Anda di halaman 1dari 26

Ns.Lindesi Yanti, S.Pd, S.Kep,M.

Kes
NIDN. 0216127201

Dosen Ilmu Keperawatan, Akademi Keperawatan Kesdam II/ Sriwijaya Palembang


Email : desirozak@gmail.com Hp. 08127331802 lindsay_rozak
PERTEMUAN 2
KONSEP BERMAIN PADA
ANAK

Ns.Lindesi Yanti,SPd, S.Kep.M.Kes.,M.Kep


NIDN. 0216127201

Dosen Ilmu Keperawatan, Akademi Keperawatan Kesdam II/ Sriwijaya Palembang


Email : desirozak@gmail.com Hp. 08127331802 llindsay_rozak
Definisi Bermain
 Bermain adalah pekerjaan anak, dalam
bermain anak secara kontinu mempraktikan
proses hidup yang rumit dan penuh stres,
komunikasi, dan mencapai hubungan yang
memuaskan dengan orang lain (Wong,
2008).
 Bermain adalah kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan anak-anak
sehari-hari karena bermain sama dengan
bekerja pada orang dewasa (Supartini,
2004).
 Bermain adalah cara alamiah bagi anak
untuk mengungkapkan konflik dalam
dirinya yang tidak disadarinya (Miller dan
Keong, 1983).
“Cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan
konflik dalam dirinya yang tidak disadari,
kegiatan ini tidak bisa dipisahkan dari kehidupan
sehari-hari anak dan dalam bermain anak secara
kontinu mempraktikan proses hidup yang rumit
dan penuh stres, komunikasi, dan mencapai
hubungan yang memuaskan dengan orang lain”.
Fungsi Bermain
a. Perkembangan sensorik-motorik, pada saat
melakukan permainan aktivitas sensorik-
motorik merupakan komponen terbesar yg
digunakan anak dan bermain aktif sangat
penting untuk perkembangan fungsi otot
b. Perkembangan intelektual, pd saat bermain
anak melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap segala sesuatu yg ada di lingkungan
sekitarnya, terutama mengenal warna, bentuk,
ukuran, tekstur dan membedakan objek.
c. Perkembangan sosial, Anak belajar memberi
& menerima, anak belajar berinteraksi dgn
teman, memahami bahasa lawan bicara, dan
belajar ttg nilai sosial

d. Perkembangan kreativitas, anak akan belajar


dan mencoba untuk merealisasikan ide-idenya
e. Perkembangan kesadaran diri, anak akan
mengembangkan kemampuannya dlm
mengatur tingkah laku dan akan belajar
mengenal kemampuannya serta
membandingkannya dgn orang lain.

f. Perkembangan moral, anak mempelajari nilai


benar & salah dr lingkungannya, terutama dr
orang tua & guru. Anak akan mendapatkan
kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai
tersebut shg dpt diterima di lingkungannya &
dpt menyesuaikan diri thd aturan yg ada
g. Bermain sebagai terapi, anak akan terlepas
dari ketegangan & stress yg dialaminya krn dgn
melakukan permainan anak akan dapat
mengalihkan rasa sakitnya (distraksi) &
relaksasi melalui kesenangannya melakukan
permainan, terutama bagi anak yg sedang
dirawat di RS.
Faktor yang mempengaruhi aktifitas
bermain
1. Tahap tumbuh kembang anak
Bermain disesuaikan dengan tahap tumbuh kembang
anak dan jenis permainan dapat menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Status kesehatan
Anak-anak yang sehat mempunyai banyak energi
untuk bermain dibandingkan dengan anak yang kurang
sehat, sehingga anak-anak yang sehat menghabiskan
banyak waktu untuk bermain yang membutuhkan
banyak energi.
3. Intelegensi
Anak yang cerdas lebih aktif dibandingkan dengan
anak yang kurang cerdas. Anak yang cerdas lebih
menyenangi permainan yang bersifat merangsang
daya berpikir mereka.
4. Jenis Kelamin
Anak perempuan lebih sedikit melakukan permainan
yang menghabiskan banyak energi, Perbedaan ini
bukan berarti bahwa anak perempuan kurang sehat
dibanding anak laki-laki, melainkan pandangan
masyarakat bahwa anak perempuan sebaiknya
menjadi anak yang lembut dan bertingkah laku yang
halus.
5. Status sosial ekonomi
Anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga
yang status sosial ekonomi tinggi, lebih banyak
tersedia alat-alat permainan yang lengkap
dibandingkan dengan anak-anak yang
dibesarkan di keluarga yang status ekonomi
rendah
6. Lingkungan
Anak yang dibesarkan di lingkungan yang
kurang menyediakan peralatan, waktu, dan
ruang bermain bagi anak, akan menimbulkan
aktivitas bermain anak berkurang.
7. Peralatan bermain
Peralatan main yang dimiliki anak
mempengaruhi permainan
KLASIFIKASI PERMAINAN
1. Berdasarkan Isi Permainan :
a. Social Affective Play
Permainan yang membuat
bayi/anak merasakan
kesenangan dalam berhubungan
dengan orang lain.
b. Sense of Pleasure Play
Permainan dengan
menggunakan alat yang dapat
menimbulkan rasa senang pada
anak dan biasanya mengasikkan
sehingga susah untuk di
hentikan.
c. Skill Play
Permainan ini menggunakan objek yang dapat melatih
kemampuan keterampilan anak shg diharapkan mampu
untuk berkreatif dan terampil dalam sebagai hal. Mis:
bayi memegang benda, memindahkan benda, naik
sepeda, main bongkar pasang, dll.

d. Games
Permainan dengan menggunakan alat tertentu dengan
perhitungan (skore). Mis: ular tangga, congklak, puzzle
e. Unoccupied Behavior
Anak tidak bermain tetapi memfokuskan perhatian
mereka secara singkat pada apapun yang menarik
perhatian mereka. Mis: melamun, memainkan pakaian
atau objek yang lain, mondar-mandir, tersenyum,
tertawa, jinjit, bungkuk, memainkan kursi, meja
f. Dramatic Play
Permainan berpura-pura dalam berperilaku, seperti
anak memperankan sebagai orang dewasa, seorang
ibu dan guru dalam kehidupan sehari-hari. Sifat dari
permainan ini adalah anak dituntut aktif dalam
memerankan sesuatu.
2. Berdasarkan Karakter Sosial
a. Onlooker Play
Anak melihat atau mengobservasi permainan orang
lain tetapi tidak ikut bermain. Permainan ini
biasanya dimulai pada usia toddler. Misalnya
memerhatikan kakak menendang bola.
b. Solitary Play
Selama permainan tunggal, anak bermain sendiri
dengan mainan yang berbeda dengan mainan yang
digunakan oleh anak lain di tempat yang sama.
Minat dipusatkan pada aktifitas mereka sendiri
tanpa terkait dengan aktifitas anak lain
Lanjut…

c. Parallel Play
Bermain sendiri di tengah-tengah anak lain
yang sedang bermain akan tetapi tidak ikut
dalam kegiatan orang lain.
d. Associative Play
Pada permainan asosiatif anak bermain
bersama dan mengerjakan aktifitas serupa atau
bahkan sama, tetapi tidak ada organisasi,
pembagian kerja, penetapan kepemimpinan,
atau tujuan bersama. Permainan ini dimulai
pada usia todler sampai usia prasekolah.
e. Cooperative Play
Permainan yang terorganisir dalam kelompok,
ada tujuan kelompok dan ada memimpin.
Permainan ini di mulai dari usia prasekolah, usia
sekolah dan remaja.
JENIS PERMAINAN BERDASARKAN
USIA
1. Usia 0-1 tahun (Bayi)
 Permainan unuk melatih reflex, melatih kerja
sama antara mata dan tangan, mata dan telinga
melatih mengenal suara, kepekaan perabaan.
 Mainan yang dapat dimasukkan kedalam mulut,
gambar bentuk muka, boneka orang dan
binatang, alat permaianan yang dapat digoyang
dan menimbulkan suara.
2. Usia 1-3 tahun (Todler)
 Permainan pada usia ini bertujuan untuk melatih
anak melakukan gerakan mendorong atau
menarik, melatih imajinasi, melatih anak
melakukan kegiatan sehari-hari dan
memperkenalkan beberapa bunyi dan mampu
membedakannya
 Jenis permainan pada usia ini seperti alat
permainan yang dapat didorong dan di tarik,
berupa alat rumah tangga, balok-balok, buku
bergambar, kertas, pensil berwarna, dll.
3. Usia 3-6 tahun (Prasekolah)
 Pada usia ini, anak sudah mulai mampu
mengembangkan kreativitasnya dan sosialisasi,
mengembangkan dan mengontrol emosi, motorik
kasar dan halus.
 Jenis permainan yang dapat digunakan seperti
benda-benda sekitar rumah, buku gambar,
majalah anak-anak, alat gambar, kertas untuk
belajar melipat, gunting, dan air.
4. Usia 6-12 tahun (Sekolah)
 Karakteristik permainan untuk anak usia sekolah
dibedakan menurut jenis kelaminnya. Bermain
dengan kelompok, dapat belajar dengan aturan-
aturan kelompok, belajar mandiri, kooperative
bersaing, menerima orang lain dan tingkah laku yang
diterima.
 Alat permainan yang digunakan adalah: Puzzle (teka-
teki), kartu, buku, alat untuk mencat/melukis,
bersepeda, olah raga, mengumpulkan perangko,
mainan kartu.
Bermain untuk anak yg dirawat
di Rumah Sakit
 Merupakan aktivitas yg sehat dan diperlukan
untuk kelangsungan tumbuh kembang anak
dan memungkinkan untuk dapat menggali
dan mengekpresikan perasaan dan pikiran
anak, mengalihkan perasaan nyeri dan
relaksasi
TERAPI BERMAIN PADA ANAK YANG
DIHOSPITALISASI
1. Anak sakit tetap membutuhkan aktivitas
bermain
2. Bermain memberi kesempatan kpd anak utk
meyelesaikan tugas perkembangan &
membangun koping thdp stres
3. Bermain menyediakan kebebasan utk
mengekspresikan emosi & menanggulangi
pengalaman yg tdk menyenangkan
4. Respon hospitalisasi berkurang shg anak
lebih kooperatif
PRINSIP BERMAIN DI RS
1. Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat dan
sederhana.
2. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi
silang.
3. Kelompok umur yg sama.
4. Permainan tidak bertentangan dgn pengobatan
5. Semua alat permaianan dpt dicuci
6. Melibatkan ortu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai