Pengertian Investasi
Kata investasi merupakan adopsi dari bahasa inggris yang mana investment. Menurut
(Huda, 2007), investasi sendiri memiliki arti menanam. Kemudian dalam bahasa arab,
investasi dikenal dengan istilah ististmar artinya harta berbuah dan jumlah bertambah
(Gunawan, 2013). Beberapa pakar investasi menyebutkan beberapa pengertian, diantaranya
Tandelilin yang mengatakan bahwa Investasi merupakan suatu kegiatan dimana
mengeluarkan sejumlah dana saat ini atau sumber daya yang lain dengan mengharapkan
keuntungan di masa mendatang (Tandelilin, 2010).
Dalam Modul Dasar-Dasar Manajemen Investasi, investasi juga bisa dilihat sebagai
salah satu cabang ilmu yang mempelajari bagaimana mengelola kesejahteraan investor
(investor’s wealth). Dalam konteks investasi, istilah kesejahteraan investor berarti
kesejahteraan yang sifatnya moneter, bukannya kesejahteraan rohaniah yang sering kali sulit
diukur. Kesejahteraan moneter bisa ditunjukkan oleh hasil penjumlahan pendapatan yang
dimiliki saat ini dan nilai saat ini (present value) pendapatan diperoleh masa dating.
Menurut Chairul Nizar, Abubakar Hamzah, Sofyan Syahnur (2013) Peranan fungsi
penting dari kegiatan investasi, yakni
Manfaat Investasi
Banyak masyarakat mulai sadar arti pentingnya berinvestasi, yaitu disaat mereka
membutuhkan dana darurat, mereka bisa menggunakan hasil cadangan investasi sebagai
bentuk dari pengelolaan keuangan dana darurat Banyak sekali kami temukan dari mereka,
tidak menyadari bahwa dana darurat perlu dipersiapkan untuk masa yang akan datang.
Banyak masyarakat yang bertanya bagaimana cara mengelola pos keuangan keluarga yang
baik dan benar supaya tujuan investasi dapat tercapai.
Ada tiga manfaat utama pasar modal bagi negara, di antaranya sebagai berikut:
a) Mengurangi Pengangguran
Jika investor domestik memiliki peran yang lebih besar, perekonomian negara
dalam jangka panjang bisa lebih terjamin. Investor luar memang membantu
pertumbuhan perekonomian Indonesia dalam jangka menengah. Tetapi dalam jangka
panjang, keuntungan yang lebih besar akan mengalir ke negara asal investor tersebut.
Jika investor domestik menyadari hal ini, seharusnya, mengambil peran besar di
negara sendiri tidak lagi jadi masalah. Sebab dalam jangka panjang, investasi bisa
menghasilkan buah yang diinginkan.
Masih ingat dengan rumus perhitungan Produk Domestik Bruto (PDB)? PDB
atau pendapatan nasional merupakan cermin pertumbuhan ekonomi negara yang
dihitung melalui empat komponen utama, di antaranya konsumsi (C), investasi (I),
belanja pemerintah (G), dan total bersih ekspor (X) dikurangi impor (M).
Investasi jangka pendek berlangsung antara kurang dari satu tahun hingga tiga
tahun saja. Instrumen rendah risiko dalam artian memiliki fluktuasi nilai yang stabil,
likuiditas yang tinggi sehingga mudah dikonversikan dalam bentuk cash, serta bisa
menghasilkan pendapatan tetap. Beberapa instrumennya adalah deposito, reksadana
pasar uang, atau surat utang negara jangka pendek. Alasannya saham tidak termasuk
ke investasi jangka pendek adalah instrumen yang memiliki fluktuasi nilai yang tinggi
dalam jangka pendek. Membeli saham sama saja dengan membeli bisnis, dan
pertumbuhan bisnis tentu tidak bisa dinilai hanya dalam jangka waktu pendek.
Ketika seseorang memiliki tujuan finansial antara 3 hingga 10 tahun, maka hal
ini bisa disebut dengan investasi jangka menengah. Mengingat kebutuhan dana di
atas lima tahun, bisa memilih instrumen dengan risiko sedikit lebih tinggi dari
deposito, reksadana pasar uang, atau surat utang negara, dengan harapan memperoleh
imbal hasil yang lebih tinggi. Instrumen yang dimaksud adalah reksadana pendapatan
tetap (obligasi), obligasi swasta, reksadana campuran.
Ketika tujuan investasinya di atas 10 tahun, maka investasi ini sudah masuk
dalam kategori investasi jangka panjang. Tujuan-tujuan investasi itu bisa berupa biaya
pendidikan anak, biaya penyelenggaraan pesta pernikahan anak, pembelian aset ke
anak cucu, dan dana pensiun. Semakin panjang periode investasi, makin fleksibel
seseorang memilih instrumennya. Mereka bisa memilih instrumen dengan risiko
rendah, moderat, tinggi, maupun instrumen yang tidak dapat dikonversi dengan cepat.
Beberapa instrumen yang bisa dipilih untuk investasi jangka panjang antara lain
logam mulia, reksadana saham, saham, hingga property.