Anda di halaman 1dari 14

PROGRAM PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL

& KECERDASAN SPIRITUAL (ESQ) SISWA DI SMA TERPADU WIRABAKTI


KABUPATEN BONE BOLANGO

Oleh : Nirmala T. Lahabu


1. Pembimbing I Dra. Meity Mononimbar, S.Pd, M.Pd
2. Pembimbing II Arifin, S.Pd, M.Pd

ABSTRAK

Nirmala T Lahabu. 2013. Program Pengembangan Kecerdasan Emosional dan spiritual


Siswa di SMA Terpadu Wirabakti Kabupaten Bone Bolango (Studi Kasus).Skripsi. Jurusan
Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo.
Pembimbing I, Dra Meity Mononimbar, M.Pd. Pembimbing II Arifin, S.Pd, M.Pd

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) program ekstrakurikuler dalam pengembangan


kecerdasan emosional dan spiritual siswa di SMA Terpadu Wirabakti, 2) program
intrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual siswa di SMA
Terpadu Wirabakti.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data
yang digunakan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang
digunakan adalah analisis data kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) program ekstraskurikuler di SMA terpadu Wirabakti


meliputi program keagamaan dan program pembinaan kepribadian yang melibatkan kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru pembina, dan senat taruna dengan respon siswa positif
yakni terlibat aktif dalam setiap tahapan dan jadwal kegiatan; 2) program intrakurikuler
dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual mengacu pada nilai-nilai
pendidikan karakter antara lain religius, kerja sama, dan tolong menolong yang dilaksanakan
menyatu dengan pembinaan atau program pembelajaran di dalam kelas.

Kata kunci: Pengembangan, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual


BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur

dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang di inginkan.

Sekolah sebagai lembaga formal yang merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan

pendidikan tersebut. Melalui sekolah, siswa belajar berbagai macam hal.

Pendidikan berbasis ESQ merupakan sebuah solusi efektif atas berbagai problema

dekadensi moral bangsa dewasa ini. Pendidikan berbasis ESQ diharapkan menjadi sebuah

inovasi untuk mengembalikan “ruh” pendidikan yang selama ini mengalami distorsi dan

menciptakan insan akademis yang cerdas intelektual, emosional, dan spiritual. Bagaimanapun

juga, karakter SDM yang kuat adalah modal peradaban bangsa yang unggul. Menurut

goelman ( 2004 :44), kecerdasan intelektual ( IQ) hanya menyumbang 20 % bagi kesuksesan,

sedangkan 80 % adalah sumbangan faktor-faktor kekuatan lain, diantaranya adalah

kecerdasan emosional atau emotional Quetiont ( EQ) yakni kemampuan memotivasi diri

sendiri, mengatasi frustasi, mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati, berempati serta

bekerja sama

Kecerdasan emosional dan spiritual berperan membantu kecerdasan intelektual jika

ingin memecahkan masalah-masalah penting, membuat keputusan penting, dan untuk

melakukan hal-hal tersebut dengan cara istimewa. Kecerdasan emosional dan spiritual juga

berfungsi membangkitkan intuisi dan rasa ingin tahu, yang akan membantu mengantisipasi

masa depan yang tidak menentu dann merencanakan tindakan-tindakan sesuai visi.

Cooper dan sawaf (dalam masaong, 2011) menyatakan Jika emosi diarahkan kearah

yang positif, maka akan menjadi pengorganisasian yang hebat dalam bidang pikiran dan

perbuatan, sedangkan emosi yang lepas kendali dapat membuat orang pandai menjadi bodoh.
Demikian pula guru yang kecerdasan intelektualnya tinggi, tetapi kecerdasan emosional dan

spiritualnya rendah, akan lebih banyak berceramah di depan kelas, sering menekan dan

mengancam siswa, menganggap siswa tidak banyak yang diketahui, lebih banyak mendikte,

kerjasama siswa dalam pembelajaran kurang di responi.

Sesuai dengan hasil observasi awal yang dilakukan di SMA Terpadu Wirabakti di

dapat bahwa siswa yang bersekolah di SMA Terpadu Wirabakti selalu menyikapi masalah

yang timbul dengan emosi yang tak terkendali khususnya bagi siswa kelas awal yang

mungkin tidak terbiasa pisah dari orang tuanya sehingga mereka mendapatkan masalah yang

berkepanjangan dan akhirnya mereka terpengaruh dengan keadaan ini sampai mereka

mengambil jalan pintas dengan lebih memilih lari dan berhenti sekolah tanpa berpikir lagi.

Berdasarkan kondisi inilah, program pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual

siswa hendaknya mengambil bagian dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang

terjadi dikalangan siswa, khususnya dalam proses pembelajaran. Namun di ketahui bahwa

kecerdasan emosional dan spiritual itu sendiri tidak diajarkan secara khusus di sekolah dan

tidak tercatat dalam dokumen pembelajaran maupun raport, seperti nilai-nilai pelajaran

ataupun keterampilan lainya. Namun demikian kecerdasan emosional dan spiritual yaitu

merupakan salah satu faktor yang penting dan yang seharusnya dimiliki oleh siswa yang

memiliki kebutuhan untuk meraih prestasi belajar yang lebih baik di sekolah

Berdasarkan uraian di atas, penulis mengambil penelitian kualitatif deskriptif dengan

judul “Program Pengembangan Kecerdasan Emosional Dan Spiritual Siswa Di SMA

Terpadu Wirabakti”
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Tentang Kecerdasan

Crow & Crow (Masaong, 2011:55) secara terperinci menyatakan kecerdasan

sering di kaitakan dengan daya ingatan, penalaran dan pemecahan masalah.

Kecerdasan merupakan kemampuan atau kekuatan untuk melakukan sesuatu.

Binet dan Simon (masaong,2011:55-56) mendefinisikan inteligensi atas tiga

komponen, yaitu : (1) kemampuan untuk mengarahkan pikiran atau tindakan, (2)

kemampuan untuk mengubah arah tindakan bila tindakan tersebut telah

dilaksanakan, dan (3) kemampuan untuk mengkkritik diri sendiri atau melakukan

autocriticism.

Menurut purwanto (dalam Arini, 2008: 5) intelegensi adalah kemampuan yang

dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara yang

tertentu.

Intelegensi atau kecerdasan merupakan kata benda yang menerangkan kata

kerja atau kata keterangan, seseorang menunjukkan intelegensinya ketika ia bertindak

atau berbuat dalam situasi secara inteligent / cerdas atau bodoh, intelegensi seseorang

dapat dilihat dalam caranya orang tersebut berbuat atau bertindak.

2.2. Kecerdasan Emosional (emotional intelligence)

Kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri sendiri,semangat,

dan ketekunan, serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan

menghadapi frustrasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati dan emosi,


tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban

stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, untuk membaca perasaan terdalam

orang lain (empati) dan berdoa, untuk memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya,

kemampuan untuk menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin diri dan lingkungan

sekitarnya.

Menurut Lawrence shapiro (Uno,2011:67) mengukur kecerdasan emosional

siswa dapat dilihat pada keuletan, optimisme, motivasi diri, dan antusiasme. Lebih

lanjut Lawrence mengemukakan kecerdasan emosional (EQ) pengukuranya bukan

didasarkan pada kepintaran seorang anak, tetapi melalui sesuatu yang disebut dengan

karakteristik pribadi atau “karakter.

Salovely (dalam Goleman, 2004: 58-59) menempatkan kecerdasan emosional

tersebut menjadi lima kemampuan utama, yaitu :

a. Mengenali Emosi Diri

b. Mengelola Emosi

c. Memotivasi Diri Sendiri

d. Mengenali Emosi Orang Lain.

e. Membina Hubungan

2.3. Kecerdasan Spiritual (spiritual intellegence)

Perlu dipahami bahwa SQ tidak mesti berhubungan dengan agama, Kecerdasan spiritual

(SQ) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara

utuh.
Menurut Zohar dan Marshal (dalam masaong, 2011:95-96) kecerdasan spiritual

sebagai puncak kecerdasan. Kecerdasan spiritual tidak identik dengan agama formal,

karena itu kecerdasan ini tidak dimiliki satu agama.

Zohar dan Marshall (dalam, Ginanjar 2007: 13) mendefinisikan kecerdasan

spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu

kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih

luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih

bermakna dibandingkan dengan yang lain.

2.3 Pengembangan Kecerdasan Emosional Dan Spiritual

2.3.1 Pengembangan Kecerdasan Emosional

Masaong (2011,212:213) mengemukakan beberapa langkah mengembangkan

kecerdasan emosional didalam pembelajaran yaitu : (1) Menanamkan sifat sabar,

jujur, dan ikhlas bagi siswa. (2) Menyediakan lingkungan belajar yang produktif. (3)

Menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis.

2.3.2 Pengembangan Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual sangat penting ditumbuh kembangkan dalam penguatan karakter

siswa. Kecerdasan spiritual bukan han ya dimaknai dari tingkat keseringan seseorang

menjalankan ibadah sholat, rajin ke gereja, menunaikan ibadah haji, mengeluarkan zakat

dan sebagainya. Spiritual intelligence merupakan puncak kecerdasan, wawasan pemikiran

yang luar biasa mengagumkan dan sekaligus argumen pemikiran tentang betapa

pentingnya hidup sebagai manusia yang cerdas.Clausen (Masaong, 2011 : 259).


2.4. Program Ekstrakurikuler Dalam Pengembangan Kecerdasan Emosional Dan
Kecerdasan Spiritual Siswa di SMA Terpadu Wirabakti

Kecerdasan emosional dan spiritual (ESQ) merupakan sebuah singkatan dari

Emotional Spiritual Quotient yang merupakan gabungan EQ dan SQ, yaitu

Penggabungan antara pengendalian kecerdasan emosi dan spiritual. Manfaat yang bisa

di dapat adalah tercapainya keseimbangan antara hubungan Horizontal (manusia

dengan manusia) dan Vertikal (manusia dan Tuhan).

Hasil wawancara beberapa aspek yang diteliti dalam penelitian ini berkaitan

dengan program ekstrakurikuler dalam pengembangan ESQ dipaparkan sebagai

berikut.

Mekanisme yang dilakukan sekolah dalam merencanakan program yaitu dari hasil
evaluasi pembinaan tahun-tahun sebelumnya baik terhadap siswa maupun lulusanya
dianalisis dan ditentukan faktor-faktor yang pelu dikuatkan maupun dikoreksi untuk
selanjutnya.sekolah membentuk Tim penanggung jawab program keagamaan dan
pembinaan kepribadia siswa dengan surat keputusan kepala sekolah.tim ini menyusun
dan memperbaiki program pembinaan dan keagamaan termasuk kurikulum, materi-
materi pembinaan yang dibutuhkan dalam menjalankan program
tersebut(1.a/W/KS/21/05/2013).
Pendapat yang sama dikemukakan oleh Guru :

Mekanisme yang ditempuh kepala sekolah dalam merencanakan program


ekstrakurikuler siswa dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual
meliputi penyusunan program dengan melihat dan mempertimbangkan kemampuan
yang dimiliki oleh pelaksana program itu sendiri atau guru. melihat ketersediaan
guru/tim pembina, melihat dan menyesuaikan hal-hal yang diseminarkan di tingkat
pelajar. (1.a/W/GRBK/14.06.2013).
Beberapa pendapat diatas menunjukkan bahwa penanaman dan pembentukan

berbasis “religi” di SMA Terpadu Wirabakti merupakan suatu keharusan pada sekolah

ini. Yakni salah satunya pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual (ESQ)

walau dalam hal ini dalam program sekolah tidak disebutkan demikian, namun dalam

program sekolah adalah program keagamaan yang berbasis di masjid dan program

pembinaan kepribadian berbasis di asrama


Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan kepala sekolah di dapat informasi

bahwa :

Program-program ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMAT WB dalam


pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual yakni, dalam program kecerdasan
emosi (EQ) kegiatan yang dilakukan antara lain pembinaan kepribadian khusus
(penanganan siswa bermasalah, pemberian teguran dan pemberian sanksi bagi yang
melanggar). Dan dalam pengembangan kecerdasan spiritual (SQ) kegiatan yang
dilakukan antara lain yaitu, tahfidz Qur’an (hafal qur’an), Tahsinul Qira’ah (perbaikan
bacaan), Iqra (bagi yang belum lancar), pembinaan calon khatib dan imam, pelatihan
gerakan dan bacaan sholat, taklim/kajian-kajian keislaman, program bantuan sosial,
tabligh akbar, seminar keislaman (1.b/O/KS/22.05.2013).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa program

ekstrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual siswa yakni,

program kecerdasan emosional (EQ) adalah program pembinaan kepribadian (pembinaan

khusus/penangan khusus bagi siswa yang bermasalah, pemberian teguran, dan juga

pemberian sanksi). Sedangkan program spiritualnya (SQ) adalah tahfidz Qur’an (hafal

qur’an), Tahsinul Qira’ah (perbaikan bacaan), Iqra (bagi yang belum lancar), pembinaan

calon khatib dan imam, pelatihan gerakan dan bacaan sholat, taklim/kajian-kajian keislaman,

program bantuan sosial, tabligh akbar, seminar keislaman.

Beberapa pendapat diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan program ekstrakurikuler

dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual siswa yang disebut dengan program

keagamaan dan program pembinaan kepribadian yang meliputi tahfidz qur’an, tahssinul

qur’an, iqra, pembinaan calon khatib dan imam, pendalaman kajian-kajian islam dan lain

sebagainya telah dilaksanakan sesuai yang dirancanakan. Secara umum, pelaksanaan

program pegembangan kecerdasan emosional dan spiritual disesuaikan dengan perencanaan

sebelumnya dan berjalan dengan baik.


2.5.Program Intrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan
spiritual siswa

Bila dilihat dari sifat kegiatan, kegitan intrakurikuler merupakan kegiatan

yang wajib diikuti oleh setiap siswa. Kegiatan intrakurikuler bersifat mengikat.

Program intrakurikuler berisi berbagai kemampuan dasar dan kemampuan

minimal yang harus dimiliki siswa di suatu tingkat sekolah (lembaga pendidikan).

Oleh karenanya maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh pencapaian siswa

pada tujuan kegiatan inrakurikuler ini. Kalau ditinjau dari waktu pelaksanaan,

waktu untuk kegiatan kurikuler pasti dan tetap, dilaksanakan sekolah secara terus-

menerus setiap hari sesuai dengan kalender akademik. Sebagai kegiatan inti

persekolahan yang wajib diikuti oleh seluruh siswa, kegiatan kurikuler memiliki

sasaran dan tujuan yang berbeda dengan kegiatan ekstrakurikuler

Mekanisme yang ditempuh kepala sekolah dalam merencanakan program

intrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual meliputi pemberian

motivasi dan bimbingan terhadap tiap-tiap guru mata pelajaran dalam melakukan

penyususnan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan juga silabus dengan berisikan

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program intrakurikuler dalam pengembangan

kecerdasan emosional dan spiritual yang saat ini dikenal dengan pendidikan karakter.

Beberapa pendapat diatas menunjukkan bahwa dalam program intrakurikuler dalam

pengembangna kecerdasan emosional dan spiritual siswa, beberapa mekanisme yang

ditempuh oleh kepala sekolah adalah pemberian motivasi, bimbingan terhadap guru-guru

dalam penyususnan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan silabus yang berisi

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan program pengembangan kecerdasan emosional dan

spiritual yang saat ini dikenal sebagai pendidikan karakter


Beradasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah tentang program-program

intarkurikuler dalam pengembangan ESQ di SMA Wirabakti :

Program-program intarakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan


spiritual siswa yang dilaksanakan disekolah ini yaitu mengacu pada nilai-nilai
pendidikan karakter antara lain religius, kerja sama, tolong menolong. (dapat dilihat
pada nilai-nilai pendidikan karakter.

Pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program intrakurikuler dalam

pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual (ESQ) yakni kepala sekolah, guru,

dan siswa yang merupakan salah satu faktor pendukung dari pelaksanaan suatu

program. Keterlibatan stakeholder dimaksudkan agar pihak-pihak tertentu yang

diberikan tanggung jawab dapat melaksanakan tugasnya sesuai dengan apa yang telah

direncanakan.

Berdasarkan uraian diatas, program ekstrakurikuler dalam pengembangan

kecerdasan emosional dan spiritual siswa dilakukan melalui mekanisme yang

ditetapkan oleh kepala sekolah dengan membentuk tim penanggung jawab program

dengan surat keputusan kepala sekolah.

Program-program intrakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan

spiritual yang dilaksanakan disekolah ini yaitu mengacu pada nilai-nilai pendidikan karakter

yakni religius, kerja sama, saling menolong dan disiplin. Dengan nilai-nilai pendidikan

karakter ini seorang anak akan menadi cerdas emosi dan spiritualnya. Kecerdasan emosional

dan spiritual adalah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan,

karena dengannya seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan,

temasuk tantangan untuk berhasil secara akademis.


Keberhasilan pelaksanaan suatu program tidak terlepas dari dukungan seluruh pihak

yang ada dilingkungan sekolah termasuk peserta didik atau siswa. Hal ini karena sasaran

utama dari pelaksanaan program sekolah khususnya program ekstrakurikuler dalam

pengembangan kecerdasan emosional dan spiritual tak lain adalah siswa itu sendiri.

Ronah (2011). Mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif

kecerdasan emosi dan spiritual anak terhadap keberhasilan disekolah ada sederet faktor-faktor

penyebab kegagalan anak disekolah. Faktor-faktor resiko yang disebutkan ternyata bukan

terletak pada kecerdasan otak, melainkan pada karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan

bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati dan kemampuan

berkomunikasi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diberikan simpulan sebagai berikut :

1. Program program ekstrakurikuler siswa yakni, program kecerdasan emosional (EQ)

adalah program pembinaan kepribadian. Sedangkan program spiritualnya (SQ) adalah

program keagamaan. Dengan melibatkan kepalasekolah sebagai penanggung jawab,

Tim pengembangan program keagamaan dan kepribadian yang terdiri dari wakil

kepala sekolah kesiswaan, guru pembina mata pelajaran keagamaan, guru BK, pelatih,

ustadz/ustadzah, Dan juga pengurus senat bidang keagamaan. Secara umum

pelaksanaan program ekstrakurikuler ini sesuai rencana, dengan respon siswa positif

yakni terlibat aktif dalam setiap tahapan dan jadwal kegiatan.

2. Program-program intarakurikuler dalam pengembangan kecerdasan emosional dan

spiritual siswa yang dilaksanakan disekolah ini yaitu mengacu pada nilai-nilai

pendidikan karakter antara lain religius, kerja sama, dan tolong menolong. Program

intrakurikuler ini dilaksanakan menyatu dengan pembinaan atau program

pembelajaran di dalam kelas. Dengan melibatkan kepala sekolah, guru mata pelajaran,

dan siswa yang ada di lingkungan sekolah. Respon maupun tanggapan dari siswa

terhadap program yang dilaksanakan sekolah umumnya positif, Yang ditandai dengan

aktivitas siswa yang proaktif terlibat dalam melakukan nilai-nilai karakter yang

dilatihkan guru
3.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Untuk sekolah SMAT Wirabakti. Lebih meningkatkan lagi nilai-nilai kecerdasan

emosional dan spiritual.

2. Untuk kepala sekolah. Kepala sekolah bekerja sama dengan staf pegawai

dilingkungan sekolah untuk lebih menananmkan dan mengembangkan kecerdasan

emosional dan spiritual siswa.

3. Untuk guru. Untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kecerdasan emosional dan

spiritual yang berperan dalam keberhasilan siswa baik disekolah maupun disekitarnya,

maka disarankan kepada pihak sekolah terutama guru-guru pelajar agar lebih

meningkatkan lagi pemahaman siswa tentang kecerdasan emosional dan spiritual.

4. Untuk siswa. Lebih meningkatkan lagi pemahaman dan wawasan siswa terhadap

kecerdasan emosional dan spiritual siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Aqib Z & Sujak. 2011. Panduan Dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung : PT Yrama
Widya.

Apipah. 2012. http:// blogspot.com/ Pengertian esq-emotional-spiritual. Html

Arini, N. K. Sukiati. 2008. Pengaruh Tingkat Intelegensi dan Motivasi Belajar terhadap
prestasi Akademik Siswa Kelas 11 SMA Negeri 99 jakarta. Artikel hasil
penelitian. Jakarta.

Boeree , C.G. 2009. Metode pembelajaran & pengajaran (kritik dan sugesti terhadap
dunia pendidikan, pembelajaran dan pengajaran)

Ginanjar, Ary. 2007. ESQ (Emotional Spiritual Quetient)


Ginanjar, Ary. 2001. ESQ (Emotional Spiritual Quetient)

Goleman,Daniel. 2004. Emitional Intelligence. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Masaong, Abdul Kadim. 2011. Kepemimpinan berbasis multiple intelligence (sinergi


kecerdasan intelektual, Emosional, dan Spiritual untuk meraih kesuksesan yang
gemilang). Bandung : ALFABETA

Masaong, Abdul Kadim. 2011. Supervisi pendidikan (untuk pendidikan yang lebih
baik). Gorontalo : Sentra Media

Ronah. 2011. http://.blogspot.com/dampak-pendidikan-karakter-terhadap.html


Diakses tanggal 21/juni/2013
Sugiyono. 2001. Metode penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. 2009. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Tilomi, Arfan A. 2011. Kepemimpinan berbasis multiple intelligence (sinergi kecerdasan


intelektual, emosional, dan spiritual untuk meraih kesuksesan yang gemilang).
Bandung ; ALFABETA.

Uno, B. Hamzah. 2011. Peerencanaan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai