Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : SUPRIADI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 015729212

Kode/Nama Mata Kuliah : ADPU4334/ KEPEMIMPINAN

Kode/Nama UPBJJ : 47/ PONTIANAK

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN NO 1
Komunikasi Pemerintahan adalah, penyampaian ide, program, dan gagasan pemerintah kepada masyarakat
dalam rangka mencapai tujuan negara (Erliana Hasan). Aparatur pemerintah sebagai komunikator
pemerintah yang terdiri dari tingkat bawah yakni Ketua Lingkungan sampai dengan tingkat tinggi yakni
Presiden harus mampu mengkomunikasikan setiap apa yang ingin dikomunikasikan tentang komunikasi
pemerintahan.

Sebagai tugas pokok pemerintahan untuk menjaga keamanan, ketertiban, keadilan, kesejahteraan sosial,
ekonomi, pekerjaan umum, dan pemeliharaan sumber daya alam dan lingkungan hidup sudah mejadi hal
yang paling vital agar pemerintah mempunyai komunikator pemerintah yang baik, jelas, tepat, akurat,
menyeluruh, handal, profesional serta tangguh dan mampu bertindak cepat, tepat, efektif, efisien, dan
bersinergi dalam upaya-upaya mengkomunikasikan komunikasi pemerintahan.

Berbicara mengenai komunikasi pemerintahan, akan dihadapkan pada teknik komunikatif dalam
kepemimpinan pemerintahan yang mampu memahami kesalahan yang telah terjadi, menepis salah tafsir
atas apa yang telah disampaikan, salah pengertian serta ketidakjelasan komunikasi antara komunikator
dengan komunikan. Untuk menghindari hal tersebut, komunikator (pemerintah) harus berbahasa yang baik
dan benar dalam hal ini telah diatur oleh Pasal 28 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan: Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
pidato resmi Presiden, Wakil Presiden, dan pejabat negara yang lain yang disampaikan di dalam atau di
luar negerif; mampu mengatasi hambatan komunikasi dengan komunikan (masyarakat), obyektifitas
dalam menjembatani persoalan yang terjadi, memiliki karakteristif persuasif kepemimpinan sehingga
mampu mengendalikan komunikan jika berada dalam posisi resah, bimbang, rusuh, atau ketidakpastian.

Krisis kepercayaan terhadap aparatur pemerintah dan kepemimpinan nasional di masa lalu yang sekarang
telah berkurang, akan tetapi hal tersebut sewaktu-waktu dapat menggelembung kembali jika tidak
ditingkatkan serta dikelola secara berkesinambungan.

Peningkatan kualitas, integritas, akuntabilitas dan kompetensi komunikator pemerintah serta ketegasan
dari pemimpin akan kepemimpinan yang sedang diembannya sebagai bentuk konsekuensi moral serta
menjaga kewibawaan kepemimpinan untuk menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia agar
tetap stabil.

Beberapa poin penting untuk diperhatikan para komunikator komunikasi pemerintahan.

1.
2. Komunikator yang mampu membimbing komunikan untuk percaya bahwa dia adalah orang yang
berkemampuan dalam melakukan pekerjaan yang ditanganinya, bahwa ia mempunyai integritas dan juga
memiliki niat baik terhadap komunikan.
3. Kegagalan atau keberhasilan seorang komunikator dari komunikasi pemerintahan bisa dilihat dari
karakteristik komunikatornya yakni kredibilitas yang mencakup kompetisi dan keterpercayaan, daya tarik,
dan kekuatan lain.
4. Suksesnya komunikator ditentukan oleh kemampuan dalam mengadakan pilihan yang akan meningkatkan
ethosnya di mata komunikan. Untuk mendukung ethos tersebut, seorang komunikator harus mempunyai
faktor persiapan yang matang (mengkaji kembali laporan dari bawahan yang akan dikomunikasikan
kepada komunikan), kesungguhan (kesungguhan bahwa apa yang disampaikannya adalah sebuah
pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat secara jangka pendek maupun jangka panjang),
ketulusan (niat baik sebagai bentuk tanggung jawab pemegang amanah), kepercayaan, ketenangan,
keramahan dan kesederhanaan.
5. Memperhatikan kewenangan, Integritas, dan tanggung jawab.

Kemampuan yang baik, jelas, tepat, akurat, menyeluruh, handal, profesional serta tangguh dan mampu
bertindak cepat, tepat, efektif, efisien, dan bersinergi untuk mengkomunikasikan komunikasi
pemerintahan seorang komunikator pemerintahan tentulah sangat diwajibkan sehingga komunikan
mampu, tunduk, taat, patuh, tenang, percaya diri, bangga serta mendukung penuh terhadap kerja
pemerintahan yang sedang berjalan.

JAWABAN NO 2
Peran media dalam kehidupan sosial, terutama dalam masyarakat modern (era globalisasi) tidak ada yang
menyangkal, menurut McQuail dalam bukunya Mass Communication Theories (2000 : 66), ada enam
perspektif dalam hal melihat peran media:

Pertama, melihat media massa seabagai window on event and experience. Media dipandang sebagai
jendela yang memungkinkan khalayak melihat apa yang sedang terjadi di luar sana. Atau media
merupakan sarana belajar untuk mengetahui berbagai peristiwa.

Kedua, media juga sering dianggap sebagai a mirror of event in society and the world, implying a faithful
reflection. Cermin berbagai peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa adanya.
Karenanya para pengelola media sering merasa tidak “bersalah” jika isi media penuh dengan kekerasan,
konflik, pornografi dan berbagai keburukan lain, karena memang menurut mereka faktanya demikian,
media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari suka atau tidak suka. Padahal sesungguhnya, angle, arah
dan framing dari isi yang dianggap sebagai cermin realitas tersebut diputuskan oleh para profesional
media, dan khalayak tidak sepenuhnya bebas untuk mengetahui apa yang mereka inginkan.

Ketiga, memandang media sebagai filter, atau gatekeeper yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi
perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih isu, informasi atau bentuk content yang lain berdasar
standar para pengelolanya. Di sini khalayak “dipilihkan” oleh media tentang apa-apa yang layak diketahui
dan mendapat perhatian.

Keempat, media acapkali pula dipandang sebagai guide, penunjuk jalan atau interpreter, yang
menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau alternatif yang beragam.

Kelima, melihat media sebagai forum untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada
khalayak, sehingga memungkin terjadinya tanggapan dan umpan balik.

Keenam, media sebagai interlocutor, yang tidak hanya sekadar tempat berlalu-lalangnya informasi, tetapi
juga partner komunikasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi interaktif.

Pendeknya, semua itu ingin menunjukkkan, peran media dalam kehidupan sosial bukan sekedar
sarana diversion, pelepas ketegangan atau hiburan, tetapi isi dan informasi yang disajikan, mempunyai
peran yang signifikan dalam proses sosial. Isi media merupakan konsumsi otak bagi khalayaknya,
sehingga apa yang ada di media akan mempengaruhi realitas subjektif pelaku interaksi sosial. Gambaran
tentang realitas yang dibentuk oleh isi media inilah yang nantinya mendasari respon dan sikap khalayak
terhadap berbagai objek sosial. Informasi yang salah dari media akan memunculkan gambaran yang salah
pula terhadap objek sosial itu. Karenanya media dituntut menyampaikan informasi secara akurat dan
berkualitas. Kualitas informasi inilah yang merupakan tuntutan etis dan moral penyajian media.

Anda mungkin juga menyukai