Dosen Pengampu :
Dr. H. Ahmad Muhyani Rizalie, M.Si
Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Kelas : 7B
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengkajian terhadap pengertian kepemimpinan (termasuk dalam bidang
pendidikan) paling tidak terdapat dua kata kunci, yaitu (a) kepemimpinan
adalah ilmu/seni mempengaruhi dan menggerakkan orang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan, dan (b) dalam upaya mempengaruhi dan menggerakkan
tersebut seorang pemimpin harus mempunyai sifat:menghargai perbedaan,
menghormati perbedaan, dan selanjutnya berusaha membangun kekuatan.
Upaya peningkatkatan kualitas dan produktivitas dalam bidang apapun,
tidak terlepas dari sistem manajemen yang dikembangkan, sehingga faktor
kepemimpinan sangat memainkan peranan penting dan menentukan. Iklim
hubungan yang sehat dan terbuka dalam lingkungan organisasi, membutuhkan
keharmonisan hubungan antara hubungan antara anggota organisasi. Salah satu
keterlibatan bawahan dalam dinamika organisasi adalah keikutsertaan dalam
proses pengambilan keputusan berdasarkan wewenang yang diberikan oleh
pimpinan kepada mereka. Dari beberapa pengertian kepemimpinan dapat
dirumuskan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan seseorang
untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan orang
lain agar mau berbuat sesuatu dengan rasa tanggung jawab untuk mencapai
tujuan yang ditetapkan tersebut, pemimpin dan kelompok yang satu bergantung
pada pemimpin dan kelompok yang lain. Seseorang tidak dapat menjadi
pemimpin jika terlepas dari kelompoknya. Kepemimpinan merpakan suatu sifat
dari aktivitas kelompok, setiap orang sebagai anggota suatu kelompok dapat
memberikan sumbangan pemikirannya untuk kesuksesan kelompoknya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kepala sekolah?
2. Apa saja syarat-syarat menjadi kepala sekolah?
3. Apa saja tugas pokok dan fungsi kepala sekolah?
4. Apa saja kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah?
5. Bagaimana model kepemimpinan kepala sekolah yang ideal?
6. Bagaimana peran kepada sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan?
1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari kepala sekolah
2. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat menjadi kepala sekolah
3. Untuk mengetahui apa saja tugas pokok dan fungsi kepala sekolah
4. Untuk mengetahui apa saja kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah
5. Untuk mengetahui bagaimana model kepemimpinan kepala sekolah yang
ideal
6. Untuk mengetahui bagaimana peran kepala sekolah dalam meningkatkan
mutu pendidikan.
2
BAB II
ISI
A. Apa pengertian dari kepala sekolah
Pengertian Kepala Sekolah Kepala sekolah terdiri dari kata ”kepala dan
sekolah”. Kata kepala dapat di artikan ”ketua atau pemimpin” dalam suatu
organisasi atau sebuah lembaga, sedang ”sekolah” adalah sebuah Lembaga di
mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Secara sederhana
kepala sekolah dapat di definisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru
yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan
proses belajar mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang
memberi pelajaran dan siswa yang menerima pelajaran. Kepala sekolah adalah
seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugs untuk memimpin suatu sekolah
dimana disenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dan murid yang
menerima pelajaran. Kepemimpinan kepala sekolah sangat luas sekali bagi satu
individu. Sebuah solusi dapat diberikan dengan keterlibatan dan bantuan orang
lain untuk memenuhi tugas dan tuntuan terbatas, sumber daya yang
dikumpulkan. Kepala sekolah adalah suatu alternative praktis. Suatu
pendekatan bersama atau tim dapat meningkatkan efesiensi dan efektifitas
kepemimpinan. Kepala sekolah sebagai penentu kebijakan disekolah juga harus
memfungsikan peranan secara maksimal dan mamapu memimpin sekolah
dengan bijak dan terarah serta mengarah kepada pencapaian tujuan yang
maksimal demi meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di sekolahnya yang
tentunya saja akan berimbas pada kualitas lulusan anak didiknya sehingga
membanggakan dan menyiapakan masa depan yang cerah. Oleh karena itu
kepala sekolah harus mempunyai wawsan, keahlian manajerial, mempunyai
karisma kepemimpinan dan juga pengetahuan yang luas tentang tugas dan
fungsi sebagai kepala sekolah. Dengan demikian kemampuan yang dimiliki
seperti itu kepala sekolah tentu saja akan mampu mengantarkan dan
membimbing segala komponen yang ada di sekolahnya dengan baik dan efektif
menuju kea rah cita-cita sekolah.
3
Menurut Koontz kepala sekolah sebagai seorang pemimpin harus mampu:
1. Mendorong timbulnya kemauan yang kuat dengan penuh semangat dan
percaya diri pada guru, staf dan siswa dalam melaksanakan tugas masing-
masing.
2. Memberikan bimbingan dan mengarahkan para guru,staf dan para siswa
serta memberikan dorongan memacu dan berdiri di depan demi kemajuan
dan mmeberikan inspirasi sekolah dalam mecapai tujuan.
4
1. Guru dapat diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah
apabila memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus.
2. Persyaratan umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi :
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Memiliki kualifikasi akademik paling rendah sarjana (S1) atau
diploma empat (D-IV) kependidikan atau nonkependidikan perguruan
tinggi yang terakreditasi
c. Berusia setinggi-tingginya 56 (lima puluh enam) tahun pada waktu
pengangkatan pertama sebagai kepala sekolah/madrasah
d. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan dari dokter
Pemerintah
e. Tidak pernah dikenakan hukuman disiplin sedang dan/atau berat
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
f. Memiliki sertifikat pendidik
g. Pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun menurut
jenis dan jenjang sekolah/madrasah masing-masing, kecuali di taman
kanakkanak/raudhatul athfal/taman kanak-kanak luar biasa
(TK/RA/TKLB) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya
3 (tiga) tahun di TK/RA/TKLB
h. Memiliki golongan ruang serendah-rendahnya III/c bagi guru pegawai
negeri sipil (PNS) dan bagi guru bukan PNS disetarakan dengan
kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang
berwenang dibuktikan dengan SK inpasing
i. Memperoleh nilai amat baik untuk unsur kesetiaan dan nilai baik
untuk unsur penilaian lainnya sebagai guru dalam daftar penilaian
prestasi pegawai (DP3) bagi PNS atau penilaian yang sejenis DP3 bagi
bukan PNS dalam 2 (dua) tahun terakhir
j. Memperoleh nilai baik untuk penilaian kinerja sebagai guru dalam 2
(dua) tahun terakhir.
5
3. Persyaratan khusus guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala
sekolah/madrasah meliputi:
a. berstatus sebagai guru pada jenis atau jenjang sekolah/madrasah yang
sesuai dengan sekolah/madrasah tempat yang bersangkutan akan
diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah
b. memiliki sertifikat kepala sekolah/madrasah pada jenis dan jenjang
yang sesuai dengan pengalamannya sebagai pendidik yang diterbitkan
oleh lembaga yang ditunjuk dan ditetapkan Direktur Jenderal.
4. Khusus bagi guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala
sekolah/madrasah Indonesia luar negeri, selain memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) butir a dan b juga harus memenuhi
persyaratan khusus tambahan sebagai berikut:
a. memiliki pengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sebagai
kepala sekolah/madrasah
b. mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dan atau bahasa Negara
dimana yang bersangkutan bertugas.
c. mempunyai wawasan luas tentang seni dan budaya Indonesia
sehingga dapat mengenalkan dan mengangkat citra Indonesia di
tengah-tengah pergaulan internasional.
6
Perubahan paradigmatis sebagaimana tertuang dalam pasal 15
tersebut mengisyaratkan bahwa peran kepala sekolah sebagai pemimpin
satuan pendidikan sangat strategis dan sekaligus sangat berat. Hal ini
berbeda dengan paradigma lama kepala sekolah yang hanya tugas tambahan
seorang guru.
Karenanya seorang kepala sekolah harus mampu menjalankan tugas
secara efektif sesuai harapan seluruh komponen sekolah. Namun demikian,
untuk mewujudkannya tidak segampang membalikkan telapak tangan
mengingat efektivitas kepala sekolah banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor
di antaranya:
a. Kepribadian, pengalaman masa lalu dan harapan pimpinan.
b. Pengharapan dan perilaku atasan.
c. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan
d. Kebutuhan tugas
e. Iklim dan kebijakan organisasi 6. Harapan dan perilaku rekan.
Dengan demikian maka jika seorang guru yang mendapat tugas sebagai
kepala sekolah jika ingin berhasil dalam menjalankan tugas-tugasnya, maka
yang bersangkutan harus mampu menghilangkan hambatan-hambatan yang
ada dan sekaligus menjadikan faktor sebagaimana yang disebutkan di atas
sebagai bagian dari tugas yang harus diselesaikan. Cara yang bisa dilakukan
oleh kepala sekolah untuk menanggulangi faktor penghambat tersebut
adalah dengan memahami, mendalami dan menerapkan konsep ilmu
manajemen. Konsep dasar ilmu manajemen pendidikan menurut Shrode dan
Voich, 1986 (dalam Mulyono, MA, 2008) meliputi philosophy, assumption,
principles, and theory which are basic to the study of any discipline of
management.
7
Sementara itu, dari penelitian Mac Lean dalam Handoko (2011: 24)
berhasil menemukan 4 dimensi kompetensi kerja pribadi yang menjadi
prasyarat bagi keberhasilan suatu entitas bisnis, yaitu :
a. Perencanaan secara optimal menyangkut kebutuhan untuk berprestasi
dan penyusunan skala prioritas.
b. Melakukan pengelolaan tim kerja
c. Melakukan pengelolaan diri sendiri
d. Menggunakan kemampuan intelektual yang ada untuk melakukan
pengambilan keputusan.
8
b. Tugas Supervisi
Selain tugas manajerial, kepala sekolah juga memiliki tugas pokok
melakukan supervisi terhadap pelaksanaan kerja guru dan staf.
Tujuannya adalah untuk menjamin agar guru dan staf bekerja dengan
dengan baik serta menjaga mutu proses maupun hasil pendidikan dan
manajemen sekolah. Tugas supervisi ini mencakup kegiatan-kegiatan:
1) Merencanakan program supervisi,
2) Melaksanakan program supervisi, dan
3) Menindaklanjuti program supervisi. (Mulyasa, 2010: 23).
c. Tugas Kewirausahaan
Di samping tugas manajerial dan supervisi, kepala sekolah juga
memiliki tugas kewirausahaan. Tugas kewirausahaan ini bertujuan agar
sekolah memiliki sumber-sumber daya yang mampu. mendukung
jalannya manajemen sekolah, khususnya dari segi finansial. Di samping
itu, agar sekolah juga membudayakan perilaku wirausaha di kalangan
warga sekolah, khususnya para peserta didik. Di beberapa sekolah tugas
kewirausahaan ini dikembangkan melalui Kantin Kejujuran. Ini
bertujuan di samping mengembangkan sikap kewirausahaan peserta
didik, sekaligus menanamkan kejujuran dan keberanian di kalangan
warga sekolah.
9
2. Fungsi Kepala Sekolah
Kepala sekolah (pemimpin) harus memiliki keunggulan dan
kemampuan untuk mencapai tujuan pendidikan yang di cita citakan.
Sebagai seorang leader ada beberapa hal yang sejatinya memancar dan
tertanam kuat dalam diri pemimpin yaitu memiliki visi yang jelas, mampu
memberikan motivasi, bimbingan dan inspirasi bagi anggota sekolah,
membuat keputusan dengan tepat, mengelola perubahan dengan mengem-
bangkan budaya sekolah seiring dengan perubahan zaman, memiliki
keinginan untuk terus belajar mengembangkan diri dan mampu menjalin
komunikasi efektif dengan stakeholders sekolah (Purwanto, 2019:37).
Untuk itu kepala sekolah harus memahami peran dan fungsinya sebagai
pemimpin dalam satu instansi pendidikan. Menurut Suderajat (2004:112)
dikutip Purwanto peran dan fungsi kepala sekolah ada 5 antara lain:
a. Merumuskan visi, misi, tujuan dan strategi pencapaian untuk
menetapkan arah pendidikan di sekolah
b. Membuat struktur organisasi sebagai bagian dari mengorganisasi
sekolah dengan menetapkan staf dan fungsi serta tugas masing masing
staf
c. Mampu menggerakkan bawahan (staf) dalam rangka memberi-kan
motivasi melalui kegiatan internal marketing serta mem-berikan
contoh eksternal marketing
d. Melakukan pengawasan dengan mengadakan supervisi, membimbing
semua stakehol-ders sekolah;
e. Melaksanakan evaluasi proses dan hasil pendi-dikan meningkatkan
kualitas pendidikan serta melakukan problem solving untuk
memecahkan permasalahan dan menang-gulangi konflik yang terjadi
(Purwanto, 2019:4).
10
b. Memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan sumber daya sekolah
dalam upaya memenuhi kebutuhan sekolah
c. Keputusan yang tepat, cepat dan akurat
d. Toleran terhadap perbedaan serta tegas dalam mencapai tujuan
e. Memobilisasi sumber daya sekolah
f. Mengeliminasi pemborosan dan memotivasi anggota
g. Pola pikir menggunakan pendekatan sistem
h. Memiliki indikator kejelasan tugas dan fungsi
i. Mengembangkan kurikulum, pembinaan personalia, manajemen
peserta didik perlengkapan fasilitas, keuangan dan hubungan
masyarakat
j. Melakukan analisis SWOT
k. Membangun team work yang cerdas dan kompak
11
Secara etimologi kepala sekolah adalah guru yang memimpin sekolah
(Poerwadarminta, 1997: 482. Berarti secara terminologi, kepala sekolah dapat
diartikan sebagai tenaga fungsional guru yang diberikan tugas tambahan untuk
memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses pembelajaran atau
tempat di mana dterjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran.
Standar Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah telah ditetapkan melalui
Permendiknas No. 13 Tahun 2007 yang ditetapkan pada tanggal 17 April 2007.
Dalam Permendiknas ini disebutkan bahwa untuk diangkat sebagai kepala
sekolah seseorang wajib memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi.
Beberapa kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah, yaitu:
1. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi ini harus dimiliki kepala sekolah dalam dimensi kompetensi
kepribadia, antara lain:
a) Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan
menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
b) Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
c) Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah/madrasah.
d) Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
e) Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan
sebagai kepala sekolah/madrasah.
f) Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
12
2. Kompetensi Manajerial
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006),
terdapat 7 peran utama kepala sekolah, yaitu sebagai:
a) Educator (pendidik).
b) Manajer.
c) Administrator.
d) Supervisor (penyelia).
e) Leader (pemimpin).
f) Pencipta iklim kerja.
g) Pelatihan.
3. Kompetensi Kewirausahaan
Kepala sekolah sebagai wirausahawan. Dalam menerapkan prinsip-
prinsip kewirausahaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru,
maka kepala sekolah sebaiknya dapat menciptakan pembaruan, keunggulan
kompratif, serta memanfaatkan berbagai peluang.
Sedangkan dalam Permendiknas No. 1 Tahun 2007 disyaratkan 5
kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah, yaitu: Kompetensi
kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan,
kompetensi supervsisi, dan kompetensi sosial.
13
berjalan sesuai kebutuhan zaman, khususnya kemajuan ilmu pengetahuan,
teknlogi, agama, budaya dan seni.
Seiring dengan perkembangan globalisasi, persaingan global yang semakin
ketat dan pendidikan yang semakin terdesentralisasi dalam kerangka otonomi
daerah, maka diperlukan perubahan paradigma kepemimpinan pendidikan,
khususnya pola pemimpin senior, yang awalnya dari hierarkis komando kini
menuju kemitraan bersama. Dimana kekuatan kemauan dan pragmatik adalah
sikap dan perilaku yang biasanya menjadi ciri kepemimpinan hierarkis
komando-birokrasi yang pada akhirnya membuat sikap inovatif dan kreatif
setiap bawahan dalam bertindak hanya atas perintah pemimpin, sehingga
menyebabkan sulit untuk mencapai kinerja yang baik dan produktif.
Ketika menyadari hal di atas, sangat penting bagi kita untuk mengubah
kebijakan kepemimpinan pendidikan kita. Jadi kita bisa memberdayakan orang-
orang kita. Dalam hal ini, Larry Lashway (ERIC Digest, No. 96)
merekomendasikan facilitative leadership, di mana kepemimpinan biasanya
berfokus pada collaboration dan empowerment. Sedangkan David Conley and
Paul Goldman (1994) mendefinisikan facilitative leadership sebagai: "the
behaviors that enhance the collective ability of a school to adapt, solve
problems, and improve performance." Kata kuncinya yaitu collective, yang
berarti keberhasilan pendidikan tidak ditentukan oleh hasil pekerjaan pribadi,
melainkan dengan kerja tim yang cerdas
Model kepemimpinan fasilitatif dirancang untuk mendorong semua guru
dan warga sekolah untuk memberdayakan diri dan mengembangkan rasa
tanggung jawab atas tugas yang mereka lakukan dan tidak didasarkan pada
kontrol eksternal organisasi, tetapi dikembangkan dari hati dengan
pertimbangan yang matang. Kepemimpinan fasilitatif merupakan model
kepemimpinan ideal yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan
di era globalisasi dan teknologi informasi, pada hakikatnya memberdayakan
seluruh elemen manusia yang terlibat dan bertanggung jawab terhadap
pendidikan.
14
Terry (1972) mengemukakan bahwa untuk dapat memberdayakan setiap
individu dalam tingkat persekolahan, seorang kepala sekolah dapat
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pemberdayaan (create an
environment conducive to empowerment), memperlihatkan idealisme
pemberdayaan (demonstrates empowerment ideals), penghargaan terhadap
segala usaha pemberdayaan (encourages all endeavors toward empowerment)
dan penghargaan terhadap segala keberhasilan pemberdayaan (appreciation for
all empowerment). Pandangan ini menunjukkan bahwa upaya pemberdayaan
bukanlah tugas yang mudah, guru membutuhkan ketekunan dan integritas yang
rajin untuk tumbuh dan berkembang sebagai individu yang berdaya. Jika kepala
sekolah mampu memberdayakan semua anggota, dinamisme organisasi yang
dibentuk oleh pemikiran kreatif dan inovatif setiap anggota akan tumbuh serta
dapat mengekspresikan dan mewujudkan dirinya secara bebas.
Upaya peningkatan profesionalisme kepala sekolah tidak akan terwujud,
tanpa adanya motivasi dan kesadaran internal dari dirinya sendiri serta
semangat untuk mengabdi yang akan melahirkan visi sekolah maupun
kemampuan konsepsional yang jelas dari kepala sekolah. Ini merupakan faktor
yang penting, tanpa adanya kesadaran dan motivasi semangat mengabdi, maka
semua usaha yang dilakukan tidak akan memberikan hasil yang optimal, yang
akan menyebabkan realisasinya juga tidak optimal. Untuk mencapai lembaga
pendidikan yang tanggap dan tangguh di era pendidikan yang terdesentralisasi,
maka diperlukan seorang kepala sekolah yang ideal dengan kualitas-kualitas
sebagai berikut:
1. Fokus pada kelompok
Dalam hal ini kepemimpinan kepala sekolah berfokus pada
kelompok tugas dengan tanggung jawab atau peran masing-masing. Hal ini
memungkinkan kerjasama yang lebih erat dalam kelompok. Kelompok
kerja menjadi sumber motivasi bagi setiap anggota kelompok. Sama seperti
motivasi pribadi menjadi tantangan bagi seluruh kelompok. Hal ini karena
pemimpin cenderung mengevaluasi pekerjaan kelompok dan bukan
individu. Oleh karena itu, setiap kelompok berusaha untuk membina
kerjasama yang terbaik.
15
2. Melimpahkan wewenang
Kepala sekolah tidak membuat semua keputusan sendiri, ia
memberikan wewenang kepada kelompok yang ada pada pengawasannya,
karena orang-orang yang dilatih dalam kelompok kerja tersebut tentunya
lebih tahu mana yang lebih baik dalam melakukan pekerjaan mereka,
sehingga dapat membuat keputusan yang lebih baik.
3. Merangsang kreativitas
Untuk meningkatkan mutu kinerja, kepala sekolah perlu
merangsang timbulnya kreativitas guru-gurunya untuk menciptakan hal-hal
baru yang sekiranya akan menghasilkan kinerja yang lebih bermutu.
Seorang pemimpin tidak selayaknya memaksakan ide-ide lama yang sudah
terbukti tidak dapat menghasilkan mutu kinerja, oleh karena itu para guru
harus dibuat tidak takut untuk berkreasi dan orang yang terbukti
menghasilkan ide yang bagus harus diberi pengakuan dan penghargaan.
4. Memberi semangat dan motivasi
Kepala sekolah harus selalu mengupayakan reformasi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Dalam hal
ini, kepala sekolah harus mendorong setiap guru untuk berinovasi, baik dari
segi metode kerja maupun barang dan jasa yang dihasilkan. Semua ini, tentu
saja, melalui proses pengujian dan evaluasi yang ketat sebelum diadopsi
secara luas oleh organisasi mana pun.
5. Memikirkan program penyertaan bersama
Seorang kepala sekolah harus selalu mengupayakan adanya
kerjasama dalam tim, kelompok atau organisasi. Program-program mulai
dari tahap perencanaan sampai implementasi dan evaluasinya dilaksanakan
melalui kerjasama dan bukan program sendiri-sendiri yang bersifat
individual. Dasarnya adalah pengikutsertaan semua orang dalam berbagai
kegiatan yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing-masing.
6. Kreatif dan proaktif
Kepala sekolah harus selalu bertindak kreatif dan proaktif yang
bersifat preventif dan antisipatif. Kepala sekolah bukan hanya bertindak
pasif yang mengambil tindakan ketika masalah muncul, tetapi ia harus
16
kreatif dan proaktif dalam bertindak untuk mencegah masalah dan kesulitan
di masa depan. Semua rencana tindakan dipikirkan secara matang mulai dari
konsekuensi yang akan muncul dan bagaimana menghadapi hal-hal negatif
untuk dapat dihilangkan atau diminimalkan.
7. Memperhatikan sumber daya manusia
Dalam hal ini, orang adalah sumber daya yang paling penting dan
berharga dalam organisasi manapun. Oleh karena itu, sumber daya manusia
harus selalu mendapat banyak perhatian dari para pemimpin pendidikan,
dalam arti mereka selalu berusaha untuk memperkuat diri agar selalu lebih
mampu. Pelatihan, pendidikan dan kegiatan lain yang ditujukan untuk
penguatan sumber daya manusia harus dilembagakan dalam arti selalu
direncanakan dan didistribusikan kepada setiap orang sesuai dengan
kebutuhan dan keadaannya.
8. Membicarakan persaingan
Kepala sekolah dianjurkan melakukan pembandingan dengan
sekolah lain, membandingkan mutu sekolahnya dengan mutu sekolah lain
yang sejenis. Kegiatan ini disebut benchmarking. Kepala sekolah harus
selalu berusaha menyamai mutu sekolah lain, bahkan harus senantiasa
berusaha melampaui mutu sekolah lain.
9. Membangun karakter, budaya dan iklim organisasi
Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan perilaku
orang-orangnya. Demikian pula budaya organisasi yang menjunjung tinggi
nilai-nilai tertentu yang relevan dengan mutu yang diinginkan oleh
organisasi itu juga perlu dibina. Misalnya, dalam lembaga pendidikan perlu
dikembangkan budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai belajar, kejujuran
dan kepelayanan. Nilai-nilai yang merupakan bagian dari budaya organisasi
itu harus menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam
organisasi. Meskipun demikian, karakter dan budaya organisasi itu hanya
akan tumbuh dan berkembang bila iklim organisasi itu menunjang. Oleh
karena itu, kepala sekolah harus selalu membina iklim organisasinya agar
kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter dan budaya organisasi
tersebut.
17
10. Kepemimpinan yang tersebar
Kepala sekolah jangan berusaha memusatkan kepemimpinan pada
dirinya saja, tetapi harus menyebarkan kepemimpinannya pada orang-orang
lain, dan hanya menyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh
seorang pimpinan. Kepemimpinan yang dimaksudkan adalah pengambilan
keputusan dan pengaruh pada orang lain. Jadi, ketergantungan sekolah pada
pimpinan akan sangat kecil, karena sebagian besar dari orang-orang dalam
lembaga itu memiliki kemandirian yang tinggi.
11. Bekerja sama dengan masyarakat
Dalam era desentralisasi pendidikan sekarang ini kerja sama dengan
masyarakat sudah menjadi bagian penting dalam mengendalikan roda
perjalanan organisasi pendidikan. Dimana kegiatan internal dan eksternal,
serta kegiatan rutin dan non-rutin berjalan bersama-sama. Masalah-masalah
yang muncul dicari kaitannya baik di dalam sekolah itu sendiri maupun di
masyarakat agar dapat diselesaikan secara lebih mudah dan lebih tuntas.
18
sehingga ketika tenaga kependidikan ada bertanya maka kepala sekolah
dapat menjawabnya. Kepala sekolah yang sudah melaksanakan tugasnya
dengan baik atau sangat baik sebagai educator maka ini akan dapat
meningkatkan mutu pendidikan di lembaga pendidikan yang dipimpinnya
tersebut.
b. Kepala sekolah berperan sebagai Manajer
Pada aspek ini maka kepala sekolah melaksanakan fungsi
manajemennya. Fungsi manajemen yang dimaksud adalah perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Kepala sekolah
yang melaksanakan fungsi manajemen tersebut maka akan membuat
manajemen yang dilakukannya akan mendukung keberhasilan sekolah
yang dipimpinnya. Contoh misalnya kepala sekolah membuat perencanaan
yaitu akan mengembangkan sekolahnya untuk mendapatkan nilai
akreditasi A maka kepala sekolah membuat perencanaan dengan baik atau
sangat baik. Setelah itu maka kepala sekolah mengadakan rapat untuk
mengorganisasikan. Pada aspek ini maka kepala sekolah memberikan
pekerjaan kepada para tenaga kependidikan dan guru untuk mengerjakan
perencanaan yang telah dibuatnya.
Dengan memberikan pekerjaan kepada tenaga kependidikan dan guru
maka perencanaan yang telah dibuat sudah berada pada tahap
pengorganisasian. Pada waktu pemberian kerja maka kepala sekolah juga
menjelaskan cara untuk mengerjakan kerja yang telah diberikan sehingga
ketika sudah diberikan maka orang yang mendapatkan pekerjaan tersebut
dapat bekerja untuk melaksanakan pekerjaan yang telah diberikan tersebut.
Setelah itu, kepala sekolah melakukan pengawasan terhadap kinerja tenaga
kependidikan dan guru yang telah diberikan pekerjaan tersebut. Setelah
sudah dilakukan pengawasan maka dilakukan evaluasi untuk mengetahui
tingkat keberhasilan dari kerja yang sudah dilaksanakan oleh tenaga
kependidikan dan guru. Kepala sekolah yang sudah melaksanakan
tugasnya dengan baik atau sangat baik sebagai manajer maka ini akan
dapat meningkatkan mutu pendidikan di lembaga pendidikan yang
dipimpinnya tersebut.
19
c. Kepala sekolah berperan sebagai Administrator
Peranan kepala sekolah sebagai administrator pendidikan bersumber
dari hakikat administrasi pendidikan sebagai pendayagunaan berbagai
sumber misalnya manusia, sarana dan prasarana serta berbagai media
pembelajaran lainnya secara optimal, tepat, efektif, dan juga efisien untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Dengan mencapai tujuan
pendidikan maka akan tercapai lulusan yang memiliki mutu. Pada aspek
ini maka kepala sekolah harus mendayagunakan berbagai sumber untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.
Jika tercapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan misalnya setiap
peserta didiknya memiliki pengetahuan dan karakter yang baik atau sangat
baik maka kelak ketika sudah lulus maka ketika mereka sudah bekerja
maka pihak yang mempekerjakan mereka juga akan menerima hasil kerja
yang telah ditunjukkan dari pekerjaannya. Jika aspek tersebut dapat
tercapai maka ini berarti lulusan dari sekolah sudah bermutu. Kepala
sekolah yang sudah melaksanakan tugasnya dengan baik atau sangat baik
sebagai administrator maka ini akan dapat meningkatkan mutu pendidikan
di lembaga pendidikan yang dipimpinnya tersebut.
d. Kepala sekolah berperan sebagai Supervisor
Kepala sekolah yang berperan sebagai supervisor artinya adalah
kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk memantau, membina, dan
memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang mesti diperbaiki. Pada
aspek ini berarti kepala sekolah mengadakan supervisi terhadap terhadap
guru. Ini dimaksudkan untuk memantau kinerja dari guru. Ketika sudah
dipantau kinerja dari guru maka kepala sekolah akan mendapatkan
informasi mengenai kinerja dari guru.
Ketika kepala sekolah sudah mengetahui kinerja dari guru maka
kepala sekolah mengadakan pembinaan kepada guru dengan cara
memanggil guru untuk dilakukan pembinaan sehingga ada manfaat aspek
pemantauan yang telah dilakukan oleh kepala sekolah. Setelah dilakukan
pembinaan maka kepala sekolah kembali mengadakan pemantauan
kembali untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan kinerja
20
guru setelah sudah dilakukan pembinaan. Jika sudah ada perkembangan
maka ini menunjukkan bahwa guru telah memperbaiki aspek proses
pembelajaran yang dilakukannya di kelas. Tentu saja jika ada aspek yang
sudah bagus atau sangat bagus dari proses pembelajaran yang sudah
dilakukan oleh guru maka harus dipertahankan. Kepala sekolah yang
sudah melaksanakan tugasnya dengan baik atau sangat baik sebagai
supervisor maka ini akan dapat meningkatkan mutu pendidikan di lembaga
pendidikan yang dipimpinnya tersebut.
21
Kepala sekolah yang sudah melaksanakan tugasnya dengan baik
atau sangat baik sebagai wirausahawan maka ini akan dapat
meningkatkan mutu pendidikan di lembaga pendidikan yang
dipimpinnya tersebut. Oleh sebab itu, kepala sekolah dapat
mempelajari aspek-aspek pekerjaan dalam bidang kewirausahaan
sehingga dalam berperan sebagai wirausahawan untuk
mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolahnya
melalui aspek kewirausahaan.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bisa disimpulkan Kata kepala dapat di artikan ”ketua atau pemimpin” dalam
suatu organisasi atau sebuah lembaga, sedang ”sekolah” adalah sebuah
Lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Secara
sederhana kepala sekolah dapat di definisikan sebagai seorang tenaga
fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana
diselenggarakan proses belajar mengajar atau tempat di mana terjadi interaksi
antara guru yang memberi pelajaran dan siswa yang menerima pelajaran.
Dan juga dengan memberikan pekerjaan kepada tenaga kependidikan dan
guru maka perencanaan yang telah dibuat sudah berada pada tahap
pengorganisasian. Pada waktu pemberian kerja maka kepala sekolah juga
menjelaskan cara untuk mengerjakan kerja yang telah diberikan sehingga ketika
sudah diberikan maka orang yang mendapatkan pekerjaan tersebut dapat
bekerja untuk melaksanakan pekerjaan yang telah diberikan tersebut.
Bisa dibilang Kepala sekolah dianjurkan melakukan pembandingan dengan
sekolah lain, membandingkan mutu sekolahnya dengan mutu sekolah lain yang
sejenis. Kegiatan ini disebut benchmarking. Kepala sekolah harus selalu
berusaha menyamai mutu sekolah lain, bahkan harus senantiasa berusaha
melampaui mutu sekolah lain.
B. Saran
Perlunya peningkatan kompetensi bagi kepala sekolah dengan mengikuti
proses kepemimpinan yang diselenggarakan oleh sekolah dalam meningkatkan
kinerja, menambah pengalaman, pengetahuan, dan peningkatan kualitas diri
agar pemberian motivasi kerja dapat lebih meningkat. Dan juga, penerapan
pemberian motivasi kerja harus di sesuaikan dengan kondisi para guru sehingga
proses kepemimpinan dapat lebih bermanfaat.
23
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi. (2018). Manajemen sumber daya manusia kepala sekolah " melanjutkan
produktivitas kerja kepala sekolah dan faktor-faktor yang mempengaruhi".
Yoghakarta : CV BUDI UTAMA.
Jelantik, ketut. (2021). Era revolusi industri 4.0 dan paradigma baru kepala
sekolah. Yogyakarta : CV BUDI UTAMA.
Egok, S.A. 2019. Profesi Pendidikan. Jawa Tengah: CV. Pilar Nusantara.
Sutikno, Yadi. Hosan. Irawati (2022). Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan. Maitreyawira
24