Anda di halaman 1dari 21

Status Ujian Akhir Stase

Ilmu Kesehatan Jiwa

Penguji :
dr. Adhi Wibowo Nurhidayat, Sp.KJ(K), MPH

Oleh :
Yogie Nahara Saputra (1102010297)

STASE ILMU KESEHATAN JIWA


KEPANITERAAN KLINIK
RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI JAKARTA
2017
STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 30 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Pasar Rebo
Suku bangsa : Betawi
Pendidikan terakhir : SMA
Status pernikahan : Belum Menikah
Pekerjaan : Pegawai swasta
Datang Ke Rumah Sakit : 27 Mei 2017
Riwayat perawatan : Ada

II. RIWAYAT PSIKIATRI


Berdasarkan :
Autoanamnesa: Diambil 27 Mei 2017, pukul 11.00 WIB di bangsal pria
RS Jiwa Islam Klender, 29 Mei 2017 pukul 13.00 WIB
Alloanamnesa : Diambil tanggal 27 Mei 2017, pukul 17.00 WIB melalui
kunjungan rumah dengan ayah, ibu dan adik pasien di daerah Pasar Rebo

A. Keluhan Utama
Pasien hampir menunjukan alat kelaminnya ke keponakan suami
sang kakak pasien sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
B. Keluhan Tambahan
Pasien sering marah-marah dan mengamuk tanpa ada sebab yang
jelas
C. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien datang ke RSJ Islam Klender dibawa oleh kakanya karena
hampir menunjukan alat kelaminya ke keponakan perempuan suami
kakanya sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien melakukan itu

2
karena mendengar bisikan yang menyuruhnya untuk membuka celana di
depan wanita. Pasien mengaku tidak pernah melakukan hal tersebut
sebelumnya. Ibu pasien mengatakan jika si pasien baru melakukan hal
tersebut satu kali. Pasien mengaku sebelumnya dia menonton sebuah video
yang mengundang syahwat di internet. Setelah itu dia pergi keluar ke
rumah keponakan kakak iparnya dan disana terlihat ada seorang wanita
yang sedang bersantai di ruang tv. Langsung saja si pasien membuka
celananya dan hampir meunjukan alat kelaminnya karena bisikan “ingin
kawin”. Pasien merasa yang ia lakukan salah tetapi dia tidak dapat
mengendalikan dirinya.

Pasien mengaku sering mendengar bisikan di telinga kanan dan kiri


nya yaitu suara laki-laki yang menyuruhnya utnuk memukul dan
membunuh sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Bisikannya sering
muncul jika pasien sedang bengong. Bisikan itu muncul pertama kali
sekitar 9 tahun yang lalu. Bisikan itu membuat si pasien merasa terganggu
dan menjadi linglung. Pasien sering merasa bahwa orang di sekitarnya
tidak suka padanya dan membencinya. Perasaan itu muncul sejak 9 tahun
sebelum masuk rumah sakit. Pasien beranggapan bahwa ada seseorang
yang sedang menguna-guna pasien dan membuatnya sakit seperti
sekarang. Pasien juga mengaku jika ia marah, ia tidak dapat
mengendalikan dirinya karena dirinya seperti dikendalikan oleh seseorang.
Pasien juga mengatakan bahwa isi pikirannya sendiri selalu berulang dan
bergema dalam kepalanya. Pasien merasa ada sesuatu yang asing dari luar
masuk kedalam pikirannya.

Ibu pasien mengatakan jika si pasien 4 minggu sebelum masuk rumah


sakit meninju seorang tukang gallon di rumahnya. Ketika ditanya ke
pasien ia mengaku bahwa mendengar bisikan yang menyuruhnya untuk
memukul orang tersebut dan pasien tidak dapat mengendalikan dirinya.

Ibu pasien mengatakan jika si pasien adalah orang yang mudah marah
jika diganggu tetapi batas kemarahannya masih dalam batas wajar. Ibu
pasien mengatakan jika pasien akan kambuh maka pasien akan sulit tidur
3
dan marah-marah tanpa sebab. Menurut adik pasien , pasien merasa dirinya
adalah seseorang yang hebat di kampungnya.

D. Riwayat Gangguan Sebelumnya


1. Gangguan Psikiatri
Awal mula kejadian yaitu pada tahun 2008, pasien pernah jatuh
dari sepeda motor dan kepalanya terbentur tetapi tidak mengalami
perdarahan. Pasien mengatakan sebelum kejadian jatuh dari motor ia
sedang mengantarkan sepupunya untuk ikut kerja di restoran padang
milik wali kelasnya tempatnya bekerja. Ibu pasien mengatakan setelah
1 minggu pasca kejadian, pasien menjadi berperilaku aneh, gelisah,
dan sulit tidur. Semenjak itu pasien sering marah-marah dan sulit di
nasihati. Padahal keseharian pasien adalah seorang anak yang baik dan
penurut walaupun terkadang pasien mudah untuk naik darah tetapi ibu
pasien mengakui itu masih batas normal.

Setelah 1 minggu pasca jatuh dari motor pasien mulai merasa ada
hal yg aneh yaitu pasien melihat sesosok bayangan hitam yang hanya
diam saja. Dan berselang 1 minggu kemudian pasien mulai mendengar
suara bisikan seorang laki-laki di telinga kanan dan kiri yang
menyuruhnya untuk memukul dan membunuh.

Pasien juga beranggapan bahwa orang-orang di sekitarnya selalu


tidak suka kepadanya. Semenjak itu pasien menjadi sangat curiga
kepada orang lain. Adik pasien mengatakan jika setelah sakit ini pasien
semakin bertambah curiga ke orang lain. Pasien mengatakan ia sangat
curiga kepada pemilik restoran padang tempat ia bekerja karena pasien
mengganggap si pemilik mengguna-guna pasien sampai saat ini.
Setelah di tanya kepada pasien apakah memiliki masalah dengan orang
tersebut, pasien mengatakan tidak ada masalah dan orang tersebut
sangat baik ke pasien.

4
Pasien pernah di rawat sebanyak 2 kali sebelumnya yaitu di RS
Polri pada tahun 2008 selama 1 minggu dan RSJ Marzuki Mahdi pada
tahun 2010 selama satu bulan. Pasien dirawat dengan keluhan marah-
marah dan mengamuk secara tiba-tiba tanpa sebab. Pasien rutin rawat
jalan di RS Polri. Selama mengkonsumsi obat, pasien tidak marah dan
mengamuk menurut ibu pasien. Tetapi akhir-akhir ini pasien susah jika
disuruh minum obat dan malah memarahi ibu pasien. Pasien mengaku
rutin mengkonsumsi 2 jenis obat tetapi pasien lupa nama obat tersebut.

2. Gangguan Medik
Pasien tidak memiliki penyakit bawaan sejak lahir, tidak
memiliki riwayat kejang sebelumnya. Riwayat adanya trauma
kepala diakui oleh pasien tetapi belum dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut. Tumor, epilepsi, ataupun penyakit neurologis lainnya
disangkal. Riwayat diabetes dan hipertensi juga disangkal.

3. Gangguan Zat Psikoaktif


Pasien mempunyai riwayat mengkonsumsi rokok dalam
sehari menghabiskan 1 bungkus rokok. Riwayat konsumsi
alkohol/minuman keras diakui tetapi terakhir mengkonsumsinya
saat lulus bangku SMA. Riwayat konsumsi obat-obat
terlarang/NAPZA disangkal.

E. Riwayat Kehidupan Pribadi Sebelum Sakit


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah mengalami
penyakit atau hal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang
janin. Pasien lahir dari pernikahan yang sah, cukup bulan dalam
kandungan ibu, dan lahir secara normal ditolong oleh bidan.

5
2. Masa Kanak-Kanak Dini (0-3 tahun)
Pasien tinggal dan diasuh oleh kedua orang tuanya. Pasien
dekat dengan kedua orang tua pasien. Pasien mendapatkan kasih
sayang yang cukup dari kedua orang tua pasien. Pasien tergolong
anak yang sehat dengan proses tumbuh kembang dan tingkah laku
sesuai anak seusianya.

3. Masa Kanak-Kanak Pertengahan (3-11 tahun)


Pasien termasuk anak yang aktif dan ramah serta memiliki
banyak teman. Pasien mudah bergaul di lingkungannya. Pasien
tidak pernah bertengkar ataupun bermasalah di sekolah maupun di
lingkungan tempat tinggalnya.

4. Masa Pubertas dan Remaja (11-18 tahun)


 Hubungan Sosial
Pasien termasuk anak yang aktif dan ramah, mudah dekat
dan bergaul dengan orang lain. Pasien memiliki beberapa
teman dekat. Pasien tidak pernah terlibat masalah ataupun
perkelahian dengan temannya. Pasien juga dekat dengan orang
tuanya ,kakak dan adik.

 Riwayat Pendidikan Formal


Pasien bersekolah di SD di daerah DKI Jakarta. Selama
pendidikan SD pasien tidak pernah tinggal kelas. Setelah itu
pasien melanjutkan sekolah ke tingkat SMP. Selama di SMP
prestasi pasien selalu baik dan tidak pernah tinggal kelas. Ibu
pasien juga mengatakan jika pasein mendpatkan ranking di
kelas. Setelah itu pasien melanjutkan sekolah ke jenjang SMA.
Selama di SMA prestasi pasien cukup baik. Pasien tidak pernah
memiliki masalah dengan teman dan guru di sekolahnya.

6
 Perkembangan Motorik dan Kognitif
Perkembangan motorik dan kognitif pasien tidak ada
gangguan. Pasien tidak mengalami kesulitan dalam hal
keterampilan intelektual maupun motorik.

 Gangguan Emosi dan Fisik


Pasien termasuk orang yang ramah tetapi pasien agak
tertutup dan malu dengan keluarganya untuk menceritakan
kehidupan pribadinya dalam bergaul. Pasien tidak pernah
marah terlalu hebat dan juga selalu bisa mengontrol setiap
perbuatannya.

 Riwayat Psikoseksual
Pasien tidak mempunyai masalah seksual dan tidak
pernah mengalami dan melakukan tidak pelecehan seksual.
Pasien memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis. Sikap
terhadap lawan jenis baik. Pasien belum pernah berhubungan
intim sebelum pasien menikah.

5. Masa Dewasa
 Riwayat Pekerjaan
Setelah selesai SMA, pasien bekerja di sebuah restoran
padang milik wali kelasnya (2006) setelah itu pasien bekerja di
Perusahaan elektronik (2007) dan pindah ke sebuah restoran
fastfood sebagai crew (2008) dan pernah menjadi Security di
sebuah mall (2010), lalu bekerja di mini market (2011), dan
yang terakhir menjadi delivery restoran fast food (2013). Saat
ini pasien membantu-bantu ayahnya usaha cuci motor di
rumahnya. Pasien mengaku bekerja hanya sebentar karena dia
merasa kalo dia sedang sakit. Pasien tidak memiliki masalah
dengan teman atau atasan di tempat kerjanya.

7
 Aktivitas Sosial
Pasien merupakan orang yang ramah dan mempunyai
banyak teman . Pasien sering mengikuti kegiatan pemuda di
kampungnya. Pasien sering berkumpul dengan teman-temanya.
Namun semenjak keluhan-keluhan timbul, pasien menjadi agak
tertutup.

 Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah
 Riwayat Keagamaan
Pasien dibesarkan dengan agama Islam. Pasien
mengatakan mendapat pendidikan agama di sekolahnya dan
kadang mengikuti pengajian yang ada di dekat rumahnya.
Pasien taat dalam menjalankan shalat lima waktu dan mengaji
sampai sekarang.

 Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah melanggar hukum dan tidak pernah
terkait masalah dengan kepolisian.

 Riwayat Keluarga

8
Gambar 1. Genogram Keluarga Tn. H

: Laki-laki hidup : hubungan pernikahan

: Perempuan hidup : garis keturunan

: Pasien : tinggal serumah

Pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Tidak ada riwayat
gangguan jiwa pada keluarga pasien. Saat ini pasien tinggal bersama ayah,
ibu, dan adiknya.

F. Situasi Kehidupan Sekarang


Saat ini pasien tinggal dengan ayah, Ibu dan adiknya . Keseharian
pasien adalah membantu ayahnya usaha tempat cuci motor di rumahnya.

III. STATUS MENTAL


Penilaian status mental ini dilakukan pada tanggal 24 Mei 2017

A. Deskripsi Umum
1. Penampilan

9
Pasien seorang pria berusia 30 tahun, berbadan agak kurus ,
berkulit sawo matang, dengan tinggi sekitar 155 cm dan berat 55 kg.
Berpenampilan sesuai usianya. Ketika wawancara pasien mengenakan
baju kaus berwarna hijau, sarung kotak-kotak cokelat dan mengenakan
sandal jepit. Perawatan tubuh pasien cukup baik pasien tidak bau.
Rambut rapih. Pasien tampak selalu ingin mengajak mengobrol dokter
muda. Pasien terlihat tenang namun sesekali agak gelisah, tatapan
matanya lurus ke mata lawan bicara pada saat berbicara.

2. Aktivitas dan Perilaku Psikomotor


Wawancara dilakukan di dalam bangsal pria. Selama wawancara
pasien dalam keadaan duduk. Pasien lancar menjawab pertanyaan –
pertanyaan dokter muda. Pasien juga tampak bersemangat dalam
bercerita. Pasien terkadang terdiam sebelum menjawab pertanyaan
tetapi selebihnya pasien sangat lancar saat menjawab pertanyaan
dokter muda. Pasien dokter muda. Setelah wawancara, dokter muda
berpamitan dengan pasien dan pasien menerima dengan baik sambil
berjabat tangan.

3. Sikap Terhadap Pemeriksa


Pasien cukup kooperatif terhadap pemeriksa, sopan, dan
menjawab pertanyaan dengan baik..

4. Pembicaraan
 Volume : Sedang
 Irama : Teratur
 Kelancaran : Lancar, artikulasi dan intonasi
kurang jelas
 Kecepatan : Sedang
 Kualitas : Cukup ide
 Gangguan berbicara : Tidak ada afasia, tidak ada disartria,
tidak ada ekolalia.
10
B. Keadaan Afektif
Mood : Eutimia
Afek : Menyempit
Keserasian : Serasi

C. Gangguan Persepsi
Halusinasi :
 Auditorik : Ada ( Pasien mendengar ada suara bisikan
seorang laki-laki di telinga kanan dan kiri yang menyuruhnya
untuk memukul dan membunuh)
 Visual : Tidak ada
 Taktil : Tidak ada
 Olfaktorik : Tidak ada
 Gustatorik : Tidak ada
 Ilusi : Tidak ada
 Derealisasi : Tidak ada
 Depersonalisasi : Tidak ada

D. Proses Pikir
1. Proses Pikir
o Produktivitas : Cukup ide
o Kontinuitas
- Blocking : Tidak ada
- Asosiasi longgar : Tidak ada
- Inkoherensia : Tidak ada
- Word salad : Tidak ada
- Neologisme : Tidak ada

11
- Flight of idea : Tidak ada
o Hendaya berbahasa : Tidak ada

2. Isi pikir
o Preokupasi : Tidak ada
o Gangguan isi pikiran :

Waham
 Waham Bizzare : Tidak ada
 Waham Erotomania : Tidak ada
 Waham Sistematik : Tidak ada
 Waham Nihilistic : Tidak ada
 Waham Paranoid : Tidak ada
- Waham Kebesaran : Ada (Pasien merasa bahwa
ia adalah seorang yang tinggi, hebat, dan seorang jagoan)
- Waham Kejaran : Ada (pasien merasa orang
lain tidak suka dan membencinya)
- Waham Rujukan : Tidak ada

- Waham Dikendalikan :
 Thought insertion : Ada (pasien
merasa ada yang
memasukan isi
pikirin dari luar ke
dirinya)
 Delusion of control : Ada (pasien
merasa dirinya
dikendalikan
oleh sesuatu
kekuatan dari
luar)
 Delusion of influence : Tidak ada

12
 Delusion of passivity : Tidak ada
 Delusion of perception : Tidak ada

E. Sensorium dan Kognitif


 Kesadaran : Compos Mentis
 Orientasi :
o Waktu  Baik (pasien mengetahui waktu, hari, tanggal,
bulan, tahun)
o Tempat  Baik (pasien dapat menyebutkan bahwa saat
ini sedang berada di kamarnya di Rumah Sakit Jiwa
Islam, Klender, Jakarta Timur)
o Orang  Baik (pasien tahu bahwa ia diwawancarai
oleh dokter muda dan dapat mengenali dokter
muda)

 Daya ingat :
o Daya ingat jangka panjang  Baik (pasien dapat
mengingat tahun – tahun penting dalam
kehidupannya)
o Daya ingat jangka pendek  Baik (pasien dapat
mengingat menu sarapan)
o Daya ingat yang baru-baru ini terjadi  Baik
(pasien dapat mengingat kapan dibawa ke rumah
sakit)
o Daya ingat segera  baik (pasien dapat mengingat
dan mengulang kata buku, pulpen, kertas)
 Konsentrasi : Baik (pasien dapat berhitung 100-7, secara lima
kali berturut – turut).
 Kemampuan Visuospasi : Baik

13
o Pasien dapat menggambar segi lima berhimpitan yang
ditentukan oleh dokter muda.
 Pikiran abstrak : Baik
o Pasien dapat mengetahui persamaan dan perbedaan
buah jeruk dan apel
 Pengetahuan umum dan intelegensi : Sesuai dengan tingkat
pendidikannya

F. Pengendalian Impuls
 Kemampuan mengendalikan impuls kehendak dan
keinginan : baik (pasien tidak membahayakan diri sendiri
dan orang lain)

G. Daya Nilai
 Daya Nilai Sosial

Baik (Saat diobservasi pasien tidak pernah melakukan kekerasan kepada teman-
temannya selama di Bangsal. Pasien juga bersikap baik kepada perawat dan
dokter, mau menolong temannya dan santun membalas salam).

 Uji daya nilai : Baik

Pasien ketika ditanyakan “apa yang akan dilakukan jika pasien menemukan
dompet yang terjatuh?” dapat mengetahui jawabannya dengan benar

H. Reality Test Ability (RTA)


Terganggu.

14
I. Tilikan : Derajat 4
Derajat 4 (karena pasien menyadari bahwa ada yang aneh dengan dirinya
namun tidak mengetahui apa penyebabnya)

J. Taraf dapat Dipercaya.


Dapat dipercaya.

IV. STATUS FISIK


A. Status Internus
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
> Tekanan Darah : 120/80 mmHg
> Nadi : 92 x/menit
> Suhu : 36,7 oC
> Pernapasan : 22 x/menit

Kepala : Normocephal
Mata : Pupil bulat, isokor, refleks cahaya langsung +/+,
refleks cahaya tidak langsung +/+
conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.
Telinga : Normotia
Hidung : Bentuk normal, sekret -/-
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis, T0T0
Thoraks : Cor : S1S2 Reguler, Murmur -/-, Gallop -/-
Pulmo : Suara nafas. Vesikuler, ronkhi -/-, wheezing
-/-
Abdomen : Datar lembut, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Ekstremitas : Akral hangat

15
B. Status Neurologik :
Tanda Rangsang Meningeal : Tidak ada
Refleks Fisiologis : Normal
Refleks Patologis : Tidak ada

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA dan FORMULASI


DIGNOSTIK
1. RTA : Terganggu
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Mood : Eutimia
4. Afek : Menyempit
5. Kesesuaian : Serasi
6. Gangguan isi pikir : Waham paranoid berupa waham
kebesaran, waham kejar , waham dikendalikan.
7. Gangguan persepsi : Halusinasi auditorik
8. Tilikan : Derajat 4

a. Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid

Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan psikologis
yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress)
dan hendaya (impairment/ disability) dalam melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari yang biasa, dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pasien ini menderita gangguan jiwa.
Ditemukannya adanya tanda-tanda distress yang diakibatkan oleh
adanya hendaya jiwa yaitu halusinasi auditorik berupa suara yang
menyuruhnya untuk memukul dan membunuh. Juga terdapat waham
kebesaran (pasien beranggapan bahwa dirinya orang yang hebat dan serang
jagoan), waham curiga (pasien merasa orang sekitarnya tidak suka dan benci
padanya), throught insertion (pasien merasa ada pikiran lain dari luar yang
16
masuk ke dirinya), Delusion of control (pasien merasa dirinya dikendalikan
oleh kekuatan lain).
Pasien dapat didiagnosis sebagai gangguan Skizofrenia Paranoid
karena keadaan pasien memenuhi kriteria pedoman diagnostik dalam
PPDGJ III antara lain yakni: Memenuhi kriteria umum diagnosis
skizofrenia, sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu bulan lebih. Pada
pasien ini sudah mengalami keluhan diatas kurang lebih 9 tahun.

Tabel 1. Kriteria Diagnosis Skizofrenia


Kriteria Diagnosis Hasil
1) Harus ada satu gejala berikut yang amat jelas:
a. Thought echo, thought insertion or thought Ada
withdrawal, thought broadcasting.
b. Delusion of control, delusion of influence, delusion Ada
of pasivity, delusional perseption.
c. Halusinasi auditorik Ada
d. Waham-waham menetap jenis lain yang dianggap Tidak ada
penduduk setempat dianggap tidak wajar atau
mustahil.
2) Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus
selalu ada secara jelas :
a. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja Ada
b. Arus pikir yang terputus atau mengalami sisipan Tidak Ada
yang berakibat inkoherensi atau neologisme
c. Perilaku katatonik Tidak Ada
d. Gejala – gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, Tidak ada
bicara yang jarang dan penarikan diri dari
pergaulan sosisal
3) Adanya gejala – gejala khas tersebut diatas berlangsung Ada
selama kurun waktu satu bulan atau lebih
4) Harus ada perubahan yang konsisten dan bermakna Ada
dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku

17
pribadi

Tabel 2. Kriteria Diagnosis Skizofrenia Paranoid


Kriteria Diagnosis Hasil
1) Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia Terpenuhi
2.) Sebagai tambahan :
A. Halusinasi dan/atau waham harus menonjol.
a. Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien Ada
atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik
tanpa bentuk verbal berupa pluit, mendengung,
atau bunyi tawa.
b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau
bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh; Ada
halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang
menonjol;
c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi
waham dikendalikan (delusion of control), Ada
dipengaruhi (delusion of passivity), dan keyakinan
dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang
paling khas.
B. Gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif Ya
tidak nyata/tidak menonjol.

b. Aksis II : Tidak ada diagnosis


c. Aksis III : Tidak ada diagnosis
d. Aksis IV: Tidak ada diagnosis

e. Aksis V :
GAF saat ini:  70-61  beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik.

18
GAF 1 tahun terakhir:  80-71 gejala sementara dan dapat diatasi,
disabilitas ringan dalam social, pekerjaan, sekolah, dll.

VI. DAFTAR PROBLEM


Organobiologis : Tidak ditemukan kelainan organik dan tidak
terdapat faktor herediter.
Psikologik dan perilaku : Gangguan isi pikir (waham), dan gangguan
persepsi (halusinasi)
Sosiobudaya : Tidak ada

VII. PENATALAKSANAAN
1. Non Farmakoterapi
Psikoterapi :
a) Psikoterapi suportif
Mensehati kepada pasien bahwa gejala yang ia rasakan akan
hilang jika ia rutin mengkonsumsi obat dan rajin control ke dokter
setelah sepulangnya dari RS. Serta menjelaskan akibatnya apa jika
tidak rutin minum obat. Dan tetap melakukan aktivitas untuk
mengisi waktu luangnya.

b) Psikoterapi reedukatif

Terhadap Pasien
i. Memberikan informasi kepada pasien dan edukasi mengenai
penyakit yang dideritanya, gejala-gejala, dampak, faktor -
faktor penyebab, pengobatan, dan risiko kekambuhan agar
pasien tetap taat meminum obat.

19
ii. Memotivasi pasien agar mau berobat teratur dan rutin kontrol
ke dokter.
iii. Memotivasi pasien agar lebih dapat mengingat Allah di
kehidupannya sehari – hari

Terhadap Keluarga Pasien


i. Melibatkan keluarga dalam pemulihan, dengan menerima
pasien dengan ikhlas, memberikan pengarahan kepada
keluarga agar tetap memberi dukungan untuk pemulihan
pasien dan tidak menjauhi pasien.
ii. Mereedukasi keluarga tentang pentingnya mengawasi dan
ikut serta dalam mendisiplinkan pasien untuk mengkonsumsi
obat yang diberi dan kontrol rutin setelah pulang dari rumah
sakit guna perbaikan kualitas hidup pasien.

2. Farmakoterapi :
Risperidon 2 mg : 2 x 2 tab PO

VIII. PROGNOSIS
1. Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
2. Quo ad Functionam : Dubia ad malam
3. Quo ad Sanationam : Dubia ad malam

20
LAMPIRAN

DENAH RUMAH PASIEN

21

Anda mungkin juga menyukai