KOEFISIEN FENOL
Disusun oleh:
Muhamad Danuartha
Muhammad Tazky.A
BOGOR
2021
Nama Kelompok : Tanggal mulai :
KOEFISIEN FENOL 24 - 08 - 2021
Kelas : Tanggal selesai :
26 - 08 - 2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mengevaluasi daya anti mikroba suatu desinfektan dengan memperkirakan
potensi dan efektivitas desinfektan berdasarkan konsentrasi dan lamanya kontak
terhadap kuman dan membandingkannya terhadap fenol standar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keterangan :
Pc:Koefisien Fenol
1.3 Fenol
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol
memiliki sifat yang cenderung asam, artinya dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang
dapat dilarutkan dalam air (Aditya, 2009). Fenol merupakan komponen utama
pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol).
Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya
semprotan kloraseptik (Aditya, 2009).
2.2 Desinfektan
BAB III
METODOLOGI
Alat: Bahan:
Labu Erlenmeyer 250 ml Aquadest
Labu Takar 50 ml NaCl Fisiologis
Pipet Ukur 1, 5, 25 ml Nutrien Brot
Rak Tabung Fenol
Tabung Reaksi Desinfektan (Super Sol)
3) Pembuatan Inokulum
1. Diambil bakteri biakan S.Aureus dengan ose yang sudah di sterilisasi
2. Ditambahkan 2ml NaCL fisiologis 0,9%
3. Dipipet 0,5ml bakteri S.Aureus 10-9
4. Dimasukan kedalam tabung reaksi yang berisi 4,5ml NaCL fisiologis
5. Dilakukan cara yang sama sampai pengenceran 106.
BAB V
DATA PENGAMATAN
Data Timbang
- Nutrient Broth
- NaCl Fisiologis
- Fenol
- Sterilisasi basah
Jam masuk = 10.39
Jam mulai mendesis = 11.09
Jam keluar mendesis = 11.18
Jam mulai sterilisasi = 11.18
Jam selesai sterilisasi = 11.33
Jam keluar = 11.35
- Sterilisasi kering
Jam masuk = 10.20
Jam keluar = 11.20
- NB = (3×6×6)×5 ml
=180 × 5 ml
= 540 ml
13 gram x
Gram NB = ×
1000 ml 540 ml
7020
X= =7,02 gram
1000
= 20 ml × 6
= 120 ml
0,9 % ×120 ml
Gram NaCl = =1,08 gram
100 %
BAB IV
Pada praktikum kali ini dilakukan uji koefisien fenol terhadap salah
satu merek pembersih lantai. Hal yang pertama kali dilakukan adalah
preparasi alat. Dilakukan sterilisasi panas kering terhadap alat gelas yang
digunakan, alat terlebih dahulu dibungkus dengan koran. Fungsi
dibungkusnya alat tersebut untuk menjaga agar pipet yang sudah
disterilisasi tadinya tidak terkontaminasi, hal ini dikarenakan karena
seluruh pekerjaan dalam analisis mikrobiologi harus dikerjakan secara
aseptis. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk
mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu benda, sterilisasi
pada alat gelas dilakukan pada suhu 170 C dalam waktu 1 jam.
Kemudian, dilakukan preparasi media, media yang digunakan pada
pengujian kali ini yaitu, Nutrient broth. Sebelum kita membuat media
pelarut kita perlu menghitung berapa gram media dan pelarut yang akan
digunakan dan berapa mililiter air suling untuk melarutkan media dan
pelarut, hal ini disebabkan karena pengujian pada mikrobiologi media dan
pelarut diperhitungkan agar data yang dihasilkan lebih spesifik dan
merupakan tuntunan dalam praktikum mikrobiologi. Penentuan waktu
bunuh rata-rata fenol terhadap Staphylococcus aureus diilakukan agar
dapat memperoleh perbandingan daya bunuh sampel dengan standar
sehinggaakan diperoleh nilai koefisien fenolnya.
Berdasarkan hasil pengamatan tabel dapat diketahui bahwa semua bahan uji
baik fenol ataupun desinfektan ditumbuhi bakteri.Hal ini ditunjukkan dengan
tanda plus (+) yang artinya bakteri dapat hidup dan tumbuh pada bahan uji
tersebut ditandai dengan adanya kekeruhan pada larutan yang diujikan.
Pengamatan ini dilakukan setelah inkubasi selama 24 jam. Adapun pengenceran
fenol yangdigunakan ialah 1: 20 dan 1:80. Sedangkan pengencerandesinfektan
(Supersol) yang digunakan ialah masing-masing 1:10, 1:80, 1:100, 1:150. Dan
penanaman bakteri dengan interval masing-masing 5 menit.
Suspensi bakteri yang telah dimasukkan ke dalam 3 tabung berisi
pengenceran fenol tadi kemudian dipindahkan lagi dari tiaptabung tersebut
ke dalam 3 tabung reaksi yang berisi Nutrient Broth,sebanyak satu ose.
Pemindahan suspensi bakteri dari tabung dilakukan dengan menggunakan
ose yang sudah difiksasi sebelumnya. Setelah difiksasi, ditunggu beberapa
saat sebelum mengambil bakteri, agar suhu ose tidak terlalu panas dan
bakteri tidak mati. Tetapi perlu diingat juga bahwa ose tidak boleh terlalu
lamadi diamkan agar ose tidak terkontaminasi dengan bakteri dari udara.
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa pada larutanfenol
yang telah diinokulasi bakteri tidak menyebabkan kematian bakteri. begitu
pula pada larutan desinfektan yang juga tidak dapat membunuh bakteri
gram negative yang ditanamkan di dalamnya. Hal ini dapat diketahui
dengan adanya indikasi kekeruhan yang timbul dalam bahan uji.
Tumbuhnya semua bakteri pada bahan uji ini tidak sesuai dengan
teori. Hal ini ditunjukkan dengan hasil pengamatan yang hasilnya berupa
tanda plus (+) yang berarti pada tabung reaksi hasil pengenceran
ditemukannya pertumbuhan bakteri subkultur (menit) baik pada
pengenceran fenol maupun supersol. Hal ini bisa disebabkan karena tidak
semua desinfektan dapat digunakan untuk pengendalian mikroorganisme
secara umum. Desinfektan hanyacocok untuk mengendalikan
mikroorganisme tertentu, tidak mampumengendalikan mikroorganisme
lain.Beberapa jenis desinfektan adayang hanya efektif pada lapisan luar
saja, ada yang memiliki dayakerja yang luas terhadap mikroorganisme dan
ada pula yang hanya bisa mengatasi sejumlah kecil mikroorganisme.
Pengguna desinfektandituntut bisa melakukan pilihan secara tepat,
sehingga minimal harusmengetahui kelemahan dan keunggulan masing-
masing desinfektan.Bakteri dalam bentuk spora lebih tahan terhadap
desinfektan. Hal inidisebabkan karena dinding spora bersifat impermeabel
dan asamribonukleat di dalam protoplasma memiliki ketahanan yang
tinggiterhadap pengaruh buruk dari desinfektan.
Faktor yang mempengaruhi gagalnya praktikum ini adalahkerja yang
tidak aseptis. Komunikasi saat proses kerja mungkinmenjadi salah satu
faktor gagalnya percobaan. Saat berkomunikasi, percikan air liur atau
hembusan uap air dari hidung dan mulut akanmenambah jumlah kuman
yang tidak sebanding dengan daya bunuhdesinfektan. Faktor lainnya
kemungkinan disebabkan oleh peralatan yang tercemar/ tidak aseptis.
Faktor-faktor lain kemungkinan penyebab terjadinya kesalahan
praktikan antara lain adalah:
Pengerjaan praktikum secara paralel
Kegagalan yang terjadi dalam praktikum ini mungkin juga disebabkan oleh
pengerjaan tabung Uji Disinfektan secara paralel yang saat itu dimaksudkan untuk
mempersingkat waktu pengerjaan. Pengerjaan secara paralel tersebut telah
mengakibatkanketidakakuratan dan ketidaktelitian perhitungan waktu yang
diperlukan.
BAB V
Pada jenis pengenceran fenol 1:20 dan 1:80 tidak efektif membunuh
bakteri S.Aureus karena, ditemukan pertumbuhan bakteri Sub culture
(menit) pada setiap pengenceran. Namun pada perbandingan 1: 80 di
menit ke 15 tidak ditemukan bakteri sub culture, kemungkinan fenol
efektif membunuh bakteri S. aureus pada waktu yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Fajri. Hera, 2014. Uji koefisien fenol produk antiseptic dan desinfektan yang
mengandung senyawa aktif. Jakarta : UIN
Shufyani Fahma, dkk. 2018. Koefisien fenol produk desinfektan yang beredar di
salah satu supermarket: Institut Kesehatan Medistra
Https://www.scribd.com/doc/145850998/Laporan-uji-koefisien-fenol-uda-diedit
Https://www.academia.edu/12294629/koefisien_fenol
LAMPIRAN
Waktu (menit)
Jenis pengenceran Perbandingan
5 10 15
1 : 20 + + +
Fenol
1 : 80 + + -
1 : 10 + - -
1 : 80 + + +
Dinsifektan (super sol)
1 : 100 - - +
1 : 150 + + +