Anda di halaman 1dari 4

Nama : Adinda Sulis Nurhaliza

NIM : 1202060116
Kelas : 5A Pendidikan Biologi
Tanggal Praktikum : Jum’at 11 November 2022
Judul Praktikum : Konsumsi Oksigen
A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui konsumsi oksigen pada hewan jangkrik
2. Mengidentifikasi kecepatam metabolisme pada hewan jangkrik
3. Mengetahui pengaruh berat serangga yaitu jangkrik terhadap kecepatan oksigen

B. Alat dan Bahan


Tabel 1. Alat yang digunakan pada Praktikum konsumsi oksigen
No Nama Alat Jumlah
1 Respirometer 1 Buah
2 Kain kasa Secukupnya
3 Pipet tetes 1 Buah
4. Timbangan 1 Buah

Tabel 2. Bahan yang digunakan pada Praktikum konsumsi oksigen


No Nama Bahan Jumlah
1 Hewan percobaan (Jangkrik) 3 Buah
2 NaOH Secukupnya
3 Eosin Secukupnya
4 Vaselin Secukupnya

C. Cara Kerja
1. Timbang hewan yang akan di uji.
2. Masukkan kristal NaOH yang sudah dibungkus dengan kain ke dalam botol
respirometer.
3. Masukkan hewan percobaan yang telah dihitung beratnya ke dalam botol respirometer
kemudian tutup botol respirometer dengan pipa respirometer yang berskala. Olesi
bagian sambungan botol dan pipa dengan vaselin.
4. Letakkan respirometer tadi sejajar dengan meja.
5. Teteskan eosin pada ujung pipa respirometer yang terbuka. Amati pergerakan eosin
tadi. Catat jarak yang ditempuh eosin selama waktu tertentu.
6. Hitunglah volume udara tadi selama 5 menit, percobaan dilakukan sampai 3 kali.
7. Lakukan hal yang sama untuk hewan percobaan lain.
8. Hitunglah konsumsi oksigen perberat badan (ml/gr) dalam satu jam.

D. Hasil Pengamatan
Keadaan air berwarna pada respirometer / 5 menit
Respirometer
1 2 3 4 5
A
0,7 - - - -
(0,119 gram)
B
0,46 0,7 - - -
(0,138 gram)
C
0,29 0,50 0,7 - -
(0,426 gram)

E. Pembahasan
Berdasarkan tabel hasil pengamatan pada masing-masing jangkrik memiliki berat
badan yang berbeda sehingga dapat mempengaruhi konsumsi oksigen. Berdasarkan
hasil percobaan, pada jangkrik pertama dengan berat tubuh 0,119 gram setelah
melakukan pengukuran konsumsi oksigen menggunakan respiromater selama 5 menit
ke-1 didapat hasil sebesar 0,7 ml, dalam total waktu akhir 5 menit. Pada jangkrik kedua
dengan berat tubuh 0,138 gram setelah melakukan pengukuran konsumsi oksigen
menggunakan respiromater selama 5 menit ke-1 didapat hasil sebesar 0,46 ml, lalu pada
kurang dari 5 menit ke-2 didapat hasil sebesar 0,7 ml, dalam total waktu akhir 09 menit
15 detik. Sedangkan pada jangkrik ketiga dengan berat tubuh 0,426 gram setelah
melakukan pengukuran konsumsi oksigen menggunakan respiromater selama 5 menit
ke-1 didapat hasil sebesar 0,29 ml, lalu 5 menit ke-2 didapat hasil sebesar 0,05 ml, lalu
sebelum 5 menit ke-3 didapat hasil sebesar 0,7 ml, dalam total waktu akhir 14 menit 06
detik.
Keberhasilan percobaan atau eksperimen ini tergantung pada bocor tidaknya alat.
Pada percobaan ini, hubungan antara tabung dan bagian berskala diolesi dengan vaselin
lalu diputar-putar. Tujuan pemberian vaselin yaitu agar hubungan antara tabung dan
bagian bersekala licin serta udara tidak dapat keluar masuk.
Pernapasan pada serangga dengan menggunakan trakea dimana udara yang ada
masuk secara difusi, penyebab terjadinya difusi pada belalang karena dalam proses
respirasi khususnya pada belalang, O2 agar dapat dipindahkan dari lingkungan ke dalam
tubuh melintasi membran respirasi yang permukaannya pada tiap serangga tidak sama
dan juga membran ini mengandung kapiler, sehingga agar masuk ke dalam tubuh
serangga harus melalui mekanisme difusi secara pasif. Sistem pernapasan trakea pada
serangga yaitu udara masuk melalui stigma, dan masuk ke dalam trakea, terlebih dahulu
udara ini disaring oleh rambut-rambut halus yang terdapat pada stigma sehingga udara
dan debu dapat dipisahkan. Karena adanya kontraksi tubuh yang menjadikan tubuh
serangga kembang kempis sehingga pembuluh trakea ikut kembang kempis. Akibatnya
udara dapat beredar keseluruh bagian sel tubuh dan diedarkan oleh trakeolus yaitu
cabang-cabang kecil trakea yang menembus jaringan kecil.
Dari tabel pengamatan diatas diketahui laju konsumsi oksigen setiap belalang
berbeda hal ini berhubungan dengan perbedaan berat tubuh dari belalang, semakin besar
ukuran tubuh belalang maka semakin besar (banyak) oksigen yang dikonsumsi. Pada
NaOH dapat membantu mempercepat proses pernapasan pada jangkrik dan terdapat
hubungan antara berat (ukuran/besar) serangga dengan kecepatan pernapasannya.
Semakin berat (besar) tubuh jangkrik maka semakin banyak oksigen yang dibutuhkan
sehingga semakin cepat pernapasannya. Semakin ringan tubuh jangkrik maka semakin
sedikit oksigen yang dibutuhkan sehingga semakin lambat pernapasannya. Aktivitas dari
jangkrik itu sendiri juga mempengaruhi kebutuhan oksigen Mikson, et all (2015:146).
Walaupun diatas ada sedikit kegagalan yaitu pernapasan pada jangkrik besar tidak
sebagaimana mestinya. Karena pada jangkrik yang berukuran besar melakukan aktifitas
yang berkemungkinan banyak melakukan pergerakkan dan pada juga terlalu lama berada
di plastik yang kami gunakan untuk menahan jangkrik tersebut yang dimana oksigennya
sanagat dikit, hal tersebut bisa menjadi faktok yang membuat jangkrik besar itu
mengalami pernapasan yang lambat. Ternyata aktifitas yang banyak bergerak dari
jangkrik juga memengaruhi laju pernapasan.
F. Pertanyaan
1. Mengapa dalam botol respirometer disimpan kristal NaOH? Jelaskan!
Jawaban : Fungsi dari kristal KOH atau NaOH pada percobaan adalah sebagai pengikat
CO2 agar tekanan dalam respirometer menurun. Jika tidak diikat maka tekanan parsial
gas dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak akan bergerak.
2. Mengapa tetesan eoisi dalam pipa berskala bergeser mendekati bagian
tabung/botol respirometer? Jelaskan!
Jawaban : Eosin yang terdapat pada pipa skala dapat bergerak karena pada saat bahan
bernapas, mereka menarik napas atau oksigen udara di sekitar dan resolusi karbon
dioksida dan uap air, dimana karbon dioksida yang terhembus langsung didinginkan oleh
kristal KOH / NaOH yang ada di dalam tabung spesimen. Pada saat mereka berada di
dalam respirometer, udara yang tersimpan di dalamnya tidak dapat keluar ataupun masuk,
sehingga jumlah udara yang berada di dalam respirometer tersebut semakin sedikit
(terjadi penyusutan udara). Karena itu ujung pipa skala respirometer ditetesi eosin, maka
eosin tersebut bergerak mendekati tabung spesimen sebagai akibat dari berkurangnya
jumlah udara yang ada di dalam respirometer tersebut.
G. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan berdasarkan hasil pengamatan, dapat ditarik
kesimpulan bahwa NaOH dapat membantu mempercepat proses pernapasan pada
jangkrik dan terdapat hubungan antara berat (ukuran/besar) serangga dengan kecepatan
pernapasannya. Semakin berat (besar) tubuh jangkrik maka semakin banyak oksigen
yang dibutuhkan sehingga semakin cepat pernapasannya. Semakin ringan tubuh jangkrik
maka semakin sedikit oksigen yang dibutuhkan sehingga semakin lambat pernapasannya.
Aktivitas dari jangkrik itu sendiri juga mempengaruhi kebutuhan oksigen. Walaupun
diatas ada sedikit kegagalan yaitu pernapasan pada jangkrik besar tidak
sebagaimana mestinya. Karena pada jangkrik yang berukuran besar melakukan aktifitas
yang berkemungkinan banyak melakukan pergerakkan
H. Daftar Pustaka
Cartono, 2005. Biologi Umum Untuk Perguruan Tinggi LPTK, Bandung, Prime press
Campbell, jwrence G. Mitchell Neil A.2004. Biologi.edisi 5 jilid 3. Jakarta, erlangga
Darmadi Goenarso, 2005. Fisiologi Hewan.UT
Djamhur Winatasasmita, 1985. Materi Pokok Fisiologi Hewan dan Tumbuhan,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. UT
Mikson M.D Nalle., dan Gimin, R., (2015). Pengaruh konsentrasi sublethal endosulfan
dan glifosat terhadap konsumsi oksigen kerang darah (anadara granosa). Depik
: Jurnal Ilmu-ilmu perairan, pesisir, dan perikanan. 4(3):144-152.
Wiwi . Isnaeni. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai