Anda di halaman 1dari 194

DRAF

-1-

BUPATI MAMUJU TENGAH


PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN BUPATI MAMUJU TENGAH


NOMOR 40 TAHUN 2021

TENTANG

ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH


KABUPATEN MAMUJU TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAMUJU TENGAH,

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mewujudkan tata Kelola


pemerintahan yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan kinerja pemerintahan dan pelayanan
publik perlu dilakukan penyederhanaan birokrasi;
b. untuk melaksanakan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25
Tahun 2021 tentang Penyederhanaan Struktur Organisasi
pada Instansi Pemerintah untuk Penyederhanaan
Birokrasi;
c. bahwa dalam rangka menindaklanjuti Surat Kementerian
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor:
061/4255/OTDA, tanggal 29 Juni 2021, Hal:
Pertimbangan Penyederhanaan Struktur Organisasi
Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Barat di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah;
-2-

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c maka perlu
menetapkan Peraturan Bupati Mamuju Tengah tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
Mamuju Tengah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014


tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5601);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang
Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 40 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4826);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114 Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036);
-3-

7. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 9 Tahun
2016 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah
Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1237);
8. Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman
Nomenklatur Perangkat Daerah bidang Komunikasi dan
Informatika (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1308);
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor P.74/Menlhk/sekjen
/kum.1/8/2016 tentang Pedoman Nomenklatur
perangkat Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota yang
melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang Lingkungan
Hidup dan Urusan Pemerintahan bidang Kehutanan
(berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1324);
10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor 26/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman
Nomenklatur perangkat Daerah dan unit kerja pada
perangkat Daerah Provinsi dan Kabupaten /Kota yang
melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang Kelautan
dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1327);
11. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
43/Permentan/OT.010/8/2016 tentang pedoman
nomenklatur, tugas dan fungsi Dinas Urusan Pangan dan
Dinas Urusan Pertanian (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1330);
12. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia Nomor 33 Tahun 2016 tentang Pedoman
Nomenklatur Perangkat Daerah dan Unit Kerja pada
Dinas Pemuda dan Olahraga (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1486);
-4-

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik


Indonesia Nomor 47 Tahun 2016 tentang Pedoman
Organisasi Perangkat Daerah bidang Pendidikan dan
Kebudayaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1498);
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
49 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis
Pengorganisasian Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1502)
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor 32/PRT/M/2016
tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat Daerah yang
melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang Perumahan
dan Kawasan Permukiman (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1574);
16. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur Dinas Sosial
Daerah Provinsi dan Dinas Sosial Daerah Kabupaten/
Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 1590);
17. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia
Nomor PM 139 Tahun 2016 tentang Pedoman
Nomenklatur, Tugas dan Fungsi Organisasi Perangkat
Daerah yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan
bidang Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1660);
18. Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia Nomor 13/Per/M.KUKM
/X/2016 tentang Pedoman Nomenklatur Perangkat
Daerah Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor;
19. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 Tahun
2016 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana bagi
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Instansi Pemerintah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1845);
-5-

20. Peraturan Kepala Lembaga Sandi Negara Nomor 9 Tahun


2016 tentang Nomenklatur Perangkat Daerah dan Unit
Kerja pada Perangkat Daerah Urusan Pemerintahan
Bidang Persandian (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1314);
21. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 163 Tahun 2016 tentang
Pedoman Nomenklatur, Tugas dan Fungsi Dinas
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana di
Provinsi, Kabupaten dan Kota;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Mamuju Tengah Nomor 7
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Mamuju Tengah (Lembaran
Daerah Tahun 2016 Nomor 7).

Memperhatikan : Surat Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia


Nomor: 061/4255/OTDA, tanggal 29 Juni 2021, Hal:
Pertimbangan Penyederhanaan Struktur Organisasi
Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Barat.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN BUPATI MAMUJU TENGAH TENTANG


ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH
KABUPATEN MAMUJU TENGAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Kabupaten adalah Kabupaten Mamuju Tengah;
2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah;
3. Bupati adalah Bupati Mamuju Tengah;
4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Mamuju Tengah;
5. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju Tengah;
6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Mamuju Tengah;
-6-

7. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat


Sekretariat DPRD adalah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Mamuju Tengah;
8. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat
Sekretaris DPRD adalah Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Mamuju Tengah;
9. Staf Ahli adalah staf ahli bupati Kabupaten Mamuju Tengah;
10. Asisten adalah asisten pada sekretariat Daerah Kabupaten Mamuju
Tengah;
11. Inspektorat adalah Inspektorat Kabupaten Mamuju Tengah;
12. Inspektur adalah Inspektur Inspektorat Kabupaten Mamuju Tengah;
13. Dinas Daerah adalah Dinas Daerah Kabupaten Mamuju Tengah;
14. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Daerah Kabupaten Mamuju Tengah;
15. Badan Daerah adalah Badan Daerah Kabupaten Mamuju Tengah;
16. Kepala Badan adalah Kepala Badan Daerah Kabupaten Mamuju Tengah;
17. Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan adalah unsur pelaksana teknis
Dinas/Badan yang melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau
kegiatan teknis penunjang tertentu;
18. Kecamatan adalah Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Mamuju Tengah;
dan
19. Camat adalah Camat pada Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Mamuju
Tengah.
BAB II
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 2
Susunan Organisasi Dinas Kabupaten Mamuju Tengah, terdiri atas:
a. Sekretariat Daerah;
b. Staf Ahli;
c. Sekretariat DPRD;
d. Inspektorat;
e. Dinas Pendidikan;
-7-

f. Dinas Kesehatan;
g. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
h. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman;
i. Dinas Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan
Masyarakat;
j. Dinas Sosial;
k. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
l. Dinas Ketahanan Pangan;
m. Dinas Lingkungan Hidup;
n. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
o. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
p. Dinas Perhubungan;
q. Dinas Persandian, Komunikasi dan Informatika;
r. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah;
s. Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga;
t. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan;
u. Dinas Kelautan dan Perikanan;
v. Dinas Pertanian;
w. Dinas Perdagangan dan Perindustrian;
x. Dinas Transmigrasi;
y. Badan Keuangan;
z. Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan;
aa. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;
bb. Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
cc. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik; dan
dd. Kecamatan.

BAB III
SEKRETARIAT DAERAH

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Pasal 3
(1) Sekretariat Daerah di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati.
-8-

(2) Sekretariat Daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah.

Pasal 4
Sekretariat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 mempunyai tugas
membantu bupati dalam penyusunan kebijakan dan pengoordinasian
administratif terhadap pelaksanaan tugas Perangkat Daerah serta pelayanan
administratif.

Pasal 5
Sekretariat Daerah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4, menyelenggarakan fungsi:
a. pengoordinasian penyusunan kebijakan Daerah;
b. pengoordinasian pelaksanaan tugas satuan kerja perangkat Daerah;
c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Daerah;
d. pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada instansi
Daerah; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 6
Susunan Organisasi Sekretariat Daerah, terdiri atas:
a. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat;
b. Asisten Perekonomian dan Pembangunan; dan
c. Asisten Administrasi Umum.

Bagian Ketiga
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat

Pasal 7
(1) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 huruf a, merupakan unsur pembantu pimpinan yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah.
(2) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dipimpin oleh Asisten I
Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat.
-9-

Pasal 8
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam
pasal 7, mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah dalam penyusunan
kebijakan daerah di bidang pemerintahan dan hukum, dan pengoordinasian
penyusunan kebijakan daerah di bidang kesejahteraan rakyat.

Pasal 9
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan daerah di bidang pemerintahan dan hukum;
b. pengoordinasian penyusunan kebijakan daerah di bidang kesejahteraan
rakyat;
c. pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang
pemerintahan, hukum, dan kesejahteraan rakyat;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
pemerintahan dan hukum;
e. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah terkait
pencapaian tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan, dan faktor
yang mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan di bidang kesejahteraan
rakyat;
f. penyiapan pelaksanaan pembinaan administrasi pemerintahan dan
pembangunan serta sumber daya aparatur di bidang pemerintahan,
hukum, dan kesejahteraan rakyat; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah di bidang
pemerintahan, hukum, dan kesejahteraan rakyat yang berkaitan dengan
tugasnya.

Pasal 10
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam
pasal 7, terdiri atas:
a. Bagian Pemerintahan;
b. Bagian Kesejahteraan Rakyat; dan
c. Bagian Hukum.

Pasal 11
Bagian Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a,
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan daerah,
-10-

pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian pelaksanaan


tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan
daerah, pelaksanaan pembinaan administrasi di bidang administrasi
pemerintahan, administrasi kewilayahan dan kerja sama dan otonomi daerah.

Pasal 12
Bagian Pemerintahan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11, mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah di bidang administrasi
pemerintahan, administrasi kewilayahan dan kerja sama dan otonomi
daerah;
b. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang
administrasi pemerintahan, administrasi kewilayahan dan kerja sama dan
otonomi daerah;
c. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di
bidang administrasi pemerintahan, administrasi kewilayahan dan kerja
sama dan otonomi daerah;
d. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah
di bidang administrasi pemerintahan, administrasi kewilayahan dan kerja
sama dan otonomi daerah;
e. penyiapan bahan pelaksanaan pembinaan administrasi di bidang
administrasi pemerintahan, administrasi kewilayahan dan kerja sama dan
otonomi daerah; dan
f. pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 13
Susunan organisasi Bagian Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
11, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 14
Bagian Kesejahteraan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b,
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengoordinasian perumusan
kebijakan daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang keagamaan,
kesejahteraan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
-11-

Pasal 15
Bagian Kesejahteraan Rakyat dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14, mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang
keagamaan, kesejahteraan sosial dan kesejahteraan masyarakat;
b. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di
bidang keagamaan, kesejahteraan sosial dan kesejahteraan masyarakat;
c. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah
terkait pencapaian tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan, dan
faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan di bidang
keagamaan, kesejahteraan sosial dan kesejahteraan masyarakat; dan
d. pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 16
Susunan organisasi Bagian Kesejahteraan Rakyat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 17
Bagian Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf c, mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat
Daerah, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang perundang-
undangan, bantuan hukum dan dokumentasi dan informasi.

Pasal 18
Bagian Hukum dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17, mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah di bidang perundang-
undangan, bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
b. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang
perundang-undangan, bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
c. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di
bidang perundang-undangan, bantuan hukum serta dokumentasi dan
informasi;
d. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang
perundang-undangan, bantuan hukum serta dokumentasi dan informasi;
dan
-12-

e. pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Pemerintahan dan


Kesejahteraan Rakyat yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 19
Susunan organisasi Bagian Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17,
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagian Keempat
Asisten Perekonomian dan Pembangunan

Pasal 20
(1) Asisten Perekonomian dan Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 huruf b, merupakan unsur pembantu pimpinan yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah.
(2) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat dipimpin oleh Asisten II
Bidang Perekonomian dan Pembangunan.

Pasal 21
Asisten Perekonomian dan Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam pasal
20, mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah dalam penyusunan
kebijakan daerah dan pengoordinasian penyusunan kebijakan daerah di bidang
perekonomian dan sumber daya alam, administrasi pembangunan, pengadaan
barang dan jasa.

Pasal 22
Asisten Perekonomian dan Pembangunan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, mempunyai fungsi:
a. pengoordinasian penyusunan kebijakan daerah di bidang perekonomian
dan sumber daya alam, administrasi pembangunan, pengadaan
barang/jasa;
b. pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang
perekonomian dan sumber daya alam, administrasi pembangunan,
pengadaan barang dan jasa;
c. penyusunan kebijakan daerah di bidang pengadaan barang dan jasa;
d. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
pengadaan barang dan jasa;
-13-

e. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah


terkait pencapaian tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan, dan
faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan di bidang
perekonomian dan sumber daya alam, dan administrasi pembangunan;
dan
f. pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh sekretaris daerah di bidang
perekonomian dan sumber daya alam, administrasi pembangunan, dan
pengadaan barang dan jasa yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 23
Asisten Perekonomian dan Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam pasal
21, terdiri atas:
a. Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam;
b. Bagian Administrasi Pembangunan; dan
c. Bagian Pengadaan Barang dan Jasa.

Pasal 24
Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23 huruf a, mempunyai tugas melaksanakan pengoordinasian perumusan
kebijakan daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pembinaan
BUMD dan BLUD, perekonomian, dan sumber daya alam.

Pasal 25
Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24, mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang
pembinaan BUMD dan BLUD, perekonomian, dan sumber daya alam;
b. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di
bidang pembinaan BUMD dan BLUD, perekonomian, dan sumber daya
alam;
c. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah
terkait pencapaian tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan, dan
faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan di bidang
pembinaan BUMD dan BLUD, perekonomian, dan sumber daya alam; dan
d. pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Perekonomian dan
Pembangunan yang berkaitan dengan tugasnya.
-14-

Pasal 26
Susunan organisasi Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 27
Bagian Administrasi Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
huruf b, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pengoordinasian
perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat
Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
penyusunan program, pengendalian program dan evaluasi dan pelaporan.

Pasal 28
Bagian Administrasi Pembangunan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 27, mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang
penyusunan program, pengendalian program dan evaluasi dan pelaporan;
b. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah
dibidang penyusunan program, pengendalian program dan evaluasi dan
pelaporan;
c. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah
terkait pencapaian tujuan kebijakan, dampak yang tidak diinginkan, dan
faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan kebijakan di bidang
penyusunan program, pengendalian program dan evaluasi dan pelaporan;
dan
d. pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Perekonomian dan
Pembangunan yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 29
Susunan organisasi Bagian Administrasi Pembangunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 30
Bagian Pengadaan Barang dan Jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
huruf c, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
daerah, pengoordinasian perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
di bidang pengelolaan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan layanan
pengadaan secara elektronik, pembinaan dan advokasi pengadaan barang dan
jasa.
-15-

Pasal 31
Bagian Pengadaan Barang dan Jasa dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30, mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah di bidang
pengelolaan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan layanan pengadaan
secara elektronik, pembinaan dan advokasi pengadaan barang dan jasa;
b. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang
pengelolaan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan layanan pengadaan
secara elektronik, pembinaan dan advokasi pengadaan barang dan jasa;
c. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di
bidang pengelolaan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan layanan
pengadaan secara elektronik, pembinaan dan advokasi pengadaan barang
dan jasa;
d. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah
terkait pengelolaan pengadaan barang dan jasa, pengelolaan layanan
pengadaan secara elektronik, pembinaan dan advokasi pengadaan barang
dan jasa; dan
e. pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Perekonomian dan
Pembangunan yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 32
Susunan organisasi Bagian Pengadaan Barang dan Jasa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagian Kelima
Asisten Administrasi Umum

Pasal 33
(1) Asisten Administrasi Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
c, merupakan unsur pembantu pimpinan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Sekretaris Daerah.
(2) Asisten Administrasi Umum dipimpin oleh Asisten III Bidang Administrasi
Umum.
Pasal 34
Asisten Administrasi Umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 33,
mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah dalam pelaksanaan kebijakan,
penyusunan kebijakan daerah dan pengoordinasian penyusunan kebijakan
daerah di bidang umum, organisasi, protokol dan komunikasi pimpinan.
-16-

Pasal 35
Asisten Administrasi Umum dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34, mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan kebijakan di bidang umum, protokol dan komunikasi
pimpinan;
b. penyusunan kebijakan daerah di bidang organisasi;
c. pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di bidang
organisasi;
d. penyiapan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang umum,
organisasi, protokol dan komunikasi pimpinan;
e. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah dibidang
organisasi;
f. penyiapan pelaksanaan pembinaan administrasi dan ASN pada instansi
daerah; dan
g. pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah dibidang
umum, organisasi, protokol dan komunikasi pimpinan yang berkaitan
dengan tugasnya.

Pasal 36
Asisten Administrasi Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, terdiri
atas:
a. Bagian Umum;
b. Bagian Organisasi; dan
c. Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan.

Pasal 37
Bagian Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf a, mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan kebijakan dan pemantauan dan
evaluasi di bidang tata usaha pimpinan, staf ahli dan kepegawaian, keuangan,
rumah tangga dan perlengkapan.

Pasal 38
Bagian Umum dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
37, mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang tata usaha pimpinan,
staf ahli dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan perlengkapan;
-17-

b. penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang tata


usaha pimpinan, staf ahli dan kepegawaian, keuangan, rumah tangga dan
perlengkapan; dan
c. pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Administrasi Umum
yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 39
Susunan organisasi Bagian Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37,
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 40
Bagian Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf b, mempunyai
tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian
perumusan kebijakan daerah, pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat
Daerah, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
kelembagaan dan analisis jabatan, pelayanan publik dan tata laksana, dan
kinerja dan reformasi birokrasi.

Pasal 41
Bagian Organisasi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40, mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan daerah di bidang
kelembagaan dan analisis jabatan, pelayanan publik dan tata laksana serta
kinerja dan reformasi birokrasi;
b. penyiapan bahan pengoordinasian perumusan kebijakan daerah di bidang
kelembagaan dan analisis jabatan, pelayanan publik dan tata laksana serta
kinerja dan reformasi birokrasi;
c. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di
bidang Kelembagaan dan Analisis Jabatan, Pelayanan Publik dan Tata
Laksana serta Kinerja dan Reformasi Birokrasi;
d. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah
di bidang kelembagaan dan analisis jabatan, pelayanan publik dan tata
laksana serta kinerja dan reformasi birokrasi; dan
e. pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Administrasi Umum
yang berkaitan dengan tugasnya.
-18-

Pasal 42
Susunan organisasi Bagian Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40,
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 43
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
36 huruf c, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan kebijakan,
pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah, pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah di bidang protokol, komunikasi
pimpinan, dan dokumentasi.

Pasal 44
Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43, mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang protokol, komunikasi
pimpinan, dan dokumentasi;
b. penyiapan bahan pengoordinasian pelaksanaan tugas Perangkat Daerah di
bidang protokol, komunikasi pimpinan, dan dokumentasi;
c. penyiapan bahan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakandaerah
terkait protokol, komunikasi pimpinan, dan dokumentasi; dan
d. pelaksaaan fungsi lain yang diberikan oleh Asisten Administrasi Umum
yang berkaitan dengan tugasnya.

Pasal 45
Susunan organisasi Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 43, terdiri atas:
a. Subbagian Protokol; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 46
Subbagian Protokol sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 huruf a,
mempunyai tugas :
a. melaksanakan tata protokoler dalam rangka penyambutan tamu
pemerintah daerah;
b. menyiapkan bahan koordinasi dan/atau fasilitasi keprotokolan;
c. menyiapkan bahan informasi acara dan jadwal kegiatan Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah;
d. menginformasikan jadwal dan kegiatan Pemerintah Daerah; dan
-19-

e. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi kegiatan Kepala Daerah dan Wakil


Kepala Daerah.

BAB IV
STAF AHLI BUPATI

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 47
(1) Staf Ahli Bupati berkedudukan berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Daerah dan secara administratif dikoordinasikan oleh
sekretaris daerah.
(2) Staf Ahli Bupati merupakan Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.

Pasal 48
Staf ahli bupati mempunyai tugas membantu bupati dengan memberikan kajian
dan telaahan, menyelenggarakan konsultasi dan menyusun rekomendasi dan
pertimbangan mengenai masalah kebijakan Pemerintahan Daerah sesuai
dengan bidang tugasnya berpedoman pada ketentuan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 49
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 48, staf ahli
bupati mempunyai fungsi:

a. Perumusan dan penelaahan masalah pemerintahan, hukum dan politik;


b. Perumusan dan penelaahan masalah ekonomi, pembanguan dan
keuangan; dan
c. Perumusan dan penelaahan masalah kemasyarakat dan sumber daya
manusia

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 50
Staf ahli bupati sebagaimana dimaksud pada Pasal 48, terdiri dari:
a. Staf Ahli Pemerintahan, Hukum dan Politik;
b. Staf Ahli Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan; dan
c. Staf Ahli Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia.
-20-

Pasal 51
Staf Ahli Pemerintahan, Hukum dan Politik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
50 huruf a, mempunyai tugas memberikan kajian dan telaahan,
menyelenggarakan konsultasi, menyusun rekomendasi dan pertimbangan
mengenai masalah pemerintahan, hukum dan politik kepada bupati.

Pasal 52
Staf Ahli Pemerintahan, Hukum dan Politik dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, mempunyai fungsi:
a. penyusunan kajian dan telaahan bidang pemerintahan, hukum dan politik;
b. penyelenggaraan konsultasi bidang pemerintahan, hukum dan politik;
c. penyusunan rekomendasi dan pertimbangan teknis bidang pemerintahn,
hukum dan politik; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang
tugasnya.

Pasal 53
Staf Ahli Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 50 huruf b, mempunyai tugas memberikan kajian dan telaahan,
menyelenggarakan konsultasi, menyusun rekomendasi dan pertimbangan
mengenai masalah ekonomi, pembangunan dan keuangan kepada bupati.

Pasal 54
Staf Ahli Ekonomi, Pembangunan dan Keuangan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53, mempunyai fungsi:
a. penyusunan kajian dan telaahan bidang ekonomi, pembangunan dan
keuangan;
b. penyelenggaraan konsultasi bidang ekonomi, pembangunan dan
keuangan;
c. penyusunan rekomendasi dan pertimbangan teknis bidang ekonomi,
pembangunan dan keuangan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang
tugasnya.
-21-

Pasal 55
Staf Ahli Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 50 huruf c, mempunyai tugas memberikan kajian dan telaahan,
menyelenggarakan konsultasi, menyusun rekomendasi dan pertimbangan
mengenai masalah kemasyarakatan dan sumber daya manusia kepada bupati.

Pasal 56
Staf Ahli Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55, mempunyai fungsi:
a. penyusunan kajian dan telaahan bidang kemasyarakatan dan sumber daya
manusia;
b. penyelenggaraan konsultasi bidang kemasyarakatan dan sumber daya
manusia;
c. penyusunan rekomendasi dan pertimbangan teknis bidang
kemasyarakatan dan sumber daya manusia; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang
tugasnya.

BAB V
SEKRETARIAT DPRD

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 57
(1) Sekretariat DPRD di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
(2) Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD.

Pasal 58
Sekretariat DPRD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 mempunyai tugas
melaksanakan administrasi kesekretariatan dan keuangan, mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, serta menyediakan dan mengoordinasikan
tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan hak dan fungsinya
sesuai dengan kebutuhan.
-22-

Pasal 59
Sekretariat DPRD dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 58, menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;
b. penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD;
c. penyelenggaraan rapat-rapat DPRD;
d. penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD;
e. penyelenggaraan urusan persidangan, risalah rapat dan perundang-
undangan, humas dan protokol, progam dan keuangan; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 60
Susunan Organisasi Sekretariat DPRD, terdiri atas:
a. Bagian Umum dan Humas;
b. Bagian Persidangan dan Hukum; dan
c. Bagian Pengawasan dan Penganggaran.

Pasal 61
Bagian Umum dan Humas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 huruf a,
mempunyai tugas merencanakan kegiatan mengkoordinasikan, mengendalikan
dan melaksanakan membagi tugas, mengevaluasi dan melaporkan urusan
umum dan humas.

Pasal 62
Bagian Umum dan Humas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 61, mempunyai fungsi:
a. perencanaan kegiatan operasional urusan tata usaha, kepegawaian,
humas dan protokol, sarana serta rumah tangga serta keuangan
sekretariat DPRD;
b. pengkoordinasian, pelaksanaan dan pengendalian urusan tata usaha,
kepegawaian, humas dan protokol, sarana rumah tangga serta keuangan
sekretariat DPRD;
c. pengevaluasian dan pelaporan urusan tata usaha, kepegwaian, humas dan
protokol, keuangan, sarana serta rumah tangga sekretariat DPRD;
-23-

d. pengelolaan data keanggotaan DPRD dan kepegawaian sekretriat DPRD


serta menyiapkan surat perjalanan dinas;
e. mengurus hubungan antar lembaga; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 63
Susunan organisasi Bagian Umum dan Humas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 61, terdiri atas:
a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; dan
b. Kelompik Jabatan Fungsional.

Pasal 64
Subbagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
huruf a, mempunyai tugas merenanakan kegiatan, melaksanakan membagi
tugas dan mengotrol kegiatan di sub bagian umum dan kepegawaian.

Pasal 65
Bagian Persidangan dan Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 huruf
b, mempunyai tugas merencanakan anggaran, mengkoordinasikan,
mengendalikan urusan bagian persidangan dan hukum.

Pasal 66
Bagian Persidangan dan Hukum dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 65, mempunyai fungsi:
a. perencanaan anggaran urusan persidangan dan hukum sekretariat DPRD;
b. pengkoordinasian urusan persidangan dan hukum sekretariat DPRD;
c. pengendalian urusan persidangan dan hukum di sekretariat DPRD; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh pimpinan sesuai dengan
fungsinya

Pasal 67
Susunan organisasi Bagian Persidangan dan Hukum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 65, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 68
Bagian Pengawasan dan Penganggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60
huruf c, mempunyai tugas merencanakan anggaran, mengkoordinasikan
mengendalikan urusan program pengawasan dan penganggaran.
-24-

Pasal 69
Bagian Pengawasan dan Penganggaran dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68, mempunyai fungsi:
a. perencanaan anggaran urusan pengawasan dan penganggaran;
b. pengkoordinasian urusan pengawasan dan penganggaran;
c. pengendalian urusan program pengawasan dan penganggaran; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 70
Susunan organisasi Bagian Pengawasan dan Penganggaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 68, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB VI
INSPEKTORAT

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 71
(1) Inspektorat di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
(2) Inspektorat dipimpin oleh Inspektur.

Pasal 72
Inspektorat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 mempunyai tugas
membantu kepala daerah dalam membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh
Perangkat Daerah.

Pasal 73
Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72,
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi
pengawasan;
b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui
audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan dari
kepala daerah;
-25-

d. penyusunan laporan hasil pengawasan;


e. pelaksanaan administrasi inspektorat Daerah; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh kepala daerah terkait dengan
tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 74
Susunan Organisasi Inspektorat, terdiri atas:
a. Sekretariat Inspektorat;
b. Inspektorat Pembantu Wilayah I;
c. Inspektorat Pembantu Wilayah II; dan
d. Inspektorat Pembantu Wilayah III.

Pasal 75
Sekretariat Inspektorat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 huruf a,
mempunyai tugas melaksanakan pembinaan teknis dan administratif ke dalam
semua unsur di lingkungan Inspektorat Daerah.

Pasal 76
Sekretariat Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 75, mempunyai fungsi:
a. pengkoordinasian perumusan rencana program kerja dan anggaran
pengawasan, penyiapan penyusunan rancangan peraturan perundang-
undangan dan pengadministrasian kerja sama;
b. pelaksanaan evaluasi pengawasan, pengumpulan, pengelolaan, analisis
dan penyajian laporan hasil pengawasan serta monitoring dan evaluasi
pencapaian kinerja;
c. pelaksanaan pengelolaan keuangan; dan
d. pengelolaan kepegawaian, tata usaha, perlengkapan dan rumah tangga.

Pasal 77
Susunan organisasi Sekretariat Inspektorat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 75, terdiri atas:
a. Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.
-26-

Pasal 78
Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 77 huruf a, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan
kebijakan teknis serta pelaksanaan urusan tugas operasional dan administratif
di bidang umum, keuangan dan kepegawaian penatausahaan surat menyurat
dan urusan rumah tangga.

Pasal 79
Inspektorat Pembantu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 huruf b, huruf c,
dan huruf d, mempunyai tugas melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah dan kasus pengaduan di bidang
pembangunan, pemerintahan dan aparatur, ekonomi dan keuangan serta
kesejahteraan sosial pada masing-masing wilayah kerjanya.

Pasal 80
Inspektorat Pembantu dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 79, mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan pengkajian bahan usulan program pengawasan pada
bidangnya;
b. pelaksanaan pengoordinasian pelaksanaan pengawasan pada bidangnya;
c. pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah pada bidangnya ; dan
d. pelaksanaan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas
pengawasan pada bidangnya.

Pasal 81
Susunan organisasi Inspektorat pembantu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
79, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB VII
DINAS PENDIDIKAN

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 82
(1) Dinas Pendidikan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Pendidikan dipimpin oleh Kepala Dinas.
-27-

Pasal 83
Dinas Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 mempunyai tugas
membantu kepala daerah dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang
pendidikan dan kebudayaan yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas
pembantuan yang diberikan ke kabupaten di bidang pendidikan dan
kebudayaan dengan memperhatikan petunjuk pedoman teknis dari Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan.

Pasal 84
Dinas Pendidikan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 83, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis pembangunan Daerah di bidang pendidikan
dan kebudayaan;
b. penyelenggaraan administrasi di bidang pendidikan dan kebudayaan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang pendidikan
dan kebudayaan;
d. pembinaan, pengendalian dan pengevaluasian pelaksanaan kegiatan
satuan organisasi lingkup dinas pendidikan;
e. pengkoordinasian penyelenggaraan pembangunan di bidang pendidikan
dan kebudayaan dengan instansi terkait;
f. pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pembangunan di bidang
pendidikan dan kebudayaan; dan
g. pelaksanaan tugas yang diberikan bupati sesuai dengan lingkup tugas dan
fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 85
Susunan Organisasi Dinas Pendidikan, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Pendidikan;
b. Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal;
c. Bidang Pembinaan Sekolah Dasar;
d. Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama;
e. Bidang Kebudayaan; dan
f. Bidang Pembinaan Ketenagaan.
-28-

Pasal 86
Sekretariat Dinas Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 huruf a,
mempunyai tugas merencanakan operasional kegiatan serta mengoordinasikan
kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi urusan perencanaan,
keuangan dan barang milik Daerah, umum dan kepegawaian serta tugas
pembantuan dalam lingkup dinas pendidikan sesuai ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.

Pasal 87
Sekretariat Dinas Pendidikan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 86, mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan, keuangan dan barang
milik Daerah, umum dan kepegawaian serta tugas pembantuan dalam
lingkup dinas pendidikan;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan di bidang
perencanaan, keuangan dan barang milik Daerah, umum dan kepegawaian
serta tugas pembantuan dalam lingkup dinas pendidikan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan, keuangan dan
barang milik Daerah, umum dan kepegawaian serta tugas pembantuan
dalam lingkup dinas pendidikan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas baik lisan
maupun tulisan sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsinya.

Pasal 88
Susunan organisasi Sekretariat Dinas Pendidikan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 86, terdiri atas:
a. Subbagian Umum dan Kepegawaian; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 89
Subbagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88
huruf a, mempunyai tugas melakukan urusan ketatausahaan,
kerumahtanggaan, organisasi, ketatalaksanaan, penyusunan bahan rancangan
peraturan perundang-undangan, fasilitasi bantuan hukum, pengelolaan
kepegawaian, koordinasi dan penyusuunan bahan kerjasama dan hubungan
masyarakat di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikkan dasar,
pendidikan non formal dan kebudayaan.
-29-

Pasal 90
Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 85 huruf b, mempunyai tugas memimpin, pelaksanakan
penyusunan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
pendidikan anak usia dini dan pendidikan noformal meliputi kurikulum dan
penilaian, kelembagaan dan sarana prasarana serta peserta didik dan
pembangunan karakter.

Pasal 91
Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, mempunyai
fungsi:
a. penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang kurikulum dan penilaian, kelembagaan dan sarana prasarana,
serta peserta didik dan pembangunan karakter pendidikan anak usia dini
dan pendidikan non formal;
b. pembinaan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum dan penilaian,
kelembagaan dan sarana prasarana, serta peserta didik dan pembangunan
karakter pendidikan anak usia dini dan pendidikan non formal;
c. penyusunan bahan penetapan kurikulum muatan lokal pendidikan non
formal;
d. penyusunan bahan penerbitan izin pendirian, penataan, dan penutupan
satuan pendidikan anak usia dini dan pendidikan non formal;
e. penyusunan bahan pembinaan kurikulum dan penilaian, kelembagaan
dan sarana prasarana, serta peserta didik dan pembangunan karakter
pendidikan anak usia dini dan pendidikan non formal;
f. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang kurikulum dan penilaian,
kelembagaan dan sarana prasarana, serta peserta didik dan pembangunan
karakter pendidikan anak usia dini dan pendidikan non formal; dan
g. pelaporan di bidang kurikulum dan penilaian, kelembagaan dan sarana
prasarana, serta peserta didik dan pembangunan karakter pendidikan
anak usia dini dan pendidikan non formal.

Pasal 92
Susunan organisasi Bidang Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non
Formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90, terdiri atas;
a. Seksi Kurikulum dan Penilaian;
-30-

b. Seksi Kelembagaan, Sarana dan Prasarana; dan


c. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 93
Seksi Kurikulum dan Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 92 huruf a,
mempunyai tugas menyiapkan, merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pengelolaan dan pengawasan terhadap kurikulum dan penilaian di bidang
PAUD.

Pasal 94
Seksi Kelembagaan, Sarana dan Prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
92 huruf b, mempunyai tugas menyiapkan data penyusunan rencana, dan
melaksanakan petunjuk teknis serta bahan pembinaan kelembagaan dan
sarana dan prasarana.

Pasal 95
Bidang Pembinaan Sekolah Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 huruf
c, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan sekolah dasar.

Pasal 96
Bidang Pembinaan Sekolah Dasar dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 95, mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang kurikulum dan penilaian, kelembagaan dan sarana prasarana,
serta peserta didik dan pembangunan karakter sekolah dasar;
b. pembinaan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum dan
pengkoordinasian pelaksanaan tugas dengan sekretaris dan sarana
prasarana, serta peserta didik dan pembangunan karakter sekolah dasar;
c. penyusunan bahan penetapan kurikulum muatan lokal sekolah dasar;
d. penyusunan bahan penerbitan izin pendirian, penataan, dan penutupan
sekolah dasar;
e. penyusunan bahan pembinaan kurikulum dan penilaian, kelembagaan
dan sarana prasarana, serta peserta didik dan pembangunan karakter
sekolah dasar;
f. penyusunan bahan pembinaan bahasa dan sastra Daerah yang
penuturnya dalam Daerah Kabupaten/Kota;
-31-

g. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang kurikulum dan penilaian,


kelembagaan dan sarana dan prasarana, serta peserta didik dan
pembangunan karakter sekolah dasar; dan
h. pelaporan di bidang kurikulum dan penilaian, kelembagaan dan sarana
prasarana, serta peserta didik dan pembangunan karakter sekolah dasar.

Pasal 97
Susunan organisasi Bidang Pembinaan Sekolah Dasar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 95, terdiri atas;
a. Seksi Kurikulum dan Penilaian;
b. Seksi Kelembagaan dan Sarana; dan
c. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 98
Seksi Kurikulum dan Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 huruf a,
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan teknis, serta pembinaan di bidang kurikulum dan penilaian.

Pasal 99
Seksi Kelembagaan dan Sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 huruf
b, mempunyai tugas mempersiapkan data penyusunan rencana, pelaksanaan
kegiatan dan monitoring program di bidang kelembagaan dan sarana.

Pasal 100
Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 85 huruf d, mempunyai tugas memimpin, merencanakan penyusunan
program dan pengendalian anggaran, mengkoordinir, menyelenggarakan dan
mengawasi serta mengevaluasi kegiatan, membagi tugas dan mengatur serta
memberi petunjuk kegiatan, memberi laporan ke pimpinan sehingga kegiatan di
lingkup bidang berjalan dengan baik, efektif dan efisien sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Pasal 101
Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100, mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang kurikulum dan penilaian, kelembagaan dan sarana prasarana,
serta peserta didik dan pembangunan karakter sekolah menengah
pertama;
-32-

b. pembinaan pelaksanaan kebijakan di bidang kurikulum dan dan penilaian,


kelembagaan dan sarana prasarana, serta peserta didik dan pembangunan
karakter sekolah menengah pertama.
c. penyusunan bahan penetapan kurikulum muatan lokal sekolah menengah
pertama;
d. penyusunan bahan penerbitan izin pendirian, penataan, dan penutupan
sekolah menengah pertama;
e. penyusunan bahan pembinaan pelaksanaan kurikulum dan penilaian,
kelembagaan dan sarana prasarana, serta peserta didik dan pembangunan
karakter sekolah menengah pertama;
f. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang kurikulum dan penilaian,
sarana, serta peserta didik dan pembangunan karakter sekolah menengah
pertama; dan
g. pelaporan di bidang kurikulum dan penilaian, kelembagaan dan sarana
prasarana, serta peserta didik dan pembangunan karakter sekolah
menengah pertama.

Pasal 102
Susunan organisasi Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100, terdiri atas;
a. Seksi Kurikulum dan Penilaian;
b. Seksi Kelembagaan dan Sarana; dan
c. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 103
Seksi Kurikulum dan Penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102 huruf
a, mempunyai tugas menyelenggarakan, perencanaan, pelayanan, pengawasan
dan pemantauan di bidang kurikulum dan penialaian sekolah menengah
pertama.

Pasal 104
Seksi Kelembagaan dan Sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102 huruf
b, mempunyai tugas menyiapkan dan melaksanakan upaya peningkatan sarana
dan prasarana pendidikan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan
terhadap pendistribusian alat pendidikan serta melaksanakan pemeriksaan
kelengkapan sarana, administrasi dan persyaratan perizinan di bidang
pendidikan.
-33-

Pasal 105
Bidang Kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 huruf e,
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang kebudayaan merencanakan penyusunan program dan
mengkoordinir, menyelenggarakan dan mengawasi serta mengevaluasi
kegiatan, membagi tugas dan mengatur serta memberi petunjuk kegiatan,
memberi laporan kepimpinan sehingga kegiatan di lingkup bidang berjalan
dengan baik, efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 106
Bidang Kebudayaan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 105, mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang pengelolaan cagar budaya, pengelolaan museum kabupaten/kota,
pembinaan sejarah, pelestarian tradisi, pembinaan komunitas dan lembaga
adat, dan pembinaan kesenian;
b. penyusunan bahan pembinaan di bidang pengelolaan cagar budaya,
pengelolaan museum kabupaten/kota, pembinaan sejarah, pelestarian
tradisi, pembinaan komunitas dan lembaga dat, dan pembinaan kesenian;
c. penyusunan bahan pengelolaan kebudayaan yang masyarakat pelakunya
dalam Daerah Kabupaten/Kota;
d. penyusunan bahan pelestarian tradisi yang masyarakat penganutnya
dalam Daerah Kabupaten/Kota;
e. penyusunan bahan pembinaan komunitas dan lembaga adat yang
masyarakat penganutnya dalam Daerah Kabupaten/Kota;
f. penyusunan bahan pembinaan kesenian yang masyarakat pelakunya
dalam Daerah Kabupaten/Kota;
g. penyusunan bahan pembinaan sejarah lokal kabupaten/kota;
h. penyusunan bahan penetapan cagar budaya dan pengelolaan cagar budaya
peringkat kabupaten/kota;
i. penyusunan bahan penerbitan izin membawa cagar budaya ke luar
kabupaten/kota;
j. penyusunan bahan pengelolaan museum kabupaten/kota;
k. penyusunan bahan fasilitasi di bidang pengelolaan cagar budaya,
pengelolaan museum kabupaten/kota, pembinaan sejarah, pelestarian
tradisi, pembinaan komunitas dan lembaga adat, dan pembinaan kesenian;
-34-

l. penyusunan bahan pemantauan dan evaluasi di bidang pengelolaan cagar


budaya, pengelolaan museum kabupaten/kota, pembinaan sejarah,
pelestarian tradisi, pembinaan komunitas dan lembaga adat, dan
pembinaan kesenian; dan
m. pelaporan di bidang pengelolaan cagar budaya, pengelolaan museum
kabupaten/kota, pembinaan sejarah, pelestarian tradisi, pembinaan
komunitas dan lembaga adat, dan pembinaan kesenian.

Pasal 107
Susunan organisasi Bidang Kebudayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
105, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 108
Bidang Pembinaan Ketenagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 85 huruf e,
mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pelaksanaan bahan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan pendidik dan tenaga
kependidikan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, dan pendidikan non formal, serta tenaga kebudayaan.

Pasal 109
Bidang Pembinaan Ketenagaan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 108, mempunyai fungsi:
a. penyusunan bahan perumusan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan di
bidang pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak
usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan pendidikan non
formal, serta tenaga kebudayaan;
b. penyusunan bahan kebijakan di bidang pembinaan pendidik dan tenaga
kependidikan pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, dan pendidikan non formal, serta tenaga kebudayaan;
c. penyusunan bahan rencana kebutuhan pendidik dan tenaga kependidikan
pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan
pendidikan non formal;
d. penyusunan bahan pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan
pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan
pendidikan non formal;
e. penyusunan bahan rekomendasi pemindahan pendidik dan tenaga
kependidikan dalam kabupaten/kota;
-35-

Pasal 110
Susunan organisasi Bidang Pembinaan Ketenagaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 108, terdiri atas;
a. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Non Formal;
b. Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar; dan
c. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 111
Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pendidikan Non Formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 huruf a,
mempunyai tugas menyelenggarakan, perencanaan, pelayanan, pengawasan
dan pemantauan di bidang pendidik dan tenaga kependidikan pendidikan anak
usia dini dan pendidikan non formal.

Pasal 112
Seksi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 110 huruf b, mempunyai tugas menyiapkan dan
melaksanakan upaya peningkatan tenaga kependidikan pendidikan,
pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap pendistribusian alat serta
melaksanakan pemeriksaan kelengkapan pendidikan dasar dan sekolah
menengah pertama.

BAB VIII
DINAS KESEHATAN

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 113
(1) Dinas Kesehatan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 114
Dinas Kesehatan mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan
Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah
dan Tugas Pembantuan yang diberikan kepada Daerah Kabupaten.
-36-

Pasal 115
Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 114, menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan
dan PKRT serta sumber daya kesehatan;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan masyarakat, pencegahan dan
pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan, kefarmasian, alat kesehatan
dan PKRT serta sumber daya kesehatan;
c. Pelaksanaan evalusasi dan pelaporan di bidang kesehatan masyarakat,
pencegahan dan pengendalian penyakit, pelayanan kesehatan,
kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT serta sumber daya kesehatan;
d. Pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. Pelaksanaan funsi lain yang diberikan oleh Pimpinan terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 116
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Kesehatan;
b. Bidang Kesehatan Masyarakat;
c. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit; dan
d. Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan;

Pasal 117
Sekretariat Dinas Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116 huruf a,
mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, pelaksanaan dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas
Kesehatan Daerah.

Pasal 118
Sekretariat Dinas Kesehatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 117, mempunyai fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional tugas administrasi di
lingkungan Dinas Kesehatan Daerah;
-37-

b. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dan pemberian dukungan


administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Dinas
Kesehatan Daerah;
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan tugas administrasi di lingkungan
Dinas Kesehatan Daerah;
d. Pengelolaan aset yang menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan Daerah;
dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 119
Sekretariat Dinas Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 117, terdiri
atas:
a. Subbagian Program danInformasi; dan
b. Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian.

Pasal 120
Subbagian Program dan Informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 119
huruf a, melaksanakan tugas Penyiapan dan koordinasi penyusunan rumusan
program dan informasi, serta penatalaksanaan hubungan masyarakat yang
menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan.

Pasal 121
Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 119 huruf b, mempunyai tugas Penyiapan dan koordinasi
penyelenggaraan urusan keuangan dan pengelolaan aset, penatalaksanaan
hukum, kepegawaian dan dukungan administrasi umum yang menjadi
tanggung jawab Dinas Kesehatan.

Pasal 122
Bidang Kesehatan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 116 huruf
b, mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
operasional di bidang kesehatan masyarakat.

Pasal 123
Bidang Kesehatan Masyarakat dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 122, mempunyai fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang kesehatan
-38-

keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat,


kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang kesehatan
keluarga, gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga;
c. Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan keluarga,
gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat,
kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga;
d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang kesehatan keluarga, gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan
lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga; dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 124
Bidang Kesehatan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 122, terdiri
atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 125
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 116 huruf c, mempunyai tugas Melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan operasional di bidang surveilans dan imunisasi,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian
penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.

Pasal 126
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 125, mempunyai fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
c. Penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang surveilans dan
imunisasi, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan
dan pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa;
-39-

d. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang surveilans dan imunisasi,


pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa; dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 127
Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagaimana dimaksud dalam
pasal 125, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 128
Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 116 huruf d, mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang pelayanan
kesehatan primer dan pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan
mutunya, pelayanan kesehatan tradisional, kefarmasian, alat kesehatan dan
PKRT serta sumber daya manusia kesehatan.

Pasal 129
Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128, mempunyai
fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan operasional di bidang pelayanan
kesehatan primer dan pelayanan kesehatan rujukan termasuk
peningkatan mutunya, pelayanan kesehatan tradisional, kefarmasian, alat
kesehatan dan PKRT serta sumber daya manusia kesehatan;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional di bidang pelayanan
kesehatan primer dan pelayanan kesehatan rujukan termasuk
peningkatan mutunya, pelayanan kesehatan tradisional, kefarmasian, alat
kesehatan dan PKRT serta sumber daya manusia kesehatan;
c. penyiapan bimbingan teknis dan supervisi di bidang pelayanan kesehatan
primer dan pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya,
pelayanan kesehatan tradisional, kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT
serta sumber daya manusia kesehatan;
d. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pelayanan kesehatan
primer dan pelayanan kesehatan rujukan termasuk peningkatan mutunya,
pelayanan kesehatan tradisional, kefarmasian, alat kesehatan dan PKRT
serta sumber daya manusia kesehatan; dan
-40-

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 130
Bidang Pelayanan Kesehatan dan Sumber Daya Kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 128, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB VIII
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 131
(1) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 132
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mempunyai tugas membantu
Bupati dalam melaksanakan urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
yang menjadi kewenangan Daerah.

Pasal 133
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 132, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
b. pelaksanaan kebijakan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang;
d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 134
Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
-41-

b. Bidang Sumber Daya Air;


c. Bidang Bina Marga;
d. Bidang Cipta Karya dan Jasa Konstruksi; dan
e. Bidang Tata Ruang.

Pasal 135
Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 134 huruf a, mempunyai tugas melakukan kegiatan
penyelenggaraan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan,
perencanaan dan penganggaran, serta hubungan kerja di bidang administrasi
dengan perangkat daerah terkait.

Pasal 136
Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 135, mempunyai fungsi:
a. penyusunan petunjuk teknis penyelenggaraan kesekretariatan;
b. penyusunan rencana kerja teknis dan operasional kesekretariatan;
c. penyelenggaraan administrasi umum dan rumah tangga;
d. penyelenggaraan perencanaan dan penganggaran;
e. penyelenggaraan pengelolaan perlengkapan dan administrasi aset;
f. penyelenggaraan administrasi kepegawaian;
g. penyelenggaraan administrasi keuangan;
h. penyelenggaraan administrasi pelaporan;
i. penyelenggaraan koordinasi dan hubungan kerja di bidang administrasi
dengan perangkat kerja terkait;
j. penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi serta pelaporan administrasi
umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, perencanaan dan
penganggaran, hubungan kerja di bidang administrasi dengan perangkat
daerah terkait; dan
k. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait dengan
tugas dan fungsinya.

Pasal 137
Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 135, terdiri atas:
a. Subbagian Perencanaan, Perlengkapan dan Informasi Publik; dan
b. Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian.
-42-

Pasal 138
Subbagian Perencanaan, Perlengkapan dan Informasi Publik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 137 huruf a, melaksanakan tugas mengendalikan
pengelolaan penyusunan perencanaan, perlengkapan dan informasi publik
Satuan Kerja.

Pasal 139
Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 137 huruf b, mempunyai tugas mengendalikan pengelolaan administrasi
umum, keuangan dan kepegawaian.

Pasal 140
Bidang Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 huruf b,
mempunyai tugas menyelenggarakan pengembangan dan pengelolaan sumber
daya air.

Pasal 141
Bidang Sumber Daya Air dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 140, mempunyai fungsi:
a. penyusunan petunjuk teknis pengembangan dan pengelolaan sumber daya
air penyusunan rencana kerja teknis dan operasional pengembangan dan
pengelolaan sumber daya air;
b. penyelenggaraan pengelolaan irigasi;
c. penyelenggaraan pengelolaan sungai, pantai, dan rawa;
d. penyelenggaraan operasi dan pemeliharaan sumber daya air;
e. penyelenggaraan koordinasi teknis pengembangan dan pengelolaan
sumber daya air;
f. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengembangan dan
pengelolaan sumber daya air; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait dengan
tugas dan fungsinya.

Pasal 142
Bidang Sumber Daya Air sebagaimana dimaksud dalam pasal 140, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.
-43-

Pasal 143
Bidang Bina Marga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 huruf c,
mempunyai tugas menyelenggarakan pembangunan dan pemeliharaan jalan
dan jembatan.

Pasal 144
Bidang Bina Marga dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 143, mempunyai fungsi:
a. penyusunan petunjuk teknis pembangunan dan pemeliharaan jalan dan
jembatan;
b. penyusunan rencana kerja teknis dan operasional pembangunan dan
pemeliharaan jalan dan jembatan;
c. penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan jalan;
d. penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan jembatan;
e. penyelenggaraan koordinasi teknis pembangunan dan pemeliharaan jalan
dan jembatan;
f. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pembangunan dan
pemeliharaan jalan dan jembatan; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait dengan
tugas dan fungsinya.

Pasal 145
Bidang Bina Marga sebagaimana dimaksud dalam pasal 143, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 146
Bidang Cipta Karya dan Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
134 huruf d, mempunyai tugas menyelenggarakan pembangunan dan
pemeliharaan drainase, air minum dan sanitasi serta bangunan Gedung dan
fasilitasi jasa konstruksi.

Pasal 147
Bidang Cipta Karya dan Jasa Konstruksi dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 146, mempunyai fungsi:
a. penyusunan petunjuk teknis pembangunan dan pemeliharaan drainase,
air minum dan sanitasi serta bangunan Gedung dan fasilitasi jasa
konstruksi;
-44-

b. penyusunan rencana kerja teknis dan operasional pembangunan dan


pemeliharaan drainase, air minum dan sanitasi serta bangunan gedung
fasilitasi jasa konstruksi;
c. penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan drainase;
d. penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
air minum dan sanitasi;
e. penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan bangunan gedung
pemerintah daerah;
f. penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan jalan non status;
g. penyelenggaraan koordinasi teknis pembangunan dan pemeliharaan
drainase, air minum dan sanitasi serta bangunan gedung;
h. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pembangunan dan
pemeliharaan drainase, air minum dan sanitasi serta bangunan gedung;
i. penyelenggaraan bina tehnik konstruksi;
j. penyelenggaraan jasa konstruksi;
k. penyelenggaraan laboratorium konstruksi;
l. penyelenggaraan koordinasi teknis fasilitasi bina konstruksi;
m. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan fasilitasi bina
konstruksi; dan
n. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait dengan
tugas dan fungsinya.

Pasal 148
Bidang Cipta Karya dan Jasa Konstruksi sebagaimana dimaksud dalam pasal
146, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 149
Bidang Tata Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 134 huruf e,
mempunyai tugas menyelenggarakan penataan ruang.

Pasal 150
Bidang Tata Ruang dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 149, mempunyai fungsi:
a. penyusunan petunjuk teknis penataan ruang;
b. penyusunan rencana kerja teknis dan operasional penataan ruang;
c. penyelenggaraan perencanaan dan pengaturan tata ruang;
d. penyelenggaraan pemanfaatan dan pengendalian tata ruang;
-45-

e. penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan tata ruang;


f. penyelenggaraan koordinasi teknis penataan ruang;
g. penyelenggaraan pemantauan, evaluasi dan pelaporan penataan ruang;
dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Dinas terkait dengan
tugas dan fungsinya.

Pasal 151
Bidang Tata Ruang sebagaimana dimaksud dalam pasal 149, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB IX
DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 152
(1) Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dipimpin oleh Kepala
Dinas.

Pasal 153
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman mempunyai tugas
membantu Bupati dalam melaksanakan Urusan Pemerintahan bidang
perumahan rakyat, kawasan permukiman, dan pertanahan berdasarkan asas
otonomi dan pembantuan.

Pasal 154
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 153, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan pemerintah Daerah di
bidang perumahan rakyat, kawasan permukiman, dan pertanahan;
b. penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelaksanaan pelayanan umum di
bidang perumahan rakyat, kawasan permukiman, dan pertanahan baik
teknis maupun administrasi;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang perumahan
rakyat, kawasan permukiman, dan pertanahan;
-46-

d. pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dalam lingkup dinas


perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
e. pengendalian dan pengevaluasian pelaksanaan kegiatan satuan organisasi
lingkup dinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
f. pengkoordinasian penyelenggaraan pembangunan di bidang perumahan
rakyat dan kawasan permukiman, pertanahan dengan instansi terkait; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 155
Susunan Organisasi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman,
terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman;
b. Bidang Perumahan;
c. Bidang Kawasan Permukiman; dan
d. Bidang Pertanahan;

Pasal 156
Sekretariat Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 155 huruf a, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
administrasi umum, keuangan dan kepegawaian dalam lingkup dinas
perumahan rakyat dan kawasan permukiman serta melaksanakan penyusunan
rencana, evaluasi dan pelaporan pembangunan Daerah pada dinas perumahan
rakyat dan kawasan permukiman.

Pasal 157
Sekretariat Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 156, mempunyai
fungsi:
a. penyusunan rencana kerja kesekretariatan;
b. perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;
c. penyelenggaraan urusan penyusunan program dan informasi, keuangan
dan asset, serta kepegawaian dan umum;
d. penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja sekretariat; dan
-47-

e. pengaturan dan pengelolaan serta pengembangan sistem informasi


perumahan rakyat, kawasan permukiman dan pertanahan tingkat
kabupaten/kota.

Pasal 158
Sekretariat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 156, terdiri atas:
a. Subbagian Tata Usaha; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 159
Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a,
melaksanakan tugas melakukan pengelolaan anggaran, urusan kepegawaian,
surat menyurat, kearsipan, urusan rumah tangga dan pengelolaan
perlengkapan dinas serta pengelolaan administrasi aset dinas perumahan
rakyat dan kawasan permukiman berdasarkan peraturan yang berlaku agar
tercipta kelancaran tugas.

Pasal 160
Bidang Perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 huruf b,
mempunyai tugas menyelenggarakan pendataan, perencanaan, penyediaan,
pembiayaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi di bidang perumahan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 161
Bidang Perumahan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 160, mempunyai fungsi:
a. perencanaan kebijakan di bidang perumahan;
b. perencanaan operasional rencana kerja di lingkup bidang perumahan;
c. pemberian bantuan teknis yang berkaitan dengan pembangunan
perumahan yang dilakukan oleh pihak swasta;
d. pemberian bantuan teknis terkait penerapan standar perumahan yang
dikelola oleh swasta;
e. pengelolaan dan manajerial rumah umum, khusus, negara, swadaya yang
dibangun melalui APBN dan APBD;
f. pengelolaan dan manajerial PSU bidang perumahan dibangun melalui
APBN dan APBD; dan
g. pembinaan penyuluhan tentang rumah sehat.
-48-

Pasal 162
Bidang Perumahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 160, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 163
Bidang Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 huruf
c, mempunyai tugas pendataan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi terhadap
kegiatan di kawasan permukiman.

Pasal 164
Bidang Kawasan Permukiman dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 163, mempunyai fungsi:
a. perencanaan kebijakan di bidang yang meliputi kawasan permukiman;
b. perencanaan operasional yang meliputi tugas pendataan, perencanaan,
pencegahan dan peningkatan kualitas, pemanfaatan dan pengendalian
kasawasan permukiman;
c. perencanaan pengembangan kawasan permukiman;
d. pengelolaan dan manajerial PSU kawasan permukiman;
e. penyusunan kebijakan bidang kawasan permukiman; dan
f. penyusunan kebijakan PSU bidang kawasan permukiman.

Pasal 165
Bidang Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam pasal 163, terdiri
atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 166
Bidang Pertanahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 155 huruf d,
mempunyai tugas dalam pelaksanaan dan penyelesaian pengadaan tanah
untuk kepentingan umum dan sengketah tanah, ganti kerugian tanah, tanah
ulayat, izin lokasi dan penggunaan tanah.

Pasal 167
Bidang Pertanahan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 166, mempunyai fungsi:
a. perencanaan kebijakan di bidang yang meliputi bidang pertanahan;
b. perencanaan operasional yang meliputi penyelesaian pengadaan tanah
untuk kepentingan umum dan sengketah tanah, ganti kerugian tanah,
tanah ulayat, izin lokasi dan penggunaan tanah tanah;
-49-

c. pelaksanaan koordinasi dengan SKPD dan instansi vertikal terkait


permasalahan tanah;
d. penyelesaian pengadaan tanah untuk kepentingan umum dan sengketa
tanah;
e. pelaksanaan ganti kerugian tanah dan tanah ulayat; dan
f. penetapan izin lokasi tanah.

Pasal 168
Bidang Pertanahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 166, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB X
DINAS KETENTERAMAN DAN KETERTIBAN UMUM SERTA PERLINDUNGAN
MASYARAKAT

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 169
(1) Dinas Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat
di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat
dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 170
Dinas Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169, mempunyai tugas melaksanakan
Urusan Pemerintahan bidang ketenteraman dan ketertiban umum serta
perlindungan masyarakat yang menjadi kewenangan Daerah dan tugas
pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten di bidang ketenteraman dan
ketertiban umum serta perlindungan masyarakat dengan memperhatikan
petunjuk pedoman teknis dari menteri dalam negeri.

Pasal 171
Dinas Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat
dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170,
menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis pembangunan Daerah di bidang
ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat;
-50-

b. Pembinaan dan pengendalian pelayanan ketenteraman dan ketertiban


umum serta perlindungan masyarakat, baik teknis maupun administrasi;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas pemerintahan di bidang ketenteraman
dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat;
d. Pembinaan, pengendalian dan pengevaluasian pelaksanaan kegiatan
satuan organisasi lingkup dinas ketenteraman dan ketertiban umum serta
perlindungan masyarakat;
e. Pengoordinasian penyelenggaraan pembangunan di bidang ketenteraman
dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat dengan instansi
terkait;
f. Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan pembangunan di bidang
ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 172
Susunan Organisasi Dinas Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta
Perlindungan Masyarakat, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan
Masyarakat;
b. Bidang Penegakan Perda dan Perkada;
c. Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat;
d. Bidang Pencegahan dan Penyuluhan Kebakaran; dan
e. Bidang Pengendalian Operasional Kebakaran.

Pasal 173
Sekretariat Dinas Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan
Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 172 huruf a, mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan administrasi umum, keuangan dan kepegawaian dalam
lingkup Dinas Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan
Masyarakat serta melaksanakan penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan
pembangunan Daerah pada Dinas Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta
Perlindungan Masyarakat.
-51-

Pasal 174
Sekretariat Dinas Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan
Masyarakat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
173, mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana kerja kesekretariatan;
b. Perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;
c. Penyelenggaraan urusan penyusunan program dan informasi, keuangan
dan aset, serta kepegawaian dan umum;
d. Penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja sekretariat;
e. Pengaturan dan pengelolaan serta pengembangan sistem informasi tingkat
Kabupaten/Kota; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Pasal 175
Susunan organisasi Sekretariat Dinas Ketenteraman dan Ketertiban Umum
serta Perlindungan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173, terdiri
atas:
a. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;
b. Subbagian Keuangan dan Kepegawaian; dan
c. Subbagian Umum dan Perlengkapan.

Pasal 176
Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 175 huruf a, mempunyai tugas menyusun perencanaan, evaluasi dan
pelaporan, melakukan evaluasi dan menyusun laporan kegiatan dinas
berdasarkan pedoman yang berlaku.

Pasal 177
Subbagian Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
175 huruf b, mempunyai tugas melakukan pengelolaan anggaran, urusan
kepegawaian di lingkup Dinas berdasarkan peraturan yang berlaku agar
tercipta kelancaran tugas.
Pasal 178
Subbagian Umum dan Perlengkapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 175
huruf c, mempunyai tugas menyusun surat menyurat, kearsipan, urusan
rumah tangga dan pengelolaan perlengkapan dinas serta pengelolaan
administrasi aset Dinas.
-52-

Pasal 179
Bidang Penegakan Perda dan Perkada sebagaimana dimaksud dalam Pasal 172
huruf b, mempunyai tugas menyelenggarakan perencanaan, pengoordinasian,
memonitoring, mengevaluasi, melaporkan dan menilai penyelenggaraan tugas
di lingkup bidang yang meliputi penegakan perda dan perkada sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 180
Bidang Penegakan Perda dan Perkada dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 179, mempunyai fungsi:
a. perencanaan kebijakan di bidang penegakan perda dan perkada sebagai
pedoman kerja;
b. perencanaan operasional rencana kerja di lingkup penegakan perda dan
perkada;
c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dengan sekretaris dan kepala bidang
lain di lingkup bidang guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d. pembagian pelaksanaan tugas meliputi penegakan perda dan perkada;
e. pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada kepala seksi guna
kelancaran tugas;
f. penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di lingkup
bidang;
g. pelaporan hasil pelaksanaan tugas di lingkup bidang; dan
h. penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.

Pasal 181
Susunan organisasi Bidang Penegakan Perda dan Perkada sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 179, terdiri atas:
a. Seksi Penyelidikan dan Penyidikan;
b. Seksi Pelatihan Dasar; dan
c. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 182
Seksi Penyelidikan dan Penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181
huruf a, mempunyai tugas menyiapkan, merencanakan dan melaksanakan
kegiatan pengelolaan dan penyelidikan dan penyidikan.
-53-

Pasal 183
Seksi Pelatihan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 181 huruf b,
mempunyai tugas menyiapkan, menyusun dan melaksanakan petunjuk teknis
serta bahan pembinaan pelatihan dasar.

Pasal 184
Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 172 huruf c, mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, mengkoordinasikan, membagi, monitoring, mengevaluasi,
melaporkan dan menilai penyelenggaraan tugas di bidang ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat.

Pasal 185
Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184, mempunyai fungsi:
a. perencanaan kebijakan di bidang yang meliputi urusan ketertiban umum
dan ketenteraman masyarakat;
b. perencanaan operasional rencana kerja di lingkup bidang yang meliputi
program ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;
c. pengoordinasian pelaksanaan tugas dengan sekretaris dan kepala bidang
lain guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d. pembagian pelaksanaan tugas meliputi urusan ketertiban umum dan
ketenteraman masyarakat;
e. pemberian petunjuk pelaksanaan kepada kepala seksi guna kelancaran
tugas;
f. pelaporan hasil pelaksanaan tugas di lingkup bidang; dan
g. penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.

Pasal 186
Susunan organisasi Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184, terdiri atas:
a. Seksi Operasional dan Pengendalian;
b. Seksi Kerjasama; dan
c. Kelompok Jabatan Fungsional.
-54-

Pasal 187
Seksi Operasional dan Pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 186
huruf a, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan teknis, serta pembinaan pada seksi operasional dan
pengendalian.

Pasal 188
Seksi Kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 186 huruf b, mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
teknis, serta pembinaan di bidang ketertiban umum dan perlindungan
masyarkat.

Pasal 189
Bidang Pencegahan dan Penyuluhan Kebakaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 172 huruf d, mempunyai tugas merencanakan penyusunan program dan
pengendalian anggaran, mengkoordinir, menyelenggarakan dan mengawasi
serta mengevaluasi kegiatan, membagi tugas dan mengatur serta memberi
petunjuk kegiatan, memberi laporan kepada pimpinan sehingga kegiatan di
lingkup bidang berjalan dengan baik, efektif dan efisien sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Pasal 190
Bidang Pencegahan dan Penyuluhan Kebakaran dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 189, mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada
lingkup bidang;
b. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan kegiatan lingkup bidang;
c. pengoordinasian dan pembinaan program kerja tiap-tiap seksi pada
lingkup bidang;
d. pengendalian dan pengawasan pelaksanaan program di lingkup bidang;
dan
e. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan lingkup
bidang.

Pasal 191
Susunan organisasi Bidang Pencegahan dan Penyuluhan Kebakaran
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 189, terdiri atas:
a. Seksi Pencegahan Kebakaran;
-55-

b. Seksi Penyuluhan Kebakaran; dan


c. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 192
Seksi Pencegahan Kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 191 huruf a,
mempunyai tugas menyelenggarakan, perencanaan, pelayanan dan
pengawasan pencegahan kebakaran.

Pasal 193
Seksi Penyuluhan Kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 191 huruf b,
mempunyai tugas menyiapkan dan melaksanakan upaya peningkatan sarana
dan prasarana penyuluhan kebakaran, pembinaan, pengendalian dan
pengawasan terhadap penyuluhan kebakaran dalam bidang pencegahan dan
penyuluhan kebakaran.

Pasal 194
Bidang Pengendalian Operasional Kebakaran sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 172 huruf e, mempunyai tugas merencanakan penyusunan program dan
pengendalian anggaran, mengkoordinir, menyelenggarakan dan mengawasi
serta mengevaluasi kegiatan, membagi tugas dan mengatur serta memberi
petunjuk kegiatan, memberi laporan kepada pimpinan sehingga kegiatan di
lingkup bidang berjalan dengan baik, efektif dan efisien sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Pasal 195
Bidang Pengendalian Operasional Kebakaran dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 194, mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada
lingkup bidang;
b. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan kegiatan lingkup bidang;
c. pengoordinasian dan pembinaan program kerja tiap-tiap seksi pada
lingkup bidang;
d. pengendalian dan pengawasan pelaksanaan program di lingkup bidang;
dan
e. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan lingkup
bidang.
-56-

Pasal 196
Susunan organisasi Bidang Pengendalian Operasional Kebakaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 194, terdiri atas:
a. Seksi Penanggulangan Kebakaran;
b. Seksi Sarana dan Prasarana Kebakaran; dan
c. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 197
Seksi Penanggulangan Kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 196
huruf a, mempunyai tugas menyelenggarakan, perencanaan, pelayanan dan
pengawasan penanggulangan kebakaran.

Pasal 198
Seksi Sarana dan Prasarana Kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal
196 huruf b, mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan peningkatan
dalam upaya sarana dan prasarana kebakaran.

BAB XI
DINAS SOSIAL

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 199
(1) Dinas Sosial di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Sosial dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 200
Dinas Sosial mempunyai tugas membantu Bupati dalam penyelenggaraan
pemerintahan daerah dibidang perumusan strategi, arah dan kebijakan teknis
dinas Sosial dalam mendukung upaya pembangunan di daerah secara
menyeluruh.

Pasal 201
Dinas Sosial dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
200, menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis pembangunan daerah di bidang Sosial;
-57-

b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan


bidang Sosial dalam mendukung pengembangan dan pembangunan
daerah;
c. Pengkoordinasian tugas pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program pembangunan daerah di bidang Sosial;
d. Pelayanan penunjang pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan
daerah terkait masalah Sosial; dan
e. Pelaksanaan funsi lain yang diberikan oleh Pimpinan terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 202
Susunan Organisasi Dinas Sosial, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Sosial;
b. Bidang Pemberdayaan dan Kelembagaan Sosial;
c. Bidang Rehabilitasi Sosial; dan
d. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial.

Pasal 203
Sekretariat Dinas Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 202 huruf a,
mempunyai tugas kegiatan administrasi umum, keuangan dan kepegawaian
dalam lingkup Dinas Sosial serta melaksanakan penyusunan rencana, evaluasi
dan pelaporan pembangunan daerah pada Dinas Sosial.

Pasal 204
Sekretariat Dinas Sosial dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 203, mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana kerja kesekretariatan;
b. Perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;
c. Penyelenggaraan urusan penyusunan program dan informasi, keuangan
dan asset, serta kepegawaian dan umum;
d. Penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja secretariat; dan
e. Pengaturan dan pengelolaan serta pengembangan Sistem Informasi Sosial
tingkat Kabupaten/Kota.
-58-

Pasal 205
Sekretariat Dinas Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 203, terdiri atas:
a. Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 206
Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 205 huruf a, melaksanakan tugas melakukan pengelolaan anggaran,
urusan kepegawaian, surat menyurat, kearsipan, urusan rumah tangga dan
pengelolaan perlengkapan dinas serta pengelolaan administrasi aset Dinas
Sosial berdasarkan peraturan yang berlaku agar tercipta kelancaran tugas.

Pasal 207
Bidang Pemberdayaan dan Kelembagaan Sosial sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 205 huruf b, mempunyai tugas merencanakan operasional terkait
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang potensi,
sumber pemberdayaan dan kelembagaan sosial.

Pasal 208
Bidang Pemberdayaan dan Kelembagaan Sosial dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 207, mempunyai fungsi:
a. Pengkoordinasian terkait kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
potensi dan sumber kesejahteraan sosial;
b. Mengevaluasi penyiapan perumusan kebijakan teknis pemberdayaan dan
kelembagaan sosial;
c. memimpin pelaksanaan kegiatan; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 209
Bidang Pemberdayaan dan Kelembagaan Sosial sebagaimana dimaksud dalam
pasal 207, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 210
Bidang Rehabilitasi Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 202 huruf c,
mempunyai tugas merencanakan operasional terkait perumusan kebijakan
teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang rehabilitasi sosial.
-59-

Pasal 211
Bidang Rehabilitasi Sosial dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 210, mempunyai fungsi:
a. Pengkoordinasian terkait rehabilitasi sosial;
b. Mengevaluasi penyiapan perumusan kebijakan teknis rehabilitasi sosial;
c. Memimpin pelaksanaan kegiatan rehabilitasi sosial; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 212
Bidang Rehabilitasi Sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal 210, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 213
Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
202 huruf d, mempunyai tugas merencanakan operasional terkait perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan dibidang perlindungan dan
jaminan sosial.

Pasal 214
Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 213, mempunyai fungsi:
a. Mengkoordinasian terkait perlindungan dan jaminan social;
b. Mengevaluasi penyiapan perumusan kebijakan teknis perlindungan dan
jaminan sosial;
c. Memimpin pelaksanaan kegiatan perlindungan dan jaminan sosial; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 215
Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial sebagaimana dimaksud dalam pasal
213, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
-60-

BAB XII
DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA SERTA
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 216
(1) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dipimpin oleh Kepala
Dinas.

Pasal 217
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak mempunyai tugas membantu Bupati dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang perumusan strategi arah
kebijakan teknis dinas pengendalian penduduk dan keluarga berencana serta
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam mendukung upaya
pembangunan di Daerah secara menyeluruh.

Pasal 218
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 217, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pengendalian penduduk dan
keluarga berencana serta pemberdayaan perempuan dan perlindungan
anak;
b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana serta
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
c. pengkoordinasian tugas pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program pembangunan Daerah di bidang pengendalian
penduduk dan keluarga berencana serta pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak;
-61-

d. pelayanan penunjang pelaksanaan dan penyelenggaraan Pemerintahan


Daerah terkait masalah pengendalian penduduk dan keluarga berencana
serta pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Pimpinan terkait dengan tugas
dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 219
Susunan Organisasi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
serta Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;
b. Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerakan;
c. Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga;
e. Bidang Pemberdayaan Perempuan; dan
f. Bidang Perlindungan Anak.

Pasal 220
Sekretariat Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 219 huruf a, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada
seluruh unit organisasi di lingkungan dinas pengendalian penduduk dan
keluarga berencana serta pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Pasal 221
Sekretariat Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 220, mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan koordinasi kegiatan di lingkungan dinas pengendalian
penduduk dan keluarga berencana serta pemberdayaan perempuan dan
perlindungan anak;
b. penyusunan rencana program dan angggaran;
c. pengelolaan administrasi umum dan perlengkapan;
d. pengelolaan administrasi keuangan dan kepegawaian; dan
e. pengkoordinasian perencanaaan, evaluasi, dan pelaporan.
-62-

Pasal 222
Sekretariat Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana serta
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 220, terdiri atas:
a. Subbagian Keuangan dan Kepegawaian; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 223
Subbagian Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
222 huruf a, melaksanakan tugas melakukan urusan pengelolaan anggaran
dinas dan kepegawaian.

Pasal 224
Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerakan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 219 huruf b, mempunyai tugas melaksakan kebijakan
teknis di bidang pengendalian penduduk, penyuluhan dan penggerakan di
kabupaten dan kota.
Pasal 225
Bidang Pengendalian Penduduk, Penyuluhan dan Penggerakan dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 224, mempunyai
fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis Daerah di bidang pengendalian penduduk,
sistem informasi keluarga, penyuluhan, advokasi dan penggerakan bidang
pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
b. pelaksanaan kebijakan teknis Daerah di bidang pengendalian penduduk,
sistem informasi keluarga, penyuluhan, advokasi dan penggerakan di
bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
c. pelaksanaan NSPK di bidang pengendalian penduduk, system informasi
keluarga, penyuluhan, advokasi dan penggerakan bidang pengendalian
penduduk dan keluarga berencana;
d. pelaksanaan pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pemerintah Daerah
dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk;
e. pelaksanaan pemetaan perkiraan (parameter) pengendalian penduduk di
kabupaten dan kota;
f. pelaksanaan pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi
kemasyarakatan tingkat di tingkat kabupaten dan kota di bidang
pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
-63-

g. pelaksanaan pendayagunaan tenaga penyuluh KB (PKB/PLKB);


h. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk,
sistem informasi keluarga, penyuluhan, advokasi dan penggerakan di
bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
i. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang pengendalian
penduduk, sistem informasi keluarga, penyuluhan, advokasi dan
penggerakan di bidang pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
dan
j. pelaksanaan koordinasi dalam pelaksanaan tugasnya.

Pasal 226
Bidang Pemberdayaan dan Kelembagaan Sosial sebagaimana dimaksud dalam
pasal 224, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 227
Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 219 huruf c, mempunyai tugas melaksakan
kebijakan teknis di bidang pelaksanaan keluarga berencana, ketahanan dan
kesejahteraan keluarga di kabupaten dan kota.

Pasal 228
Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 227, mempunyai
fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis Daerah di bidang keluarga berencana,
ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
b. pelaksanaan kebijakan teknis Daerah di bidang keluarga berencana,
ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
c. pelaksanaan penyelenggaraan norma, standar prosedur dan kriteria di
bidang keluarga berencana, ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
d. pelaksanaan penerimaan, penyimpanan, pengendalian dan
pendistribusian alat obat kontrasepsi di kabupaten dan kota;
e. pelaksanaan pelayanan KB di kabupaten /kota;
f. pelaksanaan kebijakan teknis Daerah di bidang pembinaan ketahanan
remaja;
g. pelaksanaan kebijakan teknis Daerah di bidang bina keluarga lansia dan
rentan;
-64-

h. pelaksanaan kebijakan teknis Daerah di bidang pemberdayaan keluarga


sejahtera melalui usaha mikro keluarga;
i. pelaksanaan pembinaan kesertaan ber KB di Kabupaten /Kota;
j. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga berencana,
ketahanan dan kesejahteraan keluarga;
k. pemberian bimbingan teknis dan fasilitasi di bidang keluarga berencana,
ketahanan dan kesejahteraan keluarga; dan
l. pelaksanaan koordinasi dalam pelaksanaan tugasnya.

Pasal 229
Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
sebagaimana dimaksud dalam pasal 227, terdiri atas Kelompok Jabatan
Fungsional.

Pasal 230
Bidang Pemberdayaan Perempuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 219
huruf d, mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis di bidang
pelaksanaan kualitas hidup perempuan, perlindungan perempuan, kualitas
keluarga dan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak
(P2TP2A).

Pasal 231
Bidang Pemberdayaan Perempuan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 230, mempunyai fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan pelaksanaan pengarusutamaan gender
dan pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi, sosial, politik hukum
dan kualitas keluarga;
b. penyiapan forum koordinasi penyusunan kebijakan pelaksanaan
pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan di bidang
ekonomi, sosial, politik hukum dan kualitas keluarga;
c. penyiapan perumusan kajian kebijakan pelaksanaan pengarus utamaan
gender dan pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi, sosial, politik
hukum dan kualitas keluarga;
d. penyiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan pelaksanaan
pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan di bidang
ekonomi, sosial, politik hukum dan kualitas keluarga;
-65-

e. penyiapan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan pelaksanaan


pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan di bidang
ekonomi, sosial, politik hukum dan kualitas keluarga;
f. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervise penerapan
kebijakan pelaksanaan pengarusutamaan gender dan pemberdayaan
perempuan di bidang ekonomi, sosial, politik hukum dan kualitas keluarga;
g. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan penerapan kebijakan
pelaksanaan pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan di
bidang ekonomi, sosial, politik hukum dan kualitas keluarga;
h. penyiapan perumusan kebijakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan
penyajian data dan informasi gender di bidang ekonomi, sosial, politik
hukum dan kualitas keluarga;
i. penyiapan forum koordinasi penyusunan kebijakan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi gender di bidang
ekonomi, sosial, politik hukum dan kualitas keluarga;
j. penyiapan perumusan kajian kebijakan pengumpulan, pengolahan,
analisis dan penyajian data dan informasi gender di bidang ekonomi, sosial,
politik hukum dan kualitas keluarga;
k. penyiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi
gender di bidang ekonomi, sosial, politik hukum dan kualitas keluarga;
l. penyiapan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi gender di bidang
ekonomi, sosial, politik hukum dan kualitas keluarga;
m. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervise penerapan
kebijakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan
informasi gender di bidang ekonomi, sosial, politik hukum dan kualitas
keluarga;
n. penyiapan pelembagaan pengarusutamaan gender;
o. penyiapan standarisasi lembaga penyedia layanan pemberdayaan
perempuan;
p. penyiapan penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan
peningkatan kualitas keluarga dalam mewujudkan kesetaraan gender dan
hak anak; dan
-66-

q. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan penerapan kebijakan


pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi
gender di bidang ekonomi, sosial, politik hukum dan kualitas keluarga.

Pasal 232
Bidang Pemberdayaan Perempuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 230,
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 233
Bidang Perlindungan Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 219 huruf e,
mempunyai tugas melaksanakankebijakan teknis di bidang pelaksanaan
perlindungan anak.

Pasal 234
Bidang Perlindungan Anak dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 233, mempunyai fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang perlindungan khusus anak;
b. penyiapan forum koordinasi penyusunan kebijakan di bidang perlindungan
khusus anak;
c. penyiapan perumusan kebijakan di bidang pencegahan dan penanganan
kekerasan terhadap perempuan di dalam rumah tangga, di bidang
ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta dari
tindak pidana perdagangan orang;
d. penyiapan perumusan kebijakan di bidang perlindungan dan
pemberdayaan perempuan korban kekerasan di dalam rumah tangga, di
bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta
dari tindak pidana perdagangan orang;
e. penyiapan forum koordinasi penyusunan kebijakan di bidang pencegahan
dan penanganan kekerasan terhadap perempuan di dalam rumah tangga,
di bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta
dari tindak pidana perdagangan orang;
f. penyiapan forum koordinasi penyusunan kebijakan di bidang perlindungan
dan pemberdayaan perempuan korban kekerasan di dalam rumah tangga,
di bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta
dari tindak pidana perdagangan orang;
-67-

g. penyiapan perumusan kajian kebijakan di bidang pencegahan dan


penanganan kekerasan terhadap perempuan di dalam rumah tangga, di
bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta
dari tindak pidana perdagangan orang;
h. penyiapan perumusan kajian kebijakan di bidang perlindungan dan
pemberdayaan perempuan korban kekerasan di dalam rumah tangga, di
bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan kondisi khusus serta
dari tindak pidana perdagangan orang;
i. penyiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan di bidang
pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan di dalam
rumah tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan
kondisi khusus serta dari tindak pidana perdagangan orang;
j. penyiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan di bidang
perlindungan dan pemberdayaan perempuan korban kekerasan di dalam
rumah tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan
kondisi khusus serta dari tindak pidana perdagangan orang;
k. penyiapan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan di bidang
pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan di dalam
rumah tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan
kondisi khusus serta dari tindak pidana perdagangan orang;
l. penyiapan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan di bidang
perlindungan dan pemberdayaan perempuan korban kekerasan di dalam
rumah tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan
kondisi khusus serta dari tindak pidana perdagangan orang;
m. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi penerapan
kebijakan di bidang pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap
perempuan di dalam rumah tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam
situasi darurat dan kondisi khusus serta dari tindak pidana perdagangan
orang;
n. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi penerapan
kebijakan di bidang perlindungan dan pemberdayaan perempuan korban
kekerasan di dalam rumah tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam
situasi darurat dan kondisi khusus serta dari tindak pidana perdagangan
orang;
-68-

o. penyiapan penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan


perlindungan perempuan dan pemberdayaan perempuan korban
kekerasan di dalam rumah tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam
situasi darurat dan kondisi khusus serta dari tindak pidana perdagangan
orang;
p. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan penerapan kebijakan di
bidang pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap perempuan di
dalam rumah tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan
kondisi khusus serta dari tindak pidana perdagangan orang;
q. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan penerapan kebijakan di
bidang perlindungan dan pemberdayaan perempuan korban kekerasan di
dalam rumah tangga, di bidang ketenagakerjaan, dalam situasi darurat dan
kondisi khusus serta dari tindak pidana perdagangan orang;
r. penyiapan perumusan kebijakan di bidang perlindungan khusus anak;
s. penyiapan forum koordinasi penyusunan kebijakan di bidang perlindungan
khusus anak;
t. penyiapan perumusan kajian kebijakan di bidang perlindungan khusus
anak;
u. penyiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan di bidang
perlindungan khusus anak;
v. penyiapan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan di bidang
perlindungan khusus anak;
w. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi penerapan
kebijakan di bidang perlindungan khusus anak;
x. penyiapan penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan bagi
anak yang memerlukan perlindungan khusus;
y. penyiapan penguatan dan pengembangan lembaga penyedia layanan bagi
anak yang memerlukan perlindungan khusus;
z. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan penerapan kebijakan di
bidang perlindungan khusus anak;
aa. penyiapan perumusan kebijakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan
penyajian data dan informasi kekerasan terhadap perempuan dan anak;
bb. penyiapan forum koordinasi penyusunan kebijakan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi kekerasan terhadap
perempuan dan anak;
cc. penyiapan perumusan kajian kebijakan pengumpulan, pengolahan,
-69-

analisis dan penyajian data dan informasi kekerasan terhadap perempuan


dan anak;
dd. penyiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi
kekerasan terhadap perempuan dan anak;
ee. penyiapan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi kekerasan terhadap
perempuan dan anak;
ff. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi penerapan
kebijakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan
informasi kekerasan terhadap perempuan dan anak;
gg. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan penerapan kebijakan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi
kekerasan terhadap perempuan dan anak;
hh. penyiapan perumusan kebijakan pemenuhan hak anak terkait hak sipil,
informasi dan partisipasi, pengasuhan, keluarga dan lingkungan,
kesehatan dan kesejahteraan serta pendidikan, kreativitas dan kegiatan
budaya;
ii. penyiapan forum koordinasi penyusunan kebijakan pemenuhan hak anak
terkait hak sipil, informasi dan partisipasi, pengasuhan, keluarga dan
lingkungan, kesehatan dan kesejahteraan serta pendidikan, kreativitas dan
kegiatan budaya;
jj. penyiapan perumusan kajian kebijakan pemenuhan hak anak terkait hak
sipil, informasi dan partisipasi, pengasuhan, keluarga dan lingkungan,
kesehatan dan kesejahteraan serta pendidikan, kreativitas dan kegiatan
budaya;
kk. penyiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan pemenuhan
hak anak terkait hak sipil, informasi dan partisipasi, pengasuhan, keluarga
dan lingkungan, kesehatan dan kesejahteraan serta pendidikan, kreativitas
dan kegiatan budaya;
ll. penyiapan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan pemenuhan hak
anak terkait hak sipil, informasi dan partisipasi, pengasuhan, keluarga dan
lingkungan, kesehatan dan kesejahteraan serta pendidikan, kreativitas dan
kegiatan budaya;
mm. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi penerapan
kebijakan pemenuhan hak anak terkait hak sipil, informasi dan partisipasi,
-70-

pengasuhan, keluarga dan lingkungan, kesehatan dan kesejahteraan serta


pendidikan, kreativitas dan kegiatan budaya;
nn. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan penerapan kebijakan
pemenuhan hak anak terkait hak sipil, informasi dan partisipasi,
pengasuhan, keluarga dan lingkungan, kesehatan dan kesejahteraan serta
pendidikan, kreativitas dan kegiatan budaya;
oo. penyiapan perumusan kebijakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan
penyajian data dan informasi di bidang pemenuhan hak anak;
pp. penyiapan forum koordinasi penyusunan kebijakan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi di bidang
pemenuhan hak anak;
qq. penyiapan perumusan kajian kebijakan pengumpulan, pengolahan,
analisis dan penyajian data dan informasi di bidang pemenuhan hak anak;
rr. penyiapan koordinasi dan sinkronisasi penerapan kebijakan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi di
bidang pemenuhan hak anak;
ss. penyiapan fasilitasi, sosialisasi dan distribusi kebijakan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi di bidang
pemenuhan hak anak;
tt. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi penerapan
kebijakan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan
informasi di bidang pemenuhan hak anak;
uu. penyiapan pelembagaan pemenuhan hak anak pada lembaga pemerintah,
non pemerintah, dan dunia usaha; penyiapan penguatan dan
pengembangan lembaga penyedia layanan peningatan kualitas hidup anak;
dan
vv. pemantauan, analisis, evaluasi dan pelaporan penerapan kebijakan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data dan informasi di
bidang pemenuhan hak anak.

Pasal 235
Bidang Perlindungan Anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 233, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.
-71-

BAB XIII
DINAS KETAHANAN PANGAN

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 236
(1) Dinas Ketahanan Pangan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Ketahanan Pangan dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 237
Dinas Ketahanan Pangan mempunyai tugas membantu Bupati dalam
menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pengendalian
kegiatan di bidang perumusan strategi, arah dan kebijakan teknis dinas
ketahanan pangan dalam mendukung upaya pembangunan di Daerah secara
menyeluruh.

Pasal 238
Dinas Ketahanan Pangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 237, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis pembangunan Daerah di bidang ketahanan
pangan;
b. pemberian rekomendasi dan penyelenggaraan pelayanan umum;
c. pembinaan terhadap penyelenggaraan kegiatan dinas yang menjadi
kewenangan dalam lingkup tugasnya;
d. pengkoordinasian penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
bidang ketahanan pangan dalam mendukung pengembangan dan
pembangunan Daerah;
e. pengkoordinasian tugas pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program pembangunan Daerah di bidang ketahanan pangan;
dan
f. pelayanan penunjang pelaksanaan dan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah terkait masalah ketahanan pangan.
-72-

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 239
Susunan Organisasi Dinas Ketahanan Pangan, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Ketahanan Pangan;
b. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan; dan
c. Bidang Konsumsi, Penganekargaman dan Keamanan Pangan.

Pasal 240
Sekretariat Dinas Ketahanan Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 239
huruf a, mempunyai tugas mengkoordinir penyelenggaraan tugas serta
memberikan pelayanan administrasi, merencanakan operasional kegiatan serta
mengoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi
urusan umum dan kepegawaian, perencanaan dan pelaporan serta keuangan
dalam lingkupdinasketahanan pangan dan pengembangan SDM sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 241
Sekretariat Dinas Ketahanan Pangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 240, mempunyai fungsi:
a. penyusunan, penataan dan penyelenggaraan kegiatan administrasi dan
mekanisme kerja pada dinas;
b. pengoordinasian penyusunan program, evaluasi, dan pelaporan;
c. pengelolaan administrasi keuangan dan kepegawaian;
d. pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan di bidang umum dan
kepegawaian, perlengkapan dan aset, perencanaan, evaluasi dan pelaporan
serta keuangan; dan
e. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang umum dan kepegawaian,
perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan serta keuangan.

Pasal 242
Sekretariat Dinas Ketahanan Pangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 240,
terdiri atas:
a. Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.
-73-

Pasal 243
Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 242 huruf a, melaksanakan tugas melaksanakan evaluasi dan
penyusunan organisasi, tata laksana, dan reformasi birokrasi, urusan
kepegawaian, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan
pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik serta urusan tata
usaha dinas ketahanan pangan berdasarkan peraturan yang berlaku agar
tercipta kelancaran tugas.

Pasal 244
Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 239 huruf b, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan
kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di
bidang ketersediaan dan distribusi pangan.

Pasal 245
Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 244, mempunyai fungsi:
a. penyusunan persiapan dan kebijakan pelaksanaan koordinasi instansi
terkait mengidentifikasi kebutuhan pangan;
b. penyiapan penyusunan bahan rumusan kebijakan Daerah di bidang
ketersediaan pangan dan distribusi pangan;
c. penyiapan kebijakan di bidang ketersediaan pangan dan distribusi pangan;
d. pemberian pendampingan pelaksanaan kegiatan di bidang ketersediaan
pangan dan distribusi pangan;
e. penyiapan pemantapan program di bidang ketersediaan pangan dan
distribusi pangan;
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
ketersediaan pangan dan distribusi pangan;
g. penyiapan pekerjaan bawahan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-
masing;
h. pengevaluasian hasil pekerjaan bawahan berdasarkan tugas dan fungsi
demi pengembangan karir bawahan; dan
i. pelaporan hasil pelaksanakan kerja pada bidang sesuai dengan pembagian
tugas dan program yang ada pada kepada pimpinan.
-74-

Pasal 246
Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 244, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 247
Bidang Konsumsi, Penganekargaman dan Keamanan Pangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 239 huruf c, mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberianpendampingan serta
pemantauan dan evaluasi di bidang konsumsi, penganekaragaman dan
keamanan pangan.

Pasal 248
Bidang Konsumsi, Penganekargaman dan Keamanan Pangan dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 247, mempunyai
fungsi:
a. penyiapan pelaksanaan koordinasidi bidang konsumsi,
penganekaragaman dan keamanan pangan;
b. penyiapan penyusunan bahan rumusan kebijakan Daerah di bidang
konsumsi, penganekaragaman dan keamanan pangan;
c. penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang konsumsi, penganekaragaman
dan keamanan pangan;
d. pemberian pendampingan pelaksanaan kegiatan di bidang konsumsi,
penganekaragaman dan keamanan pangan;
e. penyiapan pelaksanaan program di bidang konsumsi, penganekaragaman
dan keamanan pangan; dan
f. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang
konsumsi, penganekaragaman dan keamanan pangan.
Pasal 249
Bidang Konsumsi, Penganekargaman dan Keamanan Pangan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 247, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB XIV
DINAS LINGKUNGAN HIDUP

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 250
(1) Dinas Lingkungan Hidup di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
-75-

(2) Dinas Lingkungan Hidup dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 251
Dinas Lingkungan Hidup mempunyai tugas membantu Bupati dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang perumusan strategi, arah dan
kebijakan teknis dinas lingkungan hidup dalam mendukung upaya
pembangunan di Daerah secara menyeluruh.

Pasal 252
Dinas Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 251, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis pembangunan Daerah di bidang lingkungan
hidup;
b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
bidang lingkungan hidup dalam mendukung pengembangan dan
pembangunan Daerah;
c. pengkoordinasian tugas pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program pembangunan Daerah di bidang lingkungan hidup;
dan
d. pelayanan penunjang pelaksanaan dan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah terkait masalah lingkungan hidup.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 253
Susunan Organisasi Dinas Lingkungan Hidup, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Lingkungan Hidup;
b. Bidang Penataan dan Penaatan PPLH;
c. Bidang Pengelolaan Sampah B3 dan Peningkatan Kapasitas; dan
d. Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup.

Pasal 254
Sekretariat Dinas Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 253
huruf a, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan administrasi umum,
keuangan dan kepegawaian dalam lingkup dinas lingkungan hidup serta
melaksanakan penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan pembangunan
Daerah pada dinas lingkungan hidup.
-76-

Pasal 255
Sekretariat Dinas Lingkungan Hidup dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 254, mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja kesekretariatan;
b. perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;
c. penyelenggaraan urusan penyusunan program dan informasi, keuangan
dan asset, serta kepegawaian dan umum;
d. penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja sekretariat; dan
e. pengaturan dan pengelolaan serta pengembangan sistem informasi
lingkungan hidup tingkat kabupaten/kota.

Pasal 256
Sekretariat Dinas Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 254,
terdiri atas:
a. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan; dan
b. Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian.

Pasal 257
Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 256 huruf a, melaksanakan tugas menyusun perencanaan program dan
informasi, melakukan evaluasi dan menyusun laporan kegiatan dinas
berdasarkan pedoman yang berlaku.

Pasal 258
Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 256 huruf b, melaksanakan tugas melakukan pengelolaan anggaran,
urusan kepegawaian, surat menyurat, kearsipan, urusan rumah tangga dan
pengelolaan perlengkapan dinas serta pengelolaan administrasi aset dinas
lingkungan hidup berdasarkan Peraturan yang berlaku agar tercipta kelancaran
tugas.

Pasal 259
Bidang Penataan dan Penaatan PPLH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 253
huruf b, mempunyai tugas menyelenggarakan perencanaan, pengkoordinasian,
memonitoring, mengevaluasi, melaporkan dan menilai penyelenggaraan tugas
di lingkup bidang yang meliputi penataan dan penaatan PPLH sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
-77-

Pasal 260
Bidang Penataan dan Penaatan PPLH dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 259, mempunyai fungsi:
a. perencanaan kebijakan di bidang penataan dan penaatan PPLH sebagai
pedoman kerja;
b. perencanaan operasional rencana kerja di lingkup bidang penataan dan
penaatan PPLH;
c. inventarisasi data dan informasi sumberdaya alam;
d. penyusunan dokumen RPPLH;
e. pengkoordinasian dan sinkronisasi pemuatan RPPLH dalam RPJP dan
RPJM;
f. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RPPLH;
g. penentuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup;
h. koordinasi penyusunan tata ruang yang berbasis daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup;
i. penyusunan instrumen ekonomi lingkungan hidup (PDB & PDRB hijau,
mekanisme insentif disinsentif, pendanaan lingkungan hidup);
j. sinkronisasi RLPLH nasional, pulau/kepulauan dan ekoregion;
k. penyusunan NSDA dan LH;
l. penyusunan status lingkungan hidup Daerah;
m. penyusunan indeks kualitas lingkungan hidup;
n. sosialisasi kepada pemangku kepentingan tentang RPPLH;
o. penyusunan kajian lingkungan hidup strategis Provinsi;
p. pengesahan kajian lingkungan hidup strategis;
q. fasilitasi keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan KLHS;
r. fasilitasi pembinaan penyelenggaraan KLHS;
s. pemantauan dan evaluasi KLHS;
t. koordinasi penyusunan instrumen pencegahan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup;
u. penilaian terhadap dokumen lingkungan (AMDAL dan UKL/UPL);
v. penyusunan tim kajian dokumen lingkungan hidup yang transparan
(komisi penilai, tim pakar dan konsultan);
w. penyusunan kebijakan tentang tata cara pelayan pengaduan dan
penyelesaian pengaduan masyarakat;
x. fasilitasi penerimaan pengaduan atas usaha atau kegiatan yang tidak
sesuai dengan izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
-78-

y. pelaksanaan penelaahan dan verifikasi atas pengaduan;


z. penyusunan rekomendasi tindak lanjut hasil verifikasi pengaduan;
aa. pelaksanaan bimbingan teknis, monitoring dan pelaporan atas hasil tindak
lanjut pengaduan;
bb. penyelesaian sengketa lingkungan baik di luar pengadilan maupun melalui
pengadilan;
cc. sosialisasi tata cara pengaduan;
dd. pengembangan sistem informasi penerimaan pengaduan masyarakat atas
usaha atau kegiatan yang tidak sesuai dengan izin perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;
ee. penyusunan kebijakan pengawasan terhadap usaha dan atau kegiatan
yang memiliki izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan;
ff. pelaksanaan pengawasan terhadap penerima izin lingkungan dan izin
perlindungan dan pengelolaan lingkungan;
gg. pelaksanaan pengawasan tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi
penerima izin lingkungan dan izin perlindungan dan pengelolaan
lingkungan;
hh. pembinaan dan pengawasan terhadap petugas pengawas lingkungan hidup
Daerah;
ii. pembentukan tim koordinasi penegakan hukum lingkungan;
jj. pembentukan tim monitoring dan koordinasi penegakan hukum;
kk. pelaksanaan penegakan hukum atas pelanggaran perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;
ll. pelaksanaan penyidikan perkara pelanggaran lingkungan hidup;
mm. penanganan barang bukti dan penanganan hukum pidana secara terpadu;
nn. pelaporan hasil pelaksanaan tugas di lingkup bidang penataan dan
penaatan PPLH; dan
oo. penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.

Pasal 261
Bidang Penataan dan Penaatan PPLH sebagaimana dimaksud dalam pasal 259,
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
-79-

Pasal 262
Bidang Pengelolaan Sampah B3 dan Peningkatan Kapasitas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 253 huruf c, mempunyai tugas merencanakan,
melaksanakan, mengkoordinasikan, membagi, monitoring, mengevaluasi,
melaporkan dan menilai penyelenggaraan tugas di bidang pencegahan dan
pengendalian penyakit.

Pasal 263
Bidang Pengelolaan Sampah B3 dan Peningkatan Kapasitas dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 262, mempunyai
fungsi:
a. perencanaan kebijakan di bidang yang meliputi urusan pencegahan dan
pengendalian penyakit;
b. penyusunan informasi pengelolaan sampah tingkat kabupaten/kota;
c. penetapan target pengurangan sampah dan prioritas jenis sampah untuk
setiap kurun waktu tertentu;
d. perumusan kebijakan pengurangan sampah;
e. pembinaan pembpimpinan timbunan sampah kepada produsen/ industri;
f. pembinaan penggunaan bahan baku produksi dan kemasan yang mampu
diurai oleh proses alam;
g. pembinaan pendaur ulangan sampah;
h. penyediaan fasilitas pendaur ulangan sampah;
i. pembinaan pemanfaatan kembali sampah dari produk dan kemasan
produk;
j. perumusan kebijakan penanganan sampah di kabupaten/kota;
k. koordinasi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan akhir
sampah;
l. penyediaan sarpras penanganan sampah;
m. pemungutan retribusi atas jasa layanan pengelolaan sampah;
n. penetapan lokasi tempat TPS, TPST dan TPA sampah;
o. pengawasan terhadap tempat pemrosesan akhir dengan sistem
pembuangan open dumping;
p. penyusunan dan pelaksanaan sistem tanggap darurat pengelolaan
sampah;
q. pemberian kompensasi dampak negatif kegiatan pemrosesan akhir
sampah;
-80-

r. pelaksanaan kerjasama dengan kabupaten/kota lain dan kemitraan


dengan badan usaha pengelola sampah dalam menyelenggarakan
pengelolaan sampah;
s. pengembangan investasi dalam usaha pengelolaan sampah;
t. penyusunan kebijakan perizinan pengolahan sampah, pengangkutan
sampah dan pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan oleh swasta;
u. pelaksanaan perizinan pengolahan sampah, pengangkutan sampah dan
pemrosesan akhir sampah yang diselenggarakan oleh swasta;
v. perumusan kebijakan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan
sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain (badan usaha);
w. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah
yang dilaksanakan oleh pihak lain (badan usaha);
x. perumusan penyusunan kebijakan perizinan penyimpanan sementara
limbah B3 (pengajuan, perpanjangan, perubahan dan pencabutan) dalam
satu Daerah kabupaten;
y. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan penyimpanan sementara
limbah B3 dalam satu Daerah kabupaten;
z. penyusunan kebijakan perizinan pengumpulan dan pengangkutan limbah
B3 (pengajuan, perpanjangan, perubahan dan pencabutan) dalam satu
Daerah kabupaten;
aa. pelaksanaan perizinan bagi pengumpul limbah B3;
bb. pelaksanaan perizinan pengangkutan limbah B3 menggunakan alat angkut
roda 3 (tiga) dilakukan dalam satu Daerah kabupaten;
cc. pelaksanaan perizinan penimbunan limbah B3 dilakukan dalam satu
Daerah kabupaten;
dd. pelaksanaan perizinan penguburan limbah B3 medis;
ee. pemantauan dan pengawasan terhadap pengolahan, pemanfaatan,
pengangkutan dan penimbunan limbah B3;
ff. penyusunan kebijakan pengakuan keberadaan masyarakat hukum adat,
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional dan hak MHA terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup;
gg. identifikasi, verifikasi dan validasi serta penetapan pengakuan
keberadanaan keberadaan masyarakat hukum adat, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan
tradisional dan hak MHA terkait dengan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
-81-

hh. penetapan tanah ulayat yang merupakan keberadaan MHA, kearifan lokal
atau pengetahuan tradisional dan hak kearifan lokal atau pengetahuan
tradisional dan hak MHA terkait dengan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup;
ii. pelaksanaan komunikasi dialogis dengan MHA;
jj. pembentukan panitia pengakuan masyarakat hukum adat;
kk. penyusunan data dan informasi profil MHA, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional terkait perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup;
ll. penyusunan kebijakan peningkatan kapasitas MHA, kearifan lokal atau
pengetahuan tradisional terkait PPLH;
mm. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pengembangan dan
pendampingan terhadap MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional
terkait PPLH;
nn. pelaksanaan fasilitasi kerjasama dan pemberdayaan MHA, kearifan lokal
atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;
oo. penyiapan model peningkatan kapasitas dan peningkatan kerjasama MHA,
kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;
pp. penyiapan sarpras peningkatan kapasitas dan peningkatan kerjasama
MHA, kearifan lokal atau pengetahuan tradisional terkait PPLH;
qq. pengembangan materi diklat dan penyuluhan LH;
rr. pengembangan metode diklat dan penyuluhan LH;
ss. pelaksanaan diklat dan penyuluhan LH;
tt. peningkatan kapasitas instruktur dan penyuluh LH;
uu. pengembangan kelembagaan kelompok masyarakat peduli LH;
vv. pelaksanaan identifikasi kebutuhan diklat dan penyuluhan;
ww. penyiapan sarpras diklat dan penyuluhan LH;
xx. pengembangan jenis penghargaan LH;
yy. penyusunan kebijakan tata cara pemberian penghargaan LH; dan
zz. pelaksanaan penilaian dan pemberian penghargaan.

Pasal 264
Bidang Pengelolaan Sampah B3 dan Peningkatan Kapasitas sebagaimana
dimaksud dalam pasal 262, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
-82-

Pasal 265
Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 253 huruf d, mempunyai tugas
merencanakan penyusunan program dan pengendalian anggaran,
mengkoordinir, menyelenggarakan dan mengawasi serta mengevaluasi
kegiatan, membagi tugas dan mengatur serta memberi petunjuk kegiatan,
memberi laporan kepada pimpinan sehingga kegiatan di lingkup bidang berjalan
dengan baik, efektif dan efisien sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 266
Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 265, mempunyai
fungsi:
a. penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada
lingkup bidang;
b. pelaksanaan pemantauan sumber pencemar institusi dan non institusi;
c. pelaksanaan pemantauan kualitas air, udara, tanah serta pesisir dan laut;
d. penentuan baku mutu lingkungan;
e. pelaksanaan penanggulangan pencemaran (pemberian informasi,
pengisolasian serta penghentian) sumber pencemar institusi dan non
institusi;
f. pelaksanaan pemulihan pencemaran (pembersihan, remidiasi, rehabilitasi
dan restorasi) sumber pencemar institusi dan non institusi;
g. penentuan baku mutu sumber pencemar;
h. pengembangan sistem informasi kondisi, potensi dampak dan pemberian
peringatan akan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup kepada
masyarakat;
i. penyusunan kebijakan pembinaan terhadap sumber pencemar institusi
dan non institusi;
j. pelaksanaan pembinaan terhadap sumber pencemar institusi dan non
institusi;
k. pelaksanaan pembinaan tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi sumber
pencemar institusi dan non institusi;
l. penyediaan sarpras pemantauan lingkungan (laboratorium lingkungan);
m. penentuan kriteria baku kerusakan lingkungan;
n. pelaksanaan pemantauan kerusakan lingkungan;
-83-

o. pelaksanaan penanggulangan (pemberian informasi, pengisolasian serta


penghentian) kerusakan lingkungan;
p. pelaksanaan pemulihan (pembersihan, remediasi, rehabilitasi dan
restorasi) kerusakan lingkungan;
q. pelaksanaan perlindungan sumber daya alam;
r. pelaksanaan pengawetan sumber daya alam;
s. pelaksanaan pemanfaatan secara lestari sumber daya alam;
t. pelaksanaan pencadangan sumber daya alam;
u. pelaksanaan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim;
v. pelaksanaan inventarisasi GRK dan penyusunan profil emisi GRK;
w. perencanaan konservasi keanekaragaman hayati;
x. penetapan kebijakan dan pelaksanaan konservasi, pemanfaatan
berkelanjutan, dan pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati;
y. pemantauan dan pengawasan pelaksanaan konservasi keanekaragaman
hayati;
z. penyelesaian konflik dalam pemanfaatan keanekaragaman hayati;
aa. pengembangan sistem informasi dan pengelolaan database
keanekaragaman hayati;
bb. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan kegiatan lingkup bidang;
cc. pengkoordinasian dan pembinaan program kerja tiap-tiap seksi pada
lingkup bidang;
dd. pengendalian dan pengawasan pelaksanaan program di lingkup bidang;
dan
ee. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan lingkup
bidang.

Pasal 267
Bidang Pengendalian, Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
sebagaimana dimaksud dalam pasal 265, terdiri atas Kelompok Jabatan
Fungsional.

BAB XV
DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 268
(1) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
-84-

(2) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 269
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas membantu Bupati
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang perumusan strategi,
arah dan kebijakan teknis dinas kependudukan dan pencatatan sipil dalam
mendukung upaya pembangunan di Daerah secara menyeluruh.

Pasal 270
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 269, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis pembangunan Daerah di bidang
kependudukan dan pencatatan sipil;
b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
bidang kependudukan dan pencatatan sipil dalam mendukung
pengembangan dan pembangunan Daerah;
c. pengkoordinasian tugas pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program pembangunan Daerah di bidang kependudukan dan
pencatatan sipil; dan
d. pelayanan penunjang pelaksanaan dan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah terkait masalah kependudukan dan pencatatan sipil.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 271
Susunan Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
b. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk;
c. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil; dan
d. Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan
Pemanfaatan Data.
Pasal 272
Sekretariat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 271 huruf a, mempunyai tugas memberikan pelayanan
administratif dan teknis yang meliputi perencanaan, keuangan, urusan tata
usaha, perlengkapan rumah tangga dan urusan ASN kepada semua unsur di
lingkungan dinas.
-85-

Pasal 273
Sekretariat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 272, mempunyai fungsi:
a. penyusunan program dan anggaran;
b. pelaksanaan dan pengelolaan keuangan;
c. pengelolaan perlengkapan, urusan tata usaha, rumah tangga dan penataan
barang milik negara; dan
d. pengelolaan urusan ASN.

Pasal 274
Sekretariat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 272, terdiri atas:
a. Subbagian Perencanaan dan Keuangan; dan
b. Subbagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 275
Subbagian Perencanaan dan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
274 huruf a, melaksanakan tugas melakukan penyiapan koordinasi dan
penyusunan program dan anggaran serta pengelolaan keuangan,
penatausahaan, akuntansi, verifikasi dan pembukuan.

Pasal 276
Subbagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 274
huruf b, melaksanakan tugas melakukan urusan persuratan, urusan tata
usaha, kearsipan, urusan ASN, urusan perlengkapan, rumah tangga, dan
penataan barang milik negara.

Pasal 277
Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal
271 huruf b, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan pendaftaran penduduk.

Pasal 278
Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 277, mempunyai fungsi:
a. penyusunan perencanaan pelayanan pendaftaran penduduk;
b. perumusan kebijakan teknis pendaftaran penduduk;
-86-

c. pelaksanaan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan pelayanan


pendaftaran penduduk;
d. pelaksanaan pelayanan pendaftaran penduduk;
e. pelaksanaan penerbitan dokumen pendaftaran penduduk;
f. pelaksanaan pendokumentasian hasil pelayanan pendaftaran penduduk;
dan
g. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pendaftaran penduduk.

Pasal 279
Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk sebagaimana dimaksud dalam pasal
277, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 280
Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 271
huruf c, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan pencatatan sipil.

Pasal 281
Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 280, mempunyai fungsi:
a. penyusunan perencanaan pelayanan pencatatan sipil;
b. perumusan kebijakan teknis pencatatan sipil;
c. pelaksanaan pembinaan dan koordinasi pelaksanaan pelayanan
pencatatan sipil;
d. pelaksanaan pelayanan pencatatan sipil;
e. pelaksanaan penerbitan dokumen pencatatan sipil;
f. pelaksanaan pendokumentasian hasil pelayanan pencatata sipil; dan
g. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pencatatan sipil.

Pasal 282
Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud dalam pasal 280,
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 283
Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan
Data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 271 huruf d, mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis dan pelaksanaan
kebijakan di bidang pengelolaan informasi administrasi kependudukan,
-87-

kerjasama administrasi kependudukan, pemanfaatan data dan dokumen


kependudukan serta inovasi pelayanan administrasi kependudukan.

Pasal 284
Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan
Data dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 283,
mempunyai fungsi:
a. penyusunan, perencanaan dan perumusan pedoman pelaksanaan standar
teknis operasional;
b. pelayanan dan pengembangan pola kerja sama kemitraan serta rencana
kebutuhan dan pengadaan sarana prasarana kebutuhan;
c. perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan di bidang penyelenggaraan
di bidang kependudukan dan pencatatan sipil; dan
d. penginventarisasian, pembinaan, pengembangan dan pengendalian,
termasuk pengembangan teknologi dan penerapan teknologi dalam
menangani perencanaan dan perkembangan kependudukan.

Pasal 285
Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan
Data sebagaimana dimaksud dalam pasal 283, terdiri atas Kelompok Jabatan
Fungsional.

BAB XVI
DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 286
(1) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 287
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa mempunyai tugas membantu
Bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang perumusan
strategi, arah dan kebijakan teknis pemberdayaan masyarakat dan desa dalam
mendukung upaya pembangunan di Daerah secara menyeluruh.
-88-

Pasal 288
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 287, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan masyarakat, dan
desa;
b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan dalam mendukung pengembangan dan pembangunan
Daerah;
c. pengkoordinasian tugas pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program pembangunan Daerah melalui kegiatan
pemberdayaan; dan
d. pelayanan penunjang pelaksanaan dan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah terkait masalah pemberdayaan masyarakat maupun
pemberdayaan desa secara umum.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 289
Susunan Organisasi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
b. Bidang Pemberdayaan Masyarakat;
c. Bidang Pemerintahan Desa; dan
d. Bidang Pelayanan Sosial Dasar dan Pembangunan Sarana Prasarana Desa.

Pasal 290
Sekretariat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 289 huruf a, mempunyai tugas merencanakan operasional kegiatan
serta mengoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan
administrasi urusan umum dan kepegawaian, perencanaan dan pelaporan serta
keuangan dalam lingkup dinas pemberdayaan masyarakat dan desa sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 291
Sekretariat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 290, mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang umum dan kepegawaian,
perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan serta keuangan;
-89-

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan di bidang umum dan


kepegawaian, perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan serta
keuangan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang umum dan kepegawaian,
perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan serta keuangan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas baik lisan
maupun tulisan sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsinya.

Pasal 292
Sekretariat Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 290, terdiri atas:
a. Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian; dan
b. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.

Pasal 293
Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 292 huruf a, melaksanakan tugas melaksanakan urusan surat menyurat,
penatausahaan, keuangan dan kepegawaian.

Pasal 294
Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 292 huruf b, melaksanakan tugas menghimpun dan menyusun bahan
perencanaan program kerja dan pengendaliannya serta menyiapkan laporan
kegiatan.

Pasal 295
Bidang Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 289
huruf b, mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan
perencanaan di bidang pemberdayaan masyarakat dari aspek pengembangan
usaha ekonomi masyarakat desa, bumdes dan pemberdayaan masyarakat,
pengembangan kawasan pedesaan, pendayagunaan sumber daya alam dan
teknologi tepat guna.

Pasal 296
Bidang Pemberdayaan Masyarakat dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 295, mempunyai fungsi:
a. perencanaan operasional rencana kerja di lingkup bidang pemberdayaan
masyarakat;
-90-

b. perencanaan kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat sebagai


pedoman kerja;
c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dengan sekretaris dan kepala bidang
lain di lingkup bidang guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d. pembagian pelaksanaan tugas meliputi tupoksi pemberdayaan
masyarakat;
e. pelaporan hasil pelaksanaan tugas di lingkup bidang; dan
f. penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.

Pasal 297
Bidang Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 295,
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 298
Bidang Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 289 huruf c,
mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan
perencanaan di bidang pemerintahan desa dari aspek sumber daya aparat desa,
administrasi desa,kelembagaan desa serta evaluasi perkembangan desa dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan desa dan pembangunan Daerah.

Pasal 299
Bidang Pemerintahan Desa dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 298, mempunyai fungsi:
a. perencanaan kebijakan di bidang yang meliputi urusan pemerintahan
desa;
b. perencanaan operasional rencana kerja di lingkup bidang yang meliputi
program pemerintahan desa;
c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dengan sekretaris dan kepala bidang
lain guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d. pembagian pelaksanaan tugas meliputi urusan pemerintahan desa;
e. pemberian petunjuk pelaksanaan kepada kepala seksi guna kelancaran
tugas; dan
f. pelaporan hasil pelaksanaan tugas di lingkup bidang menilai prestasi kerja
bawahan dalam rangka pembinaan dan pengembangan karir.
-91-

Pasal 300
Bidang Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 298, terdiri
atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 301
Bidang Pelayanan Sosial Dasar dan Pembangunan Sarana Prasarana Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 289 huruf d, mempunyai tugas
melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pada bidang dari
aspek pelayanan sosial dasar dan pembangunan sarana prasarana desa dalam
rangka penyelenggaraan pelayanan sosial dasar di desa.

Pasal 302
Bidang Pelayanan Sosial Dasar dan Pembangunan Sarana Prasarana Desa
dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 301,
mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada
lingkup bidang;
b. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan kegiatan lingkup bidang;
c. pengkoordinasian dan pembinaan program kerja tiap-tiap seksi pada
lingkup bidang;
d. pengendalian dan pengawasan pelaksanaan program di lingkup bidang;
e. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan lingkup
bidang; dan
f. penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.

Pasal 303
Bidang Pelayanan Sosial Dasar dan Pembangunan Sarana Prasarana Desa
sebagaimana dimaksud dalam pasal 301, terdiri atas Kelompok Jabatan
Fungsional.

BAB XVII
DINAS PERHUBUNGAN

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 304
(1) Dinas Perhubungan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
-92-

(2) Dinas Perhubungan dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 305
Dinas Perhubungan mempunyai tugas membantu Bupati dalam
menyelenggarkan koordinasi, pembinaan pengawasan dan pengendalian dalam
menyelenggarakan kegiatan di bidang perhubungan.

Pasal 306
Dinas Perhubungan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 305, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan kegiatan di bidang
perhubungan;
b. pembinaan dan pengendalian terhadap penyelenggaraan pelayanan di
bidang perhubungan; dan
c. penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
perhubungan.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 307
Susunan Organisasi Dinas Perhubungan, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Perhubungan;
b. Bidang Bidang Lalu Lintas dan Angkutan; dan
c. Bidang Prasarana dan Keselamatan.

Pasal 308
Sekretariat Dinas Perhubungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 307 huruf
a, mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan teknis dan
administrative kepada seluruh unit organisasi di lingkungan dinas
perhubungan.

Pasal 309
Sekretariat Dinas Perhubungan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 308, mempunyai fungsi:
a. penyusunan koordinasi rencana, program, anggaran, evaluasi, dan
pelporan dinas perhubungan;
b. pemberian dukungan administrasi yang meliputi kepegawaian,
ketatausahaan, keuangan, kerja sama, hubungan masyarakat, kearsipan,
dan dokumentasi;
-93-

c. penataan organisasi dan tata laksana;


d. penyusunan koordinasi peraturan perundang-undangan;
e. pengelolaan barang milik/kekayaan Daerah; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 310
Sekretariat Dinas Perhubungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 308, terdiri
atas:
a. Subbagian Perencanaan dan Keuangan; dan
b. Subbagian Umum dan Kepegawaian.

Pasal 311
Subbagian Perencanaan dan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
310 huruf a, melaksanakan tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
rencana, program, anggaran, pelaksana urusan keuangan dan pengelolaan
barang milik/kekayaan Daerah, evaluasi dan pelaporan dinas perhubungan.

Pasal 312
Subbagian Umum dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 310
huruf b, melaksanakan tugas melakukan urusan kepegawaian dan umum.

Pasal 313
Bidang Bidang Lalu Lintas dan Angkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
307 huruf b, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporan di bidang lalu lintas dan
angkutan.

Pasal 314
Bidang Bidang Lalu Lintas dan Angkutan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 313, mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang lalu lintas, angkutan dan
pengujian sarana;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas, angkutan
dan pengujian sarana;
c. penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan di bidang lalu lintas, angkutan
dan pengujian sarana; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
-94-

Pasal 315
Bidang Bidang Lalu Lintas dan Angkutan sebagaimana dimaksud dalam pasal
313, terdiri atas :
a. Seksi Lalu Lintas;
b. Seksi Angkutan; dan
c. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 316
Seksi Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 315 huruf a,
melaksanakan tugas membantu kepala bidang lalu lintas dan angkutan untuk
melakukan urusan pembinaan, kelancaran, keamanan keselamatan lalu lintas
dan pemakai jalan.

Pasal 317
Seksi Angkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 315 huruf b,
melaksanakan tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan serta evaluasi dan pelaporan di bidang penyediaan angkutan umum
untuk jasa angkutan orang dan/barang dalam Daerah Kabupaten/Kota,
penetapan kawasan perkotaan untuk pelayanan angkutan perkotaan dalam
satu Daerah Kabupaten/Kota.

Pasal 318
Bidang Prasarana dan Keselamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 307
huruf c, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana,
keselamatan dan pengembangan transportasi.

Pasal 319
Bidang Prasarana dan Keselamatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 318, mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang prasarana, keselamatan
dan pengembangan transportasi;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang prasarana,
keselamatan dan pengembangan transportasi.
c. penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana,
keselamatan, dan pengembangan transportasi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
-95-

Pasal 320
Bidang Prasarana dan Keselamatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 318,
terdiri atas:
a. Seksi Prasarana;
b. Seksi Keselamatan; dan
c. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 321
Seksi Prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 320 huruf a,
melaksanakan tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan serta evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan terminal
penumpang tipe c, penerbitan izin penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas
parkir.

Pasal 322
Seksi Keselamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 320 huruf b,
melaksanakan tugas malakukan penyiapan bahan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan serta evaluasi dan pelaporandi bidang audit dan
inspeksi keselamatan lalu lintas jalan di jalan provinsi, baik fungsi jalan
keselamatan sarana dan prasarana, fasilitas manajemen dan penanganan
keselamatan dijalan provinsi, fasilitas promosi dan kemitraan keselamatan lalu
lintas dan angkutan jalan, keselamatan pengusahaan angkutanumum dan
fasilitas kelayakan kendaraan, serta penegakan hukum oleh PPNS di bidang lalu
lintas dan angkutan jalan.

BAB XVIII
DINAS PERSANDIAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 323
(1) Dinas Persandian, Komunikasi dan Informatika di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Persandian, Komunikasi dan Informatika dipimpin oleh Kepala
Dinas.
-96-

Pasal 324
Dinas Persandian, Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas membantu
bupati dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang perumusan
strategi, arah dan kebijakan teknis dinas persandian, komunikasi dan
informatika dalam mendukung upaya pembangunan di Daerah secara
menyeluruh.
Pasal 325
Dinas Persandian, Komunikasi dan Informatika dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 324, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis pembangunan Daerah di bidang dinas
persandian, komunikasi dan informatika;
b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
bidang persandian komunikasi dan informatika dalam mendukung
pengembangan dan pembangunan Daerah;
c. pengkoordinasian tugas pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program pembangunan Daerah di bidang persandian,
komunikasi dan informatika; dan
d. pelayanan penunjang pelaksanaan dan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah terkait masalah persandian, komunikasi, informatika dan statistik.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 326
Susunan Organisasi Dinas Persandian, Komunikasi dan Informatika, terdiri
atas:
a. Sekretariat Dinas Persandian, Komunikasi dan Informatika;
b. Bidang Persandian;
c. Bidang Komunikasi; dan
d. Bidang Informatika.
Pasal 327
Sekretariat Dinas Persandian, Komunikasi dan Informatika sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 326 huruf a, mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
administrasi umum, keuangan dan kepegawaian dalam lingkup dinas
persandian, komunikasi dan informatika serta melaksanakan penyusunan
rencana, evaluasi dan pelaporan pembangunan Daerah pada dinas persandian,
komunikasi dan informatika.
-97-

Pasal 328
Sekretariat Dinas Persandian, Komunikasi dan Informatika dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 327, mempunyai
fungsi:
a. penyusunan rencana kerja kesekretariatan;
b. perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;
c. penyelenggaraan urusan penyusunan program dan informasi, keuangan
dan aset, serta kepegawaian dan umum;
d. penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja sekretariat; dan
e. pengaturan dan pengelolaan serta pengembangan sistem informasi
persandian, komunikasi dan informatika dan statistik tingkat
kabupaten/kota.

Pasal 329
Sekretariat Dinas Persandian, Komunikasi dan Informatika sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 327, terdiri atas:
a. Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 330
Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 329 huruf a, melaksanakan tugas melakukan pengelolaan anggaran,
urusan kepegawaian, surat menyurat, kearsipan, urusan rumah tangga dan
pengelolaan perlengkapan dinas serta pengelolaan administrasi aset dinas
persandian, komunikasi dan informatika berdasarkan peraturan yang berlaku
agar tercipta kelancaran tugas.

Pasal 331
Bidang Persandian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 326 huruf b,
mempunyai tugas merencanakan operasional, mendistribusikan tugas,
memberi petunjuk, menyelia, mengevaluasi, dan melaporkan penyelenggaraan
tugas di lingkup bidang yang meliputi tata kelola persandian, operasional
persandian, pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan persandian, sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
-98-

Pasal 332
Bidang Persandian dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 331, mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan keamanan informasi di lingkungan Pemerintah
Daerah;
b. perumusan peraturan teknis tata kelola persandian untuk pengamanan
informasi;
c. pengelolaan informasi berklasifikasi;
d. pengelolaan sumber daya persandian;
e. pengawasan dan evaluasi pelaksanan tata kelola persandian;
f. koordinasi pelaksanaan kegiatan jabatan fungsional sandiman;
g. perumusan dan peraturan teknis oprasional pengelolaan dan pengamanan
komunikasi sandi;
h. pelaksanaan oprasional pengelolaan komunikasi sandi;
i. pelaksanaan oprasional pengamanan komunikasi sandi;
j. pengawasan dan evaluasi pelaksanaan oprasional pengamanan
persandian;
k. koordinasi pelaksanaan kegiatan jabatan fungsional sandiman; dan
l. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tulisan.

Pasal 333
Bidang Persandian sebagaimana dimaksud dalam pasal 331, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 334
Bidang Komunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 326 huruf c,
mempunyai tugas merencanakan operasional, mendistribusikan tugas,
memberi petunjuk, menyelia, mengevaluasi, dan melaporkan menyelengarakan
tugas di bidang pengelolaan informasi opini dan aspirasi publik, penyedian
konten dan media komunikasi publik, pelayanan informasi.

Pasal 335
Bidang Komunikasi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 334, mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang pengelolaan opini,
aspirasi publik, pengelolaan informasi, pengelolaan media, komunikasi
-99-

publik, pelayanan informasi publik, layanan hubungan media penguatan


kapasitas sumber daya komunikasi publik dan penyedian akses informasi
di lingkup kabupaten/kota;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan opini,
aspirasi publik, pengelolaan informasi, pengelolaan media, komunikasi
publik, pelayanan informasi publik, layanan hubungan media penguatan
kapasitas sumber daya komunikasi publik dan penyedian akses informasi
di lingkup kabupaten/kota;
c. penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
penyelenggaraan di bidang pengelolaan opini dan aspirasi publik untuk
mendukung kebijakan nasional dan Pemerintah Daerah, penyedian konten
lintas sektoral dan pngelolaan media komunikasi publik, pelayanan
informasi publik, layanan hubungan media penguatan kapasitas sumber
daya komunikasi publik dan penyedian akses informasi di
kabupaten/kota;
d. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
pengelolaan opini dan aspirasi publik, pengelolaan informasi untuk
mendukung kebijakan nasional dan pemerintah Daerah, penyedian konten
lintas sektoral dan pengelolaan media komunikasi publik, pelayanan
informasi publik, layanan hubungan media penguatan kapasitas sumber
daya komunikaqsi publik dan penyedian akses informasi di
kabupaten/kota;
e. pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang pengelolaan opini dan
aspirasi publik di lingkup Pemerintah Daerah, pengelolaan informasi untuk
mendukung kebijakan nasional dan Pemerintah Daerah, penyedian konten
lintas sektoral dan pengelolaan media komunikasi publik, pelayanan
informasi publik, layanan hubungan media, penguatan kapasitas sumber
daya komunikasi publik dan penyedian akses informasi di
kabupaten/kota; dan
f. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tulisan.

Pasal 336
Bidang Komunikasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 334, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.
-100-

Pasal 337
Bidang Informatika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 326 huruf d,
mempunyai tugas penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, dan pemberian bimbingan
teknis dan supervisi serta memantau, evaluasi, dan pelaporan di bidang
infrastruktur dasar data center, layanan manajemen data/informasi dan
statistik Pemerintah Kabupaten/ Kota sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 338
Bidang Informatika dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 337, mempunyai fungsi:
a. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang layanan infrastruktur
dasar data center, disaster recovery center & TIK, layanan manajemen
data/informasi dan statistik Pemerintah Kabupaten/Kota;
b. penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang layanan infrastruktur
dasar data center, disaster recovery center dan TIK, infrastruktur dasar
data center, layanan manajemen data/informasi dan statistik Pemerintah
Kabupaten/Kota;
c. penyiapan bahan penyusunan norma standar, prosedur, dan kriteria
penyelenggaraan di bidang infrastruktur dasar data center, layanan
manajemen data/informasi dan statistik;
d. penyiapan bahan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
infrastruktur dasar data center, layanan manajemen data dan statistik;
e. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang infrastruktur dasar data
center, layanan manajemen data/informasi dan statistik; dan
f. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan baik lisan
maupun tulisan.

Pasal 339
Bidang Informatika sebagaimana dimaksud dalam pasal 337, terdiri atas:
a. Seksi Statistik; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 340
Seksi Statistik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 339 huruf a, melaksanakan
tugas penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur dan kriteria dan pemberian bimbingan teknis dan
supervise, pemantauan/evaluasi dan pelaporan terkait fungsi statistik.
-101-

BAB XIX
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU,
KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 341
(1) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi,
Usaha Kecil dan Menengah dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 342
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah mempunyai tugas membantu bupati dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang penanaman modal, kebijakan
teknis dalam pelayanan terpadu satu pintu, koperasi usaha kecil dan
menengah.

Pasal 343
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Koperasi, Usaha
Kecil dan Menengah dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 342, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang penanaman modal, pelayanan
terpadu satu pintu serta koperasi, usaha kecil dan menengah;
b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan, pendataan dan
pengembangan penanaman modal untuk mendorong percepatan dan
pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan daerah;
c. penanganan pengaduan masyarakat berkaitan dengan penyelenggaraan
pelayanan publik;
d. pelaksanaan validasi, legalisasi dan otorisasi pelayanan perizinan dan non
perizinan sesuai dengan kewenangannya;
e. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang penanaman modal, pelayanan
terpadu satu pintu serta koperasi, usaha kecil dan menengah; dan
f. pelaksanaan kerjasama dengan berbagai pihak dalam bidang penanaman
modal daerah.
-102-

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 344
Susunan Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah;
b. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Promosi Penananaman Modal;
c. Bidang Pengendalian, Pengawasan dan Sistem Informasi Penanaman
Modal;
d. Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan; dan
e. Bidang Koperasi Usaha Kecil dan Menengah.

Pasal 345
Sekretariat Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 344
huruf a, mempunyai tugas merencanakan operasional kegiatan serta
mengkoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi
urusan umum dan perlengkapan, kepegawaian dan keuangan, perencanaan,
evaluasi dan pelaporan dalam lingkup dinas penanaman modal, pelayanan
terpadu satu pintu, koperasi usaha kecil dan menegah sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 346
Sekretariat Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 345, mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang, umum dan perlengkapan,
kepegawaian dan keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan di bidang umum dan
perlengkapan, kepegawaian dan keuangan, perencanaan, evaluasi dan
pelaporan;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang umum dan perlengkapan,
kepegawaian dan keuangan, perencanaan, evaluasi dan pelaporan; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas baik lisan
maupun tertulis sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsinya.
-103-

Pasal 347
Sekretariat Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu,
Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 345,
terdiri atas:
a. Subbagian Kepegawaian dan Keuangan; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 348
Subbagian Kepegawaian dan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
347 huruf a, melaksanakan tugas merencanakan, membagi tugas,
membimbing, memeriksa hasil pekerjaan, mengumpulkan dan mengolah data
serta mengevaluasi pelaksanaan tugas-tugas di bidang administrasi
pengelolaan kepegawaian dan keuangan, meliputi penatausahaan, verifikasi,
pembukuan dan pelaporan keuanganserta tugas umum lainnya sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 349
Bidang Perencanaan dan Pengembangan Promosi Penananaman Modal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 344 huruf b, mempunyai tugas
merencanakan operasional kegiatan serta mengkoordinasikan kegiatan,
memberikan pelayanan teknis dan melaksanakan kebijakan daerah dibidang
penanaman modal, melalui regulasi, promosi, kerjasama, partisipasi dan
dukungan pelaku ekonomi, dunia usaha dan pihak lainnya.

Pasal 350
Bidang Perencanaan dan Pengembangan Promosi Penananaman Modal dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 349, mempunyai
fungsi:
a. pengkajian, penyusunan dan pengusulan rencana umum, rencana
strategis dan rencana pengembangan promosi penanaman modal di daerah
berdasarkan sektor usaha maupun wilayah;
b. pengkajian, penyusunan dan pengusulanpengembangan iklim penanaman
modal mencakup deregulasidan pemberdayaan usaha di daerah;
c. penyusunan rencana dan pelaksanaan kegiatan promosi penanaman
modal di dalam dan luar negeri;
-104-

Pasal 351
Bidang Perencanaan dan Pengembangan Promosi Penananaman Modal
sebagaimana dimaksud dalam pasal 349, terdiri atas Kelompok Jabatan
Fungsional.

Pasal 352
Bidang Pengendalian, Pengawasan dan Sistem Informasi Penanaman Modal
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 344 huruf c, mempunyai tugas
merencanakan operasional kegiatan serta mengkoordinasikan kegiatan,
memberikan pelayanan teknis dan melaksanakan kebijakan daerah dibidang
penanaman modal, melalui pembinaan, pemantauan dan pengawasan serta
pengolahan data dan informasi penanaman modal.

Pasal 353
Bidang Pengendalian, Pengawasan dan Sistem Informasi Penanaman Modal
dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 352,
mempunyai fungsi:

a. pelaksanaan pemantauan realisasi penanaman modal berdasarkan sektor


usaha dan wilayah, pengawasan kepatuhan perusahaan penanaman modal
sesuai ketentuan kegiatan usaha dan peraturan perundang-undangan;
b. pelaksanaan pembinaan dan fasilitasi penyelesaian permasalahan
penanaman modal; dan
c. pelaksanaan pembangunan dan pengembangan sistem informasi
penanaman modal dan pengolahan data penanaman modal;

Pasal 354
Bidang Pengendalian, Pengawasan dan Sistem Informasi Penanaman Modal
sebagaimana dimaksud dalam pasal 352, terdiri atas Kelompok Jabatan
Fungsional.
Pasal 355
Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 344 huruf d, mempunyai tugas menyusun perencanaan,
melakukan koordinasi dan melaksanakan kebijakan dibidang penyelenggaraan
pelayanan perizinan dan non perizinan, pengaduan, advokasi dan informasi
umum, serta verifikasi dan validasi perizinan.
-105-

Pasal 356
Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 355, mempunyai
fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis dibidang penyelenggaraan pelayanan
perizinan dan non perizinan, pengaduan, advokasi dan informasi layanan,
verifikasi dan validasi;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan dibidang
penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan, pengaduan,
advokasi dan informasi layanan, verifikasi dan validasi;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang penyelenggaraan pelayanan
perizinan dan non perizinan, pengaduan, advokasi dan informasi layanan,
verifikasi dan validasi.

Pasal 357
Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 355, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 358
Bidang Koperasi Usaha Kecil dan Menengah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 344 huruf e, mempunyai tugas merencanakan operasional kegiatan serta
mengkoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan melaksanakan
kebijakan daerah dibidang koperasi, usaha kecil dan menengah, melalui
pembinaan kelompok usaha dan fasilitasi pembiayaan simpan pinjam,
kemitraan dan jaingan usaha, bina usaha, penerapan teknologi dan
standarisasi.

Pasal 359
Bidang Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 358, mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang pembinaan kelompok usaha dan
fasilitasi pembiayaan simpan pinjam, kemitraan dan pengembangan
jaringan usaha, serta penerapan teknologi dan standarisasi;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan di bidang pembinaan
kelompok usaha dan fasilitasi pembiayaan simpan pinjam, kemitraan dan
pengembangan jaringan usaha, serta penerapan teknologi dan
standarisasi;
-106-

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidan gpembinaan kelompok usaha


dan fasilitasi pembiayaan simpan pinjam, kemitraan dan pengembangan
jaringan usaha, serta penerapan teknologi dan standarisasi.

Pasal 360
Bidang Koperasi Usaha Kecil dan Menengah sebagaimana dimaksud dalam
pasal 358, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB XX
DINAS PARIWISATA, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 361
(1) Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 362
Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga mempunyai tugas membantu
bupati dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang perumusan
strategi, arah dan kebijakan teknis dinas pariwisata ekonomi kreatif
kepemudaan dan olahragadalam mendukung upaya pembangunan di daerah
secara menyeluruh.

Pasal 363
Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 362, menyelenggarakan fungsi:
a. merumuskan program kerja dinas pariwisata, kepemudaan dan olahraga
berdasarkan peraturan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan
kegiatan;
b. merumuskan dan menetapkan kebijakan teknis bidang pariwisata, bidang
ekonomi kreatif, bidang kepemudaan dan olahraga dengan mengacu pada
ketentuan yang berlaku untuk dilaksanakan oleh sekretariat, bidang,
subbag, dan seksi;
c. mendistribusikan tugas kepada bawahan berkaitan dengan bidang tugas
dinas dengan memberi petunjuk dan membimbing agar tugas
dilaksanakan sesuai ketentuan secara efektif dan efisien;
-107-

d. mengkoordinasikan pelaksanaan program di bidang pariwisata, bidang


ekonomi kreatif, bidang kepemudaan dan bidang olahraga dengan
instansi/lembaga/satuan kerja/unit kerja terkait agar diperoleh
sinkronisasi dalam pelaksanaan program dan kegiatan;
e. membina pelaksanaan tugas bidang pariwisata, bidang ekonomi kreatif,
bidang kepemudan dan bidang olahraga agar pelaksanaan tugas berjalan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
f. mengarahkan pelaksanaan tugas bidang pariwisata, bidang ekonomi
kreatif, bidang kepemudaan dan bidang olahraga agar pelaksanaan tugas
berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
g. mengevaluasi pelaksanaan tugas bidang pariwisata, bidang ekonomi
kreatif, bidang kepemudaan dan bidang olahraga dengan metode
pengawasan melekat, monitoring, dan pengendalian kegiatan agar
pelaksanaan tugas sesuai ketentuan;
h. pelaporan hasil pelaksanaan tugas di lingkup dinas pariwisata,
kepemudaan dan olahraga kepada pimpinan baik lisan maupun tertulis
sebagai bentuk akuntabilitas kepada pimpinan; dan i. melaksanakan tugas
kedinasan lain yang diperintahkan pimpinan baik lisan maupun tertulis.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 364
Susunan Organisasi Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga;
b. Bidang Pariwisata;
c. Bidang Ekonomi Kreatif;
d. Bidang Pemuda; dan
e. Bidang Olahraga.

Pasal 365
Sekretariat Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 364 huruf a, mempunyai tugas merencanakan
operasional kegiatan serta mengoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan
teknis dan administrasi urusan umum dan kepegawaian, perencanaan dan
pelaporan serta keuangan dalam lingkup Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan
Olahraga dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
-108-

Pasal 366
Sekretariat Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 365, mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja kesekretariatan;
b. perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;
c. penyelenggaraan urusan program, keuangan dan asset serta kepegawaian
dan umum;
d. penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja secretariat; dan
e. pengaturan dan pengelolaan serta pengembangan system informasi
pariwisata kepemudaan dan olahraga.

Pasal 367
Sekretariat Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 365, terdiri atas:
a. Subbagian Keuangan dan Kepegawaian; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 368
Subbagian Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
367 huruf a, melaksanakan tugas melakukan urusan kepegawaian dan
pengelolaan anggaran dinas.

Pasal 369
Bidang Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 364 huruf b, mempunyai
tugas menyusun rencana, memberi petunjuk, mengkoordinasikan, mengawasi
serta mendorong peningkatan kegiatan-kegiatan dalam hal berhubungan
kepariwisataan.

Pasal 370
Bidang Pariwisata dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 369, mempunyai fungsi:
a. menyusun rencana dan program kerja bidang sebagai pedoman
pelaksanaan tugas dalam hal budaya dan pengembangan kepariwisataan;
b. membina dan membangun serta mengembangkan pariwisata melalui
sosialisasi, bimbingan dan penyuluhan;
c. memantau dan mengevaluasi kegiatan kepariwisataan;
d. memberikan bimbingan teknis bagi pelaku kepariwisataan dan dunia
usaha kepariwisataan;
-109-

e. melaksanakan pemberdayaan masyarakat dalam mendorong peran aktif


masyarakat dalam penegmbangan kepariwisataan;
f. melaksanakan tugas kedinasan lain diberikan pimpinan sesuai lingkup
tugas bidang; dan
g. menilai prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.
Pasal 371
Bidang Pariwisata sebagaimana dimaksud dalam Pasal 369, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 372
Bidang Ekonomi Kreatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 364 huruf c,
mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas pariwisata, kepemudaan
dan olahraga meliputi pembinaan dan pengembangan ekonomi kreatif.

Pasal 373
Bidang Ekonomi Kreatif dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 372, mempunyai fungsi:
a. penyusunan, pendataan, perencanaan dan pelaksanaan program
pengembangan ekonomi kreatif;
b. pengembangan kewirausahaan; dan
c. pemberian rekomendasi/ pertimbangan pemberian ijin di bidang ekonomi
kreatif dan kewirausahaan.

Pasal 374
Bidang Ekonomi Kreatif sebagaimana dimaksud dalam pasal 372, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 375
Bidang Pemuda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 364 huruf d, mempunyai
tugas menyusun rencana, memberi petunjuk, mengkoordinasikan, mengawasi
dan menilai pelaksanaan kegiatan kepemudaan, organisasi dan kelembagaan
kepemudaan serta pembinaan dan pengembangan pemuda.

Pasal 376
Bidang Pemuda dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 375, mempunyai fungsi:
a. pembinaan perencanaan dan penyusunan program kegiatan
pemberdayaan organisasi dan lembaga kepemudaan;
-110-

b. penyusunan rencana kegiatan dalam pengembangan wawasan, potensi,


partisipasi, kreatifitas dan apresiasi keberadaan organisasi kepemudaan;
c. penyusunan rencana kegiatan dan penyelenggaraan kegiatan dan
organisasi serta pegembangan lembaga kepemudaan;
d. penyusunan rencana kegiatan peningkatan produktifitas dan
kewirausahaan pemuda serta pemberdayaan perintisan dan
pendampingan dalam rangka peningkatan kewirausahaan;
e. penyusunan rencana kebutuhan sarana prasarana kepemudaan serta
pendistribusiannya;
f. pengkoordinasian dan fasilitasi lembaga kepemudaan serta pengembangan
sistem informasi kepemudaan lintas daerah dan lintas lembaga;
g. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi sarana prasarana serta kegiatan
kepemudaan; dan
h. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan sesuai lingkup
bidang tugas.

Pasal 377
Bidang Pemuda sebagaimana dimaksud dalam pasal 375, terdiri atas Kelompok
Jabatan Fungsional.

Pasal 378
Bidang Olahraga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 364 huruf e, mempunyai
tugas menyusun rencana, memberi petunjuk, mengkoordinasikan, mengawasi
dan menilai pelaksanaan kegiatan olah raga, sarana dan prasarana olah raga.

Pasal 379
Bidang Olahraga dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 378, mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada
lingkup bidang;
b. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan kegiatan lingkup bidang.
c. pengkoordinasian dan pembinaan program kerja tiap-tiap seksi pada
lingkup bidang;
d. pengendalian dan pengawasan pelaksanaan program di lingkup bidang;
dan
e. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan lingkup
bidang.
-111-

Pasal 380
Bidang Olahraga sebagaimana dimaksud dalam pasal 378, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB XXI
DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 381
(1) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 382
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan mempunyai tugas membantu bupati dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang perumusan strategi, arah dan
kebijakan teknis di dinas perpustakaan dan kearsipan dalam mendukung
upaya pembanguan di Daerah secara menyeluruh.

Pasal 383
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 382, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis pembangunan Daerah di bidang
perpustakaan dan kearsipan pemberian dukungan atas penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah di bidang perpustakaan dan kearsipan;
b. pembinaan pada pengelolaan arsip perangkat Daerah, desa, perusahaan,
organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, dan masyarakat di bidang
kearsipan;
c. pelaksanaan pembinaan semua jenis perpustakaan di instansi pemerintah
maupun swasta dalam wilayah Daerah kabupaten mamuju tengah;
d. pelaksana penyelamatan serta pelestarian arsip vital dan arsip terjaga
sebagai aset nasional yang berada di Daerah;
e. pelaksana dalam pengumpulan, penyimpanan dan pengolahan koleksi
deposit, karya tulis, karya cetak dan karya rekam;
f. penyelenggaraan administrasi pembangunan Daerah di bidang
perpustakaan dan kearsipan; dan
-112-

g. pemantauan dan evaluasi penyelenggaran pembangunan di bidang


perpustakaan dan kearsipan.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 384
Susunan Organisasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan;
b. Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan;
c. Bidang Pengolahan dan Layanan Perpustakaan;
d. Bidang Pembinaan dan Pengawasan Kearsipan; dan
e. Bidang Pengelolaan Kearsipan.

Pasal 385
Sekretariat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 384 huruf a, mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan
tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan dinas perpustakaan dan kearsipan.

Pasal 386
Sekretariat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 385, mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja kesekretariatan;
b. perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;
c. penyelenggaraan urusan penyusunan program dan informasi, keuangan
dan aset, serta kepegawaian dan umum;
d. penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja sekretariat; dan
e. pengaturan dan pengurusan pengelolaan serta pengembangan sistem
informasi perpustakaan dan kearsipan tingkat kabupaten/ kota.

Pasal 387
Sekretariat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 385, terdiri atas:
a. Subbagian Keuangan dan Kepegawaian; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.
-113-

Pasal 388
Subbagian Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
387 huruf a, melaksanakan tugas melakukan urusan kepegawaian dan
pengelolaan anggaran dinas.

Pasal 389
Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 384 huruf b, mempunyai tugas melaksakan kebijakan teknis di
bidang pembinaan dan pengembangan perspustakaan di kabupaten dan kota.

Pasal 390
Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 389, mempunyai fungsi:
a. perencanaan kebijakan di bidang pembinaan dan pengembangan
perpustakaan sebagai pedoman kerja;
b. perencanaan operasional rencana kerja di lingkup bidang pembinaan dan
pengembangan perpustakaan;
c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dengan sekretaris dan kepala bidang
lain di lingkup bidang guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d. pembagian pelaksanaan tugas meliputi pembinaan dan pengembangan
perpustakaan;
e. pemberian petunjuk pelaksanaan tugas kepada kepala seksi guna
kelancaran tugas;
f. penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas di lingkup
bidang;
g. pelaporan hasil pelaksanaan tugas di lingkup bidang; dan
h. penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.

Pasal 391
Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 389, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 392
Bidang Pengolahan dan Layanan Perpustakaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 384 huruf c, mempunyai tugas melaksakan kebijakan teknis pelaksanaan,
pemberian bimbingan dan peningkatan tehnik pengolahan dan layanan
perpustakaan.
-114-

Pasal 393
Bidang Pengolahan dan Layanan Perpustakaan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 392, mempunyai fungsi:
a. perencanaan kebijakan di bidang yang meliputi urusan bidang pengelolaan
dan layanan perpustakaan;
b. perencanaan operasional rencana kerja di lingkup bidang pengelolaan dan
layanan perpustakaan;
c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dengan sekretaris dan kepala bidang
lain guna kelancaran pelaksanaan tugas;
d. pembagian pelaksanaan tugas meliputi urusan bidang pengelolaan dan
layanan perpustakaan;
e. pemberian petunjuk pelaksanaan kepada kepala seksi guna kelancaran
tugas;
f. pelaporan hasil pelaksanaan tugas di lingkup bidang; dan
g. penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.

Pasal 394
Bidang Pengolahan dan Layanan Perpustakaan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 392, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 395
Bidang Pembinaan dan Pengawasan Kearsipan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 384 huruf d, mempunyai tugas melaksanakan kebijakan di bidang
pembinaan dan pengawasan kearsipan serta koordinasi penyusunan peraturan
perundang-undangan di bidang kearsipan.

Pasal 396
Bidang Pembinaan dan Pengawasan Kearsipan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 395, mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada
lingkup bidang pembinaan dan pengawasan kearsipan;
b. perumusan kebijakan teknis pelaksanaan kegiatan lingkup bidang
pembinaan dan pengawasan kearsipan;
c. pembinaan kearsipan pada OPD, Desa, BUMD, Perusahaan, Ormas/ Orpol,
masyarakat;
-115-

d. pengkoordinasian dan pembinaan program kerja tiap-tiap seksi pada


lingkup bidang pembinaan dan pengawasan kearsipan;
e. pengendalian dan pengawasan pelaksanaan program di lingkup bidang
pembinaan dan pengawasan kearsipan; dan
f. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan lingkup
bidang pembinaan dan pengawasan kearsipan.

Pasal 397
Bidang Pembinaan dan Pengawasan Kearsipan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 395, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 398
Bidang Pengelolaan Kearsipan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 384 huruf
e, mempunyai tugas melaksanakan kebijakan di bidang pengelolaan arsip
dinamis dan arsip statis.

Pasal 399
Bidang Pengelolaan Kearsipan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 398, mempunyai fungsi:
a. penyelenggaraan program, kegiatan, dan pengendalian anggaran pada
lingkup bidang pengelolaan arsip;
b. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan dan layanan
arsip;
c. pelaksanaan alih media dan reproduksi arsip dinamis;
d. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan arsip statis;
e. pelaksanaan usulan pemusnahan dan akuisisi arsip;
f. pelaksanaan pengolahan arsip;
g. pelaksanaan preservasi arsip;
h. pelaksanaan layanan informasi arsip; dan
i. pelaksanaan pemanfaatan arsip statis.

Pasal 400
Bidang Pengelolaan Kearsipan sebagaimana dimaksud dalam pasal 398, terdiri
atas Kelompok Jabatan Fungsional.
-116-

BAB XXII
DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 401
(1) Dinas Kelautan dan Perikanan di bawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Kelautan dan Perikanan dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 402
Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas membantu bupati dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang perumusan strategi, arah dan
kebijakan teknis dinas kelautan dan perikanan dalam mendukung upaya
pembangunan di Daerah secara menyeluruh.

Pasal 403
Dinas Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 402, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis pembangunan Daerah di bidang kelautan dan
perikanan;
b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
bidang kelautan dan perikanan dalam mendukung pengembangan dan
pembangunan Daerah;
c. pengkoordinasian tugas pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program pembangunan Daerah di bidang kelautan dan
perikanan; dan
d. pelayanan penunjang pelaksanaan dan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah terkait masalah kelautan dan perikanan.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 404
Susunan Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Kelautan dan Perikanan;
b. Bidang Perikanan Budidaya;
c. Bidang Perikanan Tangkap; dan
-117-

d. Bidang Peningkatan Daya Saing Produksi Perikanan.

Pasal 405
Sekretariat Dinas Kelautan dan Perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
404 huruf a, mempunyai tugas merencanakan operasional kegiatan serta
mengoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi
urusan umum dan kepegawaian, perencanaan dan pelaporan serta keuangan
dalam lingkup dinas kelautan dan perikanan dan perikanan dan pengembangan
SDM sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 406
Sekretariat Dinas Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 405, mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang umum dan kepegawaian,
perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan serta keuangan;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan di bidang umum dan
kepegawaian, perlengkapan dan aset, perencanaan, evaluasi dan pelaporan
serta keuangan; dan

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang umum dan kepegawaian,


perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan serta keuangan.

Pasal 407
Sekretariat Dinas Kelautan dan Perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
405, terdiri atas:
a. Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 408
Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 407 huruf a, melaksanakan tugas melakukan pengelolaan anggaran,
urusan kepegawaian, surat menyurat, kearsipan, urusan rumah tangga dan
pengelolaan perlengkapan dinas serta pengelolaan administrasi aset dinas
kelautan dan perikanan berdasarkan peraturan yang berlaku agar tercipta
kelancaran tugas.
-118-

Pasal 409
Bidang Perikanan Budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 404 huruf b,
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan
pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang
perikanan budidaya.

Pasal 410
Bidang Perikanan Budidaya dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 409, mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan di bidang perikanan budidaya;
b. merumuskan kebijakan teknis produksi perikanan budidaya;
c. merumuskan kebijakan teknis pembinaan pembenihan dan kesehatan
ikan secara terpadu;
d. merumuskan kebijakan teknis pengembangan usaha perikanan;
e. pengembangan potensi dan pengelolaan lahan untuk pengembangan
budidaya perikanan;
f. melakukan pembinaan untuk mengendalikan hama dan penyakit ikan;
g. pengawasan kualitas benih yang beredar di para pelaku usaha perikanan
budidaya;
h. pemberian bimbingan dalam penerapan teknologi untuk budidaya
perikanan;
i. pemberian fasilitasi investasi sektor perikanan budidaya;
j. pemantauan dan evaluasi di bidang perikanan budidaya;
k. pelaporan hasil pelaksanaan tugas di lingkup bidang; dan
l. penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.

Pasal 411
Bidang Perikanan Budidaya sebagaimana dimaksud dalam pasal 409, terdiri
atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 412
Bidang Perikanan Tangkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 404 huruf c,
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan
pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang
perikanan tangkap.
-119-

Pasal 413
Bidang Perikanan Tangkap dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 412, mempunyai fungsi:
a. penyusunan program dan kegiatan susai tugas dan fungsinya;
b. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis mengenai sarana dan
prasarana perikanan tangkap;
c. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis tentang pengembangan
usaha perikanan tangkap;
d. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis pengawasan sumber daya
kelautan, perikanan, pesisir dan kepulauan;
e. pemantauan dan evaluasi di bidang perikanan tangkap pelaporan hasil
pelaksanaan tugas di lingkup bidang; dan
f. penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.
Pasal 414
Bidang Perikanan Tangkap sebagaimana dimaksud dalam pasal 412, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 415
Bidang Peningkatan Daya Saing Produksi Perikanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 404 huruf d, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan,
pelaksanaan kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan
dan evaluasi di bidang peningkatan daya saing produk perikanan.

Pasal 416
Bidang Peningkatan Daya Saing Produksi Perikanan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 415, mempunyai fungsi:
a. perencanaan program dan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya sebagai
pedoman kerja;
b. perumusan kebijakan di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi produk,
penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem
logistik produk kelautan dan perikanan serta peningkatan keberlanjutan
usaha kelautan dan perikanan;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi
produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan
sistem logistik produk kelautan dan perikanan serta peningkatan
keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;
-120-

d. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pembinaan


mutu dan diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan
perikanan, peningkatan system logistik produk kelautan dan perikanan
serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan mutu dan
diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan,
peningkatan sistem logistik produk kelautan dan perikanan serta
peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;
f. pemantauan dan evaluasi di bidang peningkatan daya saing produksi
perikanan; dan
g. penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.

Pasal 417
Bidang Peningkatan Daya Saing Produksi Perikanan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 415, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB XXIII
DINAS PERTANIAN

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 418
(1) Dinas Pertanian di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Pertanian dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 419
Dinas Pertanian mempunyai tugas membantu bupati dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah di bidang perumusan strategi, arah dan kebijakan teknis
dinas pertanian dalam mendukung upaya pembangunan di Daerah secara
menyeluruh.

Pasal 420
Dinas Pertanian dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 419, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis pembangunan Daerah di bidang pertanian;
-121-

b. pengkoordinasian, penyusunan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan


bidang pertanian dalam mendukung pengembangan dan pembangunan
Daerah;
c. pengkoordinasian tugas pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program pembangunan Daerah di bidang pertanian; dan
d. pelayanan penunjang pelaksanaan dan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah terkait masalah pertanian.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 421
Susunan Organisasi Dinas Pertanian, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Pertanian;
b. Bidang Prasarana dan Sarana;
c. Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura;
d. Bidang Perkebunan;
e. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan; dan
f. Bidang Penyuluhan.

Pasal 422
Sekretariat Dinas Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 421 huruf a,
mempunyai tugas merencanakan operasional kegiatan serta mengoordinasikan
kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan administrasi urusan umum dan
kepegawaian, perencanaan dan pelaporan serta keuangan dalam lingkup dinas
pertanian dan pengembangan SDM sesuai ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 423
Sekretariat Dinas Pertanian dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 422, mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang umum dan kepegawaian,
perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan serta keuangan;
b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan urusan di bidang umum dan
kepegawaian, perlengkapan dan aset, perencanaan, evaluasi dan pelaporan
serta keuangan; dan
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang umum dan kepegawaian,
perlengkapan dan aset, perencanaan dan pelaporan serta keuangan.
-122-

Pasal 424
Sekretariat Dinas Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 422, terdiri
atas:
a. Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 425
Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 424 huruf a, melaksanakan tugas melakukan pengelolaan anggaran,
urusan kepegawaian, surat menyurat, kearsipan, urusan rumah tangga dan
pengelolaan perlengkapan dinas serta pengelolaan administrasi aset dinas
pertanian berdasarkan Peraturan yang berlaku agar tercipta kelancaran tugas.

Pasal 426
Bidang Prasarana dan Sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 421 huruf
b, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan
pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang
prasarana dan sarana pertanian.

Pasal 427
Bidang Prasarana dan Sarana dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 426, mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan di bidang prasarana dan sarana pertanian;
b. penyediaan dukungan infrastruktur pertanian;
c. pengembangan potensi dan pengelolaan lahan dan irigasi pertanian;
d. penyediaan, pengawasan, dan bimbingan penggunaan pupuk, pestisida,
serta alat dan mesin pertanian;
e. pemberian bimbingan pembiayaan pertanian;
f. pemberian fasilitasi investasi pertanian;
g. pemantauan dan evaluasi di bidang sarana dan prasarana pertanian;
h. pelaporan hasil pelaksanaan tugas di lingkup bidang; dan
i. penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.

Pasal 428
Bidang Prasarana dan Sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 426, terdiri
atas Kelompok Jabatan Fungsional.
-123-

Pasal 429
Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura sebagaimana dimaksud dalam Pasal
421 huruf c, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan
kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di
bidang tanaman pangan dan hortikultura.

Pasal 430
Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 429, mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan pembenihan, produksi, perlindungan, pengolahan
dan pemasaran hasil di bidang tanaman pangan dan hortikultura;
b. penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan benih di bidang tanaman
pangan dan hortikultura;
c. pengawasan mutu dan peredaran benih di bidang tanaman pangan dan
hortikultura;
d. pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi di bidang tanaman
pangan dan hortikultura;
e. pengendalian dan penanggulangan hama penyakit, penanggulangan
bencana alam, dan dampak perubahan iklim di bidang tanaman pangan
dan hortikultura;
f. pemberian bimbingan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil di
bidang tanaman pangan dan hortikultura;
g. pemberian izin usaha/rekomendasi teknis di bidang tanaman pangan dan
hortikultura;
h. pemantauan dan evaluasi di bidang tanaman pangan dan hortikultura
pelaporan hasil pelaksanaan tugas di lingkup bidang; dan
i. penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.
Pasal 431
Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura sebagaimana dimaksud dalam pasal
429, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 432
Bidang Perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 421 huruf d,
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan, dan
pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang
perkebunan.
-124-

Pasal 433
Bidang Perkebunan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 432, mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan di bidang pembenihan, produksi, perlindungan,
pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan;
b. penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan benih di bidang
perkebunan;
c. pengawasan mutu dan peredaran benih di bidang perkebunan;
d. pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi di bidang
perkebunan;
e. pengendalian dan penanggulangan hama penyakit, penanggulangan
bencana alam, dan dampak perubahan iklim di bidang perkebunan;
f. penanggulangan gangguan usaha, dan pencegahan kebakaran di bidang
perkebunan;
g. pemberian bimbingan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil di
bidang perkebunan;
h. pemberian izin usaha/rekomendasi teknis di bidang perkebunan;
i. pemantauan dan evaluasi di bidang perkebunan; dan
j. penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.
Pasal 434
Bidang Perkebunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 432, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.
Pasal 435
Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
421 huruf e, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan
kebijakan, dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di
bidang perternakan dan kesehatan hewan.

Pasal 436
Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 435, mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan di bidang benih/bibit, produksi, peternakan dan
kesehatan hewan, perlindungan serta pengolahan dan pemasaran hasil di
bidang perternakan;
b. pengelolaan sumber daya genetik hewan;
-125-

c. pengendalian peredaran dan penyediaan benih/bibit ternak, pakan ternak,


dan benih/bibit hijauan pakan ternak;
d. pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi ternak;
e. pengendalian penyakit hewan dan penjaminan kesehatan hewan;
f. pengawasan obat hewan;
g. pengawasan pemasukan dan pengeluaran hewan, dan produk hewan;
h. pengelolaan pelayanan jasa laboratorium dan jasa medik veteriner;
i. penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesehatan masyarakat
veteriner dan kesejahteraan hewan;
j. pemberian izin/rekomendasi di bidang peternakan, kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat veteriner;
k. pemberian bimbingan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil di
bidang peternakan;
l. pemantauan dan evaluasi di bidang peternakan dan kesehatan hewan; dan
m. penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.

Pasal 437
Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagaimana dimaksud dalam pasal
435, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 438
Bidang Penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 421 huruf f,
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan, programa dan
pelaksanaan penyuluhan pertanian.

Pasal 439
Bidang Penyuluhan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 438, mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan dan programa penyuluhan pertanian;
b. pelaksanaan penyuluhan pertanian dan pengembangan mekanisme, tata
kerja, dan metode penyuluhan pertanian;
c. pengumpulan, pengolahan, pengemasan, dan penyebaran materi
penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha;
d. pengelolaan kelembagaan dan ketenagaan;
e. pemberian fasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan dan
forum masyarakat bagi pelaku utama dan pelaku usaha;
-126-

f. peningkatan kapasitas penyuluh pegawai negeri sipil, swadaya dan swasta;


g. pemantauan dan evaluasi di bidang penyuluhan pertanian; dan
h. penilaian prestasi kerja bawahan dalam rangka pembinaan dan
pengembangan karir.

Pasal 440
Bidang Penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam pasal 438, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB XXIV
DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 441
(1) Dinas Perdagangan dan Perindustrian di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Perdagangan dan Perindustrian dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 442
Dinas Perdagangan dan Perindustrian mempunyai tugas membantu bupati
dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang perumusan strategi,
arah dan kebijakan teknis dinas perdagangan dan perindustrian dalam
mendukung upaya pembangunan di Daerah secara menyeluruh.

Pasal 443
Dinas Perdagangan dan Perindustrian dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 442, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang perdagangan dan perindustrian;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
perdagangan dan perindustrian;
c. pengkordinasian tugas pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program pembangunan Daerah di bidang perdagangan dan
perindustrian; dan
d. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perdagangan, industri dan
pengelolaan pasar.
-127-

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 444
Susunan Organisasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Perdagangan dan Perindustrian;
b. Bidang Perdagangan;
c. Bidang Sarana Distribusi Perdagangan; dan
d. Bidang Perindustrian.

Pasal 445
Sekretariat Dinas Perdagangan dan Perindustrian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 444 huruf a, mempunyai tugas merencanakan operasional kegiatan
serta mengoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan teknis dan
administrasi urusan umum dan kepegawaian, perencanaan dan pelaporan serta
keuangan dalam lingkup dinas perdagangan dan perindustrian dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 446
Sekretariat Dinas Perdagangan dan Perindustrian dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 445, mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang kesekretariatan;
b. pengelolaan urusan adminstrasi umum yang meliputi surat menyurat,
kearsipan, kepegawaian, pengadaan, perlengkapan, kerumah tanggaan,
hubungan masyarakat dan keprotokolan dinas;
c. pengelolaan urusan administrasi keuangan dinas; dan
d. pengelolaan penyusunan program dinas.

Pasal 447
Sekretariat Dinas Perdagangan dan Perindustrian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 445, terdiri atas:
a. Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian; dan
b. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.

Pasal 448
Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 447 huruf a, melaksanakan tugas melakukan urusan administrasi umum,
perlengkapan kepegawaian dan pengelolaan anggaran dinas.
-128-

Pasal 449
Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 447 huruf b, melaksanakan tugas menyusun perencanaan, melakukan
evaluasi dan menyusun laporan kegiatan dinas.

Pasal 450
Bidang Perdagangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 444 huruf b,
mempunyai tugas mengelola urusan pemerintah di bidang perdagangan.

Pasal 451
Bidang Perdagangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 450, mempunyai fungsi:
a. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perdagangan;
b. penyusunan dan pelaksanaan rencana kerja tahunan di bidang
perdagangan;
c. pelaksanaan monitoring dan fasilitasi kegiatan distribusi bahan kebutuhan
pokok dan ekspor impor;
d. penyelenggaraan promosi di bidang usaha perdagangan; dan
e. perumusan kebijakan serta pengkoordinasian dengan instansi terkait.

Pasal 452
Bidang Perdagangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 450, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 453
Bidang Sarana Distribusi Perdagangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 444
huruf c, mempunyai tugas mengelola urusan pemerintah daerah di bidang
sarana distribusi perdagangan.

Pasal 454
Bidang Sarana Distribusi Perdagangan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 453, mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang sarana distribusi pedagangan;
b. pelaksanaan kebijakan dan pengembangan sarana distribusi perdagangan;
c. penyusunan norma, sandar, prosedur dan kriteria yang berkaitan dengan
sarana distribusi perdagangan; dan
d. pelaksanaan koordinasi di bidang sarana distribusi perdagangan.
-129-

Pasal 455
Bidang Sarana Distribusi Perdagangan sebagaimana dimaksud dalam pasal
453, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 456
Bidang Perindustrian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 444 huruf d,
mempunyai tugas mengelola Urusan Pemerintahan Daerah di bidang
perindustrian.

Pasal 457
Bidang Perindustrian dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 456, mempunyai fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang perindustrian;
b. pengelolaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
perindustrian;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perindustrian yang meliputi
bina usaha industri, penerapan teknologi dan standarisasi serta informasi,
pemasaran, sarana dan teknologi; dan
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

Pasal 458
Bidang Perindustrian sebagaimana dimaksud dalam pasal 456, terdiri atas
Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB XXV
DINAS TRANSMIGRASI

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 459
(1) Dinas Transmigrasi di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
(2) Dinas Transmigrasi dipimpin oleh Kepala Dinas.

Pasal 460
Dinas Transmigrasi mempunyai tugas memimpin dinas dalam
menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, pengawasan dan pengendalian
-130-

dalam melaksanakan fungsi urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan


daerah kabupaten di bidang transmigrasi dan tenaga kerja.

Pasal 461
Dinas Transmigrasi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 460, menyelenggarakan fungsi:
a. pengolahan pelatihan berdasarkan unit kompetensi;
b. pembinaan lembaga pelatihan kerja;
c. perizinan dan pendaftaran lembaga pelatihan kerja;
d. konsultasi produktifitas pada perusahaan kecil;
e. pengukuran produktifitas tingkat kabupaten;
f. pelayanan antar kerja;
g. penerbitan izin LPTKS dalam 1 (satu) Daerah Kabupaten Mamuju Tengah;
h. pengelolaan informasi pasar kerja dalam daerah kabupaten;
i. perlindungan TKI dari luar negeri (pra dan purna penempatan) di Daerah
Kabupaten Mamuju Tengah;
j. penerbitan perpanjangan IMTA yang lokasi kerja dalam 1(satu) daerah
kabupaten mamuju tengah;
k. pengesahan peraturan perusahaan dan pendaftaran perjanjian kerja
bersama untuk perusahaan yang hanya beroperasi dalam 1 (satu) Daerah
Kabupaten Mamuju Tengah;
l. pencegahan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja
dan penutupan perusahaan di daerah kabupaten mamuju tengah;
m. pencadangan tanah untuk kawasan transmigrasi di daerah kabupaten
mamuju tengah;
n. penataan persebaran penduduk yang bersal dari 1 (satu) daerah kabupaten
mamuju tengah;
o. Pengembangan permukiman pada tahap kemandirian;
p. pelaksanaan administrasi umum perencanaan program dan anggaran dan
ketatausahaan; dan
q. pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
-131-

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 462
Susunan Organisasi Dinas Transmigrasi, terdiri atas:
a. Sekretariat Dinas Transmigrasi;
b. Bidang Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi;
c. Bidang Pengembangan Kawasan Transmigrasi; dan
d. Bidang Hubungan Industri dan Jamsostek.

Pasal 463
Sekretariat Dinas Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 462 huruf
a, mempunyai tugas menyelenggarakan urusan ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, urusan umum, rumah tangga, perencanaan dan pelayanan
administrasi kepala seluruh satuan organisasi dalam lingkungan dinas
transmigrasi.

Pasal 464
Sekretariat Dinas Transmigrasi dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 463, mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja secretariat;
b. perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;
c. penyelenggaran urusan umum;
d. penyelenggaran urusan kepegawaian;
e. penyelenggaraan urusan keuangan;
f. penyelenggaraan urusan perencanaan dan evaluasi;
g. pengordinasian penyelenggaraan tugas suatu organisasi;
h. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja sekretariat;
dan
i. pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 465
Sekretariat Dinas Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 463, terdiri
atas:
a. Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.
-132-

Pasal 466
Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 465 huruf a, melaksanakan tugas menyelenggarakan fungsi pada sub
bagian umum, keuangan dan kepegawaian dinas transmigrasi.

Pasal 467
Bidang Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 462 huruf b, mempunyai tugas
merencanakan dan merumuskan bahan dan melaksanakan kebijakan teknis,
bina potensi perencanaan pembangunan dan pengembangan kawasan,
penataan penduduk dan penyediaan tanah transmigrasi, pembangunan
permukiman transmigrasi, melakukan hubungan kerja dan menyusun laporan
pelaksanaan program penyiapan kawasan dan pembangunan permukiman
transmigrasi.

Pasal 468
Bidang Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi
dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 467,
mempunyai fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan diperencanaan teknis satuan kawasan
pengembangan, perencanaan teknis satuan permukiman dan perencanaan
pengembangan masyarakat, identifikasi dan informasi potensi kawasan,
advokasi kawasan, perencanaan kawasan, dan fasilitasi penetapan
kawasan, standarisasi, bimbingan teknis dan supervise serta monitoring
dan evaluasi penyusunan rencana sarana dan prasarana kawasan;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan perencanaan teknis satuan kawasan
pengembangan, perencanaan teknis satuan permukiman, dan
perencanaan pengembangan masyarakat, identifikasi dan informasi
potensi kawasan, advokasi kawasan, perencanaan kawasan, dan fasilitasi
penetapan kawasan, standarisasi, bimbingan teknis dan supervise serta
monitoring dan evaluasi penyusunan rencana sarana dan prasarana
kawasan;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kreteria,
perencanaan teknis satuan kawasan pengembangan, perencanaan teknis,
satuan permukiman, dan perencanaan pengembangan masyarakat,
identifikasi dan informasi potensi kawasan, advokasi kawasan,
perencanaan kawasan, dan fasilitasi penetapan kawasan, standarisasi,
-133-

bimbingan teknis dan supervise serta monitoring dan evaluasi penyusunan


rencana sarana dan prasarana kawasan;
d. perencanaan teknis satuan kawasan pengembangan, perencanaan teknis
satuan permukiman, dan perencanaan pengembangan masyarakat;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan perencanaan teknis satuan kawasan
pengembangan, perencanaan teknis satuan permukiman, dan
perencanaan pengembangan masyarakat; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan.

Pasal 469
Bidang Penyiapan Kawasan dan Pembangunan Permukiman Transmigrasi
sebagaimana dimaksud dalam pasal 467, terdiri atas Kelompok Jabatan
Fungsional.
Pasal 470
Bidang Pengembangan Kawasan Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 462 huruf c, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan
pelaksanaan pembangunan, pengembangan, evaluasi sarana permukiman dan
kawasan, penyerasian lingkungan, serta standarisasi sarana dan prasarana,
kebijakan produksi, pengolahan, pemasaran, lembaga ekonomi dan
permodalan, dan kewirausahaan serta pangan dan kesehatan, fasilitas
pendidikan, fasilitas mental spritual dan seni budaya, promosi dan publikasi,
kemitraan badan usaha, kemitraan masyarakat, dan kemitraan kelembagaan
pemerintah.

Pasal 471
Bidang Pengembangan Kawasan Transmigrasi dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 470, mempunyai fungsi:
a. penyiapan perumusan kebijakan pembangunan, pengembangan, evaluasi,
sarana permukiman dan kawasan, penyerasian lingkungan, serta
standarisasi sarana dan prasarana, kebijakan produksi, pengolahan,
pemasaran, lembaga ekonomi, dan permodalan, dan kewiraushaan serta
pangan dan kesehatan, fasilitasi pendidikan, fasilitasi mental spritual dan
seni budaya, promosi dan publikasi, kemitraan badan usaha, kemitraan
masyarakat, dan kemitraan kelembagaan pemerintah;
b. penyiapan pelaksanaan kebijakan pembangunan, pengembangan,
evaluasi, sarana permukiman dan kawasan, penyerasian lingkungan, serta
standarisasi sarana dan prasarana, kebijakan produksi, pengolahan,
-134-

pemasaran, lembaga ekonomi, dan permodalan, dan kewiraushaan serta


pangan dan kesehatan, fasilitasi pendidikan, fasilitasi mental spritual dan
seni budaya, promosi dan publikasi, kemitraan badan usaha, kemitraan
masyarakat, dan kemitraan kelembagaan pemerintah;
c. penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria
pembangunan, pengembangan, evaluasi sarana permukiman dan
kawasan, penyerasian lingkungan, serta standarisasi sarana dan
prasarana, kebijakan produksi, pengolahan, pemasaran, lembaga ekonomi,
dan permodalan, dan kewirausahaan serta pangan, dan kesehatan,
fasilitas pendidikan kebijakan pembangunan, pengembangan, evaluasi,
fasilitasi pendidikan, fasilitasi mental spritual dan seni budaya, promosi
dan publikasi, kemitraan badan usaha, kemitraan masyarakat, dan
kemitraan kelembagaan pemerintah;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pembangunan, pengembangan,
evaluasi sarana permukiman dan kawasan, penyerasian lingkungan, serta
standarisasi sarana dan prasarana, kebijakan produksi, pengolahan,
pemasaran, lembaga ekonomi, dan permodalan, dan kewirausahaan serta
pangan, dan kesehatan, fasilitas pendidikankebijakan pembangunan,
pengembangan, evaluasi, fasilitasi pendidikan, fasilitasi mental spritual
dan seni budaya, promosi dan publikasi, kemitraan badan usaha,
kemitraan masyarakat, dan kemitraan kelembagaan pemerintah; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh atasan.

Pasal 472
Bidang Pengembangan Kawasan Transmigrasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 470, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 473
Bidang Hubungan Industri dan Jamsostek sebagaimana dimaksud dalam Pasal
462 huruf d, mempunyai tugas merencanakan dan merumuskan bahan dan
melaksanakan kebijakan teknis, persyaratan kerja, kelembagaan dan
kerjasama, penyelesaian perselisihan hubungan industrial, pengupahan dan
jaminan sosial tenaga kerja melakukan hubungan kerja dan menyusun laporan
pelaksanaan program hubungan industri dan jamsostek.
-135-

Pasal 474
Bidang Hubungan Industri dan Jamsostek dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 473, mempunyai fungsi:
a. verifikasi dokumen peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama
daerah dengan ruang lingkup operasi daerah kabupaten;
b. pemberian pelayanan pendaftaran perjanjian kerja bersama daerah
kabupaten;
c. koordinasi proses pengesahan dokumen pertaturan perusahaan dengan
ruang lingkup opersasi daerah kabupaten;
d. pelaksanaan deteksi dini terhadap potensi perselisihan di perusahaan;
e. pelaksanaan fasilitasi pembentukan dan pemberdayaaaan lembaga
kerjasama di perusahaan;
f. koordinasi pelaksanaan mediasi terhadap potensi dan mediasi perselisihan
di perusahaan, mogok kerja dan penutupan perusahaan; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 475
Bidang Hubungan Industri dan Jamsostek sebagaimana dimaksud dalam pasal
473, terdiri atas:
a. Seksi Pengupahan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 476
Seksi Pengupahan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 475 huruf a, melaksanakan tugas melaksanakan kebijakan terkait
pengupahan dan jaminan sosial tenaga kerja, mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaannya.

BAB XXVI
BADAN KEUANGAN

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 477
(1) Badan Keuangan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
(2) Badan Keuangan dipimpin oleh Kepala Badan.
-136-

Pasal 478
Badan Keuangan mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, pembinaan,
pengawasan dan pengendalian dalam melaksanakan fungsi penunjang Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten di bidang
keuangan.

Pasal 479
Badan Keuangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 478, menyelenggarakan fungsi:
a. pengelolaan anggaran Daerah;
b. pengelolaan akuntansi keuangan Daerah;
c. penyusunan kebijakan pengelolaan BMD;
d. penetapan penggunaan, pemanfaatan, pemindah tanganan BMD;
e. pengamanan dan pemeliharaan BMD;
f. penilaian barang milik Daerah;
g. perbendaharaan Daerah; dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 480
Susunan Organisasi Badan Keuangan, terdiri atas:
a. Sekretariat Badan Keuangan;
b. Bidang Pendapatan;
c. Bidang Anggaran;
d. Bidang Belanja;
e. Bidang Akuntansi; dan
f. Bidang Aset.

Pasal 481
Sekretariat Badan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 480 huruf a,
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan ketatausahaan, kepegawaian,
keuangan, urusan umum, rumah tangga, perencanaan dan pelayanan
administrasi kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan badan
pengelola keuangan dan aset Daerah.
-137-

Pasal 482
Sekretariat Badan Keuangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 481, mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja sekretariat;
b. perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;
c. penyelenggaraan urusan umum;
d. penyelenggaraan urusan kepegawaian;
e. penyelenggaraan urusan keuangan;
f. penyelenggaraan urusan perencanaan dan evaluasi;
g. pengeordinasian penyelenggaraan tugas satuan organisasi;
h. evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja sekretariat;
dan
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 483
Sekretariat Badan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 481, terdiri
atas:
a. Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 484
Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 483 huruf a, melaksanakan sebagian tugas badan pengelola keuangan
dan aset Daerah di bidang kesekretariatan sub bagian umum, keuangan dan
kepegawaian.

Pasal 485
Bidang Pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 480 huruf b,
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan melaksakan kebijakan
teknis di bidang pendapatan Daerah, merumuskan dan menganalisa potensi
pendapatan, pendataan, penetapan, pemungutan pajak Daerah dan melakukan
verifikasi dan pengawasan penerimaan/pendapatan Daerah.
-138-

Pasal 486
Bidang Pendapatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 485, mempunyai fungsi:
a. merumuskan kebijakan teknis di bidang pendapatan Daerah;
b. mengidentifikasi dan menganalisa data potensi pendapatan Daerah;
c. melaksanakan intensifikasi sumber-sumber penerimaan Daerah;
d. mengkoordinir pengelolaan pendapatan Daerah;
e. melaksanakan pendataan dan penetapan pendapatan Daerah;
f. melaksanakan pemugutan pajak Daerah;
g. melaksanakan verifikasi dan pengawasan penerimaan/pendapatan; dan
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala badan sesuai tugas
dan fungsinya.

Pasal 487
Bidang Pendapatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 485, terdiri atas:
a. Sub Bidang Pajak Daerah; dan
b. Sub Bidang Retribusi Dan Lain-Lain PAD.

Pasal 488
Sub Bidang Pajak Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 487 huruf a,
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis dan
menyelenggarakan penyusunan rencana kerja bidang pajak Daerah, meliputi
pendataan dan pendaftaran, penetapan dan penagihan dan pelaporan.

Pasal 489
Sub Bidang Retribusi Dan Lain-Lain PAD sebagaimana dimaksud dalam Pasal
487 huruf b, mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan pengembangan
peneriman Daerah.

Pasal 490
Bidang Anggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 480 huruf c, mempunyai
tugas melaksanakan perencanaan anggaran, mengoordinasikan, memonitoring,
mengevaluasi, melaporkan dan menilai penyelenggaraan tugas di lingkup
bidang anggaran.

Pasal 491
Bidang Anggaran dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 490, mempunyai fungsi:
-139-

a. penyusunan kebijakan teknis bidang anggaran;


b. penyelanggaraan program dan kegiatan bidang anggaran;
c. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan kepala sub bidang dan pejabat fungsional di lingkup bidang
anggaran;
d. penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala sub bidang dan
pejabat fungsional di lingkup bidang anggaran;
e. perumusan perencanaan, evaluasi, dan pengelolaan anggaran Daerah;
f. pengkoordinasian kepada semua SKPD tentang proses Perencanaan
anggaran;
g. pelaksanaan pembinaan pengelolaan keuangan BLUD dalam rangka
penyusunan anggaran;
h. melaksanakan monitoring dan evaluasi anggaran; dan
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 492
Bidang Anggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 490, terdiri atas:
a. Sub Bidang Perencanaan APBD; dan
b. Sub Bidang Evaluasi Dan Pelaksanaan APBD.

Pasal 493
Sub Bidang Perencanaan APBD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 492 huruf
a, mempunyai tugas merencanakan, mengkordinasikan, memonitoring,
mengevaluasi, melaporkan, dan menilai penyelenggaraan tugas di lingkup sub
bidang perencanaan dan anggaran.

Pasal 494
Sub Bidang Evaluasi Dan Pelaksanaan APBD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 492 huruf b, mempunyai tugas merencanakan, mengoordinasikan,
memonitoring, mengevaluasi, melaporkan, dan menilai penyelenggaraan tugas
di lingkup sub bidang verifikasi dan evaluasi anggaran.

Pasal 495
Bidang Belanja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 480 huruf d, mempunyai
tugas melaksanakan, membina, dan mengendalikan pengelolaan anggaran,
perbendaharaan Daerah dan investasi Daerah.
-140-

Pasal 496
Bidang Belanja dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
495, mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja bidang belanja;
b. perumusan kebijakan teknis pengelolaan anggaran dan perbendaharaan
Daerah serta analisis investasi Daerah;
c. pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian pengelolaan anggaran Daerah;
d. pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian perbendaharaan Daerah;
e. penyusunan analisis, pengembangan dan pengendalian investasi Daerah;
dan
f. evaluasi dan penyususnan laporan pelaksanaan kerja bidang belanja.

Pasal 497
Bidang Belanja sebagaimana dimaksud dalam pasal 495, terdiri atas:
a. Sub Bidang Belanja Langsung; dan
b. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung.

Pasal 498
Sub Bidang Belanja Langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 497 huruf
a, melaksanakan tugas merencanakan, mengoordinasikan, memonitoring,
mengevaluasi, melaporkan, dan menilai penyelenggaraan tugas lingkup kepala
sub bidang belanja langsung.
Pasal 499
Sub Bidang Belanja Tidak Langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 497
huruf b, melaksanakan tugas merencanakan, mengoordinasikan,
memonitoring, mengevaluasi, melaporkan, dan menilai penyelenggaraan tugas
lingkup sub bidang belanja tidak langsung.

Pasal 500
Bidang Akuntansi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 480 huruf e, mempunyai
tugas melaksanakan perencanaan anggaran, mengoordinasikan, memonitoring,
mengevaluasi, melaporkan dan menilai penyelenggaraan tugas di lingkup
bidang akuntansi.

Pasal 501
Bidang Akuntansi dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 500, mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis bidang akuntansi;
-141-

b. penyelanggaraan program dan kegiatan bidang akuntansi;


c. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan kepala sub bidang dan pejabat fungsional di lingkup bidang
akuntansi;
d. penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala sub bidang dan
pejabat fungsional di lingkup bidang akuntansi;
e. perumusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan APBD;
f. pengkoordinasian kepada semua SKPD tentang proses akuntansi; dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 502
Bidang Akuntansi sebagaimana dimaksud dalam pasal 500, terdiri atas:
a. Sub Bidang Pembukuan dan Verifikasi; dan
b. Sub Bidang Pelaporan.

Pasal 503
Sub Bidang Pembukuan dan Verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 502
huruf a, melaksanakan tugas mengkoordinasikan kegiatan perencanaan di
bidang pembukuan dan verifikasi.

Pasal 504
Sub Bidang Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 502 huruf b,
melaksanakan tugas mengkordinasikan, mengidentifikasi dan menyusun
laporan sementara dan laporan keuangan SKPD serta pelaporan keungan
pemerintah Daerah.

Pasal 505
Bidang Aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 480 huruf f, mempunyai tugas
melaksanakan perencanaan anggaran, mengoordinasikan, memonitoring,
mengevaluasi, melaporkan dan menilai penyelenggaraan tugas di lingkup
bidang aset.

Pasal 506
Bidang Aset dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
505, mempunyai fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis bidang aset;
-142-

b. penyelanggaraan program dan kegiatan bidang aset;


c. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan kepala sub bidang dan pejabat fungsional di lingkup bidang aset;
d. penyelenggaraan evaluasi program dan kegiatan kepala sub bidang dan
pejabat fungsional lingkup bidang aset;
e. pengkoordinasian kepada semua SKPD tentang penatausahaan barang
milik Daerah; dan
f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Pasal 507
Bidang Aset sebagaimana dimaksud dalam pasal 505, terdiri atas:
a. Sub Bidang Inventarisasi; dan
b. Sub Bidang Mutasi Aset.

Pasal 508
Sub Bidang Inventarisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 507 huruf a,
melaksanakan tugas merencanakan, mengoordinasikan, memonitoring,
mengevaluasi, melaporkan, dan menilai penyelenggaraan tugas lingkup sub
bidang inventarisasi.

Pasal 509
Sub Bidang Mutasi Aset sebagaimana dimaksud dalam Pasal 507 huruf b,
melaksanakan tugas menyiapkan administrasi mutasi barang milik Daerah,
baik mutasi penambahan, penghapusan dan pemindahan tanganan barang
milik Daerah.

BAB XXVII
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 510
(1) Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pembangunan di bawah
dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pembangunan dipimpin
oleh Kepala Badan.
-143-

Pasal 511
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pembangunan mempunyai
tugas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang perumusan strategi,
arah dan kebijakan teknis perencanaan pembangunan di Daerah, penelitian
dan pengembangan, serta penyusunan data dan informasi pembangunan
Daerah.

Pasal 512
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pembangunan dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 511,
menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan pembangunan
Daerah;
b. pengkooordinasian penyusunan perencanaan pembangunan, fisik dan
prasarana, pengembangan ekonomi dan sosial budaya, penelitian dan
pengembangan pembangunan Daerah;
c. pengkooordinasian tugas pengendalian, monitoring, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan program pembangunan Daerah;
d. pelayanan penunjang perencanaan penyelenggaraan pemerintahan
Daerah; dan
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 513
Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pembangunan, terdiri atas:
a. Sekretariat Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pembangunan;
b. Bidang Pengembangan Fisik dan Prasarana;
c. Bidang Pengembangan Ekonomi, Sosial dan Budaya;
d. Bidang Perencanaan Makro, Pengendalian dan Evaluasi; dan
e. Bidang Penelitian dan Pengembangan.
-144-

Pasal 514
Sekretariat Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pembangunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 513 huruf a, mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, keuangan dan
perlengkapan pada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan BAPPEDA
serta melaksanakan penyusunan rencana dan evaluasi pembangunan
organisasi lingkup BAPPEDA.

Pasal 515
Sekretariat Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pembangunan
dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 514,
mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kegiatan tahunan BAPPEDA;
b. pelaksanaan urusan keuangan dan kepegawaian;
c. pelaksanaan urusan umum dan perlengkapan;
d. penyusunan bahan evaluasi dan pelaporan;
e. penyelenggaraan pembinaan organisasi dan tata laksana; dan
f. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan pimpinan.

Pasal 516
Sekretariat Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pembangunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 514, terdiri atas:
a. Subbagian Keuangan dan Kepegawaian; dan
b. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 517
Subbagian Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
516 huruf a, mempunyai tugas melaksanakan urusan keuangan dan
kepegawaian.

Pasal 518
Bidang Pengembangan Fisik dan Prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
513 huruf b, mempunyai tugas mengordinasikan kegiatan perencanaan
pembangunan untuk pengembangan di bidang perhubungan, komunikasi,
informatika, tata ruang, pemukiman dan pengembangan wilayah,
pengembangan kawasan, sumber daya alam dan lingkungan hidup.
-145-

Pasal 519
Bidang Pengembangan Fisik dan Prasarana dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 518, mempunyai fungsi:
a. perumusan dan penyusunan bahan/data atau pertimbangan teknis
perencanaan pembangunan Daerah bidang perhubungan, komunikasi,
informatika, tata ruang, pemukiman dan pengembangan wilayah,
pengembangan kawasan, sumber daya alam serta lingkungan hidup;
b. pengkoordinasian dan pengintegrasian rencana program pembangunan
dari satuan kerja perangkat Daerah di bidang perhubungan, komunikasi,
informatika, tata ruang, pemukiman dan pengembangan wilayah,
pengembangan kawasan, sumber daya alam dan lingkungan hidup;
c. pengkordinasian pelaksanaan program kerja, inventarisasi permasalahan
pembangunan bidang perhubungan, fisik dan prasarana wilayah, sumber
daya alam dan lingkungan hidup dan merumuskan bahan kebijakan
sebagai langkah-langkah pemecahannya; dan
d. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan baik
lisan maupun tulisan.

Pasal 520
Bidang Pengembangan Fisik dan Prasarana sebagaimana dimaksud dalam pasal
518, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 521
Bidang Pengembangan Ekonomi, Sosial dan Budaya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 513 huruf c, mempunyai tugas mengkoordinasikan kegiatan
perencanaan pembangunan Daerah di bidang kesejahteraan rakyat, pertanian,
perkebunan, perikanan, koperasi, perindustrian, perdagangan dan
pengembangan pariwisata, seni, budaya, agama, pendidikan nasional, sumber
daya manusia, trasmigrasi, kesehatan, pemberdayaan masyarakat dan sosial.

Pasal 522
Bidang Pengembangan Ekonomi, Sosial dan Budaya dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 521, mempunyai fungsi:
a. perumusan dan penyusunan bahan/data atau pertimbangan teknis
perencanaan pembangunan Daerah bidang kesejahteraan rakyat,
pertanian, perkebunan, perikanan, koperasi, perindustrian, perdagangan
dan pariwisata, seni budaya, agama, pendidikan nasional, sumber daya
-146-

manusia, transmigrasi, kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan sosial;


b. pengkoordinasian dan pengintegrasian rencana program pembangunan
dari satuan kerja perangkat Daerah di bidang pengembangan ekonomi dan
sosial budaya;
c. pengkoordinasian pelaksanaan program kerja, inventarisasi permasalahan
pembangunan bidang pengembangan ekonomi dan sosial budaya serta
merumuskan bahan kebijakan sebagai langkah-langkah pemecahannya;
dan
d. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 523
Bidang Pengembangan Ekonomi, Sosial dan Budaya sebagaimana dimaksud
dalam pasal 521, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 524
Bidang Perencanaan Makro, Pengendalian dan Evaluasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 513 huruf d, mempunyai tugas mengordinasikan dan
melaksanakan perencanaan makro, pengendalian dalam perencanaan serta
mengevaluasi perencanaan Daerah guna mengontrol proses perencanaan dan
pembangunan Daerah.

Pasal 525
Bidang Perencanaan Makro, Pengendalian dan Evaluasi dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 524, mempunyai fungsi:
a. perumusan dan dan pelaksanaan rencana pembangunan tingkat
kabupaten;
b. pengumpulan data, penganalisaan, dan pendokumentasian proses
pembangunan Daerah dalam rangka pengendalian proses pembangunan;
c. pelaksanaan evaluasi proses perencanaan pembangunan kabupaten;
d. penyusunan laporan pembangunan kabupaten; dan
e. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik lisan
maupun tulisan.
Pasal 526
Bidang Perencanaan Makro, Pengendalian dan Evaluasi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 524, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
-147-

Pasal 527
Bidang Penelitian dan Pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 513
huruf e, mempunyai tugas melaksanakan penelitian, menghimpun,
menganalisa dan dokumentasi data, menyusun informasi dan data untuk
kepentingan pembangunan Daerah.

Pasal 528
Bidang Penelitian dan Pengembangan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 527, mempunyai fungsi:
a. perumusan dan pelaksanaan rencana penelitian untuk kebutuhan
pengembangan pembangunan Daerah;
b. pengumpulan, penganalisaan dan pendokumentasian data dari berbagai
satuan kerja untuk kebutuhan pembangunan Daerah;
c. perumusan atau pelaksanakan kerjasama untuk penyusunan
pengembangan pembangunan serta mendukung pengembangan
pembangunan yang berskala besar; dan
d. pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.

Pasal 529
Bidang Penelitian dan Pengembangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 527,
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB XXVIII
BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 530
(1) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan dipimpin oleh Kepala
Badan.

Pasal 531
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah di bidang perumusan strategi, arah dan
kebijakan teknis badan kepegawaian, pendidikan dan pelatihan dalam
mendukung upaya pembangunan di Daerah secara menyeluruh.
-148-

Pasal 532
Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 531, menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis di bidang kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan;
b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
bidang kepegawaian, pendidikan dan pelatihan dalam mendukung
pengembangan dan pembangunan Daerah;
c. pengkoordinasian tugas pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan program pembangunan Daerah di bidang kepegawaian,
pendidikan dan pelatihan; dan
d. pelayanan penunjang pelaksanaan dan penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah terkait masalah kepegawaian.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 533
Susunan Organisasi Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan, terdiri
atas:
a. Sekretariat Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;
b. Bidang Pengadaan, Pemberhentian, Informasi dan Penilaian Kinerja
Aparatur;
c. Bidang Mutasi, Promosi dan Penghargaan; dan
d. Bidang Pengembangan Aparatur.

Pasal 534
Sekretariat Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 533 huruf a, mempunyai tugas merencanakan
operasional kegiatan serta mengoordinasikan kegiatan, memberikan pelayanan
teknis dan administrasi urusan umum dan kepegawaian, perencanaan dan
pelaporan serta keuangan dalam lingkup badan kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 535
Sekretariat Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan dalam
melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 534, mempunyai
fungsi:
-149-

a. penyusunan rencana kerja kesekretariatan;


b. perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;
c. penyelenggaraan urusan program, keuangan dan asset serta kepegawaian
dan umum;
d. penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja secretariat; dan
e. pengaturan dan pengelolaan serta pengembangan system informasi
kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.

Pasal 536
Sekretariat Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 535, terdiri atas:
a. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan; dan
b. Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian.

Pasal 537
Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 536 huruf a, mempunyai tugas merencanakan menghimpun dan
melaksanakan penyusunan rencana, pengendalian, pengkajian,
pengembangan, dan pelaporan program badan kepegawaian, pendidikan dan
pelatihan.

Pasal 538
Subbagian Umum, Keuangan dan Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 536 huruf b, mempunyai tugas merencanakan kegiatan dan
melaksanakan urusan surat menyurat, penatausahaan, ketatalaksanaan,
urusan rumah tangga, keuangan dan kepegawaian.

Pasal 539
Bidang Pengadaan, Pemberhentian, Informasi dan Penilaian Kinerja Aparatur
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 533 huruf b, mempunyai tugas
merencanaan opresional program kegiatan dan melaksanakan formasi,
pelaksanaan seleksi pegawai, pemberhentian dalam jabatan dan pensiun serta
penilaian kinerja pegawai dalam lingkup pemerintah kabupaten Mamuju
Tengah.

Pasal 540
Bidang Pengadaan, Pemberhentian, Informasi dan Penilaian Kinerja Aparatur
dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 539,
-150-

mempunyai fungsi:
a. perencanaan operasional program kerja di bidang pengadaan,
pemberhentian, informasi dan penilaian kinerja pegawai;
b. pengordinasian rencana pelaksanaan program kerja bidang;
c. penyelenggaraan administrasi kepegawaian mengenai cuti, pemberhentian,
pemberhentian sementara dan pensiun;
d. penyediaan data penyusunan kebijakan teknis rencana program
peningkatan kesejahteraan pegawai; dan
e. penyelesaian pengurusan kartu pegawai, kartu istri atau kartu suami
lingkup pemerintah Daerah.
Pasal 541
Bidang Pengadaan, Pemberhentian, Informasi dan Penilaian Kinerja Aparatur
sebagaimana dimaksud dalam pasal 539, terdiri atas Kelompok Jabatan
Fungsional.
Pasal 542
Bidang Mutasi, Promosi dan Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
533 huruf c, mempunyai tugas merencanakan operasional program kegiatan
mutasi promosi dan penghargaan dan melaksanakan administrasi kepegawaian
di bidang kepangkatan, gaji berkala, perpindahan, pengangkatan dan
pemberian penghargaan pegawai negeri sipil.

Pasal 543
Bidang Mutasi, Promosi dan Penghargaan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 542, mempunyai fungsi:
a. perencanaan opersional program mutasi, promosi dan penghargaan
pegawai;
b. penyelenggaraan administrasi kepangkatan, perpindahan, jabatan serta
penghargaan pegawai;
c. penyusunan dan analisa data pegawai dalam daftar urut kepangkatan dan
buku induk; dan
d. pengordinasian kenaikan gaji berkala pegawai dalam lingkup satuan kerja
Perangkat Daerah Kabupaten.
Pasal 544
Bidang Mutasi, Promosi dan Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam pasal
542, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
-151-

Pasal 545
Bidang Pengembangan Aparatur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 533 huruf
d, mempunyai tugas merencanakan operasional program kegiatan bidang
pendidikan dan pelatihan serta menyelenggaraan pengembangan pendidikan
serta latihan bagi pegawai negeri sipil Daerah dan unsur lainnya yang
menunjang pelaksanaan pemerintahan.

Pasal 546
Bidang Pengembangan Aparatur dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 545, mempunyai fungsi:
a. perencanaan operasional program kegiatan bidang pengembangan
aparatur;
b. penyelenggaraan program kerja bidang pengembangan aparatur;
c. pengkajian, pengordinasian, dan fasilitasi pelaksanaan kediklatan; dan
d. pengendalian, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan diklat.

Pasal 547
Bidang Pengembangan Aparatur sebagaimana dimaksud dalam pasal 545,
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

BAB XXIX
BADAN PENANGGUALANGAN BENCANA DAERAH

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 548
(1) Badan Penanggulangan Bencana Daerah di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati.
(2) Badan Penanggulangan Bencana Daerah dijabat secara rangkap (ex-officio)
oleh Sekretaris Daerah.

Pasal 549
Badan Penanggulangan Bencana Daerah mempunyai tugas merencanakan,
menyusun, merumuskan, dan melaksanaan kebijakan daerah yang menjadi
kewenangan pemerintah kabupaten dibidang penanggulangan bencana daerah,
menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan
bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat,
rehabilitasi dan rekonstruksi secara adil dan setara sesuai dengan kebijakan
-152-

pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Pasal 550
Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 549, menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan dan penetapan kebijakan penanggulangan bencana dan
penanganan pengungsi dengan bertindak cepat, tepat, efektif dan efisien;
b. Pengkoordinasian, komando, pelaksanaan kegiatan penanggulangan
bencana secara terencana, terpadu dan menyeluruh.
c. Perumusan kebijakan teknis dibidang penanggulangan bencana;
d. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan lingkup tugasnya;
e. Pelaksanaan penanggulangan bencana didaerah sesuai dengan norma,
standar dan prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan dan ketentuan lainnya; dan
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 551
Susunan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah, terdiri atas:
a. Kepala;
b. Unsur Pengarah; dan
c. Unsur Pelaksana;

Pasal 552
(1) Unsur Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 551 huruf b, berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BPBD;
(2) Unsur Pengarah mempunyai tugas memberikan masukan dan saran
kepada Kepala BPBD dalam penanggulangan bencana;
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Unsur
Pengarah menyelenggarakan fungsi:
a. Menyusun konsep pelaksanaan kebijakan penanggulangan bencana;
dan
b. Memantau dan mengevaluasi dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana.
-153-

Pasal 553
(1) Unsur Pengarah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 552, terdiri atas
Ketua dan Anggota;
(2) Ketua unsur pengarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dijabat oleh
Kepala BPBD;
(3) Anggota unsur pengarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berjumlah
9 (Sembilan) orang, terdiri atas:
a. 5 (lima) orang pejabat pemerintah daerah terkait;
b. 4 (empat) orang anggota masyarakat profesional dan ahli.
(4) Anggota unsur pengarah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b
dipilih melalui uji kepatutan yang dilakukan oleh DPRD;
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme penetapan, masa jabatan,
pemberhentian, dan pergantian antar waktu anggota unsur pengarah
diatur dengan Peraturan Bupati dan atau Keputusan Bupati.

Pasal 554
(1) Unsur Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam pasal 551 huruf c, berada
dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BPBD;
(2) Unsur Pelaksana mempunyai tugas melaksanakan penanggulangan
bencana secara terintegrasi, meliputi prabencana, saat tanggap darurat,
dan pasca bencana;
(3) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Unsur
Pelaksana menyelenggarakan fungsi koordinasi, komando, dan pelaksana;
(4) Susunan Organisasi Unsur Pelaksana terdiri atas:
a. Kepala Pelaksana;
b. Sekretariat Unsur Pelaksana;
c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan;
d. Bidang kedaruratan dan Logistik; dan
e. Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

Pasal 555
Sekretaris Unsur Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 554 ayat (4)
huruf b, mempunyai tugas membantu Kepala Pelaksana dalam
mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan, dan pengendalian terhadap
program, administrasi dan sumber daya serta kerjasama;
-154-

Pasal 556
Sekretariat Unsur Pelaksana dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 555, mempunyai fungsi:
a. Pengkoordinasian, sinkronisasi, dan integrasi program perencanaan dan
perumusan kebijakan dilingkungan BPBD;
b. Pembinaan dan pelayanan adminstrasi ketatatusahaan, hukum dan
peraturan perundang-undangan, organisasi dan tatalaksana, peningkatan
kapasitas sumber daya manusia, keuangan, dan perlengkapan dan rumah
tangga;
c. Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protokol;
d. Fasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pelaksana penanggulangan
bencana;
e. Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan penanggulangan bencana;
f. Pengumpulan data dan informasi kebencanaan;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan pimpinan sesuai dengan ruang
lingkup bidang tugas dan fungsinya.

Pasal 557
Sekretariat Unsur Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 555, terdiri
atas:
a. Subbagian Kepegawaian dan Umum; dan
b. Kelompok Jabatan Pelaksana.

Pasal 558
Subbagian Kepegawaian dan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 557
huruf a, mempunyai tugas melaksanakan urusan surat menyurat,
penatausahaan, urusan rumah tangga dan perlengkapan.

Pasal 559
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 554
ayat (4) huruf c, mempunyai tugas melakukan koordinasi dan melaksankan
kebijakan dibidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana
serta mendorong partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.

Pasal 560
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 559, mempunyai fungsi:
a. Perumusan kebijakan dibidang pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan
-155-

pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat;


b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan dibidang pencegahan,
mitigasi, dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan
masyarakat;
c. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait dan
kerja sama berbagai pihak dalam program dan ataupun kegiatan
pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan pada prabencana serta
pemberdayaan masyarakat;
d. Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan atas pelaksanaan kebijkan
program dan ataupun kegiatan pencegahan dan kesiapsiagaan terhadap
bencana;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan ruang
lingkup bidang tugas dan fungsinya.

Pasal 561
Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan sebagaimana dimaksud dalam pasal
559, terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 562
Bidang kedaruratan dan Logistik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 554 ayat
(4) huruf d, mempunyai tugas melakukan koordinasi dan melaksankan
kebijakan dibidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana
serta mendorong partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.

Pasal 563
Bidang kedaruratan dan Logistik dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 562, mempunyai fungsi:
a. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan secara teknis pada saat tanggap
darurat, manajemen dan penanganan pengungsi serta penyiapan dan
penanganan bantuan logistik;
b. Pengkoordinasian atas pelaksanaan kebijakan pada saat tanggap darurat,
manajemen dan penanganan pengungsi serta penyiapan dan penanganan
bantuan logistik;
c. Pelaksanaan dan komando pada saat tanggap darurat;
d. Pelaksanaan hubungan kerja dan melakukan kerja sama berbagai pihak
pada saat tanggap darurat, manajemen dan penanganan pengungsi serta
penanganan bantuan logistik;
-156-

e. Pelaksanaan, pemantauan, pengawasan, pengendalian, evaluasi dan


pelaporan atas pelaksanaan tanggap darurat, penanganan pengungsi dan
bantuan logistik;
f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan ruang
lingkup bidang tugas dan fungsinya.

Pasal 564
Bidang kedaruratan dan Logistik sebagaimana dimaksud dalam pasal 562,
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 565
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 554
ayat (4) huruf e, mempunyai tugas melakukan koordinasi dan melaksanakan
kebijakan dibidang rehabilitasi dan rekonstruksi dalam penanggulangan
bencana pascabencana.
Pasal 566
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 565, mempunyai fungsi:
a. Perencanaan, penyusunan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan dalam
penanggulangan bencana pascabencana;
b. Pengkoordinasian dan pelaksanaan hubungan kerja dan kerjasama
berbagai pihak dalam penanggulangan bencana pascabencana;
c. Pelaksanaan, pemantauan, pengawasan dan pengendalian serta
pemulihan korban bencana pascabencana;
d. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi
dalam penanggulangan bencana; dan
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan ruang
lingkup bidang tugas.

Pasal 567
Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 565,
terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.
-157-

BAB XXX
KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 568
(1) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik di bawah dan bertanggung jawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
(2) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dipimpin oleh Kepala Kantor.

Pasal 569
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik mempunyai tugas melaksanakan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah di bidang kesatuan bangsa dan
politik.

Pasal 570
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 569, menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan teknis dibidang kesatuan bangsa dan politik;
b. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
c. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang
kesatuan bangsa dan politik;
d. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesatuan bangsa dan politik;
e. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi program di bidang kesatuan
bangsa dan politik;
f. Pemberian rekomendasi dan/atau perizinan di bidang kesatuan bangsa
dan politik sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
g. Pelaksanaan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak dalam
mendudkung program dan kegiatan kesatuan bangsa dan politik;
h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kegiatan di bidang
kesatuan bangsa dan politik; dan
i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
-158-

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 571
Susunan Organisasi Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik, terdiri atas:
a. Subbagian Tata Usaha;
b. Seksi Bina Ideologi danWawasan Kebangsaan;
c. Seksi Bina Politik dan Hubungan Antar Lembaga; dan
d. Seksi Bina Sosial Budaya dan Kemasyarakatan.

Pasal 572
Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 571 huruf a,
mempunyai tugas melaksanakan urusan merencanakan operasional,
mengelola, mengoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan
urusan-urusan umum, perlengkapan, kepegawaian, perencanaan, evaluasi dan
pelaporan.

Pasal 573
Seksi Bina Ideologi dan Wawasan Kebangsaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 571 huruf b, mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Kepala
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik dalam menyiapkan bahan perumusan
kebijakan, koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan pemberian bimbingan di
bidang bina ideologi dan wawasan kebangsaan.

Pasal 574
Seksi Bina Politik dan Hubungan Antar Lembaga sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 571 huruf c, mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian dan pemberian bimbingan di bidang
politik dan kewaspadaan nasional.

Pasal 575
Seksi Bina Sosial Budaya dan Kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 571 huruf d, mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan,
koordinasi, pembinaan, pengendalian, dan pemberian bimbingan di bidang
Sosial Budaya dan Kemasyarakatan.
-159-

BAB XXXI
KECAMATAN

Bagian Kesatu
Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 576
(1) Kecamatan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
(2) Kecamatan dipimpin oleh Camat.

Pasal 577
Kecamatan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan umum,
pelayanan publik dan pemberdayaan masyarakat desa.

Pasal 578
Kecamatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
577, menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan urusan pemerintahan umum;
b. pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat;
c. pengoordinasian upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban
umum;
d. pengkoordinasian penerapan dan penegakan peraturan daerah dan
peraturan bupati tingkat kecamatan;
e. pengoordinasian pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum di
kecamatan;
f. pengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan
oleh perangkat daerah di tingkat kecamatan;
g. pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan kegiatan desa dan
kelurahan;
h. pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang
tidak dilaksanakan oleh unit kerja pemerintahan daerah yang ada di
kecamatan; dan
i. pelaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh bupati untuk pelaksanaan
sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah.
-160-

Bagian Kedua
Susunan Organisasi

Pasal 579
Susunan Organisasi Kecamatan, terdiri atas:
a. Sekretariat Kecamatan;
b. Seksi Pemerintahan, Ketenteraman dan Ketertiban Umum;
c. Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa;
d. Seksi Kesejahteraan Rakyat; dan
e. Seksi Pelayanan Umum.

Pasal 580
Sekretariat Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 579 huruf a,
mempunyai tugas merencanakan operasional kegiatan serta mengoordinasikan
kegiatan, menyelenggarakan dan memberikan pelayanan teknis dan
administrasi urusan ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, umum, rumah
tangga, perencanaan, evaluasi dan pelaporan kepada seluruh satuan organisasi
tingkat kecamatan.

Pasal 581
Sekretariat Kecamatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 580, mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana kerja sekretariat kecamatan;
b. perumusan kebijakan teknis kesekretariatan;
c. pelaksanaan dan penjabaran peraturan perundang-undangan;
d. penyelenggaraan urusan umum, kepegawaian dan keuangan;
e. penyelenggaraan urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan;
f. pengkoordinasian penyelenggaraan tugas satuan organisasi kecamatan;
dan
g. penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja sekretariat kecamatan.

Pasal 582
Sekretariat Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 580, terdiri atas:
a. Subbagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan; dan
b. Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
-161-

Pasal 583
Subbagian Umum, Kepegawaian dan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 582 huruf a, mempunyai tugas melaksanakan sebagaian urusan Camat
di bidang kesekretariatan merencanakan, menyelenggarakan dan pelayanan
teknis dan administrasi urusan ketatausahaan, umum, kepegawaian, keuangan
dan rumah tangga.

Pasal 584
Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 582 huruf b, mempunyai tugas melaksanakan sebagaian urusan Camat
di bidang kesekretariatan merencanakan, menyelenggarakan dan pelayanan
teknis dan administrasi urusan perencanaan, evaluasi dan pelaporan.

Pasal 585
Seksi Pemerintahan, Ketenteraman dan Ketertiban Umum sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 579 huruf b, mempunyai tugas menyelenggarakan,
merumuskan, merencanakan, mengoordinasikan, melaksanakan,
memonitoring, mengevaluasi, melaporkan dan menilai penyelenggaraan tugas
di lingkup seksi pemerintahan, ketenteraman dan ketertiban umum.

Pasal 586
Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
579 huruf c, mempunyai tugas menyelenggarakan, merumuskan,
merencanakan, mengoordinasikan, melaksanakan, memonitoring,
mengevaluasi, melaporkan dan menilai penyelenggaraan tugas di lingkup seksi
pemberdayaan masyarakat dan desa.

Pasal 587
Seksi Kesejahteraan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 579 huruf d,
mempunyai tugas menyelenggarakan, merumuskan, merencanakan,
mengoordinasikan, melaksanakan, memonitoring, mengevaluasi, melaporkan
dan menilai penyelenggaraan tugas di lingkup seksi kesejahteraan rakyat.

Pasal 588
Seksi Pelayanan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 579 huruf e,
mempunyai tugas menyelenggarakan, merumuskan, merencanakan,
mengoordinasikan, melaksanakan, memoni-toring, mengevaluasi, melaporkan
dan menilai penyelenggaraan tugas di lingkup seksi pelayanan umum.
-162-

BAB XXXII
KEPEGAWAIAN
Pasal 589
Pengangkatan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural serta
jabatan fungsional dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.

BAB XXXIII
UNIT PELAKSANA TEKNIS

Pasal 590
Ketentuan mengenai organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis diatur
dengan Peraturan Bupati setelah mendapat persetujuan tertulis dari gubernur.

BAB XXXIV
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Pasal 591
Pada masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mamuju
Tengah dapat dibentuk sejumlah kelompok jabatan fungsional sesuai dengan
kebutuhan dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 592
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai
dengan bidang tenaga fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 593
(1) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada Pasal 591
dipimpin oleh sub-koodinator sesuai dengan ruang lingkup bidang tugas
dan fungsi masing-masing.
(2) Sub-koordinator sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan
tugas membantu dalam penyusunan rencana, pelaksanaan dan
pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan pada satu
kelompok substansi pada masing-masing pengelompokan fungsi.
(3) Sub-koordinator sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh
pejabat Pembina kepegawaian atas usulan pejabat yang berwenang.
(4) Ketentuan mengenai pembagian tugas sub-koordinator sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Bupati.
-163-

BAB XXXV
TATA KERJA

Pasal 594
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pejabat struktural dan kelompok jabatan
fungional dilingkup Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah, wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkup masing-
masing maupun antar satuan organisasi di lingkup Pemerintah Daerah dan
instansi lain di luar Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan dan peraturan
yang berlaku.

Pasal 595
(1) Pimpinan satuan kerja perangkat Daerah wajib mengawasi bawahan
masing-masing dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila terjadi
penyimpangan.
(2) Pimpinan satuan kerja perangkat Daerah dalam melaksanakan tugas dan
pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan
rapat secara berkala.

Pasal 596
(1) Pimpinan satuan kerja perangkat Daerah bertanggung jawab memimpin
dan mengkoordinasikan, serta memberikan bimbingan dan petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahan masing-masing.
(2) Pimpinan satuan kerja perangkat Daerah wajib mengikuti dan mematuhi
petunjuk serta bertanggung jawab kepada pimpinan masing-masing.

Pasal 597
(1) Pimpinan satuan kerja perangkat Daerah wajib menyampaikan laporan
pelaksanaan tugasnya secara berkala dan tepat waktu kepada pimpinan
masing-masing.
(2) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari
bawahanwajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan
laporan lebih lanjut.
(3) Setiap laporan yang disampaikan oleh pimpinan satuan kerja perangkat
Daerah kepada pimpinan masing-masing, tembusan laporannya wajib
disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional
mempunyai hubungan kerja.
-164-

BAB XXXVI
BAGAN ORGANISASI

Pasal 598
Bagan struktur organisasi perangkat Daerah Kabupaten Mamuju Tengah
tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

BAB XXXVII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 599
Dengan berlakunya Peraturan Bupati ini maka:
(1) Peraturan Bupati Mamuju Tengah Nomor 28 Tahun 2015 yang mengatur
tentang struktur organisasi dan tata kerja badan penanggulangan bencana
Daerah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
(2) Peraturan Bupati Mamuju Tengah Nomor 29 Tahun 2015 yang mengatur
tentang struktur organisasi dan tata kerja lembaga teknis Rumah Sakit
Umum Daerah dan kantor kesatuan bangsa dan politik dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku;
(3) Peraturan Bupati Mamuju Tengah Nomor 31 Tahun 2018 tentang
perubahan atas peraturan bupati mamuju tengah nomor 25 tahun 2016
tentang susunan organisasi dan tata kerja perangkat daerah kabupaten
mamuju tengah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
(4) Peraturan Bupati Mamuju Tengah Nomor 33 Tahun 2019 tentang tentang
susunan organisasi, tugas, fungsi dan tata kerja sekretariat daerah dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 600
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai
teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam Keputusan Bupati atau
Peraturan Bupati.

Pasal 601
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Mamuju
Tengah.
-165-

Ditetapkan di Tobadak
pada tanggal, 2021

BUPATI MAMUJU TENGAH,

H. ARAS TAMMAUNI
Diundangkan di Tobadak
pada tanggal, 2021

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAMUJU TENGAH,

H. ASKARY

BERITA DAERAH KABUPATEN MAMUJU TENGAH TAHUN 2021 NOMOR


-166-

LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI MAMUJU TENGAH
NOMOR TAHUN 2021
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PERANGKAT DAERAH
KABUPATEN MAMUJU TENGAH

STRUKTUR ORGANISASI
1. SEKRETARIAT DAERAH

BUPATI/WAKIL
BUPATI

SEKRETARIS
DAERAH STAF AHLI STAF AHLI EKONOMI,
STAF AHLI
KEMASYARAKATAN
PEMERINTAHAN, PEMBANGUNAN DAN
DAN SUMBER DAYA
HUKUM DAN POLITIK KEUANGAN
MANUSIA

ASISTEN PEMERINTAHAN
ASISTEN PEREKONOMIAN ASISTEN ADMINISTRASI
DAN KESEJAHTERAAN
DAN PEMBANGUNAN UMUM
RAKYAT

BAGIAN BAGIAN BAGIAN


BAGIAN BAGIAN
BBAGIAN PEREKONOMIAN PENGADAAN BAGIAN PROTOKOL DAN
KESEJAHTERAAN BAGIAN HUKUM ADMINISTRASI BAGIAN UMUM
PEMERINTAHAN DAN SUMBER BARANG DAN ORGANISASI KOMUNIKASI
RAKYAT PEMBANGUANAN
DAYA ALAM JASA PIMPINAN

KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK


SUBBAGIAN
JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
PROTOKOL
FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
-167-

2. SEKRETARIAT DPRD

SEKRETARIS DPRD

BAGIAN UMUM DAN HUMAS BAGIAN PERSIDANGAN DAN HUKUM BAGIAN PENGAWASAN DAN PENGANGGARAN

SUBBAGIAN UMUM DAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


KEPEGAWAIAN FUNGSIONAL FUNGSIONAL

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
-168-

3. INSPEKTORAT

INSPEKTORAT

SEKRETARIAT INSPEKTORAT

SUBBAGIAN UMUM,
KELOMPOK JABATAN
KEUANGAN DAN
FUNGSIONAL
KEPEGAWAIAN

INSPEKTUR PEMBANTU INSPEKTUR PEMBANTU INSPEKTUR PEMBANTU


WILAYAH I WILAYAH II WILAYAH III

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-169-

4. DINAS PENDIDIKAN

DINAS PENDIDIKAN

SEKRETARIAT DINAS
PENDIDIKAN

SUBBAGIAN UMUM KELOMPOK


DAN JABATAN
KEPEGAWAIAN FUNGSIONAL

BIDANG PEMBINAAN
PENDIDIKAN ANAK USIA BIDANG PEMBINAAN BIDANG PEMBINAAN SMP BIDANG KEBUDAYAAN
BIDANG PEMBINAAN
DINI DAN PENDIDIKAN SD KETENAGAAN
NON FORMAL

SEKSI PENDIDIKAN DAN


SEKSI KURIKULUM SEKSI KURIKULUM SEKSI KURIKULUM DAN KELOMPOK JABATAN TENAGA KEPENDIDIKAN
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DAN PENILAIAN DAN PENILAIAN PENILAIAN FUNGSIONAL DAN PENDIDIKAN NON
FORMAL

SEKSI PENDIDIK DAN


SEKSI KELEMBAGAAN,
SEKSI KELEMBAGAAN SEKSI KELEMBAGAAN TENAGA
SARANA DAN
DAN SARANA DAN SARANA KEPENDIDIKAN
PRASARANA
PENDIDIKAN DASAR

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-170-

5. DINAS KESEHATAN

DINAS KESEHATAN

SEKRETARIAT DINAS
KESEHATAN

SUBBAGIAN SUBBAGIAN UMUM,


PROGRAM DAN KEUANGAN DAN
INFORMASI KEPEGAWAIAN

BIDANG BIDANG PELAYANAN


BIDANG KESEHATAN PENCEGAHAN DAN KESEHATAN DAN
MASYARAKAT PENGENDALIAN SUMBER DAYA
PENYAKIT KESEHATAN

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-171-

6. DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN


PENATAAN RUANG

SEKRETARIAT DINAS
PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG

SUBBAGIAN
SUBBAGIAN UMUM,
PERENCANAAN,
KEUANGAN DAN
PERLENGKAPAN DAN
KEPEGAWAIAN
INFORMASI PUBLIK

BIDANG SUMBER DAYA BIDANG CIPTA KARYA DAN BIDANG CIPTA KARYA DAN
BIDANG BINA MARGA
AIR JASA KONSTRUKSI JASA KONSTRUKSI

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-172-

7. DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN


KAWASAN PERMUKIMAN

SEKRETARIAT DINAS
PERUMAHAN RAKYAT DAN
KAWASAN PERMUKIMAN

SUBBAGIAN TATA KELOMPOK JABATAN


USAHA FUNGSIONAL

BIDANG KAWASAN
BIDANG PERUMAHAN BIDANG PERTANAHAN
PERMUKIMAN

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-173-

8. DINAS KETENTERAMAN DAN KETERTIBAN UMUM SERTA PERLINDUNGAN MASYARAKAT

DINAS KETENTERAMAN DAN


KETERTIBAN UMUM SERTA
PERLINDUNGAN MASYARAKAT

SEKRETARIAT DINAS
KETENTERAMAN DAN
KETERTIBAN UMUM SERTA
PERLINDUNGAN MASYARAKAT

SUBBAGIAN
SUBBAGIAN UMUM SUBBAGIAN
PERENCANAAN,
DAN KEUANGAN DAN
EVALUASI DAN
PERLENGKAPAN KEPEGAWAIAN
PELAPORAN

BIDANG KETERTIBAN BIDANG BIDANG


BIDANG PENEGAKAN UMUM DAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PERDA DAN PERKADA KETENTERAMAN PENYULUHAN OPERASIONAL
MASYARAKAT KEBAKARAN KEBAKARAN

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI


PENYELIDIKAN DAN OPERASIONAL DAN PENCEGAHAN PENANGGULANGAN
PENYIDIKAN PENGENDALIAN KEBAKARAN KEBAKARAN

SEKSI SARANA DAN


SEKSI PELATIHAN SEKSI PENYULUHAN
SEKSI KERJASAMA PRASARANA
DASAR KEBAKARAN
KEBAKARAN

KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK


JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-174-

9. DINAS SOSIAL

DINAS SOSIAL

SEKRETARIAT DINAS
SOSIAL

SUBBAGIAN UMUM,
KELOMPOK JABATAN
KEUANGAN DAN
FUNGSIONAL
KEPEGAWAIAN

BIDANG PEMBERDAYAAN
BIDANG REHABILITASI BIDANG PERLINDUNGAN
DAN KELEMBAGAAN
SOSIAL DAN JAMINAN SOSIAL
SOSIAL

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-175-

10. DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA SERTA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN
ANAK

DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN


KELUARGA BERENCANA SERTA
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK

SEKRETARIAT DINAS PENGENDALIAN


PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
SERTA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN
PERLINDUNGAN ANAK

SUBBAGIAN KEUANGAN KELOMPOK JABATAN


DAN KEPEGAWAIAN FUNGSIONAL

BIDANG KELUARGA
BIDANG PENGENDALIAN
BERENCANA, KETAHANAN BIDANG PEMBERDAYAAN BIDANG PERLINDUNGAN
PENDUDUK, PENYULUHAN
DAN KESEJAHTERAAN PEREMPUAN ANAK
DAN PENGGERAKAN
KELUARGA

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-176-

11. DINAS KETAHANAN PANGAN

DINAS KETAHANAN PANGAN

SEKRETARIAT DINAS
KETAHANAN PANGAN

SUBBAGIAN UMUM,
KELOMPOK JABATAN
KEUANGAN DAN
FUNGSIONAL
KEPEGAWAIAN

BIDANG KETERSEDIAAN BIDANG KONSUMSI,


PANGAN DAN DISTRIBUSI PENGANEKARAGAMAN DAN
PANGAN KEAMANAN PANGAN

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-177-

12. DINAS LINGKUNGAN HIDUP

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

SEKRETARIAT DINAS
LINGKUNGAN HIDUP

SUBBAGIAN
SUBBAGIAN UMUM,
PERENCANAAN,
KEUANGAN DAN
EVALUASI DAN
KEPEGAWAIAN
PELAPORAN

BIDANG PENGENDALIAN,
BIDANG PENGELOLA
BIDANG BIDANG PENATAAN PENCEMARAN DAN
SAMPAH B3 DAN
DAN PENAATAN PPLH KERUSAKAN LINGKUNGAN
PENINGKATAN KAPASITAS
HIDUP

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-178-

13. DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

DINAS KEPENDUDUKAN DAN


PENCATATAN SIPIL

SEKRETARIAT DINAS
KEPENDUDUKAN DAN
PENCATATAN SIPIL

SUBBAGIAN
SUBBAGIAN UMUM DAN
PERENCANAAN DAN
KEPEGAWAIAN
KEUANGAN

BIDANG PENGELOLAAN
BIDANG PELAYANAN BIDANG PELAYANAN INFORMASI ADMINISTRASI
PENDAFTARAN PENDUDUK PENCATATAN SIPIL KEPENDUDUKAN DAN
PEMANFAATAN DATA

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-179-

14. DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

DINAS PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DAN DESA

SEKRETARIAT DINAS
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DAN DESA

SUBBAGIAN
SUBBAGIAN UMUM,
PERENCANAAN,
KEUANGAN DAN
EVALUASI DAN
KEPEGAWAIAN
PELAPORAN

BIDANG PELAYANAN
BIDANG PEMBERDAYAAN BIDANG PEMERINTAHAN SOSIAL DAN
MASYARAKAT DESA PEMBANGUNAN SARANA
PRASARANA DESA

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-180-

15. DINAS PERHUBUNGAN

DINAS PERHUBUNGAN

SEKRETARIAT
DINAS
PERHUBUNGAN

SUBBAGIAN SUBBAGIAN
PERENCANAAN UMUM DAN
DAN KEUANGAN KEPEGAWAIAN

BIDANG LALU BIDANG


LINTAS DAN PRASARANA DAN
ANGKUTAN KESELAMATAN

SEKSI LALU SEKSI


LINTAS PRASARANA

SEKSI
SEKSI ANGKUTAN
KESELAMATAN

KELOMPOK KELOMPOK
JABATAN JABATAN
FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-181-

16. DINAS PERSANDIAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

DINAS PERSANDIAN,
KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA

SEKRETARIAT DINAS PERSANDIAN,


KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

SUBBAGIAN UMUM,
KELOMPOK JABATAN
KEUANGAN DAN
FUNGSIONAL
KEPEGAWAIAN

BIDANG PERSANDIAN BIDANG KOMUNIKASI BIDANG INFORMATIKA

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


SEKSI STATISTIK
FUNGSIONAL FUNGSIONAL

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
-182-

17. DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

DINAS PENANAMAN MODAL,


PELAYANAN TERPADU SATU
PINTU, KOPERASI, USAHA KECIL
DAN MENENGAH

SEKRETARIAT DINAS PENANAMAN


MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU
PINTU, KOPERASI, USAHA KECIL DAN
MENENGAH

SUBBAGIAN
KELOMPOK JABATAN
KEPEGAWAIAN DAN
FUNGSIONAL
KEUANGAN

BIDANG PERENCANAAN BIDANG PENGENDALIAN BIDANG


DAN PENGEMBANGAN PENGAWASAN DAN PENYELENGGARAAN BIDANG KOPERASI USAHA
PROMOSI PENANAMAN SISTEM INFORMASI PELAYANAN PERIZINAN KECIL DAN MENENGAH
MODAL PENANAMAN MODAL DAN NON PERIZINAN

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-183-

18. DINAS PARIWISATA, KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

DINAS PARIWISATA,
KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

SEKRETARIAT DINAS PARIWISATA,


KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA

SUBBAGIAN KEUANGAN KELOMPOK JABATAN


DAN KEPEGAWAIAN FUNGSIONAL

BIDANG EKONOMI
BIDANG PARIWISATA BIDANG PEMUDA BIDANG OLAHRAGA
KREATIF

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-184-

19. DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN

DINAS PERPUSTAKAAN DAN


KEARSIPAN

SEKRETARIAT DINAS PERPUSTAKAAN


DAN KEARSIPAN

SUBBAGIAN KEUANGAN KELOMPOK JABATAN


DAN KEPEGAWAIAN FUNGSIONAL

BIDANG PEMBINAAN DAN BIDANG PENGOLAHAN


BIDANG PEMBINAAN DAN BIDANG PENGELOLAAN
PENGEMBANGAN DAN LAYANAN
PENGAWASAN KEARSIPAN ARSIP
PERPUSTAKAAN PERPUSTAKAAN

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-185-

20. DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

SEKRETARIAT DINAS KELAUTAN DAN


PERIKANAN

SUBBAGIAN UMUM,
KELOMPOK JABATAN
KEUANGAN DAN
FUNGSIONAL
KEPEGAWAIAN

BIDANG PENINGKATAN DAYA


BIDANG PERIKANAN BIDANG PERIKANAN
SAING PRODUKSI
BUDIDAYA TANGKAP
PERIKANAN

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-186-

21. DINAS PERTANIAN

DINAS PERTANIAN

SEKRETARIAT DINAS PERTANIAN

SUBBAGIAN
KELOMPOK
UMUM, KEUANGAN
JABATAN
DAN
FUNGSIONAL
KEPEGAWAIAN

BIDANG TANAMAN BIDANG


BIDANG PRASARANA BIDANG BIDANG
PANGAN DAN PETERNAKAN DAN
DAN SARANA PERKEBUNAN PENYULUHAN
HORTIKULTURA KESEHATAN HEWAN

KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK


JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-187-

22. DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN

DINAS PERDAGANGAN DAN


PERINDUSTRIAN

SEKRETARIAT DINAS PERDAGANGAN


DAN PERINDUSTRIAN

SUBBAGIAN UMUM,
SUBBAGIAN PERENCANAAN,
KEUANGAN DAN
EVALUASI DAN PELAPORAN
KEPEGAWAIAN

BIDANG SARANA DISTRIBUSI


BIDANG PERDAGANGAN BIDANG PERINDUSTRIAN
PERDAGANGAN

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-188-

23. DINAS TRANSMIGRASI

DINAS TRANSMIGRASI

SEKRETARIAT DINAS
TRANSMIGRASI

SUBBAGIAN UMUM,
KELOMPOK JABATAN
KEUANGAN DAN
FUNGSIONAL
KEPEGAWAIAN

BIDANG PENYIAPAN KAWASAN DAN


BIDANG PENGEMBANGAN BIDANG HUBUNGAN INDUSTRI DAN
PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
KAWASAN TRANSMIGRASI JAMSOSTEK
TRANSMIGRASI

SEKSI PENGUPAHAN
KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN
DAN JAMINAN SOSIAL
FUNGSIONAL FUNGSIONAL
TENAGA KERJA

KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
-189-

24. BADAN KEUANGAN

BADAN KEUANGAN

SEKRETARIAT BADAN
KEUANGAN

SUBBAGIAN UMUM,
KELOMPOK JABATAN
KEUANGAN DAN
FUNGSIONAL
KEPEGAWAIAN

BIDANG
BIDANG ANGGARAN BIDANG BELANJA BIDANG AKUNTANSI BIDANG ASET
PENDAPATAN

SUB BIDANG SUB BIDANG SUB BIDANG


SUB BIDANG SUB BIDANG
PERENCANAAN BELANJA PEMBUKUAN DAN
PAJAK DAERAH INVENTARISASI
APBD LANGSUNG VERIFIKASI

SUB BIDANG
SUB BIDANG SUB BIDANG
EVALUASI DAN SUB BIDANG SUB BIDANG
RETRIBUSI DAN BELANJA TIDAK
PELAKSANAAN PELAPORAN MUTASI ASET
LAIN-LAIN PAD LANGSUNG
APBD

KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK KELOMPOK


JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN JABATAN
FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-190-

25. BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN

SEKRETARIAT BADAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN,
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KELOMPOK JABATAN SUBBAGIAN KEUANGAN


FUNGSIONAL DAN KEPEGAWAIAN

BIDANG PENGEMBANGAN BIDANG PERENCANAAN


BIDANG PENGEMBANGAN BIDANG PENELITIAN DAN
EKONOMI, SOSIAL DAN MAKRO, PENGENDALIAN
FISIK DAN PRASARANA PENGEMBANGAN
BUDAYA DAN EVALUASI

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-191-

26. BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BADAN KEPEGAWAIAN,
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

SEKRETARIAT BADAN
KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN

SUBBAGIAN UMUM, KEUANGAN SUBBAGIAN PERENCANAAN,


DAN KEPEGAWAIAN EVALUASI DAN PELAPORAN

BIDANG PENGADAAN,
PEMBERHENTIAN, INFORMASI BIDANG MUTASI, PROMOSI DAN BIDANG PENGEMBANGAN
DAN PENILAIAN KINERJA PENGHARGAAN APARATUR
APARATUR

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-192-

27. BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BADAN PENANGGULANGAN
BENCANA DAERAH

SEKRETARIAT BADAN
PENANGGULANGAN BENCANA
DAERAH

SUBBAGIAN KELOMPOK JABATAN


KEPEGAWAIAN DAN UMUM FUNGSIONAL

BIDANG PENCEGAHAN DAN BIDANG KEDARURATAN DAN BIDANG REHABILITASI DAN


KESIAP-SIAGAAN LOGISTIK REKONTRUKSI

KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN KELOMPOK JABATAN


FUNGSIONAL FUNGSIONAL FUNGSIONAL
-193-

28. KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK

SUBBAGIAN TATA USAHA

SEKSI BINA POLITIK DAN HUBUNGAN SEKSI BINA IDEOLOGI DAN WAWASAN SEKSI BINA SOSIAL BUDAYA DAN
ANTAR LEMBAGA KEBANGSAAN KEMASYARAKATAN
-194-

29. KECAMATAN

KECAMATAN

SEKRETARIAT KECAMATAN

SUBBAGIAN
SUBBAGIAN UMUM,
PERENCANAAN,
KEPEGAWAIAN DAN
EVALUASI DAN
KEUANGAN
PELAPORAN

SEKSI PEMERINTAHAN,
SEKSI PEMBERDAYAAN SEKSI KESEJAHTERAAN
KETENTERAMAN DAN SEKSI PELAYANAN UMUM
MASYARAKAT DAN DESA RAKYAT
KETERTIBAN UMUM

BUPATI MAMUJU TENGAH,

H. ARAS TAMMAUNI

Anda mungkin juga menyukai