Anda di halaman 1dari 19

Program Backstopping 2007

Modul-XVIII
Alat-alat Optik
Drs. Wildian, M.Si

A. Tujuan Kegiatan Pembelajaran


Setelah mempelajari Kegiatan Belajar pada Modul-VIII, anda diharapkan dapat:
 Menjelaskan tentang mata dan cacat mata, pembentukan bayangannya, serta lensa
yang digunakan untuk membantunya.
 Menjelaskan tentang lup, perbesaran linier, dan perbesaran sudut
 Menjelaskan tentang mikroskop dan pembentukan bayangan oleh mikroskop.
 Menjelaskan tentang teleskop (teropong) dan pembentukan bayangan oleh
teleskop.
 Menggunakan rumus-rumus yang terkait dengan alat-alat optik.

B. Uraian Materi

Dalam pembahasan terdahulu telah dijelaskan bahwa peristiwa pembiasan cahaya juga
berlaku pada lensa, yaitu sebuah benda bening (tembus cahaya) yang dibatasi oleh dua
bidang lengkung, atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar. Tak dapat dipungkiri,
bahwa lensa merupakan alat optik sederhana yang sangat penting bagi kita. Hampir
semua alat optik memiliki lensa. Teleskop, mikroskop, kamera, kaca pembesar (lup),
kaca-mata, dan bahkan mata kita sendiri terdiri atas lensa.

1. Mata
Gambar 1 memperlihatkan penampang lintang anatomi mata manusia.

Fisika FMIPA Universitas Andalas 283


Program Backstopping 2007

Gambar 1: Penampang lintang mata manusia.


Kornea merupakan selaput bening yang melapisi bagian depan mata dan berfungsi
sebagai lapisan pelindung. Iris adalah selaput di depan lensa mata yang membentuk celah
lingkaran yang disebut pupil. Iris, selain berfungsi memberi warna pada mata, juga
mengatur lebar pupil agar intensitas cahaya yang masuk ke mata dapat disesuaikan
dengan kebutuhan. Di tempat yang terang, pupil mengecil agar lebih sedikit cahaya yang
masuk ke mata sehingga mata tidak silau. Sebaliknya, di tempat gelap, pupil membesar
agar lebih banyak cahaya masuk ke mata. Lensa mata (lensa kristalin) merupakan lensa
cembung yang berfungsi sebagai alat pembias cahaya yang fleksibel (karena
ketebalannya dapat diatur).
Bayangan yang dibentuk oleh lensa mata ditangkap di retina yang terdiri atas
susunan syaraf dan penerima (receptors). Penerima yang sangat peka terhadap cahaya
dikenal sebagai bintik kuning. Informasi dalam bentuk cahaya ini kemudian dikirim
melalui syaraf-syaraf optik ke otak dalam bentuk sinyal-sinyal listrik, lalu otak
menerjemahkannya sesuai menurut kriteria benda yang telah tertanam (terekam)
sebelumnya di dalam memori otak. Bayangan yang terbentuk di retina bersifat nyata,
terbalik, dan diperkecil. Meskipun terbalik, otak menerjemahkan informasi ini sebagai
bayangan tegak.
Agar bayangan jatuh tepat di retina, maka panjang fokus lensa mata harus dapat
diubah-ubah (yaitu dengan mengubah-ubah ketebalan lensa) sesuai dengan jarak benda
yang dilihat. Otot yang bertugas mengatur perubahan ketebalan lensa mata ini adalah otot
siliar (ciliary muscle). Kemampuan mata menyesuaikan ketebalan lensa mata (menebal
atau menipis) dalam mengupayakan agar bayangan tepat jatuh di retina disebut daya
akomodasi mata.
Titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata dalam
keadaan tidak berakomodasi disebut titik jauh (punctum remotum, PR), sedangkan titik
terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata dalam keadaan berakomodasi
maksimum disebut titik dekat (punctum proximum, PP). Untuk mata normal, PR = (tak
berhingga) dan PP = 25 cm.

Cacat Mata dan Penggunaan Kacamata


Jangkauan penglihatan mata normal (emetropi) adalah 25 cm sampai dengan tak
berhingga. Sebagian orang mengalami ketidaknormalan pada mata, yang disebut cacat
mata atau aberasi, seperti antara lain: rabun jauh, rabun dekat, mata tua, dan
astigmatisma. Cacat mata ini dapat diatasi dengan memakai kacamata, lensa kontak, atau
melalui operasi dengan sinar laser.

Rabun jauh (miopi)


Rabun jauh alias terang dekat terjadi karena lensa mata tidak dapat dipipihkan
sebagaimana yang diperlukan, sehingga bayangan benda yang sangat jauh tidak bisa jatuh
tepat di retina, melainkan di depannya. Titik jauh mata miopi terletak pada jarak tertentu
yang lebih kecil dari tak berhingga. Jadi, PR < . Agar dapat melihat benda yang jauh,
penderita miopi menggunakan kacamata berlensa cekung (divergen) sehingga bayangan
dari benda yang jauhnya berhingga itu dapat terbentuk tepat di retina. Jadi, fungsi lensa
cekung di sini adalah membentuk bayangan di titik jauh mata miopi, yang kemudian
dibentuk menjadi bayangan akhir di retina oleh lensa mata (Gambar 2).

Fisika FMIPA Universitas Andalas 284


Program Backstopping 2007

(1)

Gambar-
2: Mata
miopi
dibantu
dengan
kacamata
berlensa
negatif.

Karena
benda di
tak
berhingga
(s = ),
maka kuat
lensa yang
diperlukan untuk mata miopi dapat ditentukan sebagai berikut:

atau

(2)
Karena P dalam dioptri, maka PR
harus dinyatakan dalam meter.

Rabun dekat (hipermetropi)


Rabun dekat alias terang jauh terjadi karena lensa mata tidak dapat dicembungkan
sebagaimana yang diperlukan, sehingga bayangan benda yang dekat tidak bisa jatuh tepat
di retina, melainkan di belakangnya. Titik dekat mata hipermetropi terletak pada jarak
yang lebih besar dari 25 cm. Jadi, PP > 25 cm. Agar dapat melihat benda yang dekat,
penderita hipermetropi menggunakan kacamata berlensa cembung (konvergen) sehingga
bayangan dari benda yang berada di titik dekat normal (25 cm) dapat terbentuk tepat di
retina. Jadi, fungsi lensa cembung di sini adalah membentuk bayangan di titik dekat mata
hipermetropi, yang kemudian dibentuk menjadi bayangan akhir di retina oleh lensa mata
(Gambar 3).

(3)

Fisika FMIPA Universitas Andalas 285


Program Backstopping 2007

Gambar-3: Mata hipermetropi dibantu dengan kacamata berlensa positif.

Mata tua (presbiopi)


Mata tua merupakan cacat mata berupa pengurangan daya akomodasi mata pada usia
lanjut, sehingga titik dekat mata menjadi lebih jauh dan titik jauh mata menjadi lebih
dekat (sn > 25 cm dan PR < ~). Untuk membantu penderita presbiopi digunakan
kacamata berlensa rangkap yang disebut kacamata bifokal. Lensa positif pada kacamata
itu digunakan untuk melihat benda yang dekat dan lensa negatif untuk melihat benda
yang jauh.

2. Kamera
Bagian-bagian sebuah kamera mirip seperti mata:
 Lensa kamera seperti lensa mata, yaitu merupakan lensa cembung. Fungsinya
untuk memproyeksikan bayangan dari benda-benda yang jauh (gunung, misalnya)
pada sebuah film.
 Film peka cahaya pada kamera mirip seperti retina pada mata, yaitu berfungsi
menangkap bayangan.
 Celah diafragma pada kamera mirip seperti iris yang mengatur lebar pupil, yaitu
untuk mengatur intensitas cahaya yang mengenai film.
 Pemfokus pada kamera mirip seperti otot siliar pada mata, yaitu berfungsi
mengatur fokus lensa agar bayangan yang terjadi tepat terletak pada film.

Fisika FMIPA Universitas Andalas 286


Program Backstopping 2007

Gambar 4: Bagian-bagian kamera.

Bayangan yang terbentuk pada film juga memiliki sifat-sifat yang serupa dengan
bayangan yang terbentuk di retina mata, yaitu: sejati, terbalik, dan diperkecil.

Gambar 5:
Pemfokus
pada kamera
berfungsi
untuk

menghasilkan gambar yang jelas


(tidak kabur) pada film.

3. Lup
Lup alias kaca pembesar (magnifying glass) adalah lensa cembung yang digunakan untuk
melihat benda-benda kecil agar terlihat lebih besar dan jelas. Sebagaimana kita ketahui,
suatu benda akan terlihat lebih besar bila benda itu berada dekat dari mata. Sebaliknya,
benda akan terlihat lebih kecil bila makin jauh dari mata, meskipun ukuran benda itu
sesungguhnya tidak berubah, seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Tinggi OA sama
dengan tinggi OB, tetapi di retina, tinggi OA’ terkesan lebih kecil daripada tinggi OB’.

Fisika FMIPA Universitas Andalas 287


Program Backstopping 2007

Gambar 6:
Sudut
penglihatan
mata.

Sudut
penglihatan mata () memiliki batas maksimum, yaitu pada saat benda berada di titik
dekat mata. Jika diperbesar terus (dengan menggeser benda mendekati mata hingga
melewati titik dekat mata), maka bayangan yang terbentuk akan tampak kabur. Untuk
mengatasi masalah kabur pada jarak yang lebih kecil dari jarak titik dekat mata ini, maka
digunakanlah lup alias kaca pembesar. Lup digunakan dengan cara menempatkannya
dekat dengan mata. Lup banyak digunakan oleh tukang arloji.
Perbesaran Sudut
Perbesaran sudut (angular magnification), disimbolkan dengan Ma , adalah perbandingan
antara sudut penglihatan yang menggunakan alat optik ( ) dan sudut penglihatan tanpa
menggunakan alat optik (). Jadi,
(4)

Perbesaran Sudut untuk Mata Berakomodasi Maksimum

Untuk mata berakomodasi maksimum, bayangan yang ditimbulkan oleh lup haruslah
terletak pada titik dekat mata (sn).

Gambar 7:
Sudut
penglihatan mata
ketika (a) tanpa
lup, dan (b)
dengan lup dan
mata

berakomodasi maksimum.

Perhatikan Gambar 7. Karena  dan adalah sudut-sudut kecil, maka perbandingan


sudutnya dapat dianggap sebagai perbandingan tangen sudut, sehingga perbesaran
sudutnya menjadi

atau

Fisika FMIPA Universitas Andalas 288


Program Backstopping 2007

(7)

Untuk mata berakomodasi maksimum,


lup harus membentuk bayangan maya
di titik dekat mata (sn), sehingga s’ = -
sn. Dengan menggunakan rumus , maka diperoleh

(8)

Untuk mata tak berakomodasi alias rileks, bayangan yang dibentuk oleh lup harus
terletak di jauh tak berhingga. Itu berarti, benda harus terletak di titik fokus lup (s = f),
sehingga perbesaran sudutnya menjadi

(9)

4. Mikroskop
Perbesaran sudut sebuah lup (Pers. 9) ternyata memiliki batas maksimum. Jika f
diperkecil terus (untuk memperoleh perbesaran sudut yang lebih besar), maka akan
terjadi cacat bayangan, sehingga bayangan menjadi kabur. Bayangan hanya tampak jelas
jika perbesaran sudutnya tidak lebih dari 20 kali. Padahal, untuk mengamati benda-benda
yang sangat kecil, sering sekali dibutuhkan perbesaran hingga ratusan kali. Untuk itu
digunakan alat yang disebut mikroskop.
Mikroskop tersusun atas dua buah lensa cembung (lensa positif), yaitu:
 lensa obyektif (yaitu lensa cembung yang berada di dekat obyek yang diamati)
 lensa okuler (yaitu lensa cembung yang berada di dekat mata). Lensa okuler
bersifat sebagai lup dan dapat digeser-geser.
Ciri mikroskop adalah:
a. Jarak fokus obyektif lebih kecil
daripada jarak fokus okulernya (
).
b. Benda yang akan diamati harus terletak di antara fob dan 2 fob.

Pembentukan bayangan oleh mikroskop

Fisika FMIPA Universitas Andalas 289


Program Backstopping 2007

Gambar 8: Pembentukan bayangan oleh mikroskop.


Pada Gambar 8 tampak bahwa lensa obyektif digunakan untuk membentuk bayangan
nyata dan diperbesar. Itulah sebabnya, benda harus diletak di antara Fob dan 2 Fob. Lensa
okuler bertindak sebagai lup agar bentuk bayangan akhir bersifat maya dan diperbesar.
Oleh sebab itu, bayangan nyata yang dibentuk oleh lensa obyektif harus terletak di antara
Fok dan pusat optik lensa okuler. Jarak lensa obyektif dan lensa okuler disebut panjang
mikroskop, yaitu

(10)

Perbesaran pada mikroskop

Perbesaran pada mikroskop (Mob) ‘disumbangkan’ dari perbesaran oleh lensa obyektif
dan lensa okuler. Perbesaran oleh lensa obyektif merupakan perbesaran linier:

(11)

Adapun perbesaran oleh lensa okuler merupakan perbesaran sudut, persis berlaku sebagai
lup, yaitu:
 Untuk mata berakomodasi
maksimum:
 Untuk mata tak
berakomodasi:

Fisika FMIPA Universitas Andalas 290


Program Backstopping 2007

Perbesaran total mikroskop tersebut (Mmik) merupakan hasil kali perbesaran lensa
obyektif dan perbesaran lensa okuler:

(12)

4. Teropong (Teleskop)

Teleskop alias teropong adalah alat optik yang digunakan untuk melihat benda-benda
yang sangat jauh (gunung dan bintang, misalnya) agar tampak lebih dekat dan jelas.
Teropong dapat dikelompokkan atas:
 Teropong bias, yaitu teropong yang terdiri dari beberapa lensa.
 Teropong pantul, yaitu teropong yang terdiri dari beberapa cermin dan lensa.

Yang termasuk kelompok teropong bias adalah:


- Teropong bintang alias teropong astronomi.
- Teropong bumi.
- Teropong panggung.
- Teropong prisma alias binokuler.

Teropong Bintang
Teropong bintang digunakan untuk
mengamati benda-benda angkasa,
seperti bintang, Bulan, Matahari, dan bahkan galaksi. Teropong bintang menggunakan
dua buah lensa positif (lensa cembung), yang disebut lensa obyektif dan lensa okuler
(eyepiece). Berbeda dengan mikroskop, teropong memiliki jarak fokus lensa obyektif
yang lebih besar daripada jarak fokus lensa okuler (). Karena yang diamati adalah benda-
benda angkasa yang jaraknya sangat jauh (sob = ~), maka sinar-sinar yang masuk pada
teropong merupakan sinar-sinar sejajar, sehingga bayangan yang dibentuk oleh lensa
obyektif terletak di titik focus lensa obyektif (s’ob = fob). Dengan demikian, panjang
teropong adalah
d = fob + sok (13)

Fisika FMIPA Universitas Andalas 291


Program Backstopping 2007

Gambar 9: Pembentukan bayangan oleh teropong bintang untuk mata tak berakomodasi

Apabila mata tak berakomodasi, maka sok = fok , sehingga panjang teropong menjadi
d = fob + fok (14)

Perbesaran bayangan oleh teleskop:


 Untuk mata tak berakomodasi:
Mteropong = (15)
 Untuk mata berakomodasi maksimum (s’ok = - sn):
Mteropong = (16)

C. Rangkuman
 Titik terjauh yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata dalam
keadaan tidak berakomodasi disebut titik jauh (punctum remotum, PR),
sedangkan titik terdekat yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata dalam
keadaan berakomodasi maksimum disebut titik dekat (punctum proximum, PP).
Untuk mata normal, PR = (tak berhingga) dan PP = 25 cm.
 Pada rabun jauh alias terang dekat, bayangan benda yang sangat jauh jatuh di
depan retina. Titik jauh mata miopi: PR < . Agar dapat melihat benda yang jauh,
penderita miopi menggunakan kacamata berlensa cekung (divergen). Jadi,

 Pada rabun dekat alias


terang jauh, bayangan benda yang dekat jatuh di belakang retina. Titik
dekat mata hipermetropi terletak pada jarak yang lebih besar dari 25 cm. Jadi, PP
> 25 cm. Agar dapat melihat benda yang dekat, penderita hipermetropi
menggunakan kacamata berlensa cembung (konvergen) sehingga bayangan dari
benda yang berada di titik dekat normal (25 cm) dapat terbentuk tepat di retina.
Jadi,
 Pada mata tua (presbiopi) titik dekat mata menjadi lebih jauh dan titik dekat mata
menjadi lebih dekat (sn > 25 cm dan PR < ~). Untuk membantu penderita
presbiopi digunakan kacamata berlensa rangkap yang disebut kacamata bifokal.
Lensa positif pada kacamata itu digunakan untuk melihat benda yang dekat dan
lensa negatif untuk melihat benda yang jauh.
 Perbesaran sudut pada lup:
- Untuk mata tak
berakomodasi:
- Untuk mata
berakomodasi maksimum:
- Untuk mata
berakomodasi pada
jarak x:

 Mikroskop tersusun atas


dua buah lensa cembung
(lensa positif): lensa

Fisika FMIPA Universitas Andalas 292


Program Backstopping 2007

obyektif dan lensa okuler. Lensa okuler berlaku sebagai lup. Jarak lensa obyektif
dan lensa okuler disebut panjang mikroskop: . Perbesaran pada mikroskop: atau
(untuk mata tak berakomodasi), dan (untuk mata berakomodasi maksimum).

 Teropong bintang menggunakan dua buah lensa positif (lensa cembung), yang
disebut lensa obyektif dan lensa okuler (eyepiece). Bayangan yang dibentuk oleh
lensa obyektif terletak di titik focus lensa obyektif (s’ob = fob). Dengan demikian,
panjang teropong adalah: d = fob + sok. Perbesaran bayangan oleh teleskop:
- Untuk mata tak berakomodasi: Mteropong =
- Untuk mata berakomodasi maksimum (s’ok = - sn)  Mteropong =

D. Contoh Soal

1. Seorang penderita rabun jauh (miopi) mempunyai titik jauh 75 cm di depan mata.
Tentukanlah kuat lensa dan fokus lensa kacamata yang dipakai agarorang itu
dapat melihat dengan jelas benda yang sangat jauh.
Penyelesaian:
PR = 75 cm = 0,75 m.
Kuat lensa:
 dioptri.
Fokus lensa:
 = -0,75 m = -75 cm.
[Tanda minus menyatakan
bahwa lensa yang digunakan adalah
lensa cekung
(divergen)].

2. Titik dekat seseorang yang rabun dekat adalah 2 m. Tentukanlah kuat lensa
kacamata yang diperlukan jika orang tersebut ingin membaca dengan jelas pada
jarak (a) 40 cm, dan (b) 25 cm dari matanya.
Penyelesaian:
s’ = -PP = -2 m = -200 cm.
(a) Untuk s = 40 cm:
   f = 50 cm =
0,5 m.
Kuat lensa:
 = 2 dioptri.

(b) Untuk s = 25 cm:


   f = cm = m.
Kuat lensa:
 = 3,5 dioptri.

3. Sebuah lup dengan fokus 10 cm digunakan oleh seseorang yang bermata normal.
Dengan menganggap lup menempel pada mata, tentukanlah perbesaran sudut

Fisika FMIPA Universitas Andalas 293


Program Backstopping 2007

(angular) lup bila (a) mata berakomodasi maksimum, (b) mata berakomodasi pada
jarak 50 cm, dan (c) mata tak berakomodasi.
Penyelesaian:
f = 10 cm; sn = 25 cm; dan x = 50 cm.

(a) Perbesaran sudut untuk mata berakomodasi maksimum:


 = 3,5 kali.
(b) Perbesaran sudut untuk
mata berakomodasi pada
jarak x:
 = 3 kali.
(c) Perbesaran sudut untuk
mata tak berakomodasi:
 = 2,5 kali.

4. Sebuah mikroskop digunakan


untuk mengamati sebuah benda yang panjangnya 0,4 mm. Pada saat pengamatan,
mata tidak berakomodasi dan jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler adalah
10 cm. Jika jarak fokus lensa obyektif 0,2 cm, dan jarak fokus lensa okuler 2,5
cm, tentukanlah: (a) panjang bayangan akhir, (b) berapa jauh dan ke mana lensa
okuler harus digeser agar mata berakomodasi maksimum.
Penyelesaian:
(a) Untuk mata tak berakomodasi, bayangan yang dibentuk lensa okuler
terletak di tak berhingga (s’ok = ~) dan benda bagi lensa okuler terletak di
fokus okuler (sok = fok).
  cm.
Untuk menentukan sob
, gunakan:
  sob = 0,2
cm.

Perbesaran total mikroskop untuk mata tak berakomodasi:


 = 375 kali.

Panjang bayangan
akhir:
 
h” = 150 mm.

(b) Untuk mata berakomodasi maksimum, bayangan akhir (maya) harus


terletak di titik dekat mata (s’ok = -sn = -25 cm). Untuk itu, jarak benda
untuk okuler (sok ) yang baru dapat dihitung dari:
  sok = 2,27
cm.

Fisika FMIPA Universitas Andalas 294


Program Backstopping 2007

Karena sok yang baru adalah 2,27 cm, sedangkan sok yang lama adalah 2,5
cm, maka lensa okuler itu harus digeser mendekati lensa obyektif sebesar:
2,5 cm – 2,27 cm = 0,23 cm.

E. Soal-soal Latihan

1. Mata dapat melihat sebuah benda dengan jelas apabila terbentuk bayangan….
a. nyata, tegak di retina c. maya, tegak di retina
b. nyata, terbalik di retina d. maya, terbalik di retina

2. Seorang penderita rabun jauh memiliki titik jauh 1 meter. Agar orang itu mampu
melihat benda di tak terhingga dengan jelas, ia harus memakai lensa dengan fokus
…..
a. +100 cm b. +33 cm c. -33 cm d. -100 cm

3. Seseorang dapat melihat dengan jelas paling jauh 4 m dan paling dekat 40 cm. Agar
orang tersebut dapat membaca pada jarak normal (25 cm), ia harus menggunakan
kacamata dengan ukuran……
a. -1,5 dioptri b. -2,0 dioptri c. +1,5 dioptri d. +2,0 dioptri

4. Seorang penderita presbiopi dengat titik dekat 125 cm ingin dapat membaca pada
jarak 25 cm. Untuk itu ia harus memakai kacamata berukuran……
a. -3,2 diotri b. -0,32 dioptri c. +3,2 dioptri d.+0,8
dioptri

5. Pada saat membaca, jarak terdekat yang dapat dilihat seorang kakek rabun dekat
adalah 40 cm. Kekuatan lensa kacamata yang diperlukan kakek itu adalah……
a. dioptri b. dioptri c. dioptri d. dioptri

6. Sebuah lup mempunyai jarak fokus 5 cm, dipakai untuk melihat sebuah benda kecil
yang berjarak 5 cm dari lup. Perbesaran sudut lup itu adalah ……
a. 2 kali b. 3 kali c. 4 kali d. 5 kali

7. Untuk melihat sebuah benda dengan lup, benda itu diletakkan di antara F dan O agar
diperoleh bayangan ……
a. sejati yang diperbesar c. semu yang diperbesar
b. sejati yang diperkecil d. semu yang diperkecil

8. Sebuah mikroskop mempunyai lensa obyektif dengan jarak fokus 2 cm. Sebuah
obyek diletakkan 2,2 cm di bawah lensa obyektif. Jika perbesaran lensa okuler 5 kali,
maka perbesaran mikroskop itu adalah .....
a. 50 kali b. 25 kali c. 15 kali d. 10 kali

9. Dalam sebuah mikroskop, bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif adalah ....
a. nyata, tegak, diperbesar c. nyata, terbalik, diperkecil

Fisika FMIPA Universitas Andalas 295


Program Backstopping 2007

b. nyata, terbalik, diperbesar d. maya, terbalik, diperbesar

10. Lensa obyektif sebuah mikroskop membentuk bayangan sebuah benda. Bayangan
yang dihasilkan lensa obyektif itu menjadi benda bagi lensa okuler. Sifat bayangan
akhir oleh lensa-lensa tadi adalah.....
a. nyata, tegak, diperbesar c. nyata, terbalik, diperbesar
b. maya, tegak, diperbesar d. maya, terbalik, diperbesar

11. Sebuah mikroskop mempunyai panjang tabung 21,4 cm, jarak fokus obyektif 4 mm,
jarak fokus okuler 5 mm. Untuk mendapatkan bayangan yang jelas dengan mata tak
berakomodasi, maka benda harus diletakkan pada jarak ..... dari lensa obyektif.
a. 4,0 mm b. 4,1 mm c. 4,2 mm d. 4,3 mm

12. Sebuah benda mikro berada 1 cm di depan lensa obyektif mikroskop yang jarak
fokusnya 0,9 cm. Pengamat menggunakan lensa okuler dengan perbesaran 10 kali.
Perbesaran mikroskop itu adalah......
a. 90 kali b. 100 kali c. 110 kali d. 190 kali

13. Sebuah mikroskop mempunyai lensa obyektif dan lensa okuler dengan jarak titik api,
berturut-turut, 3 cm dan 4 cm. Benda terletak 4 cm di depan lensa obyektif,
sedangkan jarak antara lensa obyektif dan lensa okuler adalah 15 cm. Perbesaran total
mikroskop tersebut adalah.....
a. 3 kali b. 4 kali c. 7 kali d. 12 kali

14. Bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif pada teleskop adalah...
a. tepat di fokus obyektif, nyata, diperkecil
b. tepat di fokus obyektif, nyata, diperbesar
c. tepat di fokus obyektif, maya, diperkecil
d. di belakang fokus obyektif, maya, diperbesar

15. Sebuah teropong bintang memiliki lensa obyektif dengan jarak fokus 150 cm dan
lensa okuler dengan jarak fokus 10 cm. Teropong ini digunakan untuk melihat benda-
benda langit yang sangat jauh. Berapakah panjang teropong itu?
a. 200 cm b. 160 cm c. 140 cm d. 15 cm

16. Sifat bayangan yang terletak pada film di dalam kamera adalah.....
a. nyata, terbalik, diperkecil c. semu, terbalik, diperkecil
b. nyata, tegak, diperkecil d. semu, tegak, diperkecil

17. Seorang penderita miopi memakai kacamata dengan kuat lensa –2,5 dioptri.
Berapakah titik jauh mata orang tersebut?
Penyelesaian:

Fisika FMIPA Universitas Andalas 296


Program Backstopping 2007

18. Seorang penderita rabun dekat (hipermetropi) memiliki titik dekat sejauh 80 cm.
Tentukanlah kuat lensa kacamata yang diperlukan jika orang itu ingin membaca
dengan jelas pada jarak (a) 50 cm, dan (b) 25 cm dari mata.
Penyelesaian:

19. Seorang wanita yang menggunakan lensa dengan kekuatan 2,5 dioptri dapat membaca
dengan jelas sebuah surat kabar paling dekat 25 cm di depan matanya. Jika wanita itu
melepas kacamata dan tetap ingin membaca surat kabar dengan jelas, berapa jauh
surat kabar itu paling dekat ke matanya?
Penyelesaian:

20. Sebuah lup (kaca pembesar) memiliki kuat lensa 20 dioptri. Tentukanlah perbesaran
sudut lup itu bila (a) mata berakomodasi maksimum, (b) mata berakomodasi pada
jarak 50 cm, dan (c) mata tak berakomodasi.
Penyelesaian:

Fisika FMIPA Universitas Andalas 297


Program Backstopping 2007

21. Sebuah mikroskop memiliki jarak lensa obyektif dan lensa okuler sebesar 15 cm.
Perbesaran lensa obyektifnya adalah 10 kali. Jarak fokus lensa obyektif adalah 1 cm,
sedangkan jarak fokus lensa okuler adalah 4 cm. Tentukanlah (a) letak benda diukur
dari lensa obyektif, dan (b) keadaan akomodasi mata, (c) perbesaran lensa okuler, dan
(d) perbesaran total.
Penyelesaian:

22. Sebuah mikroskop dengan jarak fokus lensa obyektif 0,8 cm dan jarak fokus okuler
1,25 cm digunakan untuk mengamati sebuah benda kecil yang diletakkan pada jarak
0,9 cm di depan lensa obyektif. Tentukanlah panjang perbesaran mikroskop untuk (a)
mata tak berakomodasi, dan (b) mata berakomodasi maksimum.
Penyelesaian:

23. Sebuah teropong bintang memiliki lensa obyektif berkekuatan +1 dioptri dan lensa
okuler berkekuatan +20 dioptri.Tentukan perbesaran sudut (M) dan panjang teropong
jika pengamatan dilakukan dengan mata (a) tak berakomodasi, dan (b) berakomodasi
maksimum.
Penyelesaian:

Fisika FMIPA Universitas Andalas 298


Program Backstopping 2007

24. Sebuah teropong bintang yang memiliki perbesaran sudut 10 kali diarahkan ke
Matahari dan memberikan bayangan akhir di tempat yang jauh sekali. Tentukan
berapa centimeter okuler teropong itu harus digeser dan ke mana arahnya (relatif
terhadap lensa obyektif) agar dapat dibentuk bayangan pada layar 30 cm di belakang
okuler. Jarak titik api obyektifnya 50 cm.
Penyelesaian:

25. A nearsighted person cannot see objects clearly beyond 25.0 cm (her far point). If she
has no astigmatism and contact lenses are prescribed for her, what power and type of
lens are required to correct her vision?
Solution:

26. A person sees clearly when he wears eyeglasses that have a power of -4.00 diopters
and sit 2.00 cm in front of his eyes. If he wants to switch to contact lenses, which are
placed directly on the eyes, what lens power should be prescribed?
Solution:

Fisika FMIPA Universitas Andalas 299


Program Backstopping 2007

27. A lens that has a focal length of 5.00 cm is used as a magnifying glass. (a) Where
should the object be placed to obtain maximum magnification? (b) What is the
magnification?
Solution:

28. The distance between the eyepiece and the objective lens in a certain compound
microscope is 23.0 cm. The focal length of the eyepiece is 2.50 cm, and that of the
objective is 0.400 cm. What is the overall magnification of the microscope?
Solution:

29. A compound microscope has an objective of focal length 0.300 cm and an eyepiece
of focal length 2.50 cm. If an object is 3.40 mm from the objective, what is the
magnification? (Hint: Use the lens equation for the objective.)
Solution:

Fisika FMIPA Universitas Andalas 300


Program Backstopping 2007

30. Figure below diagrams a cross-section of a camera. It has a single lens with a focal
length of 65.0 mm, which is to form an image on the film at the back of the camera.
Suppose the position of the lens has been adjusted to focus the image of a distant
object. How far and in what direction must the lens be moved to form a sharp image
of an object that is 2.00 m away.

Solution:

Fisika FMIPA Universitas Andalas 301

Anda mungkin juga menyukai