Pertemuan 3
Pertemuan 3
A0 841 x 1189
B0 1000 x 1414
C0 917 x 1297
D0 771 x 1090
1
Macam-macam ukuran deretan A seperti tabel dibawah ini, ukuran kertas yang
diperdagangkan umumnya lebih besar dari daftar tabel dibawah ini
Kertas standar tipe A biasanya digunakan untuk percetakan dan juga merupakan
perlengkapan kantor. Setiap angka yang terdapat disebelah huruf A menunjukkan
bahwa ukuran kertas tersebut adalah ½ dari ukuran kertas sebelumnya . Kertas A 1
adalah ½ dari kertas A0 (lebar A1 = ½ panjang A0), kertas A2 adalah ¼ dari kertas A0
atau ½ dari kertas A1. Kertas A3 adalah 1/8 dari kertas A0 atau ¼ dari kertas A1
atau ½ dari kertas A2 begitu seterusnya.
No Ukuran mm inch
Lebar Panjang Lebar Panjang
1 4 A0 1.682 2.378 66,22 93,62
2 2 A0 1.189 1.682 46,81 66,22
3 A0 841 1.189 33,11 46,81
4 A1 594 841 23,39 33,11
5 A2 420 594 16,54 23,39
6 A3 297 420 11,69 16,54
7 A4 210 297 8,27 11,69
8 A5 148 210 5,83 8,27
9 A6 105 148 4,13 5,83
10 A7 74 105 2,91 4,13
11 A8 52 74 2,05 2,91
12 A9 37 52 1,46 2,05
13 A10 26 37 1,02 1,46
Tabel 2. Ukuran standar kertas ISO type A
2
Ukuran Ukuran kertas siap Tepi Ruang gambar
pakai
3
Kertas standar tipe B, mempunyai ukuran ± diantara 2 ukuran kertas tipe A. Kertas
ini biasa digunakan untuk poster ataupun lukisan dinding. Dasar perhitungan
kertas tipe B adalah ukuran kertas B0 yaitu 1.000 mm x 1.414 mm.
No Ukuran mm inch
Lebar Panjang Lebar Panjang
1 B0 1.000 1.414 39,37 55,67
2 B1 707 1.000 27,83 39,37
3 B2 500 707 19,68 27,83
4 B3 353 500 13,90 19,68
5 B4 250 353 9,84 13,90
6 B5 176 250 3,93 9,84
7 B6 125 176 4,92 6,93
8 B7 88 125 3,46 4,92
9 B8 62 88 2,44 3,46
10 B9 44 62 1,73 2,44
11 B10 31 44 1,22 1,73
Tabel 3. Ukuran standar kertas ISO tipe B
4
C. Papan gambar
Kertas Gambar
5
Bab 6 Cara-cara Proyeksi
A. Pengertian proyeksi
Dengan proyeksi siku-siku dari 1 titik pada suatu bidang tertentu (bidang
proyeksi), dimaksudkan titik kaki dari garis tegak, yang diturunkan ke bidang
proyeksi dari titik itu.
Terbentuknya sebuah proyeksi garis adalah titik-titik kaki dari garis tegak, yang
dapat diturunkan dari semua titik dari garis tersebut ke bidang proyeksi. Untuk
menetapkan suatu proyeksi dari suatu garis lurus, cukup apabila 2 buah titik
misalnya 2 titik akhir dari garis tersebut diproyeksi pada bidang proyeksi.
6
Gambar 23. Proyeksi siku-siku dari garis titik pada bidang
Apabila garis P-Q sejajar dengan garis proyeksi, maka proyeksi itu sama
panjangnya dengan garis yang diproyeksikan (gambar 23). Dalam kasus lain
proyeksi itu lebih pendek daripada garis yang diproyeksikan (gambar 24).
7
Bila garis yang kita lihat itu tegak lurus pada bidang proyeksi, maka proyeksinya
berupa 1 titik seperti pada gambar 25.
Dalam suatu gambar pandangan merupakan satu hal yang utama, terutama
pandangan depan. Yang dimaksud dengan pandangan depan adalah
pandangan suatu benda kerja yang mewakili keseluruhan benda kerja.
Bukan pandangan dari depan seperti pada umumnya. Sebagai contoh
gambar 26a dibawah ini.
8
Gambar 26 b. Pandangan atas Gambar 26 c. Pandangan samping kiri
9
Proyeksi 2 dimensi adalah penerjemahan suatu benda bentuk 3 dimensi kedalam
bentuk 2 dimensi, artinya benda tersebut digambarkan hanya dari salah satu
sudut pandang, dan oleh sebab itu gambar proyeksi 2 dimensi hanya memiliki dua
komponen ukuran , yaitu panjang dan lebar. Kekurangan satu elemen ukuran
yang lain yaitu ukuran tinggi dikompensasi dengan di buatkan proyeksi dari sudut
pandang yang lain yang dapat memperlihatkan ketinggian benda tersebut.
Apabila benda yang hendak diproyeksikan memiliki kerumitan yang tinggi, tidak
menutup kemungkinan gambar proyeksi yang dibuat menampilkan banyak sudut
pandang. Gambar tampilan proyeksi 2 dimensi diusahakan menampilkan sesedikit
mungkin pandangan dengan memperhatikan faktor kerapian dan kemudahan
pembacaan gambar.
10
Gambar 28.b. Konsep proyeksi
11
Gambar 29. Gambar proyeksi
Bila hanya ada gambar proyeksi seperti gambar 29 diatas saja, akan terdapat lebih
dari satu alternatif gambar 3 dimensi, seperti gambar 30 dibawah ini.
Gambar 30. Beberapa alternatif benda kerja sesuai gambar proyeksi gambar 29
Pada gambar 30 terlihat bahwa semua bentuk benda tersebut memiliki gambar
proyeksi yang sama seperti gambar 29 (dilihat dari pandangan depan). Untuk
mengetahui dengan pasti bagaimana bentuk benda yang sebenarnya, kita harus
menambah gambar proyeksi tersebut dengan mengambil sudut pandang yang
lain, bisa 2 pandangan, 3 pandangan atau lebih, tergantung dari tingkat kerumitan
yang dimiliki oleh benda tersebut. Peraturan dalam menentukan jumlah sudut
pandang proyeksi adalah buatlah pandangan sesedikit mungkin, dengan
menampilkan seluruh informasi yang diperlukan, dengan catatan keseluruhan
gambar tersebut mudah dibaca semua orang (artinya lebih baik membuat gambar
12
3 pandangan dengan kondisi yang mudah dibaca daripada membuat gambar 2
pandangan dengan kondisi yang sulit dibaca).
a b c
13