Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejarah Kebudayaan Islam merupakan catatan, peristiwa, atau kejadian


tentang hasil budaya manusia di masa lampau yang dijiwai oleh ruh islam
yang bersifat materiil maupun non meteriil. Sejarah Kebudayaan Islam
terbagi dalam beberapa periode. Namun di sini kita hanya akan
membahas Islam pada masa Bani Umayyah di Damaskus. Masa Bani
Umayyah di Damaskus berlangsung selama ±91 tahun. Dimulai dari
kajayaan sampai keruntuhannya. Banyak khalifah yang terlibat pada
Masa Bani Umayyah ini sehingga banyak berbagai macam persoalan yang
timbul. Untuk itu , materi yang akan dibahas di dalam makalah ini
meliputi politik dan pemerintahan serta peradaban dan kebudayaan Islam
pada Masa Bani Umayyah di Damaskus. 

B. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat menyebutkan ciri khas kebudayaan Islam pada masa


Bani Umayyah di Damaskus.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan pola hubungan Islam dan kebudayaan
Romawi.
3. Mahasiswa dapat menyebutkan dan memberi contoh hasil-hasil
kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah di Damaskus.
BAB II
PEMBAHASAN

A. CIRI KHAS KEBUDAYAAN ISLAM MASA BANI UMAYYAH DI


DAMASKUS

Berbagai perkembangan peradaban dan kebudayaan yang ada meliputi:

1. Arsitektur

Pada masa dinasti Umayyah seni arsitektur bertumpu pada bangunan sipil
berupa kota-kota dan bangunan agama berupa masjid-masjid. Corak
bangunan yang ada pada masa ini merupakan gaya perpaduan Persia,
Romawi, dan Arab yang dijiwai semangat Islam.

Pembangunan yang dilakukan meliputi perbaikan kota lama dan


membangun beberapa kota baru. Damaskus yang dulunya merupakan
ibukota Kerajaan Romawi Timur di  Syam pada masa sebelum Islam,
merupakan kota lama yang dibangun kembali serta dijadikan ibukota
Daulah ini. Di kota ini dibangun gedung-gedung indah, jalan-jalan dan
taman-taman rekreasi yang menakjubkan. Pada masa kekhalifahan Walid
dibangun masjid agung yang terkenal dengan nama “Masjid Damaskus”.
Arsitek pembangunan masjid ini adalah Abu Ubaidah ibn Jarrah.

Kota Kairawan merupakan salah satu kota baru yang dibangun pada
masa ini oleh Uqbah ibn Nafi ketika ia menjabat sebagai gubernur di
wilayah ini pada masa Khalifah Mu’awiyah. Kota Kairawan dibangun
dengan gaya arsitektur Islam dan dilengkapi dengan berbagai gedung,
masjid, taman rekreasi, pangkalan militer, dsb.

Pada masa Umawiyah ini juga dilakukan perbaikan-perbaikan masjid tua


yang ada sejak zaman Rasulullah. Khalifah Abdul Malik bin Marwan
menyediakan dana sebesar 10.000 dinar emas untuk memperluas Masjid
al-Haram yang disempurnakan pada masa khalifah Walid.

Demikian juga dengan Masjid Nabawi, diperluas dan diperindah dengan


konstruksi Syiria di bawah pengawasan Umar ibn Abd Al- Aziz, yang pada
saat itu menjabat sebagai gubernur Madinah. Dinding masjid ini dihiasi
mozaik dan batu permata. Tiangnya dari batu marmer, lantainya dari
batu pualam, plafonnya bertahtakan emas murni, ditambah empat buah
menara.

2. Organisasi Militer

Organisasi militer pada masa Bani Umayyah terdiri dari angkatan darat
(al-jund), angkatan laut (al-bahriyah), dan angkatan kepolisian (as-
syurthah). Bala tentara pada masa ini muncul atas dasar paksaan.
Angkatan bersenjata terdiri dari orang-orang arab. Setelah wilayah
kekuasaan meluas sampai ke Afrika Utara orang luar pun terutama
bangsa Barbar turut ambil bagian dalam kemiliteran ini. Pada masa Abd 
al-Malik ibn Marwan diberlakukan Undang-Undang Wajib Militer (Nidam
at-Tajdid al-Ijbari).

3. Perdagangan

Daerah kekuasaan daulah Bani Umayyah yang semakin luas menjadikan


lalu lintas perdagangan mendapat jaminan yang layak. Lalu lintas darat
melalui jalan Sutera ke Tiongkok meliputi perdagangan sutera, keramik,
obat-obatan, dan wewangian. Sedangkan lalu lintas laut ke arah negeri-
negeri belahan timur untuk mencari rempah-rempah, bumbu, kasturi,
permata, logam mulia, gading, dan bulu-buluan. Keadaan ini membawa
ibukota Basrah di teluk Persi menjadi pelabuhan dagang yang ramai dan
makmur, begitu pula Kota Aden. Perkembangan perdagangan ini
mendorong meningkatnya kemakmuran bagi Bani Umayyah.

4. Kerajinan

Pada masa khalifah Abd Malik mulai dirintis pembuatan tiraz (semacam


bordiran), yaitu cap resmi yang dicetak pada pakaian khalifah dan para
pembesar pemerintahan. Abdul Aziz (gubernur Mesir), mengganti
format tiraz yang semula merupakan terjemahan dari rumus Kristen
menjadi rumus Islam dengan lafaz “la illaha illa Allah”.

Begitu juga seni lukis, sejak khalifah Mu’awiyah sudah mendapat


perhatian masyarakat. Sebuah lukisan yang ditorehkan oleh khalifah
Walid I adalah lukisan berbagai gambar binatang, tetapi corak dan warna
masih bersifat Hellenisme (budaya Yunani) yang kemudian dimodifikasi
menrut cara-cara Islam. Hal ini menarik para penulis Eropa.

5. Kedokteran

Khalifah Al-Walid telah memberikan sumbangan berupa pemisahan antara


ahli tentang penyebab penyakit dengan ahli tentang pengobatan. Khalifah
Umar telah memindahkan sekolah kedokteran dari Iskandariyah ke
Antiokhia dan Harran.

Pada masa Daulah Bani Umayyah telah dirintis usaha menyalin,


menterjemahkan, dan menyempurnakan ilmu kimia, ilmu kedokteran dan
ilmu perbintangan ke dalam bahasa Arab. Orang pertama yang merintis
usaha ini ialah Khalid bin Yazid bin Mu’awiyah (wafat 68 H). Beliau
mendatangkan sejumlah orang Romawi yang bermukim di Mesir,
diantaranya seorang pendeta yang bernama Maryanus, untuk
mengajarkan ilmu kimia. Setelah dipelajari, lalu disalin dan diterjemahkan
ke dalam Bahasa Arab oleh seorang yang bernama Isthafan. Khalifah
Khalid bin Yazid memerintahkan penterjemahan buku-buku kedokteran,
kimia, dan astrologi dari bahasa Yunani dan Kopti kedalam bahasa Arab.
6. Sejarah atau historiografi

Pada masa Dinasti Bani Umayyah telah lahir dan berkembang ilmu
tentang sejarah (tarikh). Hal ini disebabkan karena para khalifah Bani
Umayyah menyukai cerita-cerita tentang sejarah bangsa Arab dan bangsa
bukan Arab, para pemimpinnya, para pahlawannya, para rajanya dan
cara mereka di dalam memimpin negara. Oleh karena itu ada dua bidang
sejarah yang mereka kaji dan pelajari yaitu sejarah islam dan sejarah
umum. 

Sejarah Islam membahas apa-apa yang telah dialami umat Islam dan
riwayat hidup para pemimpin dan pahlawannya, untuk dijadikan
pelajaran. Sedangkan sejarah umum mempelajari sejarah bangsa-bangsa
di dunia, termasuk kerajaan-kerajaannya dan para rajanya serta orang-
orang besar di dunia, seperti: Iskandar Abar, Yulius Caesar, Hanibal, dan
lain-lain. Ilmu tentang sejarah, sebenarnya mulai dibukukan pada masa
Dinasti Bani Umayyah tetapi baru tahap merintis. Ilmu sejarah baru
berkembang pembukuannya pada masa Dinasti Bani Abasiyah

Munculnya Ubaid bin Syarya sebagai seorang penulis sejarah dalam


bentuk sirah dan maghazi dan telah menginformasikannya ke Muawiyah
tentang pemerintahan bangsa Arab dahulu  dan asal usul ras
mereka. Muncul tokoh-tokoh sejarah seperti Wahab ibnu Munabbih
(W.728M), Kaab Al Akhbar (W.625/654M) dan lainnya.

7. Musik dan Syair

Munculnya Said bin Miagah (W.714M) orang yang pertama kali


memasukkan nyanyian Persia dan byzantium kedalam bahasa arab. Seni
sastra berkembang dengan pesatnya, sehingga mampu menembus ke
dalam jiwa manusia dan berkedudukan tinggi di dalam masyarakat.
Sehingga syair yang muncul senantiasa menonjolkan sastranya,
disamping isinya yang sangat bermutu. Para penyair tersebut diantaranya
adalah Ghayyats AL-AKTHAL (640-710), Junair (653-733M),dan Al-
Farazdah (641-732M). Dalam seni suara yang sangat berkembang adalah
seni bca al-qur’an, qasidah, dan seni musik lainnya.

8. Kondisi Keagamaan

Pada masa Bani Umayah sudah muncul berbagai pemikiran keagamaan


seperti Syi’ah, Khawarij, Murjia’ah, Mu’tazilah, disamping Jabariyah dan
Qadariyah yang sebelumnya sudah ada. Pada masa Umayyah kita dapat
melihat cikal bakal gerakan-gerakan filosofis keagamaan yang berusaha
menggoyahkan pondasi agama islam yaitu:
Pertama Mu’tazilah, kaum Mu’tazilah mengembangkan teologi (kalam)
rasionalistik yang menekankan keesaan dan kesederhanaan Tuhan, yang
harus tercemin dalam integritas umat. Orang mu’tazilah (penentang)
karena mendakwah ajaran bahwa siapapun yang melakukan dosa besar
dianggap telah keluar dari golongan orang yang beriman, tapi tidak
menjadikan kafir, dalam hal ini orang berada dalam kondisi pertengahan
antara kedua status itu.

Kelompok kedua Qodariyah Aliran ini terkenal dengan pemikiran Free Will


dan Free act (kebebasan berkehendak dan berbuat). Aliran ini
beranggapan bahwa manusia memiliki kehendak bebas dan
bertanggungjawab atas tindakan mereka sendiri.

Ketiga Khowarij, yang berpandangan bahwa orang berbuat dosa besar


adalah kafir, halal darahnya dan wajib dibunuh.

Keempat Syi’ah, merupakan salah satu dari dua kubu islam pertama yang
berbeda pendapat dalam persoalan kekhalifahan. Para pengikut Ali ini
membentuk kelompok yang solid pada masa dinasti Umayyah. Sistem
imamah kemudian menjadi unsur yang beda antara kaum sunni dan
kaum syi’ah.

Kelima Murji’ah yang berpendapat bahwa orang berdosa besar tetap


masih mukmin dan bukan kafir. Permasalahan dosa yang dilakukan
diserahkan kepada Allah SWT untuk mengampuni atau tidak orang
tersebut.

Selain itu sebagian tokoh Islam sudah mulai mengenal filsafat Yunani
dengan penerjemahan naskah-naskah asing yang berbasa Yunani ke
dalam bahasa Arab sehingga mempengaruhi pola pikir mereka dalam
bidang keagamaan dan ini sebagai buah dari kebebasan berpikir. Para
cendekiawan muslim besar yang muncul pada zaman itu seperti Hasan al-
Basri dan Washil bin Atha.

B. POLA HUBUNGAN ISLAM DAN KEBUDAYAAN ROMAWI

1. KEADAAN BANGSA PERSIA DAN RUMAWI SEBELUM TENTARA


ISLAM DIKIRIM KE NEGERI MEREKA

Kaum muslimin berperang untuk membela keyakinan mereka, karena itu


meraka dapat mencapai kemenangan-kemenangan yang menentukan
dalam peperangan-peperangan, kendatipun anak-anak dan isteri-isteri
serta harta kekayaan tidak dikumpulkan dibelakang mereka di medan-
medan pertempuran itu.
Dibawah sinar pertimbangan-pertimbangan yang disebutkan ini, ingin
pula kita mengemukakan bagaimana keadaan batin seorang prajurit
Persia atau seorang prajurit Rumawi diwaktu dalam medan-medan
pertampuran, berperang dengan kaum Muslimin.

Telah terselang kira-kira seperempat abad dari lahirnya agama islam,


tatkala pertempuran-pertempuran itu terjadi. Bangsa Persia dan Bangsa
Rumawi mendengar kedatangan agama islam, dan mendengar pula
kemenangan yang dicapai oleh Kaum Muslimin. Mereka dengar
keterangan tentang dasar-dasar Islam, yang bersifat toleransi itu. Bagi
mereka adalah pendengaran yang pertama kali adanya suatu agama yang
memberikan “hak sama” antara raja dan rakyat. Untuk pertama kali
mereka mendengar tentang pejabat-pejabat pemerintah yang miskin,
yang menambal kain bajunya, dan menempel terompahnya dengan
tangannya sendiri.

Mereka mendengar dan mengetahui keadaan yang demikian. Mereka


rasakan sendiri betapa jauh perbedaan lapangan kehidupan yang mereka
rasakan dengan langgam kehidupan yang dirassakan kaum Muslimin.
Mereka sedang berada dalam kerajaan tua bangka, yangtelah mendekati
masa kerobohannya. Pembasar-pembesar negara itu telah menjadi emah
dan tak berdaya lagi, disebabkan oleh ambisi untuk memerintah dan
merebut kekuasaan ditambah pula dengan kehidupan yang serta mewah.
Diriwayatkan oleh Al-Baladhzuri bahwa bangsa Rumawi dalam
pertempuran di Yarmuk mengikat diri mereka dengan rantai, agar mereka
tidak dapat melarikn diri dari medan pertempuran.

Imperium Rumawi adalah satu imperium yang amat luas, yang membujur
mulai dari Semenanjung Iberia sampai ke Syam, Mesir dan Afrika Utaara.
Imperium ini melingkupi beberapa negara dan berjenis-jenis bangsa
manusia. Sedang kaisar-kaisarnya terkenal dalam sejarah sebagai kaisar-
kaisar yang kejam., dan berdarah penjajah. Kerap kali negara-negara
ynag mereka taklukan membeerontak. Darah mereka ditumpahkan dan
harta mereka dirampas.

2. PERTEMPURAN-PERTEMPURAN DINEGARA ROMAWI

Minat kaum Muslimin untuk memerangi bangsa Rumawi lebih besar dari
minnat mereka untuk memerangi bangsa Persia. Hal ini disebabkan
karena gangguan bangsa Rumawi terhadap kaum Muslimin lebih besar
daripada gangguan bangsa Persia. Lagi pula karena negeri Syam, Mesir
dan Palestina adalah merupakan negara-negara jajahan dari bngasa
Rumawi, yang semiang kalampun tiada menaruh keikhlasan terhadap
bangsa Rumawi itu.

Hal ini menimbulkan harapan-harapan kaum Muslimin bahwa penduduk-


penduduk negeri tersebut akan memberi dukungan dan pertolongan yang
besar untuk mengusir penjajah-penjajah yang kejam. Oleh karena itu Abu
Bakar mengumpulkan balatentarayang besar jumlahnya untuk dikirim ke
negar Rumawi. Lasykar yang dibagi Abu Bakar atas empat passukan,
yaitu :

1. Satu pasukan dipimpin oleh Abu ‘Ubaidah ibnu Jarrah yang pernah
diberi julukan oleh Nabi : “Aminul Ummah” (Kepercayaan
Umat).  pasukan ini dikirim di Hismh. Abu ‘Ubaidah juga diberi tugas
1

sebagai Pemegang piimpinan tertinggi dari ke empat pasukan ini.


2. Satu pasukan dibawah pimpinan Yazid ibnu Abi Sufyan, dikirim ke
Damaskus.
3. Satu pasukan dipimpin oleh ‘Amr ibnul Ash dikirim ke Palestina. 2
4. Satu pasukan dibawah pimpinan Syurahbil ibnu Hasanah dikirm ke
lembah Jurdaniah.3
Mulanya lasykar yang ke Syam itu semuanya berjumlah 12.000 orang,
tetapi kemudian ditambah sampai menjadi 24.000 orang.4
Pasukan-pasukan ini bergerak menuju arah yang telah ditentukan.
Tatkala bangsa Rumawi mengetahi taktik yang dilakukan oleh bangsa
Arab, mereka lalu membagi pula lasykar mereka atas empat bahagian
besar, untuk menghadapi lasykar Muslimin yang menyerbu itu.

Bangsa Rumawi mempunyai benteng-benteng yang kuat, karena itu


lasykar kaum Muslimin tidak berapa maju. Betul ada dilasykar Islam yang
mendapat kemenangan, sebagai yang telah didapat oleh lasykar yang
diimpin oleh ‘Amr ibnul Ash dalam pertempuran-pertempuran
diperbatasan palestina. Tetapi ada pula pasukan yang tidak mewujudkan
kemenangan dikala berhadapan dengan pasukan-passukan Rumawi yang
terdiri dari ribuan prajurit.

Mereka menghadapi bangsa Rumawi yang kuat, dari mana mereka


menghujanu passukan kaum Muslimin dengan peluruh, sehingga kaum
Muslimin menderita kerugian yang tidak sedikit jumlahnya.

Kaum Muslimin merobah taktik peperangaan mereka perobahan itu


disebabkan karena lasykar Islam telah memperhatikan dan mengetahui
bahwa tentara Rumawi mempunyai perlengkapan dan senjata yang cuk,
dan terdiri dari jumlah yang besar. Lasykar islam tidak akan mencapai
kemenangan, selama mereka terpecah-pecah dalam empat pasukan.

Keadaan inni telah diketahui pula oleh Abu Bakar, maka diadakanlah
perombahan sebagai berikut :

Pertama: Pasukan-pasukan Islam disatukan, untuk menghadapi lasykar


Rumawi di  Yarmuk.
Kedua: Khalid ibnul Walid harus meninggalkan Irak dan berangkat ke
Syam, untuk membantu lasykar Islam yang bertugas di Syam, dan
kepadanya diserahkan memegang pimpinan umum.

Lasykar-lasykar mulai dikumpulkan untuk disatukan. Dan Khalid ibnuk


Walid berangkat dari Irak menuju Syam. Perjalanan yang bersejarah,
mengharungi pesawangan yang sunyi sepi dan padang pasir yang amat
luas seakan-akan tak ada tepinya.

Khalid berpandapat, jikalau ia mengambil jalan yang basa, niscaya


perjalanannya akan diketahui oleh bangsa Romawi dan boleh jadi tentara
Rumawi akan menyerang dan mengganggunya dala perjalanan, hingga ia
tidak akan dapat bertemu dengan lasykar Islam yang sedang berada di
Syam.

Oleh karena itu terpaksa mengambil jarak yang tidak biasa ditempuh
manusia, yaitu melalui tempat-tempat yang tiada penduduknya. Akan
tetapi dengan menempuh jalan ini, dia akan terjauh dari sumber-sumber
air, telaga-telaga dan perigi, dan perjalananya itu berarti
mempertaruhkan jianya dan jiwa tentaranya. Hanya pahlawan-pahlawan
yang istimewalah yang dapat melakukan perjalanan yang demikian.

Khalid menyiapkan ssegala sesuatu yang dapat disiapkan untuk perjalana


yang berat itu. Dibawanyalah air seberapa yang dapat dibawa. Agar dia
dapat membaw air sebanyak mungkin, maka tiada dibiarkannya unta
minum sampai unta itu dahaga betul. Disaat benar-benar dalam keadaan
sangat kehausan barulah diserahkan air yang bisa diminumnya, sehingga
masing-masingnya minum sepuas-puasnya, sampai perutnya penuh
dengan air.

Berangkatlah Khalid ibnul Walid dengan balatentara yag jumlahnnya tidak


sampai seribu orang. Kepada balatentara diberikannya air hanya sekedar
yang perlu saja. dikala air yang dibawa unta itu habis, mulailah dia
menyembelih uta seekor demi seekor, dan dikeluarkannya air yang
berada dalam perut unta itu, untuk dipergunakan oleh balatentara,

Diceritakan bahwa air yang dikeluarkan dari perut unta itupun telah
habis, tetapi mereka belum sampai lagi ke tempaat yang dituju. Maka
Khalid memanggil petunjuk jalan, dan petunjuk tersebut memberitahu
bahwa mereka akan segera sampai dan akan menemukan sebuah perigi.
Saat mereka sampai di Syam, maka bertemulah mereka dengan
balatentara kaum Muslimin.

Banyak pertempuran yang terjadi antar balatentara kaum Muslimin dan


Bangsa Rumawi. Tetapi dalam mencatat pertempuran-pertempuran dan
jalan pertempuran yang telah terjadi perbedaan pendapat antara ahli-ahli
sejarah.
C. HASIL-HASIL KEBUDAYAAN

1.    Peninggalan Dibidang Pemerintahan ( politik)


Munculnya berbagai lembaga-lembaga pemerintah yang sebelumnya tidak
ada, seperti:

a) An-nizam al-siyasi : lembaga politik


b) An-nizam al-mali : lembaga keuangan
c) An-nizam al-idari : lembaga tata usaha negara
d) An-nizam al-qada’i : lembaga kehakiman
e) An-nizam al-harbi : lembaga ketentaraan
f) Diwan al-kitabah : lembaga sekretaris Negara

· Katib al-rasail : sekretaris administrasi


· Katib al-kharaj : sekretaris keuangan
· Katib al-jundi : sekretaris tentara
· Katib as-syurthah : sekretaris kepolisian
· Katib al-qadhi : sekretaris kehakiman

2.    Peninggalan dalam Bidang Ilmu Pengetahuan

a) Pembentukan pusat kegiatan ilmiah di basrah dan kufah


b) Munculnya ilmuwan-ilmuwan dan ulama-ulama terkenal
c) Munculnya sastrawan
d) Majunya perkembangan ilmu agama Islam
e) Ilmu tentang Alquran

Pada masa Dinasti Umayyah Alquran yang telah dibukukan disalin dan
diperbanyak, kemudian disebarkan ke seluruh kota Islam yang termasuk
wilayah kekuasaan Bani Umayyah. Bersamaan dengan itu sahabat Nabi
Saw dan tabi’in (murid sahabat) menyebar ke berbagai kota Islam yang
termasuk wilayah kekuasaan Dinasti Bani Umayyah, untuk menjadi guru
agama Islam yang mengajarkan antara lain tentang cara membaca
Alquran (ilmu qiraat) dan menafsirkan Al quran (ilmu tafsir).

Khalid bin Yazid ibnu Mu’awiyah bin muawiyah Orang pertama yang


menerjemahkan buku tentang astronomi, kedokteran dan kimia dan
penyair serta orator terkenal pada masa Dinasti Umayah . Selain itu
banyak Ulama yang terkenal pada masa Dinasti Umayah seperti Hasan al-
basri, Ibnu Syihab Al-Zuhri, serta Wasil bin Atha’ .

3. Peninggalan  Dibidang Bahasa dan Sastra

a) Ilmu tentang Bahasa Arab

Pada masa Daulah Bani Umayyah Bahasa Arab mengalami perkembangan


ke arah yang lebih maju. Hal ini disebabkan karena banyaknya orang-
orang Islam yang bukan bangsa arab, yang tentu saja merasa perlu untuk
mempelajari Bahasa Arab agar mereka dapat memahami Al quran dan Al
hadis, dapat berkomunikasi dengan Bahasa Arab dan dapat memahami
administrasi negara yang juga menggunakan Bahasa Arab. Adapun ulama
yang ahli dalam Bahasa Arab yang kemudian menyusun dan
membukukan ilmu tentang tata Bahasa Arab (ilmu nahwu) untuk yang
pertama kalinya bernama Abu Aswad Ad-Dualy (wafat tahun 69 H). Beliau
berguru kepada sahabat Ali bin Abi Talib, yang terkenal dalam sejarah
sebagai “Bapaknya ilmu nahwu”. Pada masa Dinasti Bani Umayyah itu,
berkembang pula ilmu sastra Arab, sehingga bermunculan ahli-ahli di
bidang syair seperti : Nukman bin Basyir Al-Ansari (wafat tahun 65 H),
Abu Aswad Ad-Dualy (wafat tahun 69 H) dan Umar bin Abi Rabi’ah (wafat
tahun 93 H)
b) Bahasa Arab digunakan sebagai bahasa administrasi negara dan
membuat mata uang yang teratur.
c) Muncul ahli bahasa Arab : Sibawaih dengan karyanya : al-kitab
Sastrawan terkenal pada masa Dinasti Umayyah : Qays bin Mulawwah
dengan karyanya Laila Majnun, Jamil al-Uzri, Al-Akhtal, Umar bin Abi
rabi’ah, Al-Farazdaq, Ibnu al-Muqaffa dan Jarir

4. Peninggalan Dibidang Pembangunan fisik

Arsitektur (seni bangunan) yang terdapat pada masa dinasti Bani


Umayyah adalah seni bangunan sipil, seni bangunan agama, dan seni
bangunan militer. Termasuk ke dalam bangunan sipil seperti istana yang
megah dan gedung-gedung milik pemerintah atau pribadi yang indah-
indah. Sedangkan yang dimaksud dengan bangunan agama adalah
masjid, bangunan militer yaitu benteng-benteng. Gedung-gedung atau
bangunan-bangunan tersebut umumnya bergaya campuran antara
Romawi, Persia dan Arab yang kemudian diwarnai dengan warna Islam. 

Gedung-gedung tersebut tersebar di berbagai kota, seperti : Damaskus


(ibu kota dinasti Daulah Bani Umayyah), Kairawan (Afrika Utara),
Kordoba (Andalusia atau Spanyol). Di Damaskus telah dibangun gedung-
gedung megah dan indah, jalan-jalan teratur dan pepohonan yang
rimbun, sungai-sungai yang mengalir air jernih dengan ikan yang
bermacam-macam dan juga taman-taman rekreasi yang menyenangkan. 

Selain itu, di sana terdapat sebuah masjid yang besar, megah dan indah
yang berukuran panjang 300 M, lebar 200 M, dengan pilar-pilar dan
dinding-dindingnya yang diukir dengan ukiran-ukiran yang indah, dan
ditaburi aneka batu yang bernilai tinggi. Masjid tersebut dinamakan
Masjid Damaskus, yang dibangun dengan memanfaatkan ahli-ahli
bangunan dari Romawi dan menghabiskan dana kurang lebih 33.600.000
dolar Amerika.
a) Mengubah Katedral St.John di Damaskus menjadi Masjid.
b) Menggunakan Katedral Hims sebagai masjid serta merenovasi Masjid
Nabawi. 
5. Kesenian

Kesenian qiraat. Kata qiraat dalam Bahasa Arab merupakan bentuk jamak
dari kata “qira’ah” yang berarti bacaan. Menurut istilah, qiraat adalah
cara-cara mengucapkan kalimat-kalimat atau ayat-ayat Alquran dengan
benar, baik dan indah.

Pada masa khalifah Abd Malik mulai dirintis pembuatan tiraz (semacam


bordiran), yakni cap resmi yang dicetak pada pakaian Khalifah dan para
pembesar pemerintahan. Format tiraz yang mula-mula merupakan
terjemahan dari rumus Kristen, kemudian oleh Abdul Aziz (gubernur
Mesir) diganti dengan rumus Islam, lafaz “La Illaha Illa Allah”. Guna
memperlancar produktifitas pakaian resmi kerajaan, maka Abdul Malik
mendirikan pabrik-pabrik kain. Setiap pabrik diawasi oleh “sahib at-
Tiraz”, yang bertujuan mengawasi tukang emas dan penjahit, menyelidiki
hasil karya dan membayar gaji mereka.
1. 

BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN

Pada dasarnya kebudayaan Islam pada masa Bani Umayyah mengalami


perkembangan–perkembangan dan kemajuan yang pesat dalam berbagai
bidang, dari masa kejayaan hingga masa keruntuhannya. Umat Islam
selalu melakukan pembaharuan. Ciri khas kebudayaan pada masa Bani
Umayyah tidak tetap karena pada masa itu sedang terjadi pembaharuan
dan penemuan-penemuan baru di segala bidang. Pola hubungan
kebudayaan Islam dengan Romawi pada masa Bani Umayyah didasarkan
karena terjadinya penjajahan negara-negara Islam oleh bangsa Romawi.

B. SARAN

Sebaiknya umat Islam pada masa kini atau generasi muda saat ini
meneruskan apa yang dilakukan umat Islam sebelumnya, agar Islam
mengalami masa kejayaan seperti dahulu kala.
DAFTAR PUSTAKA

Karim, M Abdul. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam.


Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Rusdi, Heri. 2007. Tradisi Keilmuan Islam dari Masa Sahabat Hingga masa
Dinasti Kekhalifahan islam. Makalah.
Sou’yb, Joesoef. 1977. Sejarah Daulah Umayyah di Damaskus. Jakarta :
Bulan Bintang.
Siti Maryam. 2002. Sejarah Peradaban Islam.  Yogyakarta : Lesfi
Syalabi , A. 2007. “Sejarah dan Kebudayaan Islam 1”. Jakarta: Pustaka
Al-Husna Baru.
MAKALAH
PERTUMBUHAN DI BIDANG KEBUDAYAAN
PADA MASA BANI UMAYYAH
MAPEL PAI

Disusun Oleh:

NAMA KELOMPOK 4
1.    ANDINI
2.    ARFA
3.    SITI NURFADILAH
4.    JAYA S
5. DESI
6. RISKI

SMP NEGERI 6 RANGKASBITUNG


TAHUN PELAJARAN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Sembah sujud penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena anugerah dan rahmat-
Nya jualah sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis
telah berusaha semaksimal mungkin, yang mana telah memakan waktu dan pengorbanan
yang tak ternilai dari semua pihak yang memberikan bantuannya, yang secara langsung
merupakan suatu dorongan yang positif bagi penulis ketika menghadapi hambatan-hambatan
dalam menghimpun bahan materi untuk menyusun makalah ini.
Namun penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
baik dari segi penyajian materinya maupun dari segi bahasanya. Karena itu saran dan kritik
yang bersifat konstruktif senantiasa penulis harapkan demi untuk melengkapi dan
menyempurnakan makalah ini.

Penulis

Anda mungkin juga menyukai