Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Dosen Mata Kuliah

Penyehatan Tanah Indro Subagyo SKM., M.Kes

PEMBUATAN PUPUK CAIR DARI SAMPAH SAYURAN


DAN BUAH – BUAHAN

Nama kelompok : 1. Geyzka Syalwa Gema Fitri (PO7103121001)

2. Anindhita S. saeng (PO7103121016)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

PRODI D-III SANITASI

TINGKAT 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk memenuhi ketersediaan yang cukup dan kontinu serta nutrisi yang tinggi  bagi
tanaman maka dilakukan pemupukan. Pemupukan dilakukan untuk menyediakan unsur-unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman dalam setiap  periode tumbuhnya. Peningkatan
produktivitas pada tanaman rumput dapat diusahakan dengan pengelolaan tanah yang baik,
pemupukan dan pemeliharaan tanaman. Dengan pemupukan kesuburan lahan garapan dapat
dipertahankan atau  bahkan dapat ditingkatkan sehingga dapat meningkatkan produktivitas
tanaman rumput yang dibudidayakan. Nutrisi atau unsur-unsur hara yang ditambahkan
kepada tanaman, dimana tanaman yang kekurangan akan unsur hara. Nutrisi pupuk dapat
berupa bahan organik atau non organik (mineral). Pupuk berbeda dengan suplemen. Pupuk
mengandung bahan bakar yang diperlukan pertumbuhan tanaman, sementara suplemen
seperti hormon tumbuhan membantu kelancaran  proses metabolisme pada tanaman
(Hadinata, 2008).
Pupuk dapat berupa pupuk organik dan pupuk kimia. Pupuk kimia merupakan pupuk
berasal dari bahan-bahan kimia sehingga sangat berefek negatif  pada lingkungan dan
menurunkan kuantitas dari tanaman, sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang berasal
dari sisa-sisa pembusukan atau pengomposan. Pupuk organik dapat berupa kompos, pupuk
hijau, ataupun kotoran ayam.
Pupuk organik biasanya berupa zat padat. Akan tetapi, pupuk organik juga dapat
berupa  pupuk cair (Setiawan, 2010). Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan
bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang
kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat
secara cepat mengatasi defesiensi hara, tidak masalah dalam pencucian hara, dan mampu
menyediakan hara secara cepat.Salah satu pupuk organik cair adalah MOL (Mikro
Organisme Lokal) (Setiawan, 2010).
Berdasarkan uraian diatas, pembuatan POC (Pupuk Oganik Cair) ini sengatlah
penting untuk dikembangkan bagi petani lebih lanjut, petani akan mampu membuatnya
sendiri karena mudah dalam pembuatannya serta bahan yang digunakan sangat tidak sulit
disediakan, bersumber dari bahan yang hendak dibuang/limbah/tidak bisa dikonsumsi lagi.
Disisi yang sama petani juga nantinya akan membutuhkan pupuk cair yang bersifat organik
dan murah sehingga  penggunaan pupuk kimia akan berkurang.

B. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktukum ini adalah untuk mengetahui cara membuat POC, untuk
mengetahui manfaat dan keunggulan POC, kandungan yang terkandung dalam POC, faktor
yang dapat mempengaruhi keberhasilan pada pembuatan POC.

C. Kegunaan

Kegunaan pada praktikum pembuatan POC adalah agar mahasiswa dapat mengetahui
cara pembuatan dan pemanfaatan limbah sayur - sayuran dimasyarakat dapat berkurang,
kandungan yang terdapat dalam pupuk organik cair, dan faktor yang mempengaruhi
keberhasilan pembuatan POC.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pupuk Organik Cair (POC)

Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan hara
esensial bagi pertumbuhan tanaman. pupuk juga merupakan Vitamin bagi tanah yang dapat
membuat tanah lebih gembur dan subur dengan tanah yang gembur dan subur itulah, maka
tanaman dapat tumbuh dan menghasilkan Buah dan Daun yang besar, sehat, dan dalam
jumlah banyak. Berdasarkan sumber atau bahan bakunya, pupuk terbagi menjadi dua, yaitu
Pupuk Organik dan nonorganic (Nurmayulis dkk, 2014).

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti
pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat  berbentuk padat
atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk
organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik
dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol
jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan
bahan pertanian, dan limbah kota (sampah) (Ayub.S, 2008).

 Pupuk Cair Organik adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan- bahan
organik dan berwujud cair. Pupuk cair merupakan salah satu jenis proses fermentasi. Secara
garis besar prduk fermentasi dibedakan atas produk pangan, kesehatan, energi dan
lingkungan. Contoh produk makanan adalah keju, tape, kecap, tempe, oncom dan
sebagainya. Produk kesehatan yang paling dominan adalah produksi antibiotika, vitamin dan
alkohol. Dalam bidang energi misalnya  produksi bioetanol, metanol, metana dan sebagainya.
Dalam bidang lingkungan misalnya kompos, biopestisida, dan sebagainya (Jusmin, 2009). 

Secara kualitatif, kandungan unsur hara dalam pupuk organik tidak dapat lebih
unggul daripada pupuk anorganik. Namun penggunaan pupuk organik secara terus-menerus
dalam rentang waktu tertentu akan menjadikan kualitas tanah lebih  baik dibanding
penggunaan pupuk anorganik. Selain itu penggunaan pupuk organik tidak akan
meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi kesehatan manusia. Bahkan
produk-produk yang dihasilkan akan diterima negara-negara yang mensyaratkan ambang
batas residu yang sudah diberlakukan pada  produk tertentu seperti teh dan kopi (Ayub.S,
2008).
B. Macam – macam POC

Tanaman hijau menggambarkan bahwa tanah tersebut mempunyai cukup unsur hara.
Sedangkan tanaman yang berwarna kuning biasanya menunjukkan  bahwa tanah tersebut
tidak cukup mempunyai unsur hara. Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap tanah dan
tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi  pupuk cair terlebih dahulu. Pupuk cair
menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia. Pupuk organik cair adalah pupuk berfasa cair
yang dibuat dari  bahan-bahan organik melalui proses pengomposan (Heryanto, B.2009).
Terdapat dua macam tipe pupuk organik cair yang dibuat melalui proses
pengomposan. Pertama adalah pupuk organik cair yang dibuat dengan cara melarutkan pupuk
organik yang telah jadi atau setengah jadi ke dalam air. Jenis  pupuk yang dilarutkan bisa
berupa pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kompos atau campuran semuanya. Pupuk organik
cair semacam ini karakteristiknya tidak  jauh beda dengan pupuk organik padat, hanya saja
wujudnya berupa cairan. Pupuk cair tipe ini suspensi larutannya kurang stabil dan mudah
mengendap. Kita tidak bisa menyimpan pupuk tipe ini dalam jangka waktu lama.Setelah jadi
biasanya harus langsung digunakan (Heryanto, B.2009).
Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara menyiramkan pupuk pada  permukaan
tanah yang berada disekitar tanaman. Kedua adalah pupuk organik cair yang dibuat dari
bahan-bahan organik yang difermentasikan dalam kondisi anaerob dengan bantuan
organisme hidup. Bahan bakunya dari material organik yang belum terkomposkan. Unsur
hara yang terkandung dalam larutan pupuk cair tipe ini benar-benar berbentuk cair. Jadi
larutannya lebih stabil. Bila dibiarkan tidak mengendap. Oleh karena itu, sifat dan
karakteristiknya pun berbeda dengan  pupuk cair yang terbuat dari bahan padat(Heryanto,
B.2009).
C. Factor – factor yang mempengaruhi POC
Menurut Syefani (2013), beberapa hal yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan
dalam pembuatan pupuk cair diantaranya adalah:
1. Suhu
Suhu merupakan faktor yang penting bagi kehidupan bakteri, bakteri hidup dalam
kondisi suhu yang sangat beragam. Bakteri yang menguntungkan umumnya hidup pada
suhu optimum bagi pertumbuhan makhluk hidup lainnya yakni  berkisar 18 C - 40C.
Suhu lingkungan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan denaturasi atau kerusakan
protein dan komponen sel lainnya pada bakteri dekomposer sehingga dapat
mengakibatkan kematian. Sedangkan suhu yang terlalu rendah dapat mengakibatkan
mobilitas bakteri terhambat, dan jika terjadi kenaikan suhu secara ekstrim bakteri akan
mati. Bakteri dekomposer populasinya sedikit atau berkurang dapat menghambat proses
dekomposisi bahan, suhu yang terlalu tinggi juga berdampak negatif terhadap
perkembangbiakan bakteri dekomposer. Pada suhu ekstrim bakteri yang dapat
berkembang cenderung bakteri yang bersifat patogenik, jadi jika suhu terlalu tinggi besar
kemungkinannya bahan terkontaminasi oleh bakteri patogenik.
2. Kelembaban
Bakteri dapat berkembangbiak pada kondisi kelembaban yang relatif tinggi yakni
RH mencapai ± 60%, kelembaban tinggi berarti lingkungan cenderung  berair, bakteri
sangat menyukai pada kondisi lingkungan yang relatif berair.
3. Intensitas Cahaya
Cahaya matahari merupakan sumber kehidupan bagi mahluk hidup termasuk
bakteri yang notabene merupakan makhluk tingkat rendah. Akan tetapi untuk dapat
berkembang biak dengan optimal media yang berisi fermentasi bahan untuk  pupuk cair
sebaiknya diletakkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Sinar matahari secara langsung dapat meningkatkan suhu pada media secara signifikan
yang dapat merusak protein dan komponen sel lainnya, sitoplasma bakteri bocor sehingga
bakteri dapat mengalami kematian yang  berdampak pada lambatnya fermentasi bahkan
bahan besar kemungkinannya tidak terfermentasi.
4. Ukuran bahan
Sumber makanan bakteri dekomposer adalah bahan organik, termasuk buah dan
sayuran. Dekomposisi yang berhasil dicirikan dengan bahan yang difermentasikan hancur
yang menunjukan aktivitas bakteri yang tinggi. Sumber makanan yang dimaksud adalah
sayuran dan buah –  buahan, akan tetepi dalam  praktikum ini tidak ada campuran bahan-
bahan yang dimaksud.
5. Komposisi media
Komposisi media yang digunakan harus seimbang dengan larutan yang
digunakan.Dalam pembuatan pupuk cair digunakan larutan EM4 dan ragi serta air
secukupnya. Komposisi larutan EM4 harus sesuai dengan jumlah bahan yang akan
digunakan. Apabila larutan EM4 kurang atau lebih sedikit, maka kemungkinan besar
pupuk cair akan gagal dan bahan akan cepat membusuk.
6. Waktu pembuatan
Pembuatan pupuk cair organik sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari atau
pagi hari dimana intensitas cahaya matahari relatif rendah dan kelembaban tidak terlalu
tinggi. Misalnya dilakukan pada siang hari diusahakan tempat pembuatan  pupuk
dilakukan pada tempat yang terhalang intensitas cahaya matahari secara langsung.
Kontaminansi dengan bakteri patogenik pada awal pembuatan akan sangat berbahaya,
bakteri patogenik cenderung dapat berkembang biak dari suhu yang relatif tinggi. Bakteri
patogenik juga dapat menyebar dari penggunaan bahan yang busuk. Adapun faktor-faktor
yang dapat menyebabkan kegalan dalam pembuatan  pupuk cair yaitu kurang tertutupnya
drum pengomposan sehingga air dan udara masih dapat masuk, drum pengomposan
terkena sinar matahari langsung sehingga  proses fermentasi menjadi terganggu.

D. Kandungan yang digunakan


Pupuk organik merupakan bahan pembenah tanah yang paling baik dibanding bahan
pembenah lainnya. Nilai pupuk yang dikandung pupuk organik  pada umumnya rendah dan
sangat bervariasi, misalkan unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) tetapi juga
mengandung unsur mikro esensial lainnya. Pupuk organik membantu dalam mencegah
terjadinya erosi dan mengurangi terjadinya  retakan tanah. Dalam proses pembuatan Pupuk
Cair Organik ini kemudian ditambahkan gula merah yang telah dicairkan. Gula merah ini
bertindak sebagai molase yang merupakan sumber energy bagi mikroorganisme yang akan
menguraikan atau fermentasi dari bahan dasar dari pupuk organik cair ini, Glukosa selain
dari gula pasir atau gula merah yang diencerkan dengan air atau dihancurkan sampai halus,
bisa juga diperoleh dari nira atau air kelapa. Glukosa digunakan sebagai energy bagi
mikroorganisme (Lukitaningsih, 2010).

Pisang merupakan tanaman yang semua bagian pisang dapat dimanfaatkan. Salah
satunya yaitu bonggolnya yang dapat di jadikan mikroorganisme lokal. Hal ini disebabkan
karena bonggol pisang mengandung Zat Pengatur Tumbuh Giberellin dan Sitokinin. Selain
itu dalam mol bonggol  pisang tersebut juga mengandung 7 mikroorganisme yang sangat
berguna bagi tanaman yaitu : Azospirillium, Azotobacter, Bacillus, Aeromonas, Aspergillus,
mikroba pelarut phospat dan mikroba selulotik. POC bonggol pisang tetap bisa digunakan
untuk dekomposer. Air cucian beras merupakan bahan yang digunakan sebagai sumber
karbohidrat, karbohidrat disini berfungsi sebagai bahan makanan untuk mikroorganisme yang
ada dalam larutan pupuk. Bahan-bahan yang dipakai dalam percobaan ini diperuntukkan agar
kebutuhan bakteri akan karbohidrat, glukosa dan zat pengatur tumbuh dapat terpenuhi demi
kualitas pupuk yang sesuai dengan yang diharapkan (Erawan, 2013).

Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organic yang mempunyai
kandungan air tinggi seperti sisa buah-buah dan sisa sayuran (wortel, labu, sawi,selada, kulit
jeruk, pisang, durian, kol). Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organic (C/N ratio)
maka proses penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi,
bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman (Djuarni, 2008).
BAB III
METODOLOGI
A. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilakukan dibengkel jurusan kesehatan kingkungan Poltekkes
kemenkes palu. Yang dilaksankan pada hari kamis, 25 Agustus 2022 Pukul 09:00 sampai
pemanenan pada hari kamis, 8 September 2022.

B. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan selama praktikum adalah ember ,  pisau, Gunting , botol
ukuran 1,5 liter da Botol ukuran 600ml,selang 50 cm, Adapun bahan yang digunakan
selama praktikum adalah air gula merah (3 liter/ klp ), dan  bonggol pisang (5 kg/klp)
dan pepaya.

C. Prosedur kerja
1. Prosedur pembuatan POC
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan  
b. Mencacah bahan yang nantinya akan ditambung ke dalam botol 1,5 L
c. Memasukkan bonggol pisang dan papaya yang telah dicacah ke dalam botol 1,5
liter
d. Memasukkan gula merah yang telah dicairkan dan menambahkan EM4
e. Menghomogenkan semua bahan yang telah dimasukkan ke dalam botol 1,5 L
f. Mengisi air dbotol 600 ml
g. Membuat lubang sebesar mulut selang pada penutup Botol
h. Setelah melubangi botol yang telah diisi dengan air lalu sambungkan dengan
selang dan lubang pada penutup botol.
i. Menutup tutup botol 1,5 L yg berisi bahan yang telah homogen dengan rapat
dan memberi lem untuk menghindari masuknya udara yang dapat membantu
penguaraian mikroba diadalam botol
j. Menyimpan botol tersebut di tempat yang teduh
k.Membiarkan selama ± 2 minggu. Setelah itu, melakukan penyaringan, larutan
siap digunakan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil

No Hari ke- Gambar Keterangan


1 Hari pertama Pada hari pertama  pengadukan
POC terdapat bau busuk
menyengat dan terdapat  bau
dari bahan  pembuatan yang
dicampurkan

2 Hari ke delapan Pada hari kedelapan POC


berwarna gelap serta memiliki
sedikit  busa

4 Hari ketiga belas Pada hari ketiga belas POC


tidak memiliki  busa, warna
lebih cerah dan berbau hampir
serupa dengan hasil fermentasi
5 Hari keempat belas Pada hari keempat belas POC
sudah berbau hasil fermentasi
dan berwarna cerah.

B. Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan , Pisang merupakan tanaman yang
semua bagian pisang dapat dimanfaatkan. Salah satunya yaitu bonggolnya yang dapat di
jadikan mikroorganisme lokal.Hal ini disebabkan karena pisang mengandung Zat Pengatur
Tumbuh Giberellin dan Sitokinin. Selain itu dalam mol  bonggol pisang tersebut juga
mengandung 7 mikroorganisme yang sangat berguna  bagi tanaman yaitu : Azospirillium,
Azotobacter, Bacillus, Aeromonas, Aspergillus, mikroba pelarut phospat dan mikroba
selulotik. MOL bonggol pisang tetap bisa digunakan untuk dekomposer atau mempercepat
proses pengomposan Air cucian beras merupakan bahan yang digunakan sebagai sumber
karbohidrat, karbohidrat disini berfungsi sebagai bahan makanan untuk mikroorganisme yang
ada dalam larutan pupuk.
Glukosa selain dari gula pasir, gula merah atau gula batu yang diencerkan dengan air
atau dihancurkan sampai halus, bisa juga diperoleh dari nira atau air kelapa. Glukosa
digunakan sebagai energy bagi mikroorganisme. Bahan-bahan yang dipakai dalam percobaan
ini diperuntukkan agar kebutuhan bakteri akan karbohidrat, glukosa dan zat pengatur tumbuh
dapat terpenuhi demi kualitas  pupuk yang sesuai dengan yang diharapkan.
Berdasarkan hasil praktikum yang di lakukan dimana pada pengadukan  pertama
terdapat bau busuk menyengat dari bahan yang digunakan, pada  pengadukan kedua POC
mulai berwarna coklat tua dan agak sedikit berbau, pada  pengadukan ke tiga terdapat busa di
dinding ember, pengadukan selanjutnya  berwarna gelap serta memiliki sedikit busa, pada
pengadukan , kemudian di hari ke sepuluh POC tidak menimbulkan bau menyengat dan
berwarna mulai pudar, dan pada fase pengadukan terakhir POC sudah berbau hasil
fermentasi dan  berwarna cerah. Hal ini sesuai dengan pendapat Erawan (2013), bahwa
keberhasilan suatu pupuk cair Organik dapar di nilai dengan aromanya, bila mengeluarkan
aroma yang harum atau tidak berbau maka di katakan berhasil, jika menimbulkan bau yang
menyengat maka pupuk organik cair tersebut tidak  berhasil atau gagal.
Adapun faktor yang mempengaruhi keberhasilan pupuk organik cair (POC) yaitu
suhu, intensitas cahaya matahari, kelembaban, dan waktu pembuatan. Penempatan POC
selama proses fermentasi menjadi penting agar POC tidak terkena sinar matahari langsung
dimana suhu dapat meningkat bila terkena sinar matahari langsung dan dapat membunuh
bakteri pengurai bahan pembuatan POC ini.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan, maka dapat disimpulkan sebagai  berikut.
1. Tongkol pisang merupakan salah satu bahan yang dapat dibuat POC lantaran memilki
zat pengatur tumbuh berupa giberelin dan sitokinin. Gula merah, air terasi dan air
cucian beras merupakan sumber karbohidrat dan glukosa.
2. Pupuk adalah bahan yang ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan hara
esensial bagi pertumbuhan tanaman. pupuk juga merupakan Vitamin bagi tanah yang
dapat membuat tanah lebih gembur dan subur dengan tanah yang gembur dan subur
itulah, maka tanaman dapat tumbuh dan menghasilkan Buah dan Daun yang besar,
sehat, dan dalam jumlah banyak.
3. Keberhasilan pupuk organik cair dapat dinilai dari aromanya, jika menimbulkan aroma
harum (wangi ) atau tidak berbau dikatakan berhasil.

B. Saran
Sebaiknya bila kita melakukan praktikum pembuatan POC harus memakai sarung tangan
agar tangan tidak langsung menyentuh bahan yang akan dibuat, hal ini ditunjukkan untuk
menghindari kontaminasi bakteri yang tidak diharapkan.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai