Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH DAN DEFINISI PSIKOLOGI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi umum

Dosen Pengampu : Rusmini,M.E.

Disusun oleh:

Agus Hariyanto : 2244510254


Khoirul Munajah : 2244510025
M Rizki Maulana : 2244510260
Rizki Kurniawan : 2244510263
M Wildan Maulana : 2244510262
Fajar Ahmad : 2244510256

FALKUTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM AL-FALAH ASSUNNIYYAH

KENCONG-JEMBER

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas karunia, hidayah, dan nikmat-Nya.
Penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah. Tugas ini bertujuan untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh Dosen Pengampu Mata Kuliah psikologi umum.

Makalah ini ditulis dari hasil pemikiran kami sendiri yang bersumber dari
internet dan buku sebagai referensi. kami ucapkan terimakasih kepada pengajar Mata
Kuliah psikologi umum atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini.
Terimaksih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah mendukung sehingga
kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar penuslis bisa menjadi lebih baik kedepannya.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermafaat untuk pengembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan. Amin.

Jember, 15 Oktokber 2022

Penulis

2
Daftar Isi

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar belakang..............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................................5

BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. Sejarah dan Definisi Psikologi.....................................................................................................6
B. Hubungan Psikologi dengan Ilmu-ilmu Lainya...........................................................................8
C. Persamaan dan Perbedaan Psikologi dengan Psikiatri.................................................................9
D. Metode - Metode Dalam Psikologi............................................................................................10
E. Aliran – Aliran Dalam Psikologi...............................................................................................13
F. Cabang – Cabang Psikologi.......................................................................................................14

BAB III........................................................................................................................16
PENUTUP...................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Sebagai suatu ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, psikologi boleh


dikatakan sebagai ilmu yang masih muda dibandingkan dengan ilmu lainnya seperti:
ilmu alam, biologi dan lain-lain.

Wilhelm Wundt dapat dikatakan sebagai bapak psikologi modern, ia telah


berusaha untuk menjadikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri
(otonom). Sebelum abad ke-19, psikologi merupakan bagian dari filsafat. Perbedaan
cara memecahkan masalah jiwa dimasa lampau dengan dimasa modern, terutama
terletak dalam cara pendekatannya. Pendekatan dimasa lampau
bersifat filosofis dan atomistik, sedangkan masa modern dengan pendekatan scientific
(ilmiah) yaitu melalui penelitian-penelitian empirik.

Jiwa manusia sejak zaman Yunani telah menjadi topik pembahasan para
filosof. Setelah psikologi berdiri sendiri yaitu dimulai pada tahun 1879 ketika
Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama di kota Leipzig, Jerman.

Untuk memahami tentang ilmu psikologi, tentu kita harus tau bagaimanakah
sejarah dari ilmu psikologi. Di dalam makalah akan di bahas sejarah perkembangan
psikologi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah dan definisi Psikologi?


2. Apa hubungan Psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya?
3. Apa saja persamaan dan perbedaan Psikologi dan Psikiatri?

4
4. Apa saja metode-metode Psikologi?
5. Apa saja aliran-aliran dalam Psikologi?
6. Apa saja cabang-cabang dalam Psikologi?

C. Tujuan

1. Mengetahui Sejarah dan Definisi Psikologi.


2. Mengetahui hubungan Psikologi dengan ilmu-ilmu lainnya?
3. Mengetahui persamaan dan perbedaan Psikologi dan Psikiatri?
4. Mengetahui metode-metode Psikologi?
5. Mengetahui aliran-aliran dalam Psikologi?
6. Mengetahui cabang-cabang dalam Psikologi?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Definisi Psikologi

Secara garis besarnya sejarah psikologi dapat di bagi dalam dua tahap, yaitu
masa sebelum dan masa sesudah menjadi ilmu yang berdiri sendiri psikologi 
menjadi ilmu yang berdiri sendiri baru dimulai pada tahun 1879 ketika Wilhelm
Wundt (1832-1920) mendirikan laboratorium psikologi pertama di kota leipzig,
Jerman.
Sebelum tahun 1879, psikologi dipelajari oleh para ahli filsafat dan para ahli
ilmu fasal (phisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu
tersebut. Para ahli ilmu filsafat kuno, seperti plato, Aristoteles dan Socrates telah
memikirkan jiwa dan gejala-gejalanya. Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan
adalah ilmu yang mempeljari hakikat sesuatu dengan menciptakan pertanyaan dan
jawaban secara terus-menerus sehingga mencapai pengertian yang hakiki tentang
sesuatu. Pada waktu itu belum ada pembuktian secra empiris, melainkan berbagai
teori dikemukakan berdasarkan argumentasi logika belaka. Psikologi benar-benar
msih merupakan bagian dari filsafat dalam arti semurni-murninya.
Pada Abad pertengahan, psikologi masih merupakan bagian dari filsafat
sehingga objeknya tetap hakikat jiwa dan metodenya masih menggunakan
argumentasi logika. Tokoh-tokohnya antara lain: Rene Descrates (1596-1650) yang
terkenal dengan teori tentang kesadaran, Gottfried Wilhelm leibniz (16446-1716)
yang mengutarakan teori kesejahteraan psikofhisik (psychophisical paralellism), John
Locke (1623-1704) dengan teori tabula rasa, bahwa jiwa anak yang baru lahir masih

6
bersih seperti papan lilin atau kertas putih yang belum ditulisi. Pada masa sebelumnya
masalah kejiwaan dibahas pula oleh para ulama islam seperti Imam Al-gazali (wafat
505 H), Imam fachrudin Ar-Razi (wafat 606) Pembahasan masalah psikologis
merupakan bagian dari ilmu usuluddin dan ilmu tasawuf.
Disamping para ahli filsafat yang menggunakan logika, para ahli ilmu faal
juga melai menyelidiki gejala kejiwaan melalui experimen-experimen. Walaupun
mereka menggunakan metode ilmiah (empiris), namaun yang mereka selidiki
terutama tentang urat syaraf pengindraan (sensoris), syaraf motoris (penggerak), pusat
sensoris dan motoris di otak, serta hukum-hukum yang mengatur bekerjanya syaraf
tersebut. Dengan demikian gejala kejiwaan yang mereka selidiki hanya merupakan
bagian dari objek ilmu faal dengan metode yang lazim digunakannya. Diantara para
tokohnya adalah: C Bell, F. Magendie, J.P. Muller, P. Broca dan I.P Pavlov.
Masa sesudah psikologi menjadi ilmu yang berdiri sendiri merupakan masa di
mana gejala kejiwaan dipelajari secara tersendiri dengan metode ilmiah, terlepas dari
filsafat dan ilmu faal. Gejala kejiwaan dipelajari secara sistematis dan objektif. Selain
metode experimen digunakan pula metode intropeksi oleh W. Wundt. Gelar
kesarjanaan W. Wundt adalah bidang kedokteran dan hikum. Ia dikenal sebagai
sosiolog dan filosof dan orang pertama yang mengaku dirinya sebagai psikolog. Ia
dianggap sebagai bapak psikologi. Sejak itu psikologi berkembang pesat dengan
bertambahnya sarjana psikologi, penyusun teori-teori dan keragaman penikiran-
pemikiran baru. Psikologi mulai bercabang ke dalam berbagai aliran.
Psikologi menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri dalam hal isi,
metode dan penggunaannya dimulai pada abad ke-19.
Wilhelm Wundt dapat dikatakan sebagai bapak psikologi modern, ia telah
berusaha untuk menjadikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri
(otonom). Sebelum abad ke 19, psikologi merupakan bagian dari filsafat. Meskipun
demikian, persoalan psikologi telah ada sejak ratusan tahun sebelum masehi, mansuia
telah mempersoalkan masalah “jiwa” atau “roh”, baik hakekatnya maupaun
hubungannya dengan manusia. Perbedaan cara memecahkan masalah jiwa di masa

7
lampau dengan masa modern, terutama terletak dalam cara pendekatannya.
Pemecahan masalah dimasa lampau bersifat filosofis dan atomistis, sedang di masa
modern dengan pendekatan scientific (ilmiah), yaitu melalui penelitian-penelitian
empirik.

B. Hubungan Psikologi dengan Ilmu-ilmu Lainya

Dari sejarahnya yang berawal dari filsafat dan ilmu faal, jelas bahwa psikologi
merupakan ilmu yang saling berkaitan dengan ilmu-ilmu lainya, salah satunya pada
ilmu sosial karena hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan dalam ilmu sosial
dikembangkan berdasarkan perilaku manusia atau sekelompok manusia, misalnya:

1. Sosiologi
Gejala seperti urbanisasi atau konflik antar kelompok memerlukan
penjelasan dari psikologi, oleh karena itu muncul cabang psikologi yang khusus
mempelajari tentang masalah-masalah sosial yang dinamakan Psikologi Sosial
2. Ilmu Ekonomi
Naik turunya dan berhasil tidaknya marketing bukan hanya tergantung
dari ilmu ekonomi saja, akan tetapi kemampuan dalam mengambil keputusan
manusia-manusia yang terlibat dalam proses ekonomi itu sangat berpengaruh
dalam keberhasilan suatu usaha.
3. Filsafat
Psikologi tidak bisa terlepas dari filsafat sebagai ilmu induknya.
Pertanyaan-pertanyaan mendasar “apa dan siapakah manusia?” bisa saja
diupayakan jawabanya melalui pengamatan maupun eksperimen-eksperimen
objektif, yang semua itu tetap harus dicari dalam filsafat.
Disamping itu, pada ilmu-ilmu pasti dan teknologi psikologi juga banyak
membantu untuk kepentingan manusia, misalnya dalam:
1. Ilmu kedokteran

8
Psikologi membantu para dokter untuk mengadakan pendekatan
kepada para pasiennya guna untuk menemukan penyebab-penyebab penyakit
non medis dari gejala penyakit yang tidak di temukan faktor penyebab
medisnya.
2. Arsitektur dan Tata Kota
Psikologi membantu para arsitek untuk membuat rumah yang
nyaman bagi penghuninya, atau menyusun tata kota yang sesuai dengan pola
perilaku warga/pemukimnya.

Selain itu, Psikologi juga banyak membantu beberapa profesi seperti:

1. Guru dalam mendidik muridnya


2. Manager perusahaan dalam mengatur pegawai-pegawainya
3. Polisi dalam mengintrogasi tahanan/tersangka

C. Persamaan dan Perbedaan Psikologi dengan Psikiatri

Banyak orang yang beranggapan bahwa psikologi dengan psikiatri itu sama,
memang keduanya memiliki objek yang sama yaitu “jiwa” manusia. Akan tetapi
psikiatri adalah cabang (spesialis) ilmu kedokteran yang bidang utamanya juga
mengenai penyakit jiwa, tugas psikiater sebagai seorang dokter adalah mengobati
orang-orang yang memiliki gangguan jiwa, walaupun banyak teknik yang digunakan,
akan tetapi pada dasarnya psikiater tidak terlepas dari pengobatan medis. Sedangkan
psikologi bukan hanya mengatasi penyakit-penyakit saja, psikologi lebih banyak
berhubungan dengan orang normal dari pada orang sakit. Meskipun demikian,
memang sering terjadi tumpang tindih karena psikiatri akhir-akhir ini tidak
berorientasi medis saja, tetapi sudah memperhatikan faktor-faktor sosial, kebudayaan
dan lain-lain. Begitupun sebaliknya, dalam psikologi juga dikenal dengan bidang
psikologi klinis yang menangani masalah-masalah yang timbul akibat gangguan
kejiwaan.

9
D. Metode - Metode Dalam Psikologi

1. Ekspresimen
Teknik eksperimen digunakan untuk mempelajari sikap dan tingkah laku
seseorang melalui perlakuan khusus yang sengaja dibuat, metode ini juga suatu
metode ideal untuk mendapatkan hubungan antar fakta. Metode ini dapat
dilakukan di laboratorium atau lapangan. Bila kita membawa suatu masalah
( problem ) untuk mencari jawabannya, melalui kondisi tertentu yang di ciptakan,
berarti kita telah mengadakan eksperimen. Sering pula dikatakan mengetes
hipotesis. Hipotesis adalah suatu perkiraan atau dugaan yang merupakan jawaban
suatu problem. Hampir semua tingkah laku manusia juga mengikuti hukum alam,
sehingga dalam kondisi yang sama akan timbul tingkah laku yang sama pula.
Pada waktu mengadakan eksperimen terdapat persyaratan- persyaratan, antara
lain:
a. Dapat diulang-ulang dengan hasil yang sama.
b. Adanya problem atau hipotesis yang akan diuji.
c. Faktor yang mempengaruhi proses eksperimen dapat dikontrol, kecuali satu
faktor yang dapat diubah-ubah.
d. Dapat ditentukan terlebih dahulu apa yang akan terjadi dan kapan waktu
terjadinya
2. Metode Observasi
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sosiologi dan
antropologi, dengan mempelajari sifat-sifat manusiawi orang perorangan atau
kelompok. Selain itu juga menjadi unsur-unsur budaya yang bersifat materi dan
yang bersifat spiritual (Ramayulis, 2007). Pada permasalahan demikian, para ahli
hanya mampu mengadakan pengamatan (observasi) serta mencatat kejadian-
kejadian untuk dianalisis, diteliti dan di cari kesimpulannya. Metode obsevasi
dalam mempelajari tingkah laku anak-anak, interaksi sosial, aktivitas

10
keagamaan, peperangan, aktivitas kejahatan dan kejadian- kejadian lain yang
tidak dapat di eksperimenkan (Ahyadi. A. A, 1987).
3. Metode Klinik
Metode klinik biasa dilakukan di rumah sakit, pusat gangguan jiwa, pusat
rehabilitasi narkotika, rumah permasyarakatan, klinik atau badan/biro/lembaga
konsultasi, bimbingan dan penyuluhan psikologi Usaha penyembuhan dititik
beratkan pada kepentingan manusia (penderita), kemudian untuk kepentingan
penelitian digunakan teknik proyektifitas melalui riset dan pengumpulan data
tertulis mengenai penderita, sebagai bahan diagnose .
4. Metode Statistik
Metode statistik adalah metode yang menggunakan aritmatika dengan
adanya responden atau uji beberapa sampel yang menggunakan parameter
sebagai tolak ukur sehingga dapat ditarik kesimpulan, penilaian dan dapat di
deskripsikan. Menurut Fauzi. A, 2008 dalam psikologi dikenal bermacam teknik,
tata cara atau alat untuk mendapatkan data psikologi, serta membukti kebenaran
data tersebut. Teknik atau alat ini sering disebut metode. Beberapa teknik yang
digunakan dalam metode psikologi antara lain:
a. Tes psikologi, yaitu cara untuk mengetahui kemampuan, alam perasaan, arah
minat, dan aspek-aspek kepribadian individu lain dengan member tugas yang
ditentukan standarnya.
b. Angket, yaitu dengan mengajukan pertanyaaan terhadap orang yang
diselidiki. Ini dapat dilakukan dengan:
1. Wawancara/interview, yaitu angket secara lisan.
2. Kuesioner, yaitu angket secara tertulis.
c. Instrospeksi
1. Instrospeksi, yaitu teknik mengamati kejadian kedalam diri sendiri pada
saat berlangsungnya kejadian tersebut.
2. Retrospeksi, yaitu instrospeksi yang dilaksanakan setelah kejadian
psikologi itu berlangsung.

11
3. Ekstospeksi, yaitu pengamatan kejadian psikologi terhadap orang lain
d. Partisipasi, yaitu ikut serta masuk ke dalam situasi interaksi sosial.
e. Meneliti riwayat hidup (case history method).
f. Teknik analisis impian.
g. Meneliti perkembangan hidup seseorang (developmental method).

5. Sejarah Kehidupan

Sejarah kehidupan adalah masa lalu atau riwayat hidup individu atau
kelompok. Untuk mengetahui psikologi individu atau kelompok perlu dilakukan
penelitian tentang latar belakang kehidupan atau riwayat hidup individu atau
kelompok tersebut. Ketika melakukan penelitian sejarah kehidupan individu
tersebut, seorang yang melakukan penelitian psikologi seharusnya yang di
telitinya tidak mengetahui bahwa seseorang menelitinya. Hal ini dilakukan agar
riwayat yang disampaikan benar-benar failed atau tidak di manifulasi. Menurut
Ahyadi. A. A, 1987 sejarah hidup seseorang dapat menjadi sumber data yang
penting untuk mengenal orang yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak yang
tidak naik kelas akibat tidak cukup cerdas mengikuti pendidikan di sekolah atau
mungkin ia mempunyai banyak kesulitan dalam mengikuti pelajaran dengan
baik.

6. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab seseorang dengan orang lain. Untuk


melakukan wawancara diperlukan trik-trik sehingga mereka mencurahkan isi hati
atau perasaannya. Sedangkan menurut Fauzi. A. 2008 Wawancara adalah Tanya
jawab antara si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Maksudnya adalah agar orang
yang diperiksa itu mengemukakan isi hatinya, pandangan-pandangannya,
pendapatnya, lain-lain sedemikian rupa, sehingga pemeriksa dapat lebih
mengenalnya.

12
7. Pemeriksa Psikologis

Menurut Sarwono di dalam buku psikologi umum cetakan keempat yang


dikarang oleh Fauzi. A, 2008 secara popular metode ini dikenal dengan nama
psikotes. Metode ini di kenal dengan alat-alat psikologi diagnostik tertentu yang
hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar terlatih. Alat-alat itu dapat
digunakan untuk mengukur dan mengetahui taraf kecerdasan, arah minat, sikap,
struktur kepribadian dan lain-lain dari orang yang diperiksa.

Keuntungan metode ini adalah bahwa dalam waktu yang relatif singkat
dapat dikumpulkan banyak data mengenai diri seseorang, termasuk juga data yang
tidak dapat diketahui dengan metode lain. Keuntungan lain adalah bahwa metode
ini dapat dilaksanakan secara misal, sehingga sekaligus dapat diperiksa banyak
orang. Kelemahan metode ini adalah tidak dapat dipergunakan secara luas, karena
hanya dapat dilakukan oleh orang yang ahli dan terlatih.

E. Aliran – Aliran Dalam Psikologi

1. Aliran Behaviorisme

Aliran behaviorisme ini menekankan perspektif psikologi pada tingkah laku


manusia, yakni bagaimana individu dapat memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih
terampil, dan menjadi lebih mengetahui. Behaviorisme memandang individu sebagai
makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan, pengalaman, dan
pemeliharaan atas bentuk perilakunya. Tujuan aliran psikologi Behaviorisme adalah
mencoba memprediksi dan mengontrol perilaku manusia sebagai introspeksi dan
evaluasi terhadap tingkah laku yang dapat diamati, bukan pada ranah kesadaran.

13
2. Aliran Psikoanalisis

Aliran Psikoanalisis adalah bahwa: Perilaku pada masa dewasa berakar


pada pengalaman masa kanak-kanak, Sebagaian besar perilaku terintegrasi
melalui proses mental yang tidak disadari, Pada dasarnya manusia memiliki
kecenderungan yang sudah diperoleh sejak lahir, terutama kecenderungan
mengembangkan diri.

3. Aliran Gestalt

Aliran ini memandang keutamaan dari psikologi adalah mengenai


keseluruhan. Mekanisme kerja aliran ini yaitu dengan menganalisis unsur-unsur
kejiwaan. Kejiwaan merupakan hal yang harus dipelajari secara keseluruhan dan
tidak dapat dipisahkan ke dalam elemen-elemen.

4. Aliran Humanistik

Aliran humanisme sebagai bantahan dan kurangnya aliran behaviorisme


dan psikoanalisa. Aliran humanisme ini pada dasarnya mengakui bahwa
pengalaman dan masa lalu itu mempengaruhi kepribadian, tetapi harus diakui
pentingnya kedudukan “free will” yaitu dasar kemauan bebas manusia untuk
membuat keputusan bagi dirinya untuk menentukan dirinya sendiri.

F. Cabang – Cabang Psikologi

Psikologi dewasa ini tidak hanya mementingkan aliran-aliran yang sifatnya


teoretis, tetapi juga memperhatikan penerapannya. Di Indonesia, psikologi baru
dikenal secara formal sejak 1953, yaitu sejak didirikannya jurusan psikologi pada
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia oleh Prof. Dr. Slamet Iman Santoso,
psikiater. Fakultas psikologi UI sudah mempunyai beberapa bagian yang masing-
masing mengembangkan dan mempraktikkan cabang psikologi yang berbeda, yaitu

14
Bagian Psikologi Klinis, Psikologi Kejuruan dan Perusahaan (sekarang Psikologi
Industri dan Organisasi), Psikologi Anak (sekarang Psikologi Perkembangan),
Psikologi Eksperimen, Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sosial. Perkembangan
psikologi pada 2008 dalam program-program Magister Psikologi Terapan
(Psikometri, Psikologi Olahraga, Psikologi SDM, Psikologi Knowledge Management,
Psikologi Intervensi Sosial dan Psikologi Kriminal.

Di lingkungan organisasi ilmu dan profesi psikologi muncul yaitu Himpsi


(Himpunan Psikologi Indonesia) adapun suborganisasi seperti APIO, APO, APS, IPP,
IPS, IPK, dan Himpunan Psikologi Islam. Suatu perkembangan signifikan untuk
sebuah ilmu yang baru berumur 55 tahun bandingkan dengan Ilmu Kedokteran yang
sudah ada sejak zaman Hipokrates, SM. Divisi-divisi Psikologi dalam APA
(American Psychological Association) diantarnya yaitu Society of General
Psychology (Paguyuban Psikologi Umum).

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan materi di atas, Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Dari penjelasan sebelumnya dapat kita tarik kesimpulan bahwa psikologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu kata psyche artinya jiwa dan logo artinya pengetahuan. Jadi
secara etimologi, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik
mengenai macam-macam segalanya, prosesnya maupun latar belakangnya atau bisa
juga disebut ilmu jiwa. Jiwa seseorang dapat diketahui hanya melalui tingkah lakunya
yang merupakan kenyataan jiwa yang dapat kita hayati dari luar. Unsur-unsur yang
terdapat pada psikologi ialah tingkah laku atau perbuatan, manusia dan lingkungan.

16
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, zainal. (2005). penghakiman massa: Studi atas kasus dan pelaku. Jakarta:
Accompi Publishing.

Asch, S.E. (1956). Studies of Independence and Conformity: A Minority of One


against a Unanimous Majority. Psychological Monographs, 70 (Whole No.416).

Asch, Solomon E. (1955). Opinios and Social Pressure. Scientific American, 193 (5),
31-35.

Baker, A. Harvey, Rierdan, Jill and Wapner, Seymour. (1974). Age Changes in size-
Value Phenomera. Child Development, Vol. 45, No. 2 (Jun). hlmn. 257-268.

Bem, Sandra L. (1974) The Measurement of Psycological Androgyny. Journal of


Consulting and Clinical Psycology. 42, 155-62.

17

Anda mungkin juga menyukai