Anda di halaman 1dari 4

Kerajaan Mataram – 

Tanah Jawa dari dulu memang  terkenal


dengan kerajaan-kerajaan yang ceritanya sudah sangat melegenda.
Seperti halnya dengan Kerajaan Mataram di Jawa Tengah yang
terbagi menjadi 2 yaitu Mataram Kuno dan Mataram Islam.
Keberadaan ke-2 kerajaan tersebut dijelaskan oleh peninggalan
sejarah berupa prasasti-prasasti.

Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam disebabkan oleh beberapa


faktor, yaitu faktor internal dan eksternal.

Faktor Eksternal :

 Letusan gunung Merapi yang mengeluarkan lahar. Lahar


tersebut menimbun candi-candi yang didirikan oleh kerajaan
sehingga candi rusak.
 Pada tahun 927 – 929 M terjadi krisis politik.
 Adanya campur tangan VOC dalam sistem pemerintahan
 Adanya pertimbangan ekonomi.
 Masuknya agama Islam, Adipari dari daerah pedalaman yang
beragama Islam merasa tidak terikat oleh kekuasaan kerajaan
Majapahit sehingga mereka tidak taat dan setia kepada
penguasa yang beragama Hindu.

Faktor Internal :

 Tidak ada pembentukan pemimpin baru


 Perang saudara melemahkan kekuatan, perang paregreg
menimbulkan malapetaka bagi rakyat dan kaum bangsawan

Itulah informasi mengenai Kerajaan Mataram Islam. Mulai dari


sejarah, raja pendiri hingga faktor runtuhnya kerajaan Mataram
Islam.
Dengan mengetahui informasi tersebut diharapkan anda tidak
melupakan sejarah Bangsa kita yang panjang. Karena seperti kata
Ir. Soekarno, Bangsa yang besar adalah Bangsa yang tidak
melupakan sejarah serta menghargai perjuangan para
pahlawannya.

Jakarta - Kerajaan majapahit berada di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Kerajaan


ini merupakan kerajaan Hindu terbesar yang menyatukan nusantara.

Banyaknya sisa-sisa peninggalan kerajaan majapahit, kini dijadikan sebagai daya tarik wisata.
Di Kecamatan Trowulan, terdapat candi yang memiliki nilai sejarah, dan pendopo agung yang
diperkirakan menjadi pusat kerajaan.

Tempat wisata yang menjadi daya tarik yakni di sekitar wilayah kerajaan Majapahit seperti
Candi Wringin Lawang, Museum Trowulan Mojokerto, dan Maha Vihara Mojopahit. Semua
tempat wisata tersebut wajib dikunjungi untuk memperdalam mengenai sejarah Majapahit.

Kerajaan majapahit terlahir pada hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja. Raden Wijaya
bertahta pada 1293 hingga 1309 dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.

Awalnya, Majapahit berpusat di Mojokerto, Jawa Timur. Pada era Jayanegara (1309-1328), ibu
kota dipindahkan ke Trowulan sejak Girindrawardhana berkuasa dan pusat Majapahit berpindah
lagi ke Kediri.

Kejayaan Majapahit

Hayam Wuruk disebut Rajasanagara yang memerintah Majapahit pada 1350-1389. Pada
puncak kejayaan dibantu oleh mahapatihnya yakni di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364),
Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.

Wilayah yang dikuasai mencakup seluruh nusantara yakni sampai seluruh nusantara,
Semenanjung Malaya, Kalimantan, dan Sulawesi. Adapun di Kepulauan Nusa Tenggara,
Maluku, dan papua, sekitar 98 kerajaan pada saat itu ada pada genggaman Majapahit.
Kerajaan Demak – Membahas mengenai Kerajaan Demak tak bisa
lepas dari peranan kerajaan ini dalam menyebarkan agama Islam di
Pulau Jawa. Kekuasaan Demak di tanah Jawa tidak berlangsung
lama, lebih kurang hanya selama lebih kurang 79 tahun dengan lima
orang raja memerintah. Penyebaran ajaran Islam di Pulau Jawa yang
diprakarsai pada masa kekuasaan Demak dilakukan oleh sembilan
orang wali yang lebih dikenal dengan sebutan Wali Sanga. Para wali
dikirimkan ke daerah-daerah yang masih berada dalam sisa
kekuasaan kerajaan Hindu dan Budha di tanah Jawa. Tugas mereka
ialah mengislamkan Pulau Jawa dan menjadikan daerah tersebut
masuk ke dalam wilayah Demak.

Kerajaan yang didirikan oleh Raden Patah ini mengalami puncak


kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan Trenggana, putra Raden
Patah, dan berakhir pada masa kekuasaan Arya Penangsang. Masa
kejayaan ditandai dengan perebutan Sunda Kelapa dari tangan
Portugis, sedangkan masa keterpurukan dimulai dengan adanya
perebutan kekuasaan dan pemberontakan.
Dalam masanya, sebuah Kerajaan tentu mengalami pergantian raja.
Begitu pun dengan Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa ini.
Tercatat terdapat lima orang yang memimpin Demak sebagai raja
yaitu :

1. Raden patah

2. Pati unus

3. Sultan trenggana

4. Sunan prawata

5. Arya panangsang

Anda mungkin juga menyukai