Bahan Teknik II
Bahan Teknik II
Jawaban:
1. Logam non ferrous adalah logam yang tidak mengandung unsur besi (FE). Logam non
ferro logam selain logam besi, seperti, aluminum, tembaga, magnesium, dan paduan-
paduannya.
2. Karena Perkembangan dunia industri tidak dapat dilepaskan dari penggunaan logam
paduan. Kurang lebih 20% dari logam yang diolah menjadi produk industri merupakan
logam bukan besi (nonferrous), Industri pengecoran yang menjadi sektor pendukung
utama bagi industri otomotif, terutama pembuatan suku cadangnya. Contoh, Aluminium
merupakan salah satu logam non ferrous yang paling banyak digunakan dalam bidang
keteknikan karena memiliki sifat yang ringan dan tahan terhadap korosi. Biasanya paduan
aluminium dipadukan dengan unsur-unsur antara lain: Cu, Si, Mg, Zn, Mn, Ni dan masih
banyak unsur paduan lainnya. Aluminium mempunyai titik leleh 660℃ dan masa jenis
2,75 kg/m3 . Aplikasi aluiminium dalam dunia otomotif dimasa sekarang dan mendatang
sangat diperlukan, Beberapa contoh pengaplikasian Aluminum digunakan dalam berbagai
komponan mobil seperti engine block, heads, pistons, rocker cover, inlet manifolds,
defferential casings, steering boxes, brackets, wheels dan lain lain.
3. Aluminium (Al)
Aluminium ialah logam yang berwarna putih terang dan sangat mengkilap dengan titik
cair 660°C sangat tahan terhadap pengaruh Atmosphere juga bersifat konduktor listrik
dan konduktor termal dengan koefisien yang sangat tinggi. Kromium bersifat non
magnetik. Secara komersial Al memiliki tingkat kemurnian hingga 99.9%, dan kekuatan
tarik Al bukan paduan sebesar 60N/mm² dan dapat ditingkatkan hingga 140 N/mm²
dengan pengerjaan dingin. Logam Al dalam keadaan murni sangat lunak, ringan, tidak
beracun (sebagai logh), non-magnetik. Al juga mudah dibentuk, dimesin, dan dituang.
Tembaga (Cu)
Tembaga adalah salah satu logam penting sebagai material teknik yang pemakaiannya
sangat luas, baik digunakan dalam keadaan murni maupun dalam bentuk paduan.
Tembaga memiliki kekuatan tarik 150 N/mm sebagai tembaga tuang dan dengan proses
pengerjaan dingin kekuatan tarik tembaga dapat ditingkatkan hingga 390
Magnesium (Mg)
Magnesium ialah logam yang berwarna putih perak dan sangat mengkilap dengan titik
cair 651 "C yang dapat digunakan sebagai bahan paduan ringan, sifat dan
karakteristiknya sama dengan Al Perbedaan titik cairnya sangat kecil tetapi sedikit
berbeda dengan Al terutama pada permukaannya yang mudah keropos bila terjadi oxidasi
dengan udara. Oxid film yang melapisi permukaan Mg hanya cukup melindunginya dari
pengaruh udara kering. sedangkan udara lembab dengan kandungan unsur garam
kekuatan oxid dari Mg akan menurun. Oleh sebab itu, perlindungan dengan cat atau
pernis merupakan metoda dalam melidungi Mg dari pengaruh korosi kelembaban udara.
Mg memiliki kekuatan tarik hingga 110N/mm² dan dapat ditingkatkan melalui proses
pembentukan hingga 200N/mm². Mg memilki sifat yang lembut walaupun dengan
elastisitas yang rendah. Untuk mengetahui berbagai hal tentang Mg ini dapat dilihat pada
pembahasan tentang Mg dan paduannya.
4. Aluminium (Al)
Logam Al murni diperoleh dari proses ekstraksi bijih logamnya yang disebut Bauksit
dengan proses elektrolisis. Proses elektrolisis yang melibatkan energi listrik untuk
membebaskan logam aluminum dari pengotor bijihnya dinamakan Proses Bayer. Bijih
bauksit yang berasal dari tambang tidak bisa begitu saja direduksi dengan reduktor
seperto pada proses pengolahan besi baja. Bijih bauksit harus dirubah terlebih dahulu
menjadi alumina (AIO) untuk dapat diekstrak logam aluminiumnya. Alumina kemudian
dicampur dengan elektrolit yang disebut ingot.
Aplikasi Aluminium dalam Teknik mesin dimasa sekarang dan mendatang sangat
diperlukan, Beberapa contoh pengaplikasian Aluminum digunakan dalam berbagai
komponan mobil seperti engine block, heads, pistons, rocker cover, inlet manifolds,
defferential casings, steering boxes, brackets, wheels dan lain lain.Paduan Al digunakan
sebagai peralatan pesawat terbang serta peralatan teknik secara luas karena sifatnya yang
kuat dan ringan. Al juga digunakan secara luas sebagai bahan struktur peralatan dapur
serta berbagai pembungkus tahan panas.
Tembaga (Cu)
Pemurnian tembaga dapat juga dilakukan dengan cara elektrolisis (electrometallurgy).
Blister Copper digunakan sebagai anoda, sedangkan tembaga murni digunakan sebagai
katodanya. Elektrolit yang digunakan adalah larutan CuSO4 Selama proses elektrolisis.
Cu dipindahkan dari anoda ke katoda, dengan menggunakan potensial tertentu sehingga
bahan pengotor dapat terpisah.
Aplikasi tembaga dalam Teknik mesin, Tembaga murni digunakan secara luas pada
industri perlistrikan. dimana salah satu sifat yang baik dari tembaga adalah sebagai logam
konduktor yang baik, walaupun tegangannya rendah. Pada jenis tertentu tembaga
dipadukan dengan seng sehingga tegangannya menjadi kuat, paduan tembaga-seng ini
yang dikenal dengan nama Kuningan, atau dicampur Timah (Tin) untuk menjadi Bronze.
Brass diekstrusi dalam berbagai bentuk komponen peralatan listrik atau peralatan lain
yang memerlukan ketahanan korosi.
Magnesium (Mg)
Magnesium hidroksid terbentuk dari reaksi antara magnesium klorid dan natrium
hidroksid. Magnesium hidroksid banyak diaplikasikan secara komersial sebagai pengisi
tahan api dalam polimer dan bahan anorganik, penetral asam di bidang perlindungan
lingkungan, dan salah satu bahan baku untuk produksi magnesium oksida.
Aplikasi magnesium dalam Teknik Mesin magnesium merupakan salah satu logam
konstruksi kedirgantaraan utama dan digunakan untuk pesawat. Senyawa magnesium
juga digunakan sebagai bahan tahan api dalam tungku peleburan untuk memproduksi
logam (besi dan baja), kaca, dan semen.
Budiyono, A., & Widayat, W. (2013). Pemanfaatan Aluminium Skrap Sebagai Bahan
Baku Industri Kecil Pengecoran Logam Non Ferro Melalui Perlakuan Pada Logam Cair
(Solution Treatment) Dengan Rotary Degasser. Sainteknol: Jurnal Sains Dan
Teknologi, 11(1).
Nugroho, E., Budiyanto, E., Kurniawan, R., & Sumosusilo, J. (2020). Uji ketahanan fatik
aluminium hasil remelting piston bekas menggunakan metode pengecoran centrifugal
casting. Turbo: Jurnal Program Studi Teknik Mesin, 8(2).
Sudiyanto, A. (2015, April). Proses Pengolahan dan Pemurnian Bijih Tembaga Dengan
Cara Konvensional dan Biomining. In Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan (pp. 2-
1).
Radja, B. H., & Firdani, A. (2021). Kinetika Reaksi Pembuatan Magnesium Hidroksid
dari Bittern. ChemPro, 2(01), 23-28.