Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
NAMA : AYUB RADO NDOLU
NIM : 220610084
KELAS/SEMESTER : A/1
PROGRAM STUDY : TEKNIK PERTAMBANGAN
i
KATA PENGANTAR :
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan yang maha esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pengajar dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah
ini.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat membawa manfaat yang besar bagi
saya khususnya maupun kepada pembaca dan sudi kiranya memberikan kritik,
saran serta masukan atas ketidaksempurnaannya penyusunan makalah ini.
Penyusun:
ii
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….…. 3
iii
BAB I
PENDAHULUAN :
1
1.2 Rumusan masalah:
1. JELASKAN BAHAN GALIAN EKONOMIS PADA BATUAN SEDIMEN
DARI JENIS MINERAL EKONOMIS, CARA TERJADINYA ,KONTAK
ATAU TEKANAN DAN SUHU PEMBENTUKANYA SERTA LINGKUNGAN
TERJADINYA !
2. JELASKAN STRUKTUR BATUAN SEDIMEN CARA TERJADINYA DAN
KEGUNAANYA !
1.3 Tujuan :
1. untuk memenuhi nilai tugas geologi fisik
2. untuk menambah wawasan tentang bahan galian ekonomis
pada batuan sedimen proses pembentukan serta manfaatnya
bagi kehidupan manusia.
2
BAB II
PEMBAHASAN :
Batuan sedimen atau batuan endapan adalah batuan yang terbentuk di permukaan bumi pada
kondisi temperatur dan tekanan yang rendah. Batuan ini berasal dari batuan yang lebih dahulu
terbentuk, yang mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya diangkut oleh air, udara,
atau es, yang selanjutnya diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan pengendapan,
membentuk sedimen. Material-material sedimen itu kemudian terkompaksi, mengeras,
mengalami litifikasi, dan terbentuklah batuan sedimen. Batuan sedimen meliputi 75% dari
permukaan bumi. Diperkirakan batuan sedimen mencakup 8% dari total volume kerak bumi.
Lingkungan pengendapan laut bermakna bahwa batuan tersebut terbentuk di laut atau
samudra. Seringkali, Lingkungan pengendapan laut dangkal dan laut dalam dibedakan. Laut
dalam biasanya mengacu pada lingkungan pengendapan dengan kedalaman lebih dari 200 m di
bawah permukaan air. Lingkungan laut dangkal ada yang berdekatan dengan garis pantai dan
dapat meluas keluar batas landas kontinen (continental shelf / paparan benua). Air di lingkungan
tersebut memiliki energi yang umumnya lebih tinggi daripada di lingkungan laut dalam karena
3
aktivitas gelombang. Ini berarti bahwa partikel sedimen kasar dapat diangkut dan sedimen yang
diendapkan bisa lebih kasar daripada di lingkungan laut dalam. Ketika sedimen yang tersedia
diangkut dari benua, secara bergantian pasir, lempung, dan lanau diendapkan. Ketika benua
terletak sangat jauh, jumlah sedimen yang dibawa tersebut mungkinlebih sedikit, dan proses
biokimia mendominasi jenis batuan yang terbentuk. Terutama di iklim hangat, lingkunga n laut
dangkal yang jauh dari lepas pantai biasanya terdiri dari endapan karbonat. Air dangkal dan
hangat merupakan habitat yang ideal bagi banyak organisme kecil yang membangun kerangka
karbonat. Ketika organisme ini mati, kerangka mereka tenggelam ke dasar, membentuk lapisan
tebal lumpur gampingan yang dapat membatu menjadi batugamping. Lingkungan laut dangkal
yang hangat juga merupakan lingkungan yang ideal untuk terumbu karang, yang merupakan
sedimen yang terdiri dari kerangka karbonat dari organisme yang lebih besar.
Di lingkungan pengendapan laut dalam, arus air di dasar laut kecil. Hanya partikel halus
dapat diangkut ke tempat-tempat ini. Biasanya sedimen yang terendapkan di dasar laut dalam
adalah lempung halus atau kerangka-kerangka kecil mikroorganisme. Pada kedalaman 4 km,
kelarutan karbonat meningkat secara dramatis (zona kedalaman di mana hal ini terjadi disebut
isoklin). Sedimen karbonatan yang tenggelam di bawah lysoklin kemudian larut, sehingga tidak
ada batugamping yang dapat dibentuk di bawah kedalaman ini. Namun Kerangka mikro-
organisme yang terbentuk dari silika (seperti radiolaria) masih dapat bertahan. Contoh dari
batuan yang terbentuk dari kerangka silika adalah radiolarit. Ketika dasar laut memiliki
kemiringan kecil, misalnya di lereng benua, endapan sedimen yang ada dapat menjadi tidak
stabil, menyebabkan terjadinya arus turbidit. Arus turbidit adalah gangguan mendadak pada
lingkungan laut yang cukup dalam dan dapat menyebabkan pengendapan spontan sedimen dalam
jumlah besar, seperti pasir dan lanau. Urutan batuan yang terbentuk oleh arus turbidit disebut
turbidit.
Sebuah batuan sedimen yang terbentuk di benua disebut memiliki lingkungan pengendapan
benua. Contoh lingkungan pengendapan benua yaitu laguna, danau, rawa, dataran banjir dan
kipas aluvial. Dalam air tenang seperti rawa, danau dan laguna, sedimen halus terendapkan,
bercampur dengan bahan organik dari tanaman dan hewan yang mati. Di sungai, energi air jauh
lebih tinggi dan bahan yang diangkut terdiri dari sedimen klastik. Selain transportasi air, sedimen
di lingkungan benua juga bisa diangkut oleh angin atau gletser. Sedimen yang diangkut oleh
angin disebut Aeolian dan batuannya selalu memiliki sortasi yang baik, sedangkan sedimen yang
diangkut oleh gletser disebut glasial (glacial till) dan ditandai dengan penyortiran batuan yang
sangat buruk.
Lingkungan pengendapan sedimen biasanya berada berdampingan satu sama lain dalam
sebuah suksesi alam tertentu. Sebuah pantai, di mana pasir dan kerikil terendapkan, biasanya
dibatasi oleh lingkungan laut yang lebih dalam di lepas pantai, di mana sedimen-sedimen yang
lebih halus terendapkan pada waktu yang sama. Di belakang pantai, bisa terdapat bukit
atau dune (dimana endapan dominannya adalah pasir dengan sortasi baik) atau laguna (di mana
lempung halus dan material organik terendapkan). Setiap lingkungan pengendapan memiliki
karakteristik endapan sendiri. Batuan khas yang dibentuk dalam lingkungan tertentu disebut
fasies sedimen. Ketika lapisan sedimen terakumulasi sepanjang waktu, lingkungan dapat
bergeser, membentuk perubahan fasies di bawah permukaan pada satu lokasi. Di sisi lain, ketika
lapisan batuan dengan usia tertentu diikuti secara lateral, litologi (jenis batuan) dan fasies akan
berubah di titik tertentu.
Fasies dapat dibedakan dengan berbagai cara: yang paling umum adalah dengan litologi
(misalnya: batugamping, batulanau atau batupasir) atau dengan konten fosil. Karang misalnya
hanya hidup di lingkungan laut hangat dan dangkal dan fosil karang karenanya hanya khas pada
fasies laut dangkal. Fasies yang ditentukan oleh litologi disebut lithofasies; facies yang
ditentukan oleh fosil disebut biofacies.
5
besar. Di bawah permukaan, pergeseran geografis lingkungan pengendapan sedimen dari masa
lalu ini terekam dengan baik dalam pergeseran fasies sedimentasi. Ini berarti bahwa fasies
sedimen dapat berubah baik sejajar ataupun tegak lurus terhadap lapisan imajiner batuan dengan
usia tetap, fenomena yang dijelaskan oleh Hukum Walther.
Situasi di mana garis pantai bergerak ke arah benua disebut transgresi. Dalam kasus
transgresi, fasies laut dalam terendapkan di atas facies laut dangkal, sebuah suksesi yang disebut
onlap. Regresi adalah situasi di mana garis pantai bergerak ke arah laut. Pada regresi, fasies laut
yang lebih dangkal akan terendapkan di atas facies laut yang lebih dalam, situasi yang disebut
offlap.
Fasies dari semua batuan dari usia tertentu dapat diplot pada peta untuk memberikan gambaran
mengenai paleogeografi. Sebuah urutan peta untuk usia yang berbeda dapat memberikan
wawasan dalam pengembangan geografi regional.
Tempat dimana sedimentasi skala besar berlangsung disebut cekungan sedimen. Jumlah
sedimen yang dapat disimpan di cekungan tergantung pada kedalaman cekungan, yang disebut
ruang akomodasi. Kedalaman, bentuk dan ukuran cekungan bergantung pada pergerakan
tektonik di litosfer Bumi. Ketika litosfer bergerak ke atas (tectonic uplift), menyebabkan daratan
naik ke atas permukaan laut, sehingga erosi menghapus material- material atas permukaan tadi,
dan daerah tadi menjadi sumber baru untuk sedimen . Ketika litosfer bergerak ke bawah (tectonic
subsidence), sebuah bentuk cekungan dan sedimentasi dapat terbentuk. Ketika litosfer terus
bergerak ke bawah, ruang akomodasi baru terus diciptakan.
Suatu jenis cekungan yang dibentuk oleh dua potong benua yang saling bergerak terpisah
disebut cekungan keretakan (rift basin). rift basin berbentuk memanjang, sempit dan dalam.
Karena gerakan divergen tersebut, litosfer tertarik dan menipis, sehingga astenosfer panas naik
dan memanaskan rift basin diatasnya. Karena keadaannya yang terpisah dari sedimen benua,
pada rift basin biasanya juga terdapat endapan vulkanik yang merupakan infill. Ketika cekungan
tumbuh karena peregangan litosfer terus berlanjut, rift tumbuh dan laut dapat masuk, membentuk
endapan laut.
Ketika sepotong litosfer yang dipanaskan dan tertarik tadi mendingin lagi, densitasnya naik,
menyebabkan penurunan keseimbangan isostatik. Jika penurunan ini berlanjut cukup lama,
terebntuk cekungan yang disebut cekungan sag (sag basin). Contoh cekungan sag adalah daerah
6
di sepanjang tepi benua pasif, tetapi cekungan sag juga dapat ditemukan di pedalaman benua.
Dalam cekungan sag berat tambahan dari sedimen yang baru terendapkan sudah cukup untuk
menjaga penurunan terjadi dalam lingkaran setan. Sehingga, total ketebalan infill sedimen di
cekungan sag bisa melebihi 10 km.
Jenis ketiga dari cekungan sedimentasi ada di sepanjang batas lempeng konvergen - tempat
di mana satu lempeng tektonik bergerak menujam ke bawah lempeng yang lain ke dalam
astenosfer. Lempeng yang menujam tadi menekuk dan membentuk cekungan fore-arc di depan
lempeng yang meniban (overriding plate) - Cekungan yang dalam, asimetris, dan panjang.
Cekungan - cekungan fore-arc diisi oleh endapan laut dalam dan sekuen tebal
turbidit. Infill tersebut disebut Flysch. Ketika gerakan konvergen dari kedua lempeng
menyebabkan kolisi benua, cekungan menjadi dangkal dan berkembang menjadi cekungan
tanjung (foreland basin). Pada saat yang sama, pengangkatan tektonik membentuk sabuk
pegunungan di lempeng yang meniban (overriding plate), dimana sejumlah besar material dari
sabuk pegunungan tersebut tererosi dan terbawa ke cekungan. Material erosi tersebut
disebut molase dan terdapat baik di fasies benua maupun fasies samudera. Proses-proses tadi
disebut siklus wilson.
Pada saat yang sama, berat yang terus tumbuh dari sabuk pegunungan dapat menyebabkan
penurunan litostatik di daerah overriding plate di sisi lain sabuk pegunungan. Jenis cekungan
yang dihasilkan dari penurunan ini disebut cekungan busur belakang ( back arc basin) - dan
biasanya diisi oleh endapan laut dangkal dan molase.
Tingkat pengendapan sedimen berbeda tergantung pada lokasi. Sebuah saluran di flat
tidal dapat mengalami pengendapan beberapa meter sedimen dalam satu hari, sementara di dasar
laut dalam, setiap tahun hanya beberapa milimeter dari sedimen terendapkan. Dapat dibedakan
pengendapan akibat sedimentasi normal dan sedimentasi akibat proses katastropisme. Kategori
yang terakhir mencakup semua jenis proses yang luar biasa tiba-tiba seperti gerakan massa,
longsoran batuan atau banjir. Proses bencana dapat menyebabkan proses pengendapan secara
tiba-tiba dari sejumlah besar sedimen. Dalam beberapa lingkungan sedimen, sebagian dari total
kolom batuan sedimen dibentuk oleh proses bencana, meskipun lingkungan tersebut secara
umum stabil. Lingkungan sedimen lainnya didominasi oleh sedimentasi normal yang sedang
berlangsung. Dalam banyak kasus, sedimentasi terjadi secara perlahan. Di padang pasir,
7
misalnya, angin mengendapkan material silisiklastik (pasir atau lanau) di beberapa tempat, atau
banjir katastropik di lembah mungkin menyebabkan pengendapan mendadak sejumlah besar
material detrital, tetapi di sebagian besar tempat,erosi eolian yang mendominasi. Jumlah batuan
sedimen yang terbentuk tidak hanya bergantung pada jumlah material yang tersedia, tetapi juga
pada seberapa baik materi terkonsolidasi. Erosi menghilangkan sedimen yang terendapkan
segera setelah pengendapan.
Lapisan batuan muda pada prinsipnya selalu berada di atas lapisan batuan yang lebih tua,
hal itu dinyatakan dalam prinsip superposisi. Biasanya ada beberapa gap dalam urutan batuan
yang disebut ketidakselarasan. Ketidakselarasan mewakili periode di mana tidak ada sedimen
baru yang hadir, atau ketika lapisan sedimen sebelumnya naik ke atas muka air dan tererosi
karenanya.Batuan sedimen berisi mengenai informasi penting tentang sejarah Bumi. Mereka
mengandung fosil, sisa-sisa terawetkan dari tanaman purba dan hewan. Batubara dianggap
sebagai jenis batuan sedimen. Komposisi sedimen memberikan kita petunjuk ke batuan asal.
Perbedaan antara urutan perlapisan menunjukkan perubahan lingkungan dari waktu ke waktu.
Batuan sedimen dapat berisi fosil karena, tidak seperti kebanyakan natuan beku dan batuan
metamorf, batuan sedimen terbentuk pada suhu dan tekanan yang tidak merusak sisa-sisa fosil
8
2.4 BAHAN GALIAN EKONOMIS BATUAN SEDIMEN
Bahan galian ekonomis batuan sedimen adalah hasil pertambangan yang diambil dari
batuan sedimen yang mempunyai nilai ekonomis dan dapat dimanfaatkan untuk kehidupan
manusia. Bahan galian ekonomis pada batuan sedimen terdiri dari :
1. BATU BARA
Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan
sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa
tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri
dari karbon, hidrogen dan nitrogen dan oksigenBatu bara juga adalah batuan organik yang
memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk,
bisa berbentuk kubus, balok, bulat, atau segitiga.
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era
tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu, adalah
masa pembentukan batu bara yang paling produktif ketika hampir seluruh deposit batu bara yang
ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.[butuh rujukan]Pada Zaman Permian, kira-kira
270 juta tahun yang lalu, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang ekonomis di belahan
Bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke Zaman Tersier (70 - 13
jtl) di berbagai belahan bumi lain.
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan
istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi, yakni:
Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi hingga
lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air,
tingkat oksidasi, dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan
(dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi bituminus dan
akhirnya antrasit.
9
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan
waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus,
lignit, dan gambut.
Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik,
mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya.
Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi
sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-
75% dari beratnya.
Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.
2. BATU LEMPUNG :
Batu lempung adalah salah satu jenis batuan sedimen yang bersifat liat atau plastis,
tersusun dari hidrous aluminium silikat (mineral lempung) yang ukuran butiranya halus. Ukuran
10
batu lempung sangatlah halus yakni tidak lebih dari 0,002 mm. batu lempung sangat sulit diteliti
sangat dibutuhkan analisis secara kimiawi agar ilmuwan tau mineral penyusun batu lempung
yang banyak mengandung silika. Silika ini berasal dari feldspar yang banyak ditemukan di
lapisan kulit bumi. Selain itu batu lempung juga memiliki susunan unsur oksida besi yaitu berupa
siderit, makarit atau pirit. Mineral karbonat berupa bahan organik dan non organik juga ditemui
pada batu lempung. Mineral-mineral penyusun batu lempung tersebut adalah mineral yang aktif
secara elektrokimiawi.
Batu lempung mempunyai bentuk yang berbeda antara yang satu dengan yang lainya. Hal
tersebut dipengaruhi oleh lingkungan tempat pembentukan batu lempung tersebut. Batu lempung
yang tempat terbentuknya di danau berbeda dengan batu lempung yang terbentuk di laut. Pada
umumya batu lempung yamg terbentuk di laut akan mengandung fosil binatang laut dan
memiliki lapisan yang tebal. Batu lempung dapat dibedakan menjadi 2 jenis berdasarkan ada
tidaknya proses pengangkutan (transportasi), yaitu :
1. Transported clay
Disebut transported clay karena karena batu lempung sudah mengalami 3
pengangkutan dari tempat terbentuknya. Ada tiga sumber terbentuknya batu lempung
yaitu hasil dari abrasi pantai, pelapukan yang mengalami transportasi, serta hasil
tercampurnya unsur kimia dan biokimia. Selama proses transportasi batu lempung
memungkinkan untuk tercampur dengan mineral halus, diantaranya adaalah oksida
besi, kuarsa dan bahaan organisme.
2. Residual clay
Batu lempung jenis ini tidak mengalami pengangkutan atau masi beradaa di tempat
asalnya. Karakteristik fisiknya dipengaruhi oleh kondisi batuan induk, cuaca dan aliran
air. Jenis batuan ini biasanya memiliki kualitas yang lebih baik dari transported clay,
serta banyak ditemukan disekitar batuan induknya.
Sifat batu lempung yang liat (plastis) banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar
pembuatan benda seperti berikut :
11
- Sebagai penyerap cairan
3. BATU PASIR
Batu pasir adalah batuan sedimen klastik yang terdiri dari butiran mineral berukuran pasir
atau bahan organik. Di dalam batu pasir terdapat semen yang mengikat butiran-butiran pasir dan
biasanya terdiri dari partikel martiks lanau maupun lempung yang menempati ruang antar
butiran pasir. Batu pasir adalah salah satu jenis batuan sedimen yang paling umum dan banyak
ditemukan dalam cekungan sedimen di seluruh dunia. Batu pasir sering ditambang untuk
digunakaan sebagai bahan kontruksi. Dibawah permukaan, batu pasir sering berfungsi sebagai
akuifer air tanah atau sebagai reservoir gas dan minyak bumi.
Pasir biasanya tersusun atas partikel atau butiran mineral, batuan atau bahan organik yang
telah berubah menjadi ukuran “pasir” oleh proses pelapukan dan tersangkut ke suatu lingkungan
pengendapan oleh media transportasi berupa air, angin, atau es. Waktu dan jarak transportasi
mereka mungkin singkat dan signifikan. Selama perjalanan butiran ini akan selalu
ditindaklanjuti oleh pelapukan kimia dan fisika.
Jika pasir diendapkan dekat dengan sumber batuanya, komposisinya akan menyerupai
batuan induknya. Namun, semakin lama waktu dan jarak yang memisahkan batuan dari sumber
endapan pasirnya, komposisi tersebut akan signifikan berubah selama proses transportasi.
Butiran yang terdiri dari bahan yang mudah lapukakan diubah dan mineral ataau partikel yang
secaraa fisik lemah akan hilang atau hancur.
Batu pasir mempunyai kegunaan dalam industri kontruksi, yaitu dapat digunakan sebagai
material di dalam pembuatan gelas/kaca. Batu pasir juga digunakan menjadi batu asah, dan juga
bisa menjadi akuifer yang baik. Selain itu batu pasir merupakan bahan utama pembuatan beton
bangunan, dan bahan pengcoran yang mempunyai ketahanan yang cukup baik.
12
4. BATU KONGLOMERAT
Batu konglomerat adalah batuan sedimen klasit yang mempunyai bentuk fragmen
membundar (rounded) ukuran diameter fragmenya lebih besar dari 2 mm, ruang antar
fragmen umumnya diisi dengan partikel yang lebih kecil atau semen limia yang mengikat
batuan bersama-sama. Jadi secara umum batu konglomerat tersusun atas bagian utamaa
yang tersusun sebagai fragmen, matriks, dan semen.
Konglomertat dan memiliki berbagai komposisi. Sebagai batuan sedimen klasitk dapat
berisi fragmen dari bahan batuan atau produk pelapukan yan tercuci dan terbawa pada
suatu lingkungan pengendapan fragmen konglomerat tersebut dapat berupa partikel mineral
seperti mineral kuarsa atau juga dapat berupa batuan sedimen, batuan metamorf dan batuan
beku. Martiks yang mengikat fragmen besar dapat berupa campuran pasir, lumpur dan
semen kimia.
Batuan konglomerat merupakan batuan sedimen klastik yang terakumulasi dari
fragmen- fragmen yang berukuran cukup besar. Dibutuhkan air yang kuat untuk
mengangkut partikel fragmen sebesar ini. Jadi lingkungan pengendapanya mungkin akan
ada di sepanjang aliran yang mengalir cepat atau pantai dengan ombak yang kuat. Bentuk
bulat dari fragmen mengindikasikan bahwa terjadi proses perubahan bentuk fragmen
(sortasi) oleh kecepatan aliran air selama proses transportasi berlangsung.
Konglomerat tidak banyak digunakan secara komersial. Bentuk dan kekuatan fisiknya
yang sangat minim sehingga tidak dapat diandalkan untuk dijadikan sebagai batuan yang
bernilai ekonomis tinggi. Konglomerat dapat dihancurkan untuk membuat agregat halus
yang dapat digunakan sebagai pendukung infrastruktur (bangunan) sederhana.
Konglomerat juga dapat digunakan sebagai alat propeksi.
13
5. BATU SERPIH /SHALE
Batu serpih adalah batuan sedimen berbutir halus yang terbentuk dari pemadatan
lumpur dan lempung. Batu serpih memiliki karakteristik yang fisil dan laminasi. Laminasi
berarti bahwa batuan ini terdiri dari banyak lapisan tipis, sedangkn fisil artinya batuan itu
gampang terbelah menjadi potongan potongan tipis dan di sepanjang laminasinya.
Serpih merupakan batuan yang utamanya tersususun atas mineral berukuran lempung
seperti illite, kaolinit, dan smektit. Selain itu serpih juga biasanya mengandung partikel
mineral kuarsa, feldspar, bahan organik, karbonat, oksida besi, mineral sulfida, dan
butiran-butiran mineral berat. Komposisi demikian ditentukan oleh lingkungan
pengendapan dan sering menjadi faktor pembentuk warna pada batu serpih. Seperti pada
kebanyakan batuan warna serpih sering ditentukan karena ada warna tertentu dalam
jumlah kecil.
Serpih terbentuk dari akumulasi lumpur dan lempung. Akumulasi ini dimulai dengan
pelapukan batuan, dimana pelapukan akan memecah batuan dalam bentuk partikel
mineral- mineral berukuran lempung. Selanjutnya air yang mengalir akan mencucipartikel
kecil tersebut dan membawanya ke sungai, serta memberikanya penampilan fisik brupa
becek (lumpur). Ketika aliran air melambat atau memasuki tubuh cekungan seperti danau,
rawa, atau laut, partikel lumpur ini akan mengendap. Jika proses ini terjadi terus menerus
maka akan terjadi akumulasi yang menyebabkan lumpur tersebut berubah menjadi batuan
sedimen yang dikenal dengan istilah “batu lumpur” (mudstone).
Batu lumpur yang mempunyai karakter yang fisil dan berlaminasi inilah yang dikenal
dengan isitilah serpih (slate). Faktor utama penentu kaarakter fisil dan laminasi biasanya
karena suplai sedimen yang bertahap serta proses pembebanan (kompaksi) material
sedimenternya.
Kegunaan batu serpih cukup luas dalam bidang industri, batuan ini memiliki sifat
khusus yang membuat mereka menjadi sumberdaya yang penting. Serpih hitam
mengandung bahan orgaanik yang berperan sebagai perangkap gas alam atau minyak
bumi. Serpih juga dapat dihancurkan dan dicampur dengan air untuk menghasilkan tanah
liat yang dapat dibuat menjadi berbagai benda yang berguna. Pemanfaatan batu serpih
juga biasanya digunakan dalam indutri semen. Batu serpih akan dipanaskan sampai suhu
14
yang cukup tinggi untuk menghilangkan H2O dan mendapatkan kalsium oksida akan
membentuk bubuk semen.
6. BATUAN BREKSI
Dalam sistem klasifikasi batuan breksi sangat mirip dengan batuan konglomerat
karena merupakan batuan sedimen klasit yaitu batuan sedimen yang terbentuk dari
pelapukan batuan beku dan sama-sama memiliki ukuran fragmen yang lebih besar dari 2
mm. meskipun indentik batuan breksi tidak sama dengan batuan konglomerat perbedaanya
adalah batuan breksi memiliki sudut fragmen angular, sedsngskn bentuk fragmen batuan
konglomerat adalah rounded atau membundar. Bentuk fragmen batuan sedimen ini
menandakan seberapa jauh transportasi fragmen dari intinya semakin jauh pergerakanya
semakin bundar pula bentuk sudutnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa batuan breksi adalah
batuan sedimen klastik yang tersusun atas butiran-butiran fragmen dengan diameter lebih
besar dari 2mm dan membentuk sudut-sudut frsgmen yang angular.
Secara umum batuan breksi terbentuk di sebuah singkapan. Dimana terdapat puing-
puing sisa pelapukan batuan beku menumpuk. Kemudian sisa-sisa pelapukan batuan beku
tersebut akan terbawa aliran dan terendapkan di dekat singkapanya, misalnya pada kipas
alluvial. Setelah proses dekomposisi, sisa-sisa batuan beku itu akan terurai menjadi
fragmen- fragmen yang terikat dengan mineral- mineral lain. Fragmen-fragmen ini
kemudian menjadi batuan breksi
Ada beberapa peristiwa geologis yang dapat memicu proses pembentukan batuan
breksi diantaranya disebabkan oleh gerakan intrusi magama, sesar relatif mendatar, dan
reruntuhan dalam rongga gua. Jenis-jenis batuan sedimen terdiri dari bstusn breksi
sedimentari, batuan breksi tektonik, batuan breksi beku, batuan breksi impact dan batuan
breksi hydrotermal.
Struktur batuan breksi yang tersusun dari butiran-butiran kasar sangat cocok untuk
bahan bangunan, atau ornamen ornamen hiasan dalam dekorasi, vas bunga, meja kecil dan
asbak.
15
7. BATU GAMPING (BATU KAPUR)
Batu gamping adalah batuan yang utamanya disusun oleh kalsium karbonat (CaCO3)
dalam bentuk mineral kalsit. Batu gamping paling sering terbentuk di perairan dangkal.
Batu gamping atau kapur kebanyakan merupakan batuan sedimen organik yang terbentuk
dari akumulasi cangkang,karang,alga,dan pecahan-pecahan sisa organisme batuan ini juga
dapat menjadi batuan sedimen kimia yang terbentuk oleh pengendapan kalsium karbonat
dari air danau ataupun air laut.
Pada prinsipnya defenisi batu gamping mengacu pada batuan yang mengandung 50%
berat kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit. Sisanya batu gamping dapat
mengandung beberapa mineral seperti kuasa, feldspar,mineral lempung, pirit, siderit,dan
mineral- mineral lainya. Bahkan batu gamping juga dapat mengandung nodul besar rijang,
nodul pirit, ataupun nodul siderit.
Kandungan kalsium karbonat pada batu gamping memberikan sikap fisik yang sering
digunakan untuk mengidentifikasi batuan ini.biasanya identifikasi batu gamping dilakukan
dengan cara meneteskan 5% (HCL) jika bereaksi maka dipastikan batuan tersebut adalaah
batuan gamping.
Batu gamping biasanya terbentuk di lingkungan laut dan lingkungan evaporasi. Batu
gamping yang terbentuk di laut Kebanyakan terbentuk di laut dangkal, tenang, dan pada
perairan hangat. Lingkungan ini merupakan lingkungan ideal dimana organisme mampu
membentuk cangkang kalsium karbonat dan skeleton sebagai sumber pembentuk batu
gamping. Ketika organisme tersebut mati, cangkang dan skeleton mereka akan menumpuk
membentuk sedimen yang selanjutnya akan terbentuk menjadi batu gamping. Sedangkan
batu gamping yang terbentuk di lingkungan evaporasi itu terbentuk melalui penguapan. Di
sebelah gua tetesan air akan merembes dari atas memasuki gua melalui rekahan ataupun
ruang pori langit-langit gua kemudian akan menguap sebelum jatuh ke lantai gua. Ketika
air menguap, setiap kalsium krbonat yang dilarutkan dalam air akan tersimpan di langit-
langit gua deposit ini dikenal sebagai stalaktit.
Batu gamping merupakan batuan dengan keberagaman penggunaan yang sangat besar.
Batuan ini menjadi salah satu batuan yang banyak digunakan dibandingkan jenis batuan
lainya. Sebagian besar batu gamping dibuat menjadi batu pecah yang digunakan sebagai
material kontruksi seperti landasan jalan, dan kereta api serta agregat dalam betonn. Nilai
16
paling ekonomis dari batuan gamping adalah sebagai bahan utama pembuatan semen
portland.
Stalagmit terbentuk dari kumpulan kalsit atau kalsium karbonat yang berasal dari air
yang menetes. Pembentukanya secara vertikal dari atas tumbuh ke bawah bentuknya
berbeda-beda ada yang lebar, pendek, kurus, dan juga menjulang seperti menara.
Bentuknya ditentukan oleh tingkat menetesnya air di daerah tropis yang memiliki tingkat
karbondioksida yang tinggi dan daerah kering sehingga pengendapan dapat dipercepat
oleh penguapan.
Stalaktit adalah batuan yang runcing dan berlubang lubang lancip dengan ujungnya
mengarah ke bawah. Stalaktit terbentuk dari kalsium karbonat yang mengendap serta
mineral- mineral lainya, yang terhadap dalam larutan air bermineral.
Adapun manfat stalagmit dan stalaktit adalah membentuk pilar-pilar goa,
memperindah goa, merekontruksi catatan iklim masa lalu, menguji peran output matahari,
menetapkan batas atas permukaan laut.
9. DOLOMIT
Dolmit adalah karbonat kembar unsur kalsium dan magnesium proses hidrotermal
adalah teori mula terjadinya dolomit. walaupun demikian ada beberapa teori mula
terjadinya dolomit yaitu dengan cara primer dan sekunder. Cara primer merupakan
sedimentasi langsung dari air laut yang belum dapat diibuktikan. Secara umum dolomit
berbentuk urat, terbentuk bersama-sama dalam cebakan biji.
Secara sekunder dolomit terbentuk karena terjadinya pergantian mineral kalsit
beberapa mineral sekunder membentuk kristal yang tidak sempurna karena peresapan
magnesium dari air laut ke dalam batu gamping yang lebih dikenal dengan proses
17
dolomitisasi yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi dolomit. Dolomit sekunder
dapat terjadi juga karena proses presipitasi sebagai endapan evaporit.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan dolomit sekunder antara lain adanya
tekanan air yang banyak mengandung unsur magnesium dan prosesnya berlangsung dalam
waktu yang lama. Semakin tua umur batu gamping semakin besar kemungkinan untuk
menjadi dolomit. Dapat dikatakan dolomit yang sering kita jumpai terbentuk dari proses
perubahan (diagnesis), peralihan mineral kalsit maupun aragonit.
Dolomit terdapat pada batuan segala umum, terutama pada batuan yang lebih tua dari
holosen. Dolomit biasanya terdapat sama-sama dengan kalsit atau biasa disebut juga
dengan proses dolomitasi serta dedolomitasi. Proses dolomitasi sering terjadi apabila kalsit
berubah menjadi minerl dolmit, sedangkan dedolomitasi bila dolmit berubah kembali
menjadi mineral kalsit.
Secara umum proses dolomitasi dapat dibagi menjadi berikut pemompaan
kembalinya air laut yang terperangkap melalui batu gamping, percampuran antara air laut
dan air tanah dalam lapisan batu gamping, pengaruh air hujan melarutkan serta
memindahkan ion magnesium dari mineral kalsit yang satu ke mineral kalsit yang lain
atau dari mineral lempung, proses penguapan dan pengendapan dai air laut, proses
hidrotermal, dan peresapan air laut yang terperangkap ke dalam lapisab batu gamping
dibawahnya.
Kegunaan dolomit dalam lingkungan industri yaitu industri refraktori, tungku
pemanas atau tungku pencair, dan juga dalam industri pupuk. Fungsi dolomit dalam
industri pupuk adalah untuk meningkatkan pH tanah, disini unsur Mg dolomit sangat
berperan. Dolomit juga digunakan dalam industri cat sebagai pengisi (filter), industri kaca,
plastik kertas, bahan pembuat semen, sorel, sea water magnesia, industri alkali, pembersih
air, industri ban, plyywood, industri obat-obatan maupunkosmetik, campuran makanan
ternak, industri keramik, serta bahan penggosok (abrasive)
10.TANAH MEGEL
Tanah megel atau dikenal sebagai tanah marbalit merupakan jenis tanah yang
terbentuk oleh campuran batuan kapur, pasir dan juga tanah liat. Pembentukan tanah
mergel ini sangat di pengaruhi oleh curah hujan yang tidak merata sepanjang tahunya.
18
Keberadaan tanah ini sering kita temukan di daerah-daerah pegunungan atau dataran
rendah.
Ciri atau karakteristik tanah megel adalah terbentuk dari batuan kapur, pasir , dan
tanah liat, mempunyai warna putih, memounyai tingkat kesuburan yang rendah, dan
pembentukanya dipengaruhi oleh hujan yang turun tidak merata sepanjang tahun.tanah
megel dapat dimanfaatkan untuk ditanami pohon-pohon tertentu seperti jati dan
palawija.
19
2.5 JENIS STRUKTUR BATUAN SEDIMEN
Struktur sedimen adalah kenampakan batuan sedimen dalam dimensi yang lebih besar,
merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen dan diakibatkan oleh proses
pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Pembentukannya dapat terjadi pada waktu
pengendapan maupun setelah proses pengendapan.
Klasifikasi struktur sedimen (Tucker, 1982) mengelompokan kedalam 4 kelompok atau
macam, yaitu: erotional structures, depositional structures, post – depotional
sedimentarystructures, dan biogenic sedimentary structures.
1. Erotional Structures
Struktur yang terbentuk akibat adanya arus yang mengikis batuan yang lebih tua sebelum
sedimen diendapkan diatasnya. Termasuk kedalam struktur sedimen erotional structures adalah:
a. Flute cast
Terbentuk akibat pengikisan dan merupakan ciri dari endapan turbidit. Struktur ini berada dibawah
permukaan dan memanjang sampai berbentuk segitiga dengan bagian yang membulat kearah hulu
dan mempunyai panjang mulai dari beberapa millimeter hingga mencapai puluhan centimeter.
Struktur ini bisa menunjukan arah arus purba (paleo current).
20
b. Groove cast
Berbentuk punggungan memanjang pada permukaan lapisan berkisar dari beberapa millimeter
hingga beberapa centimeter. Struktur ini pada permukaan lapisan mungkin seluruhnya sejajar atau
mungkin memperlihatkan beberapa arah. Struktur ini terbentuk melalui pengikisan alur yang
dipotong terutama oleh objek yang terseret sepanjang arus dan merupakan ciri dari arus turbidit.
Arah dari struktur ini adalah arus yang mengendapkannya.
c. Tool mark
Struktur ini terbentuk ketika objek dibawa oleh arus sungai dan berhubungan dengan permukaan
sedimen dibawahnya. Tanda ini terjadi sebagai akibat objek menggelinding, menusuk dan
menyikat permukaan sedimen dibawahnya. Objek yang membuat tanda ini biasanya berupa mud
clast, fragmen binatang dan rombakan tumbuhan.
21
d. Scour mark
Merupakan struktur dalam skala kecil dan terdapat pada bagian bawah perlapisan. Pada pandangan
bidang biasanya memanjang dalam arah arus. Dengan bertambahnya ukuran, merkah gerus ini
berangsur menjadi alur (channel). Ciri khas permukaan merkah gerus adalah pemotongan endapan
yang terletak di bawah dan hadirnya sedimen kasar di atas permukaan gerusan.
e. Channel
Struktur sedimen berskala besar, beberapa meter hingga kilometer panjangnya. Alur pula sering
terisi oleh sedimen yang kasar daripada sedimen dibawahnya atau dengan sedimen yang
berbatasan, dan sering berupa konglomerat alas (basalt conglometare).
2. Depositional Structures
ini terdapat pada bagian atas dan bagian bawah perlapisan. Termasuk kedalam struktur
sedimen depositional structures adalah:
22
a. Masif
Bila tidak menunjukkan struktur dalam lapisan (Pettijohn & Potter, 1964) atau ketebalan lapisan
lebih dari 120 cm ( Mc. Kee & Weir, 1953). Faktor kemungkinan pembentukan struktur masif ini
yaitu : Pertama, saat diendapkan memang tidak mempunyai struktur sedimen, Kedua, struktur
pengendapannya telah dirusak oleh beberapa proses seperti bioturbasi, rekristalisasi dan
pengeringan. Struktur ini dibentuk dalam keadaan yang cepat dan umumnya berupa endapan
turbidit, aliran butir (grain flow) dan aliran debris (debris flow).
b. Perlapisan sejajar
Bila bidang perlapisannya saling sejajar dengan ketebalan lapisan lebih dari 1 cm. Perlapisan ini
terbentuk akibat adanya perubahan dalam butiran sedimen, warna maupun susunan mineraloginya.
23
d. Gradded bedding
Bila perlapisan disusun atas butiran yang berubah teratur dari halus ke kasar (bersusun
terbalik: inverse gradding) maupun dari kasar ke halus pada arah vertical, struktur ini merupakan
ciri dari suatu sedimentasi pada arus yang pekat.
Gradded Bedding
24
inverse bedding
Perlapisan atau laminasi yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan yang berada diatasnya
atau dibawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, struktur ini terbentuk akibat intensitas arus
yang berubah-ubah.
f. Ripple
Struktur ini terbentuk pada permukaan lapisan yang dikontrol oleh arus yang mengalir baik oleh
air, angin maupun gelombang. Gelembur yang berasal dari arus disebut current ripple, oleh angin
disebut wind ripple dan oleh gelombang disebut wave ripple. Skala yang lebih besar disebut
sebagai dune (Gumuk Pasir). Variasi ripple antara lain: Swaley & Hummocky, Herringbone,
Symetry & Asymetry Ripple dll.
Ripple Marks
g. Rainspot
25
Rainspot adalah cekungan kecil yang terbentuk oleh butiran air hujan pada permukaan batuan
sedimen berbutir halus yang masih lunak. Struktur ini berguna untuk menentukan lapisan atas dan
lapisan bawah dari suatu perlapisan terutama pada lapisan yang miring maupun terbalik.
Terbentuk melalui gerakan sedimen (nendatan) dan lainnya melalui reorganisasi bagian
Pada daerah yang miring, masa sedimen dapat diangkut sepanjang lereng. Bergeraknyya masa
sedimen dapat mengakibatkan perubahan pada bagian dalam masa sedimen itu. Gerakan seperti
ini disebut longsoran (slide). Jika masa sedimen secara internal berubah selama gerakan sepanjang
lereng disebut nendatan (slump). Masa yang mengalami nendatan menunjukkan lipatan-lipatan
minor. Kehadiran nendatan dan longsoran dalam suatu runtunan dapat ditentukan dari terdapatnya
lapisan diatas dan dibawah perlapisan tersebut tidak terganggu. Struktur yang sering juga muncul
akibat adanya longsoran maupun pembebanan dapat menimbulkan struktur Growth Fault.
Struktur ini relatif jarang dijumpai, mudah ditentukan oleh memotongsilangnya dengan lapisan
sekitarnya dan diisi dengan pasir. Sand volcano berbentuk kerucut dengan suatu cekungan pada
pusatnya yang terdapat pada bidang perlapisan
26
c. Dish dan Pillar structure
Struktur ini terdiri dari laminasi yang cekung keatas, biasanya beberapa centimeter lebarnya,
dipisahkan oleh zona tanpa struktur (pillar). Dish dan Pillar structure dibentuk oleha air yang lewat
sedimen secara mendatar dan keatas (fluid escape) dan umumnya terbentuk pada endapan kipas
bawah laut.
d. Load structure
27
Dibentuk melalui tenggelamnya suatu lapisan kedalam lapisan yang lain. Load cast biasanya
terdapat pada dasar batupasir yang terletak diatas batulumpur. Lumpur yang ada dapat diinjeksikan
keatas kedalam batupasir membentuk struktur flame. Juga sebagai akibat pembebanan, biasanya
pasir dapat tenggelam kedalam lumpur membentuk struktur ball dan pillow.
e. Deformed bedding
Deformed bedding dan istilah seperti disrupted, convolute dan conturted bedding dapat diterapkan
pada perlapisan sejajar, perlapisan silang-siur dan laminasi silang-siur yang dihasilkan selama
pengendapan telah terganggu, tetapi tidak ada pergerakan sedimen secara mendatar dalam skala
besar. Convolute bedding terdapat dalam laminasi silang-siur, dengan laminasi diubah dalam
bentuk antiklin dan sinklin. Convolute seperti ini sering tidak asimetri atau menungging kearah
arus purba, sedangkan conturted dan disrupted tidak menunjukkan orientasi.
f. Nodule
Nodule juga disebut konkresi, biasanya terbentuk dalam sedimen setelah pengendapan. Mineral-
mineral yang sering terdapat pada nodul adalah kalsit, dolomit, siderit, pirit, colophane dan kuarsa.
Nodul kalsit, pirit dan siderit diameternya bisa beberapa milimeter sampai beberapa centimeter
biasanya terdapat dalam batuan lumpur. Nodul chert biasanya terdapat dalam batugamping, nodul
kalsit dan dolomit kadang-kadang terdapat dalam batupasir. Bentuk nodule bervariasi, bisa bulat,
pipih, memanjang dan bisa juga tidak teratur.
28
4. Biogenic Sedimentary Structures
struktur ini, tetapi sifat alami binatangnya sendiri sulit untuk ditentukan karena organisme yang
berbeda sering mempunyai cara hidup yang sama. Suatu binatang dapat menghasilkan struktur
yang berbeda tergantung pada tingkah lakunya dan sifat sedimen seperti ukuran butir, kandungan
air dan sebagainya. Struktur buluh (burrow) biasanya dibuat oleh crustacea, anellid, bivalve dan
echinoid, sedangkan permukaan track dan trail dibuat oleh crustacea, trilobite, annelid, gastropod
dan vertebrata. Struktur yang agak mirip buluh (burrow) dapat dihasilkan oleh akar tumbuhan,
walapun yang terakhir sering mengandung karbonat
29
b. Trace fossil (fosil jejak)
Fosil jejak adalah struktur sedimen yang dihasilkan pada sedimen yang tidak terkonsolidasi oleh
kegiatan organisme. Kelompok utama yang terdapat pada permukaan lapisan dan permukaan
bawah lapisan adalah crawling, grazing (Jejak makan) dan resting (Jejak istirahat), sedangkan yang
terdapat dalam lapisan adalah struktur feeding (Jejak sedang mencari makan) dan dwelling (Jejak
menguni). Jejak merayap biasanya dihasilkan oleh crustacea, trilobita dan annelid/Vertebrata
seperti dinosaurus meninggalkan cetakan kaki sebagai fosil jejak. Struktur biogenik ini
mempunyai pola terputar, meandering dan radial. Struktur menghuni (Dwelling structure) adalah
macam-macam buluh (burrow) dari bentuk tebing tegak sampai hurup U, orientasinya bisa tegak,
mendatar atau miring dengan perlapisan.
30
BAB III
PENUTUP :
3.1 Kesimpuan
Batuan sedimen atau batuan endapan adalah batuan yang terbentuk di permukaan bumi
pada kondisi temperatur dan tekanan yang rendah. Batuan ini berasal dari batuan yang lebih
dahulu terbentuk, yang mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya diangkut
oleh air, udara, atau es, yang selanjutnya diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan
pengendapan, membentuk sedimen. Bahan galian ekonomis batuan sedimen terdiri dari
batubara, batu lempung, batu pasir,batu konglomerat, batu breksi, batu slate atau serpih,
batu stalakit dan stalagmit, batu dolomit dan tanah megel.
merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen dan diakibatkan oleh
proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Pembentukannya dapat terjadi pada
(Tucker, 1982) mengelompokan kedalam 4 kelompok atau macam, yaitu: erotional structures,
31
3.2 Saran
Demikian makalah ini saya buat, saya menyadari makala ini masi jauh
dari kata sempurna karena masi masi banyak kesalahn dan kekurangan
dari makalah ini oleh karena itu saya menerima kritik dan saran dari
pembaca agar saya bisa merubah maklah ini menjadi lebih baik lagi.
32
3.3 Daftar pustaka
https://www.geologinesia.com
https://www.dosengeografi.com
https://www.ilmugeografi.com
https://id.m.wilkipedia.org
https://divergenmor.blogspot.com
https://geohazard009.wordpress.com
33