Anda di halaman 1dari 2

Nama: Sanisa. A.

M Ibrahim

Matkul: Filsafat Dakwah

Prodi: KPI

Kelas/semester: C/3

Assalamu’alaikum wr.wb

Om swatiyastu

Namobuday

Salam kebajikan

Salam sejahtera untuk kita semua

Shalom….

Dewan juri yang saya hormati, hadirin yang saya banggakan

Pada kesempatan kali ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kehadirat tuhan yang maha esa,
yang telah memberikan kita semua nikmat dan hidyahnya sehingga kita bisa berkumpul dalam keadaan
sehat pada hari ini.

Hadirin yang saya hormati

Indonesia tumbuh menjadi negara dengan penduduk muslim terbesar didunia. Namun negra ini tidak
pernah mengklaim dirinya sebagai negara negara islam, tetapi negara yang beragama. Maka izinknlah
saya menyampaikan sebuah pidato yang berjudul “TOLERANSI”.

Hadirin, semua umat manusia harus menyadari bahwa tuhan menciptakan manusia berbangsa-bangsa
dan bersuku-suku. Tapi tetap satu dalam perbedaan.

Namun, bangsa ini seakan tengah sakit dan nyaman bersembunyi dibalik selimut hoax, krisis identitas
yang melanda dalam setiap derap lagkah yang mengatasnamakan kepentingan umat. Agama dipakai
untuk kepentinganpolitik sesaat, pribadi pragmatis, pemecah belah, dan adu domba.

Kitapun terpatuh dan terbuai dengan ujaran kebencian yang begitu apik disajikan dimedia sosial tanpa
tamek filter. Inilah negeriku lahir dan dibangun diatas keragaman, kentalakan aroma perbedaan. Tapi
selalu manis dalam cawan kebersamaan, damai dalamtoleransina, seragam dalam kebergamannya.
Saling mengenal, menjaga bergandengan tangan, memebentuk ritme cinta dan setia yang utuh. Setiap
senyum yang lahir akan tumbuh dan mengalir bait-bait kata yang menyerukan PERSATUAN.
Sungguh hadirin, tak satupun agama yang mengajarkan perpecahan, sungguh taka da satuupun
kepercayaan yang inginkan perpecahan. Negeriku negeri yang damai, disini akan kau temukan
perbedaan yang menyatu karena setiap tarikan dan hembusan nafas kita adalah TOLERANSI.

Baik itu agama islam, katolik, Kristen,hindu,budha,konghucu, dan agama apapun. Agama bukanlah
musuh Pancasila, karena Pancasila terlahir dari ikhtiar orang-orang yang beragama.

Marilah kita bersatu dalam bineka tunggak ikha, berbeda-beda tetap satu.

Salam cinta toleransi dari kota rahimnya Pancasila Ende, untuk Indonesia.

Sekian yang dapat saya lakukan, kurang dan lebihnya mohon dimaafkan,

wassalamu’alaikum wr.wb

om swastiastu, namobudaya, salam kebajikan, salam sejahtera untuk kita semua shalom..

Anda mungkin juga menyukai