MUSYAWARAH DAERAH
HIMPUNAN PERAWAT ORTHOPAEDI &
TRAUMATOLOGI INDONESIA PROVINSI SULAWESI
SELATAN
MAKASSAR 28 MEI 2022
TATA TERTIB MUSYAWARAH DAERAH
HIMPUNAN PERAWAT ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI INDONESIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
MUSDA IPOTI SULSEL
Pasal 2
BAB III
PESERTA MUSYAWARAH DAERAH
IPOTI SULAWESI SELATAN
Pasal 3
1. Peserta MUSDA terdiri dari Utusan dan Peninjau
2. Peserta dan Peninjau Musyawarah Daerah (MUSDA) adalah pengurus yang
mendapatkan mandat yakni:
a. Ketua, Sekretaris dan Ketua Divisi Organisasi dan Kaderisasi Dewan Pengurus
Wilayah SULSEL
b. Utusan wajib memiliki NIRA Nasional dan aktif
Pasal 4
1. Utusan MUSDA terdiri:
a. Utusan Pengurus Pusat
b. Anggota Himpunan Perawat Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia yang sah
2. Peninjau MUSDA terdiri:
a. Pengurus Pusat
b. Undangan lain yang berminat menghadiri MUSDA
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA
Pasal 5
HAK PESERTA
1. Utusan memiliki hak dipilih dan memilih
2. Peninjau memiliki hak dipilih dan tidak berhak untuk memilih
3. Utusan maupun Peninjau berhak mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tertulis
4. Peserta berhak mendapatkan MUSDA Kit dan akomdasi selama acara MUSDA
berlangsung
Pasal 6
KEWAJIBAN
BAB V
HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 7
HAK BICARA
1. Hak bicara adalah hak untuk menyampaikan pendapat atau pertimbangan baik secara
lisan maupun tertulis
2. Semua peserta mempunyai hak bicara baik diminta maupun tidak diminta yang
disetujui oleh Pimpinan Sidang
3. Dalam menyampaikan pendapat dan atau pertimbangannya, disampaikan melalui
pimpinan Sidang, apabila tidak melalui pimpinan sidang tidak perlu ditanggapi.
4. Interupsi yang dapat diberikan harus berhubungan dengan hal-hal yang sedang
dibicarakan.
Pasal 8
HAK SUARA
1. Hak suara adalah hak untuk mengambil keputusan, baik melalui musyawarah mufakat
maupun melalui voting.
2. Setiap utusan yang dibuktikan dengan surat mandat memiliki (Satu) hak suara.
3. Pengurus wilayah setelah demisioner, tetapi memperoleh mandat sebagai utusan tetap
memiliki hak suara.
Pasal 9
TATA CARA MENYAMPAIKAN PENDAPAT
1. Dalam menyampaikan pendapat dan atau pertimbangan setiap peserta terlebih dahulu
meminta izin kepada pimpinan sidang
2. Apabila pimpinan sidang memberikan izin, peserta bersangkutan baru diperkenankan
menyampaikan pendapat dan atau pertimbangannya dengan menyebut nama dan asal
utusan dengan menjunjung etik dan menggunakan komunikasi yang baik.
3. Lamanya penyampaian pendapat atau pertimbangan secara lisan dibatasi maksimal 3
(tiga) menit.
4. Apabila seseorang menyampaikan pendapat atau pertimbangan melebihi waktu 3 (tiga)
menit Pimpinan Sidang berwenang untuk menghentikannya.
5. Apabila peserta belum merasa puas terhadap jawaban dari Pimpinan Sidang terhadap
pendapat dan atau pertimbangannya, yang besangkutan berhak meminta klarifikasi
ulang dari pimpinan sidang ataupun dari peserta lain setelah sebelumnya diizinkan oleh
pimpinan sidang.
BAB VI
ALAT-ALAT KELENGKAPAN MUSDA
Pasal l0
Alat kelengkapan MUSDA terdiri dari :
1. Pimpinan MUSDA
2. Sidang paripurna
3. Komisi - Komisi
4. Panitia Perumus
5. Formatur
Pasal ll
PIMPINAN MUSDA
IPOTI SULAWESI SELATAN
Pasal 13
FORMATUR
BAB VII
KUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 14
KUORUM
1. Sidang Sidang paripurna dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah lebih satu dari
jumlah peserta MUSDA yang terdaftar pada Panitia
2. Apabila sidang tidak mencapai kuorum seperti ayat 1) dan ayat 2), sidang ditunda
sampai 2 (dua) kali 10 (sepuluh) menit.
3. Apabila sampai 2 (dua) kali penundaan masih belum tercapai kuorum, maka Pimpinnn
MUSDA mempunyai kewenangan menyatakan sah sidang tersebut atas persetujuan
peserta MUSDA
Pasal 15
BAB VIII
PERSYARATAN & TATA CARA PEMILIHAN KETUA HIMPUNAN PERAWAT
ORTHOPAEDI & TRAUMATOLOGI INDONESIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Pasal l6
Persyaratan Calon Ketua Pengurus Wilayah harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Anggota PPNI (dengan menunjukkan NlRA Nasional Aktif)
3. Pemah menjadi Pengurus PPNI minimal di tingkat Komisariat atau Kolegium atau
Ikatan atau Himpunan
4. Menandatangani Surat Pernyataan Kesediaan menjadi calon Ketua Pengurus Wilayah
5. Wawasan luas dengan komitmen yang tinggi terhadap Organisasi dan Profesi
6. Memiliki komitnen yang kuat terhadap perjuangan terhadap profesi keperawatan
(Implementasi Undang-Undang R.I Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan)
7. Berintegritas dan memiliki rekam jejak yang baik
Pasal 17
TATA CARA PEMILIHAN KETUA PENGURUS WILAYAH
1. Pemilihan Ketua Pengurus Wilayah dilaksanakan dengan 2 (dua) tahap, yaitu tahap
pemilihan bakal calon dan pemilihan Ketua Pengurus Wilayah.
2. Seorang bakal calon berhak maju ke dalam pemilihinan calon Ketua apabila
mendapatkan 30% atau lebih total dukungan dari Pengurus yang ada.
3. Setiap Pengurus hanya boleh mencalonkan 1 (satu) nama bakal calon Ketua Pengurus
Wilayah.
4. Apabila 2 calon memiliki jumlah suara yang sama, maka dilakukan pemilihan putaran
kedua.
5. Setiap calon berkewajiban menyampaikan visi dan misi organisasi selama 10 (sepuluh)
menit di depan peserta MUSDA.
6. Ketua Pengurus Wilayah terpilih adalah peraih suara terbanyak.
7. Apabila dalam pemilihan calon Ketua Pengurus Wilayah temyata hanya ada 1 (satu)
calon, maka calon tersebut dapat langsung terpilih secara aklamasi.
Pasal 18
PEMBENTUKAN DEWAN PERTIMBANGAN
BAB IX
PENUTUP
Pasal 19
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini diputuskan oleh MUSDA
sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART Himpunan Perawat Orthopaedi dan
traumatologi Indonesia.
2. Apabila dalam musyawarah terjadi perbedaan pendapat yang tidak bisa diselesaikan,
maka keputusan akhir dikembalikan kepada AD/ART Himpunan Perawat Orthopaedi
dan traumatologi Indonesia.
Pasal 20
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Ditetapkan di : Makassar
Pada tanggal : 29 Mei 2022
MUSYAWARAH DAERAH
HIMPUNAN PERAWAT ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI INDONESIA
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Ketua : ...............................
Anggota : 1. ...............................
2. ...............................
3. ...............................