Anda di halaman 1dari 10

Desain Bahan Ajar Dedaktis Dengan Memperhatikan Learning Obstacle Statistika

Menggunakan Aktivitas Penalaran Matematis

Nuranita Adiastuty S.Si, M.Pd

ABSTRAK

Pembelajaran Statistika adalah pembelajaran yang meliputi bagaimana cara


mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyajikan data, hingga menarik kesimpulan.
Kesalahan berulang-ulang (Learning obstacle) yang sering ditemukan dalam pembelajaran
statistika sebelumnya yaitu dalam memahami soal, membaca dan membuat tabel, grafik dan
diagram, serta kesalahan dalam penarikan kesimpulan. Kesalahan ini terjadi dikarenakan
kurangnya kemampuan penalaran mahasiswa. Tidak hanya dalam statistik, kemampuan bernalar
juga diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan
yang terjadi baik dalam lingkup pribadi, masyarakat dan sosial lain yang lebih kompleks.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk menemukan kesalahan berulang yang sering terjadi
pada pembelajaran statistika lalu diperbaiki menggunakan bahan ajar yang telah didesain secara
dedaktis. Desain bahan ajar statistika ini juga menggunakan aktivitas penalaran matematis, agar
membiasakan mahasiswa terlatih kemampuan bernalarnya. Tahapan yang dilakukan secara
dedaktis untuk desain bahan ajar ini terdiri dari 3 tahapan, yaitu : (1) analisis situasi didaktis
sebelum pembelajaran, (2) analisis metapedadidaktis, (3) analisis pengaitan hipotesis dengan
hasil analisis. Untuk desain awal diujicobakan pada kelas A sedangkan untuk desain revisi diuji
cobakan pada kelas B prodi Pendidikan Matematika, FKIP, Uniku.
Hasil Penelitian ini menunjukan beberapa kesalahan berulang yang sering dilakukan pada
pembelajaran statistika, diantaranya (1) kesalahan bagaimana mengelompokan, memahami
hingga bagaimana cara menyajikan data dengan tepat, (2) kesalahan dalam menentukan rumus
atau formula dalam menentukan ukuran penyebaran data, (3) kesalahan dalam membaca grafik
dan histogram, untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang terjadi berulang-ulang tersebut maka
disusun desain bahan ajar yang berisi (1) materi statistika dasar beserta contoh aplikasinya, (2)
variasi contoh soal dan latihan soal yang mengarah pada kemampuan aktivitas penalaran
mahasiswa. (3) dikenalkan suatu software statistic yaitu SPSS dan dilengkapi petunjuk
bagaimana langkah-langkah menggunakan SPSS yang bertujuan untuk memudahkan mahasiswa
dalam pengolahan data sehingga mudah untuk menarik kesimpulan, sehingga diharapkan
penalaran mahasiswa dapat meningkat. (4) kegiatan latihan survey, untuk melatih kemampuan
bernalar dalam memahami suatu data (5) kegiatan membuat kesimpulan dalam laporan survey
statistika, sehingga terbiasa membuat grafik dan table. Desain ini telah divalidasi ahli dengan
kriteria valid, sehingga desain bahan ajar didaktis ini dapat digunakan dengan harapan dapat
meminimalisir kesalahan-kesalahan yang biasa dilakukan serta meningkatkan kemampuan
penalaran matematis pada perkuliahan statistika.
Kata Kunci : Statistika, Learning Obstacle, Desain Bahan Ajar Didaktis, Aktivitas
Penalaran Matematis
PENDAHULUAN harus lebih mengaktifkan mahasiswa agar
mahasiswa dapat mengembangkan
Statistika adalah salah satu mata kuliah yang
kemampuan penalaran matematisnya.
menuntut mahasiswa berpikir dan bernalar
untuk dapat menyelesaikan permasalahan Dengan permasalahan di atas maka
tanpa harus memiliki formula ataupun diperlukan pembelajaran yang dapat
rumus khusus untuk menyelesaikannya, meningkatkan kemampuan penalaran
untuk itu dibutuhkan suatu kemampuan mahasiswa yaitu dengan menggunakan
penalaran secara matematis. Pembelajaran desain bahan ajar yang baik, dalam hal ini
Statistika adalalah pembelajaran yang difokuskan pada desain modul
meliputi bagaimana cara mengumpulkan, pembelajaran.Modul merupakan satu paket
mengolah, menganalisis, menyajikan data, kurikulum yang disediakan untuk belajar
hingga menarik kesimpulan. Dalam sendiri, karena modul adalah suatu unit yang
pembelajaran statistika ditemukan banyak berdiri sendiri dan terdiri atas suatu
kesalahan yang terjadi berulang-ulang setiap rangkaian kegiatan belajar yang disusun
tahunnya atau yang disebut dengan untuk membantu siswa mencapai sejumlah
Learning obstacle. tujuan yang dirumuskan secara khusus dan
jelas (Daryanto, 2014).
Jika dilihat dari hasil UAS Statistika
Dasar tahun ajaran 2015-2016 semester SPSS adalah salah satu software
ganjil, kemampuan penalaran matematis statistika yang fungsinya membantu siswa
mahasiswa masih harus dilatih.Hal ini dalam mengerjakan (menganalisis) tugas
dikarenakan mahasiswa kurang latihan dan soal-soal statistik. Pengenalan software
dalam mengerjakan soal-soal yang terkait SPSS pada modul ini dan bagaimana
dengan kemampuan penalaran matematis mengaplikasikannya dipilih peneliti untuk
dan juga belum dapat mengaplikasikan memudahkan siswa dalam menghitung dan
kemampuan penalaran matematisnya dalam menganalisis suatu permasalahan yang
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan dihadapi, sehingga diharapkan siswa dapat
kehidupan nyata. meningkatkan kemampuan dalam penalaran
menyimpulkan permasalahan statistika
Dalam penelitian ini, materi
menggunakan modul berbantuan software
statistika dipilih untuk mengasah
SPSS.
kemampuan penalaran matematis
mahasiswa karena dalam materi statistika Proses pembuatan Desain bahan ajar
terdapat soal-soal yang membutuhkan Statistika ini menggunakan desain didaktis,
kemampuan dan keterampilan bernalar. dimana desain bahan ajar ini memperhatikan
Mahasiswa dapat mengerjakan soal tanpa respon siswa. Tugas guru membuat
harus menghafal rumusnya jika ia rancangan pembelajaran (RPP atau RPS)
mempunyai kemampuan yang baik dalam agar urutan aktivitas dan situasi didaktis
bernalar. Mahasiswa masih belum terbiasa sesuai dengan yang telah
untuk secara aktif menganalisis, mensintesis, direncanakan.Dalam mengembangkan
dan mengevaluasi soal-soal statistika.Hal desain didaktis, aktivitas dirancang berfokus
tersebut mengindikasikan bahwa dosen kepada hubungan antara mahasiswa dengan
materi pembelajaran.Berdasarkan latar penjelasan terhadap model, fakta, sifat dan
belakang yang di uraikan di atas, peneliti hubungan, (3) memperkirakan jawaban dan
tertarik untuk mengupayakan desain bahan proses solusi, (4) menggunakan pola dan
ajar dengan kemampuan penalaran hubungan untuk menganalisa situasi
matematis. Upaya ini peneliti wujudkan matematik, (5) membuat dan menyusun
dalam sebuah penelitian yang berjudul konjektur, (6) merumuskan lawan contoh,
“Desain Bahan Ajar Statistika Untuk (7) mengikuti aturan inferensi, memeriksa
Meningkatkan Kemampuan Penalaran validitas argument, (8) menyusun argument
Matematis”. yang valid, (9) menyusun pembuktian
langsung dan tak langsung menggunakan
Pengembangan Bahan Ajar
induksi matematika.
Beberapa manfaat pengembangan bahan ajar
Proses Pembelajaran di Kelas
bagi dosen diuraikan Kemendiknas (Abidin,
Ada dua aspek yang paling mendasar
2014)sebagai berikut : (1) Didapatkan bahan
dalam proses pembelajaran matematika
ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
yaitu hubungan antara mahasiswa-materi
dan kebutuhan belajar peserta didik. (2)
dan hubungan antara dosen-mahasiswa.
Tidak bergantung lagi kepada buku teks
Hubungan dosen-mahasiswa-materi
yang terkadang hanya menyajikan satu
digambarkan oleh Kansanen (Suryadi, 2010:
kebenaran saja. (3) Dikembangkan dengan
4) sebagai sebuah segitiga didaktik yang
berbagai referensi sehingga memperkaya isi
menggambarkan hubungan didaktis (HD)
dari bahan ajar yang dikembangkan.
antara mahasiswa dan materi, serta
Bahan ajar yang akan peneliti hubungan pedagogis (HP) antara dosen dan
gunakan yaitu berupa modul. Menurut mahasiswa.Namun menurut Suryadi (2010:
Trianto (2012, 227) modul adalah “buku 4) kedua hubungan tersebut dapat
panduan bagi mahasiswa dalam kegiatan menciptakan situasi didaktis yang tidak
pembelajaran yang memuat materi sederhana, kita tidak dapat memandang
pelajaran,kegiatan penyelididkan hubungan didaktis dan pedagogis secara
berdasarkan konsep, kegiatan sains, parsial. Dalam merancang situasi didaktis,
informasi, dan contoh-contoh penerapan dosen perlu memprediksi respon-respon
sains dalam kehidupan sehari-hari.” mahasiswa yang akan muncul beserta
antisipasinya sehingga situasi didaktis yang
Kemampuan Penalaran Matematis
baru akan tercipta. Antisipasi tersebut
Kemampuan penalaran siswa SMK menyangkut hubungan mahasiswa-materi,
Islamic Centre sangat rendah, sehingga hubungan dosen-mahasiswa serta hubungan
akan berdampak pada hasil belajar siswa, dosen-materi.Sehingga Suryadi (2013: 5)
sehingga kemampuan penalaran harus menyempurnakan segitiga didaktik tersebut
ditingkatkan. Menurut Sumarmo (2002) dengan menambahkan hubungan antisipatif
beberapa kemampuan yang dapat dosen-materi yang selanjutnya disebut
digolongkan ke dalam kemampuan sebagai antisipasi didaktis dan pedagogis
penalaran matematis diantaranya adalah : (1) (ADP).
menarik kesimpulan logis, (2) member
dilatihkan melalui belajar materi
matematika. Di saat belajar matematika,
para siswa akan selalu dihadapkan pada
proses penalaran, oleh karena itu
kemampuan penalaran siswa yang masih
rendah itu harus ditingkatkan melalui belajar
matematika. (Juariah, 2008).

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam


Gambar 1. Segitiga Didaktis yang
peneliian ini adalah metode
Dimodifikasi
kualitatif.Metode ini digunakan dalam
Peran seorang dosen dalam segitiga penyusunan desain didaktis untuk bahan ajar
didaktis yang dimodifikasi di atas tidak dalam hal ini adalah modul untuk materi
hanya menciptakan situasi didaktis dan Statistika. Penelitian ini banyak mengkaji
situasi pedagogis yang ideal pada saat tentang proses pembelajaran yang
pembelajaran tetapi juga harus membuat berlangsung, individu-individu yang terlibat
antisipasi didaktis dan pedagogis.Mengingat dalam pembelajaran, yaitu mahasiswa dan
keseluruhan tugas yang harus dilakukan oleh guru, serta konsep matematika itu sendiri.
seorang dosen pada saat pembelajaran
kompleks, maka seorang dosen diharapkan Desain Penelitian
memiliki kemampuan metapedadidaktik.
Desain Penelitian ini Research and
Metapedadidaktik menurut Suryadi (2013:
Development, yaitupeneliti mncoba
8) dapat diartikan sebagai kemampuan
menyusun desain didaktis berdasarkan
dosen untuk:(1) Memandang komponen-
leraning obstacle yang ditemukan dalam
komponen segitiga didaktis yang
pembelajaran mata kuliah statistika dasar
dimodifikasi yaitu ADP, HD, dan HP
sehingga diharapkan mampu meminimalkan
sebagai suatu kesatuan yang utuh. (2)
learning obstacle tersebut. Menurut Suryadi
mengembangkan tindakan sehingga tercipta
(2013: 9), penelitian desain didaktis pada
situasi didaktis dan pedagogis yang sesuai
dasarnya terdiri atas 3 tahapan, yaitu :
kebutuhan mahasiswa. (3) mengidentifikasi
(1)Analisis situasi didaktis sebelum
serta menganalisis respon mahasiswa
pembelajaran yang diwujudkan berupa
sebagai akibat tindakan didaktis maupun
desain didaktis hipotesis atau ADP (2)
pedagogis yang dilakukan. (4) melakukan
Analisis metapedadidaktik, (3) Analisis
tindakan didaktis dan pedagogis lanjutan
retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan
berdasarkan hasil analisis respon mahasiswa
hasil analisis situasi didaktis hipotesis
menuju pencapaian target pembelajaran.
dengan hasil analisis metapedadidaktik
Materi matematika dan penalaran matematis
adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan,
yaitu materi matematika dipahami melalui
penalaran dan penalaran dipahami dan TAHAPAN PENELITIAN
Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan mahasiswa yang muncul ketika desain
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : didaktis awal diimplementasikan. (13)
(1) Menentukan materi yang akan menjadi Membuat berbagai prediksi respon
bahan penelitian, (2) Mencari data atau mahasiswa yang akan muncul saat desain
literature tentang materi yang telah didaktis revisi diimplementasikan serta
ditentukan, (3) Mempelajari dan menyiapkan antisipasi respon yang mungkin
menganalisis konteks pada materi statistika muncul. (14) Mengimplementasikan desain
(4) Mengembangkan instrumen lerning didaktis revisi. (15) Menganalisis situasi dari
obstacle dengan menyusun indikator berbagai respon saat desain didaktis awal
kemampuan tiap soal dan membuat soal-soal diimplementasikan. (16) Mengaitkan
yang variatif serta dapat memunculkan prediksi respon dan antisipasi yang telaah
leraning obstacle pada materi Statistika (5) dibuat sebelumnya dengan respon
Melakukan uji instrumen untuk mahasiswa yang terjadi pada saat
mengidentifikasi learning obstacle terkait implementasi desain didaktis revisi.
materi statistika pada beberapa responden.
SubjekPenelitian
(6) Menganalisis hasil uji instrumen
learning obstacle dengan cara menghitung Subjek dalam penelitian ini terbagi
presentasi banyak mahasiswa yang mampu menjadi tiga, yaitu subjek identifikasi
mencapai indikator penalaran yang telah learning obstacle awal, subjek implementasi
ditentukan. (7) Membuat kesimpulan desain didaktis awal, dan subjek
mengenai learning obstacle yang muncul implementasi desain didaktis revisi. Subjek
berdasarkan hasil pengujian dengan identifikasi learning obstacle awal adalah
mengaitkan konsep-konsep prasyarat. (8) mahasiswa yang telah memperoleh materi
Mengembangkan desain didaktis awal Statistika, yaitu beberapa mahasiswa di
berdasarkan learning obstacle yang tingkat 2 semester 3. Subjek implementasi
ditemukan melalui uji instrumen dan desain didaktis awal adalah beberapa
mengaitkan dengan teori belajar yang mahasiswa pendidikan matematika Uniku
relevan serta memperhatikan kompetensi tingkat 1 semester 1 kelas A, dan Subjek
matematiika yang dapat dikembangkan implementasi desain didaktis awal adalah
melalui desain didaktis awal tersebut. (9) beberapa mahasiswa pendidikan matematika
Membuat berbagai prediksi respon Uniku tingkat 1 semester 1 kelas B
mahasiswa yang akan muncul saat desain
didaktis awal diimplementasikan serta
Instrumen Penelitian
menyiapkan antisipasi dari respon
mahasiswa yang mungkin muncul, (10) Jenis Instrumen penelitian ini adalah
Mengimplementasikan desain didaktis tes. Tes ini digunakan untuk
awal.(11) Menganalisis situasi dari berbagai mengidentifikasi learning obstacle, tahapan
respon saat desain didaktis awal penelitian ini ada dua tahapan yaitu,
diimplementasikan dan menganalisis identifikasi learning obstacle awal yang
learning obstacle yang masih ditemukan. bertujuan untuk mencari learning
(12) Mengembangkan desain didaktis revisis obstacledan identifikas. Sedangkan tahapan
berdasarkan learning obstacle dan respon
kedualearning obstacle akhir yang bertujuan Soal 1. Mahasiswa tidak dapat
untuk mengetahui gambaran learning ke-2 mengelompokan data dengan benar
obstacle sebagai dampak dari desain 2. Mahasiswa belum memahami apakah
didaktis yang diimplementasikan. Instrumen itu diagram batang
tersebut disusun berdasarkan: (1) Penalaran 3. Mahasiswa belum dapat menyajikan
materi statistika mengenai bagaimana diagram batang dengan baik
membaca dan menyimpulkan data, gambar, 4. Mahasiswa tidak bisa membedakan
grafik ataupun diagram, (2) Penalaran materi antara diagram batang, histogram
statistika mengenai penarikan kesimpulan ataupun diagram garis
dalam menganalisis hasil SPSS Soal 1. Kesalahan memahami data
Soal yang dibuat bertujuan untuk ke-3 2. Kesalahan menghitung rata-rata
mengukur kemempuan penalaran matematis karena menggunakan formula yang
mahasiswa selain untuk mengindentifikasi salah
learning obstacle dan mengetahui gambaran 3. Keterbatasan waktu, mengakibatkan
learning obstacle sebagai dampak dari hasil perhitungan tidak maksimal
desain didaktis yang diimplementasikan. Soal 1. Menentukan nilai tengah
Selain tes, peneliti juga mengembangkan ke-4 2. Menentukan modus
instrumen non test berupa wawancara. 3. Memahami data sebagai data
kelompok bukan data tunggal
PEMBAHASAN Soal 1. Kesalahan dalam perhitungan
Pada penelitian ini, materi yang diangkat ke-5 perbandingan data
adalah materi “Penyajian Data dan Korelasi 2. Menggambar yang tepat
antar Data”.Dari 8 soal yang diberikan pada
Soal Tidak ada learning obstacle mengenai
tahapan pertama, ditemukan beberapa
ke-6 cara membaca histogram dan
kesalahan berulang (learning Obstacle) yang
menentukan nilai tengah dari sebuah
biasa dilakukan mahasiswa.Penyusunan soal
data
mengarah pada kemampuan penalaran
Soal 1. Mahasiswa tidak terampil
matematis.Berikut ini adalah hasil dari
ke-7 merepresentasikan grafik ke dalam
tahapan Identifikasi Learning Obstacle
kalimat yang tepat
Awal :
2. Grafik hanya dipandang sebagai cara
Tabel 2
penyajian data saja, tapi jika dibalik,
hasil dari tahapan Identifikasi Learning
dari sebuah grafik yang disajikan,
Obstacle Awal
mereka tidak dapat membayangkan
No. Kesalahan yang ditemukan data sebenarya (kenyataan yang
Soal sebenarnya)

Soal 1. Mahasiswa tidak dapat Soal 1. kesalahan menentukan formula/rumus


ke-1 mengelompokan data dengan benar ke-8 korelasi

2. Mahasiswa belum memahami apakah 2. Kesalahan menghitung korelasi antara


itu table dua variable

3. Mahasiswa belum dapat menyajikan 3. Kesalahan memahami korelasi searah


data dalam bentuk table dan berlawanan arah
chart ataupun diagram dengan cara yang
sangat mudah.
Dari table diatas maka secara garis besar
didapat kesalahan berulang yang dialami Desain didaktis dari penelitian ini
mahasiswa yaitu : (1) kesalahan bagaimana berupa (1) materi statistika dasar beserta
mengelompokan, memahami hingga contoh aplikasinya, (2) variasi contoh soal
bagaimana cara menyajikan data dengan dan latihan soal yang mengarah pada
tepat, (2) kesalahan dalam menentukan kemampuan aktivitas penalaran mahasiswa.
rumus atau formula dalam menentukan (3) dikenalkan suatu software statistic yaitu
ukuran penyebaran data, (3) kesalahan SPSS dan dilengkapi petunjuk bagaimana
dalam membaca grafik dan histogram, langkah-langkah menggunakan SPSS yang
bertujuan untuk memudahkan mahasiswa
Tahap Learning Obstacle Akhir
dalam pengolahan data sehingga mudah
Dari permasalahan yang telah disebutkan untuk menarik kesimpulan, sehingga
diatas, maka untuk mengatasi kesalahan- diharapkan penalaran mahasiswa dapat
kesalahan yang sering dilakukan oleh meningkat. (4) kegiatan latihan survey,
mahasiswa di kelas control, maka peneliti untuk melatih kemampuan bernalar dalam
menyusun sebuah bahan ajar, bahan ajar memahami suatu data (5) kegiatan membuat
yang disusun adalah modul untuk kesimpulan dalam laporan survey statistika,
pembelajaran menggunakan pendekatan sehingga terbiasa membuat grafik dan table.
dedaktis, dimana dalam modul tersebut juga Desain ini telah divalidasi ahli dengan
dikenalkan suatu software statistic yaitu kriteria valid, sehingga desain bahan ajar
SPSS. SPSS adalah sebuah software untuk didaktis ini dapat digunakan dengan harapan
mengolah data statistic yang cara dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan
penggunaannya cukup mudah. Modul juga yang biasa dilakukan serta meningkatkan
dilengkapi petunjuk bagaimana langkah- kemampuan penalaran matematis pada
langkah menggunakan SPSS yang bertujuan perkuliahan statistika.
untuk memudahkan mahasiswa dalam Pada desain awal, peneliti hanya
pengolahan data sehingga mudah untuk mendapatkan nilai 76% dengan criteria valid
menarik kesimpulan, sehingga diharapkan dengan beberapa revisi yang harus
penalaran mahasiswa dapat meningkat. dilakukan, diantaranya adalah
memperbanyak variasi soal, gambar-gambar
Tahapan SPSS disajikan pada akhir
yang mendukung peningkatan kemampuan
materi setiap babnya, siswa diharapkan tetap
penalaran. Setelah direvisi, maka desain
dapat melakukan perhitungan secara
bahan ajar ini mendapat peningkatan nilai
manual sehingga diharapkan konsep
82% ( sangatvalid).
statistikanya dapat dipahami, SPSS hanyalah
alat bantu untuk mempercepat perhitungan Setelah desain bahan ajar revisi akhir
jika dihadapkan pada data yang jumlah nya ini selesai dibuat, maka peneliti melakukan
ratusan atau ribuan. Selain itu untuk uji coba pada kelas ekspresimen dan terbukti
mempermudah proses penyajian data, bahwa desain dedaktis ini dapat memberikan
dengan SPSS juga menampilkan grafik, pengaruh terhadap peningkatan kemampuan
penalaran dengan baik.selain itu peneliti
juga melihat respon mahasiswa dalam Tahapan ketiga adalah tahap
menggunakan bahan ajar tersebut.dan pengurutan, tahapan ini menginginkan
diperoleh respon yang positif terhadap mahasiswa agar dapat mengurutkan

pembelajaran kelas statistika menggunakan penyelesaian dalam sebuah permasalahan

bahan ajar dedaktis ini. Diakhir penelitian, sesuai dengan arahan yang diberikan oleh

peneliti mengaitkan respon kelas eksperimen dosen.Tugas dosen hanya memberikan arahan

untuk merevisi akhir sehingga diharapkan namun tidak memberikan hasil atau formula

tidak terjadi lagi kesalahan berulang untuk menyelesaikan soal tersebut. Tahapan ini

(Learning Obstacle) di kelas eksperimen membiasakan siswa untuk bertanggung jawab

pada setiap pembelajaran statistika. atas apa yang dia dengar (pendekatan
Auditory). Tahapan yang terakhir adalah tahap
Mendesain Bahan Ajar dengan Pendekatan deduksi yaitu tahap penarikan kesimpulan.
SAVI Berbantuan Software SPSS Siswa memberikan hasil analisanya berupa

Untuk mengatasi kesalahan-kesalahan sebuah kesimpulan yang dituangkan dalam

yang sering dilakukan oleh mahasiswa di kelas modul sesuai dengan pendekatan auditory

control, maka peneliti menyusun sebuah bahan (Informasi yang mahasiswa dengar),

ajar, bahan ajar yang disusun adalah modul pendekatan visualnya (informasi yang telah ia
lihat) dan juga pendekatan intelektual (dalam
untuk pembelajaran menggunakan pendekatan
SAVI, dimana dalam modul tersebut juga hal ini adalah kemampuan penalaran yang

dikenalkan suatu software statistic yaitu SPSS. dimiliki mahasiswa) sehingga diharapkan hasil

Modul juga dilengkapi petunjuk bagaimana kesimpulan yang diperolehnya dapat maksimal.

langkah-langkah menggunakan SPSS yang


bertujuan untuk memudahkan mahasiswa
3. Validasi Bahan Ajar
dalam pengolahan data sehingga mudah untuk
Desain bahan ajar yang dilakukan secara
menarik kesimpulan, sehingga diharapkan
didaktis atau dibuat karena adanya
penalaran mahasiswa dapat meningkat.
kesalahan-kesalahan yang ditemukan ketika
Pada tahap pengenalan, siswa melakukan uji coba di kelas eksperimen.
dikenalkan oleh beberapa gambar, garis dan Oleh karena itu peneliti menyusun bahan
grafik, lalu mahasiswa dirangsang penalarannya ajar hasil revisi dari bahan ajar sebelumnya
dengan cara memahami dan melihat gambar- dengan tujuan agar proses pembelajaran di
gambar tersebut, tahapan ini juga dapat disebut kelas lebih maksimal. Namun sebelum
tahapan somatic dan visualisasi. Tahapan kedua modul ini disampaikan kepada mahasiswa,
adalah tahapan analisis, pada tahapan ini siswa maka peneliti meminta saran kepada
dituntut untuk menganalisis soal dan beberapa rekan sejawatnya untuk
bagaimana cara menyelesaikan soal atau memvalidasi bahan ajar ini.Validasi ini
permasalahan yang diberikan. Peranan dosen bertujuan untuk mendapatkan status valid
adalah memberikan pengarahan secara audio dari para validator yang sudah
atau secara lisan. Tahapan kedua disebut juga berpengalaman di bidang penyusunan
dengan tahapan auditory dan visual, artinya bahan ajar. Validator yang dipilih dalam
mahasiswa mengaktifkan indera penglihatan penelitian ini adalah :
dan pendengarannya ketika proses
pembelajaran.
Beberapa indicator yang dinilai oleh para
ahli dapat dilihat dari table berikut : Tabel A.9
N Indikator Validator dan Kriteria Validasi Bahan Ajar Oleh Para Ahli
o Nilainya
A Prinsip Bahan Ajar 1 2 3 No Validitas Tingkat
Menurut Depdiknas
1 Terdapat prinsip 4 3 3 Validitas
. relevansi 1. 85,01% - Sangat Valid
2 Terdapat prinsip 3 3 3
. konsistensi 100%
3 Terdapat prinsip 3 4 3 2. 70,01% - Cukup Valid,
. kecukupan
B Aktivitas Penalaran 85% sedikit revisi
Matematis 3. 50,01% – Kurang Valid,
4 Memuat aktivitas 3 4 4
. penalaran matematis 70% banyak revisi
C Konten Bahan Ajar 4. 1, 00% - Tidak Valid,
5 Keakuratan isi Bahan 3 3 4
50% tidak dapat
. Ajar
6 Bahan ajar Komunikatif 3 3 3 digunakan
7 Kelengkapan bahan 3 3 3
ajar
8 Bahan ajar disusun 4 3 3 Dari hasil validasi ahli tersebut berada pada
secara sistematis
kriteria baik dan valid dengan rata-rata nilai
9 Bahan ajar bersifat 4 4 3
“Student Centered” 84,4% dengan kriteria cukup valid dan
1 Bahan ajar memiliki 3 4 3
sedikit revisi.
0 daya tarik
1 Kesesuaian huruf dan 3 3 3
1 gambar
maka bahan ajar dapat digunakan dalam
D SPSS
1 Terdapat tahap 4 4 4 pembelajaran statistika selanjutnya dan
2 pengenalan terhadap diharapkan dapat mengurangi kekeliruan
. software SPSS
dan kesalahan yang berulang-ulang terjadi
1 Terdapat Langkah- 4 3 4 pada pembelajaran sebelumnya.
3 langkah penggunaan
. aplikasi SPSS
1 Terdapat contoh- 4 3 3
4 contoh kasus statistic
.

1 Terdapat gambar dan 4 4 3


5 grafik yang jelas
.
Jumlah 52 51 49
Kriteria Validasi Valid Cukup Valid
Valid

Dengan criteria validasi adalah :

Kriteria Validasi = 100% = 84,44%


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y., 2014, Desain Sistem


Pembelajaran dalam Konteks
Kurikulum 2013, Bandung: Refika
Aditama

Daryanto, 2014. Pembelajaran Tematik,


Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum
2013). Jogjakarta: Gava Media.

Kasmiri, A. R. (2005). Penerapan


Pendekatan Matematika Realistik
pada Pembelajaran Lingkaran untuk
Meningkatkan Kemampuan
Penalaran Siswa, Skripsi FPMIPA
UNLA. Bandung: Tidak diterbitkan

Prastowo, A. (2014). Pengembangan Bahan


Ajar Tematik Tinjauan Teoritis dan
Praktik. Jakarta : Kencana

Trianto.(2012). Model Pembelajaran


Terpadu.Jakarta : PT. Bumi Aksara

Suryadi, D. (2010). Metapedadidaktik dan


Didactical Design Research (DDR) :
Sintesis Hasil Pemikiran
Berdasarkan Lesson Study, Bandung
: FPMIPA UPI.

Syaiful Sagala.2011.Konsep dan Makna


Pembelajaran,Bandung:Alfabet
Wiyani, Novan Ardy.2013.Desain
Pembelajaran
Pendidikan,Jogjakarta:Ar-Ruzz
Media
Yamin, Martinis.2013.Strategi & Metode
dalam Media
Pembelajaran,Jakarta:GP Press
Group

Anda mungkin juga menyukai