & Mawikere, L. M. (2017). Analisis Sistem Pengadaan
Barang dan Jasa (Penunjung Langsung) pada di Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang Kota Manado. Going Concern: Jurnal Riset
Akuntansi, 12(2).
Fiskhinindya, A., Yunani, A., & Sompa, A. T. (2019). Implementation Of Good
Governance Principles In Procurement Of Regional Government Goods
And Services By The Procurement Service Unit (Ulp) Banjarbaru City,
Indonesia. European Journal of Management and Marketing Studies.
Hanafi. M. dan A. Halim. 2016. Analisis Laporan Keuangan. UPP STIM YKPN.
Yogyakarta.
Hans Kartikahadi, dkk.2016. Akuntansi keuangan berdasarkan SAK berbasis
IFRS buku I. Salemba empat. Jakarta.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: Center For
Academic Publishing Services.
Hutahaean, R. G. M., & Winata, E. (2020). Analisis penerapan sistem dan
prosedur pengeluaran kas pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kota Medan. CIVITAS: Jurnal Studi Manajemen, 2(2).
Karim, M. R., & Sondakh, J. J. (2021). Analis Sistem Dan Prosedur Belanja
Modal Berdasarkan Peraturan Pemerinta Nomor 71 Tahun 2010 Pada
Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal EMBA: Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 9(1).
Kementerian Sekretariat Negara RI. 2019. “ Pariwisata, Lokomotif Baru
Penggerak Ekonomi Indonesia.
https://www.setneg.go.id/baca/index/pariwisata_lokomotif_baru_penggera
k_ekonomi_indonesia . Diakses pada tanggal 21 oktober
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. 2016. Intemediate
Accounting. IFRS Edition. Second Edition. United States: WILEY.
Latif Harsan,dkk (2019) Buku Pengelolaan Keuangan Daerah. Asian
Development Bank (ADB): Direktorat Jenderal Bina Keuangan Daerah
Kementerian

43
Dalam Negeri https://pbj.kalbarprov.go.id/wp-
content/uploads/2021/03/Buku-Pintar-PP-12-2019.pdf. Diakses pada
tanggal 30 Maret 2022.
Lestyowati, J. (2018). Analisis Permasalahan E-Purchasing Dalam Pengadaan
Barang Dan Jasa Satuan Kerja (STUDI KASUS SATKER
KEMENTERIAN KEUANGAN). Simposium Nasional Keuangan
Negara, 1(1), 669-695.
Mahmudi. 2010. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Jakarta. STIE YKPN.
Mahendra, M., Isnaini, I., & Sinaga, R. S. (2021). The Implementation of Langkat
Regent Regulation Number 19 of 2019 Concerning Procedures for
Procurement of Goods and Services in Village (Study in the Village of
Stabat Baru). Budapest International Research and Critics Institute
(BIRCI- Journal): Humanities and Social Sciences, 4(3), 3473-3484.
Majampoh, E. L. J., Saerang, D. P., & Afandi, D. (2018). Analisis Sistem dan
Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa di Komisi Pemilihan Umum Provinsi
Sulawesi Utara. Going Concern: Jurnal Riset Akuntansi, 13(04).
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
Nikita, N. (2016). Sistem Dan Prosedur Akuntansi Belanja Langsung Pada Kantor
Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Berkala
Ilmiah Efisiensi, 16(4).
Pakasi, N. C. (2019). Inspectorate Supervision in Applying Competitive Principles
in Managing Procurement of Goods/Services in Government of North
Sulawesi Province. ACCOUNTABILITY, 7(02), 1-15.
Paulus, A., & Kindangen, W. (2021). Evaluasi Sistem Dan Prosedur Uang
Persediaan (Up) Pada Dinas Sosial Kabupaten Halmahera Utara Provinsi
Maluku Utara. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
dan Akuntansi, 9(3), 1876-1888.
Parayanti, E. (2015). Evaluasi sistem dan prosedur akuntansi belanja pada satuan
kerja perangkat daerah Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 3(3).
Peraturan Menteri Dalama Negeri Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2019
Tentang Sistem Informasi Pemerintahan Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013
Tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual
Pada Pemerintah Daerah.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020. Tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah.

44
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2019 tentang
pengelolaan keuangan daerah.
Pontoh, Winston. 2013. Akuntansi Konsep dan Aplikasi, Halaman Moeka,
Jakarta.
Pramudiana, Agatha Arne. 2017. Evaluasi Penyajian Laporan Keuangan
Organisasi Sektor Publik. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
PSIK FEB UB. 2022. “ Pariwisata : Kapan Bangkit?.
https://feb.ub.ac.id/id/pariwisatakapan-bangkit.html. Diakses pada tanggal
24 oktober 2022.
Putri, Cantika Adinda. 2022. “Baca Baik-baik! Begini Kondisi Ekonomi
Indonesia Terkini”.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20220809082456-4-
362151/baca-baik-baik-begini-kondisi-ekonomi-indonesia-terkini. Diakses
pada tanggal 22 oktober 2022.
Sarapi, L. A., Saerang, D. P., & Afandi, D. (2020). Prosedur Pengadaan Barang
Dan Jasa Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Going Concern: Jurnal Riset
Akuntansi, 15(3), 504-513.
Sartika, D., Mulyani, F., & Ilyas, A. (2022). Analisis Sistem Penatausahaan
Belanja Operasi Pada Badan Keuangan Daerah Provinsi Sumatera Barat.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Dharma Andalas, 24(1), 51-68.
SEPTIANINGSIH, C. A. (2022). Analisis Perencanaan Pengadaan Dan Sistem
Pengadaan Barang Jasa Secara Elektronik (E-Procurement) Dalam
Mewujudkan Transparansi Dan Akuntabilitas.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung :
IKAPI
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tutuhatunewa, C. S., Kalangi, L., & Rondonuwu, S. (2021). EVALUASI
SISTEM PENAGIHAN PENERIMAAN RETRIBUSI KEBERSIHAN DI
KANTOR KECAMATAN MALALAYANG KOTA MANADO.
Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 9(3), 1539-1547.
Watulingas, G., Sondakh, J. J., & Datu, C. (2017). Evaluasi sistem dan prosedur
belanja modal di Dinas Kesehatan Kota Manado. Jurnal EMBA: Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 5(2).
Weygandt, JerryJ.,Kimmel, Paul D. Dan Kieso, Donakd E. 2013. Financial
Acconting, IFRS Edition. Edisi 2. John Wiley & Sons, Inc., New York.
Wonggo, P. M., Affandi, D., & Suwetja, I. G. (2017). Analisis sistem

45
penatausahaan belanja langsung di Pemerintah Kabupaten Minahasa

46
Selatan (Studi kasus pada Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi). Going Concern: Jurnal Riset Akuntansi, 12(2).

47

Anda mungkin juga menyukai