Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nim : 857610954
Artinya : "Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwa (Al-Qur'an) itu benar dari
Tuhanmu lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepadanya. Dan sungguh, Allah pemberi
petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus".
b. Keterkaitan ilmu dengan iman dan hati yang tunduk adalah orang berilmu akan mengetahui
kekuasaan dan kebesaran allah sehingga membuat iman yang ia miliki menjadi meningkat. Peningkatan
iman akan membuat hati seseorang menjadi lebih mudah tunduk dan berserah diri kepada Allah swt.
Sehingga ilmu menjadi sangat penting dalam menjalani kebahagian di dunia dan di akhirat. Dalam satu
hadist nabi juga mewajibkan untuk menuntut ilmu. Nabi juga menjelaskan bahwa ilmu menjadi salah
satu aspek penting dalam meraih kebahagiaan didunia dan di akhirat kelak.
Artinya: Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-
orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong
belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".
d. Budaya akademik yang dipaparkan dalam surat Al Baqarah ayat 111 adalah untuk menunjukkan bukti
tentang klaim suatu hal. Metode ilmiah yang dilakukan untuk membuktikan apa yang dibawa sebagai
klaim bisa menjadi acuan dalam bersikap ilmiah.
Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
b. Islam secara lebih khusus Al-quran mengajarkan bahwa kehidupan politik harus dilandasi dengan
empat hal yang pokok yaitu: 1. Sebagai bagian untuk melaksanakan amanat. 2. Sebagai bagian untuk
menegakkan hukum dengan adil. 3. Tetap dalam koridor taat kepada Allah, Rasu-Nya, dan ulil amri. 4.
Selalu berusaha kembali kepada Al-quran dan Sunnah Nabi SAW. Pada bagian yang kedua, Islam
memberi kontribusi bagaimana seharusnya memilih dan mengangkat seorang yang akan diberi amanah
untuk memegang kekuasaan politik. Yaitu orang tersebut haruslah: 1. Seorang yang benar dalam pikiran,
ucapan, dan tindakannya serta jujur. 2. Seorang yang dapat dipercaya. 3. Seorang memiliki keterampilan
dalam komunikasi. 4. Seorang yang cerdas.5. Yang paling penting Anda seorang yang dapat menjadi
teladan dalam kebaikan.
Arab-Latin: Kamā arsalnā fīkum rasụlam mingkum yatlụ 'alaikum āyātinā wa yuzakkīkum wa
yu'allimukumul-kitāba wal-ḥikmata wa yu'allimukum mā lam takụnụ ta'lamụn
Artinya: Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus
kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu
dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum
kamu ketahui.
d. Amanah-amanah yang dasar terhadap pemegang kekuasaan politik di dalam QS Al-Baqarah /2: 151
adalah harus bisa menjadi imam (pemimpin) bagi kaum atau rakyatnya agar selalu bisa berhukum atau
berpanutan kepada kitab Al-Quran dan sunnah - sunnah dari nabi.
َو َم ْن اَحْ َسنُ ِد ْينًا ِّم َّم ْن اَ ْسلَ َم َوجْ هَهٗ هّٰلِل ِ َوهُ َو ُمحْ ِس ٌن وَّاتَّبَ َع ِملَّةَ اِب ْٰر ِه ْي َم َحنِ ْيفًا َۗواتَّ َخ َذ هّٰللا ُ اِب ْٰر ِه ْي َم خَ لِ ْياًل
125. Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada
Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah
memilih Ibrahim menjadi kesayangan(-Nya).
b. Fitrah interaksi manusia menurut Surah An-Nisa ayat 125 yaitu interaksi kepada Allah yang utama,
kemudian interaksi kepada manusia sesudahnya. Surah An-Nisa ayat 125 berbunyi sebagai berikut:
َو َم ْن َأحْ َسنُ ِدينًا ِّم َّم ْن َأ ْسلَ َم َوجْ هَ ۥهُ هَّلِل ِ َوه َُو ُمحْ ِس ٌن َوٱتَّبَ َع ِملَّةَ ِإب ٰ َْر ِهي َم َحنِيفًا ۗ َوٱتَّ َخ َذ ٱهَّلل ُ ِإ ْب ٰ َر ِهي َم خَ لِياًلArab-Latin: Wa man aḥsanu
diinam mim man aslama waj-hahụ lillaahi wa huwa muḥsinuw wattaba'a millata ibrāhiima ḥaniiaa,
wattakhażallaahu ibraahiima khaliilaa
Artinya: "dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya
kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan
Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya."
Dalam An nisa ayat 125 dijelaskan bahwa kita berinteraksi kepada sang pencipta dalam sikap berserah
diri dan kita berinteraksi diri kepada sesama manusia dengan melakukan perbuatan perbuatan kebaikan.
Misalnya tolong menolong,bersedekah diri,tidak mencuri,tidak memfitnah.
ََما َكانَ ِإ ْب ٰ َر ِهي ُم يَهُو ِديًّا َواَل نَصْ َرانِيًّا َو ٰلَ ِكن َكانَ َحنِيفًا ُّم ْسلِ ًما َو َما َكانَ ِمنَ ْٱل ُم ْش ِر ِكين
Artinya: Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah
seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan
orang-orang musyrik.
d. Yang dimaksud dengan Al Hanafiyyat pada surat Ali Imran ayat 67 adalah seseorang yang condong
menjauhi segala agama (kekafiran) seluruhnya, dan mendekat kepada agama yang lurus (Tauhid).